Professional Documents
Culture Documents
Henny Handayani
Sirait
Tanah berperan aktif dalam menyokong proses pembangunan yang berkelanjutan sesuai
amanat konstitusi negar Indonesia. Disatu sisi tanah negara yang digunakan dala
m
pembangunan semakin sedikit. Oleh karena itu negara melakukan pengadaan tanah dengan
dasar hak menguasai oleh negara tersebut.Pengadaan tanah tersebut akan berbenturan dengan
kepentingan masyarakat pemegang hak atas tanah. Baik itu dalam hal ganti kerugian,
musyawarah maupun penitipan uang kepengadilan sebagai akibat tidak adanya kata sepakat
dalam perumusan musyawrah yangdilakukan oleh panitia pengadaan tanah dan pemegang
hak atas tanah. Mekanisme konsinyasi ini dipandang bertentangan dengan nilai-nilai yang
hidup dalam masyarakat dan bertentangan dengan hak asasi masyarakat pemegang hak atas
tanah.Oleh karena itu diperlukan mekanisme yang bernafaskan keadilan.
Keyword: Pengadaan tanah, konsinyasi, keadilan.
DIMENSI KEADILAN DALAM MEKANISM
E
KONSINYASI PENGADAAN TANAH
Oleh:
NIM. 100200174
Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara
2012
2
Kalo, Syafruddin. 2004. Pengadaaan Tanah
Untuk Kepentingan Umum. Medan: USU digited
1Kalo, Syarifuddin. 2004. Pengadaan Tanah Library.
Untuk Kepentingan Umum. Medan. USU Library.
Banyaknya norma hukum yang yang dalam hal ini peraturan p
mengatur residen dapat
tentang pengadaan tanah ini dapat mengenyampingkan UU pengadaan t
menimbulkan anah. Dan untuk
konflik dalam penerapannya, oleh kare menyelesaikan konflik norma berd
na itu untuk asarkan waktu
mencegah tumpah tindih regulasi y diundangkannya, maka berlakulah as
ang memuat as Lex Posterior
pengadaan tanah maka Derogat Lex Priori, dimana peratur
diselesaikan melalui an perundang-
preferensi hukum berdasarkan asas undangan yang terkini mengenyampi
Lex Superior ngkan peraturan
derogate legi inferior, dimana peraturan perundang-undangan yang
perundang- terdahulu.
undangan yang lebih tinggi
tingkatannya Oleh karena itu, segala peratur
mengenyampingkan peraturan perund an perundang-
ang-undangan undangan yang mengatur tentang
yang lebih rendah tingkatannya. Terk pengadaan tanah
ait subtansi tetap dapat dijadikan acuan dala
pengaturannya berlaku juga asas L m implementasi
ex Spesialis hukum pertanahan di Indonesia
Derogat Legi Generalis, dengan tetap
dimana peraturan mengacu kepada asas-asas
perundang-undangan yang lebih khus tersebut untuk
us memiliki menghindari tumpang tindih pengatu
kekuatan substansi untuk ran.
mengenyampingkan
peraturan perundang-undangan yang
lebih umum, 2.Hak Menguasai Oleh Negara
Hak menguasai oleh negara merupa a. mengatur dan menyelenggarak
kan amanat an peruntukan,
konstitusi negara Indonesia tepatnya pa penggunaan, persediaan dan pem
sal 33 ayat (3) eliharaan bumi,
UUD 1945 yang berisi perintah kepada air dan ruang angkasa;
negara agar b. menentukan dan mengatur hubu
bumi, air dan kekayaan alam yang te ngan-hubungan
rkandung di hukum antara orang-orang dengan
dalamnya diletakkan dalam penguasaan bumi, air dan
negara untuk ruang angkasa,
digunakan mewujudkan kemakmuran se c. menentukan dan mengatur hubu
luruh rakyat ngan-hubungan
Indonesia, yang dikejawantahkan mel hukum antara orang-orang da
alui pasal 2 n perbuatan-
ayat (2) UUPA No. 5 tahun 1960 dim perbuatan hukum yang mengenai
ana negara bumi, air dan
memiliki kewenangan untuk: ruang angkasa.
