Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
memiliki tugas dan tanggung jawab dalam melaksanakan roda kehidupan. Dalam kehidupan
membuat ketidaknyamanan. Dari berbagai masalah yang ada, masalah kesehatan merupakan
(sampah), masalah ISPA, masalah Hipertensi, dan masalah tuberclhosis (TBC). Masalah
lingkungan khususnya (sampah) merupakan masalah yang sangat lumrah dan seringa terjadi
di dunia. Indonesia merupakan Negara yang masalah sampahnya masih sangat tinggi dan
samapi saat ini belum bisa menemukan solusi terbaik dalam penyelesaiannya. Di desa
Sidomulyo masalah sampah merupakan masalah yang sangat tinggi terjadi dan merupakan
sumber dari munculnya masalah kesehatan di masyarakat. Tidak adanya tempat pembuangan
akhir (TPA) menjadi kendala dalam penyelesaian masalah sampah di desa Sidomulyo
masalah dalam suatu komunitas khusunya masalah kesehatan. Masyarakat desa Sidomulyo
sebagian besar tingkat pendidikan terakhirnya yaitu sekolah dasar (SD). Rendahnya SDM
disuatu komunitas merupakan salah satu faktor yang menghambat proses penyelesaian
masalah kesahatan, SDM yang rendah juga merupakan faktor lain dalam peningkatan
kesadaran masyarakat dalam penyelesaian masalah lingkungan (sampah). Hal ini di tandai
dengan masih tingginya angka kejadian masyarakat yang membuang sampah di sembarang
tempat, diantaranya di saluran air (GOT) dan di sungai. Hal inilah yang membuat
masyarakat desa sidomulyo sangat rentan mengalami penyakit yang di akibatkan oleh
sanitasi lingkungan.
Kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan yang besih dan sehat
menjadi kendala yang harus segera di selesaikan oleh pemerintah dan instansi terkait. Peran
dari pemerintah dan instansi terkait merupakan suatu kewajiban yang seharus dilakukan
meningkatkan kesadaran masyarakat maka sangat mustahil masalah dalam suatu komunitas
dapat terselesaikan dengan baik dan sesuai dengan harapan. Adapun kegiatan yang dapat
dan pelatihan yang rutin terhadap masyarakat sehingga masyarakat lebih peduli dalam
kurangnya partisipasi masyarakat kegiatan bermasyarakat. Hal ini yang menjadi tantangan
terbesar yang harus dihadapi. Namun kendala seperti ini hendaknya bukan merupakan suatu
gotong royong merupakan suatu kegiatan yang bisa di terapkan dalam kehidupan
bermasyarakat. Hal ini di tandai dengan diharusnya semua tokoh masyarakat untuk
terhadap sesuatu masalah yang ditemukan di masyarakat. Tujuan dari kegiatan MMD yaitu
untuk megetahui bagaimana masyarakat dapat menyelesaikan masalah kesehatan yang sudah
dan yang akan terjadi di masyarakat tersebut. Atau dengan kata lain bahwa masalah berasal
dari masyarakat dan diharapkan masyarakat bisa mencari solusi sendiri dari permasalahan
yang sudah ada dan akan yang akan terjadi di kemudian hari. Dalam penyelesaian masalah
dalam suatu komunitas harus di tentukan terlebih dahulu masalah yang harus diprioritaskan
dengan tujuan bahwa apa yang menjadi masalah utama itu yang harus di selesaikan terebih
dahulu. Sehingga tujuan dari masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatan di suatu
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa sesuatu masalah yang ada dimasyarakat
dapat terselesaikan ketika semua masyarakat dapat bermusyawarah bersama sama untuk
mencari solusi terbaik terhadap suatu permasalahan shingga apa yang mnjadi harapan dan
tujuan bersama untuk meningkatkan kesadaran serta penigkatan derajat kesehatan bersama
dapat tecapai.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Setelah melakukan praktek asuhan keperawatan komunitas, mahasiwa akan dapat
sedang dihadapi.
b. Bekerja sama dengan komunitas dan keluarga dalam melaksanakan pendataan
kesehatan.
c. Menganalisa data dengan mengggunakan pendekatan biostatistik, demografi
dihadapi.
h. Mengevaluasi setiap kegiatan dan pencapaian tujuan asuhan keperawatan
komunitas.
i. Mendokumentasikan asuhan keperawatan masyarakat dengan benar dan tepat.
C. Manfaat
1. Masyarakat
Diharapkan dapat membantu masyarakat mengerti gambaran status kesehatannya
masalah tersebut.
2. Mahasiswa
Membina pengalaman belajar mahasiswa untuk peka dalam mengenali masalah
tentang kesehatan
3. Puskesmas
Diharapkan dapat memberikan sumbangan atau masukan berupa informasi atau
ISPA yang termasuk dalam wilayah kerja puskesmas guna membantu program
TINJAUAN TEORITIS
Keterangan:
Peran perawat
Peran masyarakat
6. Tahap akhir: supervise bertahap, evaluasi serta umpan balik untuk perbaikan
kegiatan kelompok kerja berikutnya.
Garis Pertahanan
Struktur Dasar
Sensor Tidak
Penetrasi berpenetra
sensor kegaris
si
kegaris pertahanan
Penetrasi stresor
Pengkajian komunitas adalah untuk mengidentifikasi faktor (positif dan negatif) yang
berhubungan dengan kesehatan dalam rangka membangun strategi untuk promosi kesehatan.
Dimana menurut model Betty Neuman (Anderson and Mc Farlane, 2000) yang dikaji meliputi
demografi, populasi, nilai keyakinan dan riwayat kesehatan individu yang dipengaruhi oleh sub
sistem komunitas yang terdiri dari lingkungan fisik, perumahan, pendidikan, keselamatan dan
transportasi, politik pemerintahan, kesehatan, pelayanan sosial, komunikasi, ekonomi dan
rekreasi. Aspek-aspek tersebut dikaji melalui pengamatan langsung, data statistik, angket dan
wawancara.
Pengkajian dalam asuhan keperawatan komunitas dapat dilihat dari tiga dimensi
komunitas, yaitu dimensi lokasi, dimensi populasi, dan dimensi system. Masing masing
dimensi ini mempunyai berbagai variable dimana antara satu dengan yang lainnya dapat saling
melengkapi secara ringlkas dapat digambarkan sebagai berikut :
1. DIMENSI LOKASI
A. Batasan Komunitas
1) Batas wilayah
2) Karakteristik batasan wilayah (zona wilayah)
3) Peta wilayah
B. Lokasi Pelayanan Kesehatan
1) Tempat yankes
2) Jarak yankes
3) Cara mencapai lokasi yankes
C. Gambaran Geografis
1) Kesuburan
2) Peta topografi
3) Kemiringan tanah
4) Ketinggian tanah
D. Iklim
1) Curah hujan
2) Prakiraan musim hujan dan musim panas
3) Kelembaban
E. Flora dan Fauna
1) Jenis tanaman
2) Jenis hewan (ternak dan liar)
F. Lingkungan Buatan
1) Sarana olah raga
2) Sarana rekreasi
3) Lingkungan pemukiman
2. DIMENSI POPULASI
A. Ukuran
1) Jumlah penduduk
2) Jumlah kepala keluarga
3) Jumlah pasangan usia subur
B. Kepadatan
1) Perbandingan jumlah penduduk dengan luas wilayah keseluruhan
2) Perbandingan jumlah penduduk dengan luas wilayah pemukiman
C. Komposisi penduduk
1) Berdasarkan kelompok umur :
Bayi
Usia remaja
Batita
Usia produktif
Balita
Usia lanjut
Usia sekolah
2) Berdasarkan jenis kelamin
3) Berdasarkan status mental
D. Pertumbuhan penduduk
1) Total Fertility Rate
2) Crude Birth Rate
3) Total Mortality Rate
4) Infant Mortality Rate
5) Maternal Mortality Rate
E. Budaya penduduk
1) Latar belakang budaya / etnik penduduk
2) Sejarah budaya penduduk
F. Kelas sosial penduduk
1) Kesejahteraan
Keluarga Pra-Sejahtera
Keluarga Sejahtera I
Keluarga Sejahtera II
Keluarga Sejahtera III
2) Kemampuan baca
Tulis
3) Pendidikan penduduk
4) Pekerjaan penduduk
G. Mobilitas penduduk
1) Jenis kependudukan:
Penduduk menetap
Penduduk sementara
2) Pemanfaatan waktu oleh penduduk :
Berdasarkan struktur keluarga
Berdasarkan jenis pekerjaan
3. DIMENSI SISTEM SOSIAL
A. Sistem kesehatan
1) Jenis pelayanan kesehatan yang tersedia
2) Jumlah pelayanan kesehatan
3) Lokasi sarana kesehatan
4) Sumber daya yang dimiliki (tenaga kesehatan dan kader)
5) Karakteristik pemakai
6) Jumlah kunjungan
7) Jenis penyakit 10 besar
8) Jenis pembiayaan kesehatan
9) Kondisi kesehatan penduduk
Riwayat penyakit keluarga (dalam satu tahun terakhir)
Riwayat ISPA dalam keluarga
Diare
Demam berdarah
Penyakit kulit
Penyakit mata
Penyakit cacingan
Penyakit keturunan
Penyakit cacat bawaan
Penyakit menahun lainnya
Imunisasi balita
Jumlah balita yang mendapatkan imunisasi lengkap
Jumlah balita yang tidak mendapatkan imunisasi
Gizi balita
Jumlah balita yang disusui
Lama balita mendapatkan asi
Waktu pemberian makanan tambahan
Jumlah balita yang mempunyai KMS
Status BB balita saat ini berdasarkan grafik KMS
Alasan tidak pernah ditimbangnya balita
Jumlah balita yang kurang gizi
Keluarga berencana
Jenis alat kontrasepsi
Tempat pelayanan KB
Alasan tidak ikut KB
Kesehatan remaja
Kegiatan waktu luang yang digunakan remaja
Ciri-ciri fisik pada anak remaja
Diagnosa keperawatan adalah respon individu pada masalah kesehatan baik yang aktual
maupun potensial. Masalah aktual adalah masalah yang diperoleh pada saat pengkajian,
sedangkan masalah potensial adalah masalah yang mungkin timbul kemudian. Menurut
Amerikan Nurse of Association (ANA) diagnosis keperawatan adalah suatu pernyataan yang
jelas dan pasti tentang status dan masalah kesehatan pasien yang dapat di atasi dengan tindakan
keperawatan.
