You are on page 1of 32

KONFIDENSIAL

MARKAS BESAR
TENTARA NASIONAL INDONESIA ANGKATAN DARAT
PUSAT TERITORIAL

BUKU PETUNJUK PEMBINAAN


tentang
BINTER

BAB I
PENDAHULUAN

1. Umum.

a. Kebijakan pembinaan kemampuan dan kekuatan TNI AD yang dilaksanakan guna


melindungi dan menegakkan kedaulatan negara serta keutuhan wilayah darat Negara
Kesatuan Republik Indonesia dari setiap bentuk ancaman. Binter sebagai salah satu
kemampuan perlu dilakukan pembinaan secara terencana, terarah dan berkelanjutan
melalui peningkatan kemampuan dan kekuatan menuju terwujudnya postur TNI AD yang
profesional, efektif, efisien dan modern dalam rangka mendukung tugas pokok TNI AD.

b. Sebagai salah satu upaya dalam mendukung tercapainya tugas pokok tersebut,
pembinaan Binter TNI AD disiapkan serta ditata secara sistimatis dan terpadu melalui
pembinaan kemampuan, kekuatan dan gelar yang dititik beratkan pada pembinaan
struktur, personel, materiil dan peranti lunak.

c. Agar sasaran pembinaan Binter dapat dilaksanakan secara berhasil dan berdaya
guna, maka perlu adanya buku petunjuk pembinaan yang merupakan pedoman sebagai
jabaran dari Buku Petunjuk Induk Binter, yang memuat kententuan-ketentuan tentang tata
cara pelaksanaan pembinaan yang meliputi ketentuan pokok dan penggolongan serta
pelaksanaan pembinaan Binter TNI AD.

2. Maksud dan Tujuan.

a. Maksud. Sebagai gambaran dan kejelasan tentang tata cara penyelenggaraan


pembinaan Binter TNI AD.

b. Tujuan. Untuk dijadikan pedoman bagi pengguna, sehingga diperoleh kesamaan


persepsi dalam penyelenggaraan pembinaan Binter TNI AD.

/ 3. Ruang .

KONFIDENSIAL
KONFIDENSIAL
2

3. Ruang Lingkup dan Tata Urut.

a. Ruang Lingkup. Meliputi ketentuan pokok dan penggolongan serta pelaksanaan


pembinaan Binter TNI AD.

b. Tata urut.

1) Pendahuluan.
2) Ketentuan Pokok Pembinaan Binter.
3) Penggolongan Pembinaan Binter.
4) Pelaksanaan Pembinaan Binter.
5) Penutup.

4. Landasan.

a. Surat Keputusan Kasad Nomor : Skep / 384 / X / 2002 tanggal 31 Oktober 2002
tentang Buku Petunjuk Induk Teritorial.

b. Surat Keputusan Kasad Nomor : Skep / 147 / V / 2002 tanggal 31 Mei 2002
tentang Pengesahan Buku Petunjuk Pembinaan tentang Doktrin dengan kode PB :
KDL 1.1.a

c. Surat Keputusan Kasad Nomor : Skep / 148 / V / 2002 tanggal 31 Mei 2002
tentang Buku Petunjuk Administrasi Penyusunan dan Penerbitan Buku Petunjuk TNI AD
dengan kode PA : KDL 1.1.a.

5. Pengertian.

a. Buku Petunjuk Pembinaan. Buku Petunjuk Pembinaan adalah merupakan


buku pedoman sebagai jabaran dari Buku Petunjuk Induk khusus dalam pembinaan
TNI AD.

b Binter TNI AD. Adalah merupakan kegiatan TNI AD dalam membina hubungan
dengan segenap lapisan masyarakat sehingga tercipta kemanunggalan TNI-Rakyat untuk
didayagunakan bagi kepentingan pertahanan negara matra darat.

c. Pembina tingkat Pusat. Lembaga / organisasi / orang yang karena posisi


kedudukan dan jabatannya tertinggi di lingkungan TNI AD ( sesuai bidangnya ),
mempunyai hak dan kewajiban dalam melaksanakan pembinaan fungsi TNI AD di bawah
jajarannya.

/ d. Pembina .

KONFIDENSIAL
KONFIDENSIAL
3

d. Pembina tingkat Kotama. Lembaga / organisasi / orang yang karena posisi


kedudukan dan jabatan tertinggi pada tingkat Kotama ( Kodam ), mempunyai hak dan
kewajiban dalam melaksanakan pembinaan fungsi Teritorial TNI AD dijajarannya.

e. Pembina tingkat satuan operasional. Lembaga / organisasi / orang yang


karena posisi kedudukan dan jabatannya mempunyai hak dan kewajiban dalam
melaksanakan pembinaan di satuannya sendiri ( Korem, Kodim, Koramil ).

/ BAB II ..

KONFIDENSIAL
KONFIDENSIAL
4

BAB II

KETENTUAN POKOK PEMBINAAN BINTER

6. Umum. Pembinaan Binter merupakan segala upaya dan kegiatan yang di


selenggarakan secara terarah, terus menerus, bertahap, bertingkat dan berlanjut terhadap
pembinaan teritorial. Pelaksanaan pembinaan pada dasarnya mengikuti pola pembinaan yang
berlaku di lingkungan TNI AD dan disesuaikan dengan kebutuhan pelaksanaan Binter. Agar
pembinaan dapat diselenggarakan dengan baik dan berhasil guna serta sesuai ketentuan, perlu
ditentukan tujuan, sasaran, sistem pembinaan dan prinsip pembinaan yang terintegratif.

7. Tujuan dan Sasaran.

a. Tujuan. Untuk membentuk, memelihara dan memantapkan organisasi ,


personel, materiel dan peranti lunak Binter, agar pelaksanaan Binter dapat dilakukan
secara optimal, efektif dan efisien guna mendukung tercapainya tugas pokok TNI AD.

b. Sasaran.

1) Tercapainya kekuatan satuan komando kewilayahan dengan


memperhatikan keseimbangan personel, materiel, sarana prasarana dan peranti
lunak secara efektif untuk di kerahkan guna mendukung tercapainya tugas pokok
TNI AD.

2) Terwujudnya kemampuan satuan komando kewilayahan melalui


pendidikan, latihan dan penugasan secara terencana, terarah dan terus menerus
serta dilengkapi dengan sarana prasarana yang memadai sehingga terwujud
kekuatan kewilayahan yang tangguh dalam rangka mendukung tercapaiya tugas
pokok TNI AD.

3) Tertatanya gelar satuan komando kewilayahan dengan berorientasi pada


dislokasi dan kekuatan kewilayahan berdasarkan pokok-pokok pembinaan gelar
TNI AD guna kesiapan operasional untuk menghadapi berbagai penugasan.

