Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tugas elemen mesin merupakan salah satu latihan yang baik bagi mahasiswa agar
dapat mengaplikasikan ilmu yang telah diperolehnya ke dalam bentuk suatu analisis dari
suatu peralatan. Selain untuk menambah wawasan mahasiswa, tugas ini dapat menjadi
tantangan tersendiri bagi mahasiswa dalam menguji keseriusannya dalam menempuh
pendidikan di perguruan tinggi ini. Sebagai mahasiswa teknik mesin sudah pasti harus
bisa merancang sesuatu yang bisa memudahkan untuk memenuhi kebutuhan yang tentu
berkaitan dengan bidangnya.
Suatu mesin terdiri dari suatu komponen yang jumlahnya dapat mencapai lebih dari
seribu bagian. Semua bekerja saling mendukung dan terpadu, sehingga dapat
menghasilkan suatu gerakan. Banyak hal yang harus diperhatikan oleh seorang perancang
dalam perancangan suatu komponen dari sebuah mesin antara lain yaitu menyesuaikan
suatu komponen dengan fungsi sebenarnya, faktor keamanan dari komponen yang
direncanakan, efisiensi serta faktor biaya.
Analisis merupakan salah satu dari tahapan perancangan. Proses ini bertujuan untuk
memperkirakan kondisi suatu alat atau mesin dengan menggunakan pemikiran yang
terstruktur dan perhitungan-perhitungan tertentu. Dengan menganalisis kita dapat
memperkirakan suatu mesin akan berjalan dengan baik atau tidak. Jika didapat dari proses
analisis bahwa suatu mesin tidak akan berjalan dengan baik maka akan dapat ditentukan
cara untuk memperbaiki kesalahan yang terjadi, baik dengan memperbaiki mesin tersebut
atau mengganti bagian yang akan atau telah rusak, atau cara apapun yang dapat
menjadikan mesin tersebut berjalan sebagaimana mestinya.
Pada tugas elemen mesin I ini akan menganalisi suatu alat yang berfungsi untuk
menghentikan poros atau benda yang mengalami gerakan yaitu rem. Rem adalah suatu
alat yang berguna untuk menghentikan atau memperlambat putaran dari suatu poros yang
berputar dengan perantara gesekan. Peranan rem sangat penting dalam sebuah konstruksi
kendaraan bermotor. Oleh karena itu, penulis mengambil Perhitungan Rem Tromol
Pada Honda Supra X 110 cc sebagai judul dari tugas perencanaan elemen mesin ini.
C. Perbatasan Masalah
Berdasarkan pada judul perancangan rem tromol pada motor supra x 100cc maka
permasalahan yang akan dibahas adalah :
a) Perancangan lebar muka kanvas rem dan menghitung gaya serta kapasitas
pengereman dari lebar kanvas yang didapat,
b) Perancangan diameter pin penahan,
c) Perancangan panjang pegas dan defleksi maksimal pegas serta menghitung tegangan
maksimum spring dan konstanta pegas.
D. Metode Pembahasan
Pada perencanaan rem Trombol ini pembahasan akan dilakukan dengan
menggunakan literatur yang memuat data-data serta rumus-rumus yang berkaitan dengan
masalah yang diambil serta dilengkapi dengan studi lapangan.
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang digunakan dalam laporan ini adalah sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan dan Manfaat Penulisan
C. Pembatasan Masalah
D. Metode Pembahasan
E. Sistematika Penulisan
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Rem
B. Fungsi Rem
C. Macam macam rem
D. Cara Kerja Rem Tromol
E. Analisa Rem Tromol
F. Elemen Rem Tromol
BAB III : PERENCANAAN REM
A. Rem Sepatu
B. Pena Pin
C. Pegas
D. Poros
BAB IV KESIMPULAN
LAMPIRAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Rem
Rem adalah suatu elemen mesin yang berfungsi untuk menghentikan atau
mengedalikan putaran dari suatu poros. Rem bekerja dengan cara memberikan gaya pada
poros tersebut sehingga poros itu berhenti berputar atau kecepatan putarannya berkurang.
Berbagai cara untuk menghentikan poros yaitu ada yang menggunakan efek gesekan
secara mekanis dan ada juga yang menggunakan listrik dan lain-lain.
