Professional Documents
Culture Documents
FISIOLOGI MANUSIA
ACARA V
DISUSUN OLEH:
NIM : E1A014005
KELAS :A
UNIVERSITAS MATARAM
2017
ACARA V
A. Pelaksanaan Praktikum
1. Tujuan praktikum : a. Mengetahui refeks peregangan otot dan selaput
lender pada manusia.
b. Mengetahui waktu reaksi seseorang.
2. Hari, tanggal praktikum : Jumat, 19 Mei 2017
3. Tempat praktikum : Laboratorium Biologi FKIP, Universitas Mataram.
B. Landasan Teori
Gerak pada umumnya terjadi secara sadar, namun, ada pula gerak yang
terjadi tanpa disadari yaitu gerak refleks.Untuk terjadi gerak refleks, maka
dibutuhkan struktur sebagai berikut: organ sensorik (yang menerima impuls),
serabut saraf sensorik (yang menghantarkan impuls), sumsum tulang belakang
(serabut-serabut saraf penghubung menghantarkan impuls), sel saraf motorik
(menerima dan mengalihkan impuls), dan organ motorik (yang melaksanakan
gerakan). Gerak refleks merupakan bagian dari mekanika pertahanan tubuh yang
terjadi jauh lebih cepat dari gerak sadar, misalnya menutup mata pada saat terkena
debu, menarik kembali tangan dari benda panas menyakitkan yang tersentuh tanpa
sengaja. Gerak refleks dapat dihambat oleh kemauan sadar; misalnya, bukan saja
tidak menarik tangan dari benda panas, bahkan dengan sengaja menyentuh
permukaan panas (Pearce, 2009: 292).
Gerak refleks ialah gerakan pintas ke sumsum tulang belakang. Ciri refleks
adalah respon yang terjadi berlangsung dengan cepat dan tidak disadari.
Sedangkan lengkung refleks adalah lintasan terpendek gerak refleks. Neuron
konektor merupakan penghubaung antara neuron sensorik dan neuron motorik.
Jika neuron konektor berada di otak, maka refleksnya disebut refleks otak. Jika
terletak di susmsum tulang belakang, maka refleksnya disebut refleks tulang
belakang. Gerakan pupil mata yang menyempit dan melebar karena terkena
rangsangan cahaya merupakan contoh refleks otak. Sedangkan gerak lutut yang
tidak disengaja merupakan gerak sumsum tulang belakang (Idel, 2000: 210-215).
Unit dasar setiap kegiatan reflex terpadu adalah lengkung reflex. Lengkung
reflex ini terdiri dari alat indra, serat saraf aferen, satu atau lebih sinaps yang
terdapat di susunan saraf pusat atau di ganglion simpatis, serat saraf eferen, dan
efektor. Serat neuron aferen masuk susunan saraf pusat melalui radiks dorsalis
medulla spinalis atau melalui nervus kranialis, sedangkan badan selnya akan
terdapat di ganglion-ganglion homolog nervi kranialis atau melalui nervus cranial
yang sesuai. Lengkung reflex. Paling sederhana adalah lengkung reflex yang
mempunyai satu sinaps anatara neuron aferen dan eferen. Lengkung reflex
semacam itu dinamakan monosinaptik, dan reflex yang terjadi disebut reflex
monosinaptik. Lengkung reflex yang mempunyai lebih dari satu interneuron antara
neuron afern dan eferen dinamakan polisanptik, dan jumlah sinapsnya antara 2
sampai beberapa ratus. Pada kedua jenis lengkung reflex, terutama pada lengkung
reflex polisinaptik. Kegiatan refleksnya dapat dimodifikasi oleh adanya fasilitas
spasial dan temporal, oklusi, efek penggiatan bawah ambang (subliminal fringe),
dan oleh berbagai efek lain (Sherwood, 2006: 691).
