You are on page 1of 48

ISPA

Disampaikan oleh :
Puspa Sari Dewi S
2016
Definisi
ISPA sering disalah artikan sebagai infeksi saluran pernapasan
atas. Yang benar, ISPA merupakan singkatan dari Infeksi Saluran
Pernapasan Akut.
ISPA meliputi saluran pernapasan bagian atas dan saluran
pernapasan bagian bawah
ISPA adalah infeksi saluran pernapasan yang berlangsung
sampai 14 hari.
Yang dimaksud dengan saluran pernapasan adalah organ mulai
dari hidung sampai gelembung paru, beserta organ-organ
disekitarnya seperti : sinus, ruang telinga tengah dan selaput
paru
SISTEM RESPIRASI
ANATOMI TENGGOROKAN
(THROAT ANATOMY)
PARU-PARU
Tipe-Tipe Infeksi Respirasi
Influenza (Flu)
Pharyngitis Bronchitis
Otitis Externa Bronchiliolitis
Otitis Media Pneumonia (infeksi
pada alveoli)
Sinusitis
Laryngitis
EPIDEMIOLOGI
Prevalensi ISPA th 2007 di Indonesia adalah 25,5%
(rentang: 17,5% - 41,4%) dengan 16 provinsi di antaranya
mempunyai prevalensi di atas angka nasional.
Kasus ISPA pada umumnya terdeteksi berdasarkan
gejala penyakit, kecuali di Sumatera Selatan lebih
banyak didiagnosis oleh tenaga kesehatan.
Prevalensi pneumonia tahun 2007 di Indonesia adalah
2,1% (rentang: 0,8% - 5,6%).
Provinsi dengan prevalensi ISPA tinggi juga menunjukkan
prevalensi pneumonia tinggi, antara lain Nusa
Tenggara Timur,Nanggroe Aceh Darussalam, Papua
Barat, Gorontalo, dan Papua.
EPIDEMIOLOGI
Prevalensi ISPA tertinggi pada balita (>35%), sedangkan
terendah pada kelompok umur 15 - 24 tahun.
Prevalensi cenderung meningkat lagi sesuai dengan
meningkatnya umur.
Prevalensi antara laki-laki dan perempuan relatif
sama, dan sedikit lebih tinggi di pedesaan.
Prevalensi ISPA cenderung lebih tinggi pada kelompok
dengan pendidikan dan tingkat pengeluaran RT per
kapita lebih rendah.
EPIDEMIOLOGI
Karakteristik responden pneumonia serupa
dengan karakteristik responden ISPA, kecuali
pada kelompok umur 55 tahun (>3%)
pneumonia lebih tinggi.
Pneumonia klinis terdeteksi relatif lebih tinggi
pada laki-laki dan satu setengah kali lebih
banyak di perdesaan dibandingkan di
perkotaan.
Pneumonia cenderung lebih tinggi pada
kelompok yang memiliki pendidikan dan tingkat
pengeluaran RT per kapita lebih rendah.
Gejala & Tanda Umum
Demam
Sakit kepala
Nyeri tenggorokan
Hidung buntu, pilek
Batuk Suhu tubuh meningkat
Nafas cepat & dalam Retraksi intercostal
Gambaran paru
abnormal
Pemeriksaan darah
abnormal
KLASIFIKASI ISPA
Di atas 5 th :
Pneumonia berat: ditandai secara klinis oleh
adanya tarikan dinding dada kedalam (chest
indrawing)..
Bukan pneumonia: ditandai secara klinis oleh
batuk pilek, bisa disertai demam, tanpa tarikan
dinding dada kedalam, tanpa napas cepat.
Rinofaringitis, faringitis dan tonsilitis tergolong
bukan pneumonia
KLASIFIKASI ISPA
Untuk golongan umur 2 bulan sampai 5 tahun ada 3 klasifikasi
penyakit yaitu :
Pneumonia berat: bila disertai napas sesak yaitu adanya
tarikan dinding dada bagian bawah kedalam pada waktu anak
menarik napas (pada saat diperiksa anak harus dalam
keadaan tenang tldak menangis atau meronta).
Pneumonia: bila disertai napas cepat. Batas napas cepat ialah
untuk usia 2 -12 bulan adalah 50 kali per menit atau lebih dan
untuk usia 1 -4 tahun adalah 40 kali per menit atau lebih.
Bukan pneumonia: batuk pilek biasa, bila tidak ditemukan
tarikan dinding dada bagian bawah dan tidak ada napas cepat.
Secara umum terdapat 3 (tiga)
faktor resiko terjadinya ISPA
yaitu :
1. Faktor lingkungan
a. Pencemaran udara dalam rumah
b. Ventilasi rumah
c. Kepadatan hunian rumah
2. Faktor individu anak
a. Umur anak
b. Berat badan lahir
c. Status gizi
d. Vitamin A
e. Status Imunisasi
3. Faktor perilaku
PNEUMONIA
PNEUMONIA
Pnemonia adalah infeksi akut pada paru-paru, ketika paru-
paru terisi oleh cairan sehingga terjadi ganguan pernapasan,
akibat kemampuan paru-paru menyerap oksigen berkurang.
Penyebab Pneumonia

