You are on page 1of 112

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Komunitas merupakan suatu kumpulan masyarakat, dimana semua unsurnya

memiliki tugas dan tanggung jawab dalam melaksanakan roda kehidupan. Dalam kehidupan

bermasyarakat tentunya banyak memiliki masalah. Masalah-masalah tersebut seringkali

membuat ketidaknyamanan. Dari berbagai masalah yang ada, masalah kesehatan merupakan

masalah yang sangat sering terjadi dalam kehidupan bermasyarakat.

Masalah kesehatan yang ada di masyarakat khususnya masyarakat di desa

Sidomulyo melingkupi beberapa masalah diantaranya masalah sanitasi/lingkungan

(sampah), masalah ISPA, masalah Hipertensi, dan masalah tuberclhosis (TBC). Masalah

lingkungan khususnya (sampah) merupakan masalah yang sangat lumrah dan seringa terjadi

di dunia. Indonesia merupakan Negara yang masalah sampahnya masih sangat tinggi dan

samapi saat ini belum bisa menemukan solusi terbaik dalam penyelesaiannya. Di desa

Sidomulyo masalah sampah merupakan masalah yang sangat tinggi terjadi dan merupakan

sumber dari munculnya masalah kesehatan di masyarakat. Tidak adanya tempat pembuangan

akhir (TPA) menjadi kendala dalam penyelesaian masalah sampah di desa Sidomulyo

sehingga masyarakat sangat sulit untuk membuang sampah.

Sumber daya manusia (SDM) merupakan faktor utama dalam menyelesaikan

masalah dalam suatu komunitas khusunya masalah kesehatan. Masyarakat desa Sidomulyo

sebagian besar tingkat pendidikan terakhirnya yaitu sekolah dasar (SD). Rendahnya SDM

disuatu komunitas merupakan salah satu faktor yang menghambat proses penyelesaian

masalah kesahatan, SDM yang rendah juga merupakan faktor lain dalam peningkatan

kesadaran masyarakat dalam penyelesaian masalah lingkungan (sampah). Hal ini di tandai
dengan masih tingginya angka kejadian masyarakat yang membuang sampah di sembarang

tempat, diantaranya di saluran air (GOT) dan di sungai. Hal inilah yang membuat

masyarakat desa sidomulyo sangat rentan mengalami penyakit yang di akibatkan oleh

sanitasi lingkungan.

Kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan yang besih dan sehat

menjadi kendala yang harus segera di selesaikan oleh pemerintah dan instansi terkait. Peran

dari pemerintah dan instansi terkait merupakan suatu kewajiban yang seharus dilakukan

dalam peningkatan kesadaran masyarakat tentang bagaimana menyelasaikan masalah

kesehatan di komunitas atau lingkungannya. Tanpa adanya kegiatan yang dapat

meningkatkan kesadaran masyarakat maka sangat mustahil masalah dalam suatu komunitas

dapat terselesaikan dengan baik dan sesuai dengan harapan. Adapun kegiatan yang dapat

membantu dalam meningkatkan kesadaran masyarakat diantaranya yaitu dengan penyuluhan

dan pelatihan yang rutin terhadap masyarakat sehingga masyarakat lebih peduli dalam

menjaga lingkungan dan kesehatan di komunitasnya.

Beberapa kendala yang sering terjadi dalam kedhidupan bermasyarakat yaitu

kurangnya partisipasi masyarakat kegiatan bermasyarakat. Hal ini yang menjadi tantangan

terbesar yang harus dihadapi. Namun kendala seperti ini hendaknya bukan merupakan suatu

faktor penghambat dalam penyelasian masalah di suatu komunitas/masyarakat. Kegiatan

gotong royong merupakan suatu kegiatan yang bisa di terapkan dalam kehidupan

bermasyarakat. Hal ini di tandai dengan diharusnya semua tokoh masyarakat untuk

berpartisipasi secara aktif.

Kegiatan musyawarah masyarakat desa (MMD) merupakan kegiatan mencari solusi

terhadap sesuatu masalah yang ditemukan di masyarakat. Tujuan dari kegiatan MMD yaitu

untuk megetahui bagaimana masyarakat dapat menyelesaikan masalah kesehatan yang sudah

dan yang akan terjadi di masyarakat tersebut. Atau dengan kata lain bahwa masalah berasal
dari masyarakat dan diharapkan masyarakat bisa mencari solusi sendiri dari permasalahan

yang sudah ada dan akan yang akan terjadi di kemudian hari. Dalam penyelesaian masalah

dalam suatu komunitas harus di tentukan terlebih dahulu masalah yang harus diprioritaskan

dengan tujuan bahwa apa yang menjadi masalah utama itu yang harus di selesaikan terebih

dahulu. Sehingga tujuan dari masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatan di suatu

kumunitas atau desa dapat terpenuhi dengan baik.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa sesuatu masalah yang ada dimasyarakat

dapat terselesaikan ketika semua masyarakat dapat bermusyawarah bersama sama untuk

mencari solusi terbaik terhadap suatu permasalahan shingga apa yang mnjadi harapan dan

tujuan bersama untuk meningkatkan kesadaran serta penigkatan derajat kesehatan bersama

dapat tecapai.

B. Tujuan
1. Tujuan umum
Setelah melakukan praktek asuhan keperawatan komunitas, mahasiwa akan dapat

meningkatkan kemampuan komunitas dalam mengenali masalah kesehatan,

mengorganisasikan potensi sumber daya yang dimiliki untuk mengatasi masalah

kesehatan yang dihadapinya.


2. Tujuan khusus
Setelah melakukan praktek asuhan keperawatan komunitas di RW 06 Kelurahan

Sidomulyo Kecamatan Jabung Kabupaten Malang mahasiswa mampu :


a. Membina hubungan baik dengan komunitas dan keluarga yang di bina dengan

mengenal wilayah, tokoh-tokoh masyarakat serta masalah kesehatan yang

sedang dihadapi.
b. Bekerja sama dengan komunitas dan keluarga dalam melaksanakan pendataan

kesehatan.
c. Menganalisa data dengan mengggunakan pendekatan biostatistik, demografi

dan epidemologi guna mengidentifikasikan diagnose keperawatan komunitas

serta faktor penyebab timbulnya masalah.


d. Memfasilitasi komunitas masyarakat dalam memusyawarahkan masalah-

masalah yang ditemukan dan menyadarkan adanya masalah kesehatan yang

sedang atau akan dihadapinya.


e. Mengorganisasikan potensi yang ada di komunitas untuk merencanakan dan

melaksanakan tindakan pemecahan masalah


f. Meningkatkan tenaga- tenaga potensial komunitas (kader) dengan melatihnya

dalam program kerja


g. Bekerjasama dengan tokoh-tokoh dikomunitas sector yang terkait dalam

memberikan dukungan bagi pemecahan masalah yang sedang dan akan

dihadapi.
h. Mengevaluasi setiap kegiatan dan pencapaian tujuan asuhan keperawatan

komunitas.
i. Mendokumentasikan asuhan keperawatan masyarakat dengan benar dan tepat.

C. Manfaat
1. Masyarakat
Diharapkan dapat membantu masyarakat mengerti gambaran status kesehatannya

dan menyadari permasalah kesehatan yang ada serta bersedia menyelesaikan

masalah tersebut.
2. Mahasiswa
Membina pengalaman belajar mahasiswa untuk peka dalam mengenali masalah

kesehatan dalam masyarakat serta menentukan langkah penyelesaian masalah

serta dengan mengaplikasikan ilmu yang didapatkan pada masyarakat khususnya

tentang kesehatan
3. Puskesmas
Diharapkan dapat memberikan sumbangan atau masukan berupa informasi atau

kondisi kesehatan lingkungan dan kesehatan masyarakat khususnnya penderita

ISPA yang termasuk dalam wilayah kerja puskesmas guna membantu program

kesehatan pada masyarakat


BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1. Konsep Keperawatan Komunitas

Keperawatan komunitas adalah suatu sintesa ilmu dan praktik kesehatan


masyarakat, yang diimplementasikan melalui penggunaan proses keperawatan yang
sistematis, dirancang untuk mempromosikan kesehatan dan mencegah penyakit pada
kelompok populasi (Clark, 1999). Dimana sebagai pelayanan keperawatan profesional
diberikan komprehensif ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
yang dipengaruhi oleh lingkuangan (bio, psiko, sosio, mental dan spiritual) mempengaruhi
status kesehatan masyarakat.

Pada praktik keperawatan komunitas itu sendiri rangkaian prosesnya dimulai


dari awal tahap pengkajian sampai evaluasi, dimana diharapkan terjadi alih
peran sehingga peran perawat yang lebih banyak berangsur-angsur berkurang
digantikan meningkatnya kemandirian masyarakat sebagai klien seperti terlihat
pada gambar.

Keterangan:
Peran perawat
Peran masyarakat

Gambar: 1 lingkaran dinamis proses keperawatan (Depkes RI, 1992, h.20)

Terwujudnya kemandirian masyarakat untuk menyelesaikan masalah kesehatan


dapat dicapai dengan pengorganisasian masyarakat karena peran serta
masyarakat didalamnya akan meningkat oleh karena itu, dalam proses
keperawatan komunitas ada tahap-tahap yang perlu dilaksanakan perawat
(Depkes RI, 1993), yaitu:

1. Tahap pesiapan: Memilih area atau daerah yang menjadi prioritas,


menentukan cara untuk berhubungan dengan masyarakat, mempelajari serta
bekerjasama dengan masyarakat.

2. Tahap pengorganisasian: persiapan pembentukan kelompok dan penyesuaian


pola dalam masyarakat dilanjutkan dengan pemilihan ketua kelompok dan
pengurus inti.

3. Tahap pendidikan dan pelatihan kelompok masyarakat: kegiatan pertemuan


teratur dengan kelompok masyarakat, melakukan pengkajian, membuat
program berdasarkan masalah atau diagnosa keperawatan, melatih kader
kesehatan yang akan membina masyarakat dilingkungannya dan pelayanan
keperawatan langsung terhadap individu, keluarga dan masyarakat.

4. Tahap formasi kepemimpinan : memberi dukungan latihan dan


pengembangan keterampilan kepemimpinan yang meliputi perencanaan,
pengorganisasian, pergerakan, dan pengawasan kegiatan pemeliharaan
kesehatan.

5. Tahap koordinasi intersektoral: kerjasama dengan sector terkait dalam upaya


memandirikan masyarakat.

6. Tahap akhir: supervise bertahap, evaluasi serta umpan balik untuk perbaikan
kegiatan kelompok kerja berikutnya.

Model Keperawatan Komunitas

Teori keperawatan berkaitan dengan kesehatan masyarakat menjadi acuan dalam


mengembangkan model keperawatan komunitas adalah teori Betty Neuman
(1972) dan Model Keperawatan Comunity as Partner (2000). Model Neuman
memandang klien sebagai sistem yang terdiri dari berbagai elemen meliputi
sebuah struktur dasar, garis kekebalan, garis pertahanan normal dan garis
pertahanan fleksibel (Neuman, 1994).

Model intervensi keperawatan yang dikembangkan oleh Betty Neuman


melibatkan kemampuan masyarakat untuk bertahan atau beradaptasi terhadap
stressor yang masuk kedalam garis pertahanan diri masyarakat. Kondisi
kesehatan masyarakat ditentukan oleh kemampuan masyarakat dalam
menghadapi stressor. Intervensi keperawatan dilakukan bila masyarakat tidak
mampu beradaptasi terhadap stressor yang masuk kedalam garis pertahanan
(Clark, 1999).

Garis Pertahanan

Struktur Dasar

Sensor Tidak
Penetrasi berpenetra
sensor kegaris
si
kegaris pertahanan
Penetrasi stresor

Garis pertahanan normal GarisPertahanan fleksibell


pertahanan
fleksibe

Dasar pemikiran dalam keperawatan komunitas adalah komunitas adalah sebuah


sistem. Pada awalnya Anderson dan McFarlane(1996) menggunakan model
comunity as client. Pada tahun 2000 model disempurnakan menjadi community
as partner. Model comunity as partner mempunyai makna sesuai dengan filosofi
PHC, yaitu fokus pada pemberdayaan masyarakat. Model tersebut membuktikan
ada hubungan yang sinergi dan setara antara perawat dan klien. Pengkajian
komunitas mempunyai 2 bagian utama yaitu core dan 8 subsistem.

Pengkajian core/inti adalah core: komunitas, sejarah/riwayat, data demografi, jenis


rumah tangga, vital statistik, value, belief, religion dan status pernikahan. Pengkajian
8 subsistem komunitas adalah pengkajian fisik, pelayanan kesehatandan sosial,
ekonomi, keamanan dan transportasi, politik dan pemerintahan, komunikasi,
pendidikan dan rekreasi(Wahit Iqbal Mubarak, 2009).

Model comunity as partner menekankan pada terjadinya stressor yang dapat


mengganggu keseimbangan sistem: pertahanan fleksibel, normal dan resisten. Tehnik
pengumpulan data dalam model tersebut adalah melalui winshield survey
(pengamatan langsung ke masyarakat dengan berkeliling wilayah dan menggunakan
semua panca indra), hasil wawancara, kuesioner dan data sekunder(data statistik,
laporan puskesmas, laporan kelurahan dan lain-lain).
PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

Pengkajian komunitas adalah untuk mengidentifikasi faktor (positif dan negatif) yang
berhubungan dengan kesehatan dalam rangka membangun strategi untuk promosi kesehatan.
Dimana menurut model Betty Neuman (Anderson and Mc Farlane, 2000) yang dikaji meliputi
demografi, populasi, nilai keyakinan dan riwayat kesehatan individu yang dipengaruhi oleh sub
sistem komunitas yang terdiri dari lingkungan fisik, perumahan, pendidikan, keselamatan dan
transportasi, politik pemerintahan, kesehatan, pelayanan sosial, komunikasi, ekonomi dan
rekreasi. Aspek-aspek tersebut dikaji melalui pengamatan langsung, data statistik, angket dan
wawancara.

Pengkajian dalam asuhan keperawatan komunitas dapat dilihat dari tiga dimensi
komunitas, yaitu dimensi lokasi, dimensi populasi, dan dimensi system. Masing masing
dimensi ini mempunyai berbagai variable dimana antara satu dengan yang lainnya dapat saling
melengkapi secara ringlkas dapat digambarkan sebagai berikut :

1. DIMENSI LOKASI
A. Batasan Komunitas
1) Batas wilayah
2) Karakteristik batasan wilayah (zona wilayah)
3) Peta wilayah
B. Lokasi Pelayanan Kesehatan
1) Tempat yankes
2) Jarak yankes
3) Cara mencapai lokasi yankes
C. Gambaran Geografis
1) Kesuburan
2) Peta topografi
3) Kemiringan tanah
4) Ketinggian tanah
D. Iklim
1) Curah hujan
2) Prakiraan musim hujan dan musim panas
3) Kelembaban
E. Flora dan Fauna
1) Jenis tanaman
2) Jenis hewan (ternak dan liar)
F. Lingkungan Buatan
1) Sarana olah raga
2) Sarana rekreasi
3) Lingkungan pemukiman
2. DIMENSI POPULASI
A. Ukuran
1) Jumlah penduduk
2) Jumlah kepala keluarga
3) Jumlah pasangan usia subur
B. Kepadatan
1) Perbandingan jumlah penduduk dengan luas wilayah keseluruhan
2) Perbandingan jumlah penduduk dengan luas wilayah pemukiman
C. Komposisi penduduk
1) Berdasarkan kelompok umur :
Bayi
Usia remaja
Batita
Usia produktif
Balita
Usia lanjut
Usia sekolah
2) Berdasarkan jenis kelamin
3) Berdasarkan status mental
D. Pertumbuhan penduduk
1) Total Fertility Rate
2) Crude Birth Rate
3) Total Mortality Rate
4) Infant Mortality Rate
5) Maternal Mortality Rate
E. Budaya penduduk
1) Latar belakang budaya / etnik penduduk
2) Sejarah budaya penduduk
F. Kelas sosial penduduk
1) Kesejahteraan
Keluarga Pra-Sejahtera
Keluarga Sejahtera I
Keluarga Sejahtera II
Keluarga Sejahtera III
2) Kemampuan baca
Tulis
3) Pendidikan penduduk
4) Pekerjaan penduduk
G. Mobilitas penduduk
1) Jenis kependudukan:
Penduduk menetap
Penduduk sementara
2) Pemanfaatan waktu oleh penduduk :
Berdasarkan struktur keluarga
Berdasarkan jenis pekerjaan
3. DIMENSI SISTEM SOSIAL
A. Sistem kesehatan
1) Jenis pelayanan kesehatan yang tersedia
2) Jumlah pelayanan kesehatan
3) Lokasi sarana kesehatan
4) Sumber daya yang dimiliki (tenaga kesehatan dan kader)
5) Karakteristik pemakai
6) Jumlah kunjungan
7) Jenis penyakit 10 besar
8) Jenis pembiayaan kesehatan
9) Kondisi kesehatan penduduk
Riwayat penyakit keluarga (dalam satu tahun terakhir)
Riwayat ISPA dalam keluarga
Diare
Demam berdarah
Penyakit kulit
Penyakit mata
Penyakit cacingan
Penyakit keturunan
Penyakit cacat bawaan
Penyakit menahun lainnya

Imunisasi balita
Jumlah balita yang mendapatkan imunisasi lengkap
Jumlah balita yang tidak mendapatkan imunisasi

Kesehatan ibu hamil


Jumlah ibu hamil saat ini
Frekuensi pemeriksaan selama kehamilan
Tempat pemeriksaan kehamilan
Alasan tidak periksa kehamilan
Jumlah ibu hamil yang diimunisasi TT
Alasan tidak diimunisasi TT
Keadaan kehamilan sekarang

Gizi balita
Jumlah balita yang disusui
Lama balita mendapatkan asi
Waktu pemberian makanan tambahan
Jumlah balita yang mempunyai KMS
Status BB balita saat ini berdasarkan grafik KMS
Alasan tidak pernah ditimbangnya balita
Jumlah balita yang kurang gizi

Keluarga berencana
Jenis alat kontrasepsi
Tempat pelayanan KB
Alasan tidak ikut KB

Kesehatan remaja
Kegiatan waktu luang yang digunakan remaja
Ciri-ciri fisik pada anak remaja

Kesehatan lanjut usia


Jumlah lansia saat ini
Masalah-masalah kesehatan yang dirasakan lansia
Perlunya dibentuk perkumpulan lansia
10) Riwayat kejadian luar biasa (KLB)
11) Kondisi kesehatan lingkungan
Status kepemilikan tempat mandi
Tempat pembuangan limbah keluarga
Keadaan saluran pembuanganlimbah
Tempat pembuangan air besar
Jenis jamban yang dimiliki
Jarak jamban dengan sumber air
Sumber air bersih yang digunakan keluarga
Keadaan air bersih
Pengolahan air minum
Tempat pembuangan sampah
Letak kandang
Frekuensi membersihkan kandang
Jenis lantai rumah
Frekuensi membersihkan rumah
Pemanfaatan pekarangan rumah
B. Sistem pendidikan
1) Jenis pendidikan
Formal
Non formal
Informal
2) Program pemberantasan buta huruf
C. Sistem keluarga
1) Tipe keluarga
2) Pola hidup sehat keluarga
D. Sistem kesejahteraan
1) Program pengentasan kemiskinan
2) Kegiatan gotong royong
3) Fasilitas sosial (pasar, koperasi)
E. Sistem ekonomi
1) Jenis pekerjaan penduduk
2) Jumlah penghasilan rata-rata tiap bulan
3) Jumlah pengeluaran rata-rata tiap bulan
F. Sistem politik
1) Sistem pemerintahan desa
2) Struktur organisasi pemerintah desa
3) Struktur organisasi dalam masyarakat
4) Cara pemilihan tokoh masyarakat formal (RT, RW)
5) Cara penetapan peraturan
G. Sistem keagamaan
1) Aktifitas kegiatan keagamaan penduduk
2) Organisasi keagamaan
H. Sistem komunikasi
1) Hirarki komunikasi penduduk
2) Alat / media komunikasi
I. Keamanan dan transportasi
1) Keamanan
Sistem keamanan lingkungan
Penanggulangan kebakaran
Penanggulangan bencana
2) Transportasi
Kondisi jalan umum
Jenis transportasi umum
Jenis transportasi yang dimilik warga
J. Sistem rekreasi
1) Jenis tempat rekreasi
2) Lokasi
3) Karakteristik pemakai
4) Biaya yang digunakan
Diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah respon individu pada masalah kesehatan baik yang aktual
maupun potensial. Masalah aktual adalah masalah yang diperoleh pada saat pengkajian,
sedangkan masalah potensial adalah masalah yang mungkin timbul kemudian. Menurut
Amerikan Nurse of Association (ANA) diagnosis keperawatan adalah suatu pernyataan yang
jelas dan pasti tentang status dan masalah kesehatan pasien yang dapat di atasi dengan tindakan
keperawatan.

