You are on page 1of 19

BAB IV

KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

4.1 Pemboran Eksplorasi Batubara

Kegiatan eksplorasi dimaksudkan untuk mengetahui keberadaan batubara secara umum,


meliputi kedudukan (jurus dan kemiringan batubara), penyebaran batubara, ketebalan
lapisan batubara, pengambilan contoh batubara agar dapat diketahui kualitasnya.

Tujuan dilakukannya eksplorasi ini adalah untuk mengetahui potensi dan arah
penyebaran batubara yang terdapat di daerah penyelidikan untuk dapat dilakukan desain
tambang sesuai arah penyebaran batuan dengan mempertimbangkan kelayakan
ekonomis dan kaidah penambangan yang baik.

PT. Independent Mining Consultant melakukan kegiatan pemboran batubara di area


Kuasa Pertambangan PT. Sinar Kumala Naga dengan metode pemboran yang digunakan
adalah metode pemboran Open Hole. Pemboran Open Hole merupakan pemboran
dimana pada awal pemboran hingga akhir pemboran menggunakan pemboran lubang
terbuka yakni pemboran tanpa melakukan pengambilan coring. Sample pada pemboran
eksplorasi ini dengan menggunakan metode open hole berupa cutting (material yang
keluar dari lubang bor pada saaat pemboran berlangsung). Pemboran dilakukan dengan
menggunakan mesin bor tipe Power Rig Yamaha MT 110 dan satu unit mesin pompa
tembak Yamaha MT 110 sebagai sirkulasi dan pengumpulan air dalam kegiatan
pemboran.

Kedalaman maksimal yang dapat dicapai mesin bor pada alat Power Rig Yamaha MT
110 ini adalah 60 meter. Berdasarkan hasil laporan kedalaman total pemboran batubara
untuk sementara telah mencapai total kedalam 1124, 90 meter dengan ketebalan
batubara bervariasi seam 1 = 8-10 meter, seam2 = 4 meter, seam 3 = 3 meter, seam 4 =
4-8 meter, seam 5 = 1 meter dengan total 26 lubang bor . Untuk penyelidikan, titik bor
yang ditentukan harus searah dengan strike lapisan batubara pada masing-masing
penampang yang sudah direncanakan.

4.2 Kegiatan Pemboran Eksplorasi Batubara

4.2.1 Tahapan Pemboran


38
1. Penentuan Titik Bor
Penentuan titik bor koordinat titik bor telah ditentukan oleh perusahaan selanjutnya titik
bor di cari dengan menggunakan GPS. Setelah koordinat titik bor ditemukan, kemudian
dilakukan perekaman dan penamaan titik bor dengan menggunakan GPS. Apabila dalam
penentuan titik bor di lokasi tidak memungkinkan untuk dilakukan pemboran akibat
kondisi alam maka dilakukan pergeseran dari titik awal ke lokasi yang memungkinkan
untuk melakukan kegiatan pemboran dalam hal ini kondisi alam yang ditemukan
dilapangan antara lain titik bor berada pada area sungai atau tanah rawa, titik bor berada
pada kemiringan (slope) yang terlalu curam yang tidak memungkinkan mesin bor di
berdirikan secara sempurna, dan titik bor berada jauh dari sumber air yang digunakan
dalam kegiatan pemboran open hole.

Gambar 4.1 Penentuan koordinat titik bor

2. Membuat Akses Jalan


Dalam pembuatan akses jalan dilakukan sendiri oleh Crew bor dengan menggunakan
parang tawau.

39
Gambar 4.2 Pembuatan akses jalan

3. Kegiatan Moving Alat Bor


Kegiatan moving alat dapat dilakukan apabila pembuatan akses jalan telah selesai dan
dapat dilalui. Moving alat adalah proses pemindahan alat-alat bor menuju ke lokasi titik
pemboran yang selanjutnya.