Definisi : Hambatan kemampuan untuk mengubah gaya hidup / perilaku dalam cara
yang memperbaiki status kesehatan
Batasan karakteristik :
Banyak stresor
Merokok
Definisi : Adanya satu atau lebih masalah kesehtan atau faktor yang mengganggu
kesejahteraan atau meningkatkan resiko masalah kesehatn yang di alami oleh
suatu kelompok
Batasan karakteristi :
Kejadian beresiko yang berhubungan dengan status fisiologis yang di alami oleh
kelompok atau populasi
Tidak tersedia program untuk mencegah satu atau lebih masalah kesehatan bagi
suatu kelompok atau populasi
Tidak tersedia program untuk mengurangi satu atau lebih masalah kesehatan bagi
suatu kelompok atau populasi
Tidak tersedia program untuk menghilangkan masalah satu atau lebih masalah
kesehatan bagi kelompok atau populasi
Definisi : menyatakan suatu kebiasaan hidup yang di cirikan dengan tingkat aktivitas
fisik yang rendah
Batasan karakteristik
Kurang minat
Kurang motifasi
Analisa data dilaksanakan berdasarkan data yang telah diperoleh dan disusun dalam suatu
format yang sistematis. Dalam menganalisa data memerlukan pemikiran yang kritis.
Data yang terkumpul kemudian dianalisa seberapa besar faktor stressor yang mengancam dan
seberapa berat reaksi yang timbul di komunitas. Selanjutnya dirumuskan masalah atau diagnosa
keperawatan. Menurut Mueke (1987) masalah tersebut terdiri dari
Karakteristik populasi
Karakteristik lingkungan
Kekuatan komuniti
Kharakteristik sosial-ekonomi
a. Rokok
c. Sampah
d. Pendidikan
POA
2. Tahap evaluasi
Setelah dilakukan implementasi terhadap masalah yang ada di wilayah puskesmas desa
sidomulyo maka dapat dievaluasi sebagai berikut:
a. Masyarakat mengetahui tentang rokok, penyakit menular dan tidak menular, sampah,
pendidikan.
b. Masyarakat menegtahui tentang cara mengatasi masalah rokok, penyakit menular dan
tidak menular, sampah, pendidikan.
A. Pengertian Keperawatan
Keperwatan adalah suatu bentuk pelayanan professional sebagai bagian integral pelayanan
kesehatan berbentuk pelayanan biologi, psikologi, social dan spiritual secara komprehensif,
ditujukan kepada individu keluarga dan masyarakat baik sehat maupun sakit mencakup siklus
hidup manusia.
Asuhan keperawatan diberikan karena adanya kelemahan fisik maupun mental, keterbatasan
pengetahuan serta kurang kemauan menuju kepada kemampuan melaksanakan kegiatan sehari-
hari secara mandiri. Kegiatan ini dilakukan dalam upaya peningkatan kesehatan, pencegahan
penyakit, penyembuhan, pemulihan serta pemeliharaan kesehatan dengan penekanan pada upaya
pelayanan kesehatan utama (Primary Health care) untuk memungkinkan setiap orang mencapai
kemampuan hidup sehat dan produktif. Kegiatan ini dilakukan sesuai dengan wewenang,
tanggung jawab serta etika profesi keperawatan.
Sebagai suatu profesi, keperawatan memiliki falsafah yang bertujuan mengarahkan kegiatan
keperawatan yang dilakukan. Pertama, Keperawatan menganut pandangan yang holistic terhadap
manusia yaitu keutuhan sebagai makhluk bio-psiko-sosial-spiritual. Kedua, kegiatan
keperawatan dilakukan dengan pendekatan humanistic dalam arti menghargai dan menghormati
martabat manusia, memberi perhatian kepada klien serta menjunjung tinggi keadilan bagi semua
manusia. Ketiga, keperawatan bersifat universal dalam arti tidak membedakan atas ras, jenis
kelamin, usia, warna kulit, etnik, agama, aliran politik dan status ekonomi social. Keempat,
keperawatan adalah bagian integral dari pelayanan kesehatan serta yang kelima, keperawatan
menganggap klien sebagai partne aktif dalam arti perawat selalu bekerjasama dengan klien
dalam pemberian asuhan keperawatan.
KONSEP KEPERAWATAN DAN KESEHATAN KOMUNITAS
B. Pengertian Komunitas
Menurut Vanina Delobelle , definisi suatu komunitas adalah group beberapa orang yang
berbagi minat yang sama, yang terbentuk oleh 4 faktor, yaitu:
1. Komunikasi dan keinginan berbagi (sharing): Para anggota saling menolong satu sama
lain.
4. Influencer: Influencer merintis sesuatu hal dan para anggota selanjutnya ikut terlibat
Vanina juga menjelaskan bahwa komunitas mempunyai beberapa aturan sendiri, yaitu:
1. Saling berbagi (Share): Mereka saling menolong dan berbagi satu sama lain dalam
komunitas.
3. Kejujuran: Dilarang keras berbohong. Sekali seseorang berbohong, maka akan segera
ditinggalkan.
4. Transparansi: Saling bicara terbuka dan tidak boleh menyembunyikan sesuatu hal.
5. Partisipasi: Semua anggota harus disana dan berpartisipasi pada acara bersama komunitas.
Komunitas ialah kumpulan dari berbagai populasi yang hidup pada suatu waktu dan daerah
tertentu yang saling berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain. Komunitas memiliki derajat
keterpaduan yang lebih kompleks bila dibandingkan dengan individu dan populasi.Dalam
komunitas, semua organisme merupakan bagian dari komunitas dan antara komponennya saling
berhubungan melalui keragaman interaksinya.
C. Pengertian Keperawatan Komunitas
Menurut WHO (1959), keperawatan komunitas adalah bidang perawatan khusus yang
merupakan gabungan ketrampilan ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan bantuan
sosial, sebagai bagian dari program kesehatan masyarakat secara keseluruhan guns
meningkatkan kesehatan, penyempumaan kondisi sosial, perbaikan lingkungan fisik, rehabilitasi,
pence-gahan penyakit dan bahaya yang lebih besar, ditujukan kepada individu, keluarga, yang
mempunyai masalah dimana hal itu mempengaruhi masyarakat secara keseluruhan.
2. Tujuan khusus
a. Dipahaminya pengertian sehat dan sakit oleh masyarakat.
g. Teratasi dan terkendalinya keadaan lingkungan fisik dan sosial untuk menuju keadaan
sehat optimal.
Paradigma keperawatan komunitas terdiri dari empat komponen pokok, yaitu manusia,
keperawatan, kesehatan dan lingkungan (Logan & Dawkins, 1987). Sebagai sasaran praktik
keperawatan klien dapat dibedakan menjadi individu, keluarga dan masyarakat.
1. Tingkat Individu.
Perawat memberikan asuhan keperawatan kepada individu yang mempunyai masalah
kesehatan tertentu (misalnya TBC, ibu hamil d1l) yang dijumpai di poliklinik,
Puskesmas dengan sasaran dan pusat perhatian pada masalah kesehatan dan pemecahan
masalah kesehatan individu
2. Tingkat Keluarga.
Sasaran kegiatan adalah keluarga dimana anggota keluarga yang mempunyai masalah
kesehatan dirawat sebagai bagian dari keluarga dengan mengukur sejauh mana
terpenuhinya tugas kesehatan keluarga yaitu mengenal masalah kesehatan, mengambil
keputusan untuk mengatasi masalah kesehatan, memberikan perawatan kepada anggota
keluarga, menciptakan lingkungan yang sehat dan memanfaatkan sumber daya dalam
masyarakat untuk meningkatkan kesehatan keluarga.
Prioritas pelayanan Perawatan Kesehatan Masyarakat difokuskan pada keluarga rawan
yaitu :
a. Keluarga yang belum terjangkau pelayanan kesehatan, yaitu keluarga dengan: ibu
hamil yang belum ANC, ibu nifas yang persalinannya ditolong oleh dukun dan
neonatusnya, balita tertentu, penyakit kronis menular yang tidak bisa diintervensi oleh
program, penyakit endemis, penyakit kronis tidak menular atau keluarga dengan
kecacatan tertentu (mental atau fisik).
b. Keluarga dengan resiko tinggi, yaitu keluarga dengan ibu hamil yang memiliki
masalah gizi, seperti anemia gizi be-rat (HB kurang dari 8 gr%) ataupun Kurang Energi
Kronis (KEK), keluarga dengan ibu hamil resiko tinggi seperti perdarahan, infeksi,
hipertensi, keluarga dengan balita dengan BGM, keluarga dengan neonates BBLR,
keluarga dengan usia lanjut jompo atau keluarga dengan kasus percobaan bunuh diri.
c. Keluarga dengan tindak lanjut perawatan
3. Tingkat Komunitas
Dilihat sebagai suatu kesatuan dalam komunitas sebagai klien.
a. Pembinaan kelompok khusus
b. Pembinaan desa atau masyarakat bermasalah.
Upaya kuratif bertujuan untuk mengobati anggota keluarga yang sakit atau
masalah kesehatan melalui kegiatan perawatan orang sakit dirumah, perawatan orang sakit
sebagai tindaklanjut dari Pukesmas atau rumah sakit, perawatan ibu hamil dengan kondisi
patologis, perawatan buah dada, ataupun perawatan tali pusat bayi baru lahir.
Upaya rehabilitatif atau pemulihan terhadap pasien yang dirawat dirumah atau
kelompok-kelompok yang menderita penyakit tertentu seperti TBC, kusta dan cacat fisik
lainnya melalui kegiatan latihan fisik pada penderita kusta, patch tulang dan lain
sebagainya, kegiatan fisioterapi pada penderita stroke, batuk efektif pada penderita TBC,
dll.
