Professional Documents
Culture Documents
Fakultas Kedokteran
Universitas Mulawarman
Puskesmas Sempaja Samarinda
HIPERTENSI + DISLIPIDEMIA
Disusun oleh:
SALWAH NUR
1510029022
Pembimbing:
2
3
BAB II
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien
Nama : Tn. F
Umur : 28 tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Alamat : Jln. Kenyah Rt.15 No 10
Status Keluarga : Anak
Pendidikan : S1Akutansi
Pekerjaan : Tata Usaha Sekolah
Suku : Jawa
Agama : Islam
ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan di Puskesmas Sempaja pada tanggal 20 dan 25 April 2017, pukul 08.30
WITA secara autoanamnesis.
Keluhan Utama:
Nyeri Tengkuk
Riwayat Pengobatan
Pasien tidak rutin memeriksakan diri ke puskesmas sempaja untuk kontrol tekanan darah.
Pasien juga tidak rutin minum obat tekanan, pasien hanya minum obat ketika ada keluhan.
Status generalisata
Bentuk : Normal
Rambut : hitam, tipis, tidak mudah dicabut
Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
pupil isokor, refleks cahaya (+/+)
Abdomen
Ekstremitas
Genital
Tidak dievaluasi
- Leukosit 6.200/mm3
- Trombosit 212.000
- Hb 11,5 gr%
- Ht 35%
- GDS 186 mg/dl
- Kolesterol total : 292 mg/dl
- Trigliserida : 270 mg/dl
V.Penatalaksanaan
- Non medikamentosa
VI. Prognosis
7
GENOGRAM
Laki-laki Serumah
8
No Ekonomi Keluarga Keterangan
Hampir
Hampir Kadang
tidak
Kriteria Pernyataan Selalu Kadang
pernah
(2) (1)
(0)
Adaptasi Saya puas dengan keluarga
saya karena masing-masing
anggota keluarga sudah
menjalankan sesuai dengan
seharusnya
Kemitraan Saya puas dengan keluarga
saya karena dapat membantu
memberikan solusi terhadap
permasalahan yang dihadapi
Pertumbuhan Saya puas dengan kebebasan
yang diberikan keluarga saya
untuk mengembangkan
kemampuan yang saya miliki
Kasih sayang Saya puas dengan kehangatan
dan kasih sayang yang
diberikan keluarga saya
Kebersamaa Saya puas dengan waktu yang
n disediakan keluarga untuk
menjalin kebersamaan
Jumlah 10
Keterangan :
Total skor 8-10 = Fungsi keluarga sehat
Total skor 6-7 = Fungsi keluarga kurang sehat
Total skor 5 = Fungsi keluarga sakit
Kesimpulan :
Nilai skor keluarga ini adalah 10, artinya keluarga ini menunjukan fungsi keluarga
sehat.
10
POLA HIDUP BERSIH DAN SEHAT KELUARGA
No Indikator Pertanyaan Keterangan Jawaban
Ya Tidak
A. Perilaku Sehat
1 Tidak merokok
3 Imunisasi
4 Balita di timbang
5 Sarapan pagi
11
askes?
7 Cuci tangan
8 Sikat gigi
9 Aktivitas fisik/olahraga
B. Lingkungan Sehat
1 Jamban
12
4 SPAL
6 Kepadatan
7 Lantai
C. Indikator tambahan
1 ASI Eksklusif
Jumlah 12 6
Klasifikasi
SEHAT I : Dari 18 pertanyaan jawaban Ya antara 1-5 pertanyaan (merah)
SEHAT II : Dari 18 pertanyaan jawaban Ya antara 6-10 pertanyaan (Kuning)
13
SEHAT III : Dari 18 pertanyaan jawaban Ya antara 11-15pertanyaan (Hijau)
SEHAT IV : Dari 18 pertanyaan jawaban Ya antara 16-18pertanyaan (Biru)
Kesimpulan
Dari 18 indikator yang ada, yang dapat dijawab Ya ada 12 pertanyaan yang berarti
identifikasi keluarga dilihat dari Perilaku Hidup Bersih dan Sehatnya masuk dalam
klasifikasi SEHAT III.
Faktor Risiko
14
3. Pasien tidak beresiko untuk menularkan penyakitnya kepada anggota keluarga
di rumah dan tetangganya karena hipertensi dan dislipidemia bukan penyakit
menular, namun merupakan penyakit turunan.
4. Rendahnya pengetahuan mengenai penyakit dan komplikasi hipertensi dan
dislipidemia yang dapat terjadi.
5. Pasien sering mengkonsumsi makan-makanan berlemak dan gorengan.
6. Pasien jarang mengkonsumsi sayur dan buah.
7. Obesitas.
8. Jarang berolahraga.
Status lingkungan
1. Rumah tempat tinggal bersih dan halaman depan rumah cukup bersih.
2. Ukuran luas rumah cukup memadai untuk menampung anggota keluarga dan
ventilasi cukup.