Bakteri merupakan penyebab


umum, diantaranya:
Streptococcus pneumoniae :
Pneumonia Pneumokokus

Streptococcus pyogenes
Legionella pneumophila :
Pneumonia Legionela
Penyebab Pneumonia

Haemophilus influenza : Pneumonia Haemophilus influenzae


Penyebab Pneumonia

Staphylococcus aureus : Pneumonia Stafilokokus


Streptococcus pyogenes (Streptococcus group A) :
Pneumonia Streptokokus grup A

Streptococcus pyogenes
Epidemiologi
Di Amerika penyebab kematian keempat
pada usia lanjut (angka kematian 169,7 per
100.000 penduduk).
Usia lanjut risiko tinggi pneumonia.
Pada orang-orang yang tinggal di rumah
sendiri insidens pneumonia berkisar antara 25 -
44 per 1000 orang dan yang tinggal di tempat
perawatan 68 - 114 per 1000 orang.
38 orang pneumonia usia lanjut, 43%
disebabkan Streptococcus pneumoniae,
Hemophilus influenzae dan virus influenza B;
tidak ditemukan bakteri gram negatif.
Data WHO/UNICEF tahun 2006, Indonesia menduduki
peringkat ke-6 dunia untuk kasus pneumonia pada balita
dengan jumlah penderita mencapai 6 juta jiwa.
Pneumonia, penyakit akibat bakteri pneumokokus
menyebabkan lebih dari 2 juta anak balita meninggal.
Menjadi penyebab 1 dari 5 kematian pada anak balita.
Streptococcus pneumoniae merupakan bakteri yang sering
menyerang bayi dan anak-anak di bawah usia 2 tahun.
Pneumonia merupakan penyebab utama kematian pada
anak usia di bawah lima tahun (balita).
Penularan
- Inhalasi (penghirupan) mikroorganisme dari udara
yang tercemar seperti kontak langsung dengan
penderita melalui percikan ludah sewaktu bicara,
bersin dan batuk dapat memindahkan bakteri ke
orang lain
- Aliran darah, dari infeksi di organ tubuh yang lain
- Migrasi (perpindahan) organisme langsung dari
infeksi di dekat paru-paru
yang beresiko tinggi terkena pneumonia bakterial