8. Sistem Pembinaan. Sistem Pembinaan Binter merupakan bagian dari sistem


pembinaan TNI AD, yang diarahkan dalam :

a. Pembinaan kekuatan berpedoman kepada sistim pembinaan yang berlaku


dilingkungan TNI AD, yang berkaitan dengan pembinaan organisasi, personel, materiil
dan peranti lunak.

/ b. Pembinaan ..

KONFIDENSIAL
KONFIDENSIAL
5

b. Pembinaan kemampuan dilaksanakan untuk meningkatkan dan memelihara


kemampuan Binter melalui metode pendidikan, latihan dan penugasan dihadapkan pada
hakekat ancaman yang akan dihadapi.

c. Pembinaan gelar disesuaikan dengan pokok-pokok gelar TNI AD yang disusun


berdasarkan kebutuhan dengan memperhatikan hakekat ancaman yang akan dihadapi.

d. Pemenuhan peranti lunak dalam mendukung penyelenggaraan Binter yang


disesuaikan dengan stratifikasi buku petunjuk dan bersumber dari doktrin serta
perkembangan situasi dan kebijaksanaan Pimpinan TNI AD .

9. Prinsip Dasar Pembinaan.

a. Terarah pada tugas pokok. Penyelenggaraan pembinaan diarahkan pada


pencapaian tugas pokok TNI AD secara efektif dan efisien.

b. Terus menerus. Penyelenggaraan pembinaan dilaksanakan secara terus menerus


dan berlanjut agar peran Binter berjalan secara optimal.

c. Kenyal. Pembinaan Binter mampu menjamin adanya keterpaduan fungsi lain


secara teknis sesuai dengan kebutuhan dan perubahan situasi.

d. Teratur dan terkendali. Pembinaan diselenggarakan secara teratur disertai


pengawasan dan pengendalian yang berlanjut.

e. Ketepatan dan obyektif. Pembinaan harus mengandung unsur tepat guna dan
tepat sasaran yang didukung oleh obyektifitas penilaian prioritas pembinaan.

10. Pembinaan Organisasi. Pembinaan organisasi Binter merupakan bagian dari sistim
TNI AD yang mengatur mekanisme dan hubungan kerja mulai dari tingkat pusat sampai ke
satuan bawah dengan tujuan untuk memperjelas tataran kewenangan dan menciptakan organisasi
Binter yang kenyal terhadap perubahan situasi, serta dapat menjamin pelaksanaan tugas dan
fungsi secara optimal.

11. Pembinaan Personel. Pada dasarnya pembinaan personel Binter dilaksanakan


sesuai pola pembinaan personel yang berlaku dilingkungan TNI AD dengan tujuan secara
kuantitas dapat memenuhi kebutuhan organisasi teritorial dan secara kualitas memiliki
kemampuan untuk menyelenggarakan Binter TNI AD.

/ 12. Pembinaan ..
KONFIDENSIAL
KONFIDENSIAL
6

12. Pembinaan Materiel. Pembinaan materiel Binter merupakan bagian dari sistim
pembinaan materiil TNI AD yang dilakukan untuk tersedianya materiel Binter sesuai jenis dan
kualitasnya. Pembinaan materiel tersebut digunakan untuk mendukung kelancaran pembinaan
Binter secara efektif dan efisien guna terwujudnya kesiapan materiil dalam mendukung satuan
melaksanakan tugas.

13. Pembinaan Peranti Lunak. Pembinaan peranti lunak Binter adalah segala usaha,
pekerjaan dan kegiatan yang bertujuan untuk melengkapi dan menyediakan buku-buku petunjuk
yang dibutuhkan sebagai pedoman dalam pelakasanaan Binter dengan sasaran terwujudnya
peranti lunak sesuai stratifikasi doktrin Binter serta terpeliharanya validitas peranti lunak sesuai
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi. Dengan terwujud dan terpeliharanya
peranti lunak akan diperoleh kesamaan visi dan persepsi dalam pelaksanaan pembinaan Binter.
Sesuai stratifikasi buku petunjuk pembinaan Binter dijabarkan menjadi buku petunjuk
administrasi ( skema aliran buku petunjuk pembinaan tentang Binter terlampir ).

/ BAB III .

KONFIDENSIAL
KONFIDENSIAL
7

BAB III
PENGGOLONGAN PEMBINAAN BINTER

14. Umum. Agar kegiatan Binter TNI AD dapat dilaksanakan secara berhasil dan
berdaya guna maka pembinaan diarahkan kepada penyiapan subyek Binter untuk dapatnya
menyelenggarakan kegiatan Binter bagi penyiapan kekuatan pertahanan negara aspek darat yang
bercorak kewilayahan, kerakyatan dan kesemestaan. Untuk mendukung tercapainya
penyelenggaraan tersebut, maka pembinaan Binter TNI AD dapat digolongkan menjadi
pembinaan kekuatan Kowil, penyiapan satuan Kowil dan pembinaan kemampuan Aparat
Teritorial.

15. Pembinaan Kekuatan. Kegiatan diarahkan pada pembinaan kekuatan dan gelar
kekuatan yang didukung dengan tersedianya struktur, personel, materiil dan peranti lunak yang
memadai dalam rangka menunjang tercapainya tugas yang menjadi beban dan tanggung
jawabnya.

a. Pembinaan organisasi.

b. Pembinaan personel.

c. Pembinaan materiil.

d. Pembinaan peranti lunak.

16. Pembinaan Kemampuan. Kegiatan diarahkan pada pembinaan dalam menunjang


kesiapan Satuan Kowil TNI AD baik ditinjau dari hasil pembinaan satuan, pembinaan teknik
teritorial, pembinaan pendidikan dan latihan serta pengkajian dan pengembangan.

a. Pembinaan pendidikan.

b. Pembinaan latihan.

c. Pembinaan penugasan

17. Pembinaan Gelar. Pembinaan Gelar disusun dari tingkat Pusat, tingkat Kotama,
tingkat Korem, tingkat Kodim dan tingkat Koramil.

/ BAB IV ..

KONFIDENSIAL
KONFIDENSIAL
8

BAB IV
PELAKSANAAN PEMBINAAN BINTER

18. Umum. Pembinaan Binter TNI AD diselenggarakan secara terus menerus guna
mewujudkan kekuatan, kemampuan dan gelar kekuatan secara profesional sehingga mampu
melaksanakan tugas dalam rangka mendukung tugas pokok TNI AD. Oleh karena itu
diperlukan metode, proses serta prosedur pembinaan Binter TNI AD.

19. Pelaksanaan Pembinaan Organisasi.

a. Metoda. Pembinaan organisasi dilaksanakan dengan cara pengamatan,


penelitian, pengkajian dan evaluasi secara terus menerus, bertahap, bertingkat dan
berlanjut.

b. Proses. Pembinaan organisasi dilaksanakan melalui proses :

1) Perencanaan. Pembinaan organisasi dilaksanakan pada tingkat Pusat,


Kotama dan operasional melalui evaluasi secara terus menerus dihadapkan
kepada hakekat, ancaman dan kemampuan dukungan yang tersedia sehingga
terwujud suatu organisasi yang siap mendukung kegiatan Binter melalui
pengorganisasian, validasi organisasi, reorganisasi dan likuidasi.

