You are on page 1of 14

PENGOLAHAN PASIR BESI DARI TOPE JAWA TAKALAR

DALAM UPAYA PENINGKATAN KADAR Fe DENGAN MENGGUNAKAN


MAGNETIC SEPARATOR,SHAKING TABLE
DAN PENAMBAHAN LEMPUNG

I. PENDAHULUAN

Bijih besi terdapat dalam beberapa tipe seperti magmatik,

metasomatik sentuh, laterit, dan placer (endapan pantai). Setiap tipe

memiliki karakteristik tersendiri terutama dalam bentuk tubuh bijih (ore

body) dan sebaran (distribution) bahan berharga (besi Fe) di dalamnya.

Bentuk tubuh bijih dapat berupa isometric, lapisan, lensa atau

semacam tabung. Berdasarkan sebaran bahan berharganya (Fe) bijih besi

dapat berbentuk pejal (massive) dan terserak (disseminated), baik secara

merata maupun tidak. Dalam sebuah tubuh bijih sebaran bahan berharga

terkadang merupakan kombinasi keduanya. Oleh karena itu, mutu dan

kualitas bijih agak beragam.

Pasar (pembeli) biasanya membutuhkan bijih besi dengan kualitas

tertentu yang merupakan kadar terendah (Fe > 45% ) kandungan besi di

dalam bijih itu. Di pihak lain, sesuai dengan pembentukan dan tipenya,

kadar besi adakalanya masih kurang memenuhi kebutuhan pasar.

Berdasarkan keadaan tersebut, maka dicoba untuk melakukan penelitian

eksploatif guna mendapatkan konsentrat dengan kadar Fe yang

memenuhi syarat.

1-1
Salah satu cara mengatasi masalah tersebut maka dicoba pasir

besi asal Tope Jawa Takalar yang memilki kadar cukup rendah untuk diuji

mengunakan Shaking Table dan Magnetic Separator dengan maksud agar

bijih berkadar rendah dapat ditingkatkan dengan cara pengayaan,

sehingga bijih besi dengan kadar rendah dapat juga ditambang.

II. PERUMUSAN MASALAH

2.1 Identifikasi Masalah

Pada percobaan yang dilakukan yang bertujuan untuk

meningkatkan perolehan kadar bijih besi (Fe) pada pasir besi. Maka

dilakukan analisa berbagai masalah yang dapat menjadi variabel

penghambat dalam peningkatan kadar bijih besi dalam penelitian ini. Oleh

karena itu dapat diidentifikasi berbagai masalah yang mendasar, yaitu :

1. Metode pemisahan yang diterapkan.

2. Pengaruh alat yang digunakan dalam operasi pemisahan.

3. Faktor yang berpengaruh dalam proses pemisahan dengan metode

magnetik dan shaking table.

4. Perbedaan perolehan material berharga.

2.2 Masalah Penelitian

Dalam penelitian ini akan diangkat beberapa permasalahan yang

menyangkut dengan evaluasi teknis pemisahan pasir besi sebagai berikut:

1-2
1. Berapa besar recovery (perolehan) material berharga dan peningkatan

kadar Fe pada proses pemisahan pasir besi dari Tope Jawa

menggunakan magnetic dan shaking table.

2. Berapa besar perubahan perolehan material berharga dan kadar Fe

yang diakibatkan adanya perubahan pada kemiringan shaking table.

3. Berapa Effesiensi dari proses pemisahan menggunakan shaking table.

4. Berapa kemiringan meja yang paling baik untuk diterapkan.

2.3 Batasan Masalah

Dalam penelitian ini penulis membatasi ruang lingkup

permasalahan pada evaluasi teknis pemisahan pasir besi ukuran 35

mesh pada masing-masing alat, dimulai dari peningkatan kadar Fe yang

didapat, perolehan konsentrat pasir besi sampai efficiency of the

operation.

III. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dilakukan peneltian ini adalah untuk:

1. Mengetahui besar perolehan material berharga, nisbah konsentrasi

dan peningkatan kadar Fe pada proses pemisahan pasir besi dari Tope

Jawa Takalar menggunakan shkaing table.