Hubungan hukum tersebut din
amakan Hak
Menguasai Negara. Hak ini tidak
memberi
kewenangan untuk menguasai sec
ara fisik dan
menggunakannya seperti hak atas
tanah karena
sifatnya semata-mata sebagai kew
enangan publik
sebagaimana dirumuskan dalam Pasal
3
2 UUPA.
Terkait hak menguasai oleh neg
ara tersebut,
Muhammad Bakri menyimpulkan bah
wa penguasaan
tanah oleh Negara dapat dibedaka
n menjadi dua,
4
yaitu:
1. Penguasaan secara penuh yaitu,
terhadap tanah-
tanah yang tidak dipunyai dengan
suatu hak oleh
suatu subyek hukum. Tanah ini
dinamakan
tanah bebas/tanah negara ata
u tanah yang
dikuasai langsung oleh Negara.
Negara dapat
memberikan tanah ini kepada
suatu subyek
hukum dengan suatu hak.
2. Penguasaan secara terbatas/tidak hak, dibatasi oleh isi dari hak i
penuh yaitu, tu. Artinya,
terhadap tanah-tanah yang suda kekuasan Negara tersebut dibat
h dipunyai asi kekuasaan
dengan suatu hak oleh suatu suby (wewenang) pemegang hak ata
ek hukum. s tanah yang
Tanah ini dinamakan tanah hak at diberikan oleh Negara untuk
au tanah menggunakan
yang dikuasai tidak langsung oleh haknya.
Negara.
Kekuasaan Negara yang bersumber 3 Arie Sukanti Hutagalung dan Markus Gunawan,
Kewenangan Pemerintah di Bidang Pertanahan,
pada hak (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2008), hal 23.
menguasai tanah oleh Negara terh 4 Ibid, halaman 35.
adap tanah
3. Fungsi Sosial Hak Atas Tanah itu akan dipergunakan atau tidak
Didalam masyarakat hukum ada dipergunakan
t dikenal semata-mata untuk kepentingan pri
adanya konsepsi komunalistis religious badinya, apalagi
yang oleh kalau hal itu menimbulkan rugi bagi
Prof. Boedi Harsono konsep tersebut me masyarakat luas.
mungkinkan Dalam arti bahwa tanah tidak hanya
penguasaan tanah secara individu de berfungsi bagi
ngan hak-hak pemegang hak atas tanahnya saja
atas tanah yang bersifat pribadi tetapi juga bagi
sekaligus bangsa Indonesia seluruhnya, deng
mengandung unsur kebersamaan.
5
an konsekuensi
Dalam unsur bahwa penggunaan hak atas sebid
kebersamaan tersebut tidak dikenal ada ang tanah juga
nya subjectief harus memperhatikan kepentingan m
recht, yang ada hanya fungsi sosial. F asyarakat.
ungsi sosial
Pada dasarnya fungsi sosial yan
inilah yangdijadikan negara g dikehendaki
sebagai dasar oleh falsafah bangsa Indonesia adal
meletigimasi pengadaan tanah demi ah fungsi sosial
kepentingan yang tidak menciderai kepenting
umum di Indonesia. an-kepentingan
Pasal 6 Undang-Undang Pokok minoritas. Dalam artian, fungsi
Agraria sosial jangan
menyebutkan bahwa: Semua hak dijadikan sebagai alasan
atas tanah untuk melakukan
mempunyai fungsi sosial. Hal tersebut pelanggaran hak asasi setiap oran
menjelaskan g, tetapi fungsi
bahwa hak atas tanah apapun yan sosial tersebut mampu mengak
g ada pada omodir semua
seseorang, tidaklah dapat dibenarkan b kepentingan pihak dalam satu
ahwa tanahnya wadah yang
bernafaskan keadilan untuk mencapai ci
A. Unsur-Unsur Pengadaan Tanah
ta-cita negara
1. Kepentingan umum
Indonesia yang diamanatkan oleh konsti
tusi. Kepentingan umum yang dima
ksud dalam
pengadaan tanah adalah kepenting
an yang harus
5
Harsono, Boedi.2005. Hukum Agraria didahulukan daripada kepentingan pri
Indonesia. Jakarta: Djambatan.
