Professional Documents
Culture Documents
KEMENTERIAN PERTANIAN
DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA
DIREKTORAT BUDIDAYA DAN PASCAPANEN SAYURAN DAN TANAMAN OBAT
2011
STANDAR OPERSASIONAL PROSEDUR (SOP)
LOBAK PANJANG
TIM PENYUSUN:
PENYUNTING:
Siti Hurriyah Rahimy, STP
Diterbitkan Oleh:
KEMENTERIAN PERTANIAN
Direktorat Jenderal Hortikultura
Direktorat Budidaya dan Pascapanen Sayuran dan Tanaman Obat
2011
KATA PENGANTAR
Dalam rangka menghadapi persaingan global, usaha budidaya dituntut untuk senantiasa
menerapkan standar mutu dalam setiap tahapan proses produksi agar mampu menghasilkan
produk yang bermutu dan aman konsumsi. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah melalui
penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) budidaya yang berdasar atas norma budidaya
yang baik (Good Agriculture Practices/GAP).
SOP perlu disusun untuk setiap sentra produksi dan bersifat spesifik komoditas dan lokasi
guna memudahkan petani dan petugas pembina di sentra produksi lobak. Acuan dalam
penyusunan Buku SOP Budidaya Lobak Panjang ini adalah pengalaman petani lobak di
kelompok tani Agro Segar, Desa Ciherang, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur (Provinsi Jawa
Barat). Selanjutnya SOP dirumuskan atas saran dan masukan dari Dinas Pertanian Kabupaten
Cianjur, Dinas Pertanian Provinsi Jawa Barat, BALITSA, BPTP Jawa Barat, tenaga ahli dan
peneliti lainnya. Oleh karena itu kami menyampaikan terima kasih atas segala kontribusi dan
partisipasi semua pihak yang telah membantu dalam perumusan SOP ini.
Kami menyadari bahwa buku ini masih belum sempurna untuk itu kami akan sangat
terbuka dan berterima kasih atas saran dari semua pihak untuk perbaikan ke depan. Semoga buku
ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.
Halaman
KATA PENGANTAR....................................................................................................
DAFTAR ISI ..................................................................................................................
DAFTAR GAMBAR .....................................................................................................
DAFTAR TABEL ..........................................................................................................
I. ....................................................................................................................PENDAHU
LUAN.................................................................................................................
II. ....................................................................................................................PEMILIHA
N LOKASI .........................................................................................................
III. ....................................................................................................................PENENTU
AN WAKTU TANAM.......................................................................................
IV. ....................................................................................................................PENYIAP
AN LAHAN .......................................................................................................
V. ....................................................................................................................PENYIAP
AN BENIH .........................................................................................................
VI. ....................................................................................................................PENANA
MAN...................................................................................................................
VII. ....................................................................................................................PENGAIR
AN ......................................................................................................................
VIII. ....................................................................................................................PEMELIH
ARAAN..............................................................................................................
IX. ....................................................................................................................PENGEND
ALIAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN..................................
X. ....................................................................................................................PENENTU
AN SAAT PANEN ............................................................................................
XI. ....................................................................................................................PANEN
XII. ....................................................................................................................PASCAPA
NEN....................................................................................................................
XIII. ....................................................................................................................DISTRIBU
SI ........................................................................................................................
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Halaman
Lobak merupakan tanaman sayuran semusim yang berumbi. Batangnya sangat pendek, hampir
tidak terlihat. Akar tunggangnya berubah bentuk menjadi umbi. Makin bermutu umbinya makin
tidak ada akar sampingnya, kecuali pada ujung umbi. Tanaman lobak berasal dari daerah yang
beriklim sedang (subtropis). Di Indonesia, tidak diketahui dengan pasti awal mula tanaman lobak
mulai dibudidayakan secara intensif. Namun, rintisan budidaya lobak mula-mula diketahui
terpusat di daerah Jawa Barat (Pangalengan dan Cianjur), selanjutnya berkembang luas ke daerah
sentra sayuran dataran tinggi di seluruh Indonesia.
