You are on page 1of 16

LBM 1

MODUL 22 PENGLIHATAN
STEP 1
- ortoforia : posisi bola mata yang normal, sejajar.
Jika posisi bola mata tidak sejajar = strabismus
- visus : ketajaman / kejernihan penglihatan, tergantung dari ketajaman fokus retina dalam bola
mata dan sensitifitas intrepetasi di otak.

STEP 2
1. Bagaimana anatomi dari mata?
2. Bagaimana fisiologi dari mata?
3. Bagaimana histologi mata?
4. Bagaimana mekanisme penghantaran impuls saraf pada lintasan visual? Bagaimana
mekanisme melihat?
5. Bagaimana cara kerja lensa mata?
6. Bagaimana bola mata dapat bergerak?
7. Bagaimana mekanisme pengaturan tekanan bola mata?
8. Apa saja komponen beserta fungsi dari air mata?
9. Bagaimana fisiologi sistem lakrimalis?
10.Apa saja yang termasuk media refrakta?
11.Bagaimana cara pemeriksaan fisik pada mata?
12. Jelaskan maksud dari hasil pemeriksaan visus 6/6 dan tidak buta warna, serta jelaskan
intrepetasi yang lain!
13.Bagaimana cara menjaga penglihatan agar dapat tetap berfungsi optimal?

STEP 3
1. Bagaimana anatomi dari mata?
Cavum Orbita merupakan suatu ruangan bentuk piramid sisi 4.
Baian bagian :
- Basis( Aditus Orbita )
Merupakan pintu masuk dalam obita.
Terdapat: margo supra orbitalis ( tepi atas)
mago infra orbitalis ( tepi bawah )
Dibentuk oleh:
Os. Frontale
Os. Zygomaticus
Os. Maxilla
- Apex
Terletak di sebelah posterior.
Pada apex terdapat canalis opticus untuk dilalui oleh N. Opticus dan arteri
opthalmica.
Canalis opticus dibentuk oleh:
corpus sfenoidale
Ala parva os. Sfenoidale
- Atap
dibentuk oleh:
Os. Frontalis (pars. Orbitalis): di depan.
Os. Sfenoidale ( ala magna ): di Blk
Terdapat sutura sfenofrontalis.
Membatasi orbita dengan fossa cranii anterior.
Terdapat fossa gladulae Lacrimalis ( pada bagian antero lateral )
- Dasar
Dibentuk oleh:
Os. Zygomaticus ( antero lateral)/Facies orbitalis os.zygomaticus.
Os. Maxillae ( bag. tengah)/ facies orbitalis os. maxillae
Os. Palatini ( bag. Blk )/processus orbitalis os. Palatini.
Dasar orbita membatasi orbita dari sinus maxillaris.
- Dinding lateral dan dinding medial.
Dinding lateral:
Tebal, kanan dan kiri membentuk sudut hampir 90 derajat.
Dibentuk oleh:
Os. Zygomaticus( didepan)
Os. Sfenoidale( di belakang )
Os. Frontalis ( di blk )
Terdapat foramen zygomaticofaciale yang dilaui oleh N. Zygomaticus dan vasa
kecil cab. Vasa lacrimalis.
Dibentuk oleh (urutan dari depan ke blk):
Os.maxillare ( processus frontalis )
Os. Lacrimale
Os. Ethmoidalis( lamina orbitalis )
Os. Sfenoidalis.( sebag. Kecil corpus sfenoidalis )
Dinding medial orbita membatasi orbita dengan sinus ethmoidalis, sinus
sfenoidalis dan cavum nasi

FISSURA ORBITALIS SUPERIOR dilalui oleh:


- N.. Oculomotorius
- N. Trochlearis
- N. Abduscens
- N. Opthalmius
- N. Frontalis
- N. lacrimalis
- N. Nasociliaris
- Vasa opthalmica, a. lacrimalis
- Arteri meningea media ( kadang2 )

Antara dasar orbita dan dinding lateral: Terdapat fissura orbitalis inferior.
Fissura orbitalis inferior dilalui oleh:
- N. Maxillaris
- N. Zygomaticus
- Vasa infra orbitalis
- Serabut2 ganlion sfenopalatinum
Organon Oculi Accsesoria