Respon Respon
No Nama Jenis Refleks
Positif Negatif
Patella
Biceps
1 Nely Tricep
Achilles
Babinski
Respon Respon
No Nama Jenis Refleks
Positif Negatif
Mata
Patella
Biceps
Tricep
2 Toel
Achilles
Babinski
Mata
Patella
Biceps
Tricep
3 Titan
Achilles
Babinski
Mata
Patella
Biceps
4 Astri Tricep
Achilles
Babinski
Respon Respon
No Nama Jenis Refleks
Positif Negatif
Mata
b. Data kelas
Respon Respon
No Nama Jenis Refleks
Positif Negatif
Patella
Biceps
Tricep
1 Nely
Achilles
Babinski
Mata
Patella
Biceps
Tricep
2 Toel
Achilles
Babinski
Mata
Patella
3 Titan Biceps
Tricep
Respon Respon
No Nama Jenis Refleks
Positif Negatif
Achilles
Babinski
Mata
Patella
Biceps
Tricep
4 Astri
Achilles
Babinski
Mata
Patella
Biceps
Tricep
5 Tyas
Achilles
Babinski
Mata
Patella
6 Nopi Biceps
Tricep
Respon Respon
No Nama Jenis Refleks
Positif Negatif
Achilles
Babinski
Mata
Patella
Biceps
Tricep
7 Endang
Achilles
Babinski
Mata
Patella
Biceps
Tricep
8 Haula
Achilles
Babinski
Mata
Patella
9 Mala Biceps
Tricep
Respon Respon
No Nama Jenis Refleks
Positif Negatif
Achilles
Babinski
Mata
Patella
Biceps
Tricep
10 Monic
Achilles
Babinski
Mata
Patella
Biceps
Tricep
11 Ezha
Achilles
Babinski
Mata
Patella
12 Rina Biceps
Tricep
Respon Respon
No Nama Jenis Refleks
Positif Negatif
Achilles
Babinski
Mata
Patella
Biceps
Tricep
13 Heni
Achilles
Babinski
Mata
Patella
Biceps
Tricep
14 Widya
Achilles
Babinski
Mata
Patella
15 Ocha Biceps
Tricep
Respon Respon
No Nama Jenis Refleks
Positif Negatif
Achilles
Babinski
Mata
Patella
Biceps
Tricep
16 Arya
Achilles
Babinski
Mata
Patella
Biceps
Tricep
17 Ahmad
Achilles
Babinski
Mata
Patella
18 Mifta Biceps
Tricep
Respon Respon
No Nama Jenis Refleks
Positif Negatif
Achilles
Babinski
Mata
Patella
Biceps
Tricep
19 Dian
Achilles
Babinski
Mata
Patella
Biceps
Tricep
20 Gek
Achilles
Babinski
Mata
Patella
21 Irfa Biceps
Tricep
Respon Respon
No Nama Jenis Refleks
Positif Negatif
Achilles
Babinski
Mata
2. Waktu Reaksi
a. Data pribadi
Normal Terganggu
Pengulangan
Nama Panjang Waktu Panjang Waktu
ke
(cm) (s) (cm) (s)
1 18 0,19 30 0,25
3 19 1,196 30 0,25
b. Data kelompok
Normal Terganggu
Pengulangan
Nama Panjang Waktu Panjang Waktu
ke
(cm) (s) (cm) (s)
1 18 0,19 30 0,25
3 19 1,196 30 0,25
1 27 0,235 30 0,25
Toel
2 23 0,215 30 0,25
Normal Terganggu
Pengulangan
Nama Panjang Waktu Panjang Waktu
ke
(cm) (s) (cm) (s)
3 15 0,175 30 0,25
1 22 0,21 30 0,25
3 11 0,145 30 0,25
1 30 0,25 30 0,25
3 30 0,25 30 0,25
c. Data kelas
Normal Terganggu
Pengulangan
Nama Panjang Waktu Panjang Waktu
ke
(cm) (s) (cm) (s)
1 18 0,19 30 0,25
3 19 1,195 30 0,25
1 27 0,235 30 0,25
3 15 0,175 30 0,25
2 10 0,14 30 0,25
3 11 0,145 30 0,25
1 30 0,25 30 0,25
3 30 0,25 30 0,25
1 14 0,17 30 0,25
3 13 0,165 30 0,25
1 24 0,22 30 0,25
3 16 0,18 24 0,22
1 16 0,18 30 0,25
3 10 0,14 30 0,25
1 17 0,185 29 0,245
3 17 0,185 30 0,25
Normal Terganggu
Pengulangan
Nama Panjang Waktu Panjang Waktu
ke
(cm) (s) (cm) (s)
1 25 0,225 25 0,225
3 7 0,115 13 0,165
1 14 0,17 30 0,25
3 11 0,145 15 0,175
1 23 0,215 30 0,25
3 10 0,14 30 0,25
1 30 0,25 27 0,235
3 10 0,14 13 0,165
1 19 0,195 30 0,25
3 30 0,25 21 0,205
1 27 0,235 30 0,25