Lobak merupakan salah satu jenis tanaman sayuran yang digunakan sebagai bahan masakan,
misalnya sup, capcai, bistik, kari, mie dan sebagainya. Umbi lobak memiliki rasa enak, renyah
dan agak manis sehingga disukai oleh masyarakat. Tingginya permintaan lobak juga dapat dilihat
dari pertumbuhan dan perkembangan perusahaan industri berbahan baku lobak, khususnya
industri kosmetik dan obat-obatan. Perusahaan kosmetik banyak menggunakan lobak untuk
dijadikan shampo, masker dan campuran kosmetik lainnya. Selain itu, umbi lobak juga dapat
digunakan sebagai bahan pewarna pangan alami. Lobak sangat kaya akan vitamin C, yang
diperlukan untuk menjaga kesehatan kulit dan memelihara ginjal.
Sejalan dengan kenaikan jumlah penduduk dan semakin tingginya kesadaran masyarakat
terhadap pentingnya nilai gizi, permintaan akanlobak terus meningkat. Dalam rangka memenuhi
kebutuhan pasar dalam negeri dengan kualitas dan kuantitas yang memadai perlu dilakukan
produksi sesuai dengan norma budidaya yang baik dan benar. Oleh sebab itu diperlukan panduan
Standar Operasional Prosedur (SOP) budidaya yang dapat digunakan sebagai acuan bagi petani
lobak.
Target merupakan acuan utama yang digunakan untuk menyusun SOP budidaya yang akan
diterapkan di kebun petani sesuai dengan permintaan pasar. Pada saat ini target yang akan
dicapai melalui penerapan SOP budidaya lobak adalah:
1. Bobot rata-rata per umbi 1 kg dengan tangkai daun 5 cm (tanpa daun).
2. Resiko kegagalan panen 5 - 10 %
3. Kualitas umbi yang dihasilkan sesuai standar pasar dengan klasifikasi :
- Grade A : 0,8 1,2 kg, tampilan mulus
- Grade B : 0,8 1,2 kg, tampilan kurang mulus
- Grade C : ukuran dan tampilan di luar Grade A dan Grade B
Luas
Tanggal Petak Kondisi Lahan Riwayat Penggunaan Lahan Petugas
(Ha)
- Tinggi tempat:
- pH Tanah:
- Suhu:
- Batas Lahan:
- Sumber Air:
- Curah Hujan:
- Kemiringan Lahan:
Waktu
Tanggal Petak Luas (Ha) Nama Pupuk Dosis Cara Petugas
Pemberian
25 - 30 cm
25 30 cm
V. PENYIAPAN BENIH
A. Definisi dan Tujuan:
Penyiapan benih adalah menyiapkan benih bermutu sebagai bakal calon tanaman.
Tujuannya adalah menjamin benih yang ditanam jelas varietasnya, memiliki tingkat
keseragaman yang tinggi, produktivitas tinggi dan sehat.
Tgl Petak Luas (ha) Jml Benih (kg) Sumber/ Asal Benih Petugas
VI. PENANAMAN
A. Definisi dan Tujuan:
Penanaman adalah proses peletakan benih di lahan yang telah disiapkan dengan jarak
tanam tertentu.
Tujuannya adalah menumbuhkan benih lobak pada jarak yang ditentukan.
Waktu Penebaran
Tanggal Petak Luas (Ha) Alat Cara Petugas
Benih
E. Referensi Penanaman:
- Pengalaman kelompok tani Agro Segar, Desa Sindang Jaya, Kecamatan Pacet,
Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat.
- BPTP, BALITSA, dan Dinas Pertanian Provinsi Jawa Barat/Kabupaten Cianjur.