2) Pengorganisasian. Menentukan personel, materiil dan segala sesuatu


yang diperlukan untuk pelaksanaan pembinaan organisasi antara lain :

a) Tingkat Pusat.

b) Tingkat Kotama.

c) Tingkat satuan operasional.

3) Pelaksanaan. Kegiatan pembinaan dilaksanakan berdasarkan rencana


yang tertuang dalam program dengan urutan kegiatan sebagai berikut :

a) Pengorganisasian. Pembentukan organisasi Kowil TNI AD


diarahkan untuk melaksanakan fungsi utama yang dapat beroperasi
sebagai satuan pembina dan sebagai satuan operasional.

b) Validasi Organisasi. Penyempurnaan organisasi berdasarkan


hasil penelitian dan pengembangan situasi dihadapkan pada efektivitas dan
efisiensi pelaksanaan tugas.

/ c) Reorganisasi ..

KONFIDENSIAL
KONFIDENSIAL
9

c) Reorganisasi. Penambahan organisasi yang besifat menyeleuruh


atau bagian unsur-unsurnya, atas dasar pertimbangan dan pendekatan
struktural, pendayagunaan tenaga manusia yang dikaitkan dengan faktor
ekstern dan intern.

d) Pembekuan organisasi dilakukan atas dasar kebijakan pimpinan


TNI AD, dengan mempertimbangkan efisiensi organisasi dan pengaruh
dampak pembekuan terhadap faktor ekstern dan intern.

e) Likuidasi Organisasi. Pembekuan suatu organisasi atas dasar


kebijakan pimpinan TNI AD, dengan mempertimbangkan perkembangan
situasi dan hakekat ancaman, yang selanjutnya dibentuk organisasi baru
yang lebih efektif dan efisien.

c. Prosedur. Pembinaan struktur yang berkaitan dengan organisasi teritorial


TNI AD dilaksanakan melalui prosedur yang berlaku secara berjenjang dan berlanjut
sesuai dengan tingkat kewenangan setiap pejabat satuan pembina, satuan pengguna dan
satuan operasional.

1) Tingkat Pusat.

a) Bertanggung jawab atas terselenggaranya pembinaan struktur


organisasi Teritorial TNI AD baik ditingkat pusat maupun daerah.

b) Merencanakan, merumuskan, menyiapkan dan menyusun serta


mengevaluasi strukur organisasi Teritorial TNI AD yang disesuaikan
dengan kondisi organisasi TNI AD.

c) Memberikan petunjuk / arahan dalam rangka pembinaan organisasi


Teritorial TNI AD agar mampu menyelenggarakan fungsinya secara
optimal.

d) Melakukan penelitian dan pengkajian secara berlanjut tentang


pembinaan organisasi Teritorial TNI AD.

e) Pengawasan latihan dan pembinaan satuan Teritorial TNI AD.

2) Tingkat Kotama.

a) Bertanggung jawab atas terselenggaranya pembinaan struktur


organisasi Teritorial TNI AD baik ditingkat Kotama.

b) Melaksanakan analisa dan evaluasi tentang efektifitas pelaksanaan


strukur organisasi Teritorial.

/ c) Merencanakan ..
KONFIDENSIAL
KONFIDENSIAL
10

c) Merencanakan, merumuskan dan menyarankan kepada Komando


Atas tentang peningkatan pembinaan organisasi Teritorial TNI AD.

d) Mengumpulkan dan mengolah data sebagai umpan balik dalam


rangka pembinaan organisasi.

3) Tingkat Satuan Operasional.

a) Masing-masing Komando Satuan Operasional bertanggung jawab


atas pembinaan organisasi satuannya.

b) Menyampaikan saran tentang pengembangan organisasi ke


Komando Atas sesuai prosedur yang berlaku.

20. Pembinaan Personel. Pembinaan personel bertujuan secara kuantitas dapat


memenuhi kebutuhan organisasi komando kewilayahan dan secara kualitas memiliki
kemampuan untuk menyelenggarakan fungsi Teritorial TNI AD.

a. Metode. Metode pembinaan personel pada dasarnya merupakan bagian integral


dari pembinaan personel TNI AD yang dilaksanakan dengan cara meneliti, mengamati
dan melakukan penilaian terhadap personel yang bertugas di satuan Teritorial TNI AD
maupun dalam pendidikan dan latihan yang diselenggarakan melalui Sisbinspers yang
berlaku.

b. Proses. Proses pengisian personel Teritorial TNI AD dilaksanakan secara terus


menerus sesuai dengan tahapan pembinaan personel, yaitu :

1) Menyediakan tenaga.
2) Pendidikan dan latihan.
3) Penggunaan.
4) Perawatan.
5) Pemisahan.

c. Prosedur. Prosedur penyelenggaraan pembinaan personel Teritorial TNI AD


dilakukan oleh para Komandan bersama pembinaan personel sesuai kewenangan dan
tanggung jawabnya.

1) Tingkat Pusat.

a) Mengadakan penelitian dan perencanaan serta menyarankan


kebutuhan personel Teritoral TNI AD.

/ b) Menyelenggarakan ..

KONFIDENSIAL
KONFIDENSIAL
11

b) Menyelenggarakan pembinaan personel Teritorial TNI AD


menyangkut penyediaan, pendidikan dan latihan, penugasan dan
perawatan serta pemisahan melalui koordinasi dengan fungsi lainnya.

c) Memberikan arahan dan kendali teknis tentang penyelenggaraan


pembinaan personel Teritorial dilingkungan TNI AD.

d) Mengadakan penilaian, penelitian dan penganalisaan terhadap


personel yang bertugas dilingkungan Teritorial TNI AD secara berdaya
dan berhasil guna, sehingga diperoleh hasil kerja yang optimal.

2) Tingkat Kotama.

a) Merencanakan dan menetapkan kebijaksanaan pembinaan personel


satuan Teritorial di wilayahnya melalui koordinasi dengan satuan
pembinaan tingkat Pusat.

b) Menyampaikan saran kebutuhan personel Teritorial ditingkat


Kotama.

c) Memberi petunjuk dan arahan dalam rangka pembinaan personel


agar mampu menyelenggarakan fungsi teritorial TNI AD secara optimal.

3) Tingkat Satuan Operasional.

a) Mengajukan saran kebutuhan personel sesuai kebutuhan


organisasi.

b) Melakukan pengawasan, pengamatan, pemantauan dan penilaian


terhadap personel satuannya.

c) Bertanggung jawab atas terselenggaranya pembinaan personel di


satuannya.

21. Pembinaan Materiil.

a. Metode. Pembinaan materiil dilaksanakan melalui penilaian, penyajian,


pengamatan, analisa dan evaluasi secara terus menerus, bertahap, bertingkat dan berlanjut
dengan memperhatikan skala prioritas sesuai ketentuan yang berlaku guna terwujudnya
kesiapan materiil dalam mendukung satuan Teritorial melaksanakan tugas pokok
TNI AD.

