Professional Documents
Culture Documents
Search
Anomali Rendah : Rektum berakhir dibawah >Levator ani sehingga jarak antara kulit
dan ujung rectum paling jauh 1 cm.
Penyebabnya tidak diketahui. Tidak ada faktor resiko jelas yang mempengaruhi
seorang anak dengan anus imperforata. Tetapi, hubungan genetik terkadang ada.
Paling banyak kasus anus imperforata jarang tanpa adanya riwayat keluarga, tetapi
beberapa keluarga memiliki anak dengan malformasi.
Embriogenesis malformasi ini tidak jelas. Rectum dan anus berkembang dari bagian
dorsal usus atau ruang cloaca ketika mesenchym bertumbuh ke dalam membentuk
septum anorectum pada midline. Septum ini memisahkan rectum dan canalis anus
secara dorsal dari vesica urinaria dan uretra. Ductus cloaca adalah penghubung
kecil antara 2 usus. Pertumbuhan ke bawah septum urorectalis menutup ductus ini
selama 7 minggu kehamilan.
Selama itu, bagian ventral urogenital berhubungan dengan dunia luar; membran
analis dorsalis terbuka kemudian. Anus berkembang dengan penyatuan tuberculum
analis dan invaginasi external, diketahui sebagai proctodeum, yang mengarah ke
rectum tetapi terpisah oleh membran anal. Membran pemisah ini akan terpisahkan
pada usia 8 minggu kehamilan.
Tindakan ini tidak hanya untuk mengetahui suhu tubuh, tetapi juga untuk
mengetahui apakah terdapat anus imperforata atau tidak. Bila anus terlihat normal
dan terdapat penyumbatan yang lebih tinggi dari perineum maka gejala akan
timbul dalam 24-48 jam, berupa perut kembung, muntah, tidak bisa buang air besar
dan ada yang mengeluarkan tinja dari vagina atau ureter.
Pemeriksaan rectal digital dan visual adalah pemeriksaan diagnostic yang umum
dilakukan pada gangguan ini
Jika ada fistula, urin dapat diperiksa untuk memeriksa adanya sel-sel epitel
mekonium
Aspirasi jarum untuk mendeteksi kantong rectal dengan cara menusukkan jarum
tersebut sambil melakukan aspirasi; jika mekonium tidak keluar pada saat jarum
sudah masuk 1,5 cm, defek tersebut dianggap sebagai defek tingkat tinggi
Asidosis hiperkloremia
Terapi pembedahan pada bayi baru lahir bervariasi sesuai dengan keparahan defek.
Semakin tinggi lesi, semakin rumit prosedur pengobatannya. Untuk anomaly tinggi,
dilakukan kolostomi beberapa hari setelah lahir. Bedah definitifnya, yaitu anoplasti
perineal (prosedur penarikan perineum abdominal), umumnya ditunda 9-12 bulan.
Penundaan ini dimaksudkan untuk memberi waktu pada pelvis untuk membesar
dan pada otot-otot untuk berkembang. Tindakan ini juga memungkinkan bayi untuk
menambah berat badannya dan bertambah baik status nutrisinya. Lesi rendah
diatasi dengan menarik kantong rectal melalui sfingter sampai lubang pada kulit
ananl. Fistula, bila ada harus ditutup. Defek membranosa hanya memerlukan
tindakan pembedahan yang minimal. Membran tersebut dilubangi dengan hemostat
atau scalpel.
Setelah colostomy, feses dibuang dari tubuh pasien melalui stoma, dan terkumpul
dalam kantong yang melekat pada abdomen yang diganti bila perlu. Pengobatan
pada anus malformasi anorektal juga dapat dilakukan dengan jalan operasi PSARP
(Posterio Sagital Anorectoplasy). Teknik ini punya akurasi tinggi untuk membuka
lipatan bokong pasien.
Teknik ini merupakan ganti dari teknik lama yaitu Abdomino Perineal Poli Through
(APPT). Teknik lama ini mempunyai resiko gagl tinggi karena harus membuka
dinding abdomen
Observasi feses yang seperti karbon pada bayi yang lebih besar atau anak kecil
yang mempunyai riwayat kesulitan defekasi atau distensi abdomen
Konstipasi berhubungan dengan gangguan pasase feses, feses lama dalam kolon
dan rectum
Intervensi Keperawatan :
Rasional : Memberikan istirahat pada traktus GI. Selama fase pasca operasi akut
sampai kembali berfungsi normal
Rasional : Indikator kebutuhan cairan / nutrisi dan keaktifan terapi dan terjadinya
konstipasi.
Tujuan :
Intervensi Keperawatan :
Rasional : Bahasa tubuh / petunjuk non verbal dapat secara prikologis dan fisiologis
dapat digunakan sebagai petunjuk untuk mengidentifikasi masalah
Konstipasi berhubungan dengan gangguan pasase feses, feses lama dalam kolon
dan rectum
Tujuan :
Intervensi Keperawatan :
Intervensi Keperawatan :
Rasional : Meningkatkan ekspansi paru maksimal dan alat pembersihan jalan napas,
sehingga menurunkan resikoatelektasis
Tujuan : Meningkatkan penyembuhan luka tepat waktu dan bebas tanda infeksi
Intervensi Keperawatan :
Rasional : Perdarahan pasca operasi paling sering terjadi selama 48 jam pertama,
dimana infeksi dapat terjadi kapan saja
Tujuan:
Intervensi Keperawatan :
Rasional : Dugaan masalah pada penilaian yang dapat memerlukan evaluasi lanjut
dan terapi lebih kuat
Gunakan kesempatan pada pasien untuk menerima stoma dan berpartisipasi dan
perawatan
Berikan kesempatan pada anak dan orang terdekat untuk memandang stoma
Intervensi Keperawatan :
Tentukan persepsi anak tentang penyakit
FacebookTweetGoogle+
Hak Cipta KapukOnline.com. Didukung Oleh Kang Kapuk. Template Oleh Askep ID