25 cm
20 cm
VII. PENGAIRAN
Luas
Tanggal Petak Fase Pertumbuhan Cara Pengairan Petugas
(Ha)
E. Referensi :
- Pengalaman kelompok tani Agro Segar, Desa Sindang Jaya, Kecamatan Pacet,
Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat.
- BPTP, BALITSA, dan Dinas Pertanian Provinsi Jawa Barat/Kabupaten Cianjur.
Standar Operasional Nomor: Tanggal Dibuat
Prosedur SOP L. VIII ..
"Pemeliharaan" Revisi . Disahkan
Tanggal ..
VIII. PEMELIHARAAN
E. Referensi :
- Pengalaman kelompok tani Agro Segar, Desa Sindang Jaya, Kecamatan Pacet,
Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat.
- BPTP, BALITSA, dan Dinas Pertanian Provinsi Jawa Barat/Kabupaten Cianjur.
Sub Kegiatan: Penyulaman
Umur Jumlah
Tanggal Petak Tanaman Tanaman Cara Penyulaman Petugas
(HST) Disulam
E. Referensi :
- Pengalaman kelompok tani Agro Segar, Desa Sindang Jaya, Kecamatan Pacet,
Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat.
- BPTP, BALITSA, dan Dinas Pertanian Provinsi Jawa Barat/Kabupaten Cianjur.
Sub Kegiatan: Pemupukan Susulan
Waktu
Tanggal Petak Luas (Ha) Nama Pupuk Dosis Cara Petugas
Pemberian
E. Referensi :
- Pengalaman kelompok tani Agro Segar, Desa Sindang Jaya, Kecamatan Pacet,
Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat.
- BPTP, BALITSA, dan Dinas Pertanian Provinsi Jawa Barat/Kabupaten Cianjur
Standar Operasional Tanggal Dibuat
Prosedur Nomor: ..
Pengendalian Organisme SOP L. IX Revisi .. Disahkan
Pengganggu Tumbuhan Tanggal ..
( OPT )
Luas Umur Jenis Tingkat Cara Nama Bahan Cara Aplikasi Bahan
Tgl Petak Cuaca Petugas
(ha) Tanaman OPT Serangan Pengendalian Pengendali OPT Pengendali OPT
E. Referensi:
1. Undang-Undang (UU) Nomor 12, Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman.
2. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 6, Tahun 1995, tentang Perlindungan Tanaman.
3. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 887/Kpts/OP.210/9/97 tentang Pedoman
Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan.
4. Pengalaman kelompok tani Agro Segar, Desa Sindang Jaya, Kecamatan Pacet,
Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat.
5. BPTP, BALITSA, dan Dinas Pertanian Provinsi Jawa Barat/Kabupaten Cianjur.
Berikut ini adalah jenis OPT utama yang dapat menyerang pada setiap fase pertumbuhan
tanaman lobak:
Penyakit
Busuk daun
HAMA
a. Kutu Daun
Penyebab: Aphid, Aphis sp, dan Semiaphis dauci
Kutu yang menyerang daun tanaman lobak adalah Aphis sp dan Semiaphis dauci. Kutu Aphis
sp berwarna hijau sampai hitam, sedangkan kutu Semiaphis dauci berwarna putih keabu-
abuan. Kutu daun hidup bergerombol pada permukaan daun bagian bawah dan pucuk
tanaman.
i. Gejala:
Kutu daun menyerang daun tanaman dengan cara menyerap cairan daun.
Serangan ini menyebabkan daun berkerut (keriting) dan akhirnya layu karena
kehilangan cairan
Serangan yang berat dapat menyebabkan kematian tanaman.
ii. Pengendalian
a. Cara kultur teknis
Rotasi tanaman (pergiliran tanaman) dengan tanaman yang bukan inang. Tanaman
inang kutu daun antara lain melon, kentang dan tembakau
Penanaman serentak dalam hamparan yang luas
b. Cara kimiawi
Penyemprotan dengan menggunakan insektisida yang sudah terdaftar dan diizinkan
oleh Menteri Pertanian, dan dosis sesuai anjuran.