B. Fungsi Rem
Sistem rem dalam suatu kendaraan sepeda motor termasuk sistem yang sangat penting
karena berkaitan dengan faktor keselamatan berkendara. Sistem rem berfungsi untuk
memperlambat dan atau menghentikan sepeda motor dengan cara mengubah tenaga
kinetik/gerak dari kendaraan tersebut menjadi tenaga panas. Perubahan tenaga tersebut
diperoleh dari gesekan antara komponen bergerak yang dipasangkan pada roda sepeda
motor dengan suatu bahan yang dirancang khusus tahan terhadap gesekan.
Gesekan (friction) merupakan faktor utama dalam pengereman. Oleh karena itu
komponen yang dibuat untuk sistem rem harus mempunyai sifat bahan yang tidak hanya
menghasilkan jumlah gesekan yang besar, tetapi juga harus tahan terhadap gesekan dan
tidak menghasilkan panas yang dapat menyebabkan bahan tersebut meleleh atau berubah
bentuk. Bahan-bahan yang tahan terhadap gesekan tersebut biasanya merupakan
gabungan dari beberapa bahan yang disatukan dengan melakukan perlakuan tertentu.
Sejumlah bahan tersebut antara lain; tembaga, kuningan, timah, grafit, karbon, kevlar,
resin / damar, fiber dan bahan-bahan aditif / tambahan lainnya.
C. Macam-macam Rem
1. Rem Blok
a. Rem Blok Tunggal
Rem ini merupakan rem yang paling sederhana yang terdiri dari satu blok rem,
pada permukaan geseknya dipasang lapisan rem atau bahan gesek yang dapat
diganti bila aus. Suatu hal yang kurang menguntungkan pada rem blok tunggal
adalah gaya tekan yang bekerja dalam satu arah saja pada drum, sehingga pada
poros timbul momen lentur serta gaya tambahan pada bantalan yang tidak
dikehendaki. Demikian pula dengan pelayanan manual jika diperlukan gaya
pengereman yang besar, tuas perlu dibuat sangat panjang sehingga kurang ringkas.
Pada dasarnya rem blok tunggal beroperasi karena aksi satu arah blok tunggal
sehingga menimbulkan lenturan pada poros rem. Rem blok tunggal hanya dapat
dipakai untuk menahan momen gaya yang kecil pada penggerak tangan bila
diameter poros tidak melebihi lima puluh milimeter. Tekanan yang diberikan oleh
blok besi cor pada rem haruslah sedemikian rupa sehingga gaya gesek yang
dihasilkan pada permukaan roda mengimbangi gaya sekelilingnya.
b. Rem Blok Ganda
Kekurangan rem blok tunggal yang hanya mendapat gaya tekan dalam arah
saja hingga menimbulkan momen lentur yang besar pada poros serta gaya
tambahan pada bantalan, dapat diatasi jika dipakai dua blok rem yang menekan
drum dari dua arah yang berlawanan baik dari sebelah dalam atau dari sebelah luar
drum.
Rem blok ganda sering digunakan pada mekanisme pengangkat, pemindahan
dan pemutaran crane yang berbeda dengan rem blok tunggal. Rem blok ganda tidak
menimbulkan defleksi pada poros rem. Penjepit dan crane yang digerakkan listrik
hampir selalu didesain dengan rem blok ganda. Rem digerakkan oleh pemberat dan
dilepaskan oleh elektromagnet, akibatnya pengereman permanen hanya bekerja
bila elektromagnet. Biasanya rangkaian listriknya dibuat saling mengunci antara
motor dan magnet sehingga secara otomatis menghasilkan aksi pengereman
walaupun motor berhenti secara mendadak.
Pengoperasian rem dengan pemberat yang dipasang pada tuas rem mempunyai
kelemahan yaitu setelah arus diputuskan dan pemberatnya jatuh, pemberat ini akan
bergetar bersama dengan tangkainya, menurunkan dan menaikkan tekanan sepatu
roda dan akan mengubah besarnya momen gaya pengereman.
2. Rem Cakram
Rem cakeram terdiri atas sebuah cakera dari baja yang dijepit lapisan rem
kedua sisinya pada waktu pengereman. Rem ini mempunyai sifat-sifat yang baik
seperti mudah dikendaikan, pengereman yang stabil, radiasi panas yang baik sehingga
banyak dipakai untuk rem depan. Adapun kelemahannya yaitu umur lapisan yang
pendek serta ukuran silinder rem yang besar pada roda. Dibandingkan dengan macam
rem yang lain, rem cakera mempunyai harga FER terendah karena pemancaran panas
yang baik.