Definisi dan klasifikasi diagnosa menurut Nanda 2012-2014 sebagai berikut:

1. Perilaku kesehatan cenderung beresiko

Domain 1 : promosi kesehatan

Kelas 2 : Manajemen kesehatan

Definisi : Hambatan kemampuan untuk mengubah gaya hidup / perilaku dalam cara
yang memperbaiki status kesehatan

Batasan karakteristik :

Menunjukkan penolakan terhadap perubahan status kesehatan

Gagal mencapai pengendalian yang optimal

Gagal melakukan tindakan yang mencegah masalah kesehatan

Meminimalkan perubahan status kesehatan

Faktor yang berhubungan :

Penggunaan alkohol yang berlebihan


Kurang pemahaman

Kurang dukungan sosial

Pencapaian diri yang rendah

Status sosiol ekonomi yang rendah

Banyak stresor

Sikap negatif terhadap pelayanan kesehatan

Merokok

2. Definisi kesehatan komunitas

Domain 1 : promosi kesehatan

Kelas 2 : manajemen kesehatan

Definisi : Adanya satu atau lebih masalah kesehtan atau faktor yang mengganggu
kesejahteraan atau meningkatkan resiko masalah kesehatn yang di alami oleh
suatu kelompok

Batasan karakteristi :

Kejadian beresiko yamg berhubungan hospitalisasi yang di alami oleh kelompok


atau populasi

Kejadian beresiko yang berhubungan dengan status fisiologis yang di alami oleh
kelompok atau populasi

Kejadian beresiko yang berhubungan dengan psikologis yang di alami kelompok


atau populasi
Kejadian masalah kesehatan yang dialami oleh populasi atau kelompok

Tidak tersedian program untuk meningkatkan kesejahteraan bagi suatu kelompok


atau populasi

Tidak tersedia program untuk mencegah satu atau lebih masalah kesehatan bagi
suatu kelompok atau populasi

Tidak tersedia program untuk mengurangi satu atau lebih masalah kesehatan bagi
suatu kelompok atau populasi

Tidak tersedia program untuk menghilangkan masalah satu atau lebih masalah
kesehatan bagi kelompok atau populasi

Faktor yang berhubungan :

Kurang akses pemberi layanan kesehatan masyarakat

Kurang ahli di masyarakat

Keterbatasan sumber daya

Program tidak memiliki anggaran yang cukup

Program tidak memiliki komunitas yang cukup

Program menunjukkan kepuasan konsumen yang kurang

Program kurang memiliki rencana evaluasi

Program tidak memiliki hasil data yang cukup

Program mengatasi masalah kesehatan sebagian


3. Gaya hidup monoton

Domain 1 : promosi kesehatan

Kelas 1 : kesadaran kesehatan

Definisi : menyatakan suatu kebiasaan hidup yang di cirikan dengan tingkat aktivitas
fisik yang rendah

Batasan karakteristik

Memilih rutinitas harian yang minim aktifitas fisik

Menunjukkan kurangnya aktifitas fisik

Menyatakan lebih memilih aktifitas fisik lebih rendah

Faktor yang berhubungan :

Kurang pengetahuan tentang keuntungan latihan fisik bagi kesehatan

Kurang minat

Kurang motifasi

Kurang sumber daya misal ( waktu, uang, teman, fadilitas )

Kurang latihan untuk memenuhi gerak fisik


Analisa data

Analisa data dilaksanakan berdasarkan data yang telah diperoleh dan disusun dalam suatu
format yang sistematis. Dalam menganalisa data memerlukan pemikiran yang kritis.

Data yang terkumpul kemudian dianalisa seberapa besar faktor stressor yang mengancam dan
seberapa berat reaksi yang timbul di komunitas. Selanjutnya dirumuskan masalah atau diagnosa
keperawatan. Menurut Mueke (1987) masalah tersebut terdiri dari

Masalah sehat sakit

Karakteristik populasi

Karakteristik lingkungan

Analisa Komunitas bertujuan :


Menetapkan kebutuhan komuniti

Kekuatan komuniti

Identifikasi pola respon kesehatan

Identifikasi kecenderungan pelayanan kesehatan.

Cara mengkategorikan data :


Karakteristik demografi
Karakteristik geografi

Kharakteristik sosial-ekonomi

sumber dan pelayanan kesehatan

Macam analisa data di komunitas


1. Analisis korelatif
Mengembangkan tingkat hubungan, pengaruh dari dua atau lebih subvariabel yang diteliti
menggunakan perhitungan secara statistik.
Contoh : Hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap penderita TBC dengan status
kesehatan fisik : Fungsi pemafasan
2 . Analisis masalah berdasarkan kelompok data /data fokus yang dianggap sebagai masalah
Contoh : - Insiden penyaki terbanyak
Keluhan yang paling banyak dirasakan
Pola perilaku yang tidak sehat
Lingkungan yang tidak sehat
Pemanfaatan layanan kesehalan yang kurang efektif
Peran serta masyarakat yang kurang mendukung
Target/cakupan program kesehatan yang kurang tercapai
3. Analisis faktor-faktor yang berhubungan dengan masalah atau lazimnya disebut dengan
etiologi. Untuk menetapkan etiologi dari masalah keperawatan di Komunitas dapat
menggunakan beberapa pilihan di bawah ini:
Faktor budaya masyarakat
Pengetahuan yang kurang
Sikap masyarakat yang kurang mendukung
Dukungan yang kurang dari pemimpin formal atau informal
Kurangnya kader kesehatan di masyarakat
Kurangnya fasilitas pendukung di masyarakat
Kurang efektifnya pengorganisasian
Kondisi lingkungan dan geografis yang kurang kondusif
Pelayanan kesehatan yang kurang memadai
Kurangnya ketrampilan terhadap prosedur pencegahan penyakit
Kurangnya ketrampilan terhadap prosedur perawatan kesehatan
Faktor financial
Komunikasi / koordinasi dengan sumber pelayanan kesehatan kurang efektif

INTERVENSI KEPERAWATAN KOMUNITAS


1. Tahap Pelaksanan (implementasi)

Setelah didapatkan perumusan masalah tentang keadaan kesehatan di wilayah puskesmas


desa Sidomulyo maka selanjutnya adalah impelementasi tindakan dari rencana masalah,
maka kelompok prioritas masalah berdasarkan beberapa faktor antara lain:

a. Rokok

b. Penyakit (ISPA, HT, TB)

c. Sampah

d. Pendidikan

POA

2. Tahap evaluasi

Setelah dilakukan implementasi terhadap masalah yang ada di wilayah puskesmas desa
sidomulyo maka dapat dievaluasi sebagai berikut:

a. Masyarakat mengetahui tentang rokok, penyakit menular dan tidak menular, sampah,
pendidikan.
b. Masyarakat menegtahui tentang cara mengatasi masalah rokok, penyakit menular dan
tidak menular, sampah, pendidikan.

A. Pengertian Keperawatan

Keperawatan adalah ilmu yang mempelajari penyimpangan atau tidak terpenuhinya


kebutuhan dasar manusia yang dapat mempengaruhi perubahan, penyimpangan atau tidak
berfungsinya secara optimal setiap unit yang terdapat dalam sistem hayati tubuh manusia, baik
secara individu, keluarga, ataupun masyarakat dan ekosistem.

Keperwatan adalah suatu bentuk pelayanan professional sebagai bagian integral pelayanan
kesehatan berbentuk pelayanan biologi, psikologi, social dan spiritual secara komprehensif,
ditujukan kepada individu keluarga dan masyarakat baik sehat maupun sakit mencakup siklus
hidup manusia.

Asuhan keperawatan diberikan karena adanya kelemahan fisik maupun mental, keterbatasan
pengetahuan serta kurang kemauan menuju kepada kemampuan melaksanakan kegiatan sehari-
hari secara mandiri. Kegiatan ini dilakukan dalam upaya peningkatan kesehatan, pencegahan
penyakit, penyembuhan, pemulihan serta pemeliharaan kesehatan dengan penekanan pada upaya
pelayanan kesehatan utama (Primary Health care) untuk memungkinkan setiap orang mencapai
kemampuan hidup sehat dan produktif. Kegiatan ini dilakukan sesuai dengan wewenang,
tanggung jawab serta etika profesi keperawatan.

Sebagai suatu profesi, keperawatan memiliki falsafah yang bertujuan mengarahkan kegiatan
keperawatan yang dilakukan. Pertama, Keperawatan menganut pandangan yang holistic terhadap
manusia yaitu keutuhan sebagai makhluk bio-psiko-sosial-spiritual. Kedua, kegiatan
keperawatan dilakukan dengan pendekatan humanistic dalam arti menghargai dan menghormati
martabat manusia, memberi perhatian kepada klien serta menjunjung tinggi keadilan bagi semua
manusia. Ketiga, keperawatan bersifat universal dalam arti tidak membedakan atas ras, jenis
kelamin, usia, warna kulit, etnik, agama, aliran politik dan status ekonomi social. Keempat,
keperawatan adalah bagian integral dari pelayanan kesehatan serta yang kelima, keperawatan
menganggap klien sebagai partne aktif dalam arti perawat selalu bekerjasama dengan klien
dalam pemberian asuhan keperawatan.
KONSEP KEPERAWATAN DAN KESEHATAN KOMUNITAS

B. Pengertian Komunitas

Menurut Vanina Delobelle , definisi suatu komunitas adalah group beberapa orang yang
berbagi minat yang sama, yang terbentuk oleh 4 faktor, yaitu:

1. Komunikasi dan keinginan berbagi (sharing): Para anggota saling menolong satu sama
lain.

2. Tempat yang disepakati bersama untuk bertemu

3. Ritual dan kebiasaan: Orang-orang datang secara teratur dan periodik

4. Influencer: Influencer merintis sesuatu hal dan para anggota selanjutnya ikut terlibat

Vanina juga menjelaskan bahwa komunitas mempunyai beberapa aturan sendiri, yaitu:

1. Saling berbagi (Share): Mereka saling menolong dan berbagi satu sama lain dalam
komunitas.

2. Komunikasi: Mereka saling respon dan komunikasi satu sama lain.

3. Kejujuran: Dilarang keras berbohong. Sekali seseorang berbohong, maka akan segera
ditinggalkan.

4. Transparansi: Saling bicara terbuka dan tidak boleh menyembunyikan sesuatu hal.

5. Partisipasi: Semua anggota harus disana dan berpartisipasi pada acara bersama komunitas.

Komunitas ialah kumpulan dari berbagai populasi yang hidup pada suatu waktu dan daerah
tertentu yang saling berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain. Komunitas memiliki derajat
keterpaduan yang lebih kompleks bila dibandingkan dengan individu dan populasi.Dalam
komunitas, semua organisme merupakan bagian dari komunitas dan antara komponennya saling
berhubungan melalui keragaman interaksinya.
C. Pengertian Keperawatan Komunitas

Menurut WHO (1959), keperawatan komunitas adalah bidang perawatan khusus yang
merupakan gabungan ketrampilan ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan bantuan
sosial, sebagai bagian dari program kesehatan masyarakat secara keseluruhan guns
meningkatkan kesehatan, penyempumaan kondisi sosial, perbaikan lingkungan fisik, rehabilitasi,
pence-gahan penyakit dan bahaya yang lebih besar, ditujukan kepada individu, keluarga, yang
mempunyai masalah dimana hal itu mempengaruhi masyarakat secara keseluruhan.

Keperawatan kesehatan komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang


ditujukan kepada masyarakat dengan pendekatan pads kelompok resiko tinggi, dalam upaya
pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit dan peningkatan
kesehatan dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan
melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pelayanan
keperawatan (Spradley, 1985; Logan and Dawkin, 1987).

Keperawatan Komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang ditujukan pada


masyarakat dengan penekanan kelompok risiko tinggi dalam upaya pencapaian derajat kesehatan
yang optimal melalui peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pemeliharaan rehabilitasi
dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien
sebagi mitra dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan keperawatan (CHN,
1977). Di Indonesia dikenal dengan sebutan perawatan kesehatan masyarakat (PERKESMAS)
yang dimulai sejak permulaan konsep Puskesmas diperkenalkan sebagai institusi pelayanan
kesehatan profesional terdepan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat secara
komprehensif.

D. Tujuan Keperawatan Komunitas

1. Tujuan Umum Meningkatkan derajat kesehatan dan kemampuan masyarakat secara


meyeluruh dalam memelihara kesehatannya untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal
secara mandiri.

2. Tujuan khusus
a. Dipahaminya pengertian sehat dan sakit oleh masyarakat.

b. Meningkatnya kemampuan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat untuk


melaksanakan upaya perawatan dasar dalam rangka mengatasi masalah keperawatan.

c. Tertanganinya kelompok keluarga rawan yang memerlukan pembinaan dan asuhan


keperawatan.

d. Tertanganinya kelompok masyarakat khusus/rawan yang memerlukan pembinaan dan


asuhan keperawatan di rumah, di panti dan di masyarakat.

e. Tertanganinya kasus-kasus yang memerlukan penanganan tindaklanjut dan asuhan


keperawatan di rumah.

f. Terlayaninya kasus-kasus tertentu yang termasuk kelompok resiko tinggi yang


memerlukan penanganan dan asuhan keperawatan di rumah dan di Puskesmas.

g. Teratasi dan terkendalinya keadaan lingkungan fisik dan sosial untuk menuju keadaan
sehat optimal.

E. Paradigma Keperawatan Komunitas

Paradigma keperawatan komunitas terdiri dari empat komponen pokok, yaitu manusia,
keperawatan, kesehatan dan lingkungan (Logan & Dawkins, 1987). Sebagai sasaran praktik
keperawatan klien dapat dibedakan menjadi individu, keluarga dan masyarakat.

1. Individu Sebagai Klien


Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh dari aspek
biologi, psikologi, social dan spiritual. Peran perawat pada individu sebagai klien, pada
dasarnya memenuhi kebutuhan dasarnya yang mencakup kebutuhan biologi, sosial,
psikologi dan spiritual karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan
pengetahuan, kurangnya kemauan menuju kemandirian pasien/klien.
2. Keluarga Sebagai Klien
Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat secara terus
menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara perorangan maupun secara
bersama-sama, di dalam lingkungannya sendiri atau masyarakat secara keseluruhan.
Keluarga dalam fungsinya mempengaruhi dan lingkup kebutuhan dasar manusia yaitu
kebutuhan fisiologis, rasa aman dan nyaman, dicintai dan mencintai, harga diri dan
aktualisasi diri.
Beberapa alasan yang menyebabkan keluarga merupakan salah satu fokus
pelayanan keperawatan yaitu :
a. Keluarga adalah unit utama dalam masyarakat dan merupakan lembaga yang
menyangkut kehidupan masyarakat.
b. Keluarga sebagai suatu kelompok dapat menimbulkan, mencegah, memperbaiki
ataupun mengabaikan masalah kesehatan didalam kelompoknya sendiri.
c. Masalah kesehatan didalam keluarga saling berkaitan. Penyakit yang diderita
salah satu anggota keluarga akan mempengaruhi seluruh anggota keluarga tersebut.