Gambar 9. Kutu Daun (Aphis sp)
b. Ulat Tanah
Penyebab: Agrotis psilon Hufn
Ulat tanah merupakan larva dari ngengat (kupu-kupu), hidup di dalam tanah di sekitar
tanaman. Ulat tanah memiliki badan yang beruas-ruas, tubuh lunak dan liat, berwarna coklat
tua kehitaman, dan berukuran panjang sekitar 5 cm. Pada kedua sisi badannya terdapat garis
cokelat. Kupu-kupu yang terbentuk berwarna cokelat tua dengan bagian sayap depan
bergaris-garis dan terdapat titik putih.
i. Gejala:
Serangan hama pada tanaman muda menyebabkan batang patah dan mati.
Serangan hama pada tanaman dewasa menyebabkan daun berlubang.
Serangan pada pucuk tanaman menyebabkan tanaman layu dan rebah.
ii. Pengendalian
Hama ini biasanya muncul pada musim kemarau dan menyerang tanaman pada sore hari.
Bagian tanaman yang dimakan adalah daun dan pucuk tanaman atau titik tumbuh
tanaman, terutama tanaman yang masih muda.
c. Kutu Anjing
Penyebab: Phyllotreta vittata
Kutu anjing (Phyllotreta vittata) berwarna coklat kehitaman dengan sayap bergaris kuning.
Panjang sekitar 2 mm. Telur diletakkan berkelompok pada kedalaman l-3 cm dari tanah.
Panjang larva 3-4 mm. Pupanya berada pada kedalaman 5 cm dari tanah. Daur hidupnya 3-4
minggu. Tanaman inang Phyllotreta vittata adalah petsai, lobak, dan sawi.
i. Gejala:
Daun yang terserang Phyllotretavittata berlubang-lubang kecil. Larvanya seringkali
merusak bagian dasar tanaman dekat dengan permukaan. .
ii. Pengendalian
Pemusnahan tanarnan yang terserang: Penggunaan insektisida bila ditemukan gejala
serangan dan saat tanaman masih muda.
Tanggal Petak Luas (Ha) Umur Tanaman Rencana Waktu Panen Petugas
E. Referensi :
- Pengalaman kelompok tani Agro Segar, Desa Sindang Jaya, Kecamatan Pacet,
Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat.
- BPTP, BALITSA, dan Dinas Pertanian Provinsi Jawa Barat/Kabupaten Cianjur.
Gambar 12. Tanaman Lobak Siap Panen
Standar Operasional Nomor: Tanggal Dibuat
Prosedur SOP L. XI ..
"Panen" Revisi . Disahkan
Tanggal ..
XI. PANEN
Tanggal Petak Luas (Ha) Cara Panen Jumlah Hasil Panen Petugas
(kg atau ton)
E. Referensi:
- Pengalaman kelompok tani Agro Segar, Desa Sindang Jaya, Kecamatan Pacet,
Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat.
- BPTP, BALITSA, dan Dinas Pertanian Provinsi Jawa Barat/Kabupaten Cianjur
Standar Operasional Nomor: Tanggal Dibuat
Prosedur SOP L. XII ..
"Pasca Panen Revisi Disahkan
Tanggal .. ..
E. Referensi:
- Pengalaman kelompok tani Agro Segar, Desa Sindang Jaya, Kecamatan Pacet,
Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat.
- BPTP, BALITSA, dan Dinas Pertanian Provinsi Jawa Barat/Kabupaten Cianjur.
E. Referensi:
- Pengalaman kelompok tani Agro Segar, Desa Sindang Jaya, Kecamatan Pacet,
Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat.
- BPTP, BALITSA, dan Dinas Pertanian Provinsi Jawa Barat/Kabupaten Cianjur.
XIII. DISTRIBUSI