You are on page 1of 7

Jurnal Rekayasa Mesin Vol.2, No.

3 Tahun 2011 : 193-198 ISSN 0216-468X

Pengaruh Waktu Perlakuan Kalium Permanganate (KMnO4) Terhadap


Sifat Mekanik Komposit Serat Purun Tikus
(Eleocharis Dulcis)
1) 2) 2)
Kosjoko , Achmad Asad Sonief , Djoko Sutikno
1)
Jurusan Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Jember
2)
Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Malang
Jl. MT.Haryono 167 Malang 65145, Indonesia
E-Mail: joko_kos@yahoo.co.id

Abstract
The combination between treatment time of the addition and directon fiber orientation was
used to get maximum mechanical properties of Purun Tikus fiber composites. The purpose of
this study was to construct composite of polyester matrix and Purun tikus natural fiber by mixing
2 % KMnO4 with 1 liter aquades for 15 minutes and 30 minutes. It is applied to determine tensile
strength and flexural strength. The variation of volume fiber fraction are 20%, 30%, and 40%.
The directon of Purun Tikus fiber are 0 and 90%, and the polyester matrix type 157 BTQN with
1% concentration of MEXPO hardener. The dimension of tensile specimen refered to standart
ASTM D638-03. The flexural strength was obtained trough bending test based on ASTM 790-
03. The combination of these 2 variables can improve interfacial adhesion between fiber and
matrix. The highest tensile strength was 2% KMNO4 for 15 minutes of natural fiber composites
2
Purun Tikus with volume 40@ about 55.54 N/mm . The variation of 2% KMnO4 for 30 minutes
2
the volume fraction of 40% was 41.07 N/mm . The obtained of variation without KMnO4
2
treatment and fraction volume 40% about 40.03 N/mm The highest flexural strength of the
composite fiber Purun tikus in the variation treatment 2% KMnO4 for 15 minutes with the
2
volume fraction 40% was 119.70 N/mm ,for 30 minutes the fraction volume 40% was 80.88
2, 2
N/mm and the fraction volume 40% without treatment was 62.66 N/mm .

Keywords:purun tikus fibers, kalium permanganate, polyester, tensile strength & flexural
stength

PENDAHULUAN Selatan memiliki bahan baku tumbuhan purun


tikus yang cukup melimpah (Gambar 1).
Komposit dengan penguat serat alam Data Dinas Perindustrian Perdagangan
semakin intensif dikembangkan. Ini berkaitan dan Penanaman Modal (Disperindag dan PM)
dengan meluasnya penggunaan komposit Barito Kuala pada tahun 2006 persebaran
pada berbagai bidang kehidupan serta jenis tumbuhan purun mencapai 713 Ha,
tuntutan penggunaan material yang murah, meliputi purun danau 641 Ha dan purun
ringan, sifat mekanik yang kuat dan tidak tikus 72 Ha. [1].
korosif. Sehingga dapat menjadi bahan
alternatif selain logam. Mulai dari yang
sederhana seperti alat-alat rumah tangga
sampai sektor industri baik industri skala kecil
maupun industri skala besar. Selain itu juga
bahan komposit telah digunakan dalam
industri pesawat terbang, otomotif, maupun
untuk alat-alat olah raga. Keuntungan
mendasar yang dimiliki oleh serat alam
adalah jumlahnya berlimpah, memiliki cost
yang rendah. Propinsi Kalimantan
Gambar 1. Tumbuhan Purun Tikus

