You are on page 1of 29

2013

Henny Handayani
Sirait

DIMENSI KEADILAN DALAM


MEKANISME KONSINYASI PENG
ADAAN
TANAH

Tanah berperan aktif dalam menyokong proses pembangunan yang berkelanjutan sesuai
amanat konstitusi negar Indonesia. Disatu sisi tanah negara yang digunakan dala
m
pembangunan semakin sedikit. Oleh karena itu negara melakukan pengadaan tanah dengan
dasar hak menguasai oleh negara tersebut.Pengadaan tanah tersebut akan berbenturan dengan
kepentingan masyarakat pemegang hak atas tanah. Baik itu dalam hal ganti kerugian,
musyawarah maupun penitipan uang kepengadilan sebagai akibat tidak adanya kata sepakat
dalam perumusan musyawrah yangdilakukan oleh panitia pengadaan tanah dan pemegang
hak atas tanah. Mekanisme konsinyasi ini dipandang bertentangan dengan nilai-nilai yang
hidup dalam masyarakat dan bertentangan dengan hak asasi masyarakat pemegang hak atas
tanah.Oleh karena itu diperlukan mekanisme yang bernafaskan keadilan.
Keyword: Pengadaan tanah, konsinyasi, keadilan.
DIMENSI KEADILAN DALAM MEKANISM
E
KONSINYASI PENGADAAN TANAH
Oleh:

HENNY HANDAYANI SIRAIT

NIM. 100200174
Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara

2012

A. Latar Belakang Tahun 1960. Lembaga pertama yang


ditawarkan UU
Tanah dan pembangunan merup
No. 20 tahun 1961 adalah lembaga
akan satu
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. pencabutan hak
Tanah tanpa atas tanah dan benda-benda yang
adanya pembangunan akan kehilangan ada diatasnya,
nilai gunanya, tetapi dalam praktik ketentuan und
sebaliknya pembangunan tanpa ad ang-undang ini
anya tanah tidak berjalan efektif. Untuk mengat
merupakan hal yang mustahil. Disisi lain asi hal tersebut
, tanah yang pemerintah mengeluarkan
digunakan oleh negara untuk menu ketentuan tentang
njang proses pembebasan hak atas tanah, dalam
pembangunan semakin sedikit dan jara praktik ketentuan
ng dijumpai. ini juga tidak berjalan lancar. Selanjut
Oleh karena itu untuk mencegah terjadi nya pemerintah
nya stagnasi memberlakukan Peraturan Presiden
dalam pembangunan, negara melalui h No 36 tahun
ak menguasai 2005 jo Peraturan Presiden No 65 tah
oleh negara memiliki kewenangan untu un 2006, tetapi
k melakukan peraturan presiden ini tetap tidak
pengadaan tanah melalui mekanisme p efektif dalam
encabutan hak
atas tanah baik milik perseorangan
maupun hak
ulayat persekutuan hukum adat.

Pengadaan tanah demi kepenting


an umum
telah mengalami perkembangan sei
ring dengan
unifikasi Undang-Undang Pokok Agrar
ia No. 5
praktiknya. Sebagai penggantinya pemerintah ketika kesepakatan
pemerintah
tersebut tidak
mengeluarkan Undang-Undang No. 2 T
tercapai.
ahun 2012
tentang Pengadaan Tanah. Disamping itu hukum positif yan
g melandasi
Dalam penerapannya, lembaga p
pengadaan hak atas tanah tersebut
encabutan,
belum berjalan
pembebasan, pelepasan maupun penga
sesuai dengan pancasila sebagai da
daan hak atas
sar hukum dan
tanah menimbulkan ekses yang berda
pandangan hidup bangsa Indonesia.
mpak besar
Sehingga pada
terhadap stabilitas masyarakat. Berbaga
satu pihak timbul kesan seakan-
i ketegangan
akan hak dan
yang memicu konflik timbul dalam mas
kepentingan masyarakat pemegang
yarakat, hal
hak atas tanah
ini pada dasarnya disebabkan adanya
tidak mendapat perlindungan h
ketidaksepakatan antara pemilik hak
ukum berupa
atas tanah
kepastian hukum yang berkeadilan.
terhadap mekanisme pengadaan tanah
Secara faktual
tersebut yang
pengadaan tanah demi kepentingan u
meliputi kriteria kepentingan umum yan
mum bernuansa
g dimaksud
konflik, baik dari sudut peraturan d
pemerintah, mekanisme musyawarah
an paradigma
dan ganti
hukum yang berbeda antara m
kerugian serta praktik konsinyasi yan
asyarakat dan
g ditempuh
1
pemerintah. Selain itu, penerapan h Dalam pasal 1 ayat (2) Undang-
ukum dalam Undang No. 2
praktik konsinyasi oleh para hakim yan tahun 2012 memberikan difinisi pe
g bernuansa ngadaan tanah
positivis adakalanya mengabaikan ka adalah kegiatan menyediakan tana
edah-kaedah h dengan cara
sosial lainnya dan hukum yang hidup memberi ganti kerugian yang layak
(living law) dan adil kepada
serta moral dalam masyarakat da pihak yang berhak. Pada dasarnya p
n cenderung engadaan tanah
bertentangan dengan nilai keadilan. tidak ada diatur dengan tegas dalam
Undang-Undnag
Berdasarkan latar belakang ya Dasar Negara Republik Indonesia tah
ng telah un 1945. Tidak
diuraikan tersebut, maka penulis te satupun regulasi dalam konstitusi
rtarik untuk tersebut yang
membahas latar belakang tersebut d memberikan landasan secara kons
engan judul: titusional untuk
DIMENSI KEADILAN DALAM MEKANIS melakukan pengadaan tanah. Na
ME mun, kalau kita
KONSINYASI PENGADAAN TANAH. mengacu kepada Pasal 1 Aturan P
eralihan UUD
1.Landasan Yuridis Pengadaan Tanah
2
tahun 1945 yang menegaskan seg undang-undang. Dengan demikia
ala peraturan n kekosongan
perundang-undangan yang masih ada hukum tentang pengadaan tanah
tetap berlaku secara yuridis
selama belum diadakan yang baru men formal telah terpenuhi dengan aturan
urut Undang- tersebut.
Undang Dasar ini.
Dalam perkembangan selanjut
Berdasarkan aturan peralihan ini, m nya setelah
aka sebagai keluarnya UUPA No. 5 Tahun 1960 se
dasar hukum pengadaan tanah yan bagai induk
g dilakukan dari semua peraturan tanah di In
melalui pencabutan hak atas tanah berldonesia, telah
akulah pasal mengatur tentang pengadaan
26 Konstitusi Republik Indonesia Serikat tanah melalui
dan pasal pencabutan hak atas tanah seb
27 ayat (1) Undang-Undang Dasar agaimana yang
1950 yang ditentukan dalam Pasal 18 UUPA yang
menegaskan sebagai berikut: pencabu menegaskan,
tan hak milik Untuk kepentingan umum, termas
(onteigennings) untuk kepentingan umu uk kepentingan
m atas suatu bangsa dan negara serta kepentinga
benda atau hak tidak dibolehkan kec n bersama dari
uali dengan rakyat, hak-hak atas tanah dapat di
mengganti kerugian dan menurut cabut, dengan
aturan-aturan memberiri ganti kerugian yang laya
k dan menurut
cara yang diatur dengan undang-
undang.

Pasal ini merupakan jaminan


bagi rakyat
apabila pencabutan hak atas tanah d
ilakukan. Pasal
ini menegaskan bahwa pengadaan ta
nah dibenarkan
untuk kepentingan bangsa dan nega
ra, kepentingan
rakyat, sebagai bagian dari kepentin
gan umum dan
harus disertai dengan adanya ganti
kerugian yang
layak serta didasarkan kepada suatu
undang-undang.

