You are on page 1of 33

Lab Ilmu Kesehatan Masyarakat Kedokteran Keluarga

Fakultas Kedokteran
Universitas Mulawarman
Puskesmas Sempaja Samarinda

HIPERTENSI + DISLIPIDEMIA

Disusun oleh:

SALWAH NUR

1510029022

Pembimbing:

dr. Rahmat Bakhtiar, MPPM

drg. Aprillia Lailata

dr. Siti Nuriyatus Zahrah, M.K.N.

LABORATORIUM ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MULAWARMAN
PUSKESMAS SEMPAJA
SAMARINDA
2017
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penyakit tidak menular merupakan salah satu masalah kesehatan yang menjadi
perhatian nasional maupun global pada saat ini. Data WHO tahun 2008 menunjukan bahwa
dari 57 juta kematian yang terjadi, 36 juta atau hampir dua pertiganya disebabkan oleh
1
Penyakit Tidak Menular. Di negara dengan tingkat ekonomi rendah sampai menengah, 29%
kematian yang terjadi pada penduduk berusia kurang dari 60 tahun disebabkan oleh PTM
(WHO,2017).
Pola hidup modern telah mengubah sikap dan perilaku manusia, termasuk pola
makan, merokok, konsumsi alkohol serta obat-obatan sebagai gaya hidup sehingga penderita
penyakit degeneratif (penyakit karena penurunan fungsi organ tubuh) semakin meningkat dan
mengancam kehidupan (Nur & Warganegara, 2016).
Terdapat 4 faktor risiko metabolik utama yang meningkatkan penyakit tidak menular
yakni Hipertensi, Obesitas, Hiperglikemi, kadar glukosa darah tinggi) dan Hiperlipidemia
(kadar lemak tinggi dalam darah) (WHO,2017).
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah sistolik 140 mmHg dan
tekanan diastolik 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit
dalam keadaan istirahat. Pada umumnya hipertensi tidak memberikan keluhan dan gejala
yang khas sehingga banyak penderita yang tidak menyadarinya. Oleh karenan itu hipertensi
dikatakan sebagai the silent killer (Hafiz, Weta, & Ratnawati, 2016). Hipertensi juga
merupakan faktor resiko utama untuk terjadinya penyakit kardiovaskular. Apabila tidak
ditangani dengan baik, hipertensi dapat menyebabkan stroke, infark miokard, gagal jantung,
demensia, gagal ginjal, dan gangguan pengelihatan.
Sementara dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan
peningkatan maupun penurunan fraksi lipid dalam plasma. Kelainan fraksi lipid yang utama
adalah kenaikan kadar kolesterol total, kolesterol LDL, trigliserida dan penurunan kadar
kolesterol HDL. Di Indonesia, prevalensi gangguan profil lipid dalam plasma darah
cenderung meningkat dari tahun ke tahun sementara itu di negara-negara maju hal ini juga
merupakan suatu masalah karena 50% populasinya menunjukkan kelainan transport lipid
yang merupakan faktor resiko serius untuk timbulnya komplikasi utama penyakit jantung. (R
& L, 2014).

2
3
BAB II
LAPORAN KASUS

Identitas Pasien
Nama : Tn. F
Umur : 28 tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Alamat : Jln. Kenyah Rt.15 No 10
Status Keluarga : Anak
Pendidikan : S1Akutansi
Pekerjaan : Tata Usaha Sekolah
Suku : Jawa
Agama : Islam

ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan di Puskesmas Sempaja pada tanggal 20 dan 25 April 2017, pukul 08.30
WITA secara autoanamnesis.

Keluhan Utama:
Nyeri Tengkuk

Riwayat Penyakit Sekarang:


Pasien datang ke Puskesmas Sempaja Samarinda dengan keluhan nyeri tengkuk. Keluhan di
rasakan sejak 3 hari yang lalu. Keluhan dirasakan semakin memberat jika makan makanan
bersantan dan berlemak, keluhan berkurang dengan istirahat. Keluhan dirasakan semakin
memberat. Keluhan disertai sakit kepala yang hilang timbul. Selain itu, pasien merasa pegal
di seluruh tubuh. Keluhan ini pernah pasien rasakan sebelumnya. Keluhan nyeri dada
disangkal, pandangan kabur (-).

Riwayat Penyakit Dahulu

- Riwayat hipertensi sejak usia 20 tahun.


- Diabetes mellitus dan penyakit jantung disangkal.
- Riwayat alergi disangkal.

Riwayat Penyakit Keluarga


4
- Ibu kandung memiliki riwayat sakit hipertensi dan penyakit jantung.
- Ayah kadung memiliki riwayat hipertensi dan stroke.
- Riwayat penyakit diabetes mellitus disangkal.
- Riwayat alergi pada keluarga disangkal.

Riwayat Pengobatan
Pasien tidak rutin memeriksakan diri ke puskesmas sempaja untuk kontrol tekanan darah.
Pasien juga tidak rutin minum obat tekanan, pasien hanya minum obat ketika ada keluhan.

