You are on page 1of 30

LAPORAN PRAKTIKUM

ELEKTRONIKA DAN INSTRUMENTASI

KARAKTERISTIK DAN KALIBRASI SENSOR SUHU (LM35)

Oleh:
Sania Mazaya
NIM A1C015043

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDRAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2017
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sensor suhu adalah alat yang digunakan untuk mengubah besaran panas

menjadi besaran fisik yang dapat dengan mudah dianalisis besarnya. Ada

beberapa metode yang digunakan untuk membuat sensor ini, salah satunya dengan

cara menggunakan material yang berubah hambatannya terhadap arus listrik

sesuai dengan suhunya.

Sensor suhu dapat digunakan untuk mendeteksi gejala perubahan panas

atau temperatur atau suhu pada suatu dimensi benda atau dimensi ruang

tertentu. Ada beberapa komponen elektronika yang dapat digunakan sebagai

sensor suhu, contohnya: bimetal, termistor, termokopel, RTD, phototransistor,

photodioda, photomultiplier, photovoltaik, infrared pyrometer, hygrometer, LM35

dan lain-lain. Pada praktikum kali ini yang akan dibahas adalah sensor suhu jenis

LM35, LM35 sendiri mempunyai beberapa karakteristik dan keunggulan

dibanding sensor suhu lainnya. Nilai keluaran dari sensor LM35 berupa

tegangan yang nilainya berubah sesuai dengan perubahan suhu.

Sensor suhu yang sering digunakan adalah sensor suhu LM35. Sensor suhu

LM35 memiliki fungsi untuk mengubah besaran suhu menjadi besaran listrik

dalam bentuk tegangan. LM35 memiliki keakuratan tinggi dan kemudahan

perancangan jika dibandingkan dengan sensor suhu yang lain, LM35 juga

mempunyai keluaran impedansi yang rendah dan linieritas yang tinggi sehingga
dapat dengan mudah dihubungkan dengan rangkaian kendali khusus serta tidak

memerlukan penyetelan lanjutan.

B. Tujuan

1. Mengenal dan mengetahui karakteristik (linieritas) sensor LM35.

2. Mendapatkan persamaan kalibrasi LM35.


II. TINJAUAN PUSTAKA

Sensor suhu merupakan suatu alat yang dipergunakan untuk mengubah

besaran fisik tertentu agar dapat diukur. Sensor adalah suatu peralatan yang

berfungsi untuk mendeteksi gejala-gejala atau sinyal-sinyal yang berasal dari

perubahan suatu energi seperti energi listrik, energi fisika, energi kimia, energi

biologi, energi mekanik dan sebagainya. (D Sharon, dkk., 1982)

Sensor suhu adalah alat yang digunakan untuk mengubah besaran

panas menjadi besaran listrik yang dapat dengan mudah dianalisis besarnya.

Ada beberapa metode yang digunakan untuk membuat sensor ini, salah satunya

dengan cara menggunakan material yang berubah hambatannya terhadap arus

listrik sesuai dengan suhunya. (Anonim, 2013)

Perkembangan sensor sangat cepat sesuai kemajuan teknologi otomasi,

semakin kompleks suatu sistem otomasi dibangun maka semakin banyak jenis

sensor yang digunakan. Dalam sistem pengukuran dikenal beberapa jenis sensor

diantaranya yaitu :

1. Sensor Termal

Sensor termal adalah sensor yang digunakan untuk mendeteksi gejala

perubahan panas atau temperatur atau suhu pada suatu dimensi benda atau

dimensi ruang tertentu. Contoh: Resistance Temperature Detector (RTD),

Thermistor Thermocouple dan LM-35.


2. Sensor mekanik

Sensor mekanik adalah sensor yang mendeteksi perubahan gerak

mekanis, seperti perpindahan atau pergeseran atau posisi, gerak lurus dan

melingkar, tekanan, aliran, level dan sebagainya. Contoh: potensiometer,

linear variabel differential transformer (LVDT)

3. Sensor optik

Sensor optik atau cahaya adalah sensor yang mendeteksi perubahan

cahaya dari sumber cahaya, pantulan cahaya ataupun bias cahaya yang

mengenai benda atau ruangan. Contoh: photo conductive detectors,

photovoltaic detectors, photo diode detectors, photo emissive detectors,

light dependent resistant (LDR).

Sensor suhu LM35 adalah komponen elektronika yang memiliki fungsi

untuk mengubah besaran suhu menjadi besaran listrik dalam bentuk tegangan.

Sensor Suhu LM35 yang dipakai dalam penelitian ini berupa komponen

elektronika-elektronika yang diproduksi oleh National Semiconductor. LM35

memiliki keakuratan tinggi dan kemudahan perancangan jika dibandingkan

dengan sensor suhu yang lain, LM35 juga mempunyai keluaran impedansi yang

rendah dan linieritas yang tinggi sehingga dapat dengan mudah dihubungkan

dengan rangkaian kendali khusus serta tidak memerlukan penyetelan lanjutan.