Sebagai pelaksanaan dari ketent


uan ini telah
dikeluarkan Undang-undang No. 20
Tahun 1961
tentang Pencabutan Hak-Hak Atas Tanah Tahun 1960 jo UU No. 20 Tahun 1
dan Benda- 961. Dalam
Benda yang Ada di Atasnya. Dengan perkembangannya pelaksanaan pen
keluarnya cabutan hak atas
undang-undang ini Onteigenning tanah dimuat dalam Keputusan Presi
Ordonantie den Nomor 55
dinyatakan tidak berlaku lagi. Sebagai p tahun 1993 jo Peraturan Presiden N
enggantinya omor 36 tahun
lahirlah dasar hukum pencabutan hak mi 2005 jo Peraturan Presiden Nomor 6
lik atas tanah 5 tahun 2006
untuk kepentingan umum yaitu Pasal serta UU No. 2 tahun 2012 tentang p
18 UUPA engadaan tanah
untuk kepentingan umum.

2
Kalo, Syafruddin. 2004. Pengadaaan Tanah
Untuk Kepentingan Umum. Medan: USU digited
1Kalo, Syarifuddin. 2004. Pengadaan Tanah Library.
Untuk Kepentingan Umum. Medan. USU Library.
Banyaknya norma hukum yang yang dalam hal ini peraturan p
mengatur residen dapat
tentang pengadaan tanah ini dapat mengenyampingkan UU pengadaan t
menimbulkan anah. Dan untuk
konflik dalam penerapannya, oleh kare menyelesaikan konflik norma berd
na itu untuk asarkan waktu
mencegah tumpah tindih regulasi y diundangkannya, maka berlakulah as
ang memuat as Lex Posterior
pengadaan tanah maka Derogat Lex Priori, dimana peratur
diselesaikan melalui an perundang-
preferensi hukum berdasarkan asas undangan yang terkini mengenyampi
Lex Superior ngkan peraturan
derogate legi inferior, dimana peraturan perundang-undangan yang
perundang- terdahulu.
undangan yang lebih tinggi
tingkatannya Oleh karena itu, segala peratur
mengenyampingkan peraturan perund an perundang-
ang-undangan undangan yang mengatur tentang
yang lebih rendah tingkatannya. Terk pengadaan tanah
ait subtansi tetap dapat dijadikan acuan dala
pengaturannya berlaku juga asas L m implementasi
ex Spesialis hukum pertanahan di Indonesia
Derogat Legi Generalis, dengan tetap
dimana peraturan mengacu kepada asas-asas
perundang-undangan yang lebih khus tersebut untuk
us memiliki menghindari tumpang tindih pengatu
kekuatan substansi untuk ran.
mengenyampingkan
peraturan perundang-undangan yang
lebih umum, 2.Hak Menguasai Oleh Negara
Hak menguasai oleh negara merupa a. mengatur dan menyelenggarak
kan amanat an peruntukan,
konstitusi negara Indonesia tepatnya pa penggunaan, persediaan dan pem
sal 33 ayat (3) eliharaan bumi,
UUD 1945 yang berisi perintah kepada air dan ruang angkasa;
negara agar b. menentukan dan mengatur hubu
bumi, air dan kekayaan alam yang te ngan-hubungan
rkandung di hukum antara orang-orang dengan
dalamnya diletakkan dalam penguasaan bumi, air dan
negara untuk ruang angkasa,
digunakan mewujudkan kemakmuran se c. menentukan dan mengatur hubu
luruh rakyat ngan-hubungan
Indonesia, yang dikejawantahkan mel hukum antara orang-orang da
alui pasal 2 n perbuatan-
ayat (2) UUPA No. 5 tahun 1960 dim perbuatan hukum yang mengenai
ana negara bumi, air dan
memiliki kewenangan untuk: ruang angkasa.
Hubungan hukum tersebut din
amakan Hak
Menguasai Negara. Hak ini tidak
memberi
kewenangan untuk menguasai sec
ara fisik dan
menggunakannya seperti hak atas
tanah karena
sifatnya semata-mata sebagai kew
enangan publik
sebagaimana dirumuskan dalam Pasal
3
2 UUPA.
Terkait hak menguasai oleh neg
ara tersebut,
Muhammad Bakri menyimpulkan bah
wa penguasaan
tanah oleh Negara dapat dibedaka
n menjadi dua,
4
yaitu:
1. Penguasaan secara penuh yaitu,
terhadap tanah-
tanah yang tidak dipunyai dengan
suatu hak oleh
suatu subyek hukum. Tanah ini
dinamakan
tanah bebas/tanah negara ata
u tanah yang
dikuasai langsung oleh Negara.
Negara dapat
memberikan tanah ini kepada
suatu subyek
hukum dengan suatu hak.
2. Penguasaan secara terbatas/tidak hak, dibatasi oleh isi dari hak i
penuh yaitu, tu. Artinya,
terhadap tanah-tanah yang suda kekuasan Negara tersebut dibat
h dipunyai asi kekuasaan
dengan suatu hak oleh suatu suby (wewenang) pemegang hak ata
ek hukum. s tanah yang
Tanah ini dinamakan tanah hak at diberikan oleh Negara untuk
au tanah menggunakan
yang dikuasai tidak langsung oleh haknya.
Negara.
Kekuasaan Negara yang bersumber 3 Arie Sukanti Hutagalung dan Markus Gunawan,
Kewenangan Pemerintah di Bidang Pertanahan,
pada hak (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2008), hal 23.
menguasai tanah oleh Negara terh 4 Ibid, halaman 35.
adap tanah

3. Fungsi Sosial Hak Atas Tanah itu akan dipergunakan atau tidak
Didalam masyarakat hukum ada dipergunakan
t dikenal semata-mata untuk kepentingan pri
adanya konsepsi komunalistis religious badinya, apalagi
yang oleh kalau hal itu menimbulkan rugi bagi
Prof. Boedi Harsono konsep tersebut me masyarakat luas.
mungkinkan Dalam arti bahwa tanah tidak hanya
penguasaan tanah secara individu de berfungsi bagi
ngan hak-hak pemegang hak atas tanahnya saja
atas tanah yang bersifat pribadi tetapi juga bagi
sekaligus bangsa Indonesia seluruhnya, deng
mengandung unsur kebersamaan.
5
an konsekuensi
Dalam unsur bahwa penggunaan hak atas sebid
kebersamaan tersebut tidak dikenal ada ang tanah juga
nya subjectief harus memperhatikan kepentingan m
recht, yang ada hanya fungsi sosial. F asyarakat.
ungsi sosial
Pada dasarnya fungsi sosial yan
inilah yangdijadikan negara g dikehendaki
sebagai dasar oleh falsafah bangsa Indonesia adal
meletigimasi pengadaan tanah demi ah fungsi sosial
kepentingan yang tidak menciderai kepenting
umum di Indonesia. an-kepentingan
Pasal 6 Undang-Undang Pokok minoritas. Dalam artian, fungsi
Agraria sosial jangan
menyebutkan bahwa: Semua hak dijadikan sebagai alasan
atas tanah untuk melakukan
mempunyai fungsi sosial. Hal tersebut pelanggaran hak asasi setiap oran
menjelaskan g, tetapi fungsi
bahwa hak atas tanah apapun yan sosial tersebut mampu mengak
g ada pada omodir semua
seseorang, tidaklah dapat dibenarkan b kepentingan pihak dalam satu
ahwa tanahnya wadah yang
bernafaskan keadilan untuk mencapai ci
A. Unsur-Unsur Pengadaan Tanah
ta-cita negara
1. Kepentingan umum
Indonesia yang diamanatkan oleh konsti
tusi. Kepentingan umum yang dima
ksud dalam
pengadaan tanah adalah kepenting
an yang harus
5
Harsono, Boedi.2005. Hukum Agraria didahulukan daripada kepentingan pri
Indonesia. Jakarta: Djambatan.
badi dalam hal
adanya keadaan yang bersifat
memaksa yang
mengharuskan negara melakukan t
indakan untuk
mengambil tanah tersebut, yaitu a
danya tuntutan
tugas negara dalam mensejahter
akan rakyatnya
melalui pemenuhan kebutuhan yang
bersifat publik
(welfare state), dengan demik
ian terdapat
kepentingan yang lebih tinggi dari
semua lapisan
dimasyarakat yang harus dipenuhi
dari sekedar
mempertahankan kepentingan prib
adi dari warga
negara.