3. Masyarakat Sebagai Klien


Masyarakat memiliki cirri-ciri adanya interaksi antar warga, diatur oleh adat
istiadat, norma, hukum dan peraturan yang khas dan memiliki identitas yang kuat
mengikat semua warga.
Kesehatan dalam keperawatan kesehatan komunitas didefenisikan sebagai
kemampuan melaksanakan peran dan fungsi dengan efektif. Kesehatan adalah proses
yang berlangsung mengarah kepada kreatifitas, konstruktif dan produktif. Menurut
Hendrik L. Blum ada empat faktor yang mempengaruhi kesehatan, yaitu lingkungan,
perilaku, pelayanan kesehatan dan keturunan. Lingkungan terdiri dari lingkungan fisik
dan lingkungan sosial. Lingkungan fisik yaitu lingkungan yang berkaitan dengan fisik
seperti air, udara, sampah, tanah, iklim, dan perumahan. Contoh di suatu daerah
mengalami wabah diare dan penyakit kulit akibat kesulitan air bersih.
Keturunan merupakan faktor yang telah ada pada diri manusia yang dibawanya
sejak lahir, misalnya penyakit asma. Keempat faktor tersebut saling berkaitan dan
saling menunjang satu dengan yang lainnya dalam menentukan derajat kesehatan
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
Keperawatan dalam keperawatan kesehatan komunitas dipandang sebagai bentuk
pelayanan esensial yang diberikan oleh perawat kepada individu, keluarga, dan
kelompok dan masyarakat yang mempunyai masalah kesehatan meliputi promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitative dengan menggunakan proses keperawatan untuk
mencapai tingkat kesehatan yang optimal. Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan
professional sebagai bagian integral pelayanan kesehatan dalam bentuk pelayanan
biologi, psikologi, sosial dan spiritual secara komprehensif yang ditujukan kepada
individu keluarga dan masyarakat baik sehat maupun sakit mencakup siklus hidup
manusia.
Lingkungan dalam paradigm keperawatan berfokus pada lingkungan masyarakat,
dimana lingkungan dapat mempengaruhi status kesehatan manusia. Lingkungan disini
meliputi lingkungan fisik, psikologis, sosial dan budaya dan lingkungan spiritual.

F. Sasaran Keperawatan Komunitas

Sasaran keperawatan komunitas adalah seluruh masyarakat termasuk individu,


keluarga, dan kelompok yang beresiko tinggi seperti keluarga penduduk di daerah kumuh,
daerah terisolasi dan daerah yang tidak terjangkau termasuk kelompok bayi, balita dan ibu
hamil. Menurut Anderson (1988) sasaran keperawatan komunitas terdiri dari tiga tingkat
yaitu

1. Tingkat Individu.
Perawat memberikan asuhan keperawatan kepada individu yang mempunyai masalah
kesehatan tertentu (misalnya TBC, ibu hamil d1l) yang dijumpai di poliklinik,
Puskesmas dengan sasaran dan pusat perhatian pada masalah kesehatan dan pemecahan
masalah kesehatan individu
2. Tingkat Keluarga.
Sasaran kegiatan adalah keluarga dimana anggota keluarga yang mempunyai masalah
kesehatan dirawat sebagai bagian dari keluarga dengan mengukur sejauh mana
terpenuhinya tugas kesehatan keluarga yaitu mengenal masalah kesehatan, mengambil
keputusan untuk mengatasi masalah kesehatan, memberikan perawatan kepada anggota
keluarga, menciptakan lingkungan yang sehat dan memanfaatkan sumber daya dalam
masyarakat untuk meningkatkan kesehatan keluarga.
Prioritas pelayanan Perawatan Kesehatan Masyarakat difokuskan pada keluarga rawan
yaitu :
a. Keluarga yang belum terjangkau pelayanan kesehatan, yaitu keluarga dengan: ibu
hamil yang belum ANC, ibu nifas yang persalinannya ditolong oleh dukun dan
neonatusnya, balita tertentu, penyakit kronis menular yang tidak bisa diintervensi oleh
program, penyakit endemis, penyakit kronis tidak menular atau keluarga dengan
kecacatan tertentu (mental atau fisik).
b. Keluarga dengan resiko tinggi, yaitu keluarga dengan ibu hamil yang memiliki
masalah gizi, seperti anemia gizi be-rat (HB kurang dari 8 gr%) ataupun Kurang Energi
Kronis (KEK), keluarga dengan ibu hamil resiko tinggi seperti perdarahan, infeksi,
hipertensi, keluarga dengan balita dengan BGM, keluarga dengan neonates BBLR,
keluarga dengan usia lanjut jompo atau keluarga dengan kasus percobaan bunuh diri.
c. Keluarga dengan tindak lanjut perawatan

3. Tingkat Komunitas
Dilihat sebagai suatu kesatuan dalam komunitas sebagai klien.
a. Pembinaan kelompok khusus
b. Pembinaan desa atau masyarakat bermasalah.

G. Ruang Lingkup Keperawatan Komunitas

Keperawatan komunitas mencakup berbagai bentuk upaya pelayanan kesehatan baik


upaya promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif, maupun resosialitatif.

Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu, keluarga,


kelompok dan masyarakat dengan melakukan kegiatan penyuluhan kesehatan, peningkatan
gizi, pemeliharaan kesehatan perorangan, pemeliharaan kesehatan lingkungan, olahraga
teratur, rekreasi dan pendidikan seks.

Upaya preventif untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan kesehatan


terhadap individu, keluarga kelompok dan masyarakat melalui kegiatan imunisasi,
pemeriksaan kesehatan berkala melalui posyandu, puskesmas dan kunjungan rumah,
pemberian vitamin A, iodium, ataupun pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan
menyusui.

Upaya kuratif bertujuan untuk mengobati anggota keluarga yang sakit atau
masalah kesehatan melalui kegiatan perawatan orang sakit dirumah, perawatan orang sakit
sebagai tindaklanjut dari Pukesmas atau rumah sakit, perawatan ibu hamil dengan kondisi
patologis, perawatan buah dada, ataupun perawatan tali pusat bayi baru lahir.

Upaya rehabilitatif atau pemulihan terhadap pasien yang dirawat dirumah atau
kelompok-kelompok yang menderita penyakit tertentu seperti TBC, kusta dan cacat fisik
lainnya melalui kegiatan latihan fisik pada penderita kusta, patch tulang dan lain
sebagainya, kegiatan fisioterapi pada penderita stroke, batuk efektif pada penderita TBC,
dll.
Upaya resosialitatif adalah upaya untuk mengembalikan penderita ke
masyarakat yang karena penyakitnya dikucilkan oleh masyarakat seperti, penderita AIDS,
kusta dan wanita tuna susila.

H. Peran Perawat Komunitas

1.Pendidik (Educator)

Perawat memiliki peran untuk dapat memberikan informasi yang memungkinkan klien
membuat pilihan dan mempertahankan autonominya. Perawat selalu mengkaji dan memotivasi
belajar klien.

2. Advokat

Perawat memberi pembelaan kepada klien yang tidak dapat bicara untuk dirinya.

3. Manajemen Kasus

Perawat memberikan pelayanan kesehatan yang bertujuan menyediakan pelayanan


kesehatan yang berkualitas, mengurangi fragmentasi, serta meningkatkan kualitas hidup klien.

4. Kolaborator

Perawat komunitas juga harus bekerjasama dengan pelayanan rumah sakit atau anggota tim
kesehatan lain untuk mencapai tahap kesehatan yang optimal.

5. Panutan (Role Model)


Perawat kesehatan komunitas seharusnya dapat menjadi panutan bagi setiap individu,
keluarga, kelompok, dan masyarakat sesuai dengan peran yang diharapkan. Perawat dituntut
berperilaku sehat jasmani dan rohani dalam kehidupan sehari-hari.
6. Peneliti
Penelitian dalam asuhan keperawatan dapat membantu mengidentifikasi serta
mengembangkan teori-teori keperawatan yang merupakan dasar dari praktik keperawatan.
7. Pembaharu (Change Agent)
Perawat kesehatan masyarakat dapat berperan sebagai agen pembaharu terhadap individu,
keluarga, kelompok, dan masyarakat terutama dalam merubah perilaku dan pola hidup yang
erat kaitannya dengan peningkatan dan pemeliharaan kesehatan.
A. Data pengkajian

No Tanggal
Pokok Wilayah /
. pengkajian Data / Temuan
Pengkajian Desa
15-18/02/2017
1. Demografi 1. Desa Sidomulyo terdiri dari 6 RW dan 17 RT. Jumlah keluarga yang dikaji sebanyak Sidomulyo
508 KK (1747 Jiwa) yang terdiri dari laki-laki sebanyak 50,4% (883 Jiwa) dan
perempuan sebanyak 49,6% (864 Jiwa)
2. Sebagian besar masyarakat yang dikaji berpendidikan SD sebanyak 55% (960 Jiwa),
SMP 19% (330 Jiwa), SMA 11% (187 Jiwa), TK 4% (67 Jiwa), PT 1,4% (25 Jiwa)
Non Formal 0,6% (10 Jiwa) dan tidak sekolah 9% (166 Jiwa)
3. Sebagian besar masyarakat yang dikaji pekerjaannya adalah petani 33% (340 Jiwa),
Wira Swasta 27% (273 Jiwa), IRT 13% (135 Jiwa), Buruh 10% (100 Jiwa), Pegawai
Swasta 7% (75 Jiwa), PNS sebanyak 1% (6 Jiwa), Lainnya 9% (98 Jiwa) dengan
pendapatan 1-<3 Juta 68% (344 KK), <1 Juta 31% (157 KK), 1% >3 Juta (8 KK),
59% (300 KK) pengeluaran 1-<3 Juta, 40% (203 KK) pengeluaran <1 Juta, 1% (6
KK).

2. Status 1. Sebagian besar masyarakat yang sakit dalam 6 bulan terakhir sebanyak 45% (392
Kesehatan Jiwa) dengan masalah kesehatan ISPA, HT 14% (124 Jiwa), Gatal 7% (62 Jiwa),
Diare 3 % (23 Jiwa) dan lainya sebanyak 31% (286 Jiwa)
2. Sebagian besar anak sekolah kurang gizi sebanyank dan gizi cukup sebanyak
3. Anak sekolah yang imunisasi tidak lengkap sebanyak ..
4. Anak sekolah yang tidak patuh gosok gigi sebanyak dan tidak rutin
5. Anak sekolah yang sakit gigi sebanyak
6. Kenakalan remaja paling banyak adalah merokok sebanyak
7. Lanjut usia yang mengikuti posyandu sebanyak tidak patuh dan sebanyak tidak
rutin
8. Lanjut usia yang tidak patuh dalam pelayanan kesehatan sebanyak dan tidak
rutin
9. Lansia yang tidak patuh dalam mengikuti kegiatan social sebanyak dan tidak
rutin
3. Lingkungan 1. Ventilasi <10% sebanyak 248 KK (49,8%),
Fisik 2. Sebagian besar masyarakat sumber air minumnya air masak sebanyak 471 Jiwa
(94%)
3. 24% (119 KK) masyarakat menggunakan jenis jamban cemplung sebanyak 12% (59
Jiwa) tidak punya jamban, 15% (75 KK) menggunakan sungai sebagai tempat BAB.
18% (85 KK) terdapat jentik.
4. Sebagian besar warga mengelola sampah dengan cara dibakar sebanyak 72% (362
KK). 68% (261 KK) memiliki binatang piaraan , 8% (31 KK) pengerat, 5% (18 KK)
Serangga, dan yang tidak memiliki ternak sebanyak 19% (75 KK), dengan kandang
kotor sebanyak 32% (81 KK)
Perilaku 1. 74% (358 KK) memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan PKM, 13% (64 KK)
Terhadap Klinik 7% (36 KK) Alternatif, 5% (25 KK) RS, penggunaan jaminan kesehatan
Kesehatan paling banyak adalah mandiri 45% (228 KK), BPJS 40% (212 KK), 15% (74 KK).
2. .% masyarakat yang tidak memiliki kebiasaan cuci tangan pake sabun (CTPS)
sebanyak
% masyarakat tidak konsumsi lauk / hari adalah sebanyak , % tidak konsumsi
sayur dan buah/ hari sebanyak , % merokok dalam rumah dan yang tidak berolah
raga sebanyak
4. Fasilitas umum 1. Fasilitas pendidikan yang terdapat di Desa Sidomulyo adalah . Dan paling banyak
adalah sebanyak,
2. fasilitas kesehatan yang terdapat di Desa Sidomulyo adalah dan yang paling
banyak adalah
3. jumlah sarana kegiatan kelompok sebanyak terdiri dari.
4. Sarana ibadah sebanyak
5. Sarana olah raga sebanyak .
6. Tempat pertemuan sebnyak ..
7. Pusat kegiatan ekonomi paling banyak adalah
5. Keamanan Dan 1. Fasilitas keamanan terdiri dari sebanyak
Transportasi 2. Transportasi paling banyak adalah sebanyak
6. Politik Dan 1. Struktur organisasi sebanyak , PKK sebanyak , LKMD sebanyak
Pemerintahan 2. Kebijakan layanan kesehatan sebanyak
7. Komunikasi 1. Fasilitas komunikasi paling banyak adalah sebanyak
2. Layanan informasi yang paling banyak digunakan adalah
8. Rekreasi 1. Fasilitas wisata paling banyak adalah sebanyak
B. Analisa Data

N
Analisa Data Etiologi Masalah Keperawatan
o
1 DO:
1. Ventilasi <10% sebanyak 49,8% (248 KK), Tingkat pendidikan warga desa sidomulyo relative Defisiensi Kesehatan
2. Sebagian besar masyarakat sumber air rendah komunitas
minumnya air masak sebanyak 471 Jiwa
(94%)
3. 24% (119 KK) masyarakat menggunakan Pengetahuan tentang masalah kesehatan masih rendah
jenis jamban cemplung sebanyak 12% (59
Jiwa) tidak punya jamban, 15% (75 KK)
menggunakan sungai sebagai tempat BAB. Penempatan kandang ternak yang tidak strategis
18% (85 KK) terdapat jentik.
4. Sebagian besar warga mengelola sampah
dengan cara dibakar sebanyak 72% (362 Butuh lahan yang mencukupi
KK).
5. 68% (261 KK) memiliki binatang
piaraan , 8% (31 KK) pengerat, 5% (18 Tata ruang rumah kurang diperhatikan
KK) Serangga, dan yang tidak memiliki
ternak sebanyak 19% (75 KK), dengan
kandang kotor sebanyak 32% (81 KK) Kurangya ventilasi dan pencahayaan yang masuk ke
6. Sebagian besar masyarakat yang sakit dalam rumah
dalam 6 bulan terakhir sebanyak 45% (392
Jiwa) dengan masalah kesehatan ISPA, HT
14% (124 Jiwa), Gatal 7% (62 Jiwa), Diare Kelembaban yang tinggi di dalam rumah
3 % (23 Jiwa) dan lainya sebanyak 31%
(286 Jiwa)
7. Sebagian besar anak sekolah gizi baik 73% Timbul beberapa penyakit (seperti ISPA dan gatal)
(130 jiwa), kurang gizi sebanyank 3% (5
Jiwa) dan gizi cukup sebanyak 24% (44
jiwa) Kemungkinan munculya masalah fisik, psikologis,
8. Anak sekolah yang imunisasi lengkap 82% social dan spiritual meningkat
(147 Jiwa) imunisasi tidak lengkap
sebanyak 18% (32 jiwa).
9. Anak sekolah yang patuh gosok gigi Defisiensi kesehatan komunitas
sebanyak 84% (151 Jiwa), tidak patuh
gosok gigi sebanyak 16% (28 Jiwa) dan
16% (28 Jiwa) tidak rutin
10. Anak sekolah yang sakit gigi sebanyak
58% (105 Jiwa), 42% (74 jiwa) tidak sakit
gigi.
11. Anak sekolah yang tidak naik kelas
sebanyak 6% (11 Jiwa)
12. Kenakalan remaja paling banyak adalah
merokok sebanyak 72% (200 Jiwa),
13. Lanjut usia yang mengikuti posyandu
sebanyak 63% (178 Jiwa) rutin, tidak rutin
32% (91 Jiwa). Tidak pernah 5% (14 Jiwa)
14. Lanjut usia yang patuh dalam pelayanan
kesehatan sebanyak 63% (178 Jiwa) 32%
(91 Jiwa) tidak patuh dalam pelayanan
kesehatan dan 5% (14 Jiwa) tidak pernah.
15. Lansia yang ikut kegiatan social sebanyak
60% (168 Jiwa), tidak rutin 35% (98 Jiwa)
tidak pernah 5% (11 Jiwa)
2 DO:
1. 79% (405 KK) yang tidak memiliki Pengetahuan tentang masalah kesehatan masih rendah Perilaku Kesehatan cenderung
kebiasaan cuci tangan (CT), konsumsi lauk Beresiko
/ hari 89% (456 KK), 11% (52 KK) tidak
konsumsi lauk. Konsumsi sayur / hari Tidak mampu mencegah masalah kesehatan
sebanyak 90% (462 KK), yang tidak
konsumsi sayur 10% (46 KK). 45% (225
KK) merokok dalam rumah dan yang tidak Kebiasaan masyarakat merokok, tidak rutin dalam olah
berolah raga sebanyak 70% (261 KK) raga, kebiasaan tidak CTPS, kebiasaan menggosok
2. Sebagian besar masyarakat yang sakit gigi tidak rutin, imunisasi belum/tidak lengkap dan
dalam 6 bulan terakhir sebanyak 45% (392 pembuangan sampah yang belum tepat
Jiwa) dengan masalah kesehatan ISPA, HT
14% (124 Jiwa), Gatal 7% (62 Jiwa), Diare
3 % (23 Jiwa) dan lainya sebanyak 31% Perilaku kesehatan cenderung beresiko
(286 Jiwa)
3. Sebagian besar anak sekolah gizi baik 73%
(130 jiwa), kurang gizi sebanyank 3% (5
Jiwa) dan gizi cukup sebanyak 24% (44
jiwa)
4. Anak sekolah yang imunisasi lengkap 82%
(147 Jiwa) imunisasi tidak lengkap
sebanyak 18% (32 jiwa).
5. Anak sekolah yang patuh gosok gigi
sebanyak 84% (151 Jiwa), tidak patuh
gosok gigi sebanyak 16% (28 Jiwa) dan
16% (28 Jiwa) tidak rutin
6. Anak sekolah yang sakit gigi sebanyak
58% (105 Jiwa), 42% (74 jiwa) tidak sakit
gigi.
7. Anak sekolah yang tidak naik kelas
sebanyak 6% (11 Jiwa)
8. Kenakalan remaja paling banyak adalah
merokok sebanyak 72% (200 Jiwa),
9. Lanjut usia yang mengikuti posyandu
sebanyak 63% (178 Jiwa) rutin, tidak rutin
32% (91 Jiwa). Tidak pernah 5% (14 Jiwa)
10. Lanjut usia yang patuh dalam pelayanan
kesehatan sebanyak 63% (178 Jiwa) 32%
(91 Jiwa) tidak patuh dalam pelayanan
kesehatan dan 5% (14 Jiwa) tidak pernah.
11. Lansia yang ikut kegiatan social sebanyak
60% (168 Jiwa), tidak rutin 35% (98 Jiwa)
tidak pernah 5% (11 Jiwa)
12. 74% (358 KK) memanfaatkan fasilitas
pelayanan kesehatan PKM, 13% (64 KK)
Klinik 7% (36 KK) Alternatif, 5% (25 KK)
RS, penggunaan jaminan kesehatan paling
banyak adalah mandiri 45% (228 KK),
BPJS 40% (212 KK), 15% (74 KK).
13. 79% (405 KK) yang tidak memiliki
kebiasaan cuci tangan (CT), konsumsi lauk
/ hari 89% (456 KK), 11% (52 KK) tidak
konsumsi lauk. Konsumsi sayur / hari
sebanyak 90% (462 KK), yang tidak
konsumsi sayur 10% (46 KK). 45% (225
KK) merokok dalam rumah dan yang tidak
berolah raga sebanyak 70% (261 KK)
C. Rumusan Masalah