Upaya resosialitatif adalah upaya untuk mengembalikan penderita ke
masyarakat yang karena penyakitnya dikucilkan oleh masyarakat seperti, penderita AIDS,
kusta dan wanita tuna susila.
1.Pendidik (Educator)
Perawat memiliki peran untuk dapat memberikan informasi yang memungkinkan klien
membuat pilihan dan mempertahankan autonominya. Perawat selalu mengkaji dan memotivasi
belajar klien.
2. Advokat
Perawat memberi pembelaan kepada klien yang tidak dapat bicara untuk dirinya.
3. Manajemen Kasus
4. Kolaborator
Perawat komunitas juga harus bekerjasama dengan pelayanan rumah sakit atau anggota tim
kesehatan lain untuk mencapai tahap kesehatan yang optimal.
No Tanggal
Pokok Wilayah /
. pengkajian Data / Temuan
Pengkajian Desa
15-18/02/2017
1. Demografi 1. Desa Sidomulyo terdiri dari 6 RW dan 17 RT. Jumlah keluarga yang dikaji sebanyak Sidomulyo
508 KK (1747 Jiwa) yang terdiri dari laki-laki sebanyak 50,4% (883 Jiwa) dan
perempuan sebanyak 49,6% (864 Jiwa)
2. Sebagian besar masyarakat yang dikaji berpendidikan SD sebanyak 55% (960 Jiwa),
SMP 19% (330 Jiwa), SMA 11% (187 Jiwa), TK 4% (67 Jiwa), PT 1,4% (25 Jiwa)
Non Formal 0,6% (10 Jiwa) dan tidak sekolah 9% (166 Jiwa)
3. Sebagian besar masyarakat yang dikaji pekerjaannya adalah petani 33% (340 Jiwa),
Wira Swasta 27% (273 Jiwa), IRT 13% (135 Jiwa), Buruh 10% (100 Jiwa), Pegawai
Swasta 7% (75 Jiwa), PNS sebanyak 1% (6 Jiwa), Lainnya 9% (98 Jiwa) dengan
pendapatan 1-<3 Juta 68% (344 KK), <1 Juta 31% (157 KK), 1% >3 Juta (8 KK),
59% (300 KK) pengeluaran 1-<3 Juta, 40% (203 KK) pengeluaran <1 Juta, 1% (6
KK).
2. Status 1. Sebagian besar masyarakat yang sakit dalam 6 bulan terakhir sebanyak 45% (392
Kesehatan Jiwa) dengan masalah kesehatan ISPA, HT 14% (124 Jiwa), Gatal 7% (62 Jiwa),
Diare 3 % (23 Jiwa) dan lainya sebanyak 31% (286 Jiwa)
2. Sebagian besar anak sekolah kurang gizi sebanyank dan gizi cukup sebanyak
3. Anak sekolah yang imunisasi tidak lengkap sebanyak ..
4. Anak sekolah yang tidak patuh gosok gigi sebanyak dan tidak rutin
5. Anak sekolah yang sakit gigi sebanyak
6. Kenakalan remaja paling banyak adalah merokok sebanyak
7. Lanjut usia yang mengikuti posyandu sebanyak tidak patuh dan sebanyak tidak
rutin
8. Lanjut usia yang tidak patuh dalam pelayanan kesehatan sebanyak dan tidak
rutin
9. Lansia yang tidak patuh dalam mengikuti kegiatan social sebanyak dan tidak
rutin
3. Lingkungan 1. Ventilasi <10% sebanyak 248 KK (49,8%),
Fisik 2. Sebagian besar masyarakat sumber air minumnya air masak sebanyak 471 Jiwa
(94%)
3. 24% (119 KK) masyarakat menggunakan jenis jamban cemplung sebanyak 12% (59
Jiwa) tidak punya jamban, 15% (75 KK) menggunakan sungai sebagai tempat BAB.
18% (85 KK) terdapat jentik.
4. Sebagian besar warga mengelola sampah dengan cara dibakar sebanyak 72% (362
KK). 68% (261 KK) memiliki binatang piaraan , 8% (31 KK) pengerat, 5% (18 KK)
Serangga, dan yang tidak memiliki ternak sebanyak 19% (75 KK), dengan kandang
kotor sebanyak 32% (81 KK)
Perilaku 1. 74% (358 KK) memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan PKM, 13% (64 KK)
Terhadap Klinik 7% (36 KK) Alternatif, 5% (25 KK) RS, penggunaan jaminan kesehatan
Kesehatan paling banyak adalah mandiri 45% (228 KK), BPJS 40% (212 KK), 15% (74 KK).
2. .% masyarakat yang tidak memiliki kebiasaan cuci tangan pake sabun (CTPS)
sebanyak
% masyarakat tidak konsumsi lauk / hari adalah sebanyak , % tidak konsumsi
sayur dan buah/ hari sebanyak , % merokok dalam rumah dan yang tidak berolah
raga sebanyak
4. Fasilitas umum 1. Fasilitas pendidikan yang terdapat di Desa Sidomulyo adalah . Dan paling banyak
adalah sebanyak,
2. fasilitas kesehatan yang terdapat di Desa Sidomulyo adalah dan yang paling
banyak adalah
3. jumlah sarana kegiatan kelompok sebanyak terdiri dari.
4. Sarana ibadah sebanyak
5. Sarana olah raga sebanyak .
6. Tempat pertemuan sebnyak ..
7. Pusat kegiatan ekonomi paling banyak adalah
5. Keamanan Dan 1. Fasilitas keamanan terdiri dari sebanyak
Transportasi 2. Transportasi paling banyak adalah sebanyak
6. Politik Dan 1. Struktur organisasi sebanyak , PKK sebanyak , LKMD sebanyak
Pemerintahan 2. Kebijakan layanan kesehatan sebanyak
7. Komunikasi 1. Fasilitas komunikasi paling banyak adalah sebanyak
2. Layanan informasi yang paling banyak digunakan adalah
8. Rekreasi 1. Fasilitas wisata paling banyak adalah sebanyak
B. Analisa Data
N
Analisa Data Etiologi Masalah Keperawatan
o
1 DO:
1. Ventilasi <10% sebanyak 49,8% (248 KK), Tingkat pendidikan warga desa sidomulyo relative Defisiensi Kesehatan
2. Sebagian besar masyarakat sumber air rendah komunitas
minumnya air masak sebanyak 471 Jiwa
(94%)
3. 24% (119 KK) masyarakat menggunakan Pengetahuan tentang masalah kesehatan masih rendah
jenis jamban cemplung sebanyak 12% (59
Jiwa) tidak punya jamban, 15% (75 KK)
menggunakan sungai sebagai tempat BAB. Penempatan kandang ternak yang tidak strategis
18% (85 KK) terdapat jentik.
4. Sebagian besar warga mengelola sampah
dengan cara dibakar sebanyak 72% (362 Butuh lahan yang mencukupi
KK).
5. 68% (261 KK) memiliki binatang
piaraan , 8% (31 KK) pengerat, 5% (18 Tata ruang rumah kurang diperhatikan
KK) Serangga, dan yang tidak memiliki
ternak sebanyak 19% (75 KK), dengan
kandang kotor sebanyak 32% (81 KK) Kurangya ventilasi dan pencahayaan yang masuk ke
6. Sebagian besar masyarakat yang sakit dalam rumah
dalam 6 bulan terakhir sebanyak 45% (392
Jiwa) dengan masalah kesehatan ISPA, HT
14% (124 Jiwa), Gatal 7% (62 Jiwa), Diare Kelembaban yang tinggi di dalam rumah
3 % (23 Jiwa) dan lainya sebanyak 31%
(286 Jiwa)
7. Sebagian besar anak sekolah gizi baik 73% Timbul beberapa penyakit (seperti ISPA dan gatal)
(130 jiwa), kurang gizi sebanyank 3% (5
Jiwa) dan gizi cukup sebanyak 24% (44
jiwa) Kemungkinan munculya masalah fisik, psikologis,
8. Anak sekolah yang imunisasi lengkap 82% social dan spiritual meningkat
(147 Jiwa) imunisasi tidak lengkap
sebanyak 18% (32 jiwa).
9. Anak sekolah yang patuh gosok gigi Defisiensi kesehatan komunitas
sebanyak 84% (151 Jiwa), tidak patuh
gosok gigi sebanyak 16% (28 Jiwa) dan
16% (28 Jiwa) tidak rutin
10. Anak sekolah yang sakit gigi sebanyak
58% (105 Jiwa), 42% (74 jiwa) tidak sakit
gigi.
11. Anak sekolah yang tidak naik kelas
sebanyak 6% (11 Jiwa)
12. Kenakalan remaja paling banyak adalah
merokok sebanyak 72% (200 Jiwa),
13. Lanjut usia yang mengikuti posyandu
sebanyak 63% (178 Jiwa) rutin, tidak rutin
32% (91 Jiwa). Tidak pernah 5% (14 Jiwa)
14. Lanjut usia yang patuh dalam pelayanan
kesehatan sebanyak 63% (178 Jiwa) 32%
(91 Jiwa) tidak patuh dalam pelayanan
kesehatan dan 5% (14 Jiwa) tidak pernah.
15. Lansia yang ikut kegiatan social sebanyak
60% (168 Jiwa), tidak rutin 35% (98 Jiwa)
tidak pernah 5% (11 Jiwa)
2 DO:
1. 79% (405 KK) yang tidak memiliki Pengetahuan tentang masalah kesehatan masih rendah Perilaku Kesehatan cenderung
kebiasaan cuci tangan (CT), konsumsi lauk Beresiko
/ hari 89% (456 KK), 11% (52 KK) tidak
konsumsi lauk. Konsumsi sayur / hari Tidak mampu mencegah masalah kesehatan
sebanyak 90% (462 KK), yang tidak
konsumsi sayur 10% (46 KK). 45% (225
KK) merokok dalam rumah dan yang tidak Kebiasaan masyarakat merokok, tidak rutin dalam olah
berolah raga sebanyak 70% (261 KK) raga, kebiasaan tidak CTPS, kebiasaan menggosok
2. Sebagian besar masyarakat yang sakit gigi tidak rutin, imunisasi belum/tidak lengkap dan
dalam 6 bulan terakhir sebanyak 45% (392 pembuangan sampah yang belum tepat
Jiwa) dengan masalah kesehatan ISPA, HT
14% (124 Jiwa), Gatal 7% (62 Jiwa), Diare
3 % (23 Jiwa) dan lainya sebanyak 31% Perilaku kesehatan cenderung beresiko
(286 Jiwa)
3. Sebagian besar anak sekolah gizi baik 73%
(130 jiwa), kurang gizi sebanyank 3% (5
Jiwa) dan gizi cukup sebanyak 24% (44
jiwa)
4. Anak sekolah yang imunisasi lengkap 82%
(147 Jiwa) imunisasi tidak lengkap
sebanyak 18% (32 jiwa).