3. Hubungan dengan tetangga sangat baik, keluarga saling mengenal dengan
tetangga lainnya.
4. Sanitasi dasar baik.
Diagnosis Keluarga
Pasien Tn.F tinggal bersama satu saudara laki-laki. Sudah mengalami Hipertensi
usia 20 tahun lalu dan diagnosis dislipidemia. Pasien jarang kontrol ke puskesmas
sehingga pengobatan pun tidak teratur. Secara umum keluarga ini memiliki kesadaran
PHBS yang baik dan fungsi keluarga yang sehat.
15
Pembina pembinaan
an
1. Rendahnya pengetahuan Pasien dan Memberikan
1 mengenai penyakit dan Edukasi keluarga penjelasan tentang
komplikasi yang dapat terjadi penyakit hipertensi
dan dislipidemia
kepada pasien, apa
penyebabnya, gejala-
gejala, dan cara
pengobatannya.
Edukasi bahwa
penyakitnya
memerlukan
pengobatan secara
rutin minum obat dan
kontrol ke
puskesmas.
16
dengan tetangga
sekitar.
2
Kebiasaan makan- Edukasi tentang makanan apa saja yang dapat menyebabkan
makanan berlemak dan tingginya kolesterol serta edukasi diet rendah lemak. Edukasi
gorengan. makan sayur dan buah.
3
Jarang berolahraga Membuat jadwal olahraga dan mengikutsertakan warga sekitar
rumah pasien dalam kegiatan senam.
Skor Upaya
Masalah
Awal Penyelesaian
Faktor perilaku kesehatan keluarga
Berobat di sarana pengobatan Edukasi bahwa penyakitnya
seperti Puskesmas hanya jika 5 merupakan penyakit kronik yang
terdapat keluhan. membutuhkan pengobatan rutin
18
agar terkontrol.
Edukasi Pada keluarga untuk
selalu memberi dukungan dan
semangat bagi pasien untuk rutin
kontrol dan berobat.
Keterangan :
Skor 1 = tidak dilakukan, keluarga menolak, tidak ada partisipasi
Skor 2 = keluarga mau melakukan tapi tidak mampu, hanya ada keinginan;
penyelesaian masalah dilakukan sepenuhnya oleh provider
Skor 3 = keluarga mau melakukan namun perlu pengendalian sumber yang belum
dimanfaatkan; penyelesaian masalah dilakukan sebagian oleh provider.
Skor 4 = keluarga mau melakukan namun tak sepenuhnya; masih tergantung pada
upaya provider
Skor 5 = dapat dilakukan sepenuhnya oleh keluarga
19
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1. Dislipidemia
3.1.1. Definisi
Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipoprotein, termasuk
peningkatan lipoprotein ataupun defisiensi. Dislipidemia dapat dimanifestasikan
lewat peningkatan dari kolesterol total, kolesterol LDL dan konsentrasi trigliserid,
serta penurunan konsentrasi kolesterol HDL di dalam darah (MIA,2012).
3.1.2. Etiologi
Etiologi dari dislipidemia dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya
adalah sebagai berikut (Anwar,2004).
b. Faktor Usia
Semakin tua usia seseorang maka fungsi organ tubuhnya semakin
menurun, begitu juga dengan penurunan aktivitas reseptor LDL, sehingga bercak
perlemakan dalam tubuh semakin meningkat dan menyebabkan kadar kolesterol
total lebih tinggi, sedangkan kolesterol HDL relatif tidak berubah. Pada usia 10
tahun bercak perlemakan sudah dapat ditemukan di lumen pembuluh darah dan
meningkat kekerapannya pada usia 30 tahun.
20
c. Faktor Genetik
Faktor genetik merupakan salah satu faktor pencetus terjadinya
dislipidemia. Dalam ilmu genetika menyebutkan bahwa gen untuk sifat sifat
tertentu (spesific trait) diturunkan secara berpasangan yaitu dimana diperlukan
satu gen dari ibu dan satu gen dari ayah, sehingga kadar hiperlipidemia tinggi
dapat diakibatkan oleh faktor dislipidemia primer karena faktor kelainan genetik.
d. Faktor Kegemukan
Kegemukan erat hubungannya dengan peningkatan resiko sejumlah
komplikasi yang dapat terjadi sendiri ataupun bersamaan. Kegemukan disebabkan
oleh ketidakseimbangan antara energi yang masuk bersama makanan, dengan
energi yang dipakai. Kelebihan energi ini ditimbun dalam sel lemak yang
membesar. Pada orang yang kegemukan didapat output VLDL trigliserida yang
tinggi dan kadar trigliserida plasma yang lebih tinggi. Trigliserida berlebihan
dalam sirkulasi juga mempengaruhi lipoprotein lain. Bila trigliserida LDL dan
HDL mengalami lipolisis, akan menjadi small dense LDL dan HDL, abnormalitas
ini secara tipikal ditandai dengan kadar kolesterol HDL yang rendah.