IC LM35 sebagai sensor suhu yang teliti dan terkemas dalam bentuk

Integrated Circuit (IC), dimana output tegangan keluaran sangat linear

berpadanan dengan perubahan suhu. Sensor ini berfungsi sebagai pengubah dari

besaran fisis suhu ke besaran tegangan yang memiliki koefisien sebesar 10 mV/0C
yang berarti bahwa kenaikan suhu 10C maka akan terjadi kenaikan tegangan

sebesar 10 mV.

Gambar 1. Bentuk dan simbol IC LM35

Adapun keistimewaan dari IC LM35 adalah :

1. Kalibrasi dalam satuan derajat celcius.

2. Lineritas +10 mV/ C.

3. Akurasi 0,5 C pada suhu ruang.

4. Range +2 C 150 C.

5. Dioperasikan pada catudaya 4 V 30 V.

6. Arus yang mengalir kurang dari 60 A.

Setiap sensor membutuhkan uji kalibrasi atau proses verifikasi bahwa suatu

akurasi alat ukur sesuai dengan rancangannya. Oleh karena itu karakterisasi sangat

diperlukan sehingga dapat mengetahui apakah sensor tersebut layak pakai atau

mempunyai tingkat presisi yang tinggi dalam membaca besaran suhu.

Alat ukur perlu diteliti kalibrasinya sebelum dipergunakan agar hasil

ukurnya dapat dipercaya. Saat kalibrasi harus selalu menempatkan jarum

penunjuk pada titik nol yang sesungguhnya, saat alat ukur akan digunakan. Sering

pada sebuah alat ukur jarum penunjuk tidak berada pada titik nol yang semestinya
sehingga saat digunakan nilai baca selalu lebih besar atau lebih kecil dari yang

seharusnya sehingga menyumbang apa yang disebut ralat sistematis.

Berikut ini adalah karakteristik dari sensor LM35, antara lain:

1. Memiliki sensitivitas suhu, dengan faktor skala linier antara tegangan dan

suhu 10 mV/C, sehingga dapat dikalibrasi langsung dalam celcius.

2. Memiliki ketepatan atau akurasi kalibrasi yaitu 0,5C pada suhu 25 C.

3. Memiliki jangkauan maksimal operasi suhu antara -55 C sampai +150 C.

4. Bekerja pada tegangan 4 sampai 30 volt.

5. Memiliki arus rendah yaitu kurang dari 60 A.

6. Memiliki pemanasan sendiri yang rendah (low heating) yaitu kurang dari

0,1 C pada udara diam.

7. Memiliki impedansi keluaran yang rendah yaitu 0,1 W untuk beban 1 mA.

8. Memiliki ketidaklinieran hanya sekitar C.


III. METODOLOGI

A. Alat dan Bahan

1. Sensor LM35

2. Termometer Inframerah

3. Elemen pemanas (solder)

4. Power supply

5. Stopwatch

6. Terminal listrik

7. Multimeter

B. Prosedur kerja

1. Sebuah sensor LM35 diambil, bentuk fisik serta konfigurasi kaki atau pinnya

digambar dan dicatat pada lembar data.

2. Sebuah unit power supply diambil dan tegangan diatur 5, 7 dan 10 volt

(besarnya tegangan keluaran pada power supply dicatat).

3. Power supply dimatikan terlebih dahulu dan pasang kabel konektor sesuai

posisi pin LM35 dengan power supply, yaitu:

a. Kaki 1 dengan (+) power supply

b. Kaki 2 dengan probe merah multimeter (output)

c. Kaku 3 dengan (-) power supply dan probe hitam multimeter.

4. Sensor LM35 dan termometer inframerah diletakan dekat dengan sumber panas

(solder). Mengukur dan mencatat besarnya keluaran LM35 dan suhu yang
terbaca pada termometer inframerah sebelum sumber panas dihubungkan ke

sumber listrik.

5. Sumber panas dihubungkan ke listrik, besarnya keluaran LM35 diukur dan

suhu yang terbaca pada termometer inframerah tiap 5 detik selama 3 menit.

Data pengukuran dicatat pada lembar data.


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Data Pengukuran Awal Kelompok 1