3. Rem Pita
Rem pita pada dasarnya terdiri dari sebuah pita baja yang disebelah dalamnya
dilapisi dengan bahan gesek, drum rem dan tuas. Gaya rem akan timbul bila pita
dikaitkan pada drum dengan gaya tarik pada kedua ujung pita tersebut. Salah satu atau
kedua pita dikaitkan pada tuas.
Rem pita mempunyai beberapa keuntungan seperti luas lapisan permukaan
dapar dibuat besar, pembuatan mudah, pemasangan tidak sukar, gaya rem besar dalam
keadaan berhenti. Tetapi karena sukar dikendalikan rem ini tidak cocok untuk putaran
tinggi, karena pita dapat mengalami putus. Rem semacam ini dipandang tidak cocok
untuk alat-alat pengangkut manusia, rem pita banyak dipakai untuk derek. Rem
sebuah derek dimaksudkan untuk menghentikan putaran drum penggulung kabel dan
mencegah beban turun sendiri.
4. Rem Tromol
Rem tromol (drum brake) adalah rem yang menggunakan sepasang sepatu
yang menahan bagian dalam dari tromol yang berputar bersama-sama roda untuk
menghentikan kendaraan. Walaupun terdapat berbagai cara pengaturan sepatu rem,
jenis leading dan triling yang paling banyak dipakai. Rem tromol merupakan sistem
rem yang telah menjadi metode pengereman standar yang digunakan sepeda motor
kapasitas kecil pada beberapa tahun belakangan ini. Alasannya adalah karena rem
tromol sederhana dan murah. Konstruksi rem tromol umumnya terdiri dari komponen-
komponen seperti: sepatu rem (brake shoe), tromol (drum), pegas pengembali (return
springs), tuas penggerak (lever), dudukan rem tromol (backplate), dan cam/nok
penggerak. Cara pengoperasian rem tromol pada umumnya secara mekanik yang
terdiri dari; pedal rem (brake pedal) dan batang (rod) penggerak.
Rem tromol tahan lama karena adanya tempat gesekan yang lebar diantara
sepatu dan tromol, tetapi penyebaran panas agak lebih sulit dibanding dengan rem
piringan karena mekanismenya yang agak tertutup. Karena itu rem tromol hanya
dipakai pada roda-roda belakang yang begitu banyak memerlukan tenaga
pengereman. Berhubung kanvas sepatu dan tromol aus sejalan dengan pemakaian
rem, pemeriksaan secara berkala perlu dilakukan, dan penggantian perlu dilakukan
apabila keausan melebihi limit atau mendekati limit.
Mn Mf P . A (b f )
F = ,atau F = a
C b
Mf =
f Pa br
sin a
r r cos 2 a sin 2 2
2
Momen dari gaya-gaya normal diberikan :
P a. b . r . a 2 1
Mn = 2 4 sin 2 2
sin a
Persamaan untuk menghitung daya putar/torsi adalah jumlah gaya-gaya gesek FdN dikali
jari-jari. Secara matematik adalah sebagai berikut :
fPa br 2 2
T=
sin a 1
sin d
R x D A f .B F sin i
R y D B f . A F cos i
Dimana,
A = ( sin 22) 12
2
sin d
2
B =
1
Pa . b . r
D =
sin a
Keterangan :
c = Jarak dari pusat pin ke gaya (mm), A = Luas kanvas rem (mm2),
b = Lebar muka kanvas rem (mm), r = Jari-jari dari pusat ke kanvas (mm).
1. Sepatu rem
Sepatu rem berfungsi untuk memberikan gaya gesek pada drum rem sehingga
putaran drum rem dapat diperlambat atau dihentikan. Bahan sepatu rem terbuat dari
alumunium alloy. Bahan lining (kampas) terdiri dari campuran bahan berkualitas
terbaik yaitu dari kayu mapel sehingga pada suhu panas tidak akan terjadi pengerasan
permukaan yang dapat membuat kanvas licin sehingga kinerja sepatu rem dapat
terjaga.
