Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
berlebihan dengan ditandai adanya jaundice atau ikterus, perubahan warna kekuningan pada
kulit, sklera dan kuku (Hockenberry & Wilson 2009). Angka kematian bayi baru lahir
merupakan penyumbang kematian terbesar pada tingginya angka kematian bayi. Menurut
data Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012, AKB 32 per 1.000 kelahiran
hidup. AKN (Angka Kematian Neonatus) 19/1.000 kelahiran hidup, dan AKABA (Angka
Kematian Balita) 40/1.000 kelahiran hidup (BKKBN, 2012 ). Penyebab kematian neonatal
pada minggu pertama salah satunya adalah ikterus neonatorum. Hal ini menunjukan bahwa
Cakupan hiperbilirubinemia pada neonatus setiap tahun meningkat. Pada tahun 2007
di Indonesia sebasar (5,6%) (Riskesdas,2007). Pada tahun 2009 sebesar (14%) dan tahun
2012 sebesar (17,32%) fakta ini menunjukan ikterus neonatorum pada neonatus masih
komplikasi kehamilan (inkontabilitas golongan darah ABO dan Rh) 11,4%, dan pemberian air
susu ibu (ASI) 37,8%, faktor perinatal seperti infeksi 14,4 %, dan trauma lahir
(cephalhermaton) 37,2%, dan faktor neonatus seperti prematuritas 51,2%, rendahnya asupan
ASI 62,2%, hipoglikemia 22% , dan faktor genetik 0% faktor risiko lainnya hiperbillirubin
diantaranya pada bayi kurang bulan atau kehamilan usia <37 minggu 12,5 %, bayi dengan
berat lahir rendah (BBLR) 30,2% dan jenis persalinan. Hal tersebut membuktikan bahwa
2007).
Berdasarkan hasil penelitian Risa pada tahun 2009 di RS Dr.Sardjito dikemukakan bahwa
angka kejadian ikterus terdapat pada 60% bayi cukup bulan dan 80% Bayi kurang bulan. 85%
bayi cukup bulan sehat mempunyai kadar bilirubin diatas 5mg/dl dan 23,8% memiliki kadar
bilirubin diatas 13mg/dl. Sedangkan di Jakarta, salah satunya di RSCM pada tahun 2003,
menemukan prevalensi kadar bilirubin 5mg/dl sebesar 58% dan untuk kadar bilirubn 12mg/dl
sebesar 29,35 pada bayi baru lahir. Lalu pada tahun 2007 angka kejadian persentase ikterus
neonatorum pada bayi cukup bulan sebesar 32,1% dan pada bayi kurang bulan sebesar
42,9%.
Hasil penelitian pada tahun 2013 di RSUD Koja, Jakarta Utara terdapat 157 bayi
dengan hiperbilirubinemia. Selain di rumah sakit pendidikan angka kejadian ikterus pada bayi
tercatat dibeberapa rumah sakit swasta. Pada tahun 2011 di Rumah Sakit Islam Pondok Kopi
Jakrta Timur terdapat 78/550 kelahiran hidup yang mengalami hiperbilirubinemia. Angka
tersebut meningkat pada tahun 2012 menjadi 105/560 kelahiran hidup. Bedasarkan data
tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Gambaran Angka Kejadian
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
Tujuan Umum
Tujuan Khusus
1. Mengetahui angka kejadian hiperbilirubinemia pada bayi baru lahir di RSUD Koja
2. Mengetahui penyebab angka kejadian hiperbilirubinemia pada neonatus
Manfaat Teoritis
Manfaat Praktis
lahir.