A. Palpebra

Secara anatomis dibagi 4 lapisan :

a. Lapisan epidermal :
b. Lapisan muskular :
m. Levator palpebra
m. Orbikularis okuli
m. Mulleri
m. Riolani
c. Lapisan tarsal : jaringan ikat padat sbg kerangka palpebra. Pada tarsus ada
Gld.Meibom dng produksi sebum. Fungsi :
Memberi bentuk palpebra
Origo & insertio otot
Memberi kekuatan pada palpebra
d. Lapisan konjungtiva

Otot kelopak mata

a) M.orbicularis oculi
i) Inervasi: n.Fasialis
ii) Fungsi: menutup mata
b) M.levator palpebra
i) Inervasi: N.occulomotorius
ii) Fungsi: membuka mata
c) M.tarsalis mulleri
i) Inervasi syaraf simpatis
ii) Fungsi: pertahankan buka palpebra
Adapun fungsi palpebra, yaitu :

- Melindungi bola mata terhadap trauma dari luar yang bersifat fisik atau kimiawi
- Memberi jalan masuk sinar ke dalam bola mata yang dibutuhkan untuk penglihatan
- Pembasahan dan pelicinan seluruuh permukaan bola amta terjadi karena pemerataan
air mata dan sekresi berbagai kelenjar sebagai akibat gerakan buka tutup kelopak
mata
- Kedipan kelopak mata sekaligus menyingkirkan debu yang terdapat pada permukaan
bola mata

Bulbus oculi :
Disusun oleh 2 segmen bola yg saling berpotongan, yaitu segmen kecil (kornea) &
segmen besar (sklera)
Tdpt 2 kutub, yaitu polus anterior & polus posterior
Ukuran : diameter vertikal 23,5 mm, transversal 24 mm, anteroposterior 17,5 mm
Dibungkus oleh 3 lapisan jaringan :
Sklera (luar)
Jaringan uvea (tengah), tdd : choroid, corpus ciliare, iris
Retina (dalam)
Media refrakta :
Cornea
Humor aquasus
Lensa crystalina
Corpus vitreum
Cornea :
Merupakan lanjutan dari sklera, transparan, tebal 0,5-1 mm, tidak mengandung
pembuluh darah
Terdiridari lapisan : stratum epitelium, lamina elastica anterior, stratum propium,
lamina elastica posterior, & stratum mesothelium
Nutrisi didapat dr a.ciliaris anterior & humor aquasus
Sclera :
Merupakan lapisan terluar dari bola amta
Terbentuk oleh jaringanfibrous dengan serat elastis
Antara lapisan sclera & koroid tdpt ruang sempit berisi sedikit air spatium
perikoroid
Retina :
Merupakan membran saraf yang tipis, halus, transparan
Bagian - bagiannya : pars coeca, pars optica, & ora serrata
Mengandung fotoreseptor, yaitu sel batang & sel kerucut
Ke arah belakang menerus sebagai nervus optikus