Widya
2 15 0,175 30 0,25
Normal Terganggu
Pengulangan
Nama Panjang Waktu Panjang Waktu
ke
(cm) (s) (cm) (s)
3 24 0,22 30 0,25
1 15 0,175 30 0,25
3 24 0,22 2 0,06
1 30 0,25 30 0,25
3 21 0,205 19 0,195
1 17 0,185 30 0,25
3 17 0,185 30 0,25
1 17 0,185 30 0,25
3 11 0,145 30 0,25
1 14 0,17 30 0,25
3 16 0,18 30 0,25
2 15 0,175 30 0,25
3 27 0,235 20 0,20
1 27 0,235 30 0,25
3 16 0,18 28 0,24
F. Pembahasan
Praktikum Gerak Refleks dan Waktu Reaksi bertujuan untuk mengetahui
refeks peregangan otot dan selaput lender pada manusia serta mengetahui waktu
reaksi seseorang. Gerak refleks adalah gerak yang dihasilkan oleh jalur saraf yang
paling sederhana. Gerak refleks disebabkan oleh rangsangan tertentu yang
biasanya mengejutkan dan menyakitkan. Misalnya bila kaki menginjak paku,
secara otomatis kita akan menarik kaki dan akan berteriak. Refleks juga terjadi
ketika kita membaui makanan enak, dengan keluarnya air liur tanpa disadari.
Gerak refleks terjadi apabila rangsangan yang diterima oleh saraf sensori langsung
disampaikan oleh neuron perantara (neuron penghubung). Sementara itu, waktu
reaksi (reaction time) merupakan waktu antara pemberian rangsangan sampai
dengan timbulnya respon terhadap rangsangan tersebut. Parameter waktu reaksi ini
dipakai untuk pengukuran performansi. Pada praktikum ini, diukur gerak refleks
serta waktu reaksi saat normal dan saat terganggu.
Berdasarkan hasil pengamatan pada gerak refleks, hanya 1 dari 21 praktikan
mengalami respon positif untuk gerak refleks pada otot patella dan kornea mata.
Untuk otot biceps terdapat 8 dari 21 praktikan mengalami respon negatif.
Sedangkan untuk refleks pada otot tricep terdapat 13 dari 21 praktikan yang
memperoleh respon negatif. Pada otot achilles terdapat 14 praktikan yang
mengalami repon negatif. Untuk refleks pada otot babinsky diperoleh 3 dari 21
praktikan yang memiliki respon negatif. Sementara itu, untuk refleks selaput
lender atau selaput kornea mata semua praktikan memiliki respon positif.
Hasil untuk percobaan waktu reaksi pada saat normal menunjukkan rentang
mulai dari 2 hingga 30 cm dengan waktu 0,06 detik hingga 0,25 detik. Rata-rata
praktikan memiliki waktu antara 10-20 cm atau sekiat 0,14 hingga 0,20 detik
waktu reaksi. Sementara itu, untuk waktu terganggu, kebanyakan praktikan
memiliki waktu 0,25 detik dengan panjang penggaris 30cm. Akan tetapi ada pula
yang memperoleh waktu 0,06 detik atau 2cm panjang penggaris dan yang lainny
ada pula yang memperoleh rentang panjang mulai dari 12 sampai 28 cm dengan
waktu mulai dari 0,14 hingga 0,24 detik.
Mekanisme gerak refleks merupakan suatu gerakan yang terjadi secara tiba-
tiba diluar kesadaran kita. Refleks fleksor, penarikan kembali tangan secara refleks
dari rangsangan yang berbahaya, merupakan suatu reaksi perlindungan. Refleks
ekstensor (polisinaps), rangsangan dari reseptor perifer yang dimuali dari fleksi
pada anggota badan yang juga berkaitan dengan ekstensi anggota badan. Gerak
refleks merupakan bagian dari mekanisme pertahanan tubuh dan terjadi jauh lebih
cepat dari gerak sadar. Misalnya, menutup mata pada saat terkena debu.