/ b. Proses. ..

KONFIDENSIAL
KONFIDENSIAL
12

b. Proses. Berpedoman pada sistem pembinaan materiil TNI AD, guna


mewujudkan kesiapan operasional dalam rangka mendukung tugas pokok TNI AD.

c. Prosedur. Prosedur pembinaan materiil dilaksanakan sesuai dengan tingkat


kewenangan, sebagai berikut :

1) Tingkat Pusat.
a) Merencanakan kebutuhan materiil khusus bagi satuan Teritorial
TNI AD.
b) Membina materiil satuan Teritorial TNI AD, agar maupun
melaksanakan tugas melaksanakan tugas pokoknya secara optimal.

2) Tingkat Kotama.
a) Merencanakan dan menetapkan kebijaksanaan pembinaan materiil
satuan Teritorial di daerahnya.
b) Membina materiil satuan Teritorial secara berlanjut sesuai dengan
tingkat kewenangan dan tanggung jawabnya.

3) Tingkat satuan operasional.


a) Menerima materiil sesuai TOP / DSPP satuan Teritorial.
b) Melaksanakan pemeliharaan secara terbatas terhadap materiil yang
telah diterima.
c) Mengajukan kebutuhan materiil.

d. Kegiatan. Penyelenggaraan pembinaan materiil meliputi :

1) Penentuan kebutuhan.
a) Mengkaji kebutuhan materiil khusus sesuai tugas satuan Teritorial.
b) Merencanakan / menentukan kebutuhan materiil khusus.
c) Mengajukan program pengadaan materiil sesuai dengan ketentuan/
aturan yang ditetapkan.

2) Pengadaan. Pengadaan atas dasar persetujuan Pimpinan TNI / TNI AD


melalui proses pengkajian atas materiil yang dibutuhkan oleh satuan Teritorial.

3) Pendistribusian. Pendistribusian dilaksanakan berdasarkan :


a) Penilaian satuan Teritorial yang memerlukan.

/ b) Permintaan ..

KONFIDENSIAL
KONFIDENSIAL
13

b) Permintaan / pengajuan pemakaian.


c) Penerimaan materiil disertai proses administrasi sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.

4) Penggunaan.
a) Penggunaan materiil sesuai fungsi tugas, yang dipertanggung
jawabkan kepada pengguna.
b) Laporan penggunaan disampaikan secara berkala sesuai prosedur.

c) Bila terjadi kehilangan dan kerusakan, pengguna wajib melaporkan


sesuai ketentuan yang berlaku.

5) Pemeliharaan. Kegiatan pemeliharaan dilakukan terus menerus oleh


satuan teritorial sesuai batas kewenangannya.

6) Penghapusan. Pertimbangan penghapusan materiil melalui pentahapan


sebagai berikut :
a) Penelitian.

b) Pengusulan.

c) Penyelesaian / penyerahan.

7) Pengawasan.

a) Bertujuan untuk mengevaluasi petunjuk-petunjuk tentang


penggunaan dan pemeliharaan dilaksanakan sesuai ketentuan yang
berlaku.

b) Pelaksanaan pengawasan meliputi laporan dan kunjungan.

22. Pembinaan Peranti Lunak.

a. Metoda. Pada dasarnya metoda pembinaan peranti lunak dilaksanakan secara


terus menerus untuk menjaga validitas dan dapat digunakan sebagai pedoman dalam
penyelenggaraan Binter TNI AD dengan cara :
1) Pengkajian secara terus menerus terhadap buku petunjuk disesuaikan
dengan :
a) Hasil umpan balik dari para pengguna.

/ b) Perkembangan ..
KONFIDENSIAL
KONFIDENSIAL
14

b) Perkembangan dan perubahan organisasi.


c) Kebijaksanaan pimpinan TNI AD yang mengharuskan disusunnya
buku petunjuk baru.
d) Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
2) Uji teori dan uji lapangan.
3) Studi banding.

b. Proses.

1) Peranti lunak disusun berdasarkan pengembangan Doktrin disesuaikan


dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

2) Peranti lunak yang belum mendapatkan pengesahan dari Pejabat yang


berwenang, harus melalui pengkajian / uji teori yang disesuaikan dengan
stratifikasi peranti lunak tersebut.

3) Setelah mendapatkan pengesahan selanjutnya peranti lunak disebarluaskan


kepada pengguna untuk dipedomani dan memperoleh umpan balik guna
penyempurnaan.

c. Prosedur. Prosedur pembinaan peranti lunak dilaksanakan sesuai dengan


kewenangan sebagai berikut :

1) Tingkat Pusat.

a) Menyusun dan menyiapkan serta merumuskan peranti lunak yang


diperlukan.

b) Pengesahan peranti lunak sesuai dengan stratifikasi.

c) Pengawasan dan pengendalian pelaksanaan penggunaan peranti


lunak.

d) Menganalisa dan mengevaluasi validitas peranti lunak secara


bertahap dan berlanjut.

2) Tingkat Kotama.

a) Merencanakan dan mengajukan kebutuhan peranti lunak yang


diperlukan.

/ b) Menerima, ..

KONFIDENSIAL
KONFIDENSIAL
15

b) Menerima, mempelajari dan mempedomani peranti lunak sebagai


referensi dalam mendukung tugas.

c) Memberikan umpan balik sebagai bahan penyempurnaan.

3) Tingkat Satuan Operasional.

a) Memelihara peranti lunak yang ada di satuannya.

b) Mempelajari, mendalami dan mengaplikasikan dalam pelaksanaan


tugas.

c) Mengajukan saran penyempurnaan peranti lunak dengan


mengirimkan tanggapan, koreksi-koreksi sesuai prosedur yang berlaku.

d. Kegiatan. Tahap kegiatan pembinaan peranti lunak sebagai berikut :

1) Persiapan dan perencanaan.

a) Kegiatan perencanaan yang dilaksanakan adalah :


(1) Menginventarisasi dan pengelompokan peranti lunak yang
ada, antara lain :
(a) Masih tetap berlaku ( valid ).
(b) Perlu penyempurnaan ( Revisi ).
(2) Merencanakan pembuatan peranti lunak baru yang belum
ada, sesuai stratifikasi yang telah ditentukan.

b) Kegiatan persiapan penyusunan dan perumusan sesuai dengan


skala prioritas dan dukungan yang tersedia.

2) Pembuatan dan penerbitan.

a) Pembuatan.

(1) Pembuatan peranti lunak pada dasarnya dilakukan oleh


satuan secara fungsional sesuai dengan kepentingan tugas.

(2) Bila tidak memungkinkan dapat membentuk tim atau


kelompok kerja yang terdiri beberapa unsur dan bagian.

/ (3) Dilakukan ..