T awal (Suhu awal termometer) = 31. 9 0C

V awal LM35 = 0.30 Volt

V power supply = 4.34 Volt

Tabel 1. Data Pengukuran Kelompok 1


Waktu Suhu Perhitungan
No LM35 (V)
(s) Standar LM35(V)
1 5 0,35 32. 1 0.321
2 10 0,35 32.2 0.322
3 15 0,35 32.2 0.322
4 20 0,35 32.3 0.323
5 25 0,37 33. 1 0.331
6 30 0,40 33.3 0.333
7 35 0,42 34. 1 0.341
8 40 0,43 35.2 0.352
9 45 0,45 37.6 0.376
10 50 0,48 37.0 0.37
11 55 0,50 38.2 0.382
12 60 0,53 38.8 0.388
13 65 0,30 37.6 0.376
14 70 0,43 39.9 0.399
15 75 0,53 38.4 0.384
16 80 0,55 40. 1 0.401
17 85 0,28 39.2 0.392
18 90 0,37 39.5 0.395
19 95 0,42 43.2 0.432
20 100 0,43 49.3 0.493
21 105 0,49 51.0 0.51
22 110 0,03 51.2 0.512
23 115 0,72 50.6 0.506
24 120 0,59 60. 1 0.601
25 125 0,65 70.9 0.709
26 130 0,73 118. 1 1. 181
27 135 0,76 112.2 1. 122
28 140 0,77 117.5 1. 175
29 145 0,80 106. 1 1.061
30 150 0,82 117.4 1. 174
31 155 0,86 114.2 1. 142
32 160 0,89 116.4 1. 164
33 165 0,91 115. 1 1. 151
34 170 0,94 128.3 1.283
35 175 0,97 137.6 1.376
36 180 0,98 139.9 1.399

Data Pengukuran Awal Kelompok 2

T awal (Suhu awal termometer) = 39.2 0C

V awal LM35 = 0.32 Volt

V power supply = 7.38 Volt

Tabel 2. Data Pengukuran Kelompok 2


Waktu Suhu Perhitungan
No LM35 (V)
(s) Standar LM35(V)
1 5 0.32 35.7 0.357
2 10 0.32 35.3 0.353
3 15 0.32 35.3 0.353
4 20 0.32 35.7 0.357
5 25 0.33 36.1 0.361
6 30 0.33 37.1 0.371
7 35 0.34 37.6 0.376
8 40 0.35 38.8 0.388
9 45 0.36 40.4 0.404
10 50 0.37 41.9 0.419
11 55 0.37 32.7 0.327
12 60 0.37 45.1 0.451
13 65 0.39 46.5 0.465
14 70 0.40 48.4 0.484
15 75 0.39 47.3 0.473
16 80 0.40 48.9 0.489
17 85 0.41 51.3 0.513
18 90 0.43 54.7 0.547
19 95 0.43 57.1 0.571
20 100 0.43 60 0.6
21 105 0.44 63.2 0.632
22 110 0.44 66.4 0.664
23 115 0.45 69.4 0.694
24 120 0.46 72.6 0.726
25 125 0.46 75.1 0.751
26 130 0.47 77.4 0.774
27 135 0.48 79.2 0.792
28 140 0.49 82 0.82
29 145 0.50 86.8 0.868
30 150 0.52 88.6 0.886
31 155 0.53 89.6 0.896
32 160 0.55 90.8 0.908
33 165 0.57 91.1 0.911
34 170 0.59 92.2 0.922
35 175 0.60 93.6 0.936
36 180 0.61 94.1 0.941

Data Pengukuran Awal Kelompok 3

T awal (Suhu awal termometer) = 35.9 0C

V awal LM35 = 0.30 Volt

V power supply = 4.31 Volt

Tabel 3. Data Pengukuran Kelompok 3


Waktu Suhu Perhitungan
No LM35 (V)
(s) Standar LM35(V)
1 5 0.36 32.9 0.329
2 10 0.36 32.8 0.328
3 15 0.36 34.3 0.343
4 20 0.36 35.1 0.351
5 25 0.36 39.8 0.398
6 30 0.36 41.8 0.418
7 35 0.37 44.8 0.448
8 40 0.38 47.9 0.479
9 45 0.38 53.6 0.536
10 50 0.39 55.6 0.556
11 55 0.40 58.1 0.581
12 60 0.41 59.6 0.596
13 65 0.42 63.5 0.635
14 70 0.43 67 0.67
15 75 0.44 70.4 0.704
16 80 0.45 74.9 0.749
17 85 0.46 64.9 0.649
18 90 0.48 79.5 0.795
19 95 0.49 81.1 0.811
20 100 0.50 82.3 0.823
21 105 0.51 80 0.8
22 110 0.53 85.5 0.855
23 115 0.54 87.5 0.875
24 120 0.55 89.9 0.899
25 125 0.56 92.3 0.923
26 130 0.57 94 0.94
27 135 0.58 99.1 0.991
28 140 0.59 108.6 1.086
29 145 0.61 111 1.11
30 150 0.62 112.5 1.125
31 155 0.62 114.4 1.144
32 160 0.63 115 1.15
33 165 0.64 107 1.07
34 170 0.65 122.9 1.229
35 175 0.66 120 1.20
36 180 0.67 125.9 1.259