Dalam Peraturan Presiden No 36 t


ahun 2005 Jo
Peraturan Presiden No 65 tahun 2006
telah diperinci
hal-hal yang menjadi kepentingan
umum. oleh karena
itu penting dibuat batasan kepe
ntingan umum
tersebut agar dapat dibedakan den
gan kepentingan
negara lainnya.

Ada tiga prinsip yang dapat dija


dikan criteria
bahwa suatu kegiatan benar-benar
untuk kepentingan
6
umum, yaitu :

a. Kegiatan tersebut benar-benar


dimiliki oleh
pemerintah. Mengandung batasa membutuhkan pembebasan tan
n bahwa ah-tanah hak
kegiatan kepentingan umum tidak di maupun negara.
miliki oleh
perorangan atau swasta. Dengan
kata lain, 6 Adrian Sutedi, Implementasi Prinsip Kepentingan

swasta dan perorangan tidak dapa Umum Dalam Pengadaan Tanah Untuk
t memiliki Pembangunan, Ed. 1, Cet. 2 (Jakarta : Sinar
Grafika, 2008).
jenis-jenis kegiatan kepentingan u
mum yang
b. Kegaiatan pembangunan terkait dil Pada dasarnya musyawarah mer
akukan oleh upakan prinsip
pemerintah, Memberikan batasan ba saling mendengar untuk mencapai k
hwa proses esepakatan bulat
pelaksanaan dan pengelolaan sua yang mencerminkan nilai-nilai
tu kegiatan demokrasi.
untukkepentingan umum hanya Musyawarah merupakan sarana y
dapat ang digunakan
diperankan oleh pemerintah. negara untuk membuktikan itikad bai
c. Tidak mencari keuntungan. Memba k negara dalam
tasi fungsi menghormati hak milik masyarakat
suatu kegiatan untuk kepenting yang dijamin
an umum oleh konstitusi dalam pasal 28 H ayat
sehingga benar-benar (4) hak milik
berbeda dengan perseorangan tidak dapat dirampas s
kepentingan swasta yang bertuju ecara sewenang-
an mencari wenang oleh siapapun. Garsansi
keuntungan sehingga yang diberikan
terkualifikasi bahwa kosntitusi itulah yang menjadi
kegiatan untuk kepentingan umum s modal dalam
ama sekali melakukan pengadaan tanah yang m
tidak boleh mencari keuntungan. encermikan nilai
Prinsip-prinsip kriteria kepentinga luhur musyawarah untuk menghi
n umum ndari tindakan
tersebut dapat diuraikan lebih rinci, ya pelanggaran hak asasi pemegang ha
kni meliputi k atas tanah.
sifat kepentingan umum, bentuk kepenti Dalam mekanisme
ngan umum, musyawarah perlu
dan ciri-ciri kepentingan umum. Demik didasarkan kepada prinsip-prinsip p
ian metode engadaan tanah
penerapan tiga aspek tersebut sehi yang mencerminkan nilai keadilan,
ngga kriteria berupa prinsip
kepentingan umum dapat diformulas penghormatan terhadap hak-hak a
ikan secara tas tanah yang
pasti, adil dan dapat diterima oleh masy dimiliki oleh rakyat yang merupaka
7
arakat n bagian dari
penghormatan hak asasi warga n
2. Mekanisme Musyawarah egara, sehingga
dalam pengadaan tanah dilakukan be
7
Ibid, hal.76 rdasarkan aspek
kepentingan umum tanpa mengin
dahkan aturan
hukum serta adanya prinsip keber
samaan dengan
melibatkan pemegang hak atas tan
ah untuk duduk
bersama dalam menentukan besa
ran ganti rugi
pengadaaan tanah.
Menurut Soetandyo, sesungguh
nya ada dua
kemungkinan yang dapat ditemp
uh manakala
pembangunan nasional yang banya
k memerlukan
tanah yang dapat dibebaskan, ak
an tetap dapat
diharapkan bersifat kemanusiaan d
an berdimensi
8
kerakyatan yaitu:
1. Menggunakan pendekatan sosiol
ogik
antropologik yang prosesnya har
us ditunggui
dengan penuh kesabaran. Mungki
n pula dalam
wujud kebijaksanaan untuk mem
buka peluang
yang luas dan bebas kepada mas
yarakat awam
agar secara bubbling up para war
ga ini dapat
memutuskan sendiri secara berta
nggung jawab
kegunaan lahan-lahan mereka
untuk
kepentingan orang banyak.
2. Menggunakan pendekatan h
ukum (kalau
memang ini yang dipilih), na
mun dengan
memprioritaskan prosedur dan
proses yang
privaatrechtelijk yang pada hakek
atnya adalah
juga suatu proses yang demokra
tik dari pada
mendahulukan yang publiekrechte Masalah ganti rugi merupakan isu
lijk yang sentral yang
dalam masa-masa transisi di k paling rumit penanganannya dalam u
ebanyakan paya pengadaan
negeri-negeri yang tengah tanah oleh pemerintah dengan mem
berkembang, umunya anfaatkan tanah-
9
terkesan masih amat berwarna tanah hak. Dalam setiap pengada
kekuasaan an tanah untuk
ekstralegal. 8 Soetandyo Wignjosoebroto, Pembebasan Tanah,
Suara Pembaharuan, 7 November 1991,hal. 2.
9 Maria S.W. Soemarjono, Kebijakan Pertanahan
3. Mekanisme Ganti Kerugian Antara Regulasi dan Implementasi, (Jakarta :
Penerbit Buku Kompas, 2001).
kepentingan pembangunan hampir selal sejak diterimanya pengajuan kebera
u muncul rasa tan. Pihak yang
tidak puas, di samping tidak berdaya keberatan terhadap putusan pengadi
, dikalangan lan negeri dalam
masyarakat yang hak atas tanahnya te waktu paling lama 14 (empat belas)
rkena proyek hari kerja dapat
tersebut. mengajukan kasasi kepada Mah
Bentuk ganti Kerugian yang diat kamah Agung
ur dalam Republik Indonesia. Mahkamah
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 b Agung wajib
erupa : memberikan putusan dalam waktu
1) Uang; paling lama 30
2) Tanah pengganti; (tiga puluh) hari kerja sejak perm
3) Pemukiman kembali; ohonan kasasi
4) Kepemilikan Saham; diterima. Putusan pengadilan ne
5) Bentuk lain yang disetujui oleh geri/Mahkamah
pihak-pihak Agung yang telah memperoleh kekua
yang bersangkutan. tan hukum tetap
menjadi dasar pembayaran ganti k
Dalam hal tidak terjadi kesepakatan
mengenai erugian kepada
bentuk dan/atau besarnya ganti kerugia pihak yang mengajukan keberatan.
n berdasarkan Dalam pasal 6 Instruksi Presiden N
UU Pengadaan Tanah No. 2 tahun 2012, omor 9 tahun
Pihak yang 1973 ditegaskan bahwa pembayara
berhak dapat mengajukan n ganti kerugian
keberatan kepada tersebut kepada yang berhak harus
pengadilan negeri setempat dalam wakt dilakukan secara
u paling lama tunai dan dibayarkan
14 (empat belas) hari kerja setelah langsung oleh
musyawarah Pemerintah/instansi yang berkepe
penetapan Ganti Kerugian. Pengadi ntingan kepada
lan negeri pemilik tanah yang berhak. Dalam
memutus bentuk dan/atau besarnya Ga hal ini dapat
nti Kerugian ditafsirkan pembayaran ganti ker
dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh ugian tersebut
) hari kerja
kepada pemilik tanah yang Pembayaran ganti rugi harus dib
berhak tidak erikan kepada
diperkenankan dilakukan melalui per orang yang berhak atas tanahnya,
antara atau harus dilakukan
kuasanya. secara tunai dan dibayarkan langsu
ng kepada yang
berhak.