2. Spring
Spring berfungsi untuk mengembalikan posisi sepatu rem ke keadaan semula
setelah gaya tekan yang diberikan pada sepatu rem dilepas. Berdasarkan bentuknya
ada beberapa jenis spring yang biasa digunakan dalam bidang mekanik, antara lain
helical spring, Conical and volute springs, Torsion springs, Laminated or leaf springs,
Disc or bellevile springs dan Special purpose springs. Jenis springs yang digunakan
pada rem tromol adalah tension helical spring. Bahan tension helical spring pada
motor honda supra x 100cc ini terbuat dari baja karbon.
Ada beberapa parameter untuk perancangan tension helical spring pada rem
tromol antara lain :
a. Free Length ( Panjang bebas )
Panjang bebas pada tension helical spring adalah panjang spring dengan
kondisi dimana spring tidak mendapatkan beban. Secara matematik nilai panjang
bebas untuk tension helical spring adalah,
LF = n.d + (n 1) 1
b. Spring index ( Indeks Pegas)
Indeks pegas adalah perbandingan antara diameter lilitan pegas dan diameter
kawat pegas. Secara matematik nilai indeks pegas untuk tension helical spring
adalah,
C=(D/d)
c. Defleksi Pegas
Defleksi pegas adalah pertambahan panjang pegas akibat dari pemberian gaya
pada pegas. Secara matematik nilai defkleksi pegas adalah,
8 FD 3 n
GD 4
d. Konstanta Pegas
Konstanta pegas adalah beban yang dibutuhkan pegas untuk berdefleksi pada
satu lilitan pegas. Secara matematik nilai konstanta pegas untuk tension helical
spring adalah,
d4 F
k atau k
3
8D n
e. Pitch
Pitch adalah jarak aksial antar lilitan pada pegas. Secara matematik nilai pitch
untuk tension helical spring adalah,
n.d n 11 LF
P atau P
n 1 n 1
f. Faktor Pemusatan Tegangan
Faktor pemusatan tegangan pada tension helical spring secara matematik
adalah,
rm d
D
K 2
ri Dimana, rm = 2 ri = r m -
Keterangan:
LF = Panjang bebas (mm), k = Konstanta pegas,
C = Indeks pegas, P = Pitch (mm),
D = Diameter lilitan pegas (mm), K = Faktor pemusatan tegangan ,
D = Diameter kawat (mm), rm = Jari-jari cantelan (mm),
= Defleksi pegas (mm), ri = Jari-jari dari pusat cantelan ke
F = Gaya yang bekerja pada pegas pusat kawat (mm),
(N), = Tegangan maksimum pada pegas
n = Jumlah lilitan, (Mpa).
G = Modulus kekakuan material
pegas (kN/mm2),
4. Cam
Cam berfungsi untuk meneruskan gaya tekan pada sepatu rem sehingga sepatu
rem mengembang dan memberikan gaya gesekan pada drum rem sehingga putaran
roda dapat di perlambat atau dihentikan.
5. Washer
Washer berfungsi sebagai ring untuk memantapkan dudukan cam.
6. Seal
Seal berfungsi untuk menghalangi debu dan air masuk ke dalam sistem
pengereman. Jika air dan debu masuk ke dalam sistem rem, maka daya pengereman
akan berkurang.
7. Tuas rem
Tuas rem ini berfungsi untuk memutar cam
8. Baut pengikat
Baut ini berfungsi untuk mengikat tuas rem dengan cam.
BAB III
DATA SURVEY
A. Data Fisik
B. Data Operasional
Daya maksimum: 7,3 ps = 7,2 Hp = 5370 Watt pada 8000 rpm
Torsi maksimum: 0,74 kgf.m = 7,256920999999 N.m pada 6000 rpm
Berat Kosong : 99.4 kg
BAB IV
PERENCANAAN REM TROMOL
A. Rem Sepatu
Dalam perencanaan rem ada beberapa macam persyaratan penting yang harus
dipenuhi yaitu besarnya momen pengereman, besarnya energi yang diubah menjadi
panas terutama bahan gesek yang dipakai. Pemanasan yang berlebihan bukan hanya akan
merusak bahan lapisan rem, tetapi juga akan menurunkan koefisien gesekannya.
Bahan rem harus memenuhi syarat keamanan, ketahanan dan dapat melakukan
proses pengereman dengan halus. Disamping itu bahan rem juga harus memiliki
koefisien gesek yang tinggi, keausan kecil, kuat dan tidak melukai permukaan drum dan
dapat menyerap getaran yang timbul.