II. Pemeriksaan Fisik


Pemeriksaan dilakukan pada tanggal 20 April 2017
Keadaan umum : Sakit ringan
Kesadaran : Composmentis, GCS E4V5M6
Tanda-tanda vital
Frekuensi Nadi : 82x/menit, regular, kuat angkat
Tekanan Darah : 140/90 MmHg
Frekuensi Nafas : 20x/menit, regular
Suhu : 36,8oC, aksiler
Status gizi
Berat Badan : 86 kg

Tinggi Badan : 157 cm

IMT : 34,8 kg/m2

Status generalisata

Kepala dan Leher

Bentuk : Normal
Rambut : hitam, tipis, tidak mudah dicabut
Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
pupil isokor, refleks cahaya (+/+)

Hidung : nafas cuping hidung -|- , sekret (-)


Telinga : bentuk normal, secret (-)
Mulut : mukosa basah, tidak pucat, tidak sianosis, faring tidak hiperemis
KGB : tidak terdapat pembesaran kelenjar getah bening
Regio Thorax
Paru-paru
5
Inspeksi : Bentuk dada normal, pergerakan dinding dada
simetris, retraksi intercosta (-).
Palpasi : Pergerakan dada simetris, raba fremitus simetris.
Perkusi : Sonor pada seluruh lapang paru
Auskultasi : Suara napas simetris, rhonki (-/-), wheezing (-/-).
Jantung

Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak


Palpasi : Ictus cordis teraba pada midclavicula line ICS V sinistra
Perkusi : Batas jantung kanan : parasternal line dekstra, batas jantung kiri
: midclavicula line ICS V sinistra
Auskultasi : S1 S2 tunggal, regular, murmur (-), gallop (-)

Abdomen

Inspeksi : bentuk normal, simetris, datar, scar (-)


Palpasi : soefl, tidak ada nyeri tekan, hepar dan lien tidak teraba
Perkusi : timpani
Auskultasi : bising usus normal

Ekstremitas

Superior : Akral hangat, CRT <2 detik, tidak ada edema


Inferior : Akral hangat, CRT <2 detik, tidak ada edema

Genital
Tidak dievaluasi

III. Pemeriksaan Penunjang:

- Leukosit 6.200/mm3
- Trombosit 212.000
- Hb 11,5 gr%
- Ht 35%
- GDS 186 mg/dl
- Kolesterol total : 292 mg/dl
- Trigliserida : 270 mg/dl

IV. Diagnosis Kerja


- Hipertensi grade I
6
- Dislipidemia

V.Penatalaksanaan

- Non medikamentosa

o Mengurangi asupan garam ke dalam tubuh. Harus memperhatikan kebiasaan


makan. Mengurangi makan-makanan berlemak.
o Menghindari stress.
o Memperbaiki gaya hidup yang kurang sehat. Anjurkan pasien untuk
melakukan olahraga senam atau jalan cepat selama 30 menit sebanyak 3-5 kali
seminggu.
- Medikamentosa
o Amlodipin 5 mg 1x1
o Simvastatin 10 mg 1 x 1

VI. Prognosis

Prognosis Ad Vitam: ad bonam


Prognosis Ad Functionam : ad bonam
Prognosis Ad Sanationam: Dubia ad bonam

VII. ANALISIS KEDOKTERAN KELUARGA


ANGGOTA KELUARGA

Anggota Hub. Stt. Serumah


No Usia Pekerjaan
Keluarga Klrg Nikah Ya Tdk Kdg
1 Tn. K 25 Swasta Saudara Belum Ya - -
thn pasien menikah

7
GENOGRAM

Keterangan Perempuan Pasien

Laki-laki Serumah

Laki-laki Meninggal Perempuan meninggal

STATUS FISIK, SOSIAL, EKONOMI, KELUARGA DAN LINGKUNGAN

8
No Ekonomi Keluarga Keterangan

1 Luas tanah 15x20 meter


2 Luas Bangunan 10x20 meter
3 Pembagian ruangan Rumah adalah rumah
pribadi tipe rumah beton
terdiri dari 1 lantai, 3 kamar
tidur, 1 dapur, 1 ruang tamu,
1 toilet, 1 ruang keluarga
4 Besarnya daya listrik 1500 Watt
5 Tingkat pendapatan keluarga :
a. Pengeluaran rata-rata/bulan Rp. 700.000,00
Bahan makanan: Beras,
Lauk/ikan, sayur, air minum
Diluar bahan makanan
- Kesehatan -
- Listrik Rp. 220.000,00
- Air Rp. 100.000,00
- Lain-lain Rp. 200.000,00
b. Penghasilan keluarga/bulan Rp. 3.500.000,00
c. Penghasilan pasien Rp. 1.200.000,00
No Perilaku Kesehatan

1 Pelayanan promotif/preventif Puskesmas


2 Pemeliharaan kesehatan anggota Puskesmas/dokter
keluarga lain
3 Pelayanan pengobatan Puskesmas/dokter

4 Jaminan pemeliharaan kesehatan BPJS


No Pola Makan Keluarga

1 Pasien dan anggota keluarga Makan 3 kali sehari (pagi,


siang dan malam). Nasi,
tahu, tempe, ikan,telur.
Pasien menyukai makan-
makanan berlemak dan
gorengan.
Pasien jarang
mengkonsumsi sayur dan
buah.
No Aktivitas Keluarga
9
1 Aktivitas fisik Pasien sehari hari bekerja
A. Pasien sebagai petugas tata usaha
dari pagi jam 07.30 hingga
sore 16.00.
PENILAIAN APGAR KELUARGA

Hampir
Hampir Kadang
tidak
Kriteria Pernyataan Selalu Kadang
pernah
(2) (1)
(0)
Adaptasi Saya puas dengan keluarga
saya karena masing-masing
anggota keluarga sudah
menjalankan sesuai dengan
seharusnya
Kemitraan Saya puas dengan keluarga
saya karena dapat membantu
memberikan solusi terhadap
permasalahan yang dihadapi
Pertumbuhan Saya puas dengan kebebasan
yang diberikan keluarga saya
untuk mengembangkan
kemampuan yang saya miliki
Kasih sayang Saya puas dengan kehangatan
dan kasih sayang yang
diberikan keluarga saya
Kebersamaa Saya puas dengan waktu yang
n disediakan keluarga untuk
menjalin kebersamaan