Gambar 4.3 Kegiatan moving alat bor


4. Membuat Table Rig
Pembuatan table rig adalah pembuatan tempat dudukan untuk prangkat alat bor power
rig. Hal ini dilakukan agar posisi alat bor tidak miring sehingga hasil data yang didapat
akurat dan tidak membahayakan operator dan crew bor. Pembuatan table rig
menggunakan bahan berupa kayu berbentuk balok.

40
Gambar 4.4 Pembuatan table rig mesin bor power rig

5. Pembuatan Bak Penampungan


Pembuatan bak penampungan dilakukan oleh crew bor dengan menggunakan peralatan
gali (cangkul). Bak penampungan ini berfungsi sebagai tempat penampungan air dan
lumpur bor dari kegiatan pemboran.

Gambar 4.5 Bak penampung air

6. Pemasangan dan Perangkaian Alat Bor

41
Setelah proses diatas selesai selanjutnya dilakukan pemasangan alat bor power rig.
Pemasangan alat ini cukup sederhana dan tidak sulit tidak seperti proses pemasangan
alat bor lainnya seperti alat jacro.

Kegiatan pemboran dilakukan dalam satu team yang terdiri dari :


1. Geologist
Bertugas untuk memimpin tim, melakukan dan membuat laporan dalam kegiatan
pemboran eksplorasi detail. Menghitung cadangan potensi area yang disurvey serta
melakukan analisa terhadap potensi ekonomis dari cadangan tersebut.

2. Wellsite Geologist
Bertugas mendeskripsi setiap litologi batuan yang naik ke permukaan selama kegiatan
pemboran berlangsung dalam hal ini analisis cutting (lumpur bor) melalui media air.

3. Driller
Bertugas mengoprasikan mesin bor power rig.

4. Crew
Bertugas membantu dalam kegiatan pemboran.

4.2.2 Peralatan dan Perlengkapan Pengeboran

4.2.2.1 Peralatan Dalam Pengeboran

1. Mesin Bor
Mesin bor digunakan sebagai sumber tenaga utama yang menggerakkan batang bor.
Jenis mesin bor yang digunakan oleh PT. Independent Mining Consultant yaitu mesin
bor Power Rig Tamaha MT 110 dengan kedalaman maksimal pemboran 60 meter.
Berdasarkan sistem kerjanya, mesin bor menggunakan sistem pemboran putar (Rotary
Drilling). Lubang bor dibentuk oleh bit yang berputar, pada saat yang bersamaan
lumpur bor dipompakan kedalam lubang bor melalui pipa lubang bor dan dinding sumur
untuk terus kembali ke dalam bak lumpur. Sebelum lumpur bor masuk ke bak, lumpur

42
disaring atau dibersihkan dari pengotor seperti ranting kayu, dedaunan, akar dan lain-
lain.

Gambar 4.6 Mesin bor power rig

2. Mata Bor (Bit)


Mata bor berfungsi sebagai alat untuk menggerus atau mengahancurkan batuan. Jenis
bit yang digunakan dalam kegiatan pemboran eksplorasi batubara PT. Independent
Mining Consultant yaitu Wing Bit.

Gambar 4.7 Mata bor wing bit

43
3. Batang Bor
Batang bor digunakan sebagai penghubung antara mata bor dengan mesin bor agar mata
bor dapat menggerus atau menghancurkan batuan. Panjang batang bor yang digunakan
adalah 1,5 meter dengan diameter 2 inchi.

Gambar 4.8 Batang bor


4. Rotary
Alat untuk memutar pipa pemboran, sistem perputaran pada rotary dikontrol oleh
gerakan hidrolis yang terhubung pada tuas, yang dioprasikan oleh driller.

