You are on page 1of 4

IMUNISASI POLIO

No. Kode : Ditetapkan Oleh Kepala


Puskesmas Piladang
Terbitan :

SPO No. Revisi :

Tgl. Mulai Berlaku :


Dr.Reni Safiaza
Halaman : NIP: 19830105 200901 2004

Puskesmas
Piladang

1.Pengertian Suatu cara menimbulkan/meningkatkan kekebalan


seseorang secara aktif terhadap penyakit POLIO sehingga
bila ia terpapar dengan penyakit tersebut tidaka akan sakit.

2.Tujuan Pecegahan penyakit lumpuh layuh pada anak


3.Kebijakan -
4.Referensi - Direktort Jendral PP & PL Departemen
Kesehatan,2005
Pedoman Pelaksanaan PIN
5.Prosedur 1. Bukaklah tutup botol yang terbuat dari logam dan
karet.
2. Pasang pipet plastik ( dropper) pada botol
3. Buka tutup pipet sebelum diteteskan pada sasaran
4. Botol ditunggingkan,tunggu beberapa saat sampai
cairan masuk dalam pipet
5. Tekan pipet sehingga 2 tetes vaksin polio masuk
langsung ke dalam mulut anak.
6. Pipet plastik jangan menempel pada bbir atau lidah
7. Pastikan 2 tetes vaksin polio masuk ke mulut
8. Bila diludahkan beri 2 tetes lagi

6.Unit Terkait
Distribusi

8. Rekaman Historis

No Halama Yang dirubah Perubahan Diberlakukan


n Tgl.
IMUNISASI CAMPAK
No. Kode : Ditetapkan Oleh Kepala
Puskesmas Piladang
Terbitan :

SPO No. Revisi :

Tgl. Mulai Berlaku :


Dr.Reni Safiaza
Halaman : NIP: 19830105 200901 2004

Puskesmas
Piladang

1.Pengertian Suatu cara menimbulkan/meningkatkan kekebalan


seseorang secara aktif terhadap penyakit CAMPAK
sehingga bila ia terpapar dengan penyakit tersebut tidaka
akan sakit.

2.Tujuan Pecegahan penyakit campak


3.Kebijakan -
4.Referensi - Dinas Kesehatan Provinsi Sumbar,2005
Modul Pelatihan Pengelolaan Rantai Vaksin
Program Imunisasi
5.Prosedur 1. Ambil semprit 5 ml dan jarum oplos yang steril
2. Semprit dan jarum ini hanya untuk melarutkan
bukan untuk suntikan
3. Buka ampul pelarut
4. Sedotlah pelarut ke dalam semprit
5. Sebelum vaksin dibuka cek dulu labelnya
6. Jarum oplos telah berisi pelarut dimasukkan ke
dalam ampul
7. Masukkan secara bertahap semua pelarut ke dalam
vaksin
8. Jangan mengocok sewaktu mencampur vaksin dan
pelarut
9. Isap vaksin dan pelarut pelan-pelan dan suntikkan
kembali kedalam ampul atau flacon beberapa kali
sampai vaksin tercampur.
10. Dengan demikian vaksin dan pelarut telah
tercampur benar dan tidak perlu di kocok
11. Buanglah bekas ampul pelarut ke dalam safety box
12. 0,5 ml satu kali setelah anak berumur 9 bulan
13. Disuntikkan secara subcutan dalam lengan kiri

6.Unit Terkait
Distribusi

8. Rekaman Historis

No Halama Yang dirubah Perubahan Diberlakukan


n Tgl.
IMUNISASI DPT HB HIB dan TT
No. Kode : Ditetapkan Oleh Kepala
Puskesmas Piladang
Terbitan :

SPO No. Revisi :

Tgl. Mulai :
Berlaku Dr.Reni Safiaza
NIP: 19830105 200901 2004
Halaman :

Puskesmas
Piladang

1.Pengertian Suatu cara menimbulkan/meningkatkan kekebalan


seseorang secara aktif terhadap penyakit difteri,pertusis dan
tetanus, sehingga bila ia terpapar dengan penyakit tersebut
tidaka akan sakit.

2.Tujuan Pecegahan penyakit difteri,pertusis dan tetanus


3.Kebijakan -
4.Referensi - Dinas Kesehatan Provinsi Sumbar,2005
Modul Pelatihan Pengelolaan Rantai Vaksin
Program Imunisasi
5.Prosedur 1. Usaplah sekitar kulit yang akan disuntik dengan
kapas yang telah dibasahi dengan air
2. Pemberian vaksinasi DPT dan TT secara
Intramuscular
3. Tempat yang paling baik untuk suntikkan adalah
dibagian pertengahan paha bagian luar
4. Letakkan ibu jari dan jari telunjuk anda pada sisi
yang akan disuntik
5. Tarik sedikit otot yang akan di suntik
6. Tusukkan jarum tegak lurus ke bawah melalui kulit
antara jari anda sampai masuk ke dalam otot
7. Tarik piston sedikit untuk meyakinkan bahwa jarum
tidak mengenai pembuluh darah
8. Dorong pangkal piston dengan ibu jari untuk
memasukkan vaksin
9. Cabutlah jarum

6.Unit Terkait
Distribusi

8. Rekaman Historis

No Halama Yang dirubah Perubahan Diberlakukan


n Tgl.

You might also like