Jumlah 10

Keterangan :
Total skor 8-10 = Fungsi keluarga sehat
Total skor 6-7 = Fungsi keluarga kurang sehat
Total skor 5 = Fungsi keluarga sakit

Kesimpulan :
Nilai skor keluarga ini adalah 10, artinya keluarga ini menunjukan fungsi keluarga
sehat.
10
POLA HIDUP BERSIH DAN SEHAT KELUARGA
No Indikator Pertanyaan Keterangan Jawaban

Ya Tidak

A. Perilaku Sehat

1 Tidak merokok

Tidak ada yang memiliki kebiasaan Pasien tidak merokok


merokok

2 Persalinan Ibu pasien melahirkan


anak pertama di rumah
Dimana ibu melakukan persalinan
dibantu bidan dan anak
kedua dan ketiga lahir di
praktek bidan di bantu
oleh bidan.

3 Imunisasi

Apakah bayi ibu sudah di imunisasi Imunisasi saudara pertama


lengkap pasien tidak lengkap

4 Balita di timbang

Apakah balita ibu sering ditimbang? Tidak ada


Dimana?

5 Sarapan pagi

Apakah seluruh anggota keluarga Pasien dan keluarga


memiliki kebiasaan sarapan pagi? sarapan pagi

6 Dana sehat / Askes

Apakah anda ikut menjadi peserta BPJS

11
askes?

7 Cuci tangan

Apakah anggota keluarga Seluruh anggota keluarga


mempunyai kebiasaan mencuci masih rutin mencuci
tangan menggunakan sabun sebelum tangan dengan sabun
makan dan sesudah buang air besar ? sebelum dan sesudah
BAB

8 Sikat gigi

Apakah anggota keluarga memiliki Seluruh anggota keluarga


kebiasaan gosok gigi menggunakan melakukan kebiasaan
odol menggosok gigi

9 Aktivitas fisik/olahraga

Apakah anggota keluarga melakukan Seluruh anggota keluarga


aktivitas fisik atau olah raga teratur jarang melakukan
olahraga

B. Lingkungan Sehat

1 Jamban

Apakah dirumah tersedia jamban dan Ya, tersedia Jamban


seluruh keluarga menggunakannya bentuk jongkok

2 Air bersih dan bebas jentik

Apakah dirumah tersedia air bersih Di rumah menggunakan


dengan tempat/tendon air tidak ada sumber air berasal dari air
jentik ? PDAM bertutup, tidak ada
tempat penampungan air
yang berjentik

3 Bebas sampah Rumah terlihat bersih dan


tidak tampak sampah
Apakah dirumah tersedia tempat
berserakan di daerah
sampah? Dan di lingkungan sekitar
sekitar rumah
rumah tidak ada sampah berserakan?

12
4 SPAL

Apakah ada/tersedia SPAL disekitar Pembuangan limbah


rumah menggunakan septic tank .
Pembuangan air cucian ke
parit

5 Ventilasi Ventilasi di kamar, ruang


tamu dapur dan ruang
Apakah ada pertukaran udara
tengah cukup
didalam rumah

6 Kepadatan

Apakah ada kesesuaian rumah Rumah cukup luas untuk 3


dengan jumlah anggota keluarga? orang penghuni

7 Lantai

Apakah lantai bukan dari tanah? Seluruh lantai rumah dari


keramik

C. Indikator tambahan

1 ASI Eksklusif

Apakah ada bayi usia 0-6 bulan Tidak ada


hanya mendapat ASI saja sejak lahir
sampai 6 bulan

2 Konsumsi buah dan sayur

Apakah dalam 1 minggu terakhir Pasien jarang


anggota keluarga mengkonsumsi mengkonsumsi sayur dan
buah dan sayur? buah

Jumlah 12 6

Klasifikasi
SEHAT I : Dari 18 pertanyaan jawaban Ya antara 1-5 pertanyaan (merah)
SEHAT II : Dari 18 pertanyaan jawaban Ya antara 6-10 pertanyaan (Kuning)
13
SEHAT III : Dari 18 pertanyaan jawaban Ya antara 11-15pertanyaan (Hijau)
SEHAT IV : Dari 18 pertanyaan jawaban Ya antara 16-18pertanyaan (Biru)
Kesimpulan
Dari 18 indikator yang ada, yang dapat dijawab Ya ada 12 pertanyaan yang berarti
identifikasi keluarga dilihat dari Perilaku Hidup Bersih dan Sehatnya masuk dalam
klasifikasi SEHAT III.

RESUME FAKTOR RISIKO LINGKUNGAN KELUARGA

Faktor Risiko

Ibu dan ayah pasien memiliki penyakit yang sama


Pasien tidak beresiko untuk menularkan penyakitnya kepada anggota
Biologi
keluarga di rumah dan tetangganya karena Hipertensi dan Dilipidemia bukan
penyakit menular, namun merupakan penyakit turunan.
Pendapatan keluarga cukup.
Psiko-sosio-
Memiliki kartu jaminan kesehatan.
ekonomi
Pengetahuan tentang penyakit terkait dan gizi seimbang yang sehat kurang.
Lingkungan rumah bersih dari sampah
Berobat di sarana pengobatan seperti Puskesmas hanya jika hanya ada
keluhan.
Perilaku
Pengetahuan yang masih kurang tentang komplikasi hipertensi dan
Kesehatan
dislipidemia
Tidak rutin minum obat
Obesitas
Jarang berolahraga
Gaya hidup Sering mengkonsumsi makan-makanan berlemak dan gorengan.
Jarang mengkonsumsi sayur dan buah.