KONFIDENSIAL
KONFIDENSIAL
16

(3) Dilakukan uji teori terhadap peranti lunak disesuaikan


dengan stratifikasi buku petunjuk sebelum mendapat pengesahan
dari pejabat yang berwenang.

(4) Dalam pembuatan peranti lunak harus bersifat sederhana,


mudah dimengerti dan dapat dilaksanakan.

b) Penerbitan.

(1) Penerbitan peranti lunak dilaksanakan setelah disetujui dan


disahkan oleh Kasad atau pejabat yang ditunjuk.

(2) Peranti lunak yang telah mendapat pengesahan selanjutnya


didistribusikan ke tingkat satuan sesuai dengan kepentingannya.

3) Penyempurnaan.
(a) Agar peranti lunak tetap valid dan selalu terpelihara, dilakukan
pengujian dan penelitian terhadap peranti lunak yang ada secara periodik.
(b) Adanya masukan umpan balik dari satuan sebagai saran
penyempurnaan.
(c) Terhadap peranti lunak yang kurang valid, diadakan
penyempurnaan seperlunya berdasarkan umpan balik yang ada.
(d) Melaksanakan pengkajian dan penyempurnaan buku petunjuk
sesuai kewenangan yang telah ditetapkan.

23. Pelaksanaan Pembinaan Pendidikan.

a. Metode. Metode yang dilaksanakan dalam pelaksanaan pembinaan pendidikan


adalah teori, praktek, pengukuran / penilaian, asistensi dan supervisi yang selanjutnya
diadakan analisa dan evaluasi secara terus menerus, bertahap, bertingkat dan berlanjut.

b. Proses. Pembinaan pendidikan dilaksanakan melalui proses :

1) Perencanaan. Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan antara


lain sebagai berikut :

a) Menentukan materi yang digunakan dalam kegiatan.

b) Menentukan tempat dan waktu yang akan digunakan dalam


pelaksanaan kegiatan.

c) Menentukan jumlah, macam alat perlengkapan dan peranti lunak


yang akan digunakan.

/ 2) Pengorganisasian. ..

KONFIDENSIAL
KONFIDENSIAL
17

2) Pengorganisasian. Menyiapkan personel, materiil dan segala sesuatu


yang diperlukan untuk pelaksanaan pembinaan pendidikan.

3) Pelaksanaan. Kegiatan pembinaan dilaksanakan berdasarkan rencana


yang tertuang dalam program dengan urutan kegiatan sebagai berikut :

a) Prajurit.
(1) Pendidikan Binter dilaksanakan dengan berpedoman
kepada sistem pendidikan TNI AD.
(2) Pendidikan prajurit Binter ditempuh melalui berbagai jenis
dan jenjang pendidikan yang memungkinkan prajurit Binter
memiliki kepribadian yang makin mantap, kemampuan dan
penguasaan berbagai bidang pengetahuan dan keterampilan serta
pengetahuan umum yang semakin luas.
(3) Pendidikan di bidang Binter diberikan kepada personel
yang telah atau akan menduduki jabatan di satuan komando
kewilayahan, agar dapat melaksanakan tugas sesuai dengan
ketentuan dan keahlian yang harus dimiliki.

(4) Macam pendidikan pengembangan spesialisasi Binter


adalah sebagai berikut :

(a) Pendidikan Perwira.


- Susdanrem.
- Susdandim
- Susfungter.
- Suspater.
- Susdanramil.
(b) Pendidikan Bintara. adalah Susbater.

(5) Macam pendidikan pengembangan umum Binter adalah


sebagai berikut :

(a) Secaba Ter.


(b) Secapa Ter.

b) PNS.

(1) Pendidikan bagi PNS yang bertugas di satuan komando


kewilayahan mengikuti sistem pendidikan TNI AD.

/ (2) Jenis..

KONFIDENSIAL
KONFIDENSIAL
18

(2) Jenis pendidikan dan latihan.

(a) Pendidikan dan latihan Prajabatan merupakan


persaratan bagi PNS yang akan diangkat menjadi PNS di
satuan komando kewilayahan.

(b) Latihan dasar kemiliteran adalah latihan untuk


membentuk calon PNS yang memiliki sikap mental,
kesemaptaan jasmani dan disiplin sesuai watak dan
karakter PNS TNI AD.

(c) Pendidikan Latihan Administrasi Umum ( Diklat


Adum) adalah pendidikan dan latihan yang membekali
pengetahuan dan kemampuan admnistrasi dasar sehingga
mampu mengisi organisasi dan peran instansi masing-
masing.

(d) Pendidikan dan Latihan Struktural.

- Pendidikan dan pelatihan Staf dan Pimpinan


Administrasi tingkat Pertama (Spama).

- Pendidikan dan pelatihan Staf dan Pimpinan


Administrasi tingkat Menengah (Spamen).

c. Prosedur. Pelaksanaan pembinaan pendidikan dilaksanakan sesuai dengan


tataran kewenangan sebagai berikut :

1) Tingkat Pusat.

a) Bertanggung jawab atas pelaksanaan pembinaan pendidikan.

b) Merencanakan, merumuskan, menyiapkan dan menyusun program


pembinaan pendidikan baik tingkat Pusat maupun tingkat Daerah.

c) Memberikan petunjuk dan arahan dalam rangka pembinaan


pendidikan agar mampu menyelenggarakan Binter secara optimal.

d) Memelihara validitas data sarana, prasarana dan fasilitas


pendukung pelaksanaan pembinaan pendidikan.

/ e) Menyusun..

KONFIDENSIAL
KONFIDENSIAL
19

e) Menyusun dan memelihara validitas buku-buku petunjuk tentang


penyelenggaraan pembinaan pendidikan sesuai kebutuhan serta
perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.

f) Menyusun dan memelihara validitas perangkat administrasi


pembinaan pendidikan.

g) Menyampaikan saran kepada pimpinan TNI AD dalam rangka


pembinaan pendidikan personel Binter.

h) Merumuskan kebutuhan pendidikan pengembangan spesialisasi


kecabangan Binter.

i) Melaksanakan asistensi penyelenggaraan pendidikan di lembaga


pendidikan Binter.

j) Mengadakan penelitian dan pengembangan di bidang pembinaan


pendidikan.

k) Melaksanakan pengawasan dan pengendalian.

2) Tingkat Kotama

a) Bertanggung jawab atas penyelenggaraan pembinaan pendidikan di


Daerah.

b) Menyusun program pembinaan pendidikan di Daerah.

c) Menghimpun dan menyusun data personel yang ada di daerah


dalam rangka pelaksanaan pembinaan pendidikan dan diajukan ke tingkat
pusat.

d) Memelihara validitas data sarana prasarana pendukung


pelaksanaan pembinaan pendidikan di daerah.

e) Mengajukan saran untuk penyempurnaan buku-buku petunjuk


pelaksanaan pembinaan pendidikan.

f) Melaksanakan pengawasan dan pengendalian.

g) Melaporkan pelaksanaan pembinaan pendidikan kepada Komando


atas.