5. Anak sekolah yang patuh gosok gigi
sebanyak 84% (151 Jiwa), tidak patuh
gosok gigi sebanyak 16% (28 Jiwa) dan
16% (28 Jiwa) tidak rutin
6. Anak sekolah yang sakit gigi sebanyak
58% (105 Jiwa), 42% (74 jiwa) tidak sakit
gigi.
7. Anak sekolah yang tidak naik kelas
sebanyak 6% (11 Jiwa)
8. Kenakalan remaja paling banyak adalah
merokok sebanyak 72% (200 Jiwa),
9. Lanjut usia yang mengikuti posyandu
sebanyak 63% (178 Jiwa) rutin, tidak rutin
32% (91 Jiwa). Tidak pernah 5% (14 Jiwa)
10. Lanjut usia yang patuh dalam pelayanan
kesehatan sebanyak 63% (178 Jiwa) 32%
(91 Jiwa) tidak patuh dalam pelayanan
kesehatan dan 5% (14 Jiwa) tidak pernah.
11. Lansia yang ikut kegiatan social sebanyak
60% (168 Jiwa), tidak rutin 35% (98 Jiwa)
tidak pernah 5% (11 Jiwa)
12. 74% (358 KK) memanfaatkan fasilitas
pelayanan kesehatan PKM, 13% (64 KK)
Klinik 7% (36 KK) Alternatif, 5% (25 KK)
RS, penggunaan jaminan kesehatan paling
banyak adalah mandiri 45% (228 KK),
BPJS 40% (212 KK), 15% (74 KK).
13. 79% (405 KK) yang tidak memiliki
kebiasaan cuci tangan (CT), konsumsi lauk
/ hari 89% (456 KK), 11% (52 KK) tidak
konsumsi lauk. Konsumsi sayur / hari
sebanyak 90% (462 KK), yang tidak
konsumsi sayur 10% (46 KK). 45% (225
KK) merokok dalam rumah dan yang tidak
berolah raga sebanyak 70% (261 KK)
C. Rumusan Masalah
N Diagnosa Keperawatan
o
1. Defisiensi Kesehatan Komunitas
Diagnosa Pentingnya masalah Motivasi masyarakat Peningkatan kualitas hidup Rangking masalah Jumlah skor
1 paling tidak
Keperawatan untuk diselesaikan untuk menyelesaikan masyarakat bila masalah
1 = Rendah penting
masalah diselesaikan
2 Sedang 6 yang paling
0 = tidak ada 0 = tidak ada
3 Tinggi
1 = Rendah 1 = Rendah penting
2 Sedang 2 Sedang
3 Tinggi 3 Tinggi
Defisiensi kesehatan 3 1 1 4 9
komunitas
Perilaku kesehatan 2 2 3 4 11
cenderung beresiko
E. Intervensi Keperawatan
Tujuan umum yang telah dicapai dari pemberian asuhan keperawatan komunitas ini
adalah masyarakat di desa sidomulyo mampu mengenali masalah dan mengambil keputusan
dengan mnggunakan segala potensi sumber daya yang dimiliki untuk mengatasi masalah
kesehatan masyarakat.
Hal yang menjadi fokus perhatian pada pengkajian asuhan keperawatan komunitas ini
adalah core dan subsystem .dari focus tersebut kemudian diketahui kondisi demografi,
geografis, dan batas-batas wilayah desa sidomulyo, nilai-nilai dalam masyarakat, kondisi
kesehatan, lingkungan fisik, kondisi sanitasi lingkungan, dan aktifitas, dan kebiasaan warga
serta masalah kesehatan yang sedang dihadapi masyarakat diwilayah tersebut.
Berdasarkan hasil pengkajian tersebut, tahap selanjutnya analisis data dan diagnose
keperawatan komunitas. Pada tahap ini dapat teridentifikasi masalah disertai kemungkinan
penyebab timbulnya masalah.masalah keperawatan komunitas tersebut antara lain sedentary
lifestyle (Gaya hidup masyarakat kurang aktivitas fisik), perilaku masyarakat Desa
Sidomulyo yang beresiko mengalami masalah kesehatan dan penurunan derajat kesehatan
masyarakat Sidomulyo Jabung.
Evaluasi secara umum dari kegiatan MMD tersebut berjalan lancer dan tidak ada
kendala yang berarti sebagian besar tokoh masyarakat desa Sidomulyo menyatakan sangat
antusias terhadap kegiatan mahasiswa dilingkungan desa Sidomulyo dan tampak terlibat aktif
dalam seluruh rangkaian kegiatan MMD tersebut. Perhatian dan penghargaan masyarakat
desa sidomulyo pada kegiatan MMD sangat tinggi, terbukti tidak ada peserta yang
meninggalkan tempat sebelum kegiatan usai walaupun pertemuan MMD baru diakhiri sekitar
pukul 13.00 wib.
Berawal dari kesepakatan yang dibuat dalam MMD tersebut, intervensi dilakukan
dengan memberikan penyuluhan dan pendidikan kesehatan masyarakat dalam rangka
menyadarkan masyarakat tentang adanya masalah kesehatan yang sedang atau akan
dihadapinya. Penyuluhan kesehatan masyarakat dilakukan pada setiap kesempatan ada
kegiatan warga pada bulan maret mulai minggu kedua meliputi acara tahlil jamaah ibu-ibu
dimasing-masing RT dan jamaah bapak-bapak di masing-msing RT yang meliputi desa
sidomulyo, karena keterbatasan personil dan waktu serta kebetulan kegiatan ada yang
dilakukan bersamaan sebagian pendidikan kesehatan kita dilaksanakan dalam satu sesi, para
bapak/ ibu lansia saat posyandu lansia yaiyu di 6 tempat di dusun Tebelo, Jilu, Mangunrejo,
Bareng, Sumber Kreco, Bali. Tema pendidikan kesehatan yang diangkat diantara lain tentang
PHBS, Bahaya Merokok, Hipertensi, TBC, ISPA, dan Penanganan Sampah.
Acara yang dihadiri oleh para jamaah tahlil ibu-ibu dan bapak-bapak desa sidomulyo
berlangsung lancar. Audiens cukup antusias dalam menyimak penjelasan yang disampaikan
hingga diakhiri dengan sesi tanya jawab. Walaupun ada kendala tentang bahasa, karena
masih banyak masyarakat desa sidomulyo yang tidak bias berbahasa Indonesia tapi bias
berbahasa jawa karena mayoritas penduduk asli jawa dan sebagian besar mahasiswa berasal
dari luar jawa. Dalam sesi Tanya jawab ada beberapa ibu-ibu/bapak-bapak jamaah tahlil,
yang mengajukan pertanyaan seputar tema penyuluhan dan banyak juga yang bertanya diluar
tema penyuluhan. Selain itu ada pula ibu-ibu yang memilih berdiskusi dengan tim observer
yang berada di antara ibu-ibu/bapak-bapak jamaah tahlil. Setelah sesi Tanya jawab selesai,
evaluasi dilakukan dengan memberikan beberapa pertanyaan kepada audiens, pada tahap
evaluasi audiens dapat menjawab pertanyaan yang diajukan oleh penyuluhan diantaranya,
pengertian dari PHBS, dan hal-hal yang harus dilakukan, bahaya merokok, ispa, hipertensi,
TBC,dan penanganan sampah. Tanda gejala ISPA, hipertensi, TBC, merokok, sampah,
komplikasi ISPA, hipertensi, TBC, dengan bahaya merokok, menyebutkan manfaat efek
samping dan penanganannya. Adapun mengadakan pendidikan kesehatan tentang gosok gigi
dan cuci tangan pakai sabun bagi siswa SD Desa Sidomulyo. Mereka juga tidak mau kalah
antusias, mereka sangat senang sekali dengan materi yang diberikan dan sangat bisa
membaur dan begitu dekat dengan para siswa. Diakhir KIE kami mengajak mereka bermain
dengan sistim kami, kami anjurkan pertanyaan dengan langsung yang bisa mempergerakkan
dengan benar cara CPTS dan menggosok gigi, maka akan memperoleh hadiah. Hasil pun
tidak mengecewakan karena sebagian besar para siswa siswi bias mempergerakkan dengan
benar. KIE ini tidak kami laksanakan secara berurutan karena menyesuaikan dengan kondisi
kegiatan kelompok masyarakat yang ada Didesa Sidomulyo.