DIAGNOSIS KELUARGA (Resume masalah Kesehatan)

Status kesehatan dan faktor risiko (Individu, keluarga, dan komunitas)

1. Status fungsi keluarga sehat.


2. Kategori PHBS masuk dalam sehat III.

14
3. Pasien tidak beresiko untuk menularkan penyakitnya kepada anggota keluarga
di rumah dan tetangganya karena hipertensi dan dislipidemia bukan penyakit
menular, namun merupakan penyakit turunan.
4. Rendahnya pengetahuan mengenai penyakit dan komplikasi hipertensi dan
dislipidemia yang dapat terjadi.
5. Pasien sering mengkonsumsi makan-makanan berlemak dan gorengan.
6. Pasien jarang mengkonsumsi sayur dan buah.
7. Obesitas.
8. Jarang berolahraga.

Status upaya kesehatan (individu, keluarga dan komunitas)


1. Pendapatan keluarga untuk prioritas pemenuhan sandang, pangan, papan.
2. Pemeriksaan kesehatan dilakukan di puskesmas dan praktik dokter
3. Memiliki jaminan kesehatan.
4. Pemeriksaan kesehatan hanya jika keluhan tidak kunjung membaik atau
bertambah berat.
5. Semua anggota keluarga memiliki kesempatan yang sama dalam berobat.

Status lingkungan
1. Rumah tempat tinggal bersih dan halaman depan rumah cukup bersih.
2. Ukuran luas rumah cukup memadai untuk menampung anggota keluarga dan
ventilasi cukup.
3. Hubungan dengan tetangga sangat baik, keluarga saling mengenal dengan
tetangga lainnya.
4. Sanitasi dasar baik.

Diagnosis Keluarga
Pasien Tn.F tinggal bersama satu saudara laki-laki. Sudah mengalami Hipertensi
usia 20 tahun lalu dan diagnosis dislipidemia. Pasien jarang kontrol ke puskesmas
sehingga pengobatan pun tidak teratur. Secara umum keluarga ini memiliki kesadaran
PHBS yang baik dan fungsi keluarga yang sehat.

No Masalah yang dihadapi Rencana Sasaran Contoh pembinaan

15
Pembina pembinaan
an
1. Rendahnya pengetahuan Pasien dan Memberikan
1 mengenai penyakit dan Edukasi keluarga penjelasan tentang
komplikasi yang dapat terjadi penyakit hipertensi
dan dislipidemia
kepada pasien, apa
penyebabnya, gejala-
gejala, dan cara
pengobatannya.
Edukasi bahwa
penyakitnya
memerlukan
pengobatan secara
rutin minum obat dan
kontrol ke
puskesmas.

2. Pasien tidak menjaga pola Pasien dan Edukasi pasien untuk


makan yang baik suka Edukasi keluarga pasien mengkonsumsi
mengkonsumsi makan- makanan bergizi dan
makanan berlemak. rendah lemak. Serta
menganjurkan pasien
untuk mengkonsumsi
sayur dan buah.
3. Obesitas Edukasi Pasien dan Edukasi bahaya apa
keluarga saja yang dapat timbul
akibat obesitas.
4. Jarang berolahraga Edukasi Pasien dan Olahraga ringan yang
2 keluarga dapat dilakukan di
sekitar rumah.
Olahraga akan lebih
semangat jika bersama
anggota keluarga atau

16
dengan tetangga
sekitar.

Rencana Penatalaksanaan Masalah Kesehatan


Terhadap status kesehatan individu dan keluarga

No Masalah kesehatan Penatalaksanaan

1 Rendahnya Memberikan penjelasan tentang penyakit hipertensi dan


pengetahuan dislipidemia kepada pasien, apa penyebabnya, gejala-
mengenai penyakit gejala, dan cara pengobatannya.
dan komplikasi yang Edukasi komplikasi yang dapat terjadi dari hipertensi dan

dapat terjadi dislipidemia.


Edukasi untuk sering kontrol tekanan darah serta kadar
kolesterol dan rutin minum obat

2
Kebiasaan makan- Edukasi tentang makanan apa saja yang dapat menyebabkan
makanan berlemak dan tingginya kolesterol serta edukasi diet rendah lemak. Edukasi
gorengan. makan sayur dan buah.

3
Jarang berolahraga Membuat jadwal olahraga dan mengikutsertakan warga sekitar
rumah pasien dalam kegiatan senam.

4. Obesitas Edukasi mengenai apa saja yang timbul akibat obesitas

Perawatan Masalah Kesehatan Keluarga

Masalah Tindakan Perawatan (Promotif, Preventif, Protektif)


Kesehatan Individu Keluarga Komunitas
Hipertensi Menjelaskan bahwa Edukasi Edukasi
dengan tentang
ada komplikasi mengenai
dislipidemia penyakit
penyakit ini dapat penyakit
hipertensi
menimbulkan hipertensi dan dan
Penyakit jantung dislipidemia. dislipidemia
Edukasi
dan stroke.
17
Edukasi mengenai Edukasi untuk untuk
berperilaku
faktor-faktor resiko membiasakan
hidup
terjadinya diri berperilaku bersih dan
dislipedimia. hidup bersih sehat.
Edukasi tentang Edukasi dan
dan sehat,
mengajak
makanan apa saja makan- untuk rutin
yang dapat makanan berolahraga
meningkatkan bergizi rendah Edukasi
akan
kolesterol. lemak dan rutin
pentingnya
Edukasi diet rendah berolahraga pemeriksaa
garam dan lemak. Edukasi untuk n kesehatan
untuk
Edukasi untuk selalu memberi mendeteksi
mengkonsumsi dukungan dan serta
sayur dan buah. semangat bagi mencegah
terjadinya
Edukasi untuk rutin pasien dalam
penyakit
berolahraga. menjalankan beserta
Edukasi mengenai pengobatannya. komplikasin
ya.
pengobatan harus
rutin dan rutin
kontrol ke
puskesmas.
Edukasi untuk
mengontrol berat
badan.