Data Pengukuran Awal Kelompok 4

T awal (Suhu awal termometer) = 31. 6 0C

V awal LM35 = 0.32 Volt

V power supply = 9.44 Volt

Tabel 4. Data Pengukuran Kelompok 4


Waktu Suhu Perhitungan
No LM35 (V)
(s) Standar LM35(V)
1 5 0.35 33.9 0.339
2 10 0.35 33.6 0.336
3 15 0.36 34.3 0.343
4 20 0.36 34.4 0.344
5 25 0.36 34 0.34
6 30 0.36 34.5 0.345
7 35 0.37 35.3 0.353
8 40 0.37 35.6 0.356
9 45 0.38 36 0.36
10 50 0.39 36.3 0.363
11 55 0.4 36.7 0.367
12 60 0.4 36.9 0.369
13 65 0.41 37.3 0.373
14 70 0.42 37.8 0.378
15 75 0.43 38.1 0.381
16 80 0.44 39.3 0.393
17 85 0.44 39.6 0.396
18 90 0.45 40.1 0.401
19 95 0.46 40.4 0.404
20 100 0.47 45.9 0.459
21 105 0.48 46.6 0.466
22 110 0.48 46.1 0.461
23 115 0.5 46.4 0.464
24 120 0.51 46.6 0.466
25 125 0.51 46.9 0.469
26 130 0.51 48.5 0.485
27 135 0.52 50.2 0.502
28 140 0.53 52.9 0.529
29 145 0.53 55.6 0.556
30 150 0.54 60.1 0.601
31 155 0.55 62 0.62
32 160 0.56 65 0.65
33 165 0.56 64.2 0.642
34 170 0.57 62.4 0.624
35 175 0.57 79.6 0.796
36 180 0.59 91.5 0.915

B. Pembahasan

Sensor suhu adalah alat yang digunakan untuk mengubah besaran

panas menjadi besaran listrik yang dapat dengan mudah dianalisis besarnya.

Ada beberapa metode yang digunakan untuk membuat sensor ini, salah satunya
dengan cara menggunakan material yang berubah hambatannya terhadap arus

listrik sesuai dengan suhunya. (Anonim, 2013)

Sensor suhu adalah alat yang digunakan untuk mengubah besaran panas

menjadi besaran fisik yang dapat dengan mudah dianalisi besarnya. Sensor suhu

adalah suatu peralatan yang berfungsi untuk mendeteksi gejala-gejala atau sinyal-

sinyal yang berasal dari perubahan suatu energi seperti energi listrik, energi fisika,

energi kimia, energi biologi, energi mekanik dan sebagainya. (Sharon, dkk., 1982)

Sensor suhu merupakan suatu komponen yang dapat mengubah besaran

panas menjadi besaran listrik sehingga dapat mendeteksi gejala perubahan suhu

pada objek tertentu. Sensor suhu melakukan pengukuran terhadap jumlah energi

panas atau dingin yang dihasilkan oleh suatu objek sehingga memungkinkan kita

untuk mengetahui atau mendeteksi gejala perubahan-perubahan suhu tersebut

dalam bentuk output analog maupun digital. (Shendy Irene, dkk., 2014)

Sensor suhu LM35 adalah komponen elektronika yang memiliki fungsi

untuk mengubah besaran suhu menjadi besaran listrik dalam bentuk tegangan.

Sensor Suhu LM35 yang dipakai dalam penelitian ini berupa komponen

elektronika elektronika yang diproduksi oleh National Semiconductor (Utomo,

2011)

Sensor suhu LM35 adalah komponen elektronika yang memiliki fungsi

untuk mengubah besaran suhu menjadi besaran listrik dalam bentuk tegangan.

(Allo, dkk., 2013)

Sensor suhu LM35 merupakan sensor dalam bentuk IC yang memiliki

kecermatan tinggi. IC berfungsi untuk merubah temperatur lingkungan menjadi


sinyal listrik dimana tegangan outputnya proporsional terhadap derajat celcius

(oC) dengan koefisien sebesar 10 mV/oC untuk setiap kenaikan suhu 1 oC. Sensor

temperatur LM35 akan memiliki nilai tahanan yang berbanding terbalik dengan

perubahan temperatur lingkungan yaitu nilai tahanan akan meningkat jika

temperatur lingkungan rendah dan sebaliknya. (Anizar Indriani, 2014)

Berikut ini adalah karakteristik dari sensor suhu LM35 :

1. Memiliki sensitivitas suhu

Dengan faktor skala linier antara tegangan dan suhu 10 mV/C,

sehingga dapat dikalibrasi langsung dalam celcius. Sensor LM35 akan

mengalami kenaikkan tegangan sebesar 10 mV untuk setiap kenaikan 1 C

suhunya.

2. Memiliki ketepatan atau akurasi kalibrasi yaitu 0,5C pada suhu 25 C.

Agar didapatkan keakuratan pengukuran hambatan, maka sebaiknya

sensor diberikan suhu lingkungan yang berkisar antara 0,5C - 25 C.

3. Memiliki jangkauan maksimal operasi suhu antara -55 C sampai +150 C.

Sensor LM35 masih dapat beoperasi antara suhu -55 C sampai +150

C, namun keakuratan antara kisaran suhu tersebut kurang dan apabila diluar

kisaran suhu tersebut, sensor LM35 tidak dapat beroperasi.

4. Bekerja pada tegangan 4 sampai 30 volt.

5. Memiliki arus rendah yaitu kurang dari 60 A.

Memiliki arus rendah sehingga tidak berbahaya untuk dipegang oleh

tangan kosong pada saat beroperasi.


6. Memiliki pemanasan sendiri yang rendah (low heating) yaitu kurang dari

0,1C pada udara diam.