Orang yang memiliki daya tahan tubuh lemah, seperti


penderita HIV/AIDS dan para penderita penyakit
kronik seperti sakit jantung, diabetes mellitus.
Perokok dan peminum alkohol.
Pasien yang berada di ruang perawatan intensive
(ICU/ICCU).
Menghirup udara tercemar polusi zat kemikal.
Pasien yang lama berbaring setelah pasca operasi.
Manifestasi klinik
1. Secara umum:
Demam menggigil
Suhu tubuh meningkat
Batuk berdahak mukoid atau purulen
Sesak napas
Kadang nyeri dada
2. Manifestasi Klinik Pneumonia Pneumokokus yang disebabkan
oleh Streptococcus pneumoniae :
Pasien biasanya mengalami demam tinggi, batuk, gelisah,
rewel, sukar bernafas atau pernafasan yang cepat. Pada bayi
gejalanya tidak khas, seringkali tanpa demam dan batuk. Pada
anak-anak kadang mengeluh nyeri kepala, nyeri abdomen
disertai muntah.
Manifestasi klinis yang terjadi akan berbeda-beda berdasarkan
kelompok umur tertentu
Pada neonatus: takipneu(napas cepat), retraksi dinding dada,
grunting, dan sianosis.
Pada bayi yang lebih tua jarang ditemukan grunting, tetapi
takipneu, retraksi, sianosis, batuk, panas dan iritasi.
Pada anak pra sekolah: demam, batuk (non
produktif/produktif), takipneu, dan dispneu yang ditandai
dengan retraksi dinding dada.
Pada kelompok anak sekolah dan remaja: panas, batuk (non
produktif/produkti), nyeri dada akibat iritasi pleura, nyeri
kepala, dehidrasi, suara nafas menurun dan letargi.
3. Manifestasi Klinik Pneumonia akut
legionellosis akibat L. pneumophila:
Legionellosis merupakan penyakit infeksi pernafasan yang dapat
dimanifestasikan menjadi dua macam:
1. Penyakit Legionnaires
Gejala klinis dari penyakit Legionnaires adalah demam, panas dingin
dan batuk dengan produksi sputum yang sedikit. Gejala
ekstrapulmonari seperti sakit kepala, bingung, kaku otot dan
gangguan pencernaan dapat terjadi. Masa inkubasi dari penyakit ini
adalah 2-10 hari, umumnya 5-6 hari.

2. Demam Pontiac
Demam Pontiac lebih jarang terjadi dan bersifat lebih ringan dengan
gejala mirip influenza termasuk demam, sakit kepala dan sakit otot,
tanpa gejala dari pneumonia. Penyakit ini sering disebut sebagai
nonpneumonic legionellosis. Masa inkubasi dari demam Pontiac
adalah 5-66 jam, umumnya 24-48 jam.
Gejala lainnya yang mungkin ditemukan:
1. batuk berdahak (dahaknya bisa
menyerupai lendir, berwarna kehijauan atau
menyerupai nanah)
2.lelah
3.nyeri dada (sifatnya tajam dan semakin
memburuk jika penderita menarik nafas
dalam atau batuk)
4. Manifestasi Klinik Pneumonia Haemophilus influenzae
:dispnea berat, demam, batuk, dan nyeri dada.
5. Manifestasi Klinik Pneumonia Stafilokokus
Pneumonia Stafilokokus adalah peradangan paru-paru yang
disebabkan oleh bakteri stafilokokus.
Gejala yang khasdemam dan menggigil lebih lama daripada
pneumonia pneumokok.
Pneumonia Stafilokokus adalah peradangan paru-paru yang
disebabkan oleh bakteri stafilokokus.
Gejala yang khasdemam dan menggigil lebih lama daripada
pneumonia pneumokok.
Gejala lain:
1.batuk berdahak (dahaknya bisa menyerupai lendir, berwarna
kehijauan atau menyerupai nanah)
2.lelah
3.nyeri dada (sifatnya tajam dan semakin memburuk jika
penderita menarik nafas dalam atau batuk)
4.abses (pengumpulan nanah) di paru-paru dan kista paru
yang mengandung udara (pneumatokelpada anak-anak.
5.pengumpulan nanah di ruang pleura (empiema).
Faktor resiko yang meningkatkan insiden
pneumonia

Umur < 2 bulan


Laki-laki
Gizi kurang
Berat badan lahir rendah
Tidak mendapat ASI memadai
Polusi udara
Kepadatan tempat tinggal
Imunisasi yang tidak memadai
Membedong anak (menyelimuti berlebihan)
Defisiensi vitamin A
Diagnosis
Predikator paling kuat pneumonia adalah demam, sianosis,
dan lebih dari satu gejala respiratori sebagai berikut :
oTakipnea
oBatuk
oNapas cuping hidung
oRetraksi
oRonki
oSuara napas melemah
Klasifikasi Takipnea