SKORING KEMAMPUAN PENYELESAIAN MASALAH DALAM


KELUARGA

Skor Upaya
Masalah
Awal Penyelesaian
Faktor perilaku kesehatan keluarga
Berobat di sarana pengobatan Edukasi bahwa penyakitnya
seperti Puskesmas hanya jika 5 merupakan penyakit kronik yang
terdapat keluhan. membutuhkan pengobatan rutin
18
agar terkontrol.
Edukasi Pada keluarga untuk
selalu memberi dukungan dan
semangat bagi pasien untuk rutin
kontrol dan berobat.

Pengetahuan yang masih kurang 5 Menjelaskan bahwa ada

tentang komplikasi hipertensi dan komplikasi penyakit ini dapat

dislipidemia menimbulkan penyakit jantung


hingga stroke.
5
Kebiasaan makan-makanan
berlemak dan gorengan. Edukasi pola makan gizi
Pasien jarang berolahraga. 5 seimbang. Diet rendah lemak.
Edukasi untuk rutin berolahraga
30 menit sebanyak 3-5 kali
Obesitas 5 seminggu
Edukasi untuk mengontrol berat
badan dan bahaya yang
ditimbulkan akibat obesitas.
`

Keterangan :
Skor 1 = tidak dilakukan, keluarga menolak, tidak ada partisipasi
Skor 2 = keluarga mau melakukan tapi tidak mampu, hanya ada keinginan;
penyelesaian masalah dilakukan sepenuhnya oleh provider
Skor 3 = keluarga mau melakukan namun perlu pengendalian sumber yang belum
dimanfaatkan; penyelesaian masalah dilakukan sebagian oleh provider.
Skor 4 = keluarga mau melakukan namun tak sepenuhnya; masih tergantung pada
upaya provider
Skor 5 = dapat dilakukan sepenuhnya oleh keluarga

19
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

3.1. Dislipidemia
3.1.1. Definisi
Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipoprotein, termasuk
peningkatan lipoprotein ataupun defisiensi. Dislipidemia dapat dimanifestasikan
lewat peningkatan dari kolesterol total, kolesterol LDL dan konsentrasi trigliserid,
serta penurunan konsentrasi kolesterol HDL di dalam darah (MIA,2012).

3.1.2. Etiologi
Etiologi dari dislipidemia dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya
adalah sebagai berikut (Anwar,2004).

a. Faktor jenis kelamin


Risiko terjadinya dislipidemia pada pria lebih besar daripada wanita. Hal
tersebut disebabkan karena pada wanita produktif terdapat efek perlindungan dari
hormon reproduksi. Pria lebih banyak menderita aterosklerosis, dikarenakan
hormon seks pria (testosteron) mempercepat timbulnya aterosklerosis sedangkan
hormon seks wanita (estrogen) mempunyai efek perlindungan terhadap
aterosklerosis. Akan tetapi pada wanita menopause mempunyai risiko lebih besar
terhadap terjadinya aterosklerosis dibandingkan wanita premenopouse.

b. Faktor Usia
Semakin tua usia seseorang maka fungsi organ tubuhnya semakin
menurun, begitu juga dengan penurunan aktivitas reseptor LDL, sehingga bercak
perlemakan dalam tubuh semakin meningkat dan menyebabkan kadar kolesterol
total lebih tinggi, sedangkan kolesterol HDL relatif tidak berubah. Pada usia 10
tahun bercak perlemakan sudah dapat ditemukan di lumen pembuluh darah dan
meningkat kekerapannya pada usia 30 tahun.

20
c. Faktor Genetik
Faktor genetik merupakan salah satu faktor pencetus terjadinya
dislipidemia. Dalam ilmu genetika menyebutkan bahwa gen untuk sifat sifat
tertentu (spesific trait) diturunkan secara berpasangan yaitu dimana diperlukan
satu gen dari ibu dan satu gen dari ayah, sehingga kadar hiperlipidemia tinggi
dapat diakibatkan oleh faktor dislipidemia primer karena faktor kelainan genetik.

d. Faktor Kegemukan
Kegemukan erat hubungannya dengan peningkatan resiko sejumlah
komplikasi yang dapat terjadi sendiri ataupun bersamaan. Kegemukan disebabkan
oleh ketidakseimbangan antara energi yang masuk bersama makanan, dengan
energi yang dipakai. Kelebihan energi ini ditimbun dalam sel lemak yang
membesar. Pada orang yang kegemukan didapat output VLDL trigliserida yang
tinggi dan kadar trigliserida plasma yang lebih tinggi. Trigliserida berlebihan
dalam sirkulasi juga mempengaruhi lipoprotein lain. Bila trigliserida LDL dan
HDL mengalami lipolisis, akan menjadi small dense LDL dan HDL, abnormalitas
ini secara tipikal ditandai dengan kadar kolesterol HDL yang rendah.

e. Faktor Olah Raga


Olah raga yang teratur dapat menyebabkan kadar kolesterol total,
kolesterol LDL, dan trigliserida menurun dalam darah, sedangkan kolesterol HDL
meningkat secara bermakna. Lemak ditimbun dalam di dalam sel lemak sebagai
trigliserida. Olahraga memecahkan timbunan trigliserida dan melepaskan asam
lemak dan gliserol ke dalam aliran darah.

f. Faktor Merokok
Merokok dapat meningkatkan kadar kolesterol total, kolesterol LDL,
trigliserida, dan menekan kolesterol HDL. Pada seseorang yang merokok, rokok
akan merusak dinding pembuluh darah. Nikotin yang terkandung dalam asap
rokok akan merangsang hormon adrenalin, sehingga akan mengubah metabolisme
lemak yang dapat menurunkan kadar kolesterol HDL dalam darah.