Tanpa dihubungkan dengan sumber listrikpun atau tidak saat

beroperasi, sensor LM35 memiliki suhu sebesar 0,1C pada udara diam.

Namun nilai suhu akan naik ketika, udara bergerak membawa suhu panas.

7. Memiliki impedansi keluaran yang rendah yaitu 0,1 W untuk beban 1 mA.

8. Memiliki ketidaklinieran hanya sekitar C.

Selain LM35 ada beberapa sensor suhu yang lain, antara lain:

1. Termokopel

Berfungsi sebagai sensor suhu rendah dan tinggi, yaitu suhu serendah

3000F sampai dengan suhu tinggi yang digunakan pada proses industri baja,

gelas dan keramik yang lebih dari 30000F. Termokopel dibentuk dari dua

buah penghantar yang berbeda jenisnya (besi dan konstanta) dan dililit

bersama.

Gambar 2. Termokopel

Prinsip kerja Termokopel:


Jika salah satu bagian pangkal lilitan dipanasi, maka pada kedua ujung

penghantar yang lain akan muncul beda potensial (emf). Termokopel

ditemukan oleh Thomas Johan Seebeck tahun 1820. Tegangan keluaran emf

(electro motive force) termokopel masih sangat rendah, hanya beberapa

milivolt. Termokopel bekerja berdasarkan perbedaan pengukuran. Oleh

karena itu jika ukntuk mengukur suhu yang tidak diketahui, terlebih dulu

harus diketahui tegangan Vc pada suhu referensi (reference temperature).

Bila termokopel digunakan untuk mengukur suhu yang tinggi maka akan

muncul tegangan sebesar Vh. Tegangan sesungguhnya adalah selisih antara

Vc dan Vh yang disebut net voltage (Vnet).

Di bawah ini merupakan kurva karakteristik Termokopel:

Gambar 3. Kurva Karakteristik Termokopel

2. Termistor

Berfungsi untuk mengubah suhu menjadi resistansi atau hambatan

listrik yang berbanding terbalik dengan perubahan suhu. Semakin tinggi

suhu, semakin kecil resistansi. Termistor dibentuk dari bahan oksida logam

campuran, kromium, kobalt, tembaga, besi atau nikel.


Gambar 4. Termistor

Pemakaian Termistor didasarkan pada tiga karakteristik dasar, yaitu:

a. Karakteristik R (resistansi) terhadap T (suhu)

b. Karakteristik R (resistansi) terhadap t (waktu)

c. Karakteristik V (tegangan) terhadap I (arus)

Di bawah ini merupakan kurva yang menunjukan karakteristik Termistor:

Gambar 5. Kurva Karakteristik Termistor

3. RTD (Resistance Temperature Detectors)

Berfungsi untuk mengubah suhu menjadi resistansi atau hambatan

listrik yang sebanding dengan perubahan suhu. Semakin tinggi suhu,

resistansinya semakin besar. RTD terbuat dari sebuah kumparan kawat

platinum pada papan pembentuk dari bahan isolator. RTD dapat digunakan
sebagai sensor suhu yang mempunyai ketelitian 0,030C dibawah 5000C dan

0,10C diatas 10000C.

Gambar 6. RTD

Prinsip kerja RTD :

Bila RTD berada pada suhu kamar maka beda potensial jembatan

adalah 0 Volt. Keadaan ini disebut keadaan setimbang. Bila suhu RTD

berubah maka resistansinya juga berubah sehingga jembatan tidak dalam

kondisi setimbang. Hal ini menyebabkan adanya beda potensial antara titik

A dan B. Begitu juga yang berlaku pada keluaran penguat diferensial.

Kurva di bawah menunjukan karakteristik TRD :

Gambar 7. Kurva Karakteristik RTD


4. Sensor Suhu Rangkaian Terpadu (IC)

Sensor suhu dengan IC ini menggunakan chip silicon untuk

elemen yang merasakan (sensor). Memiliki konfigurasi output tegangan

dan arus. Meskipun terbatas dalam rentang suhu (dibawah 2000C), tetapi

menghasilkan output yang sangat linear di atas rentang kerja.

5. Sensor Bimetal

Bimetal adalah sensor temperatur yang sangat populer digunakan

karena kesederhanaan yang dimilikinya. Bimetal biasa dijumpai pada alat

setrika listrik dan lampu kelap kelip (dimmer). Bimetal adalah sensor suhu

yang terbuat dari dua buah lempengan logam yang berbeda koefisien

muainya () yang direkatkan menjadi satu. karena perbedaan reaksi muai

tersebut maka bimetal akan melengkung kearah logam yang muainya lebih

rendah. Dalam aplikasinya bimetal dapat dibentuk menjadi saklar Normally

Closed (NC) atau Normally Open (NO).

6. Sensor infrared pyrometer

Pirometer inframerah (Infrared pyrometer) adalah sensor suhu yang

dapat mengukur suhu dari jarak jauh tanpa melakukan kontak langsung

dengan objek yang akan diukur. Infrared pyrometer merupakan device

pengukur suhu yang juga biasa disebut sebagai termometer radiasi termal.