4. Tinjauan tentang Konsinyas


i

Secara garis besar Konsiny


asi adalah
penawaran pembayaran tunai d
iikuti dengan
penitipan di Pengadilan Negeri tempa
t di mana lokasi
tanah untuk pembangunan terseb
ut berada, dan
selanjutnya dilakukan Pencabutan Ha
k Atas Tanah.
Beberapa ketentuan menge
nai praktik
konsinyasi tertuang dalam pasal 14
04-1412 KUH
Perdata antara lain Pasal 1404
KUH Perdata
menyatakan :
jika si berpiutang menolak pembay
aran, maka si
berhutang dapat melakukan penawar
an pembayaran
tunai apa yang diutangkan, dan jika
si berpiutang
menolaknya, menitipkan uang at
au barangnya
kepada penagdilan. Penawaran yan
g sedemikian,
diikuti dengan penitipan, membebask
an si berhutang
dan berlaku baginya sebagai pem
bayaran, asal
penawaran itu telah dilakukan denga
n cara menurut
undang-undang sedangkan apa y
ang dititipkan
secara itu tetap atas tanggungan si b
erpiutang.
Menurut pasal 42 UU No. 2 tahun 201 1. sedang menjadi objek perkara
2 tentang di pengadilan;
Pengadaan tanah bahwa penitipan ganti 2. masih dipersengketakan kepe
kerugian ke milikannya;
pengadilan negeri terjadi karena disebab 3. diletakkan sita oleh pejabat ya
kan oleh: ng berwenang;
a. Pihak yang Berhak menerima Ganti atau
Kerugian 4. menjadi jaminan di bank.
tidak diketahui keberadaannya; atau Pasal 1405 KUH Perdata menyat
akan syarat
b. Objek Pengadaan Tanah yang akan
sahnya konsinyasi antara lain:
diberikan
a. Dilakukan seorang yang berpi
Ganti Kerugian:
utang kepada
seorang yang berkuasa menerima;
b. Dilakukan seseorang yang berkuasa perkara yang diajukan dengan dalil h
membayar; ukum tidak ada
c. Mengenai semua uang pokok dan b yang atau kurang jelas, melainkan w
unga yang ajib memeriksa
ditagih; dan mengadili.
d. Ketetapan waktu telah tiba;
e. Terpenuhi syarat dengan mana u
tang telah
Pembahasan
dibuat;
f. Penawaran dilakukan A. Aspek Keadilan dalam Kepentin
ditempatmenurut gan umum
perjanjian;
Dalam pasal 18 UUPA bahwa yan
g. Penawaran dilakukan notaris at
g dimaksud
au jurusita dengan kepentingan umum adal
diserati dua orang saksi. ah kepentingan
Terkait dengan kompetensi pengadi negara, bangsa dan kepentingan ber
lan negeri sama dari rakyat.
dalam memberikan ganti rugi ber Dalam Peraturan Presiden Nomor 3
laku sejak 6 tahun 2005
dikeluarkannya UU Nomor 7 tahun 19 interpretasi kegiatan yang
70 tentang termasuk kategori
Penghapusan Pengadilan Land Reform m kepentingan umum dibatasi dalam 5
aka masalah unsur, yaitu:
agraria diserahkan kepada pengadi
a. Adanya kepentingan seluruh
lan negeri.
lapisan masyarakat.
Kewenangan pengadilan negeri didasa
b. Dilakukan dan dimiliki oleh peme
rkan kepada rintah.
ketentuan pokok kekuasaan kehakiman c. Tidak digunakan untuk mencari
pasal 14 UU keuntungan.
No. 4 tahun 2004 yang memuat kla d. Masuk dlaam daftar kegiata
usul bahwa n yang telah
pengadilan tidak boleh menolak untu
ditentukan.
k memeriksa
e. Perancanaan dan pelaksanaannya
sesuai dengan
RUTRW. Sifat kepentingan umum yang m
elekat dalam
suatu jenis kegiatan inilah yang
menimbulkan
ketidaksepahaman dalam masyarakat
dan
pemerintah. Tidak ada ukuran yang b
aku apakah sifat
kepentingan umum itu melekat se
cara kuat dan
dominan atau sekedar sebagai ukura
n. Karena dalam
praktiknya, suatu kegiatan yang
hanya sedikit
terlekati kepentingan umum,
disimulasikan
pemerintah sebagai kepentingan um
um. oleh karena
itu perlu penjelasan yang konkrit me
ngenai kriteria
kepentingan umum tersebut.

Didalam pengadaan tanah ada tiga pr


insip yang dapat
dijadikan patokan bahwa suatu kegiat
an benar-benar
untuk kepentingan umum, yaitu:

a. Kegiatan tersebut benar-benar


dimiliki oleh
pemerintah. Mengandung bat
asan bahwa
kegiatan kepentingan umum tidak
dimiliki oleh
perorangan atau swasta. Deng
an kata lain,
swasta dan perorangan tidak d
apat memiliki
jenis-jenis kegiatan kepentingan
umum yang
membutuhkan pembebasan tan
ah-tanah hak
maupun negara.
b. Kegiatan pembangunan terkait
dilakukan oleh
pemerintah, Memberikan batasan
bahwa proses
pelaksanaan dan pengelolaan s
uatu kegiatan
untuk kepentingan umum han tidak boleh mencari keuntungan.
ya dapat Selain itu presiden dapat menent
diperankan oleh pemerintah. ukan bentuk-
c. Tidak mencari keuntungan Memba bentuk kegiatan pembangunan lain
tasi fungsi nya yang tidak
suatu kegiatan untuk kepenting termasuk sebagaimana yang terseb
an umum ut di atas, jika
sehingga benar-benar berbeda de menurut pertimbangan perlu bag
ngan i kepentingan
kepentingan swasta yang bertujua umum. Proyek tersebut harus sudah t
n mencari ermasuk dalam
keuntungan sehingga terkualifikas rencana pembangunan yang terlebi
i bahwa h dahulu telah
kegiatan untuk kepentingan umum s diberitahukan kepada masyarakat yan
ama sekali g bersangkutan.
Proyek tersebut sudah termasuk dal sedangkan untuk kepentingan umum
am Rencana yg tidak murni
Induk Pembangunan Daerah dan tela seperti pembangunan jalan tol yang
h mendapat banyak dibangun
persetujuan dari Dewan Perwakilan Raky oleh pihak swasta dan dalam pengg
at setempat. unaannya tidak
Dalam praktiknya rencana pemban untuk semua lapisan masyarakat
gunan tidak sebab hanya
diberitahukan terlebih dahulu kepada kendaran tertentu yang bisa melinta
masyarakat, sinya dan harus
tetapi masyarakat suka atau tidak terlebih dahulu membayar, tidak
suka harus dapat memakai
melepaskan hak atas tanahnya sesuai prosedur pengadan tanah dan mengg
dengan ganti unakn jsa panitia
rugi yang ditetapkan sepihak oleh peme pengadaan tanah.
rintah.
Dalam UU Pengadaan Tanah No. 2 ta
hun 2012 B. Aspek Keadilan dalam Ganti R
tidakada penjelasan yang memuat ugi
kriteria
Bahwa demi kepentingan umum,
kepentingan umum yang murni (non ko
maka hak-hak
mersil) dan
atas tanah dapat dicabut. Pengadaa
mana yang kepentingan umum yan
n tanah tersebut
g ada unsur
tidak serta merta dilakukan p
komersil. Seharusnya untuk kategori
enguasa tanpa
kepentingan
kompensasi, sebab hak tersebut men
umum yang memakai prosedur peratura
dapat penetapan
n presiden no
dan pengakuan oleh negara me
36 tahun 2005 jo peraturan presiden
lalui peraturan
no 65 tahun
perundang-undangan.
2006 serta memakai bantuan panitia pe
ngadaan tanah Untuk itu, apabila hak-hak
hanya untuk kepentingan umum y perseorangan
ang murni,
maupun masyarakat hukum adat di tertentu baik berupa biaya admini
cabut untuk strasi maupun
kepentingan umum, maka disyaratkan kewajiban perpajakan.
harus diberi
Bahkan dalam masyarakat hukum
ganti kerugian kepada pemegang hakadat tertentu
atas tanah, harga dari tanah yang dimiliki tida
sebab saat penetapan tersebut peme k saja dinilai
gang hak atas secara material, namun juga secara i
tanah diwajibkan untuk mmaterial karena
menunjukkan bukti dianggap sakral yang tidak saja diuku
perolehan tanahnya juga membayar r dengan harga
biaya-biaya jenis benda apapun karena terkandu
ng aspek sosial
budaya sebagai nilai tambah yang me
lekat pada hak-
hak atas tanah dimaksud, yang a
pabila dicabut
otomatis akar budaya pemegang
hak atas tanah
dengan tanahnya akan tercabut juga,
sehingga terjadi
ketidakseimbangan dengan lingkung
an masyarakat
adatnya, dan nilai dari ketidaksei
mbangan yang
ditimbulkan harus dipulihkan denga
n kompensasi
tertentu yang bisa memulihkan keti
dakseimbangan
tersebut.

Pengakuan terhadap hak pribadi


warga negara
atas pemilikan tanah disamping ada
nya hak negara
diatasnya dalam hal mencabut hak
tersebut dalam
keadaan tertentu, merupakan implem
entasi dari nilai-
nilai pancasila, yakni adanya kesei
mbangan antara
lahir dan batin, antara kepenting
an umum dan
kepentingan pribadi, antara aspk p
enguasaan dan
aspek penggunaan tanah.