21
g. Faktor Makanan
Konsumsi tinggi kolesterol menyebabkan hiperkolesterolemia dan
aterosklerosis. Asupan tinggi kolesterol dapat menyebabkan peningkatan kadar
kolesterol total dan LDL sehingga mempunyai resiko terjadinya dislipidemia.

3.1.3. Diagnosis
National Cholesterol Education Program Adult Panel III (NCEP-ATP III)
telah membuat satu batasan yang dapat dipakai secara umum dalam mendiagnosis
dislipidemia.
Tabel 3.1. Kadar lipid serum normal
Tabel 2.1. Kadar lipid serum normal Keterangan
Kadar Kolesterol (mg/dl)
Kolesterol total Optimal
< 200 Diinginkan
200 - 239 Tinggi
240
Kolesterol LDL Optimal
<100 Mendekati optimal
100 129 Diinginkan
130 159 Tinggi
160 189 Sangat tinggi
190
Kolesterol HDL Rendah
< 40 Tinggi
60
Trigliserid Optimal
< 150 Diinginkan
150 199 Tinggi
200 499 Sangat tinggi
500

Dikutip dari: Executive summary of the third report of the National


Cholesterol Education Program (NCEP) Expert Panel on Detection, Evaluation,
and Treatment of High blood Cholesterol in Adults (Adult Treatment Panel III).
JAMA 2001; 285; 2486-24

22
3.1.4. Terapi Dislipidemia
Terapi dislipidemia terdiri atas terapi farmakologi dan nonfarmakologi.

3.1.4.1 Terapi non farmakologi


a. Terapi diet
Terapi diet bertujuan untuk mengoptimalkan kadar lipid dengan cara
menjaga keseimbangan diet. Terapi diet dapat menurunkan kolesterol total sebesar
10 - 15%. Asupan makanan yang tinggi kandungan kolesterol harus diturunkan.
Asupan lemak jenuh dan asam lemak trans meningkatkan kadar LDL.

b. Pengurangan berat badan


Pengurangan berat badan dikhususkan pada pasien kelebihan berat badan
dan obesitas dengan sindrom metabolik. Penurunan berat badan membantu
menurunkan trigliserida dan meningkat HDL.

c. Aktivitas fisik
Aktivitas fisik adalah gerakan yang dilakukan oleh otot tubuh dan sistem
penunjangnya serta merupakan bagian dari usaha menjaga kebugaran, termasuk
kesehatan jantung dan pembuluh darah. Mereka yang aktif memiliki kemungkinan
yang rendah untuk terkena penyakit kardiovaskuler termasuk diantaranya
dislipidemia (Lindarto, 2014).

3.1.4.1 Terapi farmakologi


Saat ini sudah terdapat lima jenis obat untuk terapi dislipidemia, yaitu
golongan statin, resin, turunan asam fibrat, asam nikotinat dan ezetimibe.

a. Statin ( HMG-CoA reductase inhibitor)


Statin merupakan senyawa yang paling efektif dan paling baik
toleransinya

23
untuk mengobati dislipidemia. Obat ini bekerja menghambat enzim HMG-CoA
reduktase yaitu suatu enzim yang mengkatalis tahap awal biosintesis kolesterol.
Statin memberikan efek utamanya yaitu menurunkan kadar LDL (Mahley, 2012).

b. Resin
Resin merupakan obat hipolipidemia yang mungkin paling aman karena
tidak diabsorpsi saluran cerna. Resin bekerja dengan cara mengikat asam empedu
dalam saluran cerna di usus halus dan asam empedu yang terikat dieksresi dalam
feses. Dengan demikian asam empedu yang kembali ke hati akan menurun, hal ini
akan memacu hati memecahkan kolesterol lebih banyak untuk menghasilkan asam
empedu yang dikeluarkan ke usus (Mahley, 2012).

c. Turunan asam fibrat


Fibrat merupakan agonis dari peroxysome proliferator activated receptor-
alpha (PPAR-). Fibrat merupakan obat yang efektif untuk menurunkan kadar
trigliserida serta meningkatkan pembersihan kolesterol VLDL di hati. Fibrat
menurunkan trigliserida melalui stimulasi oksidasi asam lemak yang diperantarai
oleh PPAR-, meningkatkan sintesis lipoprotein lipase dan menurunkan apoC-III
di hati yang berfungsi sebagai inhibitor proses lipolisis sehingga dapat
meningkatkan bersihan VLDL (Mahley, 2012).

4. Asam nikotinat (Niasin)


Asam nikotinat termasuk obat-obat pertama yang digunakan untuk
mengobati dislipidemia. Obat ini meningkatkan kadar kolesterol HDL dan
menurunkan kadar trigliserida. Kerja utama asam nikotinat adalah menghambat
mobilisasi asam lemak bebas sehingga mengakibatkan berkurangnya sintesis
trigliserida dan sekresi kolesterol VLDL oleh hati (Santoso, dkk., 2009).