Dari data yang didapat kita dapat mengetahui persamaan gaya gerak untuk dapat
menggerakkan rem.
Mn Mf
F =
C
Mf = M n FC
Mf =
f Pa br
sin a
( r r cos 2 a
2
sin 2 2 ) ( r r cos 1 a
2
sin 2 1 )
0 ,0 043 2 0
3 ( ,0 054 ,0 054 cos 140 sin 140 )
,0 47 . 690 . 10 . b . ,0 054 2
Mf =
0
sin 90 ( ,0 054 ,0 054 cos 25 sin 25 ) 0 ,0 043 2 0
2
Mf = 17512,2 . b (0,086483-0,001219)
Mf = 17512,2 . b . (0,085211)
Mf = 1492,23 . b
Mn =
= 1602,18 . b (1,4679-0,02665)
= 1602,18 . b (1,44125)
Mn = 2309,142. b
Jad i :
Mf + F . c = M n
1492,23 b + F . c = 2309,142 b
F . c = 816,912 b
816,912b
F =
c
180 2
c = 2 a cos
2
180 140
c = 2 0,043 cos
2
c = 0,08013 m = 80,813 mm
2
A= 2 .r.b
360
140
= 2(3,14)(0,054)b
360
= 0,13195 b
Pa . A (b fa )
F =
b
6478,568 b = 147,44
147,44
b = 6478,568
b = 0,02276 m = 22,84 mm 23 mm
Jadi lebar muka dari kanvas rem yang diambil sebesar b = 24 mm.
Mn = 2309,142 . b
= 2309,142. 0,023
= 53,1 Nm
Mf = 1492,23. b
= 1492,23 . 0,023
= 34,32 Nm
C = 0,08013 m
Mn Mf
F =
C
53,1 34,32
F = 0,08013
F = 234,4 N = 0,234 kN
Persamaan untuk menghitung daya putar/torsi adalah jumlah gaya-gaya gesek fdN dikali
jari-jari. Rumus untuk menghitung persamaan daya putar sebelah kanan adalah sebagai
berikut :
fPa br 2 2
TR =
sin a 1
sin d
=
0,47 690.10 3 0,023 0,054 2 cos 25 cos140
sin 90
= 21,75 (1,67)
= 36,37 Nm
Daya putar sepatu kiri berbeda dengan daya putar sepatu kanan. Untuk
menghitung daya putar sepatu kiri kita harus menghitung tekanan maksimum sepatu
sebelah kiri terlebih dahulu. Dari perhitungan momen gaya gesek dan momen gaya
normal di atas kita memperoleh bahwa momen gaya gesek dan momen gaya normal
berbanding lurus dengan tekanan, jadi untuk sepatu kiri:
53,1Pal 34,32 Pal
MNL = MfL =
1000 1000
Gaya yang bekerja pada sepatu kiri :
M NL M fL
FL =
c
Karena gaya yang bekerja pada sepatu kiri dengan sepatu kanan sama, maka :
M NL M fL
FL =
c
53,1PaL 34,32 PaL
234,4 N = 1000 1000
0,08013
87,42 PaL
234,4 N = 1000
0,08013
87,42 PaL
18,78 N =
1000
18782,472
Pal =
87,42
Daya putar dari sepatu kiri menggunakan rumus yang sama dengan sepatu kanan, tetapi
tekanannya berbeda.
fPal br 2
TL = cos 1 2
sin a
=
0,47 214,85 0,023 0,054 2 cos 25 cos140
sin 90
= 6,772.10-3 (1,67)
= 0,011132 Nm
Kapasitas pengereman adalah daya putar/torsi total.