Sensor ini menggunakan cahaya inframerah untuk mengukur atau

mendeteksi radiasi panas (thermal) benda. jadi bisa dikatakan, infrared

pyrometer adalah sensor yang digunakan untuk mengukur suhu tanpa

kontak ketika sensor tipe probe atau sensor dengan kontak langsung, seperti
termokopel, RTD dan lain sebagainya, tidak bisa digunakan atau tidak bisa

menghasilkan data yang akurat karena berbagai alasan.

Kelebihan dan kekurangan dari sensor suhu LM35 diantaranya :

a. Rentang suhu yang jauh, antara -55 sampai +150oC.

b. Low self heating, sebesar 0.08oC.

c. Beroperasi pada tegangan 4 sampai 30 V.

d. Tidak memerlukan pengkondisian sinyal.

Kekurangan: Membutuhkan sumber tegangan untuk beroperasi

Adapun aplikasi penggunaan sensor LM35 dalam bidang keteknikan

pertanian adalah sebagai berikut:

1. Rancang bangun sensor suhu tanah dan kelembaban udara. Pada jurnal ini

suhu dan kelembaban merupakan aspek penting dalam menentukan

kondisi cuaca suatu daerah. Aplikasi penelitian ini berfungsi untuk

mendeteksi suhu tanah dan kelembaban udara pada suatu tempat.

Komponen utama yang digunakan adalah IC LM35 sebagai sensor suhu

tanah dan HIH 3610 sebagai sensor untuk mendeteksi kelembaban udara.

Rancang bangun sensor suhu tanah dan kelembaban udara ini

dikembangkan untuk Automatic Weather Station (AWS). (Cahya Edi

Santosa, 2009)

2. Dapat digunakan di pabrik-pabrik pembuatan alat pertanian untuk mengatur

proses pembuatan alat sesuai dengan besar suhu yang telah ditentukan.

3. Dapat digunakan sebagai pengukur kematangan buah dilihat dari besar

suhunya.
4. Mesin pengering gabah yang dilakukan dengan cara mengukur suhu mula-

mula kemudian memberikan udara panas melalui kipas dan lampu yang

mengeluarkan panas sehingga kandungan air dalam gabah terbuang melalui

uap air. Suhu pemanas diukur menggunakan LM35 yang dibandingkan

dengan suhu gabah pada saat proses pengeringan suhu dan kelembapan

dikontrol melalui LCD yang menampilkan suhu dan kelembapan gabah.

(Nugroho, A.S. 1996)

5. Rancang bangun sistem pendeteksi suhu ruangan rumah jamur dengan

menggunakan sensor temperatur digital DS1820 berbasis mikrokontroler

AT89S52. Pada jurnal ini menggunakan metode ekperimen, prinsip

kerjanya yaitu pembuatan rumah jamur dengan bentuk dan ukuran rumah

kumbung, di dalam rumah jamur terdapat rak baglog, pada rumah jamur di

pasang sistem suhu rumah jamur dengan sensor temperatur DS1829

menggunakan AT89S52 dan sistem penelitian ini menggunakan

pemrograman C++. Pada IC sensor temperatur DS1820 diberikan tegangan

eksternal di pin Vdd sekitar 5 volt, kemudian perintah temperatur tersebut

akan di konversi, lalu IC sensor DS1820 akan merespon dengan

mengirimkan bit 0 ketika konversi temperatur sedang di proses dan ketika

proses konversi selesai. (Siti Rokmanila, 2005)

6. Perancangan kontrol otomatis temperatur rumah kaca berbasis

microkontroller AT89S51. Pada jurnal ini sistem yang digunakan berbasis

pengendali mikro (microkontroller) AT89S51. dimana temperatur ruangan

akan dikendalikan secara otomatis oleh mikrokontroler, untuk input


mikrokontroler dipasang heater dengan tegangan 220 volt atau 300 Watt.

Sebagai pemanas ruangan dan sensor LM 35 berfungsi sebagai input untuk

mendeteksi panas pada ruangan. Untuk output mikrokontroler dipasang 2

buah fan yang berfungsi sebagai pengatur udara panas pada ruangan. Pada

akhirnya dengan sebuah sistem kontrol yang baik akan memanfaatkan

sensor serta aktuator-aktuator untuk mengendalikan temperatur pada ruang

kaca. (Yudhi Gunardi, 2013)

Hasil praktikum acara 4 ini memperoleh data perhitungan dari kelompok 1,

2, 3 dan 4 dalam bentuk tabel dibawah ini.