badi dalam hal
adanya keadaan yang bersifat
memaksa yang
mengharuskan negara melakukan t
indakan untuk
mengambil tanah tersebut, yaitu a
danya tuntutan
tugas negara dalam mensejahter
akan rakyatnya
melalui pemenuhan kebutuhan yang
bersifat publik
(welfare state), dengan demik
ian terdapat
kepentingan yang lebih tinggi dari
semua lapisan
dimasyarakat yang harus dipenuhi
dari sekedar
mempertahankan kepentingan prib
adi dari warga
negara.
swasta dan perorangan tidak dapa Umum Dalam Pengadaan Tanah Untuk
t memiliki Pembangunan, Ed. 1, Cet. 2 (Jakarta : Sinar
Grafika, 2008).
jenis-jenis kegiatan kepentingan u
mum yang
b. Kegaiatan pembangunan terkait dil Pada dasarnya musyawarah mer
akukan oleh upakan prinsip
pemerintah, Memberikan batasan ba saling mendengar untuk mencapai k
hwa proses esepakatan bulat
pelaksanaan dan pengelolaan sua yang mencerminkan nilai-nilai
tu kegiatan demokrasi.
untukkepentingan umum hanya Musyawarah merupakan sarana y
dapat ang digunakan
diperankan oleh pemerintah. negara untuk membuktikan itikad bai
c. Tidak mencari keuntungan. Memba k negara dalam
tasi fungsi menghormati hak milik masyarakat
suatu kegiatan untuk kepenting yang dijamin
an umum oleh konstitusi dalam pasal 28 H ayat
sehingga benar-benar (4) hak milik
berbeda dengan perseorangan tidak dapat dirampas s
kepentingan swasta yang bertuju ecara sewenang-
an mencari wenang oleh siapapun. Garsansi
keuntungan sehingga yang diberikan
terkualifikasi bahwa kosntitusi itulah yang menjadi
kegiatan untuk kepentingan umum s modal dalam
ama sekali melakukan pengadaan tanah yang m
tidak boleh mencari keuntungan. encermikan nilai
Prinsip-prinsip kriteria kepentinga luhur musyawarah untuk menghi
n umum ndari tindakan
tersebut dapat diuraikan lebih rinci, ya pelanggaran hak asasi pemegang ha
kni meliputi k atas tanah.
sifat kepentingan umum, bentuk kepenti Dalam mekanisme
ngan umum, musyawarah perlu
dan ciri-ciri kepentingan umum. Demik didasarkan kepada prinsip-prinsip p
ian metode engadaan tanah
penerapan tiga aspek tersebut sehi yang mencerminkan nilai keadilan,
ngga kriteria berupa prinsip
kepentingan umum dapat diformulas penghormatan terhadap hak-hak a
ikan secara tas tanah yang
pasti, adil dan dapat diterima oleh masy dimiliki oleh rakyat yang merupaka
7
arakat n bagian dari
penghormatan hak asasi warga n
2. Mekanisme Musyawarah egara, sehingga
dalam pengadaan tanah dilakukan be
7
Ibid, hal.76 rdasarkan aspek
kepentingan umum tanpa mengin
dahkan aturan
hukum serta adanya prinsip keber
samaan dengan
melibatkan pemegang hak atas tan
ah untuk duduk
bersama dalam menentukan besa
ran ganti rugi
pengadaaan tanah.