Humor aquosus :
Merupakan larutan garam yang encer, mengisi COA
Diproduksi oleh procc.ciliaris pada corpus ciliare
Lensa crystalina :
Bentuknya biconvex, avaskuler, tidak berwarna, transparan, bagian belakang lebih
cembung, diameter 9 mm, tebal 4 mm, terletak di belakang iris & di depan corpus
vitreum
Digantung oleh zonula Zinnii pada proc.ciliaris
Fungsi : untuk memfokuskan cahaya di retina sehingga terjadi gambaran yang
sempurna
Corpus vitreus :
Merupakan larutan garam & protein yang mempunyai konsistensi kenyal
Fungsi : untuk menyangga bola mata supaya tidak mudah mengkerut
Tidak mengandung pembuluh darah, nutrisinya dari pembuluh darah retina &
corpus ciliare
Kelopak mata/palpebra :
Merupakan penutup aditus orbita & pelindung bola mata
Tdd lapisan : cutis, subcutis, otot, lapisan submuscular, lapisan fibrous (tarsus)
Otot otot palpebra : m.orbicularis oculi, m.levator palpebra, m.tarsalis
Conjunctiva :
Merupakan membran yang menutup sklera & kelopak bgn belakang
Mengandung kelenjar musin yang dihasilkan oleh sel Goblet
Terdiridari 3 bagian : c.palpebra (melapisi bgn dalam palpebra), c.bulbi (melapisi
bola mata), c.forniks (peralihan antara c.palpebra & c.bulbi)
Disarafi oleh n.trigeminus
Pada tepi bebas palpebra ada cilia (bulu mata)
Glandula lakrimalis :
Terletak pada sudut atas lateral cavum orbita
Fungsi : menghasilkan air mata untuk melindungi cornea dari kekeringan & untuk
membersihkan cornea
Pengaliran air mata : glandula lacrimalis punctum lacrimalis canaliculi
lacrimalis saccus lacrimalis ductus nasolacrimalis meatus nasi inferior
Kelenjar lakrimal :
Air mata mengalir kedalam pungta atas dan bawah dan kemudian kedalam sakus
lakrimalis melalui kanalikuli atas dan bawah, dan kanakuli-kanakuli ini membentuk
kanalikulus komunis sebelum masuk sakus lakrimalis.
Duktus nasolakrimalis berjalan dari sakus ke hidung. Drainase air mata merupakan suatu
proses aktif, tiap kedipan palpebra membantu memompa air mata melalui

2. Bagaimana histologi dari mata?


Kornea

Epitel anterior
Epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk dan tanpa papil.
Membran limitans anterior (membran BOWMAN)
Di bawah epitel kornea berasal dari stroma kornea di bawahnya.
Stroma kornea (substansia propria)
Membentuk badan kornea terdiri atas serat kolagen paralel yang membentuk lamela tipis dan
lapisan2 fibroblas gepeng bercabang yaitu keratosit diantara serat kolagen.
Membran limitans posterior (membran DESCEMENT)
Membran basal yang berada di posterior dari stroma kornea.
Endotel
Menutupi permukaan posterior kornea tersusun dari epitel kuboid rendah.
Retina, koroid, dan sklera

Dinding bola mata terdiri atas sclera, koroid, dan retina. Retina mengandung sel sel reseptor
fotosensitif. Di antara berkas kolagen terdapat anyaman serat elastin halus. Fibroblast gepeng
atau memanjang terdapat di seluruh sclera dan melanosit terdapat di lap paling dalam
Lapisan koroid dan retina
Koroid di bagi atas beberapa lapis : lamina suprakoroid, lap vaskuler, lap koriokapiler dan
membrane limitans transparan atau membran vitrea.
Lamina suprakoroid terdiri atas lamella serat serat kolagen halus, anyaman serat elastin
luas, fibroblast, dan banyak melanosit besar.
Lapisan vaskuler mengandung banyak pembuluh darah berukuran sedang dan besar.
Lapisan koriokapiler mengandung anyaman kapiler dengan lumen besar di dalam stroma
serat kolagen dan elastin halus.
Membrane vitrea bersebalahan dengan sel sel pigmen.
Di sebelah sel sel pigmen terdapat lap fotosensitif yg terdiri dari sel batang langsing dan sel
kerucut yg lebih tebal. Kedua sel ini terdapat di sebelah membrane limitan eksterna yg
dibentuk oleh cabang cabang sel neuroglia, yaitu sel sel muller

3. Bagaimana fisiologi mata?


a. Kelopak mata : melindungi bola mata dari luar, debu dsb., terdapat ciliaris (untuk
berkedip)
b. Sklera
c. Iris : mengatur jumlah masuknya cahaya
d. Pupil : masuknya cahaya
e. Cornea : lapisan. Mata paling jernih , sebagai membran pelindung, media refrakta,
f. Lensa : mengakomodasi jarak jauh dan dekat letika melihat. Lensa cristalina :
memfokuskan cahaya jarak dekat.
g. Retina: memfokuskan cahaya, (sel kerucut dan sel batang)
h. N.opticus : menghantarkan impuls ke pusat occipitas
i. Humour Aquous : penyediaan nutrisi lensa dan cornea, untuk mengatur tekanan bola
mata.
j. Corpus vitreus : media refrakta (lebih kental, volume lebih banyak)