/ 3) Tingkat..

KONFIDENSIAL
KONFIDENSIAL
20

3) Tingkat Satuan Operasional.

a) Bertanggung jawab atas pelaksanaan pembinaan pendidikan di


Satuannya.

b) Melaksanakan kegiatan pembinaan pendidikan di satuannya.

c) Memelihara kemampuan teknis kesiapan satuan dalam pelaksanaan


pembinanan pendidikan di satuannya.

d) Memelihara validitas data sarana prasarana pendukung


pelaksanaan pembinaan pendidikan di satuannya.

e) Mengajukan saran untuk penyempurnaan piranti lunak perangkat


administrasi.

f) Melaporkan pelaksanaan kegiatan pembinaan pendidikan di


satuannya ke Komando Atas.

24. Pelaksanaan Pembinaan Latihan.

a. Metode. Metode yang dilaksanakan dalam pelaksanaan pembinaan latihan


adalah teori, praktek, penilaian, asistensi dan supervisi yang selanjutnya diadakan analisa
dan evaluasi secara terus menerus, bertahap, bertingkat dan berlanjut.

b. Proses. Pembinaan latihan dilaksanakan melalui proses :

1) Perencanaan. Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan antara


lain sebagai berikut :

a) Menentukan materi yang dikembangkan dalam kegiatan


pembinaan.

b) Menentukan tempat dan waktu yang akan digunakan dalam


pelaksanaan kegiatan.

c) Menentukan jumlah, macam alat perlengkapan dan peranti lunak


yang akan digunakan.

2) Pengorganisasian. Menyiapakan personel, material dan segala sesuatu


yang diperlukan untuk pelaksanaan pembinaan latihan.

/ 3) Pelaksanaan..

KONFIDENSIAL
KONFIDENSIAL
21

3) Pelaksanaan. Kegiatan pembinaan dilaksanakan berdasarkan rencana


yang tertuang dalam program dengan urutan sebagai berikut :

a) Latihan. Latihan yang diharapkan untuk meningkatkan


kemampuan keterampilan perorangan maupun satuan dalam
menyelenggarakan kegiatan Binter dilakukan secara bertahap, bertingkat
dan berlanjut dalam bentuk :

(1) Latihan perorangan. Bersifat teknis Binter dikendalikan


oleh Dan satuan komando kewilayahan sehingga dapat mencapai
sasaran latihan secara optimal meliputi :

(a) Latihan Permildas.

(b) Latihan SJM kelompok Baur Komsos, Baur Wanra.

(c) Latihan SJM kelompok Babinsa.

(d) Uji terampil perorangan umum / jabatan.

(e) Latihan menembak senjata ringan.

(2) Latihan satuan. Adalah latihan di bidang teritorial, sebagai


lanjutan dari latihan perorangan meliputi :

(a) Geladi Posko Kodim

(b) Latihan siaga pengamanan.

c. Prosedur. Pelaksanaan pembinaan latihan dilaksanakan sesuai dengan tataran


kewenangan sebagai berikut :

1) Tingkat Pusat.

a) Bertanggung jawab atas pelaksanaan pembinaan latihan.

b) Merencanakan, merumuskan, menyiapkan dan menyusun program


pembinaan latihan baik Tingkat Pusat maupun Tingkat Daerah.

c) Memberikan petunjuk dan arahan dalam rangka pembinaan latihan


agar mampu menyelenggarakan Binter secara optimal.

/ d) Memelihara..

KONFIDENSIAL
KONFIDENSIAL
22

d) Memelihara validitas data, sarana, prasarana dan fasilitas


pendukung pelaksanaan pembinaan latihan.

e) Menyusun dan memelihara validitas Buku-buku Petunjuk tentang


Penyelenggaraan Pembinaan Latihan sesuai kebutuhan serta
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

f) Menyusun dan memelihara validitas perangkat administrasi


pembinaan latihan.

g) Menyampaikan saran kepada pimpinan TNI AD dalam rangka


pembinaan latihan personel satuan komando kewilayahan.

h) Mengadakan penelitian dan pengembangan dibidang pembinaan


latihan.

i) Melaksanakan pengawasan dan pengendalian.

2) Tingkat Daerah.

a) Bertanggung jawab atas penyelenggaraan pembinaan latihan di


Daerah.

b) Menyusun program pembinaan latihan di daerah.

c) Memelihara kesiapan satuan kowil dalam bidang pembinaan


latihan teritorial di daerah.

d) Memelihara validitas data sarana prasarana pendukung


pelaksanaan pembinaan latihan di daerah.

e) Menggunakan dan mengajukan saran untuk penyempurnaan Buku-


buku Petunjuk Pelaksanaan Pembinaan Latihan.

f) Menggunakan perangkat administrasi pembinaan latihan dan


memberikan saran dan penyempurnaan.

h) Melaksanakan pengawasan dan pengendalian latihan.

i) Melaporkan pelaksanaan pembinaan latihan Komando atas.

/ 3) Tingkat..

KONFIDENSIAL
KONFIDENSIAL
23

3) Tingkat Satuan.

a) Bertanggung jawab atas pelaksanaan pembinaan latihan


disatuannya.

b) Melaksanakan kegiatan pembinaan latihan di satuannya.

c) Memelihara kemampuan teknis kesiapan satuan dalam


melaksanakan pembinaan latihan di satuannya.

d) Memelihara validitas data personel, sarana prasarana pendukung


latihan disatuannya.

e) Memberikan saran untuk penyempurnaan peranti lunak perangkat


administrasi.

f) Melaporkan pelaksanaan kegiatan pembinaan latihan disatuannya


ke Komando Atas.

g) Menggunakan Buku Petunjuk dan perangkat administrasi kegiatan


pembinaan latihan di satuannya.

h) Memberikan saran untuk penyempurnaan peranti lunak perangkat


administrasi.

i) Melaporkan pelaksanaan kegiatan pembinaan latihan kepada


Komando Atas.

25. Pelaksanaan Pembinaan Penugasan.

a. Metode. Metode yang dilaksanakan dalam pelaksanaan pembinaan


penugasan adalah praktek, penilaian, asistensi dan supervisi yang selanjutnya diadakan
analisa dan evaluasi secara terus menerus, bertahap, bertingkat dan berlanjut.

b. Proses. Pelaksanaan pembinaan penugasan dilaksanakan dengan cara :

1) Perencanaan. Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan antara


lain sebagai berikut :

a) Menentukan jumlah personel yang melaksanakan penugasan.

/ b) Menentukan..

KONFIDENSIAL
KONFIDENSIAL
24

b) Menentukan tempat dan waktu yang akan digunakan dalam


pelaksanaan kegiatan.

c) Menentukan macam dan alat perlengkapan serta peranti lunak yang


akan digunakan.