Menurut Soetandyo, sesungguh
nya ada dua
kemungkinan yang dapat ditemp
uh manakala
pembangunan nasional yang banya
k memerlukan
tanah yang dapat dibebaskan, ak
an tetap dapat
diharapkan bersifat kemanusiaan d
an berdimensi
8
kerakyatan yaitu:
1. Menggunakan pendekatan sosiol
ogik
antropologik yang prosesnya har
us ditunggui
dengan penuh kesabaran. Mungki
n pula dalam
wujud kebijaksanaan untuk mem
buka peluang
yang luas dan bebas kepada mas
yarakat awam
agar secara bubbling up para war
ga ini dapat
memutuskan sendiri secara berta
nggung jawab
kegunaan lahan-lahan mereka
untuk
kepentingan orang banyak.
2. Menggunakan pendekatan h
ukum (kalau
memang ini yang dipilih), na
mun dengan
memprioritaskan prosedur dan
proses yang
privaatrechtelijk yang pada hakek
atnya adalah
juga suatu proses yang demokra
tik dari pada
mendahulukan yang publiekrechte Masalah ganti rugi merupakan isu
lijk yang sentral yang
dalam masa-masa transisi di k paling rumit penanganannya dalam u
ebanyakan paya pengadaan
negeri-negeri yang tengah tanah oleh pemerintah dengan mem
berkembang, umunya anfaatkan tanah-
9
terkesan masih amat berwarna tanah hak. Dalam setiap pengada
kekuasaan an tanah untuk
ekstralegal. 8 Soetandyo Wignjosoebroto, Pembebasan Tanah,
Suara Pembaharuan, 7 November 1991,hal. 2.
9 Maria S.W. Soemarjono, Kebijakan Pertanahan
3. Mekanisme Ganti Kerugian Antara Regulasi dan Implementasi, (Jakarta :
Penerbit Buku Kompas, 2001).
kepentingan pembangunan hampir selal sejak diterimanya pengajuan kebera
u muncul rasa tan. Pihak yang
tidak puas, di samping tidak berdaya keberatan terhadap putusan pengadi
, dikalangan lan negeri dalam
masyarakat yang hak atas tanahnya te waktu paling lama 14 (empat belas)
rkena proyek hari kerja dapat
tersebut. mengajukan kasasi kepada Mah
Bentuk ganti Kerugian yang diat kamah Agung
ur dalam Republik Indonesia. Mahkamah
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 b Agung wajib
erupa : memberikan putusan dalam waktu
1) Uang; paling lama 30
2) Tanah pengganti; (tiga puluh) hari kerja sejak perm
3) Pemukiman kembali; ohonan kasasi
4) Kepemilikan Saham; diterima. Putusan pengadilan ne
5) Bentuk lain yang disetujui oleh geri/Mahkamah
pihak-pihak Agung yang telah memperoleh kekua
yang bersangkutan. tan hukum tetap
menjadi dasar pembayaran ganti k
Dalam hal tidak terjadi kesepakatan
mengenai erugian kepada
bentuk dan/atau besarnya ganti kerugia pihak yang mengajukan keberatan.
n berdasarkan Dalam pasal 6 Instruksi Presiden N
UU Pengadaan Tanah No. 2 tahun 2012, omor 9 tahun
Pihak yang 1973 ditegaskan bahwa pembayara
berhak dapat mengajukan n ganti kerugian
keberatan kepada tersebut kepada yang berhak harus
pengadilan negeri setempat dalam wakt dilakukan secara
u paling lama tunai dan dibayarkan
14 (empat belas) hari kerja setelah langsung oleh
musyawarah Pemerintah/instansi yang berkepe
penetapan Ganti Kerugian. Pengadi ntingan kepada
lan negeri pemilik tanah yang berhak. Dalam
memutus bentuk dan/atau besarnya Ga hal ini dapat
nti Kerugian ditafsirkan pembayaran ganti ker
dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh ugian tersebut
) hari kerja
kepada pemilik tanah yang Pembayaran ganti rugi harus dib
berhak tidak erikan kepada
diperkenankan dilakukan melalui per orang yang berhak atas tanahnya,
antara atau harus dilakukan
kuasanya. secara tunai dan dibayarkan langsu
ng kepada yang
berhak.
PENUTUP
A. Kesimpulan