193
Jurnal Rekayasa Mesin Vol.2, No. 3 Tahun 2011 : 193-198 ISSN 0216-468X

Serat Purun Tikus (Eleocharis Dulcis) variasi waktu perendaman (0, 2, 4, dan 6)
merupakan salah satu material natural fibre jam. Berdasarkan data hasil pengujian pada
alternative. kekuatan tarik yang paling optimal dimiliki
Tujuan untuk memperoleh sifat mekanik oleh bahan komposit yang diperkuat serat
yang tinggi (kekuatan tarik, dan kekuatan rami dengan perlakuan alkali 2 jam.
lentur), maka serat alam biasanya diberi Permasalahan yang dihadapi [6]:
bermacam perlakuan, yang dimaksudkan Peneliti ingin mendapatkan serat tapis kelapa
untuk meningkatkan sifat adhesif. Adhesif yang kuat, untuk dijadikan bahan komposit
adalah kelekatan permukaan antarmuka dari yang bermatrik epoxy. Dengan
unsur-unsur disatukan. Antarmuka pada membandingkan perlakuan peredaman
komposit adalah satu permukaan yang menggunakan bahan kimia NaOH dan
dibentuk ikatan bersama antara serat dan KMno4 dengan prosentasi masing masing
matrik yang membentuk ikatan perantaraan 0,5%, 1% dan 2% selama 15 menit. Sifat
yang diperlukan untuk pemindahan beban. mekanik komposit dengan KMno4 memberi
Komposit memiliki sifat fisik dan mekanik efek lebih baik dibanding dengan NaOH.
yang unik, yang tidak mungkin dihasilkan oleh Material komposit merupakan material
serat atau matrik saja [2]. non logam yang saat ini semakin banyak
Serat purun tikus sebagai elemen digunakan mengingat kebutuhan material
penguat sangat menentukan sifat mekanik dari disamping memprioritaskan sifat mekanik
komposit karena meneruskan beban yang juga dibutuhkan sifat lain yang lebih baik
didistribusikan oleh matrik. Sifat mekanis misalnya ringan, tahan korosi dan ramah
komposit sangat dipengaruhi oleh orentasi lingkungan. Dengan demikian pengembangan
gabungan. Orientasi gabungan arah serat material berbasis alam saat ini sedang gencar
purun tikus yang dikombinasi dengan diteliti, agar dapat menggantikan material
polyester sebagai matrik, dapat menghasilkan yang umum digunakan seperti logam yang
komposit alternatif. Komposit alternatif dengan bersifat korosif dan relatif berat.
lama perlakuan kalium permanganate tertentu Komposit adalah suatu material yang
dan penggabungan orientasi arah serat, terdiri dari campuran atau kombinasi dua atau
diharapkan dapat menghasilkan sifat mekanik lebih material baik secara mikro atau makro,
komposit yang maksimal. dimana sifat material yang tersebut berbeda
Waktu perlakuan kalium permanganate bentuk dan komposisi kimia dari zat asalnya
(KMnO4) terhadap kekuatan mekanik [7].
komposit dengan orientasi gabungan arah Pendapat lain mengatakan bahwa
serat 0 dan 90, serat purun tikus komposit adalah sebuah kombinasi material
(Eleocharis dulcis) bermatrik Polyester. yang berfasa padat yang terdiri dari dua atau
Material yang digunakan adalah serat purun lebih material secara skala makroskopik yang
tikus (Eleocharis dulcis) sebagai filler dengan mempunyai kualitas lebih baik dari material
persentasi fraksi Volume serat 20%, 30%, pembentuknya).
40%, menggunakan metode hand lay up Secara umum material komposit dapat
dengan orientasi gabungan arah serat 0 dan diklasifikasikan atas tiga macam yaitu, Metal
90 dan perlakuan perendaman KMn04, 0, 15 Matrix Composites (MMCs), Polymer Matrix
dan 30 menit. Perlakuan 2% KMn04, per 1 Composites (PMCs) dan Ceramics Matrix
liter aquades secara bervariasi selama waktu Composites (CMCs).
peredaman 0, 15 dan 30, menit bermatrik Perbedaan ketiganya adalah matrik
polyester. Pengujian sifat yang dilakukan yang digunakan sesuai dengan namanya
adalah pengujian tarik dan lentur [3,4]. yaitu matrik logam, polimer, dan keramik.
Kuncoro [5] menghadapi bagaimana MMCs yang umum digunakan adalah
meningkatkan ikatan (mechanical bonding) aluminium paduan dengan fiber boron atau
antara serat dan matrik (perekat). Serat rami Silicon Carbide, sedangkan PMCs yang
yang masih mengandung lignin dan kotoran umum digunakan adalah polimer dari jenis
tersebut dibersihkan dengan menggunakan thermosetting. Untuk CMCs biasanya
air. Serat yang sudah bersih direndam di digunakan Si3N4 dan Al2O3. Proses Cetakan
dalam larutan alkali (5% NaOH) dengan Terbuka (Open-Mold Process). Matrik