Untuk mencapai keseimbangan te


rsebut, maka
setiap adanya pencabutan hak, harus di tersebut, hal-hal yang harus
perhitungkan diperhatikan ganti rugi
faktor yang akan menyeimbangka yang layak. Tentang ganti rugi yang l
n kembali ayak ini patut
ketimpangan atau keguncangan pada se diperdebatkan, karena bila diperhit
seorang yang ungkan dengan
diakibatkan oleh tindakan pencabuta harga perolehan tanahnya, maka nilai
n hak atas nya relatif dapat
tanahnya, dengan cara memberikan ko diperoleh dengan angka tertent
mpensasi atau u berdasarkan
ganti rugi sesuai dengan nilai yang dikehperbandingan harga pasar yang berla
endaki para ku, namun jika
pihak. diperhitungkan nilai tambah lainnya
dari hak atas
Dalam pemberian kompensasi atau
ganti rugi
tanah tersebut, maka akan ada pihak p lebih baik, atau minimal harus dapatl
emilik tanah ah dia pengganti
yang tidak memberikan nilai dari hak at yang wajar, misalnya dengan pemb
as tanahnyaa. erian ganti rugi
tersebut yang bersangkutan dapat
Untuk itu, perlu dirumuskan peng
membeli tanah di
ertian dari
kata layak tersebut, yang secara awa tempat lain yang memungkinkan
m dapat saja dia membanun
kita sebut dengan harga yang waja rumah kembali dan melanjutkan k
r atau titik ehidupannya di
tengah dari harga pasar dengan harga tempat yang baru.
dalam tagihan Dalam menentukan besarnya ga
pajak (nilai jual objek pajak (NOJP)) nti rugi, harus
. Namun terdapat kata sepakat di antara
demikian ada pendapat yang patut dip anggota Panitia
edomani dari dengan memperhatikan
pengertian layak ini, yakni sebagai kehendak dari para
mana yang pemegang hak atas tanah. Apabila t
10
ditegaskan oleh AP. Parlindungan: b erjadi perbedaan
ahwa orang tafsiran mengenai ganti rugi di antar
yang dicabut haknya itu tidak berada d a anggota panitia
alam keadaan pembebasan tanah, dipergunakan ha
lebih miskin ataupun akan menjadi rga rata-rata dari
miskin kelak masing-masing anggota.
karena uang ganti pembayaran rugi it Perbedaan penaksiran
u telah habis bentuk dan besarnya ganti rugi disel
dikonsumsi, minimal dia harus dapat d esaikan menurut
alam situasi harga rata-rata dari masing-masing
ekonomi yang sekurang-kurangnya s anggota panitia,
ama seperti adalah merupakan tindakan sepiha
sebelum dicabut haknya, syukur kala k yang sangat
u bertambah merugikan masyarakat.
Seharusnya dalam
musyawarah ganti rugi masyarakat d C. Konsinyasi Dalam Persfektif Ke
iikutsertakan adilan
dalam menentukan bentuk dan besarn
Konsinyasi hanya bisa ditera
ya ganti rugi pkan untuk
tersebut. pembayaran ganti rugi untuk pe
ngadaan tanah
dilakukan oleh Instansi Pemeri
ntah untuk
10 Parlindungan,AP. 1993. Pencabutan dan kepentingan umum, dengan catatan
Pembebasan Hak Atas Tanah Suatu Studi memang telah
Perbandingan. Bandung: Mandar Maju.
ada kesepakatan diantara kedua be
lah pihak yang
membutuhkan tanah dan pemegang
hak atas tanah
dan pemilik bangunan, tanaman d
an/atau benda-
benda yang ada di atas tanah.
Mekanisme konsinyasi sebaga
i alternatif
penyelesaian konflik pengadaan
tanah, justru
menimbulkan tindakan kesewen
ang-wenangan
pemerintah dalam hal pengambilan
hak atas tanah
masyarakat. Kesewenangan ini te
rlihat dengan
mengkonsinyasikan uang ganti rugi
kepengadilan
negeri dan menganggap kewajib
annya dalam
pengadan tanah sudah selesai
dan memiliki
kewenangan untuk melakukan pemb
angunan dilahat
tersebut.
Bila ditinjau keberadaan lembaga
konsinyasi ini
dalam KUHPerdata bahwa tel
ah terdapat
pengaturannya dalam KUHPerdata ko
nsinyasi adalah
sutau cara yang dilakukan oleh
debitur untuk
melunasi hutang perjanjiannya
dengan cara
penawaran tunai yang diikuti oleh p
enitipan objek
hutang tersebut ke pengadilan negeri. H diikuti penitpan ini dmungkinkan juga
al ini terjadi terjadi untuk
karena kreditur lalai atau tidak untukperjanjian yang objeknya berupa ua
menerima ng dan benda-
jumlah pembayaran dengan mengakibat benda yang bergerak.
kan hapusnya Pasal 1408 KUH Perdata menyatak
perjanjian dnegan kreditur tersebut. Pe an: selama
ngaturan ini apa yang dititipkan tidak diambil oleh
sesuai dengan yang tercantum dalam si berpiutang,
pasal 1381 si berhutang dapat mengambilnya
KUHPerdata dimana konsinyasi atau peni kembali dalam
tipan uang hal itu orang-orang yang turut
ke pengadilan merupakan satu c berhutang dan para
ara untuk penanggung utang tidak dibebaskan.
menghapuskan perikatan. Penawaran
tunai yang
Berdasarkan ketentuan tersebut di kepentingan umum.Dalam
atas dapat peraturan
disimpulkan beberapa hal, antara l perundang-undangan negara
ain sebagai Indonesia
berikut: pengaturan mekanisme
a. Penawaran pembayaran tunai yang konsinyasi dalam
diikuti oleh pengadaan tanah untuk kepen
penyimpanan (Konsinyasi) terjadi apa tingan umum
bila dalam tertuang dalam beberapa regulasi
suatu perjanjian, kreditur .
tidak bersedia a. Keputusan Presiden Nomor 55
menerima prestasi yang dilakukan ol tahun 1993,
eh debitur. bahwa konsinyasi hanya di
Wanprestasi pihak kreditur ini dise mungkinkan
but mora manakala yang akan diganti r
kreditoris. ugi dimiliki
b. Penawaran sah bilamana telah me oleh beberapa orang sedangk
menuhi syarat an satu atau
bahwa utang telah dibuat. Ini ber beberapa orang dari mereka
arti bahwa tidak dapat
penawaran hanya dikenal bila ditemukan, bagiannya dikosi
sudah nyasikan di
adahubungan hutang-piutang. Jelas pengadilan negeri setempat.
lah bahwa b. Peraturan Presiden Nmor 36
lembaga konsinyasi bersifat limitatif. tahun 2005,
Pengaturan mekanisme apabila setelah diadakan musy
konsinyasi awarah tidak
dalam KUHPedata tercapai kata sepakat atau terj
tersebutlah yang adi sengketa
melatarbelakangi mekanisme kepemilikan setelah penetapa
pengaturan n ganti rugi,
konsinyasi dalam proses pengadaan ganti rugi dapat dititipkan ke p
tanah untuk engadilan.
c. Presiden nomor 65 tahun d. Undang-Undang Nomor 2 t
2006, ahun 2012,
memberlakukan konsinyasi bahwa konsinyasi baru dapat
sepanjang dilakukan
musyawarah tidak tercapai ke apabila masyarakat pemegan
sepakatan g hak atas
dan terjadi sengketa kepemilik tanah menolak bentuk dan b
an. Uang esrnya ganti
ganti rugi di konsinyasikan 1 kerugian berdasarkan hasil
00% ke musyawarah.
pengadilan, setelah sengketa se Dalam uu ini diberikan
lesai baru mekanisme
dapat diambil oleh yang berhak. peninjauan kembali kepengad
ilan negeri
atau juga Mahkamah Agung.
Pengadaan tanah pada hakikatn
ya merupakan
hubungan hukum jual beli yang masu
k dalam ruang
lingkup perdata. Dalam pengadaan
tanah tersebut
dilakukan dengan musyawarah antar
pemegang hak
atas tanah dengan panitia pen
gadaan tanah.
Mekanisme musyawarah ini juga
murni perdata.
Didalam hubungan keperdataan
pada asasnya
berintikan kesepakatan antar kedu
a belah pihak.
Kesepakatan inilah yang menjadi
undang-undang
yang mengikat bagi pihak-pihak
tersebut.
Dalam ketentuan undang-udang n
omor 2 tahun
2012, bahwa musyawarah penetapan
ganti kerugian
dilakukan oleh lembaga petanahan
yang berhak
dalam jangka waktu paling lama 30 h
ati kerja sejak
hasil penilaian dari penilai disamp
aikan kepada
lembaga pertanahan untuk menetap
kan bentuk dan
atau besarnya ganti kerugian ber
dasarkan hasil
penilaian ganti kerugian. Hasil kesepak musyawarah penetapan ganti kerugia
atan dalam n dilakukan.
musyawarah inilah yang dijadikan dasar Berdasarkan klausul yang diatur d
pemberian alam undang-
ganti kerugian kepada pihak yang b undang tersebut tampak bahwa lem
erhak yang baga konsinyasi
dimuat dalamberta acara kesepakatan. yang diterapkan dalam KUHperdata y
Dalam hal tidak tercapai kesepakatan ang dijadikan
mengenai acuan dalam penitipan uang kepe
bentuk ganti kerugian atau besarnya ga ngadilan dalam
nti kerugian pengadaan tanah tidak dapat dit
maka pihak yang keberatan dapat erapkan untuk
mengajukan melakukan pengadaan tanah atas na
keberatam kepada pengadilan negeri set ma kepentingan
empat dalam umum. Hal ini disebabkan tidak
waktu paling lama 14 (empat belas) hari adanya unsur
kerja setelah
kesepakatan sebagaimana yang dike bagi orang yang tidak bersedia mene
hendaki oleh rima uang ganti
KUHPerdata. Ketidaksepakatan dalam kerugian.12 Sikap pemerintah yan
musyawarah g menganggap
tersebut tidak dapat dijadikan al dengan menitipkan uang ke pengadil
asan untuk an negeri berarti
meniadakan hak atas tanah masyarakat telah melakukan kewajibannya me
. Tindakan ini mberikan yang
akan menimbulkankesewenang- dinilai memadai. Tindakan pemerint
wenangan ah yang tidak
peemerintah sebagai elemen mempedulikan apakah masyarakat
penting dalam akan mengambil
pengadaan tanah. ganti kerugian tersebut atau tidak
Penitipan ganti kerugian kepengadil mencerminkan
an ini pada tindakan yang tidak didasarkan kep
dasarnya bertentangan dengan asas um ada itikad baik.
um pengadaan Pemerintah sebagai pemegan
tanah, sebagaimana diungkapkan oleh g wewenang
Prof. Boedi penguasaan tanah sesuai amanat ko
Harsono bahwa dengan adanya konsiny nstitusi Indonesia