Tabel 5. Data Pengukuran Kelompok 1


Waktu Suhu Perhitungan
No LM35 (V)
(s) Standar LM35(V)
1 5 0,35 32. 1 0.321
2 10 0,35 32.2 0.322
3 15 0,35 32.2 0.322
4 20 0,35 32.3 0.323
5 25 0,37 33. 1 0.331
6 30 0,40 33.3 0.333
7 35 0,42 34. 1 0.341
8 40 0,43 35.2 0.352
9 45 0,45 37.6 0.376
10 50 0,48 37.0 0.37
11 55 0,50 38.2 0.382
12 60 0,53 38.8 0.388
13 65 0,30 37.6 0.376
14 70 0,43 39.9 0.399
15 75 0,53 38.4 0.384
16 80 0,55 40. 1 0.401
17 85 0,28 39.2 0.392
18 90 0,37 39.5 0.395
19 95 0,42 43.2 0.432
20 100 0,43 49.3 0.493
21 105 0,49 51.0 0.51
22 110 0,03 51.2 0.512
23 115 0,72 50.6 0.506
24 120 0,59 60. 1 0.601
25 125 0,65 70.9 0.709
26 130 0,73 118. 1 1. 181
27 135 0,76 112.2 1. 122
28 140 0,77 117.5 1. 175
29 145 0,80 106. 1 1.061
30 150 0,82 117.4 1. 174
31 155 0,86 114.2 1. 142
32 160 0,89 116.4 1. 164
33 165 0,91 115. 1 1. 151
34 170 0,94 128.3 1.283
35 175 0,97 137.6 1.376
36 180 0,98 139.9 1.399

Tabel 6. Data Pengukuran Kelompok 2


Waktu Suhu Perhitungan
No LM35 (V)
(s) Standar LM35(V)
1 5 0.32 35.7 0.357
2 10 0.32 35.3 0.353
3 15 0.32 35.3 0.353
4 20 0.32 35.7 0.357
5 25 0.33 36.1 0.361
6 30 0.33 37.1 0.371
7 35 0.34 37.6 0.376
8 40 0.35 38.8 0.388
9 45 0.36 40.4 0.404
10 50 0.37 41.9 0.419
11 55 0.37 32.7 0.327
12 60 0.37 45.1 0.451
13 65 0.39 46.5 0.465
14 70 0.40 48.4 0.484
15 75 0.39 47.3 0.473
16 80 0.40 48.9 0.489
17 85 0.41 51.3 0.513
18 90 0.43 54.7 0.547
19 95 0.43 57.1 0.571
20 100 0.43 60 0.6
21 105 0.44 63.2 0.632
22 110 0.44 66.4 0.664
23 115 0.45 69.4 0.694
24 120 0.46 72.6 0.726
25 125 0.46 75.1 0.751
26 130 0.47 77.4 0.774
27 135 0.48 79.2 0.792
28 140 0.49 82 0.82
29 145 0.50 86.8 0.868
30 150 0.52 88.6 0.886
31 155 0.53 89.6 0.896
32 160 0.55 90.8 0.908
33 165 0.57 91.1 0.911
34 170 0.59 92.2 0.922
35 175 0.60 93.6 0.936
36 180 0.61 94.1 0.941

Tabel 7. Data Pengukuran Kelompok 3


Waktu Suhu Perhitungan
No LM35 (V)
(s) Standar LM35(V)
1 5 0.36 32.9 0.329
2 10 0.36 32.8 0.328
3 15 0.36 34.3 0.343
4 20 0.36 35.1 0.351
5 25 0.36 39.8 0.398
6 30 0.36 41.8 0.418
7 35 0.37 44.8 0.448
8 40 0.38 47.9 0.479
9 45 0.38 53.6 0.536
10 50 0.39 55.6 0.556
11 55 0.40 58.1 0.581
12 60 0.41 59.6 0.596
13 65 0.42 63.5 0.635
14 70 0.43 67 0.67
15 75 0.44 70.4 0.704
16 80 0.45 74.9 0.749
17 85 0.46 64.9 0.649
18 90 0.48 79.5 0.795
19 95 0.49 81.1 0.811
20 100 0.50 82.3 0.823
21 105 0.51 80 0.8
22 110 0.53 85.5 0.855
23 115 0.54 87.5 0.875
24 120 0.55 89.9 0.899
25 125 0.56 92.3 0.923
26 130 0.57 94 0.94
27 135 0.58 99.1 0.991
28 140 0.59 108.6 1.086
29 145 0.61 111 1.11
30 150 0.62 112.5 1.125
31 155 0.62 114.4 1.144
32 160 0.63 115 1.15
33 165 0.64 107 1.07
34 170 0.65 122.9 1.229
35 175 0.66 120 1.20
36 180 0.67 125.9 1.259