N Diagnosa Keperawatan
o
1. Defisiensi Kesehatan Komunitas

2. Perilaku Kesehatan Cenderung Beresiko

D. Prioritas Diagnosa Keperawatan

Diagnosa Pentingnya masalah Motivasi masyarakat Peningkatan kualitas hidup Rangking masalah Jumlah skor
1 paling tidak
Keperawatan untuk diselesaikan untuk menyelesaikan masyarakat bila masalah
1 = Rendah penting
masalah diselesaikan
2 Sedang 6 yang paling
0 = tidak ada 0 = tidak ada
3 Tinggi
1 = Rendah 1 = Rendah penting
2 Sedang 2 Sedang
3 Tinggi 3 Tinggi
Defisiensi kesehatan 3 1 1 4 9
komunitas
Perilaku kesehatan 2 2 3 4 11
cenderung beresiko
E. Intervensi Keperawatan

N Diagnosa Tujuan Rencana kegiatan Evaluasi


Strategi Intervensi Struktur Proses Hasil
o Keperawatan
1 Defisiensi TUM: Pendidikan 1.Identifikasi factor internal / eksternal yang Tersedianya 80% warga hadir Peserta aktfi
. Kesehatan Setelah dilakukan Kesehatan dapat meningkatkan atau mengurangi leaflet dalam pelaksanaan dalam aktifitas
komunitas tindakan motivasi untuk berperilaku sehat informasi pendidikan kesehatan kelompok
keperawatan dapat Skrining 2.Menyediakan kesempatan untuk mengenai mengenai Ht, ISPA,
meningkatkan kesehatan berpartisipasi oleh untuk semua sector PHBS, ISPA PHBS
kesehatan 3.Membantu kelompok komunitas untuk dan HT
komunitas di meningkatkan kesadaran tentang masalah
lingkungan kesehatan
masyarakat 4.Ikut serta dalam diskusi untuk
meningkatkan pembangunan tindakan
perencanaan
5.Membantu anggota komunitas dengan
TUK: meningkatkan dan memperoleh sumber
Menghindari pengetahuan tentang PHBS, ISPA, dan HT
perilaku yang 6.Mengukur tekanan darah, kolestrol dan
beresiko kadar glukosa darah yang sesuai
Memonitor 7.Rujuk pasien pada penyedia perawatan
lingkungan dari kesehatan lainnya yang diperlukan
factor resiko 8.Berikan kenyamanan selama prosedur
skrining
9.Lakukan program edukasi untuk
kelompok beresiko
2 Perilaku Setelah dilakukan Pendidikan 1.Identifikasi factor internal / eksternal yang Tersedianya 80% warga hadir Peserta aktfi
Kesehatan tindakan kesehatan dapat meningkatkan atau mengurangi leaflet dalam pelaksanaan dalam aktifitas
Cenderung keperawatan dapat motivasi untuk berperilaku sehat informasi pendidikan kesehatan kelompok
Beresiko meningkatkan 2. Menyediakan kesempatan untuk
perilaku kesehatan Skrining berpartisipasi untuk semua sector
kesehatan 3.Membantu kelompok komunitas untuk
TUK: meningkatkan kesadaran tentang masalah
Masyarakat kesehatan
mamapu 4.Ikut serta dalam diskusi untuk
meningkatkan pembangunan tindakan
menghindari perencanaan
perilaku kesehatan 5.Membantu anggota komunitas dengan
cenderung meningkatkan dan memperoleh sumber
beresiko pengetahuan tentang merokok, Myalgia
dan TBC
6.Rujuk pasien pada penyedia perawatan
kesehatan lainnya yang diperlukan
7.Berikan kenyamanan selama prosedur
skrining
8.Lakukan program edukasi untuk
kelompok beresiko
3.8 Implementasi dan Evaluasi

Tujuan umum yang telah dicapai dari pemberian asuhan keperawatan komunitas ini
adalah masyarakat di desa sidomulyo mampu mengenali masalah dan mengambil keputusan
dengan mnggunakan segala potensi sumber daya yang dimiliki untuk mengatasi masalah
kesehatan masyarakat.

Sedangkan beberapa capaian berdasarkan tujuan khusus dari asuhan keperawatan


komunitas ini adalah dengan terbitnya hubungan sinergis antara caregiver (mahasiswa PSIK
UNITRI) dan PUSKESMAS JABUNG dengan tokoh masyarakat, desa sidomulyo dan
pemerintahan. Masyarakat desa sidomulyo sangat terbuka menerima kehadiran mahasiswa di
lingkungan mereka sehingga tercipta hubungan terapeutik yang baik antara mahasiswa
dengan sluruh masyarakat dan keluarga yang dibina. Hal ini tampak keterlibatan seluruh
elemen masyarakat didesa sidomulyo sejak awal proses asuhan keperawatan ini dimulai dari
pengkajian hingga implementasi.

Hal yang menjadi fokus perhatian pada pengkajian asuhan keperawatan komunitas ini
adalah core dan subsystem .dari focus tersebut kemudian diketahui kondisi demografi,
geografis, dan batas-batas wilayah desa sidomulyo, nilai-nilai dalam masyarakat, kondisi
kesehatan, lingkungan fisik, kondisi sanitasi lingkungan, dan aktifitas, dan kebiasaan warga
serta masalah kesehatan yang sedang dihadapi masyarakat diwilayah tersebut.

Berdasarkan hasil pengkajian tersebut, tahap selanjutnya analisis data dan diagnose
keperawatan komunitas. Pada tahap ini dapat teridentifikasi masalah disertai kemungkinan
penyebab timbulnya masalah.masalah keperawatan komunitas tersebut antara lain sedentary
lifestyle (Gaya hidup masyarakat kurang aktivitas fisik), perilaku masyarakat Desa
Sidomulyo yang beresiko mengalami masalah kesehatan dan penurunan derajat kesehatan
masyarakat Sidomulyo Jabung.

Dari kedua masalah keperawatan diatas, kemudian disampaikan kedalam forum


MMD pada 7 Maret 2017 yang dihadiri oleh sebagian tokoh masyarakat Kecamatan Jabung
Desa Sidomulyo mahasiswa PSIK UNITRI yang turut didampingi oleh pembimbing
akademik dan pembimbing lahan dari puskesmas Jabung. MMD dillaksanakan dalam rangka
untuk menentukan prioritas masalah keperawatan komunitas yang mana yang dirasakan
sangat penting untuk segera diatasi sekaligus menentukan intervensi apa yang akan
dilakukan. Pada akhirnya disepakati prioritas masalah kesehatan sebagai berikut:
1. Perilaku kesehatan yang rentan resiko
2. Defisiensi kesehatan komunitas
Sedangkan intervensi dari kedua masalah tersebut antara lain pendidikan kesehatan
masyarakat,

Evaluasi secara umum dari kegiatan MMD tersebut berjalan lancer dan tidak ada
kendala yang berarti sebagian besar tokoh masyarakat desa Sidomulyo menyatakan sangat
antusias terhadap kegiatan mahasiswa dilingkungan desa Sidomulyo dan tampak terlibat aktif
dalam seluruh rangkaian kegiatan MMD tersebut. Perhatian dan penghargaan masyarakat
desa sidomulyo pada kegiatan MMD sangat tinggi, terbukti tidak ada peserta yang
meninggalkan tempat sebelum kegiatan usai walaupun pertemuan MMD baru diakhiri sekitar
pukul 13.00 wib.

Berawal dari kesepakatan yang dibuat dalam MMD tersebut, intervensi dilakukan
dengan memberikan penyuluhan dan pendidikan kesehatan masyarakat dalam rangka
menyadarkan masyarakat tentang adanya masalah kesehatan yang sedang atau akan
dihadapinya. Penyuluhan kesehatan masyarakat dilakukan pada setiap kesempatan ada
kegiatan warga pada bulan maret mulai minggu kedua meliputi acara tahlil jamaah ibu-ibu
dimasing-masing RT dan jamaah bapak-bapak di masing-msing RT yang meliputi desa
sidomulyo, karena keterbatasan personil dan waktu serta kebetulan kegiatan ada yang
dilakukan bersamaan sebagian pendidikan kesehatan kita dilaksanakan dalam satu sesi, para
bapak/ ibu lansia saat posyandu lansia yaiyu di 6 tempat di dusun Tebelo, Jilu, Mangunrejo,
Bareng, Sumber Kreco, Bali. Tema pendidikan kesehatan yang diangkat diantara lain tentang
PHBS, Bahaya Merokok, Hipertensi, TBC, ISPA, dan Penanganan Sampah.

Acara yang dihadiri oleh para jamaah tahlil ibu-ibu dan bapak-bapak desa sidomulyo
berlangsung lancar. Audiens cukup antusias dalam menyimak penjelasan yang disampaikan
hingga diakhiri dengan sesi tanya jawab. Walaupun ada kendala tentang bahasa, karena
masih banyak masyarakat desa sidomulyo yang tidak bias berbahasa Indonesia tapi bias
berbahasa jawa karena mayoritas penduduk asli jawa dan sebagian besar mahasiswa berasal
dari luar jawa. Dalam sesi Tanya jawab ada beberapa ibu-ibu/bapak-bapak jamaah tahlil,
yang mengajukan pertanyaan seputar tema penyuluhan dan banyak juga yang bertanya diluar
tema penyuluhan. Selain itu ada pula ibu-ibu yang memilih berdiskusi dengan tim observer
yang berada di antara ibu-ibu/bapak-bapak jamaah tahlil. Setelah sesi Tanya jawab selesai,
evaluasi dilakukan dengan memberikan beberapa pertanyaan kepada audiens, pada tahap
evaluasi audiens dapat menjawab pertanyaan yang diajukan oleh penyuluhan diantaranya,
pengertian dari PHBS, dan hal-hal yang harus dilakukan, bahaya merokok, ispa, hipertensi,
TBC,dan penanganan sampah. Tanda gejala ISPA, hipertensi, TBC, merokok, sampah,
komplikasi ISPA, hipertensi, TBC, dengan bahaya merokok, menyebutkan manfaat efek
samping dan penanganannya. Adapun mengadakan pendidikan kesehatan tentang gosok gigi
dan cuci tangan pakai sabun bagi siswa SD Desa Sidomulyo. Mereka juga tidak mau kalah
antusias, mereka sangat senang sekali dengan materi yang diberikan dan sangat bisa
membaur dan begitu dekat dengan para siswa. Diakhir KIE kami mengajak mereka bermain
dengan sistim kami, kami anjurkan pertanyaan dengan langsung yang bisa mempergerakkan
dengan benar cara CPTS dan menggosok gigi, maka akan memperoleh hadiah. Hasil pun
tidak mengecewakan karena sebagian besar para siswa siswi bias mempergerakkan dengan
benar. KIE ini tidak kami laksanakan secara berurutan karena menyesuaikan dengan kondisi
kegiatan kelompok masyarakat yang ada Didesa Sidomulyo.

Program kedua menurut MMD desa sidomulyo adalah mengadakan posyandu lansia
di desa sidomulyo. Menurut kesepakatan dalam musyawarah tersebut terlebih dahulu
dibentuk pengurus/kader posyandu lansia yang pada saat itu ditunjukkan sendiri oleh bapak
kepala desa. Ibu terpilih sebagai ketua kader lansia desa sidomulyo. Bersedia untuk
mengkoordinir kegiatan posyandu lansia selanjutnya. kami mahasiswa melanjutkan untuk
memilih ketua, wakil dan anggotanya. Perlu diketahui bahwa didesa sidomulyo ada 6 pos
posyandu lansia, karena jumlah lansia yang agak banyak dan faktor jarak yang agak kejauhan
diantara 6 dusun ini. Akhirnya sesuai permintaan dari bapak..selaku kepala desa yang
mewakili wraga desa sidomulyo diputuskan untuk membuat 6 pos untuk posyandu lansia
yang didusun Tebelo, Jilu, Mangunrejo, Bareng, Sumber Kreco, Bali. Setelah pemilihan
pengurus posyandu lansia kami mengadakan pelatihan bagi kader lansia mulai tanggal
yaitu latihan.para kader sangat aktif dalam kegiatan walaupun msih belum lancar dan
kurang mengerti tentang kegiatan yang akan dilkaukan tapi mereka tetap mempunyai
kemampuan untuk tetap belajar dan terus belajar karena untuk posyandu lansia masih
pertama kali diadakan di RW 06. Pada tanggal posyand lansia yang pertama kalinya
diadakan yaitu diadakan didusundengan jumlah lansia..antusias warga cukup baik,
ibu-ibu dan bapak-bapak lansia sangat respon sekali. Sebagian datang terlambat karena jarak
lumayan jauh dan tidak ada yang mengantar. Dari pengkajian pertama kami lakukan
sebelumnya tidak banyak atau hamper tidak ada warga yang mengatakan mempunyai
hipertensi atau tekanan darah tinggi tetapi pada saat diadakan pengukuran tekanan darah
banyak dari mereka yang mempunyai tekanan darah tinggi. Sama saat kami mengadakan
posyandu lansia di dusun..ada kurang lebih lansia hamper setengahnya juga mempunyai
tekanan darah tinggi hal ini diketahui setelah melakukan pemeriksaan tekanan darah. Sesuai
dengan data yang kami peroleh sebelimnya bahwa warga desa sidomulyo dari..kk
tidak pernah memeriksakan kesehatan kecuali kalau sudah sakit. Untuk senam lansia kita
adakan setelah pelaksanaan posyandu lansia. Kegiatannya tidak dilaksanakan secara
bersamaan dan hanya pada satu pos yaitu dusun.karena keterbatasan waktu.senam lansia
diadakan pada tanggal.jam.dihadiri para lansia, mahasiswa PSIK UNITRI dan para
kader lansia. Peserta yang datang separuh dari jumlah lansia karena kondisi cuaca.

Program intervensi berikutnya yang disetujui dalam MMD seperti pada poin
sebelumnya adalah pemberdayaan dan peningkatan pemberdayaan masyarakat dalam semua
program kesehatan komunitas dan keluarga. Upaya yang dilakukan adalah dengan
mengembangkan tenaga-tenaga potensial komunitas (kader) dengan program kerja pelatihan
ketrampilan kader. Kedepan, kader kesehatan masyarakat inilah yang akan memfasilitasi
semua kegiatan posyandu lansia warga sidomulyo. Proses pembentukan kader kesehtan lansia
diawali dengan temu kader yang juga dihadiri oleh sukarelawan yang bersedia menjadi kader
kesehatan, ketua RW, dan perwakilan dari puskesmas Jabung. Pertemuan ini sekaligus
mengukuhkan kader kesehatan yang baru untuk alat kesehatan mahasiswa membuat surat
permohonan bantuan dana pengadaan alat kesehatan, karena pada saat setelah pengurus kader
terbentuk alat kesehatan yang ada hanya timbangan berat badan dari kelurahan sidomulyo.
Untuk alat yang lain sementara pengadaan dari mahasiswa PSIK UNITRI. Mengingat di desa
sidomulyo belum pernah ada posiandu lansia kader kesehatan yang baru di bentuk tersebut
kemudian dibekali dengan keterampilan melalui pelatihan tentang pengukuran tekana darah,
pengukur berat badan,menentukan indeks masa tubuh. Dalam pelatihan ini juga dibahas
sekilas tentang cara pengisian KMS,PMT.

Mengorganisasikan potensi kader tersebut diperlukan kerjasama dengan tokoh kader


kesehatan dikelurahan dan puskesmas dalam memberikan dukungan bagi keberlangsungan
program intervensi telah dijalankan. Beberapa hal ang perlu mendapatakan perhatian dan
ditindak lanjut dari program tersebut adalah penyuluhan kesehatan masyrakat secara
berkelanjutan, peningkatan kompetensi dan keterampilan kader kesehatan, senam lansia. Dari
hasil MMD yng sudah disepakati akan ditindaklanjuti oleh pihak pemerintahan desa
sidomulyo kecamatan Jabung. Dalam hal ini mahasiswa PSIK UNITRI mempunyai tanggung
jawab untuk membantu masyarakat desa sidomulyo untuk membuat laporan pendahuluan.
3.9 Rencana Tindak Lanjut

No Kegiata tujuan sasaran Bentuk Waktu media Rencana Penanggun


n kegiatan dan tindak g jawab
tempat lanjut
1. Posyandu1. Meningkat Semua Pendataan, Sebulan Alat Kegiatan Masing-
lansia kan derajat lansia desa pemeriksa sekali tulis, akan masing ketua
kesehatan sidomulyo an fisik, setiap Penguk diteruskan kader lansia
para lansia KIE, PMT masing- ur berat dengan desa
masing badan, dipantau sidomulyo
RW penguk oleh dan perawat
ur kordinator koordinator
tinggi oleh setiap lansia
badan, kader puskesmas
penguk kesehatan jabung
ur dan
lingkar koordinato
perut, r lansia di
tensi puskesmas
meter jabung
2. Polindes 2. Mening Warga Posyand Masih Modu Kegiatan Bapak
katkan desa u blita menun l akan selaku
peran sidomuly dan ggu polind diteruska kepala desa
masyar o lansia, hasil es, n dengan sidomulyo
akat pemeriks koordin alat dipantau kecamatan
aan asi keseh oleh jabung
kesehata antara atan, koordina
n ibu dan koordin dana tor dari
anak ator pemb pemerint
warga pemeri angun ah desa
desa ntah an, sidomuly
sidomuly desa tempa o
o, sidomu t atau
pemberd lyo dan lahan
ayaan pihak pemb
masyara yang angun
kat terkait a,
obat-
obata
n
3. Penamba 3. Menjang Warga Pendataa Alat Kegiatan Masing-
han pos kau desa n Sebula tulis, akan di masing
posyandu pemerata sidomuly pemeriks n sekali timba uji coba ketua kader
balita an o aan fisik, setiap ngan dan lansia desa
sasaran KIE, minggu berat dipantau sidomulyo
balita pemberia ke dua badan oleh dan perawat
didesa n setelah , kader koordinator
sidomuly vaksinasi posyan stetos balita lansia
o, vitamin, du kop desa puskesmas
meningka PMT sidomuly jabung
tkan o dan
kesadara koordina
n tor dari
masyarak puskesm
at tentang as
pentingn jabung
ya
pelayana
n
3. kesehatan
ibu dan
anak
BAB IV

PEMBAHASAN DAN SARAN

Pada bab ini disajikan kesimpulan dan saran dari hasil kegiatan di desa sidomulyo
kecamatan jabung tentang program kesehatan yang telah dilaksanakan pada tanggal 14
februari sampai selesai dapat diambil kesimpulan dan saran sebagai berikut :

4.1 pembahasan

1. Terdapat peningkatan pengetahuan tentang penyakit ISPA, TBC, HIPERTENSI


dengan tingkat pencapaian
2.