asi ini sekan- pasal 33 ayat (3) seharusnya ti
akan bagi rakyat yang bersangkutan ha dak melakukan
nya ada satu tindakan sepihak yang dapat mele
pilihan yaitu mengambil uang ganti rugi mahkan struktur
tersebut ke masyarakat. Karena hal ini akan
pengadilan, atau akan kehilangan tan memicu konflik
ahnya tanpa dalam masyrakat, baik antar mas
11
ganti rugi. yarakat maupun
Lebih lanjut, Prof.AP Parlindungan masyarakat dengan pemerintah.
mengungkapkan bahwa tidak mungki Hal ini secara
n konsinyasi otomatis melemahkan
kedaulatan negara.
Penggunaan lembaga konsinyasi tanah yang dilakukan oleh pemerinta
ini pada h. Tetapi dalam
dasarnya tidak dibenarkan oleh Mahka pelaksanaaannya putusan ini tidak dij
mah Agung adikan sebagai
Republik Indonesia dalam putusannya yurisprudensi oleh pengadilan
menegaskan negeri dalam
melalui putusannya Reg. No. 3757 P menangani sengketa penitipan
K/Pdt/1991 uang melalui
tanggal 6 Agustus 1991 yang menyat pengadilan negeri. Hal ini diseba
akan bahwa bkan adanya
konsinyasi tidak dapat diterapkan dala kewenangan dari pengadilan negeri
m pengadaan sesuai amanat
pasal 14 uu nomor 4 tahun 2004 ten
tang ketentuan
11
Ibid, hal.135 pokok-pokok kekuasaan kehakim
12
AP.Parlindungan, Pencabutan Hak Atas
Tanah, hal 47 an. Dimana
pengadilan tidak boleh menolak un
tuk memeriksa
dan mengadili sesuatu perkara yang
diajukan dengan
dalih hukum tidak ada atau kurang j
elas melainkan
wajib memeriksa dan mengadili. Dala
m klausul pasal
ini juga dibenarkan dibukanya kemu
ngkinan untuk
penyelesaian perkara perdata seca
ra perdamaian.
Tetapi tindakan penitipan uang mel
aui pengadilan
negeri ini pada dasarnya dapat ditola
k oleh pengadian
negeri dengan didasarkan kepad
a mekanisme
pengadaan tanah yang diatur da
lam peraturan
perundang-undangan negara Indo
nesia apabila
berdasarkan pertimnagan hakim tela
h menimbulkan
ketidakadilan dalam masyarakat.
Untuk itu,
pengadilan negeri menempatkan po
sisinya sebagai
mitra masyarakat untuk memper
oleh kepastian
hukum bukan membiarkan masyar
akat mendapat
perlakuak yang tidak adil dari pemerinta lembaga konsinyasi bahwa bentuk
h. yang diberikan
Dalam pasal 36 UU No 2 tahun 2012 hanya berupa klausul yang terdapat
Tentang dalam pasal 36
Pengadan Tanah bahwa pemberian ga ayat (a) yaitu hanya berupa uang. S
nti kerugian edangkan ganti
dapat diberikan dalam bentuk: kerugian dalam bentuk lainnya tida
a. uang; k diatur lebih
b. tanah pengganti; lanjut ketika masyarakat melakuk
c. permukiman kembali; an penolakan
d. kepemilikan saham; atau terhadap besaran maupun bentuk ga
e. bentuk lain yang disetujui oleh k nti kerugian yang
edua belah ditawarkan oleh pantia pengadaan ta
pihak. nah. Hal ini akan
Ketika dilakukan ganti kerugian
melalui
merugikan mayarakat karena masy penghasilan maupun sumber pend
arakat akan apatan lainnya.
kehilangan fungsi yang melekat dalam t Serta yang terutama hilangnya ikat
anah tersebut, an batin dengan
baik itu fungsi sosialnya sebagai sara tanah yang dikuasainya itu. Kerugian
na pengikat fisik ini pada
kesatuan masyarakat hukum adat, serta dasarnya dapat diganti dengan uang
fungsi kapital tunai yang dapat
sebagai faktor modal dalam pembangu diberikan kepada pemegang hak ata
nan ekonomi s tanah tersebut,
masyarakat pemegang hak atas t tetapi kerugian dalam bentuk non
anah untuk fisik yang akan
memenuhi kebutuhan hidupnya. Di mengalami kesulitan apabila dilakuka
mana tanah n penggantian.
tersebut langsung digunakan oleh pem Dampak musyawarah ganti kerugi
erintah untuk an yang tidak
melakukan pembangunan infrastruktur mencapai titik kesepakatan dalam
atau hal lain penetapan ganti
yang dikehendaki sesuai rencana awa kerugian yang dilakukan oleh lemb
l pengadaan aga petanahan
tanah tersebut. yang berhak dalam jangka waktu pali
Kerugian yang dialami pemegang ng lama 30 hari
hak atas ini merupakan bentuk pelanggaran h
tanah tersebut pada dasarnya bukan ak asasi manusia
hanya bersifat yang telah dijamin konstitusi beru
fisik yaitu berupa tanah, bangunan atau pa pengakuan
benda-benda terhadap hak milik perseorangan ters
lain yang berada diatas tanah ters ebut. Bagaimana
ebut. Tetapi mungkin hak yangtelah dihuni secar
mencakup juga kerugian berupa non a turun temurun
fisik, yaitu selama bearatus ratus tahun akan ha
hilangnya kesempatan berusaha, peker pus hanya dalam
jaan, sumber jangka waktu 30 hari.
Keberadaan lembaga konsinyasi Dalam keputusan presiden nom
ini juga or 42 tahun
bertentangan dnegan konstitusi nega 2002 tentang pedoman pelaksanaan
ra Indonesia APBN, bahwa
yaitu dalam pasal 23 ayat (1) UUD 1945 keberadaan lemabaga konsinyasi ini ti
Anggaran dak dibutuhkan
Pendapatan Belanja Negara dan tidak dikenal dalam pengurusa
sebagai wujud n pengeluaran
pengelolaan keuangan negara ditetapka negara, karena pengeluaran negara
n setiap tahun dilakukan atas
dengan undang-undang dasar bukti yang sah dan bena
dan pelaksanaannya r serta jelas
dilaksanakan secara terbuka dan bertaperuntukannya. Bukti yang sah yang
nggungjawab dimaksud dalam
untuk sebesar-besarnya kepentingan kepres ini adalah bukti pengeluaran
rakyat. yang dilakuan
oleh menteri keuangan. Perlu kita
garis bawahi
bahwa dalam mekanisme pembayar
an atas belanja
APBN khususnya pembayaran ganti k
erugian dalam
pengadaan tanah untuk kepent
ingan umum,
pemabayaran langsung dilakukan
oleh menteri
keuangan selaku bendahara umum
negara kepada
pemegang hak atas tanah setelah
tanah tersebut
dianggap cleareance, dalam artian
tanah tersebut
tidak dalam sengketa, tanah tersebut
tidak dijadikan
jaminan utang serta telah melengk
api syarat yang
diatur dalam Perpres no 65 tahun 200
6.
Oleh karena itu penitipan uang
kepengadilan
negeri tidak dibenarkan, sebab bukti
penitipan uang
kepengadilan negeri bukanlah buk
ti pengeluaran
yang sah oleh karena itu bertent
angan dengan
mekanisme pelaksanaan pembayar
an atas beban
APBN.
Ketidaksempurnaan dalam peraturan menempatkan hak asasi manusia se
perundang-undangan pengadaan tanah bagai salah satu
yang telah ada tugas yang diemban bersama
selama ini masih membuka celah di untuk dapat
lakukannya mewujudkan keadilan yang dikehend
tindakan-tindakan yang bertentangan aki oleh semua
dengan nilai kalangan tanpa menyebabkan prose
keadilan dan penegakan hak asasi m s pembangunan
anusia. Oleh terhambat.
karena itu dibutuhkan adanya keingina Upaya reformasi peraturan
n yang kuat perundang-
untuk melakukan reformasi hukum perta undangan pertanahan tersebut d
nahan yang apat dilakukan
bersendikan kepada nilai-nilai keadi melalui berbagai cara.
lan, yang
a. Melakukan revisi UU No. 2 tahun maka pemerintah harus berani
2012 tentang untuk digugat
Pengadaan Tanah, revisi terhadap U kembali jika telah dibebaskan
U No. 20 atas nama
tahun 1961 tentang Pencabutan Hak keaddilan rakyat.
Atas Tanah c. Stuktur kepanitiaan pengadaan
karena sudah tidak relevan lagi deng tanah perlu
an dinamika direformasi
sosial yang terjadi dimasyarakat untukmenghasilkan
serta tidak musyawrah
mencerminkan nilai keadilan. yang berlandaskan pancasila, d
b. Melakukan revisi terhadap Peratur alam hal ini
an Presiden merupakan panitia pengadaan
no 36 tahun 2005 dan Peraturan Pres tanah jangan
iden No 65 hanya yang berasal dari instansi p
tahun 2006. Peraturan presiden ini te emerintah saja
lah menajdi tetapi dari masyarakat, lemb
arena pertarungan aga swadaya
pemerintah dengan masyarakat, dan juga pemer
masyarakat yang saling hati masalah
bersikeras pertanahan serta cendikiawan per
mempertahankan haknya. Padahal tanahan.
sebaliknya d. Pembatasan waktu musyawarah
yang perlu disini adalah memper hanya 120 hari
baiki yang telah menciderai nilai-nilai yang
salah, apabila peraturan presidennya hidup dalam
yang salah masyarakat. Dimana
maka dapat dilakukan perbaikan, dan masyarakat akan
jika rakyat kehilangan tanah yang telah diku
salah dalam mempertahankan hak at asainya secara
as tanahnya turun temurun hanya dalamjang
karena penerapan peraturan presid ka waktu 120
en tersebut, hari tersebut.
e. Perlu dilakukan pembedaan kepentingan umum yang me
kepentingan umum nsejahterakan
yang mengandung unsur komers masyarakat Indonesia;
il dengan f. Ganti kerugian dalam penagdaa
kepentingan umum yang mengandun n tanah harus
g unsur non layak dan adil, dengan penge
komersil, karena dalam kenyataanny rtian bahwa
a pengadaan penggantian itu tiak membuat
tanah tersebut terkadang mengan kehidupannya
dung unsur semakin rendah setelah diganti un
bisnis atau telah terjadi diskriminasi ktuk digunakan
epentingan bagi kepentingan umum.
umum yang tidak berorientasi kepa g. Lembaga konsinyasi yang diken
da hakikat al selama ini
sudah seharusnya dihapuskan
, karena
menimbulkan pelanggaran ter
hadap rasa
keadialan dalm masyarakat yang
telah dicabut
hak atas tanahnya. Dan apabila m
syawrah tidak
juga dapat berjalan dengan
baik, maka
pemerintah dapat mengganti kaw
asan lain atau
langsung melakukan pencabutan h
ak atas tanah.