f. Faktor Merokok
Merokok dapat meningkatkan kadar kolesterol total, kolesterol LDL,
trigliserida, dan menekan kolesterol HDL. Pada seseorang yang merokok, rokok
akan merusak dinding pembuluh darah. Nikotin yang terkandung dalam asap
rokok akan merangsang hormon adrenalin, sehingga akan mengubah metabolisme
lemak yang dapat menurunkan kadar kolesterol HDL dalam darah.
21
g. Faktor Makanan
Konsumsi tinggi kolesterol menyebabkan hiperkolesterolemia dan
aterosklerosis. Asupan tinggi kolesterol dapat menyebabkan peningkatan kadar
kolesterol total dan LDL sehingga mempunyai resiko terjadinya dislipidemia.
3.1.3. Diagnosis
National Cholesterol Education Program Adult Panel III (NCEP-ATP III)
telah membuat satu batasan yang dapat dipakai secara umum dalam mendiagnosis
dislipidemia.
Tabel 3.1. Kadar lipid serum normal
Tabel 2.1. Kadar lipid serum normal Keterangan
Kadar Kolesterol (mg/dl)
Kolesterol total Optimal
< 200 Diinginkan
200 - 239 Tinggi
240
Kolesterol LDL Optimal
<100 Mendekati optimal
100 129 Diinginkan
130 159 Tinggi
160 189 Sangat tinggi
190
Kolesterol HDL Rendah
< 40 Tinggi
60
Trigliserid Optimal
< 150 Diinginkan
150 199 Tinggi
200 499 Sangat tinggi
500
22
3.1.4. Terapi Dislipidemia
Terapi dislipidemia terdiri atas terapi farmakologi dan nonfarmakologi.
c. Aktivitas fisik
Aktivitas fisik adalah gerakan yang dilakukan oleh otot tubuh dan sistem
penunjangnya serta merupakan bagian dari usaha menjaga kebugaran, termasuk
kesehatan jantung dan pembuluh darah. Mereka yang aktif memiliki kemungkinan
yang rendah untuk terkena penyakit kardiovaskuler termasuk diantaranya
dislipidemia (Lindarto, 2014).
23
untuk mengobati dislipidemia. Obat ini bekerja menghambat enzim HMG-CoA
reduktase yaitu suatu enzim yang mengkatalis tahap awal biosintesis kolesterol.
Statin memberikan efek utamanya yaitu menurunkan kadar LDL (Mahley, 2012).
b. Resin
Resin merupakan obat hipolipidemia yang mungkin paling aman karena
tidak diabsorpsi saluran cerna. Resin bekerja dengan cara mengikat asam empedu
dalam saluran cerna di usus halus dan asam empedu yang terikat dieksresi dalam
feses. Dengan demikian asam empedu yang kembali ke hati akan menurun, hal ini
akan memacu hati memecahkan kolesterol lebih banyak untuk menghasilkan asam
empedu yang dikeluarkan ke usus (Mahley, 2012).
5. Ezetimibe
Ezetimibe bekerja dengan menghalangi penyerapan kolesterol di dalam
usus. Ezetimibe tidak menghambat sintesis kolesterol di hati maupun untuk
24
meningkatkan ekskresi asam empedu namun secara tidak langsung akan
mengurangi kolesterol hati dan meningkatkan bersihan kolesterol dari darah
(Santoso, dkk., 2009).
3.2 Hipertensi
25
hipertensi menyebabkan 9,4 juta kematian dan mencakup 7%
dari beban penyakit di dunia (WHO,2014).
26
Gambar 2.2 Algoritma Tatalaksana Hipertensi (PERKI, 2015)
27
BAB IV
PEMBAHASAN
Studi kasus dilakukan pada pasien Tn. F usia 28 tahun dengan Hipertensi
dan Dislipidemia. Pasien datang ke Puskesmas Sempaja Samarinda dengan
keluhan pusing dan nyeri tengkuk. Keluhan di rasakan sejak 3 hari yang lalu.
Keluhan dirasakan semakin memberat jika makan makanan bersantan dan
berlemak, keluhan berkurang dengan istirahat. Keluhan dirasakan semakin
memberat. Keluhan disertai sakit kepala yang hilang timbul. Selain itu, pasien
merasa pegal di seluruh tubuh. Keluhan ini pernah pasien rasakan sebelumnya.