Jenis-jenis pemeriksaan gerak refleks dalam praktikum ini adalah sebagai
berikut: (1) Refleks Patella. Refleks patella ditimbulkan dengan cara mengetok
tendon patella tepat di bawah patella. Pasien dalam keadaan duduk atau tidur
terlentang. Jika pasien terlentang, pengkajian menyokong kaki untuk memudahkan
relaksasi otot. Kontraksi quadriseps dan ekstensi lutut adalah respons normal, (2)
Refleks Biseps. Refleks biseps didapat melalui peregangan tendon biseps pada saat
siku dalam keadaan fleksi. Orang yang menguji menyokong lengan bawah dengan
satu tangan sambil menempatkan jari telunjuk dengan menggunakan palu refleks.
Respons normal dalam fleksi pada siku dan kontraksi biseps, (3) Refleks Triseps.
Untuk menimbulkan refleks triseps, lengan pasien difleksikan pada siku dan
diposisikan di depan dada. Pemeriksaan menyokong lengan pasien dan
mengidentifikasi tendon triseps dengan mempalpasi 2,5 sampai 5 cm di atas siku.
Pemukulan langsung pada tendon normalnya menyebabkan kontraksi otot triseps
dan ekstensi siku, (4) Refleks Achiles. Buat pergelangan kaki dalam keadaan
rileks, kaki dalam keadaan dorsi fleksi pada pergelangan kaki dan palu diketok
pada bagian tendon Achilles. Respon yang terjadi adalah fleksi plantar, (5) Refleks
Babinski. Stimulus (biasanya gesekan) pada telapak kaki, yang mengakibatkan
dorsiflexion jari dan fanning dari jari-jari kaki yang lebih kecil. Stimulus biasanya
tersebut menyebabkan semua jari kaki untuk membungkuk ke bawah, dan (6)
Refleks kornea mata. Dengan cara menyentuhkan kapas pada limbus, hasil positif
bila mengedip.
Proses yang terjadi pada refleks melalui jalan tertentu disebut lengkung
refleks. Komponen-komponen yang dilalui refleks adalah sebagai berikut: (1)
Reseptor rangsangan sensoris: ujung distal dendrit yang menerima stimulus peka
terhadap suatu rangsangan misalnya kulit, (2) Neuron aferen (sensoris) : melintas
sepanjang neuron sensorik sampai ke medula spinalis yang dapat menghantarkan
impuls menuju ke susunan saraf pusat, (3) Neuron eferen (motorik) : melintas
sepanjang akson neuron motorik sampai ke efektor yang akan merespon impuls
eferen menghantarkan impuls ke perifer sehingga menghasilkan aksi yang khas,
(4) Alat efektor : dapat berupa otot rangka, otot jantung, atau otot polos kelenjar
yang merespons, merupakan tempat terjadinya reaksi yang diwakili oleh suatu
serat otot atau kelenjar.
Suatu refleks dikatakan meningkat bila daerah perangsangan meluas dan
respon gerak reflektorik meningkat dari keadaan normal. Rangsangan yang
diberikan harus cepat dan langsung, kerasnya rangsangan tidak boleh melebihi
batas sehingga justru melukai yang diuji. Sifat reaksi setelah perangsangan
tergantung tounus otot sehingga otot yang diperiksa sebaiknya dalam keadaan
sedikit kontraksi, dan bila hendak dibandingkan dengan sisi kontralateralnya maka
posisi keduanya harus simetris.
Secara umum. Ada 3 unsur yang berperan dalam refleks yaitu jaras aferen,
bussur sentral dan jaras eferen. Perubahan ketiga komponen tersebut akan
mengakibatkan perubahan dalam kualitas maupun kuantitas dari refleks. Integritas
dari arcus reflek akan terganggu jika terdapat malfungsi dari organ reseptor, nercus
sensorik, ganglion radiks postreior, gray matter medula spinal, radik anterior,
motor end plate, atau organ efektor.
Waktu reaksi merupakan interval waktu yang diperlukan seseorang untuk
memberikan reaksi terhadap sinyal atau rangsangan yang muncul ketika seseorang
memberikan respon tentang sesuatu yang didengar, dilihat, atau dirasakan. Waktu
reaksi mempunyai 5 komponen yaitu: munculnya stimulus pada tingkat reseptor
yaitu suatu struktur khusus yang sangat peka terhadap jenis-jenis rangsang
tertentu, perambatan (propagation) stimulus ke susunan saraf pusat, pengiriman
stimulus melalui jalur saraf dan produksi sinyal efektor yang bergerak memberi
reaksi terhadap impuls yang tiba melewati neuron efferent yakni yang membawa
impuls dari susunan saraf pusat, pengiriman sinyal oleh susunan saraf pusat ke
otot, dan perangsangan/stimulus otot untuk melakukan kerja mekanis.