2) Pengorganisasian. Menyiapkan personel, materiel dan segala sesuatu


yang diperlukan untuk pelaksanaan pembinaan penugasan.

3) Pelaksanaan kegiatan pembinaan dilaksanakan dengan pemberian


penugasan kepada personel untuk di tempatkan pada jabatan-jabatan sesuai
kemampuan dan spesialisasi yang di miliki, dalam rangka mengembangkan
potensi guna meningkatkan kemampuan dan memberikan pengalaman tugas
kepada personel yang bersangkutan.

c. Prosedur. Pelaksanaan penugasan dilaksanakan sesuai dengan tataran


kewenangan sebagai berikut :

1) Tingkat Pusat.

a) Bertanggung jawab atas pelaksanaan penugasan.

b) Merencanakan, merumuskan, menyiapkan dan menyusun program


penugasan baik Tingkat Pusat maupun Tingkat Daerah.

c) Memberikan petunjuk dan arahan dalam rangka penugasan agar


mampu menyelenggarakan Binter secara optimal.

d) Memelihara validitas data sarana, prasarana dan fasilitas


pendukung pelaksanaan penugasan.

e) Menyusun dan memelihara validitas Buku-buku Petunjuk tentang


penyelenggaraan penugasan sesuai kebutuhan serta perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.

f) Menyusun dan memelihara validitas perangkat administrasi


penugasan.

g) Menyampaikan saran kepada pimpinan TNI AD dalam rangka


penugasan personel satuan komando kewilayahan.

h) Melaksanakan pengawasan dan pengendalian.

/ 2) Tingkat..

KONFIDENSIAL
KONFIDENSIAL
25

2) Tingkat Daerah.

a) Bertanggung jawab atas pembinaan kegiatan penugasan di daerah.


b) Menyusun program penugasan di daerah.
c) Menghimpun dan menyusun data personel di daerahnya dalam
rangka pelaksanaan penugasan.
d) Memelihara validitas data sarana prasarana pendukung
pelaksanaan penugasan di daerah.
e) Menggunakan dan mengajukan saran untuk penyempurnaan Buku-
buku Petunjuk pelaksanaan penugasan.
f) Melaksanakan pengawasan dan pengendalian.
g) Melaporkan pelaksanaan penugasan kepada komando atas.

3) Tingkat Satuan.

a) Bertanggung jawab atas pelaksanaan penugasan satuannya.


b) Melaksanakan kegiatan penugasan di satuannya.
c) Memelihara kemampuan teknis kesiapan satuan dalam pelaksanaan
penugasan di satuannya.
d) Memberikan saran untuk penyempurnaan peranti lunak perangkat
administrasi.
e) Melaporkan pelaksanaan kegiatan penugasan di satuannya ke
Komando Atas.

26. Pelaksanaan Pembinaan Gelar.

a. Metode. Pembinaan gelar dilaksanakan dengan cara pengamatan, penelitian,


pengkajian dan evaluasi secara terus menerus, bertahap, bertingkat dan berlanjut dengan
memelihara kesiapan satuan dalam rangka penyelenggaraan Binter.

b. Proses. Pelaksanaan pembinaan gelar dilaksanakan dengan cara :

1) Perencanaan. Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan adalah


menentukan personel, materiel dan peranti lunak serta tempat yang diperlukan
dalam rangka pembinaan gelar.

/ 2) Pengorganisasian..

KONFIDENSIAL
KONFIDENSIAL
26

2) Pengorganisasian. Disesuaikan dengan sistem gelar TNI AD yang


disusun berdasarkan kebutuhan dengan memperhatikan dislokasi satuan dalam
rangka penyelenggaraan Binter.

3) Pelaksanaan. Kegiatan pembinaan gelar dilakukan sesuai dengan


program dan struktur komando kewilayahan sebagai berikut :

a) Sterad / Pusterad. Adalah badan pelaksana pusat di tingkat


Mabesad yang berkedudukan dibawah Kasad dengan tugas memberi
petunjuk dan arahan dalam penyelenggaraan Binter.

b) Kodam. Adalah pelaksana Binter Tingkat Kotama Komando


Kewilayahan yang berkedudukan dibawah TNI AD dengan tugas
menyelenggarakan Binter di wilayahnya.

c) Korem. Adalah pelaksana Binter yang berkedudukan dibawah


Kodam dengan tugas menyelenggarakan Binter di wilayahnya.

d) Kodim. Adalah pelaksana Binter yang berkedudukan dibawah


Korem dengan tugas menyelenggarakan Binter di wilayahnya

e) Satuan Kowil Tingkat Koramil adalah pelaksana Binter di Tingkat


satuan yang berkedudukan dibawah Kodim, dengan tugas
menyelenggarakan Binter diwilayahnya.

c. Prosedur. Pelaksanaan pembina gelar dilaksanakan sesuai dengan tataran


kewenangan sebagai berikut :

1) Tingkat Pusat.

a) Bertanggung jawab atas pembinaan gelar.

b) Merencanakan, merumuskan, menyiapkan dan menyusun program


pembinaan gelar baik Tingkat Pusat maupun Tingkat Daerah.

c) Memberikan petunjuk dan arahan dalam rangka pembinaan gelar


agar mampu menyelenggarakan fungsi Binter secara optimal.

d) Memelihara validitas data sarana, prasarana dan fasilitas


pendukung pelaksanaan pembinaan gelar.

/ e) Menyusun..

KONFIDENSIAL
KONFIDENSIAL
27

e) Menyusun dan memelihara validitas Buku-buku Petunjuk tentang


penyelenggaraan pembinaan gelar sesuai kebutuhan serta perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi.

f) Menyusun dan memelihara validitas perangkat administrasi


pembinaan gelar.

g) Menyampaikan saran kepada pimpinan TNI AD dalam rangka


pembinaan gelar.

h) Mengadakan penelitian dan pengembangan dibidang pembinaan


gelar.

i) Melaksanakan pengawasan dan pengendalian.

2) Pangkotama.

a) Bertanggung jawab atas penyelenggaraan pembinaan gelar Binter


di bawah Komandonya.

b) Memelihara kesiapan satuan Binter dibawah Komandonya dalam


penyelenggaraan kegiatan pembinaan gelar.

c) Membina hubungan dengan pembina Binter dalam rangka


pembinaan gelar yang berkaitan dengan penyelenggaraan fungsi Binter di
satuan jajaran Kotama.

3) Tingkat Daerah.

a) Bertanggung jawab atas penyelenggaraan pembinaan gelar di


daerah.

b) Penyusun program pembinaan gelar di daerah.

c) Memelihara kesiapan satuan Binter dalam bidang pembinaan gelar


di daerah.

d) Menghimpun dan menyusun data personel yang ada di daerahnya


dalam rangka pelaksanaan pembinaan gelar dan diajukan ke Tingkat
Pusat.

e) Memelihara validitas data sarana prasarana pendukung


pelaksanaan pembinaan gelar di daerah.

/ f) Menggunakan..