2. Mengetahui besar perubahan perolehan material berharga dan

peningkatan kadar Fe serta nisbah konsentrasi yang diakibatkan oleh

perubahan kemiringan pada shaking table.

1-3
3. Mengetahui perbedaan Effesiensi dari proses pemisahan pasir besi

dari Tope Jawa Takalar menggunakan shaking table.

4. Mengetahui proses pengolahan yang paling baik berdasarkan

kemiringan shaking table.

IV. Metode Penelitian

Metodologi Penelitian akan dilakukan dengan beberapa teknik,

yang meliputi :

1. Studi laboratorium dilakukan dengan melakukan pengujian langsung di

laboratorium dengan menggunakan alat magnetic dan shaking

table untuk

memisahkan material yang diinginkan dengan material pengotornya

berdasarkan sifat kemagnetan dan berat jenis.

2. Studi literatur, brosur-brosur dan laporan hasil penelitian.

Mencari bahan-bahan pustaka yang menunjang, yang diperoleh dari :

Instansi yang terkait

Perpustakaan

Brosur-brosur, grafik, tabel dan informasi dari data perusahaan.

V. Analisa Data

Teknik analisa data mengacu pada hasil pemisahan data, di mana

dengan diperolehnya data perolehan material berharga dari setiap alat

pemisahan bahan galian dapat diketahui hasil optimal yang kemudian

dapat dilakukan analisa mengenai alat serta cara (metoda) yang baik

untuk mendapatkan hasil maksimal dalam upaya pemisahan material.

1-4
Pemisahan data dilakukan dengan melakukan beberapa

perhitungan dan penggambaran. Selanjutnya disajikan dalam bentuk

grafik-grafik atau rangkaian perhitungan dalam penyelesaian masalah

yang ada. Disamping itu, analisis data juga berguna untuk menunjukkan

kecenderungan data tersebut dari berbagai hubungan antar variabel yang

dianalisis.

VI. Pemecahan Masalah

Untuk memecahkan masalah tersebut di atas, maka penulis

melakukan beberapa hal sebagai berikut :

- Studi pustaka untuk mendapatkan gambaran awal tentang langkah-

langkah terhadap percobaan yang dilakukan.

- Mengadakan penelitian langsung di laboratorium.

- Mengumpulan data yang berkaitan dengan masalah.

- Mengamati kinerja alat yang digunakan pada percobaan.

VII. LANDASAN TEORI

3.1 Gravity Concentration

Gravity Concentration adalah cara pemisahan partikel mineral yang

berbeda berat jenisnya berdasarkan perbedaan pergerakannya yang

disebabkan oleh gaya-gaya yang berkerja bersamaan terhadapnya seperti

gaya berat dan satu atau lebih gaya-gaya lainnya.

Pada umumnya gaya lain yang bekerja terhadap partikel mineral

tersebut adalah gaya tahanan medium terhadap partikel yang bergerak

1-5
turun, sedangkan medium yang dipakai biasanya gas (udara), air atau

cairan dan suspensi.

Pada gravity separation perbedaan pergerakan dari partikel tidak

disebabkan oleh perbedaan berat jenis, tetapi oleh perbedaan gaya

beratnya (gravity). Dalam menentukan apakah gravity concentration dapat

dilakukan dan bagaimana caranya, dipengaruhi oleh berat jenis mineral.

Berat jenis dan separating medium, dan mechanical method yang

menyebabkan perbedaan pergerakan partikel. Dengan memperhatikan 2

(dua) faktor pertama, yaitu hasil bagi dari berat jenis mineral berat

dikurang berat jenis medium dengan berat jenis mineral ringan (pengotor)

dikurangi berat jenis medium disebut Kriteria Konsentrasi.

Sh R
C.C ................................................................................. (3.1)
Sl R

di mana :

C.C : Kriteria konsentrasi (lihat lampiran)

Sh : Berat jenis mineral berat

Sl : Berat jenis mineral ringan (pengotor)

R : Berat jenis medium

3.2 Pengolahan Bahan Galian

Pengolahan Bahan Galian adalah istilah umum yang biasa

dipergunakan untuk proses pengolahan semua macam bahan galian yang

berasal dari endapan-endapan alam pada kulit bumi, untuk dipisahkan

menjadi produk-produk berupa satu macam atau lebih mineral berharga

1-6
dan sisanya yang dianggap mineral-mineral kurang berharga yang

terdapat bersama di alam.