Gambar 4.9 Rotary

44
5. Mesin Pompa
Mesin pompa digunakan untuk memompa air sebagai media pemboran yang masuk ke
dalam lubang bor dan pengatur cairan pemboran, mesin yang digunakan adalah mesin
pompa Yamaha MT 110. Pada proses pemboran mesin pompa yang digunakan ada dua
mesin pompa yaitu mesin pompa yang mengalirkan air dari sungai ke bak penampungan
dan mesin pompa yang mengalirkan air di bak penampungan menuju lubang bor.

Gambar 4.10 Mesin pompa

6. Selang Suplay dan Selang Antar

Gambar 4.11 Selang suplay

45
Selang suplai digunakan untuk mengalirkan air dari sumber air menuju ke bak
penampungan dan selang antar digunakan untuk mengalirkan air dari bak penampungan
ke dalam lubang bor dengan water pump.

7. Kunci Stang Bor


Berfungsi untuk membuka atau memasang komponen-komponen mesin bor terutama
saat pemasangan atau pelepasan mata bor dan batang bor. Dan juga kunci stang bor
digunakan sebagai kunci penahan batang bor agar tidak lepas turun kedalam lubang bor.

Gambar 4.12 Kunci stang bor

4.2.2.2 Perlengkapan Dalam Pengeboran

1. Bahan Bakar
Bahan bakar yang digunakan oleh mesin bor adalah solar, sedangkan water pump
menggunakan bensin campur.

46
Gambar 4.13 Bahan bakar

2. Alat Tulis
Digunakan dalam pengambilan data-data dari kegiatan pemboran.

3. GPS
Digunakan dalam kegiatan mapping, pencarian kordinat titik bor dan lain-lain.

Gambar 4.14 GPS Garmin 76CSX

4. Kompas geologi brunton


Digunakan dalam kegiatan pengukuran singkapan batubara yang di temukan selama
kegiatan mapping.

47
Gambar 4.15 Kompas brunton

5. Kantong Sample
Digunakan untuk menyimpan hasil pemboran.

6. Bentonil
Bentonil digunakan untuk menambah viskositas air, sehingga cutting hasil pemboran
dapat keluar dari lubang bor, Biasanya bentonil digunakan untuk struktur batuan yang
lepas seperti pasir.

Gambar 4.16 Bentonil

4.2.3 Pelaksanaan Kegiatan Pemboran Open Hole

48
Pemboran eksplorasi yang digunakan oleh perusahaan adalah metode pemboran
eksplorasi batubara dengan open hole. Pada awal kegiatan pemboran driller harus
memperhatikan tegaknya pipa bor yang akan dimaksudkan ke dalam lubang bor dimana
pipa dimasukkan kedalam lubang bor secara bertahap.

Ukuran pipa bor berdiameter 3 inchi, dengan panjang pipa bor 1,5 meter. Untuk
mengeluarkan cutting menggunakan sirkulasi air agar tidak menyumbat kelancaran
dalam kegiatan pemboran.

4.2.3.1 Proses Pemboran Open Hole

1. Setting mesin bor dan peralatan yang menunjang pemboran


2. Penyalaan mesin bor dan water pump
Setelah alat siap untuk digunakan mesin bor dan water pump dinyalakan dan driller
memulai melakukan pemutaran batang bor, disamping itu selama kegiatan
pemboran berlangsung driller juga memperhatikan tegaknya pipa bor yang
dimasukkan kedalam lubang pemboran dan naiknya cutting ke permukaan.
3. Penyambungan batang bor
Dalam penyambungan batang bor menggunakan 3 kunci stang bor dan
penyambungan batang bor dilakukan sesuai kedalaman lubang bor yang telah
ditentukan.

Gambar 4.17 Penyambungan batang bor

49
4. Melepas dan mencabut batang bor jika ada tanda-tanda terjadinya runtuhan pada
lubang bor. Dalam proses kegiatan pemboran berlangsung sering terjadi runtuhan
pada lubang bor karena material yang dilalui tidak keras contohnya batupasir.