Program kedua menurut MMD desa sidomulyo adalah mengadakan posyandu lansia
di desa sidomulyo. Menurut kesepakatan dalam musyawarah tersebut terlebih dahulu
dibentuk pengurus/kader posyandu lansia yang pada saat itu ditunjukkan sendiri oleh bapak
kepala desa. Ibu terpilih sebagai ketua kader lansia desa sidomulyo. Bersedia untuk
mengkoordinir kegiatan posyandu lansia selanjutnya. kami mahasiswa melanjutkan untuk
memilih ketua, wakil dan anggotanya. Perlu diketahui bahwa didesa sidomulyo ada 6 pos
posyandu lansia, karena jumlah lansia yang agak banyak dan faktor jarak yang agak kejauhan
diantara 6 dusun ini. Akhirnya sesuai permintaan dari bapak..selaku kepala desa yang
mewakili wraga desa sidomulyo diputuskan untuk membuat 6 pos untuk posyandu lansia
yang didusun Tebelo, Jilu, Mangunrejo, Bareng, Sumber Kreco, Bali. Setelah pemilihan
pengurus posyandu lansia kami mengadakan pelatihan bagi kader lansia mulai tanggal
yaitu latihan.para kader sangat aktif dalam kegiatan walaupun msih belum lancar dan
kurang mengerti tentang kegiatan yang akan dilkaukan tapi mereka tetap mempunyai
kemampuan untuk tetap belajar dan terus belajar karena untuk posyandu lansia masih
pertama kali diadakan di RW 06. Pada tanggal posyand lansia yang pertama kalinya
diadakan yaitu diadakan didusundengan jumlah lansia..antusias warga cukup baik,
ibu-ibu dan bapak-bapak lansia sangat respon sekali. Sebagian datang terlambat karena jarak
lumayan jauh dan tidak ada yang mengantar. Dari pengkajian pertama kami lakukan
sebelumnya tidak banyak atau hamper tidak ada warga yang mengatakan mempunyai
hipertensi atau tekanan darah tinggi tetapi pada saat diadakan pengukuran tekanan darah
banyak dari mereka yang mempunyai tekanan darah tinggi. Sama saat kami mengadakan
posyandu lansia di dusun..ada kurang lebih lansia hamper setengahnya juga mempunyai
tekanan darah tinggi hal ini diketahui setelah melakukan pemeriksaan tekanan darah. Sesuai
dengan data yang kami peroleh sebelimnya bahwa warga desa sidomulyo dari..kk
tidak pernah memeriksakan kesehatan kecuali kalau sudah sakit. Untuk senam lansia kita
adakan setelah pelaksanaan posyandu lansia. Kegiatannya tidak dilaksanakan secara
bersamaan dan hanya pada satu pos yaitu dusun.karena keterbatasan waktu.senam lansia
diadakan pada tanggal.jam.dihadiri para lansia, mahasiswa PSIK UNITRI dan para
kader lansia. Peserta yang datang separuh dari jumlah lansia karena kondisi cuaca.
Program intervensi berikutnya yang disetujui dalam MMD seperti pada poin
sebelumnya adalah pemberdayaan dan peningkatan pemberdayaan masyarakat dalam semua
program kesehatan komunitas dan keluarga. Upaya yang dilakukan adalah dengan
mengembangkan tenaga-tenaga potensial komunitas (kader) dengan program kerja pelatihan
ketrampilan kader. Kedepan, kader kesehatan masyarakat inilah yang akan memfasilitasi
semua kegiatan posyandu lansia warga sidomulyo. Proses pembentukan kader kesehtan lansia
diawali dengan temu kader yang juga dihadiri oleh sukarelawan yang bersedia menjadi kader
kesehatan, ketua RW, dan perwakilan dari puskesmas Jabung. Pertemuan ini sekaligus
mengukuhkan kader kesehatan yang baru untuk alat kesehatan mahasiswa membuat surat
permohonan bantuan dana pengadaan alat kesehatan, karena pada saat setelah pengurus kader
terbentuk alat kesehatan yang ada hanya timbangan berat badan dari kelurahan sidomulyo.
Untuk alat yang lain sementara pengadaan dari mahasiswa PSIK UNITRI. Mengingat di desa
sidomulyo belum pernah ada posiandu lansia kader kesehatan yang baru di bentuk tersebut
kemudian dibekali dengan keterampilan melalui pelatihan tentang pengukuran tekana darah,
pengukur berat badan,menentukan indeks masa tubuh. Dalam pelatihan ini juga dibahas
sekilas tentang cara pengisian KMS,PMT.
Pada bab ini disajikan kesimpulan dan saran dari hasil kegiatan di desa sidomulyo
kecamatan jabung tentang program kesehatan yang telah dilaksanakan pada tanggal 14
februari sampai selesai dapat diambil kesimpulan dan saran sebagai berikut :
4.1 pembahasan
4.2 Saran
1. keikutsertaan dan focus perhatian pada masyarakat dan lintas sector lainnya kepada
masyarakat terutama kelurahan sidomulyo khususnya pada wilayah yang agak
jauhdan sulit dijangkau
PENUTUP
2.1 Kesimpulan
1. Pemahaman dan aplikasi paradigm sehat dengan memprioritaskan program
promotif dan preventif perlu dilakukan dengan sunguh-sunguh serta
menggiatkan semua disiplin sesuai dengan bidang keahliannya masing-
masing.
2. Keterbatasan sumberdaya dan kekuatan dapat ditangani dengan melakukan
kerjasama lintas program dan sector serta pemberdayaan masyarakat.
3. Peningkatan kemampuan keperawatan komunitas dalam hal keterampilan
sangat diperlukan guna meningkatkan pelayanan keperawatan komunitas.
4. Pendekatan keperawatan komunitas dengan melibatkan stakeholder setempat
sangat penting untuk pencapaian rencana kegiatan yang telah dibuat.
5. Observasi dan monitoring menjadi penting sebagai upaya melihat keefektifan
program yang telah dilaksanakan.
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
DI DESA SIDOMULYO
1. Latar belakang
Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit kronik menular yang disebabkan oleh
bakteri Mycobacterium tuberculosis.Bakteri ini berbentuk batang dan bersifat tahan
asam sehingga dikenal dengan Basil Tahan Asam (BTA) (Suriadi, 2001). Sebagian
besar kuman TB sering menyerang parenkim paru dan menyebabkan TB paru, tetapi
juga dapat menyerang organ tubuh lainnya (TB ekstra paru) seperti pleura, kelenjar
limfe, tulang, dan organ ekstra paru lainnya (Aditama, 2008). Berdasarkan data World
Health Organization (WHO) pada tahun 2013 terdapat 9 juta penduduk dunia telah
terinfeksi kuman TB (WHO, 2014). Pada tahun 2014 terdapat 9,6 juta penduduk
dunia terinfeksi kuman TB (WHO, 2015). Pada tahun 2014, jumlah kasus TB paru
terbanyak berada pada wilayah Afrika (37%), wilayah Asia Tenggara (28%), dan
wilayah Mediterania Timur (17%) (WHO, 2015). TB adalah penyakit menular
penyebab kematian tertinggi kedua di Indonesia (Riset Kesehatan Dasar,2012).
"Sesuai data Survei Prevalensi Tahun 2015, Indonesia menduduki peringkat kedua di
dunia sebagai penyumbang penderita TB terbanyak setelah India," Diperkirakan kasus
TB baru di Indonesia sebanyak 647 per 100.000 penduduk (diperkirakan terdapat
1.600.000 dengan TB di Indonesia). Sementara Data TB di Jawa Timur pada 2015
yang diobati sebanyak 40.185 orang (urutan kedua setelah Jawa Barat), Jumlah pasien
TB paru BTA positif (yang menular) 21.475 orang. Kabupaten/Kota terbanyak pasien
TB yang diobati dari Surabaya
(4.754), Jember (3.128), Sidoarjo (2.292), Kabupaten Malang (1932) dan Kabupaten
Pasuruan (1809).
2. Tujuan
a. Tujuan Intruksional Umum
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan masyarakat mampu mengetahui cara-
cara pencegahan dan penanganan TBC dan dapat diaplikasikan dalam kehidupan
sehari-hari.
b. Tujuan Khusus
Serelah diberikan penyuluhan selama 30 menit warga RT 02 mampu :
1. Menjelaskan pengertian TBC
2. Menjelaskan tentang penyebab TBC
3. Menyebutkan nutrisi bagi penderita TBC
4. Menjelaskan cara pencegahan TBC
5. Menjelasan cara pencegahan dengan obat herbal
3. Kegiatan pelatihan
PELATIHAN HARI I
No Waktu Kegiatan Pelatihan Kegiatan Peserta Metode
1 5 menit 1. Mengucapkan salam 1. Menjawab
2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan
3. Kontrak waktu 30 menit dan
4. Menjelaskan memperhatikan
tujuan pembelajaran 3. Menyetujui
5. Apersepsi konsep TBC 4. Mendengarkan
dan
memperhatikan
5. Mendengarkan
dan
memperhatikan
2 30 menit 1. Menjelaskan tentang 1. Mendengarkan LCD / CTJ
pengertian TBC dan (Ceramah Tanya
2. Menjelaskan penyebab memperhatikan Jawab )
TBC
3. Menjelaskan gejala- 2. Mendengarkan
gejalaTBC dan
4. Nutrisi bagi penderita memperhatikan
TBC 3. Mendengarkan
5. Menjelakan tentang dan
bagaiman pencegahan memperhatikan
TBC 4. Mendengarkan
6. Menjelakan tentang dan
pencegahan dengan memperhatikan
obat herbal 5. Mendengarkan
7. Memberikan dan
kesempatan peserta memperhtikan
didik untuk bertanya 6. Mendengarkan
8. Menjelaskan dan
penatalaksanaan TBC memperhatikan
9. Memberikan 7. Peserta didik
kesempatan peserta bertanya
untuk bertanya
8. Mendengarkan
9. Bertanya
3 5 menit Terminasi Menjawab salam
Mengucapkan salam
penutup
Evaluasi observer
1. Evaluasi struktur
Komitmen terhadap kontrak waktu, tempat dan warga
Kontrak waktu dan tempat 1 hari sebelumnya
Ketersediaan dan kesesuaian fungsi alat, bahan, dan media promosi kesehatan
sesuai dengan yang dibutuhkan
2. Evaluasi proses
Tim promosi kesehatan mampu memberikan informasi dengan jelas sesuai
dengan tujuan yang telah ditetapkan
warga bisa mendengarkan dan berpartisipasi aktif sampai akhir kegiatan
3. Evaluasi hasil
Mahasiswa menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan tentang TBC
dengan benar.
MATERI PENYULUHAN TBc
1. PENGERTIAN TBC
Tuberculosis merupakan penyakit infeksi bakteri menahun pada paru yang disebabkan
oleh Mycobakterium tuberculosis, yaitu bakteri tahan asam yang ditularkan melalui udara
yang ditandai dengan pembentukan granuloma pada jaringan yang terinfeksi.
Mycobacterium tuberculosis merupakan kuman aerob yang dapat hidup terutama di paru /
berbagai organ tubuh lainnya yang bertekanan parsial tinggi. Penyakit tuberculosis ini
biasanya menyerang paru tetapi dapat menyebar ke hampir seluruh bagian tubuh termasuk
meninges, ginjal, tulang, nodus limfe. Infeksi awal biasanya terjadi 2-10 minggu setelah
pemajanan. Individu kemudian dapat mengalami penyakit aktif karena gangguan atau
ketidak efektifan respon imun.