Sistematis : dibuat perbagian , 1organ meliputi anatomi, histologi dan fisiologi


4. Bagaimana mekanisme penghantaran impuls saraf pada lintasan visual? Bagaimana
mekanisme melihat?
Mata merupakan alat optik yang mempunyai system lensa (kornea, humor akuos,
lensa dan badan kaca), diafragma (pupil), dan film untuk membentuk bayangan
(retina). Proses penglihatan dimulai dengan adanya rangsangan pada sel
fotoreseptor retina (sel batang dan kerucut), untuk selanjutnya diteruskan ke otak
melalui lintasan visual. Lintasan visual dimulai dari sel-sel ganglioner di retina dan
diakhiri pada polus posterior korteks oksipitalis. Lintasan visual terdiri dari :
a. Sel-sel ganglioner di retina
b. Nervus optikus
c. Khiasma optikum
d. Traktus optikus
e. Korpus genikulatum laterale
f. Radiatio optik
g. Korteks oksipitalis.

5. Bagaimana cara kerja lensa mata?


lensa berhubungan dengan badan silier melalui ligamentum suspensorium lentis (zonula
Zinn). Mencembung dan memipihnya lensa (proses akomodasi) tergantung pada
kontraksi dan relaksasi dari badan silier. Ketika badan silier relaksasi, zonula zinn akan
teregang sehingga lensa akan memipih, sedangkan pada saat badan silier kontraksi,
zonula zinn mengendor sehingga lensa akan mencembung. Pada saat memandang jauh,
mata normal tanpa akomodasi akan dapat melihat benda dengan jelas karena bayangan
jatuh tepat di retina. Sedangkan pada saat melihat dekat, mata akan melakukan
akomodasi dengan membuat lensa lebih cembung sehingga bayangan tetap dapat jatuh di
retina.
6. Bagaimana bola mata dapat bergerak?
Fungsi :
Menempatkan stimuli visual dari retina perifer ke fovea.
Mempertahankan fiksasi fovea pada obyek yang bergerak.

Oblik inferior : Origo pada fosa lakrimal tulang lakrimal. Dipersarafi saraf
okulomotor. Bekerja untuk menggerakkan mata ke atas, abduksi dan eksiklotorsi.
Oblik superior : Origo pada anulus Zinn dan ala parva tulang sfenodi di atas
foramen optik. Dipersarafi saraf ke VI atau saraf troklear yang keluar dari bagian
dorsal susunan saraf pusat.
Rektus inferior : Origo pada anulus Zinn, berjalan antara oblik inferior dan bola
mata atau sclera dan insersi 6 mm di belakang limbus yang pada persilangan
dengan oblik inferior diikat kuat oleh ligamen Lockwood. Dipersarafi oleh N.III.
Rektus lateral : Origo pada anulus Zinn di atas dan di bawah foramen optik.
Dipersarafi oleh N.VI.
Rektus medius : Origo pada anulus Zinn dan pembungkus dura saraf optik yang
sering memberikan dan rasa sakit pada pergerakkan mata bila terdapat neuritis
retrobulbar.
Rektus superior : Origo pada anulus Zinn dekat fisura orbita superior beserta
lapisan dura saraf optik optik yang akan memberikan dan rasa sakit pada
pergerakkan mata bila terdapat neuritis retrobulbar. Dipersarafi cabang superior
N.III.

7. Bagaimana mekanisme pengaturan tekanan bola mata?


Mekanisme pengaliran
Intraokuli : (normal)15-18 mmHg
Produksi HA, ada juga HA yang dialirkan
Proc.ciliaris epitel non pigmen camera posterior pupil chamber anterior
trabekula meshwork di limbus ditampung di sinus venosus.

Aliran Ke belakang melewati zonula zinii facies posterior canalis hyoidea discus
opticus
8. Apa saja komponen beserta fungsi dari air mata?
System sekresi air mata atau lakrimal terletak di daerah temporal bola mata.
System eskskresi mulai pada pungtum lakrimal, kanalikuli lakrimal, sakus lakrimal,
duktus nasolakrimal, meatus inferior.