Gambar 4.18 Kegiatan melepaskan dan mencabut batang bor


5. Pengamatan terhadap cutting yang naik ke permukaan bersamaan naiknya air
lumpur dan mencatat hasil cutting yang naik ke permukaan baik jenis batuan, warna
batuan, dan kedalaman ditemukannya batuan.

Gambar 4.19 Pengamatan cutting

50
Untuk mengetahui suatu litologi tersebut sampai pada litologi yang berbeda, yakni
dilakukan dengan cara menjumlahkan batang bor yang berada didalam permukaan dan
dikalikan panjang satu batang bor selanjutnya hasilnya dikurangi dengan batang bor
yang tersisa diatas permukaan, sehingga dapat diketahui kedalaman litologi yang
sebenarnya.

Gambar 4.20 Pelaksanaan Pemboran

51
4.2.4 Hambatan-Hambatan Yang Terjadi Selama Kegiatan Pemboran

Adapun hambatan yang terjadi selama kegiatan pemboran eksplorasi berlangsung antara
lain :

a. Water Loss
Kondisi dimana tidak naiknya lumpur bor/cutting keatas permukaan, karena air yang
berfungsi untuk mengangkut cutting telah hilang.Hal ini disebabkan adanya rekahan-
rekahan atau pori-pori yang ada pada batuan di dalam lubang bor, dimana pori-pori
batuan cendrung meloloskan air yang masuk ke dalam lubang bor. Water loss terjadi
pada batupasir.

b. Terjepitnya Batang Bor


Suatu kejadian dimana batang bor tidak dapat bergerak, karena runtuhnya dinding
batuan yang ada didalam lubang bor hal ini diakibatkan kurang kompaknya batuan.

c. Mata Bor Buntu


Suatu kejadian dimana air tidak dapat keluar dari lubang bor dikarenakan adanya
kotoran yang menyumbat pemompaan air ke dalam lubang bor.

d. Kerusakan Pada Mesin Pompa Air


Biasanya tersumbat atau kehabisan oli, sehingga akan memperlambat proses pemboran

e. Mata Bor Aus

f. Kehabisan Bahan Bakar Minyak


Sehingga hal ini memperlambat dalam kegiatan pemboran.

g. Faktor Musim dan Cuaca


Biasanya pada musim hujan pelaksanaan moving untuk pemboran sering terhambat
karena pada saat moving jalan menuju titik pemboran menjadi rusak dikarenakan tidak
kompaknya material yang dilewati. Pemboran pada musim panas jumlahnya dapat
mencapai dua kali lipat dari musim hujan dan juga efektif saat musim panas. Karena
pada saat musim hujan terkadang akses jalan menuju tempat pemboran terhambat
karena jalan rusak dan licin.

h. Kesalahan Operator Bor (Driller)


Sehingga menghambat efektifitas kerja saat melaksanakan pemboran.

4.2.5 Mud Pit dan Air pemboran

52
Kolam penampungan (mud pit) sangat berperan penting dalam kegiatan pemboran, yang
mana kolam penampungan ini berfungsi sebagai sirkulasi air untuk pemboran.Air yang
ditampung di mud pit berfungsi sebagai sirkulasi air untuk pemboran.Air yang
ditampung di mud pit berfungsi untuk mengeluarkan cutting dari dalam lubang bor dan
air tersebut kembali ke mud pit dan mengalir kembali masuk kedalam lubang bor
dengan tekanan mesin pompa, dan begitu seterusnya hingga pemboran selesai.