4.2 Saran

4.2.1 Untuk puskesmas

Perlu mengembangkan dan melanjutkan program pendidikan kesehatan tentang


penyakit menular dan tidak menular dalam memonitoring program pemicuan
keberlanjutan dari puskesmas jabung untuk meminimalkan kejadian penyakit
ISPA, TBC, HIPERTENSI

4.2.2 Untuk pemerintah kelurahan desa sidomulyo

1. keikutsertaan dan focus perhatian pada masyarakat dan lintas sector lainnya kepada
masyarakat terutama kelurahan sidomulyo khususnya pada wilayah yang agak
jauhdan sulit dijangkau

2. penyuluhan atau pemberian pendidikan kesehatan sebaiknya difokuskan pada


kelompok yang lebih kecil dan menyeluruh pada semua lapisan masyarakat
dikelurahan sidomulyo.

3. tempat yang digunakan sebaiknya tempat yang lebih representative.

4. lebih menggiatkan dan memberdayakan masyarakat terutama yang menderita


penyakit untuk berpartisipasi dala peningkatan pengetahuan yang difasilitasi oleh
pelayanan kesehatan terdekat.
BAB V

PENUTUP

2.1 Kesimpulan
1. Pemahaman dan aplikasi paradigm sehat dengan memprioritaskan program
promotif dan preventif perlu dilakukan dengan sunguh-sunguh serta
menggiatkan semua disiplin sesuai dengan bidang keahliannya masing-
masing.
2. Keterbatasan sumberdaya dan kekuatan dapat ditangani dengan melakukan
kerjasama lintas program dan sector serta pemberdayaan masyarakat.
3. Peningkatan kemampuan keperawatan komunitas dalam hal keterampilan
sangat diperlukan guna meningkatkan pelayanan keperawatan komunitas.
4. Pendekatan keperawatan komunitas dengan melibatkan stakeholder setempat
sangat penting untuk pencapaian rencana kegiatan yang telah dibuat.
5. Observasi dan monitoring menjadi penting sebagai upaya melihat keefektifan
program yang telah dilaksanakan.
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PENYULUHAN TUBERKULOSIS (TBC)

DI DESA SIDOMULYO

PROGRAM PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS TRIBHUANA TUNGGADEWI


MALANG
2017

Satuan Acara Penyuluhan


Pokok bahasan : Tuberkulosis (TBC)
Sasaran : Masyarakat
Tempat : Pengajian Laki Laki dan Perempuan
Hari / tanggal : 14-16-03-2017
Waktu : 19:00 selesai
Metode : Ceramah dan tanya jawab

1. Latar belakang

Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit kronik menular yang disebabkan oleh
bakteri Mycobacterium tuberculosis.Bakteri ini berbentuk batang dan bersifat tahan
asam sehingga dikenal dengan Basil Tahan Asam (BTA) (Suriadi, 2001). Sebagian
besar kuman TB sering menyerang parenkim paru dan menyebabkan TB paru, tetapi
juga dapat menyerang organ tubuh lainnya (TB ekstra paru) seperti pleura, kelenjar
limfe, tulang, dan organ ekstra paru lainnya (Aditama, 2008). Berdasarkan data World
Health Organization (WHO) pada tahun 2013 terdapat 9 juta penduduk dunia telah
terinfeksi kuman TB (WHO, 2014). Pada tahun 2014 terdapat 9,6 juta penduduk
dunia terinfeksi kuman TB (WHO, 2015). Pada tahun 2014, jumlah kasus TB paru
terbanyak berada pada wilayah Afrika (37%), wilayah Asia Tenggara (28%), dan
wilayah Mediterania Timur (17%) (WHO, 2015). TB adalah penyakit menular
penyebab kematian tertinggi kedua di Indonesia (Riset Kesehatan Dasar,2012).
"Sesuai data Survei Prevalensi Tahun 2015, Indonesia menduduki peringkat kedua di
dunia sebagai penyumbang penderita TB terbanyak setelah India," Diperkirakan kasus
TB baru di Indonesia sebanyak 647 per 100.000 penduduk (diperkirakan terdapat
1.600.000 dengan TB di Indonesia). Sementara Data TB di Jawa Timur pada 2015
yang diobati sebanyak 40.185 orang (urutan kedua setelah Jawa Barat), Jumlah pasien
TB paru BTA positif (yang menular) 21.475 orang. Kabupaten/Kota terbanyak pasien
TB yang diobati dari Surabaya
(4.754), Jember (3.128), Sidoarjo (2.292), Kabupaten Malang (1932) dan Kabupaten
Pasuruan (1809).

2. Tujuan
a. Tujuan Intruksional Umum
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan masyarakat mampu mengetahui cara-
cara pencegahan dan penanganan TBC dan dapat diaplikasikan dalam kehidupan
sehari-hari.
b. Tujuan Khusus
Serelah diberikan penyuluhan selama 30 menit warga RT 02 mampu :
1. Menjelaskan pengertian TBC
2. Menjelaskan tentang penyebab TBC
3. Menyebutkan nutrisi bagi penderita TBC
4. Menjelaskan cara pencegahan TBC
5. Menjelasan cara pencegahan dengan obat herbal
3. Kegiatan pelatihan

PELATIHAN HARI I
No Waktu Kegiatan Pelatihan Kegiatan Peserta Metode
1 5 menit 1. Mengucapkan salam 1. Menjawab
2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan
3. Kontrak waktu 30 menit dan
4. Menjelaskan memperhatikan
tujuan pembelajaran 3. Menyetujui
5. Apersepsi konsep TBC 4. Mendengarkan
dan
memperhatikan
5. Mendengarkan
dan
memperhatikan
2 30 menit 1. Menjelaskan tentang 1. Mendengarkan LCD / CTJ
pengertian TBC dan (Ceramah Tanya
2. Menjelaskan penyebab memperhatikan Jawab )
TBC
3. Menjelaskan gejala- 2. Mendengarkan
gejalaTBC dan
4. Nutrisi bagi penderita memperhatikan
TBC 3. Mendengarkan
5. Menjelakan tentang dan
bagaiman pencegahan memperhatikan
TBC 4. Mendengarkan
6. Menjelakan tentang dan
pencegahan dengan memperhatikan
obat herbal 5. Mendengarkan
7. Memberikan dan
kesempatan peserta memperhtikan
didik untuk bertanya 6. Mendengarkan
8. Menjelaskan dan
penatalaksanaan TBC memperhatikan
9. Memberikan 7. Peserta didik
kesempatan peserta bertanya
untuk bertanya
8. Mendengarkan
9. Bertanya
3 5 menit Terminasi Menjawab salam
Mengucapkan salam
penutup

Evaluasi observer
1. Evaluasi struktur
Komitmen terhadap kontrak waktu, tempat dan warga
Kontrak waktu dan tempat 1 hari sebelumnya
Ketersediaan dan kesesuaian fungsi alat, bahan, dan media promosi kesehatan
sesuai dengan yang dibutuhkan
2. Evaluasi proses
Tim promosi kesehatan mampu memberikan informasi dengan jelas sesuai
dengan tujuan yang telah ditetapkan
warga bisa mendengarkan dan berpartisipasi aktif sampai akhir kegiatan
3. Evaluasi hasil
Mahasiswa menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan tentang TBC
dengan benar.
MATERI PENYULUHAN TBc

1. PENGERTIAN TBC
Tuberculosis merupakan penyakit infeksi bakteri menahun pada paru yang disebabkan
oleh Mycobakterium tuberculosis, yaitu bakteri tahan asam yang ditularkan melalui udara
yang ditandai dengan pembentukan granuloma pada jaringan yang terinfeksi.
Mycobacterium tuberculosis merupakan kuman aerob yang dapat hidup terutama di paru /
berbagai organ tubuh lainnya yang bertekanan parsial tinggi. Penyakit tuberculosis ini
biasanya menyerang paru tetapi dapat menyebar ke hampir seluruh bagian tubuh termasuk
meninges, ginjal, tulang, nodus limfe. Infeksi awal biasanya terjadi 2-10 minggu setelah
pemajanan. Individu kemudian dapat mengalami penyakit aktif karena gangguan atau
ketidak efektifan respon imun.

2. PENYEBAB TBC
a. Dikarenakan bakteri yang berbentuk seperti batang.
b. Selain karena bakteri sebagai penyebab utama, faktor lingkungan yang lembab,
kurangnya sinar matahari pada suatu ruang dan kurangnya sirkulasi udara juga sangat
berperan dalam penyebaran bakteri mikobakterium tuberklosa ini,sehingga sangat
mudah menjangkit orang yang hidup dalam kondisi lingkungan yang tidak sehat.

3. GEJALA-GEJALA TBC
Gejala penyakit TBC digolongkan menjadi dua bagian, yaitu gejala umum dan
gejala khusus. Sulitnya mendeteksi dan menegakkan diagnosa TBC adalah disebabkan
gambaran secara klinis dari si penderita yang tidak khas, terutama pada kasus-kasus baru.
a) Gejala umum (Sistemik)
Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan malam
hari disertai keringat malam. Kadang-kadang serangan demam seperti influenza
dan bersifat hilang timbul.
Penurunan nafsu makan dan berat badan.
Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah).
Perasaan tidak enak (malaise), lemah.
b) Gejala khusus (Khas)
Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan sebagian
bronkus (saluran yang menuju ke paru-paru) akibat penekanan kelenjar getah
bening yang membesar, akan menimbulkan suara "mengi", suara nafas melemah
yang disertai sesak.
Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertai dengan
keluhan sakit dada.
Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang pada
suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit di atasnya, pada
muara ini akan keluar cairan nanah.
Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan disebut
sebagai meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah demam tinggi, adanya
penurunan kesadaran dan kejang-kejang.

4. NUTRISI BAGI PENDERITA TBC


a. Makanlah berbagai macam buah segar dan sayuran setiap hari, tetapi tetap dalam
jumlah kalori yang direkomendasikan dokter. Pilih sayuran yang berbeda dari berbagai
jenis seperti sayuran hijau tua, sayuran berwarna oranye, kacang, dll.
b. Susu atau produk susu harus dikonsumsi setidaknya 3 kali sehari. Kalsium dalam susu
sangat penting dalam membangun kesehatan tulang pasien TBC.
c. Untuk produk daging, pilihlah daging tanpa lemak atau rendah lemak. 10 persen asupan
kalori harian harus berasal dari lemak jenuh dan sekitar 200 mg kolesterol. Jagalah
asupan total lemak dan minyak antara 25 30 persen kalori harian. Sebagian besar
lemak harus berasal dari lemak tak jenuh ganda dan tak jenuh tunggal yang ditemukan
dalam makanan seperti ikan, kacang-kacangan dan minyak sayur.
d. Makanlah berbagai macam makanan yang kaya protein seperti kacang-kacangan dan
biji-bijian. Makanlah makanan kecil sepanjang hari dengan rentang waktu yang singkat.
Pastikan agar tubuh mendapat cukup asupan cairan dan garam dalam makanan.
e. Makanan untuk pasien TB harus sederhana, dipersiapkan dengan baik dan mudah
dicerna. Makanan yang lebih berat baru dapat diberikan kepada pasien setelah
kondisinya sangat membaik. Selain makanan yang dianjurkan untuk para penderita
penyakit TBC, ada juga beberapa makanan yang harus dihindari bahkan merupakan
pantangan bagi para penderita penyakit tuberkulosis (TBC).

5. PENCEGAHAN TBC
a. Tidak meludah di sembarang tempat upayakan meludah pada tempat yang tarkena sinar
matahari atau ditempat khusus seperti tempat sampah.
b. Menutup mulut pada waktu ada orang batuk ataupun bersin.
c. Jemur tempat tidur bekas penderita secara teratur karna kuman TBC akan mati bila
terkena sinar matahari.
d. Jaga kesehatan badan supaya sistem imun senantiasa terjaga dan kuat meningkatkan
daya tahan tubuh dengan makan makanan yang sehat dan bergizi.
e. Hindari melakukan hal-hal yang dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, seperti
begadang dan kurang istirahat.
f. Jaga jarak aman ketika berhadapan dengan penderita TBC.
g. Olahraga teratur untuk membantu menyehatkan tubuh.
h. Lakukan imunisasi pada bayi termasuk imunisasi untuk mencegah penyakit TBC.

6. PECEGAHAN TBC DENGAN OBAT HERBAL


Salah satu cara mengatasi tbc adalah dengan obat herbal xamthone plus,yang
terbuat dari ekstra kulit manggis yang dikemas secara modern aman dan
tanpa epek samping. xamthone plus merupakan obat herbal multi khasiat
yang dapat mengobati berbagai penyakit terutama penyakit tbc.cara mengatasi tbc adalah
dengan obat herbal xamthone plus,mengapa demikian? Buah manggis mengandung
konsentrasi antioksidan yang tinggi, karbohidrat, dan serat. selain itu juga, kaya akan vitamin
dan mineral.
Karena sifat ini, dapat membantu meningkatkan sirkulasi darah, sistem kekebalan
tubuh, dan membantu tubuh untuk memerangi kekurangan dan penyakit
secara alami. sekarang mari kita kembali ke hubungan antara manggis dengan kanker
paru-paru.Kedua telah dikaitkan untuk beberapa waktu dan diyakini bahwa
buah manggis dapat membantu menurunkan tingkat gula darah. Menurut Dr
Templeman, meskipun percobaan laboratorium uji coba manusia tidak cukup
atau belum ada, dia yakin dengan hasil klinis bahwa xanthones
(antioksidan ampuh yang ditemukan di pericarp tbc tipe 2.
Selain itu, Jerman memperlakukan neuropati perifer dengan antioksidan, dan semua
menuju untuk komplikasi penderita batu kanker paru-paru akibat kerusakan
radikal bebas. Oleh karena itu, masuk akal untuk menyimpulkan bahwa
kekuatan antioksidan manggis juga terlihat dalam hasil yang telah
dilaporkan.
Menurut penelitian awal ini, manfaat lain dari jus manggis menunjukkan bahwa
xamthone dapat melindungi terhadap penyakit Alzheimer, penyakit
jantung, dan banyak penyakit lainnya. Bahkan beberapa dokter telah
memberikan jus untuk pasien yang menderita infeksi, demam, diare, eksim,
dan nyeri tubuh secara umum.

7. PENATALAKSANAAN TUBERCULOSIS

Pencegahan terhadap kemungkinan terjangkitnya penyakit ini merupakan


langkah yang paling efektif dan efisien. Adapun yang dapat kita lakukan sebagai upaya
pencegahanadalah sebagai berikut:
Konsumsi makanan bergizi
Dengan asupan makanan bergizi, daya tahan tubuh akan meningkat.
Produksi leukosit pun tidak akan mengalami gangguan, hingga siap melawan bakteri
TBC yang kemungkinan terhirup. Selain itu, konsumsi makanan bergizi juga
menghindarkan terjadinya komplikasi berat akibat TBC.

Vaksinasi
Dengan vaksinasi BCG yang benar dan di usia yang tepat, sel-sel darah putih
menjadi cukup matang dan memiliki kemampuan melawan bakteri TBC. Meski
begitu, vaksinasi ini tidak menjamin penderita bebas sama sekali dari penyakit TBC,
khususnya TBC paru. Hanya saja kuman TBC yang masuk ke paru-paru tidak akan
berkembang dan menimbulkan komplikasi. Bakteri juga tidak bisa menembus aliran
darah dan komplikasi pun bisa dihindarkan. Dengan kata lain, karena sudah divaksin
BCG, anak hanya menderita TBC ringan.
Lingkungan
Lingkungan yang kumuh dan padat akan membuat penularan TBC
berlangsung cepat. Untuk itulah mengapa lingkungan yang sehat dan kebersihan
makanan dan minuman sangat perlu untuk dijaga.

DAFTAR PUSTAKA

TUBERKULOSIS. http://www.infeksi.com/index.php di akses pada tanggal 17-1-2017


pukul 16.00
Pengertian Tuberkulosis http://id.wikipedia.org/wiki/Tuberkulosis di akses pada tanggal
17-1-2017 pukul 16.15
Bakteriologi http://jimmyenggar.blogspot.com/2012/04/bakteriologi-mycobacterium-
tuberculosis.html di akses pada tanggal 17-1-2017 pukul 16.40
http://pujipeje.blogspot.com/2012/05/tbc-bakteri-mycobacterium-tuberculosis.html di
akses pada tanggal 17-1-2017 pukul 16.57
Mycobacterium Tuberculosis http://www.scribd.com/doc/31733293/Makalah-
Mycobacterium-Tuberculosis di akses pada tanggal 17-1-2017 pukul 17.30
Gejala Klinis TBC. http://daimanshare.com/. di akses pada tanggal 17-1-2017 pukul
17.45
Tuberculosis. http://www.Infeksi.com/tuberculosis di akses pada tanggal 17-1-2017
pukul 17.49
Penyakit TBC. http://www.medicastore.com/tbc/penyakit_tbc.htm . di akses pada
tanggal 17-1-2017 pukul 18.15
PENCEGAHAN TBC
Pencegahan terhadap kemungkinan
terjangkitnya penyakit ini merupakan
langkah yang paling efektif dan efisien.
Adapun yang dapat kita lakukan sebagai
upaya pencegahanadalah sebagai berikut:

Konsumsi makanan bergizi


Vaksinasi
Lingkungan
Tidak meludah di sembarang tempat upayakan meludah pada tempat yang tarkena sinar matahari atau d
PENCEGAAN DENGAN SIKAP
Menutup mulut pada waktu ada orang batuk ataupun bersin.
Jemur tempat tidur bekas penderita secara teratur karna kuman TBC akan mati bila terkena sinar matahar
Jaga kesehatan badan supaya sistem imun senantiasa terjaga dan kuat.
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PENYULUHAN HIPERTENSI

DI DESA SIDOMULYO

PROGRAM PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS TRIBHUANA TUNGGADEWI


MALANG
2017
Satuan Acara Penyuluhan

Pokok bahasan : Hipertensi

Sasaran : Masyarakat
Tempat : Pengajian Laki Laki dan Perempuan
Hari / tanggal : 14-16-03-2017
Waktu : 19:00 selesai
Metode : Ceramah dan tanya jawab i

1. Latar Belakang

Hipertensi adalah suatu peningkatan tekanan darah didalam arteri yang


mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat sampai ke
jaringan tubuh yang membutuhkan. Secara umum, hipertensi merupakan suatu keadaan
tanpa gejala, dimana tekanan yang abnormal tinggi di dalam arteri menyebabkan
meningkatnya resiko terhadap stroke, gagal jantung, serangan jantung, dan kerusakan
ginjal yang merupakan penyebab utama gagal jantung kronis. Gangguan kesehatan ini
ditandai terjadinya kenaikan tekanan darah sistolik (atas) 140 mmHg atau lebih dan
tekanan diastolik (bawah) 90 mmHg atau lebih. Pada Populasi lansia, hipertensi
didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan sistolik 90 mmHg (Smelter,
2001).
Hipertensi pada lanjut usia sebagian besar merupakan hipertensi sistolik terisolasi
(HST), meningkatnya tekanan sistolik menyebabkan besarnya kemungkinan timbulnya
kejadian stroke dan infark miokard bahkan walaupun tekanan diastoliknya dalam batas
normal (isolated systolic hypertension). Isolated systolic hypertension adalah bentuk
hipertensi yang paling sering terjadi pada lansia pada orang yang berumur 50-59 tahun.
Hipertensi masih merupakan faktr risiko utama untuk stroke, gagal jantung, penyakit
coroner, dimana peranannya diperkirakan lebih besar dibandingkan pada orang yang lebih
muda (Kuswardani, 2007).