2. PENYEBAB TBC
a. Dikarenakan bakteri yang berbentuk seperti batang.
b. Selain karena bakteri sebagai penyebab utama, faktor lingkungan yang lembab,
kurangnya sinar matahari pada suatu ruang dan kurangnya sirkulasi udara juga sangat
berperan dalam penyebaran bakteri mikobakterium tuberklosa ini,sehingga sangat
mudah menjangkit orang yang hidup dalam kondisi lingkungan yang tidak sehat.
3. GEJALA-GEJALA TBC
Gejala penyakit TBC digolongkan menjadi dua bagian, yaitu gejala umum dan
gejala khusus. Sulitnya mendeteksi dan menegakkan diagnosa TBC adalah disebabkan
gambaran secara klinis dari si penderita yang tidak khas, terutama pada kasus-kasus baru.
a) Gejala umum (Sistemik)
Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan malam
hari disertai keringat malam. Kadang-kadang serangan demam seperti influenza
dan bersifat hilang timbul.
Penurunan nafsu makan dan berat badan.
Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah).
Perasaan tidak enak (malaise), lemah.
b) Gejala khusus (Khas)
Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan sebagian
bronkus (saluran yang menuju ke paru-paru) akibat penekanan kelenjar getah
bening yang membesar, akan menimbulkan suara "mengi", suara nafas melemah
yang disertai sesak.
Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertai dengan
keluhan sakit dada.
Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang pada
suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit di atasnya, pada
muara ini akan keluar cairan nanah.
Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan disebut
sebagai meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah demam tinggi, adanya
penurunan kesadaran dan kejang-kejang.
5. PENCEGAHAN TBC
a. Tidak meludah di sembarang tempat upayakan meludah pada tempat yang tarkena sinar
matahari atau ditempat khusus seperti tempat sampah.
b. Menutup mulut pada waktu ada orang batuk ataupun bersin.
c. Jemur tempat tidur bekas penderita secara teratur karna kuman TBC akan mati bila
terkena sinar matahari.
d. Jaga kesehatan badan supaya sistem imun senantiasa terjaga dan kuat meningkatkan
daya tahan tubuh dengan makan makanan yang sehat dan bergizi.
e. Hindari melakukan hal-hal yang dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, seperti
begadang dan kurang istirahat.
f. Jaga jarak aman ketika berhadapan dengan penderita TBC.
g. Olahraga teratur untuk membantu menyehatkan tubuh.
h. Lakukan imunisasi pada bayi termasuk imunisasi untuk mencegah penyakit TBC.
7. PENATALAKSANAAN TUBERCULOSIS
Vaksinasi
Dengan vaksinasi BCG yang benar dan di usia yang tepat, sel-sel darah putih
menjadi cukup matang dan memiliki kemampuan melawan bakteri TBC. Meski
begitu, vaksinasi ini tidak menjamin penderita bebas sama sekali dari penyakit TBC,
khususnya TBC paru. Hanya saja kuman TBC yang masuk ke paru-paru tidak akan
berkembang dan menimbulkan komplikasi. Bakteri juga tidak bisa menembus aliran
darah dan komplikasi pun bisa dihindarkan. Dengan kata lain, karena sudah divaksin
BCG, anak hanya menderita TBC ringan.
Lingkungan
Lingkungan yang kumuh dan padat akan membuat penularan TBC
berlangsung cepat. Untuk itulah mengapa lingkungan yang sehat dan kebersihan
makanan dan minuman sangat perlu untuk dijaga.
DAFTAR PUSTAKA
PENYULUHAN HIPERTENSI
DI DESA SIDOMULYO
Sasaran : Masyarakat
Tempat : Pengajian Laki Laki dan Perempuan
Hari / tanggal : 14-16-03-2017
Waktu : 19:00 selesai
Metode : Ceramah dan tanya jawab i
1. Latar Belakang
2. Tujuan
a. Tujuan Instruksional Umum
Pada akhir proses penyuluhan, peserta dapat mengetahui tentang penyakit
hipertensi dan hal-hal apa saja yang dapat mengakibatkan dan memperburuk keadaan
penyakitnya.
b. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti kegiatan Penyuluhan tentang Hipertensi di selama 60 menit,
diharapkan peserta dapat mengetahui tentang:
a). Pengertian Hipertensi
b). Penyebab Hipertensi
c). Gejala Hipertensi
d). Dampak & Komplikasi yang terjadi
e). Pencegahan dan Penanganan
3. Kegiatan Pelatihan
3. 10 menit Evaluasi:
a. Menyimpulkan inti
penyuluhan
b. Menyampaikan secara
singkat materi
penyuluhan
c. Memberi kesempatan
kepada ibu-ibu untuk
bertanya
d. Memberi kesempatan
kepada ibu-ibu untuk
menjawab pertanyaan
yang dilontarkan
4. 5 menit Terminasi: Memperhatikan,
a. Menyimpulkan materi menjawab salam.
penyuluhan yang telah
disampaikan
b. Menyampaikan terima
kasih atas perhatian dan
waktu yang telah di berikan
kepada peserta
c. Mengucapkan salam
4. Kriteria Evaluasi
a. Evaluasi Struktur.
a). Peserta hadir ditempat penyuluhan.
b). Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan Di.
c). Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya.
b. Evaluasi Proses.
a. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan.
b. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan.
c. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar.
c. Evaluasi Hasil.
a. Masyarakat mengerti tentang penyakit hipertensi dan dapat mencegah dan
menanggulangi penyakit hipertensi.
b. Jumlah hadir dalam penyuluhan minimal 15 orang.
MATERI PENYULUHAN
HIPERTENSI
A. Pengertian
Hipertensi seringkali disebut sebagai pembunuh gelap (silent killer), karena
termasuk penyakit yang mematikan, tanpa disertai dengan gejala-gejalanya lebih dahulu
sebagai peringatan bagi korbannya. Kalaupun muncul, gejala tersebut seringkali dianggap
gangguan biasa, sehingga korbannya terlambat menyadari akan datangnya penyakit
(Sustrani, 2006).
Hipertensi adalah terjadinya kenaikan tekanan darah sistolik (atas) 140 mmHg atau
lebih dan tekanan diastolik (bawah) 90 mmHg atau lebih. Disebut hipertensi apabila
seseorang yang terkena:
a. Telah berumur 18 tahun atau lebih.
b. Bila 2x kunjungan berbeda tekanan diastolik 90 atau lebih.
c. Beberapa kali pengukuran tekanan sistolik menetap 140 mmHg atau lebih.
B. Penyebab Hipertensi
Hipertensi merupakan masalah kesehatan yang perlu mendapat perhatian karena
orang yang terserang cukup banyak dan akibat jangka panjang yang ditimbulkan, serta
mempunyai konsekuensi tertentu. Berdasarkan penyebab hipertensi dibagi dalam 2
golongan yaitu:
a. Hipertensi primer/esensial, tidak diketahui penyebabnya, biasanya dihubungkan
dengan faktor keturunan, kebiasaan hidup, konsumsi garam dan lemak tinggi,strees,
merokok.
b. Hipertensi sekunder, penyebab pada umumnya dapat diketahui secara pasti, seperti :
gangguan pembuluh darah dan penyakit ginjal.
F. Komplikasi
Efek pada organ:
a. Otak
a). Pemekaran pembuluh darah.
b). Perdarahan.
c). Kematian sel otak: stroke.
b. Ginjal.
a). Malam banyak kencing
b). Kerusakan sel ginjal.
c). Gagal ginjal.
c. Jantung.
a). Membesar
b). Sesak nafas (dyspnoe)
c). Cepat lelah
d). Gagal jantung
Smeltzer, Suzanne C dan Brenda G. Bare. 2001. Keperawatan Medikal Bedah 2, Edisi 8.
Jakarta : EGC
Kuswardhani, Tuty.2007. Penatalaksanaan Hipertensi pada Lansia.
Sustrani, Lanny, dkk. 2006. Hipertensi, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
PROGRAM PROFESI NERS
FAKULTAS KESEHATAN
2017
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
DI DESA SIDOMULYO
PROGRAM PROFESI NERS
A. Latar Belakang
ISPA merupakan penyakit infeksi akut yang melibatkan salah satu atau lebih dari organ
saluran pernapasan, hidung, sinus, faring dan laring. ISPA mencakup: tonsilitis (amandel),
sinusitis, rhinitis, laringitis, faringitis. Infeksi ini biasa terjadi sampai 14 hari lamanya. ISPA
seringkali menjangkit dan rentan kepada anak-anak, lanjut usia serta ibu hamil karena daya
tahan tubuh yang memang sudah rendah terutama anak balita.
akan disampaikan
2 20 Menit Pelaksanaan
a. Menjelaskan pengertian dan penyebab a. Mendengarkan
dari infeksi saluran pernapasan, tanda dan dan menyimak
gejala dari infeksi saluran pernapasan, upaya b. Mengajukan
pencegahan dan pengobatan dari infeksi pertanyaan
saluran pernapasan. c. Mendengarkan
b. Memberikan kesempatan bertanya
c. Menjawab pertanyaan
3 5 Menit Penutup
a. Tes akhir a. Menjawab
b. Menyimpulkan hasil penyuluhan b. Aktif bersama
c. Memberi salam penutup menyimpulkan
c. Membalas salam
E. Evaluasi
a. Evaluasi Persiapan
a). Materi sudah siap dan dipelajari 1 hari sebelum penyuluhan.
b). Media sudah siap 1 hari sebelum penyuluhan
b. Evaluasi Proses
a). Masyarakat memperhatikan penjelasan penyaji
b). Masyarakat aktif bertanya.
c). Media dapat digunakan secara efektif.
c. Evaluasi Hasil
a). Masyarakat mengerti tentang ISPA dan dapat mencegah dan menanggulangi
penyakit ISPA.
b). Jumlah hadir dalam penyuluhan minimal 15 orang.