Dengan demikian istilah pengolahan bahan galian (mineral

dressing) dapat juga meliputi :

1. Mineral Dressing / Ore Dressing

Pengolahan ini merupakan proses pengolahan bahan galian

anorganik secara mekanis tanpa merubah sifat kimia dan sifat fisik

dari mineral-mineral tersebut atau perubahan yang terjadi hanya

sebagian dari sifat fisik mineral tersebut.

2. Extractive Metallurgy

Extractive Metallurgy merupakan proses pengolahan bahan-bahan

galian anorganik, tetapi didalam prosesnya mineral-mineral

tersebut mengalami perubahan sebagian atau seluruhnya dari sifat

kimia dan sifat fisik mineral tersebut.

3. Fuel Technology

Fuel Technology merupakan proses pengolahan bahan-bahan

galian organik di mana dalam prosesnya mengalami perubahan-

perubahan dalam sifat fisik dan sifat kimia dari mineral tersebut.

Di dalam suatu operasi pengolahan bijih harus selalu berlaku

bahwa berat yang masuk harus sama dengan berat yang keluar atau,

Berat material yang masuk = berat material yang keluar + berat yang

terakumulasi

1-7
Apabila proses telah berlangsung kontinu, maka berat yang terakumulasi

di dalam proses dapat diasumsikan tetap, sehingga

Berat material yang masuk = berat material yang keluar

Maka,

F = C + T ............................................................................................ (1.1)

3.3 Neraca Metalurgi

Seperti halnya dengan neraca material, maka untuk mineral atau

logamnya dapat pula dibuat neraca metalurgi, yaitu dengan prinsip dasar

kekekalan berat logam di dalam suatu proses, yaitu berat logam yang

masuk harus sama dengan berat logam yang keluar ditambah berat logam

yang terakumulasi.

Apabila proses telah berlangsung secara kontinu, maka berat logam yang

terakumulasi di dalam proses dapat diasumsikan tetap, sehingga

F.f = C.c + T.t (1.2)

Jika Persamaan (1.1) dikalikan dengan t (kadar mineral dalam tailing)

kemudian hasilnya dikurangi dengan Persamaan (1.2), maka akan

diperoleh:

F(f t) = C(c t) ................................................................................ (1.3)

3.4 Recovery of Valuables

Istilah perolehan timbul karena proses pengolahan bijih tidak

pernah dapat berlangsung secara sempurna (sempurna artinya semua

1-8
mineral berharga dapat diambil) yang berarti ada sebagian mineral

berharga masuk ke dalam tailing yang akhirnya dibuang.

Perolehan didefenisikan sebagai banyaknya material berharga atau

logamnya yang dapat diambil/diperoleh, yang dinyatakan persen berat,

dari suatu operasi pengolahan bijih.

Berat mineral berharga dalam konsentrat


Perolehan = x 100%
Berat mineral berharga dalam umpan

Perolehan dirumuskan sebagai berikut:

Cc
R 100% . (1.4)
Ff

Atau,

c f t
R 100% ......................................................................... (1.5)
f c t

Keterangan:

R = Recovery (perolehan).%

C = Berat konsentrat............................ Ton

F = Berat Umpan................................ Ton

c = Kadar logam dalam konsentrat.......%

f = Kadar logam dalam umpan............%

t = Kadar logam dalam tailing............. %

3.5 Efficiency of the Operation

1-9
Efisiensi operasi dapat diketahui dengan melihat jumlah material

berharga yang diperoleh atau jumlah material pengotor yang terbuang

bersama tailing :

c f t c f 100 t c f t c f 100 t
100 100 .......... (1.6)
f c t c t 100 f f c t 100 f
2

Keterangan:

= Efisiensi operasi

c = Kadar logam dalam konsentrat

f = Kadar logam dalam umpan

t = Kadar logam dalam tailing

VI. RENCANA KEGIATAN

Tempat dilakukannya penelitian adalah di Laboratorium Tambang

Universitas Veteran Republik Indonesia, dengan sampel bijih besi yang

berasal dari daerah pantai Tope Jawa, Takalar Sulawesi Selatan.