2. Tujuan
a. Tujuan Instruksional Umum
Pada akhir proses penyuluhan, peserta dapat mengetahui tentang penyakit
hipertensi dan hal-hal apa saja yang dapat mengakibatkan dan memperburuk keadaan
penyakitnya.
b. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti kegiatan Penyuluhan tentang Hipertensi di selama 60 menit,
diharapkan peserta dapat mengetahui tentang:
a). Pengertian Hipertensi
b). Penyebab Hipertensi
c). Gejala Hipertensi
d). Dampak & Komplikasi yang terjadi
e). Pencegahan dan Penanganan

3. Kegiatan Pelatihan

No Waktu Kegiatan Pelatihan Kegiatan Peserta Metode


.
1. 5 menit Pembukaan Menjawab salam,
a. Memberi salam mendengarkan, merespon
b. Menjelaskan tujuan pemateri.
penyuluhan
c. Menyebutkan
materi/pokok bahasan
yang akan disampaikan
2. 20 menit Pelaksanaan Mendengarkan, LCD/CTJ
Menjelaskan materi memperhatikan, (Ceramah
penyuluhan secara merespon pemateri. Tanya
berurutan dan teratur. Jawab)
Materi:
a. Pengertian Hipertensi
b. Penyebab Hipertensi
c. Gejala Hipertensi
d. Dampak & Komplikasi
yang terjadi
e. Pencegahan dan
Penanganan

3. 10 menit Evaluasi:
a. Menyimpulkan inti
penyuluhan
b. Menyampaikan secara
singkat materi
penyuluhan
c. Memberi kesempatan
kepada ibu-ibu untuk
bertanya
d. Memberi kesempatan
kepada ibu-ibu untuk
menjawab pertanyaan
yang dilontarkan
4. 5 menit Terminasi: Memperhatikan,
a. Menyimpulkan materi menjawab salam.
penyuluhan yang telah
disampaikan
b. Menyampaikan terima
kasih atas perhatian dan
waktu yang telah di berikan
kepada peserta
c. Mengucapkan salam

4. Kriteria Evaluasi
a. Evaluasi Struktur.
a). Peserta hadir ditempat penyuluhan.
b). Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan Di.
c). Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya.
b. Evaluasi Proses.
a. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan.
b. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan.
c. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar.
c. Evaluasi Hasil.
a. Masyarakat mengerti tentang penyakit hipertensi dan dapat mencegah dan
menanggulangi penyakit hipertensi.
b. Jumlah hadir dalam penyuluhan minimal 15 orang.
MATERI PENYULUHAN
HIPERTENSI

A. Pengertian
Hipertensi seringkali disebut sebagai pembunuh gelap (silent killer), karena
termasuk penyakit yang mematikan, tanpa disertai dengan gejala-gejalanya lebih dahulu
sebagai peringatan bagi korbannya. Kalaupun muncul, gejala tersebut seringkali dianggap
gangguan biasa, sehingga korbannya terlambat menyadari akan datangnya penyakit
(Sustrani, 2006).
Hipertensi adalah terjadinya kenaikan tekanan darah sistolik (atas) 140 mmHg atau
lebih dan tekanan diastolik (bawah) 90 mmHg atau lebih. Disebut hipertensi apabila
seseorang yang terkena:
a. Telah berumur 18 tahun atau lebih.
b. Bila 2x kunjungan berbeda tekanan diastolik 90 atau lebih.
c. Beberapa kali pengukuran tekanan sistolik menetap 140 mmHg atau lebih.

B. Penyebab Hipertensi
Hipertensi merupakan masalah kesehatan yang perlu mendapat perhatian karena
orang yang terserang cukup banyak dan akibat jangka panjang yang ditimbulkan, serta
mempunyai konsekuensi tertentu. Berdasarkan penyebab hipertensi dibagi dalam 2
golongan yaitu:
a. Hipertensi primer/esensial, tidak diketahui penyebabnya, biasanya dihubungkan
dengan faktor keturunan, kebiasaan hidup, konsumsi garam dan lemak tinggi,strees,
merokok.
b. Hipertensi sekunder, penyebab pada umumnya dapat diketahui secara pasti, seperti :
gangguan pembuluh darah dan penyakit ginjal.

C. Tanda dan Gejala.


a. Sakit kepala dan pusing (bagian belakang) terutama bila bangun tidur.
b. Nggliyeng (Bhs. Jawa), terasa melayang.
c. Rasa berat ditengkuk atau leher.
d. Kadang mimisan.
e. Emosi yang tidak stabil, mudah tersinggung.
f. Telinga berdenging.
g. Sukar tidur.
h. Mata berkunang-kunang.
i. Rasa mual atau muntah.

D. Klasifikasi atau Derajat Hipertensi


The Join National Committee on Detection, Evaluation, and Treatment of High
Pressure. (komite deteksi, evaluasi, dan pengobatan hipertensi). Mengklasifikasikan
hipertensi dalam tabel di bawah ini :

Tabel Stadium Hipertensi


Kategori Sistolik (Atas) Diastolik (Bawah)
Normal tinggi (perbatasan ) 130-190 85-89
Stadium I Ringan 140-159 90-99
Stadium 2 Sedang 160-179 100-109
Stadium 3 Berat 180-209 110-119
Stadium 4 Sangat Berat 210 120

E. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi


Kelompok risiko yang rawan terhadap hipertensi:
a. Obesitas
b. Perokok
c. Peminum alcohol
d. Penyakit DM dan jantung
e. Wanita yang tidak menstruasi
f. Stress
g. Kurang olah raga
h. Diet yang tidak seimbang, makanan berlemak

F. Komplikasi
Efek pada organ:
a. Otak
a). Pemekaran pembuluh darah.
b). Perdarahan.
c). Kematian sel otak: stroke.
b. Ginjal.
a). Malam banyak kencing
b). Kerusakan sel ginjal.
c). Gagal ginjal.
c. Jantung.
a). Membesar
b). Sesak nafas (dyspnoe)
c). Cepat lelah
d). Gagal jantung

G. Cara pencegahan dan perawatan hipertensi.


a. Usahakan untuk dapat mempertahankan berat badan yang ideal (cegah kegemukan).
b. Batasi pemakaian garam.
c. Mulai kurangi pemakaian garam sejak dini apabila diketahui ada faktor keturunan
hipertensi dalam keluarga.
d. Tidak merokok.
e. Perhatikan keseimbangan gizi, perbanyak buah dan sayuran.
f. Hindari minum kopi yang berlebihan.
g. Batasi makanan.
h. Mempertahankan gizi (diet yang sehat seimbang).
i. Periksa tekanan darah secara teratur, terutama jika usia sudah mencapai 40 tahun.
Bagi yang sudah sakit:
a. Berobat secara teratur.
b. Jangan menghentikan, mengubah, dan menambah dosis dan jenis obat tanpa
petunjuk dokter.
c. Konsultasikan dengan petugas kesehatan jika menggunakan obat untuk penyakit
lain karena ada obat yang dapat meningkatkan memperburuk hipertensi.

H. Makanan yang dianjurkan.


a. Beras, kentang, ubi, mie, maezena, hunkue, terigu, gula pasir.
b. Kacang-kacangan dan seperti kacang hijau, kacang merah, kacang tanah, kacang koro,
tempe, tahu tawar, oncom.
c. Minyak goreng, margarine tanpa garam.
d. Sayuran dan buah-buahan tawar.
e. Bumbu-bumbu seperti bawang merah, bawang putih, jahe, kemiri, kunyit, kencur, laos,
lombok, salam, sere, cukak.

I. Makanan yang tidak diperbolehkan.


a. Otak, ginjal, paru-paru, jantung dan udang.
b. Semua makanan yang diberi garam natrium pada pengolahan, seperti:
a). Biskuit, bolu dan kue lain yang dimasak dengan garam dapur atau soda.
b). Dendeng, abon, ikan asin, ikan pindang, sarden, udang kering, telur asin, telur
pindang.
c). Keju, selai kacang tanah.
d). Margarine, mentega.
c. Acar, asinan sayuran, sayur dalam kaleng.
d. Asinan buah, manisan buah, buah dalam kaleng.
e. Kecap, terasi, petis, dan saos tomat.

J. Pengobatan tradisonal untuk Hipertensi.


a. Buah ketimun.
b. Buah belimbing.
c. Daun seledri
Cara membuat obat tradisional:
a). 1/2 kg buah ketmun/belimbing cuci hingga bersih.
b). Kupas kulit dan kemudian diparut.
c). Saring airnya dengan penyaring.
d). Setelah disaring kemudian diminum.
e). Lakukan setiap hari kuang lebih 1kg untuk 2 kali minum.
DAFTAR PUSTAKA

Smeltzer, Suzanne C dan Brenda G. Bare. 2001. Keperawatan Medikal Bedah 2, Edisi 8.
Jakarta : EGC
Kuswardhani, Tuty.2007. Penatalaksanaan Hipertensi pada Lansia.
Sustrani, Lanny, dkk. 2006. Hipertensi, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
PROGRAM PROFESI NERS

FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI


MALANG

2017
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PENYULUHAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN ATAS (ISPA)

DI DESA SIDOMULYO
PROGRAM PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS TRIBHUANA TUNGGADEWI


MALANG
2017

SATUAN ACARA PENYULUHAN


(SAP)

Pokok Bahasan : Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)


Sasaran : Masyarakat
Tempat : Pengajian Laki Laki dan Perempuan
Hari / tanggal : 14-16-03-2017
Waktu : 19:00 selesai
Metode : Ceramah dan tanya jawab

A. Latar Belakang
ISPA merupakan penyakit infeksi akut yang melibatkan salah satu atau lebih dari organ
saluran pernapasan, hidung, sinus, faring dan laring. ISPA mencakup: tonsilitis (amandel),
sinusitis, rhinitis, laringitis, faringitis. Infeksi ini biasa terjadi sampai 14 hari lamanya. ISPA
seringkali menjangkit dan rentan kepada anak-anak, lanjut usia serta ibu hamil karena daya
tahan tubuh yang memang sudah rendah terutama anak balita.

B. Tujuan Instruksional Umum (TIU)


Setelah mengikuti penyuluhan ini, diharapkan masyarakat mengetahui dan memahami
kondisi lingkungan polusi yang tercemar agar tidak terserang ISPA, dan bisa mencegah dari
penyakit tersebut dengan upaya kuratif dan preventif agar masyarakat sehat sejahtera.

C. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)


Setelah mengikuti penyuluhan masyarakat dapat :
a. Mampu menyebutkan pengertian dari infeksi saluran pernapasan akut.
b. Mengetahui dan memahami penyebab dari infeksi saluran pernapasan akut.
c. Mengetahui dan memahami tanda dan gejala dari seseorang yang terinfeksi saluran
pernapasannya akut dan dapat menyebutkan upaya pencegahan dari infeksi saluran
pernapasan akut.
d. Mengetahui kegunaan dari masker dan cara serta waktu menggunakannya.
D. Garis-Garis Besar Materi
a. Pengertian Infeksi Saluran Pernapasan Akut .
a). Penyebab Infeksi Saluran Pernapasan Akut.
b). Tanda dan Gejala Infeksi Saluran Pernapasan Akut.
c). Upaya Pencegahan Infeksi Saluran Pernapasan Akut.
d). Penatalaksanaan ISPA.
D. Kegiatan Belajar Mengajar
a. Metode
a). Ceramah
b). Tanya jawab
b. Media dan Alat Peraga
a). Leaflet
c. Strategi Pelaksanaan
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Respon
1 5 menit Pembukaan Menjawab salam,
d. Memberi salam
mendengarkan,
e. Menjelaskan tujuan penyuluhan
Menyebutkan materi/pokok bahasan yang merespon pemateri.

akan disampaikan
2 20 Menit Pelaksanaan
a. Menjelaskan pengertian dan penyebab a. Mendengarkan
dari infeksi saluran pernapasan, tanda dan dan menyimak
gejala dari infeksi saluran pernapasan, upaya b. Mengajukan
pencegahan dan pengobatan dari infeksi pertanyaan
saluran pernapasan. c. Mendengarkan
b. Memberikan kesempatan bertanya
c. Menjawab pertanyaan
3 5 Menit Penutup
a. Tes akhir a. Menjawab
b. Menyimpulkan hasil penyuluhan b. Aktif bersama
c. Memberi salam penutup menyimpulkan
c. Membalas salam
E. Evaluasi
a. Evaluasi Persiapan
a). Materi sudah siap dan dipelajari 1 hari sebelum penyuluhan.
b). Media sudah siap 1 hari sebelum penyuluhan
b. Evaluasi Proses
a). Masyarakat memperhatikan penjelasan penyaji
b). Masyarakat aktif bertanya.
c). Media dapat digunakan secara efektif.
c. Evaluasi Hasil
a). Masyarakat mengerti tentang ISPA dan dapat mencegah dan menanggulangi
penyakit ISPA.
b). Jumlah hadir dalam penyuluhan minimal 15 orang.
MATERI PENYULUHAN
INFEKSI SALURAN PERNAPASAN (ISPA)

A. Pengertian

Infeksi Saluran Pernapasan Akut adalah infeksi akut yang terjadi pada saluran napas
termasuk adneksanya. Akut adalah berlangsung sampai 14 hari, Adneksa yaitu sinus, rongga
telinga dan pleura.
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan infeksi saluran pernapasan yang
berlangsung sampai 14 hari. Saluran pernapasan meliputi organ mulai dari hidung sampai
gelembung paru, beserta organ-organ disekitarnya seperti : sinus, ruang telinga tengah dan
selaput paru.
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) meliputi saluran pernapasan bagian atas dan
saluran pernapasan bagian bawah. Sebagian besar dari infeksi saluran pernapasan bersifat
ringan, misalnya batuk pilek dan tidak memerlukan pengobatan dengan antibiotik. Namun
demikian jangan dianggap enteng, bila infeksi paru ini tidak diobati dengan antibiotik dapat
menyebabkan anak menderita pneumoni yang dapat berujung pada kematian.
Menurut Program Pemberantasan Penyakit (P2) ISPA, penyakit ISPA dibagi menjadi
dua golongan yaitu pneumonia dan yang bukan pneumonia.
Pneumonia dibedakan atas derajat beratnya penyakit yaitu pneumonia berat dan
pneumonia tidak berat. Penyakit batuk pilek seperti rinitis, faringitis, tonsilitis dan penyakit
jalan napas bagian atas lainnya digolongkan sebagai bukan pneumonia.

B. Penyebab
ISPA lebih dari 300 jenis bakteri, virus, dan jamur. Mayoritas penyebab ISPA adalah
virus dengan frekuensi lebih dari 90% untuk ISPA bagian atas, sedangkan ISPA untuk bagian
bawah frekuensinya lebih kecil (WHO, 1995). Dalam Harrisons Principle of Internal
Medicine di sebutkan bahwa penyakit infeksi saluran nafas akut bagian atas mulai dari
hidung, nasofaring, sinus paranasalis sampai dengan laring hampir 90% disebabkan oleh
viral, sedangkan infeksi akut saluran nafas bagian bawah hamper 50 % diakibatkan oleh
bakteri streptococcus pneumonia adalah yang bertanggung jawab untuk kurang lebih 70-90%,
sedangkan stafilococcus aureus dan H influenza sekitar 10-20%.
Saat ini telah diketahui bahwa infeksi saluran pernapasan akut ini melibatkan lebih dari
300 tipe antigen dari bakteri maupun virus tersebut (WHO, 1995). Beberapa faktor lain yang
diperkirakan berkontribusi terhadap kejadian ISPA pada anak adalah rendahnya asupan
antioksidan, status gizi kurang, dan buruknya sanitasi lingkungan.

C. Tanda dan Gejala


Badan pegal (myalgia), batuk, sakit kepala, sakit tenggorokan, beringus, demam ringan,
tekanan di muka, bersin. Gejala biasanya tampak setelah 1-3 hari setelah terpapar patogen
microbial. Penyakit ini biasa berlangsung selama 7-10 hari.
Gejala ISPA yang disebabkan oleh streptpcoccus adalah sakit leher tiba-tiba, sakit saat
menelan dan demam tanpa diikuti hidung beringus, suara berubah atau batuk. Kadang kala,
gejala ISPA dibarengi sakit dan tekanan di kuping yang disebabkan oleh infeksi telinga
tengah (otitis media) dan mata merah disebabkan oleh virus conjuvitis.