5. Ezetimibe
Ezetimibe bekerja dengan menghalangi penyerapan kolesterol di dalam
usus. Ezetimibe tidak menghambat sintesis kolesterol di hati maupun untuk

24
meningkatkan ekskresi asam empedu namun secara tidak langsung akan
mengurangi kolesterol hati dan meningkatkan bersihan kolesterol dari darah
(Santoso, dkk., 2009).

3.2 Hipertensi

3.2.1 Definisi Hipertensi

Hipertensi merupakan penyakit tidak menular sampai saat


ini masih menjadi masalah kesehatan secara global. Hipertensi
adalah suatu keadaan dimana tekanan darah sistolik 140
mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg. Pada umumnya
hipertensi tidak memberikan keluhan dan gejala yang khas
sehingga banyak penderita yang tidak menyadarinya. Oleh
karenan itu hipertensi dikatakan sebagai the silent killer
(WHO,2013).

Hipertensi sebagai sebuah penyakit kronis dipengaruhi


oleh berbagai faktor. Faktor resiko terjadinya hipertensi terbagi
dalam faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi dan faktor risiko
yang dapat dimodifikasi. Faktor risiko yang tidak dapat
dimodifikasi seperti keturunan, jenis kelamin, ras dan usia.
Sedangkan faktor risiko yang dapat dimodifikasi yaitu obesitas,
kurang berolahraga atau aktivitas, merokok, alkoholisme, stress,
dan pola makan (Hafiz, Weta, & Ratnawati, 2016).

3.2.2 Tatalaksana Hipertensi

Hipertensi juga merupakan faktor resiko utama untuk


terjadinya penyakit kardiovaskular. Apabila tidak ditangani
dengan baik, hipertensi dapat menyebabkan stroke, infark
miokard, gagal jantung, demensia, gagal ginjal, dan gangguan
pengelihatan. World Health Organization (WHO) memperkirakan

25
hipertensi menyebabkan 9,4 juta kematian dan mencakup 7%
dari beban penyakit di dunia (WHO,2014).

Secara umum, terapi farmakologi pada hipertensi dimulai bila


pada pasien hipertensi derajat 1 yang tidak mengalami
penurunan tekanan darah setelah > 6 bulan menjalani pola
hidup sehat dan pada pasien dengan hipertensi derajat 2.
Beberapa prinsip dasar terapi farmakologi yang perlu
diperhatikan untuk menjaga kepatuhan dan meminimalisasi efek
samping, yaitu :

Bila memungkinkan, berikan obat dosis tunggal

Berikan obat generic (non-paten) bila sesuai dan dapat


mengurangi biaya

Berikan obat pada pasien usia lanjut ( diatas usia 80 tahun )


seperti pada usia 55 80 tahun, dengan memperhatikan
faktor komorbid

Jangan mengkombinasikan angiotensin converting enzyme


inhibitor (ACE-i) dengan angiotensin II receptor blockers
(ARBs)

Berikan edukasi yang menyeluruh kepada pasien mengenai


terapi farmakologi Lakukan pemantauan efek samping obat
secara teratur. (PERKI, 2015)

26
Gambar 2.2 Algoritma Tatalaksana Hipertensi (PERKI, 2015)

27
BAB IV

PEMBAHASAN

Studi kasus dilakukan pada pasien Tn. F usia 28 tahun dengan Hipertensi
dan Dislipidemia. Pasien datang ke Puskesmas Sempaja Samarinda dengan
keluhan pusing dan nyeri tengkuk. Keluhan di rasakan sejak 3 hari yang lalu.
Keluhan dirasakan semakin memberat jika makan makanan bersantan dan
berlemak, keluhan berkurang dengan istirahat. Keluhan dirasakan semakin
memberat. Keluhan disertai sakit kepala yang hilang timbul. Selain itu, pasien
merasa pegal di seluruh tubuh. Keluhan ini pernah pasien rasakan sebelumnya.
Keluhan nyeri dada disangkal, pandangan kabur (-). Pasien memiliki riwayat
hipertensi sejak usia 20 tahun. Ibu pasien memiliki riwayat hipertensi dan sakit
jantung, serta ayah pasien memiliki riwayat hipertensi dan stroke. Pada saat ke
puskesmas didapatkan tekanan darah 140/90 mmhg dan didapatkan kolesterol
total 292 mg/dl dan Trigliserida 270 mg/dl .
Pasien tinggal satu rumah dengan satu saudara kandung. Pasien
menempati rumah yang yang cukup luas dengan ventilasi yang cukup, kebersihan
diri dan lingkungan pasien dan keluarga tergolong kurang sehat. Pemasukan
keuangan pasien didapat dari pekerjaan sebagai tata usaha. Pasien tidak kontrol
rutin tekanan darah, pasien hanya datang ke pelayanan kesehatan hanya saat
terdapat keluhan.
Faktor risiko pada Tn.F adalah berat badan yang berlebih, kebiasaan
mengkonsumsi makanan berlemak dan gorengan, jarang mengkonsumsi sayur dan
buah dan jarang berolahraga.
Diberikan edukasi mengenai penyakit hipertensi dan dislipidemia kepada
pasien tentang gejala , komplikasi dan pengobatan yang akan dilakukan. Pasien
juga mengerti pentingnya kontrol tekanan darah.
Pasien juga diedukasi tentang manfaat rutin minum obat, selain itu
pentingnya kontrol berat badan, perubahan pola makan yang teratur serta olahraga
yang teratur. Selain itu pasien juga dijelaskan diet rendah lemak.