Keluhan nyeri dada disangkal, pandangan kabur (-). Pasien memiliki riwayat
hipertensi sejak usia 20 tahun. Ibu pasien memiliki riwayat hipertensi dan sakit
jantung, serta ayah pasien memiliki riwayat hipertensi dan stroke. Pada saat ke
puskesmas didapatkan tekanan darah 140/90 mmhg dan didapatkan kolesterol
total 292 mg/dl dan Trigliserida 270 mg/dl .
Pasien tinggal satu rumah dengan satu saudara kandung. Pasien
menempati rumah yang yang cukup luas dengan ventilasi yang cukup, kebersihan
diri dan lingkungan pasien dan keluarga tergolong kurang sehat. Pemasukan
keuangan pasien didapat dari pekerjaan sebagai tata usaha. Pasien tidak kontrol
rutin tekanan darah, pasien hanya datang ke pelayanan kesehatan hanya saat
terdapat keluhan.
Faktor risiko pada Tn.F adalah berat badan yang berlebih, kebiasaan
mengkonsumsi makanan berlemak dan gorengan, jarang mengkonsumsi sayur dan
buah dan jarang berolahraga.
Diberikan edukasi mengenai penyakit hipertensi dan dislipidemia kepada
pasien tentang gejala , komplikasi dan pengobatan yang akan dilakukan. Pasien
juga mengerti pentingnya kontrol tekanan darah.
Pasien juga diedukasi tentang manfaat rutin minum obat, selain itu
pentingnya kontrol berat badan, perubahan pola makan yang teratur serta olahraga
yang teratur. Selain itu pasien juga dijelaskan diet rendah lemak.
28
Penatalaksanaan pengobatan pasien ini dimulai dari modifikasi gaya hidup
dan pola hidup lalu di sertai dengan pengobatan farmakologi untuk kontrol
tekanan darah dan kolesterol. Namun ketidak patuhan dalam minum obat
merupakan masalah tersering dari tidak terkontrolnya tekanan darah sehingga
dapat menimbulkan komplikasi. Selain itu pola makan yang sering mengkonsumsi
makan-makanan berlemak serta kurangnya olahraga dapat meningkatkan
kolesterol.
Pasien dianjurkan secara rutin melakukan kontrol ke puskesmas tiap
bulannya untuk mengambil obat serta melakukan konsultasi mengenai
penyakitnya.
Pada kasus ini pengetahuan tentang kesehatan terutama dalam perilaku
hidup sehat, pola makan gizi seimbang. Oleh karena itu, pendekatan kedokteran
keluarga penting dalam penanganan kasus semacam ini. Hal terpenting dan utama
dalam keberhasilan pencegahan komplikasi hipertensi dan dislipidemia , kontrol
tekanan darah dan kolesterol serta pemenuhan gizi seimbang. Pada pasien ini telah
diterapkan berbagai upaya untuk mencapai tujuan pelayanan kedokteran keluarga
berupaya pelayanan kesehatan yang holistik, komprehensif, terpadu dan
berkesinambungan.
29
DAFTAR PUSTAKA
Hanifa, A. (2011, Januari 10). USU Repository. Dipetik April 16, 2017, dari
https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwig
xKaO1qjTAhXKNpQKHSY2BvkQFggkMAA&url=http%3A%2F
%2Frepository.usu.ac.id%2Fhandle
%2F123456789%2F21480&usg=AFQjCNGHJKZ8ExYXaRoeomjSmulp4aySjQ
&sig2=fVJRSC11hjocEo40L2pn
Mahley, R.W., dan Bersot, T.P. (2012.) Terapi Obat Untuk Hiperkolesterolemia
dan Dislipidemia. Dalam buku Goodman dan Gilman Dasar Farmakologi Terapi.
Edisi Kesepuluh. Volume Kedua. Editor oleh Aisyah, C. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC. Halaman 956-966.
Nur, N. N., & Warganegara, E. (2016). Faktor Risiko Perilaku Penyakit Tidak
Menular. Jurnal Majority .
30
WHO. (2017). Noncommunicable Disease. Dipetik April 25, 2017, dari
http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs355/en/
WHO. (2013). A global brief on Hypertension. Dipetik April 24, 2017, dari
http://ish-world.com/downloads/pdf/global_brief_hypertension.pdf
31
Mandala of Health
GAYA HIDUP
Sering mengkonsumsi makan-makanan berlemak dan gorengan
Jarang mengkonsumsi sayur dan buah
Jarang olahraga
LINGK. FISIK
FAKTOR BIOLOGI
Pasien memiliki riwayat hipertensi sejak usia 20 tahun lalu Ventilasi dan pencahayaan matahari cukup
Riwayat penyakit hipertensi di dalam keluarga ada yaitu ibu dan ayah kandung sanitasi cukup
Komunitas:
Banyak berinteraksi dengan keluarga dan teman kerjanya
Kurangnya pengetahuan tentang hipertensi dan dislipidemia
32
DOKUMENTASI
33