D. PENATALAKSANAAN ISPA
Penemuan dini penderita pneumonia dengan penatalaksanaan kasus yang
benar merupakan strategi untuk mencapai dua dari tiga tujuan program (turunnya kematian
karena pneumonia dan turunnya penggunaan antibiotik dan obat batuk yang kurang tepat
pada pengobatan penyakit ISPA).
Pedoman penatalaksanaan kasus ISPA akan memberikan petunjuk standar pengobatan
penyakit ISPA yang akan berdampak mengurangi penggunaan antibiotik untuk kasus-kasus
batuk pilek biasa, serta mengurangi penggunaan obat batuk yang kurang bermanfaat. Strategi
penatalaksanaan kasus mencakup pula petunjuk tentang pemberian makanan dan minuman
sebagai bagian dari tindakan penunjang yang penting bagi pederita ISPA. Penatalaksanaan
ISPA meliputi langkah atau tindakan sebagai berikut :
a. Upaya pencegahan
a). Menjaga keadaan gizi agar tetap baik.
b). Immunisasi.
c). Menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan.
d). Mencegah berhubungan dengan penderita ISPA.

b. Pengobatan dan perawatan


Prinsip perawatan ISPA antara lain:
a). Menigkatkan istirahat minimal 8 jam perhari
b). Meningkatkan makanan bergizi
c). Bila demam beri kompres dan banyak minum
d). Bila hidung tersumbat karena pilek bersihkan lubang hidung dengan sapu tangan
yang bersih
e). Bila badan seseorang demam gunakan pakaian yang cukup tipis tidak terlalu ketat.
f). Bila terserang pada anak tetap berikan makanan dan ASI bila anak tersebut masih
menetek.
Pengobatan antara lain:
a). Mengatasi panas (demam) dengan memberikan parasetamol atau dengan kompres,
bayi dibawah 2 bulan dengan demam harus segera dirujuk. Parasetamol diberikan 4 kali
tiap 6 jam untuk waktu 2 hari. Cara pemberiannya, tablet dibagi sesuai dengan
dosisnya, kemudian digerus dan diminumkan. Memberikan kompres, dengan
menggunakan kain bersih, celupkan pada air (tidak perlu air es).
b). Mengatasi batuk. Dianjurkan memberi obat batuk yang aman yaitu ramuan
tradisional yaitu jeruk nipis sendok teh dicampur dengan kecap atau madu sendok
teh , diberikan tiga kali sehari.

Daftar Pustaka
DepKes RI. Direktorat Jenderal PPM & PLP. Pedoman Pemberantasan Penyakit Infeksi
Saluran Pernafasan Akut (ISPA). Jakarta. 1992.
Gordon,et.al,2001, Nursing Diagnoses : definition & Classification 2001-
2002,Philadelpia,USA
Naning R,2002,Infeksi Saluran Pernapasan Akut (Handout kuliah Ilmu Kesehatan Anak)
PSIK FK UGM tidak dipublikasikan.
PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS TRIBHUWANA
TUNGGADEWI MALANG

2017
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PENYULUHAN BAHAYA MEROKOK

DI DESA SIDOMULYO
PROGRAM PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS TRIBHUANA TUNGGADEWI


MALANG
2017

SATUAN ACARA PENYULUHAN


(SAP)
Hari/tanggal :
Jam/waktu : 08.00 WIB
Pokok Bahasan : Merokok
Sub Bahasan : Bahaya Merokok bagi kesehatan dan Lingkungan
Sasaran : Masyarakat di Desa Sidomulyo
Tempat :
A. Latar Belakang

Merokok merupakan kebiasaan buruk yang banyak sekali akibat buruknya bagi tubuh
perokok maupun orang yang berada disekitar perokok (perokok pasif) yang menjadi masalah
kesehatan dimasyarakat sampai saat ini.dengan persepsi oleh perokok yang bermacam-
macam padahal telah jelas akibat bagi organ-organ tubuh seperti jalan pernafasan, paru,
jantung, ginjal dan mata. Pengetahuan masyarakat yang kurang akan bahaya merokok
berpengaruh terhadap tingkat kebiasaan merokok pada masyarakat yang cukup tinggi.

B. Tujuan Instruksional Umum

Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama 20 menit, diharapkan Masyarakat dapat


mengerti tentang bahaya kebiasaan merokok.

C. Tujuan Instruksional Khusus

Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama 20 menit, diharapkan Masyarakat dapat


menjelaskan tentang:

a. Pengertian merokok
b. Zat-zat yang terkandung dalam rokok
c. Bahaya merokok
d. Cara mengurangi efek jelek dari rokok
e. Alasan menghindari merokok
f. Cara mencegah merokok
g. Kiat-kiat berhenti merokok
h. Pengaruh rokok terhadap lingkungan

D. MATERI

Terlampir

E. MEDIA

Leaflet

F. METODE

a. Penyuluhan
b. Tanya jawab

G. KEGIATAN PEMBELAJARAN
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta

1. 2 menit Pembukaan :

1. Memberi salam Menjawab salam

2. Menjelaskan tujuan penyuluhan Mendengarkan dan


memperhatikan
3. Menyebutkan materi/pokok bahasan
yang akan disampaikan

2. 11 menit Pelaksanaan : Menyimak dan


memperhatikan
Menjelaskan materi penyuluhan secara
berurutan dan teratur.

Materi :

1. Pengertian merokok

2. Zat-zat yang terkandung dalam


rokok

3. Bahaya merokok

4. Cara mengurangi efek jelek dari


rokok

5. Alasan menghindarii merokok

6. Cara mencegah merokok

7. Alasan seseorang harus berhenti/


tidak perlu merokok
8. Cara/ langkah berhenti merokok

9. Pengaruh rokok terhadap


lingkungan

3. 5 menit Evaluasi Menyimak dan


mendengarkan
-Menyimpulkan inti penyuluhan

-Menyampaikan secara singkat materi


penyuluhan

-membiri kesempastan kepada


responden untuk bertanya

-memberi kesempatan kepada


responden untuk menjawab
pertantanyaan yang dilontarkan

4. 2 menit Penutup Menjawab salam

-menyimpulkan materi yang telah


disampaikan

-menyampaikan terima kasih atas


perhatian dan waktu yanga telah
dibarikan kepada peserta

-Mengucapkan salam

H. EVALUASI

b. Evaluasi Struktur.
a). Peserta hadir ditempat penyuluhan.
b). Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan Di
c). Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya.
b. Evaluasi Proses.
a). Masyarakat antusiasi terhadap materi penyuluhan
b). Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan.
c). Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar.
c. Evaluasi Hasil.
a). Masyarakat mengerti tentang bahaya merokok terhadap lingkungan.
b). Jumlah hadir dalam penyuluhan minimal 5orang.

MATERI PENYULUHAN

A. Pengertian Merokok

Rokok merupakan salah satu zat adiktif yang bila digunakan mengakibatkan bahaya
kesehatan bagi diri sendiri maupun masyarakat, oleh karena itu diperlukan berbagai kegiatan
pengamanan rokok bagi kesehatan. Rokok adalah hasil olahan tembakau terbungkus
termasuk cerutu atau bentuk lainnya yang mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa
bahan tambahan.

B. Kandungan Rokok
Setiap batang rokok yang dinyalakan akan mengeluarkan lebih 4.000 bahan kimia
beracun yang membahayakan dan boleh membawa maut. Dengan ini setiap sedutan itu
menyerupai satu sedutan maut. Di antara kandungan asap rokok termasuklah bahan radioaktif
(polonium-201) dan bahan-bahan yang digunakan di dalam cat (acetone), pencuci lantai
(ammonia), ubat gegat (naphthalene), racun serangga (DDT), racun anai-anai (arsenic), gas
beracun (hydrogen cyanide) yang digunakan di kamar gas maut bagi pesalah yang
menjalani hukuman mati, dan banyak lagi. Bagaimanapun, racun paling penting adalah Tar,
Nikotin dan karbon monoksida. Tar mengandung sekurang-kurangnya 43 bahan kimia yang
diketahui menjadi penyebab kanker (karsinogen).
Nikotin turut menjadi puncak utama risiko serangan penyakit jantung dan strok.
Hampir satu perempat mangsa penyakit jantung adalah hasil puncak dari tabiat merokok. Di
Malaysia, sakit jantung merupakan menyebab utama kematian sementara strok adalah
pembunuh yang keempat. Karbon Monoksida pula adalah gas beracun yang biasanya
dikeluarkan oleh kenderaan. Apabila racun rokok itu memasuki tubuh manusia ataupun
hewan, yang akan membawa kerusakkan pada setiap organ, yaitu bermula dari hidung, mulut,
tekak, saluran pernafasan, paru-paru, saluran penghazaman, saluran darah, jantung, organ
pembiakan, sehinggalah ke saluran kencing dan pundi kencing, yaitu apabila sebahagian dari
racun-racun itu dikeluarkan dari badan.

C. Bahaya yang ditimbulkan akibat merokok

a. Rambut rontok

Rokok memperlemah system kekebalan sehingga tubuh lebih rentan terhadap


penyakit yang menyebabkan rambut rontok, sariawan mulut ,dll.

c. Katarak

Merokok dipercaya dapat memperburuk kondisis mata yaitu memutihnya lensa


mata yang menghalangi masuknya cahaya dan menyebabkan kebutaan, 40 % lebih
terjadi pada perokok. Rokok dapat menyebabkan katarak dengan 2 cara, yaitu cara
mengiritasi mata dan dengan terlepasnya zat-zat kimia dalam paru yang oleh aliran
darah dibawa sampai ke mata. Merokok dapat juga dihubungkan dengan degrasi
muscular yang berhubungan dengan usia tua yaitu penyakit mata yang tak
tersembuhkan yang disebabkan oleh memburuknya bagian pusat retina yang disebut
Mucula. Mucula ini berfungsi untuk memfokuskan pusat penglihatan di dalam mata
dan mengontrol kemampuan membaca, mengendarai mobil, mengenal wajah dan warna
dan melihat objek secara detail.

d. Kulit keriput

Merokok dapat menyebabkan penuaan dini pada kulit karena rusaknya protein
yang berguna untuk menjaga elastisitas kulit, terkikisnya vitamin A, terhambatnya
aliran darah. Kulit perokok menjadi kering dan keriput terutama disekitar bibir dan
mata.

e. Hilangnya pendengaran

Karena tembakau dapat menyebabkan timbulnya endapan pada dinding pembuluh


darah sehingga menghambat laju aliran darah ke dalam telinga bagian dalam . perokok
dapat kehilangan pendengaran lebih awal dari pada orang yang tidak merokok atau
lebih mudah kehilangan pendengaran karena infeksi telinga atau suara yang keras.
Resiko untuk terkena infeksi telinga bagian tengah yang dapt megarah kepada
kompliksi yang lebih jauh disebut Meningitis dan Paralysis wajah bagi perokok 3 kali
lebih besar dari pada orang yang tidak merokok.

f. Kanker kulit

Merokok tidak menyebabkan melanoma ( sejenis kanker kulit yang kadang-


kadang menyebabkan kematian ) tetapi merokok mengakibatkan meningkatnya
kemungkinan kematian akibat penyakit tersebut. Ditengarai bahwa perokok berisiko
menderita Custaneus Scuamus Cell Cancer sejenis kanker yang meninggalkan bercak
merah pada kulit 2 kali lebih besar dibandingkan dengan non perokok

g. Caries
Rokok mempengaruhi keseimbangan kimiawi dalam mulut membentuk plak yang
berlebihan, membuat gigi menjadi kuning dan terjadinya caries, perokok berisiko
kehilangan gigi mereka 1,5 kali lipat.

h. Enfisema

Selain kanker paru, merokok dapat menyebabkan enfisema yaitu pelebaran dan
rusaknya kantong udara pada paru-paru yang menurunkan kapasitas paru untuk
menghisap oksigen dan melepaskan CO 2. Pada kasus yang parah dugunakan
Tracheotomy untuk membantu pernafasan pasien. Ibarat suatu asyatn untuk lubang
ventilasi pada tenggorokan sebagai jalan masuk udara ke dalam paru-paru. Pada kasus
Bronkhitis kronis terjadi penumpukan muncus sehingga mengakibatkan batuk yang
terasa nyeri dan kesulitan bernafas.

i. Kerusakan paru

Selain kanker paru dan jantung merokok dapat pula menyebabkan batuk.
Dikarenakan rusaknya kantung udara pada paru yang menurunkan kapasitas paru dan
oksigen untuk melepas O2. bila keadaan ini belanjut akan terjadi penumpukan lender
sehingga mengakibatkan batuk yang tersa nyeri dan kesulitan bernafas.

j. Berisiko tinggi terkena kanker paru-paru dan jantung

Satu diantara tiga kematian di dunia disebabkan oleh penyakit jantung.


Pemakaian tembakau adalah salah satu factor resiko terbesar untuk penyakit ini. Telah
ditetapkan bahwa asap rokok mengandung lebih dari 40 macam zat racun.
Kemungkinan timbulnya kanker paru dan jantung pada perokok 22 kali lebih besar
dariyang tidak merokok.

k. Osteoporosis

Karbon monoksida (CO) yaitu zat kimia beracun yang banyak terdapat pada gas
buangan mobil,dan asap rokok lebihmudah terikat pada darah dari pada oksigen
sehingga kemampuan darah untuk mengangkat oksigen turun 15% pada perokok.
Akibatnya tulang pada perokok kehilangan densitasnya menjadi lebih mudah patah atau
retak dan penyembuhannya 805 lebih lama. Perokok jiga menjadi lebih rentan terhadap
masalah tulang punggung. Perokok juga menjadi lebih retan terhadap masalah tulang
punggung. Sebuah studi menunjukkan bahwa buruh pabrik yang merokok 5 kali lebih
banyak mengalami nyeri punggung setelah terjadi trauma.

l. Penyakit jantung

Satu diantara tiga kematian di dunia diakibatkan oleh penyakit kardiovaskuler.


Pemakaian tembakau adalah salah satu factor resiko terbesar untuk penyakit ini. Di
Negara yang sedang berkembang penyakit membunuh lebih dari satu juta orang setiap
tahun. Penyakit kardiovaskuler yang menyangkut pemakaian tembakau di Negara-
negara maju membunuh lebih dari 600.000 orang setiap tahun. Rokok menyebabkan
jantung berdenyut lebih cepat, menaikkkan tekanan darah dan meningkatkan resiko
terjadinya hipertensi dan penyumbatan arteri yang akhirnya menyebabkan serangan
jantung dan stroke.

m. Tukak lambung

Konsumsi tembakau menurunkan resistensi terhadap bakteri yang menyebabkan


tukak lambung juga meminimalisasi kemampuan lambung untu menetralkan asam
lambung setelah makan sehingga sisa asam akan mengerogoti dinding lambung. Tukak
lambung yang diderita para perokok lebih sulit dirawat dan disembuhkan.

n. Diskolori jari-jari

Tar yang terdapat pada asap rokok terakumulasi pada jari-jari dan kuku yang
meninggalkan warna coklat kekuningan.

o. Kanker uterus

Selain meningkatkan resiko kanker serviks dan uterus rokok meneyebabkan


timbulnya masalah kezsuburan pada wanita dan berbagai komplikasi selama masa
kehamilan dan kelahiran bayi. Merokok selama masa kehamilan meningkatkan resiko
kelahiran bayi dengan BBLR dan masalah kesehatan sesudahnya. Kegagalan hamil atau
abortus terjadi 2-3 kali lebih besar pada wanita perokok. Angka yang sama berlaku juga
untuk kelahiran atau kematian karena kekurangan oksigen pada janin dan plasenta yang
menjadi abnormal karena tercemar oleh Karbon Monoksida dan Nikotin dalam asap
rokok. Sindrom kematian bayi mendadak (Sudden Infant Death) juga dihubungkan
dengan pemakaian tembakau. Tambahan pula, rokok dapat menurunkan kadar estrogen
yang menyebabkan terjadinya menopause dini.

p. Kerusakan sperma

Rokok dapat menyebabkan deformasi pada sperma dan kerusakan pada DNAnya
sehiungga mengakibatkan aborsi. Beberapa studi menemukan bahwa pria yang
merokok meningkatkan resiko menjadi ayah dari anak yang berbakat kanker. Rokok
juga memperkecil jumlah sperma dan infertilitas banyak terjadi pada perokok.

q. Penyakit Buerger
Terjadinya inflamasi pada arteri, vena, dan saraf terutama di kaki, yang
mengakibatkan terhambatnya aliran darah. Dan jika dibiarkan tanpa perawatan akan
mengarah ke gangrene (matinya jaringan tubuh) sehingga pasien perlu diamputasi.

C. Cara mengurangi efek jelek dari rokok


a. Kurangi jumlah rokok yang diisap perharinya
b. Jangan menghisap asap dalam-dalam
c. Tinggalkan puntung rokok sejauh mungkin (jangan menghisap sampai habis)
d. Melepaskan rokok dari bibir diantara tiap sedotan
e. Memakai rokok yang berfilter, pipa atau cerutu.

D. Alasan harus menghindari rokok


a. Melemahkan pikiran, ketagihan, cemas dan gelisah
b. Kita akan mempunyai kebugaran dan penampilan yang segar
c. Akan menghemat uang
d. Asap rokok akan merusak kesehatan keluarga dan lingkungan
e. Tidak menambah polusi alam dan turut memelihara kesehatan lingkungan dengan
udara bersih.

E. Cara mencegah merokok


a. Agar dibuat peta merokok selama 20 jam
b. setiap merokok agar ditulis waktu dan apa yang dilakukan pada saat itu. Hal ini agar
dilakukan setiap merokok dalam satu hari.
c. Peta dan situasi ketika merokok agar dicatat dan dipelajari
d. Untuk menghitung jumlah rokok setiap hari agar dicatat pada setiap dimana kita
menikmati
e. Merubah situasi merokok. Apakah merokok ketika jenuh, konsentrasi penuh, istirahat,
minum dengan teman, dan sesudah makan?
f. Sekarang perlu dipertimbangkan untuk melakukan kegiatan lain pada situasi tersebut
diatas untuk merubah kebiasaan merokok pada saat itu
g. Apabila jenuh, tanganipekerjaan yang sudah lama tertunda
h. Apabila konsentrasi, kunyah sebatang wortel atau apel
i. Luangkan lebih bannyak waktu dengan orang yang tidak merokok dan mendiskusikan
masalah menarik yang sedang terjadi
j. Setelah makan, jalan-jalan atau membaca buku.