194
Jurnal Rekayasa Mesin Vol.2, No. 3 Tahun 2011 : 193-198 ISSN 0216-468X

dituangkan diatas serat didalam rongga direndam ke dalam larutan zat kimia KMnO4
cetakan seperti (Gambar 2) dengan cara sebanyak 2% per 1 liter aquades secara
manual. Matrik langsung berkontak dengan bervariasi selama 0, 15 dan 30 menit. Ini
udara, biasanya proses pencetakan dilakukan dimaksudkan untuk meningkatkan sifat
pada temperatur kamar. adhesif. Proses waktu perlakuan memberikan
pengaruh terhadap permukaan serat,
lamanya waktu akan membuat permukaan
serat semakin bersih dan permukaan serat
menjadi lebih kasar sehingga ikatan serat
dengan matrik akan semakin baik (lebih
adhesif), meningkatkan kekuatan tarik dan
kekuatan lentur, dari komposit yang
dibentuknya. Kemudian dengan orientasi
gabungan arah serat 0 dan 90 diharapkan
dapat meningkatkan sifat mekanik, karena
dapat menahan tegangan multi aksial
Gambar 2. Proses Pencetakan dengan dibanding serat kontiyu searah/ unidirectional.
Contact Molding/Hand Lay-Up Lamanya waktu perlakuan perendaman
serat purun tikus (Eleocharis dulcis) dengan
Pengujian tarik bertujuan untuk larutan kimia 2% KMnO4 per 1 liter aquades
mengetahui tegangan, kekuatan sampai dengan variasi waktu selama 0, 15 dan 30
putus. Pengujian tarik dilakukan dengan menit. Variabel Terikat : Kekuatan lentur,
mesin uji tarik (Gambar.3) testing standar.[3]. Kekuatan tarik. Variabel Terkontrol: Fraksi
Kekuatan tarik komposit dipengaruhi oleh [8]. volume serat 20%, 30%, 40%. Bahan-bahan
yang digunakan baik untuk pengujian maupun
= (1) pembuatan komposit adalah sebagai berikut
;Matrik, serat, katalis, KMnO4 dan aquades.
dengan: Dalam penelitian ini digunakan matrik sebagai
P = beban (N) pengikat, dimana matrik tersebut merupakan
2
A = luas penampang (m ) hasil produksi PT. Justus Sakti Raya dengan
= tegangan (Pa). merek dagang YUKALAC (Tabel 1) [9].

Tabel 1. Spesifikasi Unsaturated Polyester


Matrik Yukalac 157 BTQN- EX
Sifat Satuan Nilai Keterangan
2
Berat jenis kg/mm 1.215
Suhu distorsi o
C 70
panas
Penyerapan % 0,188 24 jam
air % 0,466 7 hari
Kekuatan 2
Kg/mm 5,5
Tarik
Kekuatan 2
Kg/mm 9,4
Fleksural
Modulus 2
Kg/mm 300
Gambar 3. Mesin Uji Tarik Elastisitas
Elongasi % 1,6
METODE PENELITIAN
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian dilakukan pada komposit
polyester dengan menggunakan material Pengujian tarik dilakukan pada komposit
serat alam Purun Tikus (Eleocharis dulcis) yang dibuat dengan serat tanpa perlakuan,
Sebelumnya serat diberi perlakuan, yaitu dan komposit dengan serat mengalami