MATERI PENYULUHAN
INFEKSI SALURAN PERNAPASAN (ISPA)
A. Pengertian
Infeksi Saluran Pernapasan Akut adalah infeksi akut yang terjadi pada saluran napas
termasuk adneksanya. Akut adalah berlangsung sampai 14 hari, Adneksa yaitu sinus, rongga
telinga dan pleura.
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan infeksi saluran pernapasan yang
berlangsung sampai 14 hari. Saluran pernapasan meliputi organ mulai dari hidung sampai
gelembung paru, beserta organ-organ disekitarnya seperti : sinus, ruang telinga tengah dan
selaput paru.
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) meliputi saluran pernapasan bagian atas dan
saluran pernapasan bagian bawah. Sebagian besar dari infeksi saluran pernapasan bersifat
ringan, misalnya batuk pilek dan tidak memerlukan pengobatan dengan antibiotik. Namun
demikian jangan dianggap enteng, bila infeksi paru ini tidak diobati dengan antibiotik dapat
menyebabkan anak menderita pneumoni yang dapat berujung pada kematian.
Menurut Program Pemberantasan Penyakit (P2) ISPA, penyakit ISPA dibagi menjadi
dua golongan yaitu pneumonia dan yang bukan pneumonia.
Pneumonia dibedakan atas derajat beratnya penyakit yaitu pneumonia berat dan
pneumonia tidak berat. Penyakit batuk pilek seperti rinitis, faringitis, tonsilitis dan penyakit
jalan napas bagian atas lainnya digolongkan sebagai bukan pneumonia.
B. Penyebab
ISPA lebih dari 300 jenis bakteri, virus, dan jamur. Mayoritas penyebab ISPA adalah
virus dengan frekuensi lebih dari 90% untuk ISPA bagian atas, sedangkan ISPA untuk bagian
bawah frekuensinya lebih kecil (WHO, 1995). Dalam Harrisons Principle of Internal
Medicine di sebutkan bahwa penyakit infeksi saluran nafas akut bagian atas mulai dari
hidung, nasofaring, sinus paranasalis sampai dengan laring hampir 90% disebabkan oleh
viral, sedangkan infeksi akut saluran nafas bagian bawah hamper 50 % diakibatkan oleh
bakteri streptococcus pneumonia adalah yang bertanggung jawab untuk kurang lebih 70-90%,
sedangkan stafilococcus aureus dan H influenza sekitar 10-20%.
Saat ini telah diketahui bahwa infeksi saluran pernapasan akut ini melibatkan lebih dari
300 tipe antigen dari bakteri maupun virus tersebut (WHO, 1995). Beberapa faktor lain yang
diperkirakan berkontribusi terhadap kejadian ISPA pada anak adalah rendahnya asupan
antioksidan, status gizi kurang, dan buruknya sanitasi lingkungan.
D. PENATALAKSANAAN ISPA
Penemuan dini penderita pneumonia dengan penatalaksanaan kasus yang
benar merupakan strategi untuk mencapai dua dari tiga tujuan program (turunnya kematian
karena pneumonia dan turunnya penggunaan antibiotik dan obat batuk yang kurang tepat
pada pengobatan penyakit ISPA).
Pedoman penatalaksanaan kasus ISPA akan memberikan petunjuk standar pengobatan
penyakit ISPA yang akan berdampak mengurangi penggunaan antibiotik untuk kasus-kasus
batuk pilek biasa, serta mengurangi penggunaan obat batuk yang kurang bermanfaat. Strategi
penatalaksanaan kasus mencakup pula petunjuk tentang pemberian makanan dan minuman
sebagai bagian dari tindakan penunjang yang penting bagi pederita ISPA. Penatalaksanaan
ISPA meliputi langkah atau tindakan sebagai berikut :
a. Upaya pencegahan
a). Menjaga keadaan gizi agar tetap baik.
b). Immunisasi.
c). Menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan.
d). Mencegah berhubungan dengan penderita ISPA.
Daftar Pustaka
DepKes RI. Direktorat Jenderal PPM & PLP. Pedoman Pemberantasan Penyakit Infeksi
Saluran Pernafasan Akut (ISPA). Jakarta. 1992.
Gordon,et.al,2001, Nursing Diagnoses : definition & Classification 2001-
2002,Philadelpia,USA
Naning R,2002,Infeksi Saluran Pernapasan Akut (Handout kuliah Ilmu Kesehatan Anak)
PSIK FK UGM tidak dipublikasikan.
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS TRIBHUWANA
TUNGGADEWI MALANG
2017
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
DI DESA SIDOMULYO
PROGRAM PROFESI NERS
Merokok merupakan kebiasaan buruk yang banyak sekali akibat buruknya bagi tubuh
perokok maupun orang yang berada disekitar perokok (perokok pasif) yang menjadi masalah
kesehatan dimasyarakat sampai saat ini.dengan persepsi oleh perokok yang bermacam-
macam padahal telah jelas akibat bagi organ-organ tubuh seperti jalan pernafasan, paru,
jantung, ginjal dan mata. Pengetahuan masyarakat yang kurang akan bahaya merokok
berpengaruh terhadap tingkat kebiasaan merokok pada masyarakat yang cukup tinggi.
a. Pengertian merokok
b. Zat-zat yang terkandung dalam rokok
c. Bahaya merokok
d. Cara mengurangi efek jelek dari rokok
e. Alasan menghindari merokok
f. Cara mencegah merokok
g. Kiat-kiat berhenti merokok
h. Pengaruh rokok terhadap lingkungan
D. MATERI
Terlampir
E. MEDIA
Leaflet
F. METODE
a. Penyuluhan
b. Tanya jawab
G. KEGIATAN PEMBELAJARAN
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1. 2 menit Pembukaan :
Materi :
1. Pengertian merokok
3. Bahaya merokok
-Mengucapkan salam
H. EVALUASI
b. Evaluasi Struktur.
a). Peserta hadir ditempat penyuluhan.
b). Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan Di
c). Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya.
b. Evaluasi Proses.
a). Masyarakat antusiasi terhadap materi penyuluhan
b). Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan.
c). Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar.
c. Evaluasi Hasil.
a). Masyarakat mengerti tentang bahaya merokok terhadap lingkungan.
b). Jumlah hadir dalam penyuluhan minimal 5orang.
MATERI PENYULUHAN
A. Pengertian Merokok
Rokok merupakan salah satu zat adiktif yang bila digunakan mengakibatkan bahaya
kesehatan bagi diri sendiri maupun masyarakat, oleh karena itu diperlukan berbagai kegiatan
pengamanan rokok bagi kesehatan. Rokok adalah hasil olahan tembakau terbungkus
termasuk cerutu atau bentuk lainnya yang mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa
bahan tambahan.
B. Kandungan Rokok
Setiap batang rokok yang dinyalakan akan mengeluarkan lebih 4.000 bahan kimia
beracun yang membahayakan dan boleh membawa maut. Dengan ini setiap sedutan itu
menyerupai satu sedutan maut. Di antara kandungan asap rokok termasuklah bahan radioaktif
(polonium-201) dan bahan-bahan yang digunakan di dalam cat (acetone), pencuci lantai
(ammonia), ubat gegat (naphthalene), racun serangga (DDT), racun anai-anai (arsenic), gas
beracun (hydrogen cyanide) yang digunakan di kamar gas maut bagi pesalah yang
menjalani hukuman mati, dan banyak lagi. Bagaimanapun, racun paling penting adalah Tar,
Nikotin dan karbon monoksida. Tar mengandung sekurang-kurangnya 43 bahan kimia yang
diketahui menjadi penyebab kanker (karsinogen).
Nikotin turut menjadi puncak utama risiko serangan penyakit jantung dan strok.
Hampir satu perempat mangsa penyakit jantung adalah hasil puncak dari tabiat merokok. Di
Malaysia, sakit jantung merupakan menyebab utama kematian sementara strok adalah
pembunuh yang keempat. Karbon Monoksida pula adalah gas beracun yang biasanya
dikeluarkan oleh kenderaan. Apabila racun rokok itu memasuki tubuh manusia ataupun
hewan, yang akan membawa kerusakkan pada setiap organ, yaitu bermula dari hidung, mulut,
tekak, saluran pernafasan, paru-paru, saluran penghazaman, saluran darah, jantung, organ
pembiakan, sehinggalah ke saluran kencing dan pundi kencing, yaitu apabila sebahagian dari
racun-racun itu dikeluarkan dari badan.
a. Rambut rontok
c. Katarak
d. Kulit keriput
Merokok dapat menyebabkan penuaan dini pada kulit karena rusaknya protein
yang berguna untuk menjaga elastisitas kulit, terkikisnya vitamin A, terhambatnya
aliran darah. Kulit perokok menjadi kering dan keriput terutama disekitar bibir dan
mata.
e. Hilangnya pendengaran
f. Kanker kulit
g. Caries
Rokok mempengaruhi keseimbangan kimiawi dalam mulut membentuk plak yang
berlebihan, membuat gigi menjadi kuning dan terjadinya caries, perokok berisiko
kehilangan gigi mereka 1,5 kali lipat.
h. Enfisema
Selain kanker paru, merokok dapat menyebabkan enfisema yaitu pelebaran dan
rusaknya kantong udara pada paru-paru yang menurunkan kapasitas paru untuk
menghisap oksigen dan melepaskan CO 2. Pada kasus yang parah dugunakan
Tracheotomy untuk membantu pernafasan pasien. Ibarat suatu asyatn untuk lubang
ventilasi pada tenggorokan sebagai jalan masuk udara ke dalam paru-paru. Pada kasus
Bronkhitis kronis terjadi penumpukan muncus sehingga mengakibatkan batuk yang
terasa nyeri dan kesulitan bernafas.
i. Kerusakan paru
Selain kanker paru dan jantung merokok dapat pula menyebabkan batuk.
Dikarenakan rusaknya kantung udara pada paru yang menurunkan kapasitas paru dan
oksigen untuk melepas O2. bila keadaan ini belanjut akan terjadi penumpukan lender
sehingga mengakibatkan batuk yang tersa nyeri dan kesulitan bernafas.
k. Osteoporosis
Karbon monoksida (CO) yaitu zat kimia beracun yang banyak terdapat pada gas
buangan mobil,dan asap rokok lebihmudah terikat pada darah dari pada oksigen
sehingga kemampuan darah untuk mengangkat oksigen turun 15% pada perokok.