Usia Frekuensi
< 2 bulan 60 x/mnt
2 12 bulan 50 x/mnt
1 5 tahun 40 x/mnt
5-12 tahun 30 x/mnt
Pedoman Diagnosis dan Tata Laksana
Untuk Pelayanan Kesehatan Primer
Bayi berusia dibawah 2 bulan
Pneumonia
oBila ada napas cepat atau sesak napas
oHarus dirawat dan diberikan antibiotik

Bukan pneumonia
oTidak ada napas cepat atau sesak napas
oTidak perlu dirawat, cukup diberikan
pengobatan simptomatis
Pengobatan

Tergantung tingkat keparahan gejala dan jenis organisme


yang menyebabkan infeksi
Streptococcus pneumonia : penicillin, ampicillin-
clavulanate (Augmentin) dan erythromycin
Hemophilus influenza : antibiotik, seperti cefuroxime
(Ceftin), ampicillin-clavulanate (Augmentin), ofloxacin
(Floxin), dan trimethoprim-sulfanethoxazole (Bactrim and
Septra)
Legionella pneumophilia dan Staphylococcus aureus :
antibiotik, seperti erythromycin
Lanjutan..

Sebagai tambahan, dokter juga akan menyarankan


istirahat, banyak minum, latihan bernapas, diet yang
benar, penekan batuk, penghilang sakit, dan penurun
demam, seperti aspirin (untuk dewasa) atau
asetaminofen. Pada kasus yang parah, dibutuhkan terapi
oksigen dan ventilasi buatan
Bagian dari pneumonia bervariasi. Masa pemulihan
bergantung pada organisme yang terlibat, kesehatan
umum orang tersebut dan seberapa cepat dan tepat
perhatian medis diperoleh. Mayoritas penderita sembuh
secara lengkap selama beberapa minggu, dengan batuk
yang bertahan antara enam sampai delapan minggu
setelah infeksi hilang
Pencegahan
Mempratekkan hidup sehat
Mendapatkan vaksin pneumonokokus. Vaksin ini
90% melawan bakteri dan melindungi dari infeksi
selama lima sampai sepuluh tahun
Makan dengan asupan yang tepat
Olahraga secara teratur
Cukup tidur
Tidak merokok
FLU dan RINITIS AKUT
Flu disebabkan oleh rinovirus, menyerang nasofaring
dan biasanya disertai rinitis akut.
Flu paling menular 1 4 hari sebelum onset dan
selama 3 hari pertama penyakit ini
Penularan melalui sentuhan pada permukaan yang
terkontaminasi dan menyentuh hidung atau mulut
daripada droplet virus ketika bersin
Gejala: rinoroe, hidung tersumbat, batuk,, dan
peningkatan sekresi mukosa. Jika terjadi kontaminsai
bakteri rinitis infeksi, sekret hidung kental.
Pengobatan
Cara yang Umum
Istirahat, sop mie ayam, minuman hangat (teh, gula, alkohol) vitamin C
(msh perdebatan), dan megadosis vitamin (kontroversial)
Obat-obatan
Antihistamin (AHI)
Dekongestan (aminsimpatomimetik)
Antitusif dan ekspektoran
Obat-obat ini dapat dipakai secara sendiri atau kombinasi
ANTITUSIF
Bekerja pada pengendali batuk di medulla untuk menekan
refleks batuk
Batuk adalah cara tubuh untuk mengeluarkan sekret atau
material lain dari saluran nafas
Bila batuk tidak produktif dan mengiritasi boleh diberikan
antitusif
Dekstrometrofan adalah antitusif nonnarkotik
ESPECTORAN
Melunakkan sekret bronkus sehingga dpt
dihilangkan dengan batuk
Tabel obat antitusif dan espektoran
OBAT DOSIS INDIKASI

Antitusif Narkotik
Kodein D:PO: 10-20 mg setiap 4-6 jam Biasanya dicampur dg antihistamin,
dekongestan, dan espectoran