F. Alasan Seseorang Harus Berhenti/ tidak Perlu Merokok


a. Kemungkinan/resiko anda untuk menderita serangan jantung dan kanker paru akan
berkurang.
b. Anda akan bernafas lebih mudah, lega dan nyaman
c. Keluhan batuk- batuk yang anda derita terutama pada pagi hari akan berkurang,
bahkan menghilang.
d. Anda dapat menghemat uang untuk keperluan lain yang lebih berarti dan bermanfaat.
e. Penampilan paras muka, bibir, kulit dan bau lebih baik
f. Stamina dan energy akan bertambah
g. Agar anda dapat mencapai kesehatan yang optimal
h. Anda terbebas dari belenggu perbudakan dan kecanduan rokok, sehingga anda akan
merasakan kepercayaan terhadap diri sendiri yang lebih mantap dan kuat.

G. Cara/langkah berhenti Merokok


a. Tancapkan niat dalam hati anda, kalau anda memiliki keinginan untuk berhenti
merokok
b. Jika anda terbiasa menikmati rokok sewaktu merasa bosan, susah berkonsentarasi,
untuk istirahat sejenak, ngobrol dengan teman- teman atau sehabis makan, sekarang
dengan sengaja lakukan sesuatu pada situasi tersebut untuk merubah kebiasaan anda
dari merokok kegiatan/ kebiasaan lain seperti:
a). Bila anda merasa bosan, lakukan tugas- tugas yang anda tunda selama ini
b). Sulit berkonsentrasi, gigitlah tusuk gigi, kayu manis, wortel, ketimun atau buah
lainnya/ makanlah permen.
c). Istirahat sejenak dan minumlah segelas air jeruk
d). Sehabis makan, segera lakukan aktifitas yang tidak membuat anda ingin merokok,
misalnya membaca majalah, olahraga dipagi hari, berkebun dll.
c. Cari hobi/ kesibukan atau kegiatan yang anda senangi dan lakukan segera setelah anda
berhenti merokok seperti berenang, berkebun, membaca buku dll
d. Beritahu kepada keluarga dan teman- teman bahwa anda berniat untuk berhenti
merokok. Minta mereka mengingatkan anda apabila anda menyalakan rokok. Dan
minta mereka membantu untuk mengalihkan perhatian anda dari rokok dan mengajak
untuk melakukan kegiatan yang lebih bermanfaat.
e. Setiap kali anda ingin merokok, cobalah untuk menarik nafas panjang beberapa kali.
Kepalkan tangan anda dan lepaskan perlahan, perasaan keinginan untuk merokok
akan berkurang
f. Jauhkan diri anda dari tempat- tempat, teman- teman, pergaulan dan situasi dimana anda
mungkin tergoda untuk ingin merokok
g. Hilangkan dari sekitar lingkungan rumah anda dan ditempat kerja jika memungkinkan
seperti korek api, rokok, mencis, asbak dan semua hal yang menggoda untuk
merokok, seperti poster, gambar atau benda lain yang mengingatkan atau menggoda
anda untuk merokok kembali.
h. Jangan sekali- kali menyerah untuk kembali merokok tidak juga untuk mengatakan
hanya sebatang rokok saja.

H. Pengaruh rokok terhadap lingkungan

Sekarang ini kebanyakan perokok tahu bahwa merokok dapat menyebabkan beberapa
penyakit yang berbahaya. Namun mereka biasanya masa bodoh terhadap hal itu dan
menganggap merokok adalah urusan pribadi mereka, tetapi sebenarnya erokok bukan
merupakan urusan pribadi.

Asap tembakau bukan hanya berpengaruh pada perokok, tetapi juga mengotori udara
sekitar. Orang-orang yang tidak merokok yang kebetulan di sekitar orang yang merokok
terpaksa harus bersedia bernafas dan menghisap udara yang penuh dikotori oleh asap
rokoknya para perokok.

Disamping perokok dikenal juga orany yang bukan perokok, tetapi yang menghirup
udara yang tercemar asap rokok. Keadaan ini biasanya terjadi di ruang-ruang umum tertutup
seperti di bus, ruang kantor dan lain-lain. Seorang yang bukan perokok, tetapi yang ikut
mengkonsumsi rokok beserta zat-zat yang terkandung di dalamnya disebut perokok pasif.

Perlu diketahui bahwa asap yang dihasilkan rokok ditambah dengan udara luar,
mengandung zat kimia yang lebih tinggi daripada asap yang dihirup oleh perokok sendiri.
Yang lebih peka dan beresiko terhadap asap rokok yakni perokok pasif terutama bayi dan
anak-anak. Mereka dapat menderita asma dan penyakit paru-paru. Orang dengan kadar Hb
rendah dan orang yang sedang menderita penyakit kardiovaskule

Daftar Pustaka

Bahan Kuliah II Kesehatan Reproduksi: Reproductive Health Program Faculty Of Public


Health University Indonesia
PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS TRIBHUWANA
TUNGGADEWI MALANG

2017
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PENYULUHAN SAMPAH

DI DESA SIDOMULYO
PROGRAM PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS TRIBHUANA TUNGGADEWI


MALANG
2017

Satuan Acara Penyuluhan

Pokok bahasan : Pembuangan Sampah


Sasaran : Masyarakat
Tempat : Pengajian Laki Laki dan Perempuan
Hari / tanggal : 14-16-03-2017
Waktu : 19:00 selesai
Metode : Ceramah dan tanya jawab
5. Latar Belakang
Menurut UU RI No.18 tahun 2008, sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari
manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat. Pertambahan jumlah penduduk
yang pesat berdampak terhadap peningkatan jumlah sampah yang dihasilkan.
Peningkatan jumlah sampah yang tidak diikuti oleh perbaikan dan peningkatan sarana
dan prasarana pengelolaan sampah mengakibatkan permasalahan sampah menjadi
komplek, antara lain sampah tidak terangkut dan terjadi pembuangan sampah liar,
sehingga dapat menimbulkan bau tidak sedap, lingkungan kotor, berbagai penyakit
seperti diare, disentri, ISPA dll (Artiningsih, 2008).
Hadi (2004), dalam tulisannya yang berjudul sindrom sampah mengatakan bahwa
masyarakat bersikap resisten terhadap fasilitas pembuangan sampah, seperti kasus
masyarakat terhadap keberadaan TPA Jomboran, Klaten Tengah.
Menurut UU RI No.18 tahun 2008, tempat pemrosesan akhir (TPA) adalah tempat
untuk memproses dan mengembalikan sampah ke media lingkungan secara aman bagi
manusia dan lingkungan, yang pada kenyataannya setiap orang yang membuang ke TPA
tidak mengolah dan hanya langsung dibuang tanpa mempedulikan samapah tersebut
dapat terurai oleh bakteri atau tidak.
Dampak yang muncul bagi daerah yang dijadikan sebagai tempat pembuangan
sampah berupa ketidaknyamanan karena debu, bau dan ceceran sampah di sekitar
kawasan TPA. Hal ini dapat memicu menurunnya nilai properti, di mana tanah dan
rumah disekitar TPA tidak menguntungkan untuk dijual karena umumnya orang enggan
untuk tinggal disekitar TPA. Masalah sampah mutlak harus ditangani secara bersama-
sama antara pemerintah, lembaga swadaya masyarakat dan masyarakat itu sendiri
(Artiningsih, 2008).
Oleh karena itu dibutuhkan kesadaran dan komitmen bersama menuju perubahan
sikap, perilaku dan etika yang berbudaya lingkungan. Sebagai upaya menggugah
kepedulian dalam penanganan permasalahan lingkungan, khususnya persampahan serta
untuk menciptakan kualitas lingkungan pemukiman yang bersih dan ramah lingkungan
maka, harus dilakukan perubahan paradigma pengelolaan sampah (Artiningsih, 2008).
Dengan kata lain, sampah telah menjadi permasalahan utama sehingga
pengelolaannya perlu dilakukan secara komprehensif dan terpadu dari hulu ke hilir agar
memberikan manfaat secara ekonomi, sehat bagi masyarakat, dan aman bagi lingkungan,
serta dapat mengubah perilaku masyarakat (UU RI No.18 tahun 2008).
Menurut UU RI No.18 tahun 2008, pengelolaan sampah adalah kegiatan yang
sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan
penanganan sampah. Pengelolaan sampah bertujuan untuk meningkatkan kesehatan
masyarakat dan kualitas lingkungan serta menjadikan sampah sebagai sumber daya.

6. Tujuan
c. Tujuan Instruksional Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit masyarakat diharapkan mampu
memahami tentang konsep pembuangan sampah
d. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit diharapkan masyarakat
mampu:
a). Menjelaskan pengertian pembuangan sampah.
b). Mengetahui jenis sampah dan sumber sampah.
c). Menyebutkan pembagian sampah.
d). Menyebutkan dampak sampah terhadap Manusia dan lingkungan.
e). Menyebutkan dampak negatif dan positif dari pembuangan sampah.
f). Mengetahui hal-hal yang perlu di perhatikan dalam pembuangan sampah.
g). Menyebutkan beberapa cara pembuangan sampah secara benar dan tidak benar.

7. Kegiatan Pelatihan

No Waktu Kegiatan Pelatihan Kegiatan Peserta Metode


.
1. 5 menit Pembukaan Menjawab salam,
f. Memberi salam
mendengarkan, merespon
g. Menjelaskan tujuan
pemateri.
penyuluhan
h. Menyebutkan
materi/pokok bahasan
yang akan disampaikan
2. 10 menit Pre Test Kognitif Menjawab Soal Tanya Jawab
3. 20 menit Pelaksanaan Mendengarkan, LCD/CTJ
Menjelaskan materi memperhatikan, (Ceramah
penyuluhan secara merespon pemateri. Tanya
berurutan dan teratur. Jawab)
Materi:
a. Pengertian pembuangan
sampah.
b. Jenis sampah dan
Sumber sampah.
c. Pembagian sampah.
d. Dampak sampah
terhadap Manusia dan
lingkungan.
e. Dampak negatif dan
positif dari pembuangan
sampah.
f. Hal-hal yang perlu di
perhatikan dalam
pembuangan sampah.
g. Beberapa cara
pembuangan sampah
secara benar dan tidak
benar.
4. 10 menit Evaluasi:
e. Menyimpulkan inti
penyuluhan
f. Menyampaikan secara
singkat materi penyuluhan
g. Memberi kesempatan
kepada masyarakat untuk
bertanya
h. Memberi kesempatan
kepada masyarakat untuk
menjawab pertanyaan yang
dilontarkan
5. 10 menit Post Test Kognitif Menjawab Soal Tanya Jawab
6. 5 menit Terminasi: Memperhatikan,
a. Menyimpulkan materi menjawab salam.
penyuluhan yang telah
disampaikan
b. Menyampaikan terima
kasih atas perhatian dan
waktu yang telah di berikan
kepada peserta
c. Mengucapkan salam

8. Kriteria Evaluasi
r. Evaluasi Struktur.
a). Peserta hadir ditempat penyuluhan.
b). Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan Di Puskesmas Bululawang.
c). Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya.
b. Evaluasi Proses.
a). Peserta antusias terhadap materi penyuluhan.
b). Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan.
c). Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar.
c. Evaluasi Hasil.
a). Pasien dan keluarga pasien mengerti tentang penyakit hipertensi dan dapat
mencegah dan menanggulangi penyakit hipertensi.
b). Jumlah hadir dalam penyuluhan minimal 5orang.
MATERI PENYULUHAN

A. Pengertian Pembuangan Sampah (Refuse disposal )


Yang dimaksud dengan pembuangan sampah adalah semua zat/ benda yang sudah
tidak terpakai lagi baik berasal dari rumah-rumah maupun siasa-sisa proses industri.
Sedangkan sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber aktivitas
manusia maupun proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis.
B. Jenis-Jenis Sampah
a. Sampah organik.
adalah sampah yang berasal dari jasad hidup sehingga mudah membusuk dan
dapat hancur secara alami. Contoh:
a). Sayuran
b). Daging
c). Ikan
d). Nasi
e). Potongan rumput/ daun/ranting dari kebun.
b. Sampah non organik/ an-organik
adalah sampah yang tidak mudah busuk. Contohnya:
a). Botol
b). Gelas
c). Plastik
d). Tas plastic
e). Kaleng
f). Logam
Sampah non-organik tidak mudah diuraikan oleh alam dan bahkan sebagian sama
sekali tidak bisa terurai.
Jenis Sampah Lama Hancur

Kertas 2-5 Bulan


Dus Karton 5 Bulan
Filter Rokok 10-12 Tahun
Kantong Plastik 10-20 Tahun
Kulit Sepatu 25-40 Tahun
Pakaian/Nylon 30-40 Tahun
Plastik 50-80 Tahun
Alumunium 80-100 Tahun
Styrofoam Tidak Hancur
Rata-rata setiap orang menghasilkan sampah 1 Kg/orang/hari yang terdiri dari
17% sampah plastic

C. Sumber Sampah
a. Sampah Pemukiman, Perdagangan dan Perkantoran yang disebabkan oleh:
a). Penduduk yang tinggal di sepanjang sungai dan pemukiman padat langsung
membuang sampah ke sungai dan saluran pembuangan.
b). Limpasan air hujan yang membawa sampah dari pasar-pasar maupun pusat-pusat
kegiatan dan pemukiman.
c). Sampah perkantoran terdiri dari kertas, alat tulis menulis, toner foto copy, baterai
dll.
b. Sampah Pertanian dan Perkebunan
Sampah dari kegiatan pertanian tergolong bahan organik, seperto jerami dan
sejenisnya. Sebagian besar sampah yang dihasilkan selama musim panen dibakar atau
dimanfaatkan untuk pupuk.
c. Sampah Bangunan dan Gedung
Sampah yang berasal dari kegiatan pembangunan dan pemugaran gedung dapat
berupa organik maupun anorganik. Sampah organik: kayu, bambu, triplek dll. Sampah
Anorganik : semen, ubin, besi, baja, kaleng, kaca dll.
i. Sampah Khusus
Sampah khusus merupakan sampah yang memerlukan penanganan khusus untuk
menghindari bahaya yang akan ditimbulkannya. Sampah jenis ini meliputi:
a). Sampah Rumah Sakit
Merupakan sampah biomedis, seperti sampah dari pembedahan, peralatan
operasi, botol infus dan sejenisnya serta obat-obatan. Semua sampah ini terkontaminasi
oleh bakteri, virus dan pembawa penyakit lainnya yang sangat berbahaya bagi manusia
dan lingkungan sekitarnya.
D. Pembagian Sampah
Sampah ini dibagi dalam:
a. Garbage: adalah sisa pengolahan ataupun sisa makanan yang sudah membusuk.
b. Rubbish: adalah bahan-bahan sisa pengolahan yang tidak membusuk. Rubbish ini ada
yang mudah terbakar misalnya: kayu, kertas. Ada yang tidak terbakar misalnya kaleng,
kawat dan sebagainya.
E. Dampak sampah terhadap Manusia dan lingkungan
a. Terhadap Kesehatan
Pengelolaan sampah yang tidak memadai (pembuangan sampah sembarangan dan
tidak terkontrol) dapat menimbulkan berbagai penyakit sebagai berikut:
a). Diare, kolera, tipus dan demam berdarah dapat menyebar dengan cepat karena
sampah memasuki air minum.
b). Cacing pita yang dapat menyebar melalui rantai makanan, dimana cacing
dikonsumsi sebelumnya oleh ternak melalui makanannya yang berupa sisa
makanan/sampah.
c). Minamata (di Jepang) disebabkan karena masyarakat mengkonsumsi ikan yang
terkontaminasi sampah beracun (limbah baterai dan akumulator yang dibuang di
perairan umum).
D. Dampak sampah terhadap c) b)
Minamata
Cacing pita
(di Jepang)
yang dapat
disebabkan PROGRAM STUDI PROFESI NERS
SAMPAH
karena
menyebar
masyarakat
melalui rantai
Manusia dan lingkungan FAKULTAS KESEHATAN
mengkonsumsi
makanan, dimana
ikan yang
cacing
terkontaminasi
dikonsumsi sebelumnya
sampah beracun
oleh
UNIVERSITAS TRIBHUWANA
(limbah
ternakbaterai
melaluidan
makanannya
akumulator
Terhadap Kesehatan TUNGGADEWI MALANG
yang
yang
dibuang
berupadisisa
perairan
Pengelolaan sampah umum).
makanan/sampah.
2017
yang tidak memadai
(pembuangan sampah
sembarangan dan tidak
terkontrol) dapat
menimbulkan berbagai
penyakit sebagai berikut:
a) Diare, kolera, tipus dan demam
berdarah dapat menyebar
dengan cepat karena sampah
memasuki air minum.
C. b. Sampah
B. Jenis-Jenis
Sumber
a.
sampah
Sampah non
Sampah
adalah organik/
Sampah
organik. an-organik
suatu bahan yang
adalahadalah
a. terbuang
Sampah sampah yang tidak
Pemukiman,
atau dibuang
sampah darimudah
yang
Perdagangan
sumber
berasal dari dan
busuk.aktivitas
Contohnya: Perkantoran
jasad
manusia
hidup
b. Sampah Pertanian
a). Botol dan
maupun
sehingga
proses
Perkebunan mudahalam
membusuk
yang belum
b).
c. memiliki
Sampah Gelas
Bangunan dan Gedung
dan dapat
nilai
hancur
ekonomis.
secara
d. Sampah Khusus
c). Plastik
alami. Contoh:
d). Tas plastic
Sampah khusus merupakan sampah
a). Sayuran
e). Kaleng
yang memerlukan
b). Dagingpenanganan
f). Logam
khusus untuk menghindari bahaya
c). Ikan
Sampah non-organik tidak mudah
yang akand).
diuraikan ditimbulkannya.
oleh Sampah
alam dan bahkan
Nasi
sebagian
jenis sama sekali
ini meliputi: tidak bisa
Sampah terurai.
Rumah
e). Potongan rumput/
Sakit daun/ranting dari kebun.
DAFTAR PUSTAKA

Ekasari, Mia Fatmawati. (2006). Panduan pengalaman belajar lapangan


keperawatan keluarga, keperawatan gerontik, keperawatan komunitas. Jakarta:
EGC

Hidayat, A. Aziz Alimul. (2009). Pengantar konsep dasar keperawatan. Jakarta: Penerbit
Salemba Medika.

Mubarak, Wahit Iqbal. (2009). Pengantar keperawatan komunitas 1. Jakarta:


Sagung Seto
Mubarak, Wahit Iqbal. (2009). Ilmu keperawatan komunitas pengantar dan teori
buku 1. Jakarta: Salemba Medika

Mubarak, Wahit Iqbal. (2009). Ilmu keperawatan komunitas pengantar dan teori
buku 2. Jakarta: Salemba Medika

Mubarak, Wahit Iqbal. (2009). Ilmu keperawatan masyarakat: teori dan aplikasi.

Jakarta: Salemba Medika

You might also like