Gambar 4.21 Kondisi Mud pit (kolam penampungan)

4.2.6 Data Hasil Pemboran Blok 3 PT. Independent Mining Consultant

Dari hasil pemboran eksplorasi dengan metode open hole diperoleh data sebagai
berikut:

Tabel 4.1 Data hasil pemboran Blok 3 PT. IMCO

COAL INTERVAL
Total SE
DRILL Elevation By Drilling
NO Depth A COMMENT
HOLE (m) Thick
(m) From To M
(m)
1 DHK 55.8 43.65 18.5 27.5 9 4 COAL
2 DHG 53.3 40.65 31 39.5 8.5 4 COAL
3 DHJ 16 25.65 - - - NO COAL

53
4 DHI 33 39.15 - - - NO COAL
5 DHN 27.9 43.65 34.5 39 4.5 2 COAL
6 DHR 43.04 19.65 2.9 5.9 3 3 COAL
19 DHW 11 51.15 9.20 9.70 0.50 3 COAL
7 DHJ_1 12.5 49.15 5.8 15.8 10 COAL
8 DHM 27.8 51.15 - - - NO COAL
9 DHP 27.4 82.65 13.5 14.6 1.1 5 COAL
DHP 27.4 82.65 67 72 5 4 COAL
10 DHT 23.5 51.15 - - - NO COAL
11 DHQ 7.2 22.65 - - - NO COAL
12 DHO_2 53 52.5 - - - NO COAL
13 DHO_1 42.5 40.65 - - NO COAL
14 DHL 39.1 81.15 66 67.5 1.5 5 COAL
15 DH_DIS_1 10 21.15 7 7.25 0.25 U1 COAL
DH_DIS_1 10 21.15 9 9.94 0.94 1L COAL
16 DH_DIS_2 7 22.65 7.9 18 10.1 1 COAL
17 DH_DIS_4 6 31.65 22.5 31.65 9.15 1 COAL
18 DHY 20 90.15 22.5 23.2 0.7 5 COAL
Total 964 64.24

Dari kegiatan pemboran yang dilakukan maka PT. IMCO telah melakukan pemboran
sedalam 964 meter yang didapat dari penjumlahan seluruh kedalaman dari seluruh
lubang bor.

4.2.7 Hasil Pemboran Batubara Masing-Masing Seam Blok 3 PT. Independent


Mining Consultant

Tabel 4.2 Hasil Pemboran Batubara Seam 1

COAL INTERVAL
Total SE
DRILL Elevati By Drilling
NO Depth A COMMENT
HOLE on (m)
(m) From To Thick (m) M

1 DH_DIS_2 7 22.65 7.9 18 10.1 1 COAL


2 DH_DIS_4 6 31.65 22.5 31.65 9.15 1 COAL

54
Tabel 4.3 Hasil Pemboran Batubara Seam 2

COAL INTERVAL
Total SE
DRILL Elevatio By Drilling
NO Depth A COMMENT
HOLE n (m)
(m) From To Thick (m) M

1 DHN 27.9 43.65 34.5 39 4.5 2 COAL

Tabel 4.4 Hasil Pemboran Batubara Seam 3

COAL INTERVAL S
Total
DRILL Elevation By Drilling E
NO Depth COMMENT
HOLE (m) A
(m) From To Thick (m) M
1 DHR 43.04 19.65 2.9 5.9 3 3 COAL
2 DHW 11 51.15 9.20 9.70 0.50 3 COAL

Tabel 4.5 Hasil Pemboran Batubara Seam 4

COAL INTERVAL S
Total
DRILL Elevation By Drilling E
NO Depth COMMENT
HOLE (m) A
(m) From To Thick (m) M
1 DHK 55.8 43.65 18.5 27.5 9 4 COAL
2 DHG 53.3 40.65 31 39.5 8.5 4 COAL
3 DHP 27.4 82.65 67 72 5 4 COAL

Tabel 4.6 Hasil Pemboran Batubara Seam 5

COAL INTERVAL S
Total
DRILL Elevation By Drilling E
NO Depth COMMENT
HOLE (m) Thick A
(m) From To
(m) M
1 DHL 39.1 81.15 66 67.5 1.5 5 COAL
2 DHY 20 90.15 22.5 23.2 0.7 5 COAL

55
3 DHP 27.4 82.65 13.5 14.6 1.1 5 COAL

56

You might also like