Adalah organ tubuh yang secara reflektoris memproduksi air mata


Fungsi air mata:
sebagai cairan pelindung terhadap kekeringan dan
sebagai antibakterial karena mengandung enzim lisozim
sebagai pelicin pada waktu berkedip

Air mata terdiri dari 3 lapis :


Mukus : dihasilkan oleh sel goblet konjungtiva. Lapisan paling profunda
Cair : dihasilkan oleh gld.Lakrima utama dan asesorius ( kelenjar Krause dan
Wolfring ). Selain air juga terdiri dari elektrolit, glukosa, oksigen, protein, dll.
Lipid: dihasilkan oleh gld.Meibom. Lapisan paling superficial, terdapat di
palpebra superior dan inferior

System lakrimal terdiri atas 2 bagian, yaitu :


System produksi atau glandula lakrimal. Glandula lakrimal terletak di
temporo antero superior rongga orbita.
System ekskresi, yang terdiri atas pungtum lakrimal, kanalikuli lakrimal,
sakus lakrimal dan duktus nasolakrimal. Sakus lakrimal terletak di bagian
depan rongga orbita. Air mata dari duktus lakrimal akan mengalir ke dalam
rongga hidung di dalam meatus inferior.
Film air mata sangat berguna untuk kesehatan mata. Air mata akan ke dalam
sakus lakrimal melalui pungtum lakrimal.
9. Bagaimana fisiologi sistem lakrimalis?

Perjalanan Air Mata:


Aparatus lakrimal(lateral) Mengeluarkan air mataDuctuli ekskretori Pungtum
lakrimalis Kanalikuli Lakrimalis Saccus Lakrimalis Ductus Nasolacrimalis Meatus
nasal tepatnya di conca nasalis inferior

10.Apa saja yang termasuk media refrakta?


Media yang membiaskan sinar
Cornea
Aquos Humor
Lensa crystalina
Corpus Vitreum
11.Bagaimana cara pemeriksaan fisik pada mata?
a. Pemeriksaan visus
Pemeriksaan visus dilakukan dengan membaca kartu Snellen pada jarak 6 meter. Masing-masing mata diperiksa
secara terpisah, diikuti dengan pemeriksaan menggunakan pinhole untuk menyingkirkan kelainan visus akibat
gangguan refraksi. Penilaian diukur dari barisan terkecil yang masih dapat dibaca oleh pasien dengan benar,
dengan nilai normal visus adalah 6/6. Apabila pasien hanya bisa membedakan gerakan tangan pemeriksa maka
visusnya adalah 1/300, sedangkan apabila pasien hanya dapat membedakan kesan gelap terang (cahaya) maka
visusnya 1/.

b. Pemeriksaan refleks pupil


Serabut preganglion parasimpatis berjala dalam saaf III ganglion cervicalis bersinaps
dengan sel saraf postganglionic N ciliarisbola mata M. siliaris focus lensa M.
sphincter papillae konstriksi pupil
Segmen Th I medulla spinalis ganglion serabut inferior bersinaps sel saraf
postganglionic menyebar sepanjang permukaan a. carrotis mempersarafi serabut radial
iris M. dillatator papillae dilatasi pupil

Pemeriksaan refleks pupil atau refleks cahaya terdiri dari reaksi cahaya langsung dan tidak langsung
(konsensual).
o Refleks cahya langsung / Reflek pupil direk maksudnya adalah mengecilnya pupil (miosis) pada
mata yang disinari cahaya.
o Refleks cahaya tidak langsung atau konsensual / Reflek pupil indirek adalah mengecilnya pupil pada
mata yang tidak disinari cahaya.
c. Pemeriksaan Placido Test / Keratoskop Plasido
Sumber cahaya dari belakang penderita, keratoskop plasido dihadapkan pada penderita dan pemeriksa
mengintip dari lubang yang ada di tengah keratoskop plasido maka akan tampak gambar yang hampir sama
dengan plasido dipermukaan kornea.
Gambaran konsentris permukaannya normal
Gambaran bergelombang edem kornea
Gambaran terputus putus infiltrat defek kornea, misalnya ulcuskornea
Gambaran tidak konsentris permukaan kornea tidak rata
Mata kanan pemeriksa harus melihat mata kanan yang diperiksa karena kalau tidak, hidung keduanya akan
bersentuhan.