28
Penatalaksanaan pengobatan pasien ini dimulai dari modifikasi gaya hidup
dan pola hidup lalu di sertai dengan pengobatan farmakologi untuk kontrol
tekanan darah dan kolesterol. Namun ketidak patuhan dalam minum obat
merupakan masalah tersering dari tidak terkontrolnya tekanan darah sehingga
dapat menimbulkan komplikasi. Selain itu pola makan yang sering mengkonsumsi
makan-makanan berlemak serta kurangnya olahraga dapat meningkatkan
kolesterol.
Pasien dianjurkan secara rutin melakukan kontrol ke puskesmas tiap
bulannya untuk mengambil obat serta melakukan konsultasi mengenai
penyakitnya.
Pada kasus ini pengetahuan tentang kesehatan terutama dalam perilaku
hidup sehat, pola makan gizi seimbang. Oleh karena itu, pendekatan kedokteran
keluarga penting dalam penanganan kasus semacam ini. Hal terpenting dan utama
dalam keberhasilan pencegahan komplikasi hipertensi dan dislipidemia , kontrol
tekanan darah dan kolesterol serta pemenuhan gizi seimbang. Pada pasien ini telah
diterapkan berbagai upaya untuk mencapai tujuan pelayanan kedokteran keluarga
berupaya pelayanan kesehatan yang holistik, komprehensif, terpadu dan
berkesinambungan.

29
DAFTAR PUSTAKA

Anwar,T.B., (2004). Dislipidemia sebagai faktor resiko penyakit jantung koroner.


Dipetik April 25, 2017, dari
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3503/1/gizi-bahri3.pdf

Hafiz, M., Weta, I. W., & Ratnawati, N. L. (2016). Faktor-Faktor yang


Berhubungan dengan Kejadian Hipertensi pada Kelompok Lanjut Usia di wilayah
Kerja UPT Puskesmas Petang I Kabupaten Badung Tahun 2016. E-Jurnal Medika
, 5, 1-23.

Hanifa, A. (2011, Januari 10). USU Repository. Dipetik April 16, 2017, dari
https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwig
xKaO1qjTAhXKNpQKHSY2BvkQFggkMAA&url=http%3A%2F
%2Frepository.usu.ac.id%2Fhandle
%2F123456789%2F21480&usg=AFQjCNGHJKZ8ExYXaRoeomjSmulp4aySjQ
&sig2=fVJRSC11hjocEo40L2pn

Lindarto, D. (2014). Prinsip Farmakologi Endokrin-Infeksi. Jakarta: PT.


Sofmedia. Halaman 136-137.

Mahley, R.W., dan Bersot, T.P. (2012.) Terapi Obat Untuk Hiperkolesterolemia
dan Dislipidemia. Dalam buku Goodman dan Gilman Dasar Farmakologi Terapi.
Edisi Kesepuluh. Volume Kedua. Editor oleh Aisyah, C. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC. Halaman 956-966.

Metabolic Institute of America (MIA). (2012). Dyslipidemia. Dipetik April 25,


2017, dari http://www.themetaboliccenter.com/dyslipidemia.php.

Nur, N. N., & Warganegara, E. (2016). Faktor Risiko Perilaku Penyakit Tidak
Menular. Jurnal Majority .

PERKI. (2015). Inaheart: Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskuler


Indonesia. Dipetik April 16, 2017, dari https://www.google.ie/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwjz
jsKI4ajTAhXIFpQKHWnpDXwQFggjMAA&url=http%3A%2F
%2Fwww.inaheart.org%2Fupload%2Ffile
%2FPedoman_TataLaksna_hipertensi_pada_penyakit_Kardiovaskular_2015.pdf&
usg=AFQjCNG5

R, M., & L, R. (2014). Hubungan Dislipidemia dan Kejadian Penyakit Jantung


Koroner. Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Indonesia , 47-53.

30
WHO. (2017). Noncommunicable Disease. Dipetik April 25, 2017, dari
http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs355/en/

WHO. (2013). A global brief on Hypertension. Dipetik April 24, 2017, dari
http://ish-world.com/downloads/pdf/global_brief_hypertension.pdf

31
Mandala of Health

GAYA HIDUP
Sering mengkonsumsi makan-makanan berlemak dan gorengan
Jarang mengkonsumsi sayur dan buah
Jarang olahraga

PERILAKU KESEHATAN LINGK. PSIKO-SOSIO-EKONOMI


Berobat hanya jika ada keluhan Pendapatan keluarga cukup
Tidak rutin minum obat Memiliki kartu jaminan kesehatan
Obesitas FAMILY Pengetahuan tentang kesehatan & gizi rendah
Pengetahuan tentang penyakit dan komplikasinya masih kurang PASIEN
Keluhan utama Nyeri tengkuk
RPD : riwayat hipertensi (+)
TD 140/90
Pemeriksaan penunjang :
PELAYANAN KES. Kolesterol total : 292 mg/dl
Jarak rumah-pusat pelayanan kes : hanya 2 menit menggunakan sepeda motor Trigliserida : 270 mg/dl

LINGK. FISIK
FAKTOR BIOLOGI
Pasien memiliki riwayat hipertensi sejak usia 20 tahun lalu Ventilasi dan pencahayaan matahari cukup
Riwayat penyakit hipertensi di dalam keluarga ada yaitu ibu dan ayah kandung sanitasi cukup
Komunitas:
Banyak berinteraksi dengan keluarga dan teman kerjanya
Kurangnya pengetahuan tentang hipertensi dan dislipidemia

32
DOKUMENTASI

33

You might also like