Akibatnya tulang pada perokok kehilangan densitasnya menjadi lebih mudah patah atau
retak dan penyembuhannya 805 lebih lama. Perokok jiga menjadi lebih rentan terhadap
masalah tulang punggung. Perokok juga menjadi lebih retan terhadap masalah tulang
punggung. Sebuah studi menunjukkan bahwa buruh pabrik yang merokok 5 kali lebih
banyak mengalami nyeri punggung setelah terjadi trauma.
l. Penyakit jantung
m. Tukak lambung
n. Diskolori jari-jari
Tar yang terdapat pada asap rokok terakumulasi pada jari-jari dan kuku yang
meninggalkan warna coklat kekuningan.
o. Kanker uterus
p. Kerusakan sperma
Rokok dapat menyebabkan deformasi pada sperma dan kerusakan pada DNAnya
sehiungga mengakibatkan aborsi. Beberapa studi menemukan bahwa pria yang
merokok meningkatkan resiko menjadi ayah dari anak yang berbakat kanker. Rokok
juga memperkecil jumlah sperma dan infertilitas banyak terjadi pada perokok.
q. Penyakit Buerger
Terjadinya inflamasi pada arteri, vena, dan saraf terutama di kaki, yang
mengakibatkan terhambatnya aliran darah. Dan jika dibiarkan tanpa perawatan akan
mengarah ke gangrene (matinya jaringan tubuh) sehingga pasien perlu diamputasi.
Sekarang ini kebanyakan perokok tahu bahwa merokok dapat menyebabkan beberapa
penyakit yang berbahaya. Namun mereka biasanya masa bodoh terhadap hal itu dan
menganggap merokok adalah urusan pribadi mereka, tetapi sebenarnya erokok bukan
merupakan urusan pribadi.
Asap tembakau bukan hanya berpengaruh pada perokok, tetapi juga mengotori udara
sekitar. Orang-orang yang tidak merokok yang kebetulan di sekitar orang yang merokok
terpaksa harus bersedia bernafas dan menghisap udara yang penuh dikotori oleh asap
rokoknya para perokok.
Disamping perokok dikenal juga orany yang bukan perokok, tetapi yang menghirup
udara yang tercemar asap rokok. Keadaan ini biasanya terjadi di ruang-ruang umum tertutup
seperti di bus, ruang kantor dan lain-lain. Seorang yang bukan perokok, tetapi yang ikut
mengkonsumsi rokok beserta zat-zat yang terkandung di dalamnya disebut perokok pasif.
Perlu diketahui bahwa asap yang dihasilkan rokok ditambah dengan udara luar,
mengandung zat kimia yang lebih tinggi daripada asap yang dihirup oleh perokok sendiri.
Yang lebih peka dan beresiko terhadap asap rokok yakni perokok pasif terutama bayi dan
anak-anak. Mereka dapat menderita asma dan penyakit paru-paru. Orang dengan kadar Hb
rendah dan orang yang sedang menderita penyakit kardiovaskule
Daftar Pustaka
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS TRIBHUWANA
TUNGGADEWI MALANG
2017
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
PENYULUHAN SAMPAH
DI DESA SIDOMULYO
PROGRAM PROFESI NERS
6. Tujuan
c. Tujuan Instruksional Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit masyarakat diharapkan mampu
memahami tentang konsep pembuangan sampah
d. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit diharapkan masyarakat
mampu:
a). Menjelaskan pengertian pembuangan sampah.
b). Mengetahui jenis sampah dan sumber sampah.
c). Menyebutkan pembagian sampah.
d). Menyebutkan dampak sampah terhadap Manusia dan lingkungan.
e). Menyebutkan dampak negatif dan positif dari pembuangan sampah.
f). Mengetahui hal-hal yang perlu di perhatikan dalam pembuangan sampah.
g). Menyebutkan beberapa cara pembuangan sampah secara benar dan tidak benar.
7. Kegiatan Pelatihan
8. Kriteria Evaluasi
r. Evaluasi Struktur.
a). Peserta hadir ditempat penyuluhan.
b). Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan Di Puskesmas Bululawang.
c). Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya.
b. Evaluasi Proses.
a). Peserta antusias terhadap materi penyuluhan.
b). Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan.
c). Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar.
c. Evaluasi Hasil.
a). Pasien dan keluarga pasien mengerti tentang penyakit hipertensi dan dapat
mencegah dan menanggulangi penyakit hipertensi.
b). Jumlah hadir dalam penyuluhan minimal 5orang.
MATERI PENYULUHAN
C. Sumber Sampah
a. Sampah Pemukiman, Perdagangan dan Perkantoran yang disebabkan oleh:
a). Penduduk yang tinggal di sepanjang sungai dan pemukiman padat langsung
membuang sampah ke sungai dan saluran pembuangan.
b). Limpasan air hujan yang membawa sampah dari pasar-pasar maupun pusat-pusat
kegiatan dan pemukiman.
c). Sampah perkantoran terdiri dari kertas, alat tulis menulis, toner foto copy, baterai
dll.
b. Sampah Pertanian dan Perkebunan
Sampah dari kegiatan pertanian tergolong bahan organik, seperto jerami dan
sejenisnya. Sebagian besar sampah yang dihasilkan selama musim panen dibakar atau
dimanfaatkan untuk pupuk.
c. Sampah Bangunan dan Gedung
Sampah yang berasal dari kegiatan pembangunan dan pemugaran gedung dapat
berupa organik maupun anorganik. Sampah organik: kayu, bambu, triplek dll. Sampah
Anorganik : semen, ubin, besi, baja, kaleng, kaca dll.
i. Sampah Khusus
Sampah khusus merupakan sampah yang memerlukan penanganan khusus untuk
menghindari bahaya yang akan ditimbulkannya. Sampah jenis ini meliputi:
a). Sampah Rumah Sakit
Merupakan sampah biomedis, seperti sampah dari pembedahan, peralatan
operasi, botol infus dan sejenisnya serta obat-obatan. Semua sampah ini terkontaminasi
oleh bakteri, virus dan pembawa penyakit lainnya yang sangat berbahaya bagi manusia
dan lingkungan sekitarnya.
D. Pembagian Sampah
Sampah ini dibagi dalam:
a. Garbage: adalah sisa pengolahan ataupun sisa makanan yang sudah membusuk.
b. Rubbish: adalah bahan-bahan sisa pengolahan yang tidak membusuk. Rubbish ini ada
yang mudah terbakar misalnya: kayu, kertas. Ada yang tidak terbakar misalnya kaleng,
kawat dan sebagainya.
E. Dampak sampah terhadap Manusia dan lingkungan
a. Terhadap Kesehatan
Pengelolaan sampah yang tidak memadai (pembuangan sampah sembarangan dan
tidak terkontrol) dapat menimbulkan berbagai penyakit sebagai berikut:
a). Diare, kolera, tipus dan demam berdarah dapat menyebar dengan cepat karena
sampah memasuki air minum.
b). Cacing pita yang dapat menyebar melalui rantai makanan, dimana cacing
dikonsumsi sebelumnya oleh ternak melalui makanannya yang berupa sisa
makanan/sampah.
c). Minamata (di Jepang) disebabkan karena masyarakat mengkonsumsi ikan yang
terkontaminasi sampah beracun (limbah baterai dan akumulator yang dibuang di
perairan umum).
D. Dampak sampah terhadap c) b)
Minamata
Cacing pita
(di Jepang)
yang dapat
disebabkan PROGRAM STUDI PROFESI NERS
SAMPAH
karena
menyebar
masyarakat
melalui rantai
Manusia dan lingkungan FAKULTAS KESEHATAN
mengkonsumsi
makanan, dimana
ikan yang
cacing
terkontaminasi
dikonsumsi sebelumnya
sampah beracun
oleh
UNIVERSITAS TRIBHUWANA
(limbah
ternakbaterai
melaluidan
makanannya
akumulator
Terhadap Kesehatan TUNGGADEWI MALANG
yang
yang
dibuang
berupadisisa
perairan
Pengelolaan sampah umum).
makanan/sampah.
2017
yang tidak memadai
(pembuangan sampah
sembarangan dan tidak
terkontrol) dapat
menimbulkan berbagai
penyakit sebagai berikut:
a) Diare, kolera, tipus dan demam
berdarah dapat menyebar
dengan cepat karena sampah
memasuki air minum.
C. b. Sampah
B. Jenis-Jenis
Sumber
a.
sampah
Sampah non
Sampah
adalah organik/
Sampah
organik. an-organik
suatu bahan yang
adalahadalah
a. terbuang
Sampah sampah yang tidak
Pemukiman,
atau dibuang
sampah darimudah
yang
Perdagangan
sumber
berasal dari dan
busuk.aktivitas
Contohnya: Perkantoran
jasad
manusia
hidup
b. Sampah Pertanian
a). Botol dan
maupun
sehingga
proses
Perkebunan mudahalam
membusuk
yang belum
b).
c. memiliki
Sampah Gelas
Bangunan dan Gedung
dan dapat
nilai
hancur
ekonomis.
secara
d. Sampah Khusus
c). Plastik
alami. Contoh:
d). Tas plastic
Sampah khusus merupakan sampah
a). Sayuran
e). Kaleng
yang memerlukan
b). Dagingpenanganan
f). Logam
khusus untuk menghindari bahaya
c). Ikan
Sampah non-organik tidak mudah
yang akand).
diuraikan ditimbulkannya.
oleh Sampah
alam dan bahkan
Nasi
sebagian
jenis sama sekali
ini meliputi: tidak bisa
Sampah terurai.
Rumah
e). Potongan rumput/
Sakit daun/ranting dari kebun.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, A. Aziz Alimul. (2009). Pengantar konsep dasar keperawatan. Jakarta: Penerbit
Salemba Medika.
Mubarak, Wahit Iqbal. (2009). Ilmu keperawatan komunitas pengantar dan teori
buku 2. Jakarta: Salemba Medika
Mubarak, Wahit Iqbal. (2009). Ilmu keperawatan masyarakat: teori dan aplikasi.