d. Test Buta Warna

Kartu ishihara adalah adalah kartu dengan titik2 berwarna yg kecerahannya dan bayangannya membentuk
angka, huruf atau yg lainnya. Kartu ini digunakan untuk menguji daya pisah warna mata penderita yang diuji
atas kemungkinan adanya buta warna. Pada pemeriksaan pasien diminta melihat dan mengenali tanda gambar
yang diperlihatkan dalam waktu 10 detik.

e. Pemeriksaan lapang pandang


Pemeriksaan lapang pandang bertujuan untuk memeriksa batas perifer penglihatan, yaitu batas dimana benda
dapat dilihat bila mata difiksasi pada satu titik. Lapang pandang yang normal mempunyai bentuk tertentu dan
tidak sama ke semua jurusan, misalnya ke lateral kita dapat melihat 90 100o dari titik fiksasi, ke medial 60o,
ke atas 50 60o dan ke bawah 60 75o. Terdapat dua jenis pemeriksaan lapang pandang yaitu pemeriksaan
secara kasar (tes konfrontasi) dan pemeriksaan yang lebih teliti dengan menggunakan kampimeter atau
perimeter.
Konfrontasi

Apabila tidak ada alat khusus untuk pemeriksaan lapang pandangan, dilakukan uji konfrontasi untuk
mengetahui secara kasar adanya defek pada lapang pandangan. Pasien duduk berhadapan dengan pemeriksa,
muka menghadap muka pada jarak 60 cm. Pasien diminta menutup mata kirinya dengan telapak tangan kiri dan
melihat dengan mata kanannya ke arah mata kiri perneriksa. Benda obyek dipegang sejauh mungkin ke
samping di tengah-tengah jarak pasien-pemeriksa dan pelan-pelan digerakkan ke arah sumbu penglihatan dan
penderita diminta untuk memberitahu apabila mulai melihat benda obyek. Hal ini diulangi pada interval 30-45
derajat hingga mengelilingi 360 derajat perifer.
Pemeriksaan Kampimetri

Pemetaan lapang pandangan untuk daerah sentral atau parasentral dilakukan dengan menggunakan layar hitam
yang disebut tangent screen Bjerrum. Pasien duduk dua meter dari layar dan satu mata berfiksasi pada titik
tengahnya. Obyek digeser pelan-pelan dari tepi ke arah titik tengah dan penderita diminta memberitahu pada
saat benda mulai terlihat. Prosedur ini diulangi hingga mengelilingi 360 derajat.
Pemeriksaan Perimetri

Perimeter adalah alat berbentuk setengah bola dengan jari-jari 30 cm. Mata penderita berada pada titik pusat
bola clan berfiksasi pada bagian sentral parabola perimeter. Obyek digeser pelan-pelan dari tepi ke arah titik
sentral. Dicari batas-batas pada seluruh lapangan pada saat obyek mulai terlihat. Luas lapang pandangan yang
normal adalah 90 derajat temporal, 70 derajat inferior, 60 derajat nasal, 50 derajat superior.

Tajam Penglihatan

Membentuk suatu limbus, limbus itu apa

Pertemuan sclera-kornea
Lapisan Khoroid

Suprachoroid
Vaskular
Koriokapiler
Membrana Bruch
Bagaimana kalau tjd perlukaan kornea

Jika terjadi perlukaan pada bagian yang menembus dari membrane bowman, maka bagian kornea yang terkena
tidak dapat ber regenerasi secara sempurna, dan membentuk bekas sikatrik. Bekas luka ini hanya dapat dilihat
pada opthalmoscope,atau dapat dilihat biasa jika luka luas. Dan akan mengakibatkan padangan kurang
sempurna atau kabur.

12. Jelaskan maksud dari hasil pemeriksaan visus 6/6 dan tidak buta warna, serta jelaskan
intrepetasi yang lain!
13.Bagaimana cara menjaga penglihatan agar dapat tetap berfungsi optimal?

Mata
mata

fisiologi anatomi histologi

Penglihatan Normal Cara menjaga

Pemeriksaan

You might also like