PENUTUP

A. Kesimpulan

Proses pengadaan tanah demi kepe


ntingan umum
yang dimuat dalam berbagai re
gulasi belum
mencerminkan nilai keadilan dan
penghormatan
terhadap hak asasi masyarakat pem
egang hak atas
tanah.

Hal ini bisa dilihat dari pasal-pasal


yang mengatur
tentang criteria kepentingan umu
m yang masih
dimungkinkan terjadinya tindakan se
wenang-wennag
dalam menerapkan criteria kepentin undangan tersebut tidak teraplikasi s
gan umum, ecara adil dalam
dimana presiden juga diberi ruang untuk kehidupan masyarakat, hal ini dapat
menentukan kita lihat dalam
kriteria kepentingan umum tersebut y proses musyawarah yang tidak terca
ang memicu pai maka ganti
munculnya detournament de pavoir. rugi yang diberikan hanya berupa ua
ng, sedangkan
Dalam hal pemberian ganti kerugian, b bentuk ganti kerugian yang lain yang
ahwa syarat
telah ditetapkan
layak yang dirumuskan dalam peraturan
uu tidak diatur lebih lanjut. Diman
perundang-
a masyarakat
bukan hanya menderita kerugian da dibebaskan, padahal hak milik terseb
lam bentuk ut dijamin oleh
materil tetapi juga immaterial. konstitusi negara kita.

Dalam hal musyawarah pengadaan B. Saran


tanah yang
terjadi selama ini tidak mampu me Untuk mencapai tujuan bernegara
ngakomodir sesuai amanat
seluruh kepentingan masyarakat, pan konstitusi yaitu untuk mewujudkan
itia perumus kesejahteraan
musyawrah yang ada selama ini hanya masyarakat Indonesia yang madani,
berasal dari perlu dilakukan
pihak pemerintah, masyarakat dan piha upaya reformasi peraturan peru
k-pihak yang ndang-undangan
netral kurang dimasukkan untuk pertanahan yang dapat dilakukan
mengambil melalui berbagai
keputusan bersama. cara.

Mekanisme konsinysi yang diterapkan 1. Melakukan revisi UU No. 2 tahun


selama ini 2012 tentang
tidak memberikan solusi yang baik bagi Pengadaan Tanah, revisi terhada
pengadaan p UU No. 20
tanah di Indonesia, tetapi sebaliknya tahun 1961 tentang Pencabutan H
yang terjadi ak Atas Tanah
timbul ketegangan antara masyaraka d karena sudah tidak relevan lagi de
an pemerintah ngan dinamika
yang berujung kepada konflik. Peni sosial yang terjadi dimasyaraka
tipan uang t serta tidak
melalui penagdilan ini pada dasa mencerminkan nilai keadilan.
rnya tidak 2. Melakukan revisi terhadap Pera
dibenarkan oleh konstitusi dalam hal turan Presiden
pengeluaran no 36 tahun 2005 dan Peraturan P
negara melalui lembaga konsinyasi. Ko residen No 65
nsinyasi ini tahun 2006.
juga dipandang menciptakan tindakka 3. Stuktur kepanitiaan pengadaa
n sewenang- n tanah perlu
wenang pemerintah terhadap hak milik
rakyat yang
direformasi yang berlandaskan pancasila, d
untukmenghasilkan alam hal ini
musyawrah merupakan panitia pengadaan
tanah jangan
hanya yang berasal dari instansi p
emerintah saja
tetapi dari masyarakat, lemba
ga swadaya
masyarakat, dan juga pemer
hati masalah
pertanahan serta cendikiawan pert
anahan.
4. Pembatasan waktu musyawarah
hanya 120 hari
telah menciderai nilai-nilai yang
hidup dalam
masyarakat. Dimana masyarakat a
kan
kehilangan tanah yang telah dikua
sainya secara
turun temurun hanya dalamjangk
a waktu 120
hari tersebut.
5. Perlu dilakukan pembedaan kepe
ntingan umum
yang mengandung unsur kom
ersil dengan
kepentingan umum yang mengand
ung unsur non
komersil, karena dalam kenyataan
nya pengadaan
tanah tersebut terkadang meng
andung unsur
bisnis atau telah terjadi diskrimina
si kepentingan
umum yang tidak berorientasi ke
pada hakikat
kepentingan umum yang me
nsejahterakan
masyarakat Indonesia;
6. Ganti kerugian dalam penagdaa
n tanah harus
layak dan adil, dengan penge
rtian bahwa
penggantian itu tiak membuat
kehidupannya
semakin rendah setelah diganti un
tuk digunakan
bagi kepentingan umum.
7. Lembaga konsinyasi yang dikenal hak atas tanahnya. Dan apabila m
selama ini syawrah tidak
sudah seharusnya dihapuskan, k juga dapat berjalan dengan
arena baik, maka
menimbulkan pelanggaran terha pemerintah dapat mengganti kaw
dap rasa asan lain atau
keadialan dalm masyarakat yang tel langsung melakukan pencabutan h
ah dicabut ak atas tanah.

You might also like