195
Jurnal Rekayasa Mesin Vol.2, No. 3 Tahun 2011 : 193-198 ISSN 0216-468X

perlakuan 2% KMnO4 untuk masing-masing


variasi waktu 15 dan 30 menit, dengan proses
pembuatan komposit fraksi volume yang
berbeda 20%, 30% dan 40%. Tabel 2
menunjukkan hasil pengujian yang diperoleh
dari tiga buah spesimen untuk masing-masing
perlakuan, pada tabel tersebut diperlihatkan
beberapa informasi hasil pengujian tarik yang
dilakukan di laboratorium material Politeknik
Kediri.
Pengujian fraksi volume serat purun
tikus hanya dilakukan untuk serat tanpa
perlakuan dan diperlakukan KMnO4 dengan Gambar 4. Grafik kekuatan tarik rata - rata
fraksi volume, dalam penelitian ini dipilih komposit Purun Tikus
fraksi volume 20%, 30%, dan 40%. Pengujian
ini dilakuakan hanya ingin mengetahui Hasil yang diperoleh berbeda beda
apakah ada perubahan terhadap kekuatan antara komposit A, B dan C sebagaimana
tarik . yang tampak pada Gambar 4.
Kekuatan tarik yang optimal pada fraksi
Tabel 2. Hasil uji Tarik rata-rata Komposit volume 40% serat [10]. Kekuatan tarik rata-
Serat Purun Tikus rata komposit meningkat dengan
Kekuatan tarik bertambahnya fraksi volume serat antara
No Material 2 20%, 30% dan 40% tanpa perlakuan maupun
N/mm
1 20 T6-A 21.52 diperlakuan 15 dan 30 menit, dimana
2 30 T6-A 23.30 kekuatan rata-rata maksimun berada pada
3 40 T6-A 40.03 komposit dengan perlakuan 2% KMnO4 serat
4 20 T6-B 38.96 selama 15 menit secara keseluruhan
(Gambar 4), dan kembali turun setalah
5 30 T6-B 41.18
perlakuan 2% KMnO4 serat selama 30 menit.
6 40 T6-B 55.54
Peningkatan kekuatan tarik ini menunjukkan
7 20 T6-C 23.44
perubahan pada interface antara serat dan
8 30 T6-C 24.21 matrik, karena kekuatan komposit adalah
9 40 T6-C 41.07 gabungan antara kekuatan matrik dan serat,
sehingga akan tergantung dari interface
Keterangan: tersebut, semakin baik ikatan serat-matrik
A : Tanpa perlakuan maka beban tarik yang diberikan pada
B : Diperlakukan perendaman 2% komposit akan terdistribusi pada serat
KMnO4, selama 15 menit dengan baik, dan sebaliknya apabila interface
C : Diperlakukan perendaman 2% serat-matrik kurang kuat maka beban tarik
KMnO4, selama 30 menit hanya ditahan oleh matrik saja, sedangkan
volume matrik sudah berkurang akibat
Dari hasil uji tarik keseluruhan yang penambahan serat. Dengan kata lain
dilaksanakan di Politeknik Kediri Tabel 2 kekuatan komposit hanya terletak pada matrik
dengan kode A, B dan C. Dapat diambil saja.
kesimpulan kekuatan tarik rata-rata komposit Pengujian Lentur (flexure) juga dilakukan
seperti (gambar 4) sebagai berikut pada komposit yang dibuat dengan serat
tanpa perlakuan dan serat mengalami
perlakuan 2% KMnO4 untuk masing-masing
variasi waktu 0, 15 dan 30 menit dengan
proses pembuatan komposit dengan fraksi
volume 20%, 30 dan 40% serat purun tikus.
Kekuatan lentur merupakan kekuatan
komposit menahan tegangan normal akibat

196
Jurnal Rekayasa Mesin Vol.2, No. 3 Tahun 2011 : 193-198 ISSN 0216-468X

momen lentur pada batang uji, tegangan Kekuatan lentur rata-rata komposit
terbesar akan berada pada permukaan meningkat dengan bertambahnya fraksi
tengah bawah spesimen. Tabel 3 volume serat dari 20%, ke 30% dan ke 40%
menunjukkan hasil pengujian lentur yang tanpa perlakuan maupun diperlakuan 15 dan
diperoleh dari tiga spesimen untuk masing- 30 menit, dimana kekuatan rata-rata
masing komposit dengan lama perlakuan maksimun berada pada komposit dengan
KMnO4 yang berbeda, dan setiap spesimen perlakuan 2% KMnO4 serat selama 15 menit
diberi kode A, B dan C, tujuannya untuk secara keseluruhan (Gambar 5), dan kembali
membedakan masing masing spesimen. turun setalah perlakuan 2% KMnO4 serat
selama 30 menit. Hal ini disebabkan serat
Tabel 3. Data hasil Pengujian Lentur purun tikus menjadi lebih kaku, keras dan
Rata-Rata serat Purun Tikus rapuh sehingga kemampuan menahan beban
Kekuatan Lentur lentur menjadi berkurang. Peningkatan
No Material 2
N/mm kekuatan lentur ini menunjukkan perubahan
1 20 T6-A 32.88 pada interface antara serat dan matrik,
2 30 T6-A 40.44 karena kekuatan komposit adalah gabungan
3 40 T6-A 62.66 antara kekuatan matrik dan serat, sehingga
4 20 T6-B 56.44 akan tergantung dari interface tersebut,
5 30 T6-B 83.69 semakin baik ikatan serat-matrik maka beban
6 40 T6-B 119.70 tarik yang diberikan pada komposit akan
7 20 T6-C 38.81 terdistribusi pada serat dengan baik, dan
8 30 T6-C 61.32 sebaliknya apabila interface serat-matrik
kurang kuat maka beban lentur (gambar 6)
9 40 T6-C 80.88
hanya ditahan oleh matrik saja.
Keterangan :
20, 30 dan 40 = Fraksi volume serat
T6 = Tebal spesimen lentur
A = Serat tanpa perlakuan
B = Serat diperlakukan
KMnO4 selama 15 menit
C = Serat diperlakukan KMnO4
selama 30 menit