VII. PERALATAN DAN FASILITAS

Untuk kelancaran penelitian ini maka penulis meminta kesediaan

kampus untuk menyediakan kelengkapan seperti peralatan penelitian.

VIII. RENCANA JADWAL PENELITIAN

N KEGIATAN AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER

1-10
O III IV I II III IV I II III IV
1 Study Pustaka
2 Pengumpulan Data
Penelitian di
3
Laboratorium
4 Pengolahan Data
5 Penyusunan Laporan
6 Konsultasi Laporan

IX. RENCANA DAFTAR ISI (lampiran A)

X. RENCANA DAFTAR PUSTAKA (lampiran B)

XI. PENUTUP

Demikian proposal ini dibuat,untuk menjadi bahan pertimbangan

bagi Bapak/Ibu,atas perhatiannya, sebelumnya diucapkan terima kasih.

1-11
Lampiran A

RENCANA DAFTAR ISI

SARI
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Gambar
Daftar Lampiran

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Identifikasi Masalah
1.3 Masalah Penelitian
1.4 Batasan Masalah
1.5 Tujuan Penelitian
1.6 Metode Penelitian
1.7 Analisa Data
1.8 Pemecahan Masalah

BAB II TINJAUAN UMUM


2.1 Lokasi dan Kesampaian Daerah Pengambilan Sampel
2.2 Tipe Endapan Bijih di Indonesia
2.3 Genesa Bijih Besi
2.4 Pengolahan Bahan Galian
2.4.1 Tujuan Pengolahan Bahan Galian
2.4.2 Langkah-langkah Pengolahan Bahan Galian
2.4.3 Istilah-istilah Pengolahan Bahan Galian

BAB III LANDASAN TEORI


3.1 Grafity Cocentration
3.2 Klasifikasi Mineral
3.3 Klasifikasi Ukuran
3.4 Analisa Ayak
3.5 Mekanisme Kerja Alat
3.5.1 Magnetic Separator

1-12
3.5.2 Shaking Table
3.6 Material Balance
3.6.1 Recovery Valuables
3.6.2 Angka Banding Konsentrasi

BAB IV PROSEDUR DAN HASIL PENELITIAN


4.1 Alat Pengujian
4.1.1 Magnetik
4.1.2 Shaking table
4.2 Data Sampel Penelitian
4.3 Prosedur Penelitian
4.3.1 Preparasi
4.3.2 Magnetic dan Shaking Table
4.3.3 Shaking Table

BAB V PEMBAHASAN
5.1 Magnetik dan Shaking Table
5.1.1 Pemisahan Magnetik
5.1.2 Pemisahan Shaking Table ke Magnetik
5.2 Shaking Table

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN


6.1 Kesimpulan
6.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

1-13
Lampiran B

RENCANA DAFTAR PUSTAKA

1. Tim Assisten Lab. Tambang., 2004, Penuntun Praktikum


Pengolahan Bahan Galian, Laboratorium Tambang UNISBA,
Bandung.
2. Sudradjat, D. M., 2001, Geologi Ekonomi (Endapan
Mineral/Genesa Bahan Galian, Jurusan Teknik Geologi Fakultas
Ilmu Kebumian dan Teknologi Mineral Institut Teknologi Bandung,
Bandung.
3. 1997, Buku Pedoman Bahan Galian Indonesia, Direktorat
Pertambangan Departemen Pertambangan.
4. Betekhtin, A., A Course Of Mineralogy, 1967, Peace Publishers,
Moscow.
5. Crow, M.J., Johnson, C.C., McCourt, W.J., Harmanto, 1993, The
Simplifie Geology and known Metalliferous Mineral Occurrences,
Painan Quadrangle Southern Sumatera, Directorate of Mineral
Resources, Bandung.
6. Tobins S. Ir, 1995, Pengolahan Bahan Galian, Direktorat Jenderal
Pertambangan Umum Pusat Pengembangan Tenaga Pertambangan,
Bandung.

7. Alwi Ibrahim, Pengolahan Bahan Galian, Fakultas Teknik Mineral


ITB.

1-14

You might also like