Waktu reaksi harus dibedakan dengan waktu refleks. Waktu reaksi dapat
dilatih hingga terjadi otomasi, sedangkan waktu refleks tidak. Waktu reaksi adalah
respon terhadap tanda yang disadari sedangkan waktu refleks adalah reaksi
terhadap respon yang tidak disadari terhadap stimulus. Semakin cepat mistar
ditangkap maka respon praktikan terhadap stimulus yang diberikan semakin cepat.
Waktu reaksi mempunyai 5 komponen yaitu munculnya stimulus pada tingat
reseptor yaitu suatu struktur khusus yang sangat peka terhadap jenis-jenis rangsang
tertentu, perambatan (propagation) stimulus ke susunan saraf pusat, pengiriman
stimulus melalui jalur saraf dan produksi sinyal efektor yang bergerak memberi
reaksi terhadap impuls yang tiba melewati neuron efferent yakni yang membawa
impuls dari susunan saraf pusat, pengiriman sinyal oleh susunan saraf pusat ke
otot, perangsangan/stimulus otot untuk melakukan kerja mekanis.
Waktu reaksi harus dibedakan dengan waktu refleks. Waktu reaksi dapat
dilatih hingga terjadi otomasi, sedangkan waktu refleks tidak. Waktu reaksi adalah
respon terhadap tanda yang disadari sedangkan waktu refleks adalah reaksi
terhadap respon yang tidak disadari terhadap stimulus.
Cepatnya gerak reflek seseorang apabila memiliki nilai diatas 0,5 dari
panjang penggaris (30 cm). Jadi jika praktikkan memiliki nilai rata-rata gerak
refleknya dibawah dari 15 maka ia dikatakan memiliki gerak reflek yang lambat,
dan sebaliknya jika hasil rata-rata perhitungan gerak reflek yang di dapat diatas 15
maka dapat dikatakan ia memiliki gerak reflek yang cepat. Perbedaan hasil yang
diperoleh bergantung pada saraf-saraf yang mempersarafi gerka dan juga faktor
lingkungan. Terdapat praktikan yang waktu reaksinya dari awal ke akhir makin
cepat, ada yang konstan dan ada pula yang justru menurun. Faktor-faktor yang
mempengaruhi waktu reaksi yaitiu tipe kepribadian, jenis kelamin, usia, kelelahan,
kebugaran fisik, dan alcohol.
G. Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan dapat disimpulkan
bahwa:
a. Gerak refleks merupakan suatu gerakan yang terjadi secara tiba-tiba diluar
kesadaran kita.
b. Jensi refleks yang diperiksa yaitu patella, biceps, tricep, achilles, babinsky,
dan selaput kornea mata.
c. Proses yang terjadi pada refleks melalui jalan tertentu disebut lengkung
refleks.
d. Komponen-komponen yang dilalui refleks adalah reseptor, neuron sensoris,
neuron motoris, dan efektor.
e. Suatu refleks dikatakan meningkat bila daerah perangsangan meluas dan
respon gerak reflektorik meningkat dari keadaan normal.
f. Rangsangan yang diberikan harus cepat dan langsung, kerasnya rangsangan
tidak boleh melebihi batas sehingga justru melukai yang diuji.
g. Waktu reaksi (reaction time) merupakan waktu antara pemberian rangsangan
sampai dengan timbulnya respon terhadap rangsangan tersebut.
h. Waktu reaksi mempunyai 5 komponen yaitu: munculnya stimulus pada
tingat reseptor, perambatan (propagation) stimulus ke susunan saraf pusat,
pengiriman stimulus melalui jalur saraf dan produksi sinyal efektor,
pengiriman sinyal oleh susunan saraf pusat ke otot, serta
perangsangan/stimulus otot.
i. Jika praktikkan memiliki nilai rata-rata gerak refleknya dibawah dari 15
maka ia dikatakan memiliki gerak reflek yang lambat, dan sebaliknya.
j. Faktor-faktor yang mempengaruhi waktu reaksi yaitiu tipe kepribadian, jenis
kelamin, usia, kelelahan, kebugaran fisik, dan alcohol.
2. Saran
-
DAFTAR PUSTAKA
Pearce, Evelyn. 2009. Anatomi Dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.