Dari hasil uji lentur komposit serat


purun tikus keseluruhan yang dilaksanakan di
laboratorium material Politeknik Kediri tabel 3
pengujian lentur dengan kode A, B dan C.
Dapat diambil kekuatan lentur rata-rata
seperti tampak pada gambar 5 sebagai
berikut.
Gambar 6. Mesin uji lentur

KESIMPULAN

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan


maka dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut :
1. Kekuatan tarik rata rata serat
Gambar 5. Grafik hubungan antara kekuatan komposit (fibrous composite) Purun
lentur rata rata dan fraksi volume serat Tikus dengan orientasi arah serat
o o
Purun Tikus gabungan 0 dan 90 tanpa perlakuan,

197
Jurnal Rekayasa Mesin Vol.2, No. 3 Tahun 2011 : 193-198 ISSN 0216-468X

perlakuan 2% KMnO4 selama 15 menit, reinforced plastics and electrical


dan 30 menit dengan Fraksi volume insulating material. Philadelphia, PA:
serat Purun Tikus 40% serat, tebal American Society for Testing and
komposit 6 mm tanpa perlakuan sebesar Materials
2
40.03 N/mm , perlakuan 15 menit [5] Diharjo Kuncoro (2008), Teknik Mesin FT
2
sebesar 55.54 N/mm , dan perlakuan 30 UNSM www.petra.ac.id/-
2
menit sebesar 41.07 N/mm puslit/journals,dir.php? Departemen
2. Kekuatan Lentur rata rata serat ID=MES
Komposit (fibrous composite), Purun [6] Putu Lokantaro dan Ngakan Putu Gede
o
dengan orientasi arah serat gabungan 0 Suardana ( 2007). Analisis arah dan
o
dan 90 Tikus tanpa perlakuan, perlakuan serat tapis kelapa serta rasio
perlakuan 2% KMnO4 selama 15 menit epoxy hardener terhadap sifat fisis dan
dan 30 menit dengan Fraksi volume mekanik komposist tapis kelapa. Jurnal
serat Purun Tikus 40% serat, tebal Ilmiah Teknik Mesin CAKRAM Vol. 1 No.
komposit 6 mm tanpa perlakuan sebesar 1, (15 21)
2
62.66 N/mm , perlakuan 15 menit [7] Smith, W.F. (1996). Priciples of Materials
2 nd
sebesar, 119.70 N/mm , dan 30 menit Science and Engineering,2 ed, Mc
2
sebesar, 80.88 N/mm . Graw-Hil, Singapore.
[8] Surdia, T., Pengetahuan bahan teknik,
DAFTAR PUSTAKA Edisi ketiga, PT. Pradnya Paramita,
Jakarta, 1992.
[1] Rahadi, 2007, Penelitian Penyebaran [9] Anonim, 1996, Technical Data Sheet,
jenis tumbuhan purun Barito kuala Kalsel. Justus Kimia Raya.
[2] Kholil, 2004, Untuk meningkatkan sifat [10] Hasan, 2007, Characterization and
Adhesif, PT Pradnya Paramita. Jakarta. treatments of pineapple leaf fibre
[3] Anonim, 1998, Annual Book ASTM thermoplastic composite for construction
Standar, USA. application Research Vol No 75147
[4] ASTM. D 790 Standard test methods for Universiti Teknologi Malaysia.
flexural properties of unreinforced and

198
Jurnal Rekayasa Mesin Vol.2, No. 3 Tahun 2011 : 193-198 ISSN 0216-468X

199

You might also like