T = TR + TL
= 36,37 + 0,01132 = 36,38132 Nm
B. Pin Penahan
Dalam perhitungan pena pin kita memerlukan data-data yang telah didapat dari
hasil survey dan perhitungan sebelumnya yaitu :
Material pin adalah Baja AISI 1045
L = 15 mm = 0,015 m
F = 234,4 N = 0,234 kN
Ry Ry
Rx Rx
Sepatu pertama Sepatu kedua
= ( 1 2 sin 2 2 ) ( 1 2 sin 2 1 )
= ( sin2 1400 ) ( sin2 250 )
= 0,207 0,089
= 0,117
2
2
B = sin d
1
1
2
= sin 2
2 4 1
2 1 1 1
= 2 4 sin 22 2 4 sin 21
140 1 25 1
= sin 2( 140 0 ) - sin 2( 25 0 )
2 180 4 2 180 4
= (1,468 0,0266)
B = 1,441
Pa . b . r
D =
sin a
856,98 N
D =
1
= 856,98 N = 0,85698 kN
Maka reaksi gaya-gaya pada pena engsel sepanjang sumbu x dan y adalah :
Rx1 = D (A f.B) - Fx
= 0,85698 (0,117 0,47 . 1,441) 0
= 0,85698 (-0,56027)
= -0,48 kN
Ry1 = D (B + f A) Fy
= 0,85698 (1,441 + 0,47 . 0,117) 0,234
= 0,85698 (1,49599) 0,234
= 1,048 kN
= ( 0,48) 2 (1,048) 2
= 1,328704
R1 = 1,153 kN
Dimana momen gesek (MF) dan normal (Mn) adalah perbandingan lurus dengan
tekanan sehingga daya putar yang disumbangkan oleh sepatu rem sebelah kiri dipenuhi
oleh persamaan
53,1Pal 34,32 Pal
MNL = MfL =
1000 1000
M NL M fL
FL =
c
Karena gaya yang bekerja pada sepatu kiri dengan sepatu kanan sama, maka :
M NL M fL
FL =
c
87,42 PaL
234,4 N = 1000
0,08013
87,42 PaL
18,78 N =
1000
18782,472
Pal =
87,42
D2 = 0,000265788 kN
Maka reaksi gaya-gaya pada pena engsel sepanjang sumbu x dan y untuk putaran
yang berlawanan dengan arah jarum jam sebesar :
Rx2 = D (A + f.B) - Fx
= 0,000265788 (0,117 + 0,47 . 1,441) 0
= 0,000265788 (0,79427)
= 2,111 . 10-4 kN
Ry2 = D (B - f.A) Fy
= 0,000265788 (1,441 - 0,47 . 0,117) 0,234
= 0,000265788 (1,38601) 0,234
= - 0,2336 kN
= (0,0002111 ) 2 (- 0,2336 ) 2
= 0,054569
R2 = 0,2336 kN
Md
M MC 2
= = =
Z I d 4
64
32M
d3 =
32(0,013791 )
d3 = . (337843,1072 )
0,441312
d = 3
1061365,424
d = 3
4,157964733 10 7
d = 0,00746 m
d = 7,46 mm 8 mm
Diameter pena pin yang didapat adalah sebesar 8 mm.
C. Spring
Pada perencanaan ini pegas yang direncanakan merupakan pegas yang
menghubungkan antara rem sepatu kanan dan kiri yang digolongkan sebagai pegas tarik,
pegas tarik umumnya dipandang kurang aman dibandingkan dengan pegas ulir tekan.
Karena itu, tegangan yang diizinkan pada pegas tarik diambil 20% lebih redah dari pegas
tekan. Untuk perencanaan pegas di perlukan data-data yang telah didapat dari survey
pengukuran dan hasil perhitungan sebelumnya sebagai berikut:
rm 3,55
K = 2,8 = 1,268
ri
BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan perhitungan-perhitungan pada bab iv didapat data sebagai bahan untuk
merencanakan rem tromol yaitu :
r = 54 mm
a = 43 mm
f = 0,47
Pa = 690 kPa
Dari data di atas didapat :
Lebar muka sepatu rem (b) = 0,02276 m = 22,84 mm 23 mm
SARAN
LAMPIRAN
Kecepatan maks.,m/s 38 25 38
Tabel C. Tabel tegangan ijin maksimum, modulus rigiditas dan modulus elastisitas
bahan pegas
Jenis Material Tegangan geser ijin (Mpa)
CD 67 80 12 35 163
Drawn 81 110 18 51 220
800'F
Drawn 72 103 23 59 201
1000"F
Drawn 62 91 27 66 180
G10400 1040 1200"F
HR 42 76 18 40 149
CD 71 85 12 35 170
Drwan 86 113 23 62 235
G10450 1045 1000F
HR 45 82 16 40 163
CD 77 91 12 35. 179
HR 49 90 15 35 179
G10500 1050 CD 84 100 10 30 197