KONFIDENSIAL
KONFIDENSIAL
28

f) Menggunakan dan mengajukan saran untuk penyempurnaan Buku-


buku Petunjuk pelaksanaan pembinaan gelar.

g) Menggunakan perangkat administrasi pembinaan gelar dan


memberikan saran untuk penyempurnaan.

h) Melaksanakan pengawasan dan pengendalian.

i) Melaporkan pelaksanaan pembinaan gelar kepada Pangkotama dan


pembinaan Binter Tingkat Pusat.

3) Tingkat Satuan.

a) Bertanggung jawab atas pelaksanaan pembinaan gelar di


satuannya.

b) Melaksanakan kegiatan pembinaan gelar di satuannya.

c) Memelihara kemampuan teknis kesiapan satuan dalam pelaksanaan


pembinaan gelar di satuannya.

d) Memelihara validitas data personel, sarana, prasarana pendukung


pembinaan gelar di satuannya.

e) Menggunakan Buku Petunjuk dan perangkat administrasi kegiatan


pembinaan gelar di satuannya.

f) Memberikan saran untuk penyempurnaan peranti lunak perangkat


administrasi.

g) Melaporkan pelaksanaan kegiatan pembinaan gelar di satuannya


ke Komando Atas.

27. Tataran Kewenangan.

a. Wewenang dan tanggung jawab tingkat Mabes TNI AD.

1) Sebagai pembantu dan pelaksana utama Panglima TNI, Kasad berwenang


dan bertanggung jawab untuk :

a) Menjabarkan pokok-pokok kebijaksanaan dan strategi pembinaan


teritorial sesuai dengan kewenangannya.

/ b) Menentukan..

KONFIDENSIAL
KONFIDENSIAL
29

b) Menentukan kebijaksanaan tentang pengembangan kemampuan,


kekuatan dan gelar TNI AD.

c) Menyelenggarakan pembinaan administrasi, teknis dan


kemampuan pembinaan teritorial.

2) Dalam pelaksanaan Komando Pengendalian, Kasad dibantu oleh Staf


Umum / Aster, untuk :

a) Menentukan kebijaksanaan tentang pembinaan fungsi teknis


teritorial.

b) Melaksanakan pembinaan dan evaluasi terhadap kemampuan


personel Teritorial TNI AD.

c) Menyarankan kepada Kasad tentang sistem pembinaan sesuai


tuntutan perkembangan.

d) Menyelenggarakan kewenangan lapangan kekuasaan teknis sesuai


bidangnya.

b. Wewenang dan tanggung jawab Puster TNI AD.

1) Sebagai Staf Khusus Kasad.

a) Merumuskan pembinaan pengembangan sistem dan doktrin


teritorial.

b) Merumuskan dan menyusun sistem pembinaan satuan teritorial.

c) Mengadakan koordinasi dengan instansi lain yang ada relevansinya


dengan pengembangan fungsi teritorial.

d) Mengawasi pelaksanaan latihan yang diselenggarakan oleh


Komando Kewilayahan / Kotama TNI AD dan non Komando
Kewilayahan, khususnya latihan-latihan yang berkaitan dengan fungsi
teritorial.

2) Sebagai pembina fungsi teritorial.

a) Merencanakan, mengendalikan dan mengawasi pelaksanaan


pengembangan sistem, peraturan dan petunjuk kekuatan satuan / aparat
teritorial.

/ b) Merencanakan ..
KONFIDENSIAL
KONFIDENSIAL
30

b) Merencanakan, mengendalikan dan mengawasi pelaksanaan uji


coba peraturan dan petunjuk untuk meningkatkan mutu satuan teritorial.

c) Menyusun dan memberikan saran kepada Kasad tentang perangkat


pendidikan khususnya masalah kurikulum materi pelajaran teritorial.

d) Melaksanakan koordinasi dengan Komando Kewilayahan


sehubungan dengan bidang tugasnya dalam rangka wewenang lapangan
kekuasaan teknis pembinaan Binter.

c. Wewenang dan tanggung jawab Kotama Komando Kewilayahan.

1) Pangkotama berwenang dan bertanggung jawab atas pelaksanaan kodal di


tingkat Kotama dalam rangka pembinaan kemampuan dan kekuatan satuan dalam
jajarannya.

2) Menyusun program pelaksanaan pembinaan Binter sesuai kebijaksanaan


yang dikeluarkan oleh Komando Atas, yang akan dijadikan pedoman
pelaksanaan pembinaan.

3) Melaporkan hasil pelaksanaan pembinaan Binter kepada Komando Atas.

d. Wewenang dan tanggung jawab Kotama non Komando Kewilayahan.

1) Melaksanakan koordinasi dengan Komando Kewilayahan setempat dalam


hal penyusunan program pembinaan yang berkaitan dengan Binter TNI AD.

2) Menyelenggarakan pembinaan Binter secara terbatas, khususnya dalam


peningkatan kemampuan teritorial.

3) Melaporkan hasil pembinaan yang telah dilaksanakan kepada Komando


Atas.

e. Wewenang dan tanggung jawab tingkat Korem.

1) Menyelenggarakan pembinaan Binter TNI AD sesuai dengan lingkup


tanggung jawabnya.

2) Menyusun program pembinaan Binter TNI AD, untuk dijadikan pedoman


dalam pelaksanaan kegiatan dijajarannya.

3) Melaporkan hasil pembinaan yang telah dilaksanakan kepada Komando


Atas.

/ f. Wewenang ..

KONFIDENSIAL
KONFIDENSIAL
31

f. Wewenang dan tanggung jawab tingkat Kodim.

1) Menyelenggarakan pembinaan Binter TNI AD sesuai dengan lingkup


tanggung jawabnya.

2) Menyusun program pembinaan Binter TNI AD sesuai dengan


kebijaksanaan yang telah ditetapkan oleh Komando Atas.

3) Melaporkan hasil pembinaan yang telah dilaksanakan kepada Komando


Atas.

/ BAB V ..

KONFIDENSIAL
KONFIDENSIAL
32

BAB V
PENUTUP

28. Keberhasilan. Keberhasilan penggunaan Buku Petunjuk Pembinaan ini sangat


tergantung pada kesungguhan, semangat dan keterampilan serta peran para pejabat dan Aparat
Komando Kewilayahan, sehingga bermanfaat dalam mewujudkan pembinaan Binter.

29. Penyempurnaan. Penyempurnaan Buku Petunjuk ini sangat tergantung dari masukan
berbentuk saran dan tanggapan para Apter yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan
pembinaan Binter TNI AD. Hal-hal yang dirasakan perlu akibat adanya perkembangan
tertentu kebutuhan untuk penyempurnaan Buku Petunjuk ini, agar disarankan kepada Kasad
melalui Danpuster TNI AD.

KOMANDAN PUSAT TERITORIAL

MAHIDIN SIMBOLON
MAYOR JENDERAL TNI

KONFIDENSIAL

You might also like