Hidrokodon(Hycod D:PO:5-10 mg, setiap 6-8 jam Seperti kodein


on) D:PO:0,6 mg/kg/hari dlm
dosis terbagi 3-4, tdk melebihi
10 mg/dosis tungga
Lanjutan Tabel obat
OBAT DOSIS INDIKASI

Antitusif
nonnarkotik
Difenhydramin D:PO: 25 mg, setiap 4-6 jam Berefek antihistamin, dan dapat
(benylin, benadryl) menimbulkan rsa ngantuk, dan mulut
kering
Dekstrometrofan D:PO:10-20 mg setiap 4-6 jam
(romilar, sucrets) Menekan batuk, tidak menekan
A: (6-12 th): 5-10 mg setiap 4-6 jam
pernafasan, tidak menimbulkan
A: (2-5 th): 2,5-5 mg setiap 4-6 jam toleransi
Espectoran
D:PO:200-400 mg setiap 4 jam Untuk batuk kering, tdk produktif,
Guaifenesin (robittusin)
A: (6-12 th): 100-200 mg setiap 4 jam dpt menyebabkan mual, muntah.
A: (2-5 th):50-100 mg setiap 4 jam Dapat dikombinasi dg pereda flu yg
lain. Diminum dg banyak air untuk
mengencerkan lendir
Kalium iodida Merangsang sekresi dan cairan
D:PO:0,3-0,6 ml setiap 4-6 jam
Gliserol iodin (Iophen, bronkus. Hindari jika terdapat
Organidin) D:PO: 60 mg (tablet) q.i.d hiperkalemia. Dapat menimbulkan
rasa mual, dan muntah
SINUSITIS
Peradangan membran mukosa dari satu atau lebih sinus
maksillaris, frontal, ethmoidalis, atau sfenoidalis
Pengobatan
Dekongestan nasal atau sistemik
Asetaminofen, cairan dan istirahat
Antibiotik (sinusitis akut dan berat)
Tabel obat dekongestan hidung dan sistemik (Amin simpatpmimetik)
OBAT DOSIS INDIKASI
Efedrin D:PO: 25-50 mg, t.i.d, q.i.d Obat bebas dpt dipakai tersendiri
atau dalam kombinasi menyebabkan
vasokontriksi selaput lendir hidung.
Fenilefrin (neo- Larutan 0,25-1 % Untuk rinitis. Kurang kuat
Synephrine, sinex) dibandingkan dengan epinefrin.
Dapat menyebabkan sakit kepala dan
hipertensi yang sementara.
Fenilpropanolamin D:PO: 25-50 mg, t.i.d, q.i.d Untuk rinitis bermacam-macam
(propadrine, dristan, kombinsi, efek pada SSP tidak
diemtapp) sebanyak efedrin

Pseudoefedrin (Actifed, Untuk rinitis. Perangsangan pada SSP


Novafed, Sudafed) D: PO: 60 mg setiap 4-6 jam
dan hipertensi tidak seberat efedrin

Dekongestan dengan masa kerja


panjang. Dipakai 2 x sehari, pagi dan
Oksimetazolin (Afrin) Semprot 0,05%, tetes sore hari. Dapat menyebabkan
kongesti rebound
FARINGITIS AKUT
Peradangan tenggorok, atau sakit leher dapat
disebabkan oleh virus atau oleh streptokokkus beta
hemolitik atau bakteri lain
Gejala: demam, batuk
Pengobatan:
Obat kumur salin
Tablet hisap
Banyak minum
Asetaminofen
Bila biakan tenggorok positif thd streptokokkus
betahemolitikus antibiotik selama 10 hari
TONSILITIS AKUT
Peradangan tonsil yg umumnya disebabkan oleh
streptokokkus
Gejala: sakit leher, nyeri menelan, menggigil, demam, dan
sakit otot
Pengobatan
Obat kumur salin
Meningkatkan jumlah cairan yang masuk
antibiotik
LARINGITIS AKUT
Radang pd laring
Penyebab: stres, pemakaian pita suara yg berlebihan, atau
infeksi pernafasan
Gejala: edema pita suara suara serak dan kecil
Pengobatan
Istirahat berbicara
Hentikan merokok
Obat tidak membantu
TERIMA KASIH

You might also like