Tabel 8. Data Pengukuran Kelompok 4


Waktu Suhu Perhitungan
No LM35 (V)
(s) Standar LM35(V)
1 5 0.35 33.9 0.339
2 10 0.35 33.6 0.336
3 15 0.36 34.3 0.343
4 20 0.36 34.4 0.344
5 25 0.36 34 0.34
6 30 0.36 34.5 0.345
7 35 0.37 35.3 0.353
8 40 0.37 35.6 0.356
9 45 0.38 36 0.36
10 50 0.39 36.3 0.363
11 55 0.4 36.7 0.367
12 60 0.4 36.9 0.369
13 65 0.41 37.3 0.373
14 70 0.42 37.8 0.378
15 75 0.43 38.1 0.381
16 80 0.44 39.3 0.393
17 85 0.44 39.6 0.396
18 90 0.45 40.1 0.401
19 95 0.46 40.4 0.404
20 100 0.47 45.9 0.459
21 105 0.48 46.6 0.466
22 110 0.48 46.1 0.461
23 115 0.5 46.4 0.464
24 120 0.51 46.6 0.466
25 125 0.51 46.9 0.469
26 130 0.51 48.5 0.485
27 135 0.52 50.2 0.502
28 140 0.53 52.9 0.529
29 145 0.53 55.6 0.556
30 150 0.54 60.1 0.601
31 155 0.55 62 0.62
32 160 0.56 65 0.65
33 165 0.56 64.2 0.642
34 170 0.57 62.4 0.624
35 175 0.57 79.6 0.796
36 180 0.59 91.5 0.915

Rumus LM35 = Suhu x 10 mv = Suhu x 10-2 V

Data pengukuran awal kelompok 1 didapatkan T awal (suhu awal termometer)

sebesar 31.9 oC, V awal LM35 sebesar 0.30 volt dan V power supply sebesar 4.34

volt. Data pengukuran awal kelompok 2 didapatkan T awal (suhu awal

termometer) sebesar 39.2 oC, V awal LM35 sebesar 0.32 volt dan V power supply

sebesar 7.38 volt. Data pengukuran awal kelompok 3 didapatkan T awal (suhu

awal termometer) sebesar 35.9 oC, V awal LM35 sebesar 0.30 volt dan V power

supply sebesar 4.31 volt. Data pengukuran awal kelompok 4 didapatkan T awal

(suhu awal termometer) sebesar 31.6 oC, V awal LM35 sebesar 0.32 volt dan V

power supply sebesar 9.44 volt.


V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Karakteristik (linieritas) sensor LM35 adalah memiliki sensitivitas suhu,

memiliki ketepatan atau akurasi kalibrasi yaitu 0,5 C pada suhu 25 C,

memiliki jangkauan maksimal operasi suhu antara -55 C sampai +150 C,

bekerja pada tegangan 4 sampai 30 volt, Memiliki arus rendah yaitu kurang

dari 60 A, memiliki pemanasan sendiri yang rendah (low heating) yaitu

kurang dari 0,1 C pada udara diam, memiliki impedansi keluaran yang

rendah yaitu 0,1 W untuk beban 1 mA, memiliki ketidaklinieran hanya sekitar

C.

2. Persamaan kalibrasi LM35 adalah Suhu standar x 10-2.

B. Saran

Asisten sudah melakukan tugasnya dengan baik alangkah lebih baik lagi apabila

penjelasan oleh asisten mohon diperjelas lagi, sebaiknya penulisan modul

diperbaiki agar tidak ada penulisan kata yang salah.


DAFTAR PUSTAKA

Allo, dkk. 2013. Rancang Bangun Alat Ukur Temperatur Untuk Mengukur Selisih
Dua Keadaan. Jurnal Teknik Elektro dan Komputer Vol. 1 No. 01.

Anonim. 2013. Elektronika LM35. http://shatomedia.com/2008/12/elektronika-ac-


dc-lm35/. Diakses pada 03 Juni 2016.

Edi Santosa, Cahya, dkk. 2009. Rancang Bangun Sensor Suhu Tanah dan
Kelembaban Udara. Jurnal Sains Dirgantara Vol. 7 No. 1/ Hal. 201-212.

Gunardi, Yudi, dkk. 2013. Perancangan Kontrol Otomatis Temperatur Rumah


Kaca Berbasis Microkontroller AT89S51. Jurnal Teknologi Elektro. Vol. 4
No. 3/Hal. 122-130.

Indriani, Anizar, dkk. 2014. Pemanfaatan Sensor Suhu LM35 Berbasis


Microcontroller ATmega 8535 pada Sistem Pengontrolan Temperatur Air
Laut Skala Kecil. Jurnal Rekayasa Mesin. Vol.5 No.2/Hal. 183-192.

Iren, Shendy, dkk. 2014. Kipas Angin Otomatis Dengan Menggunakan Sensor
Suhu. Jurnal Teknik Elektro dan Komputer Teknik Elektro dan Komputer.
Hal. 41-48.

Rokmanila, Siti. 2005. Rancang Bangun Sistem Pendeteksi Suhu Ruangan Rumah
Jamur dengan Menggunakan Sensor Temperatur Digital DS1820 Berbasis
Mikrokontroler AT89S52. Fakultas Teknik Universitas Pamulang.

Sharon, dkk. 1982. Principles of Analysis Chemistry. New York : Harcourt.

Tim Penyusun. 2017. Modul Praktikum Elektonika dan Instrumentasi. Fakultas


Pertanian Universitas Negeri Jenderal Soedirman.

Utomo, A., T. 2011. Implementasi Mikrokontroller Sebagai Pengukur Suhu


Delapan Ruangan. Jurnal Teknologi, Vol. 4 No. 2.

You might also like