Professional Documents
Culture Documents
PENGANTAR
i
DAFTAR ISTILAH(Glosarium)
iii
DAFTAR ISI
vii
BAB IPENDAHULUAN
A. Rasional
B. Landasan Filosofis
C. Landasan Teoritis
D. Landasan Yuridis
E. Tujuan Penyusunan KTSP SMK
F. Ruang Lingkup KTSP
G. Pengguna Pedoman Penyusunan KTSP SMK/MAK
A. Rasional
1. Pasal 36 ayat (2) menyebutkan bahwa kurikulum pada semua jenjang dan jenis
pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan
pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik.
3. Pasal 38 Ayat (2) mengatur bahwa kurikulum pendidikan dasar dan menengah
dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan
pendidikan dan komite sekolah/madrasah di bawah koordinasi dan supervisi
dinas pendidikan atau kantor departemen agama kabupaten/kota untuk
pendidikan dasar dan provinsi untuk pendidikan menengah.
B. Landasan Filosofis
3. Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif. Peserta didik
SMK/MAK belajar membangun pengalaman diri dalam memecahkan
permasalahan-permasalahan secara kreatif. Untukitu peserta didik SMK/MAK
perlu memiliki pengalaman belajar berpikir kreatif, bekerja kreatif sendiri-sendiri
maupun dengan orang lain, dan menerapkan inovasi-inovasi dalam setiap
pemecahan masalah kerja dan kehidupan. Menurut pandangan filosofi ini,
proses pendidikan kejuruan adalah suatu proses pemberian dan
fasilitasipengalaman dan kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan
proses mind on, hands on, dan heart on secara seimbang melalui penguatan
kemampuan milihat, mendengar, membaca, bertindak secara matang dan
cermat. KTSP SMK/MAK mengunggulkan budaya tekno-sain-sosio-kultural
dalam memecahkan masalah-masalah kerja dan sosial dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara.
4. Pendidikan menengah kejuruan membutuhkan penumbuhan atitude pokok
(core attitudes) yaitu disiplin diri (self-discipline), keterbukaan terhadap
pengalaman diri dan orang lain ( openness to experience), kemampuan
pengambilan resiko (risk-taking), toleran terhadap dualisme (tolerance for
ambiguity), dan kepercayaan kelompok (group trust).
6. Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang lebih
baik dari masa lalu dengan berbagai kemampuan belajar yang cerdas dalam
menumbuhkan kemampuan intelektual, kemampuan berkomunikasi, sikap
sosial, kepedulian, dan berpartisipasi untuk membangun kehidupan masyarakat
dan bangsa yang lebih baik (experimentalism and social reconstructivism ).
C. Landasan Teoritis
Dua tokoh pendidikan kejuruan berbeda aliran sangat kuat mewarnai teori-
teori pendidikan kejuruan dunia. Tokoh tersebut adalah Charles Prosser dan John
Dewey. Teori Prosser menyatakan bahwa Pendidikan Kejuruan membutuhkan
lingkungan pembelajaran menyerupai dunia kerja dan peralatan yang memadai
sesuai kebutuhan pelaksanaan pekerjaan di dunia kerja. Agar efektif Pendidikan
Kejuruan harus melatih dan membentuk kebiasaan kerja sebagai suatu kebutuhan
yang harus dimiliki bagi setiap individu yang mau bekerja. Penguatan kemampuan
dan skill kerja dapat ditingkatkan melalui pengulangan cara berpikir dan cara
bekerja yang efisien. Pendidikan Kejuruan harus melakukan seleksi bakat dan
minat. Guru Pendidikan Kejuruan akan berhasil jika telah memiliki pengalaman
sukses dalam menerapkan skill dan pengetahuan sesuai bidang yang diajarkan.
Kemampuan produktif sebagai standar performance dikembangkan
berdasarkankebutuhan industri sesuai actual jobs. Pendidikan Kejuruan
membutuhkan biaya pendidikan dan pelatihan yang harus terpenuhi dan jika tidak
sebaiknya tidak diselenggarakan.
D. Landasan Yuridis
4. Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggung jawab
atas hasil kerja orang lain.
Dalam era otonomi dan desentralisasi, kurikulum adalah salah satu media
pengikat dan pengembang keutuhan bangsa yang dapat mendorong partisipasi
masyarakat dengan tetap mengedepankan wawasan nasional. Untuk itu,
kurikulum perlu memperhatikan keseimbangan antara kepentingan daerah dan
nasional.
KTSP SMK/MAK K-13dikembangkan sesuai dengan kondisi dan ciri khas satuan
pendidikan.
1. Tata kerja guru yang bersifat individual diubah menjadi tata kerja yang bersifat
kolaboratif;
7. Pembelajaran secara jejaring (peserta didik dapat menimba ilmu dari siapa saja
dan dari mana saja yang dapat dihubungi serta diperoleh melalui internet);
1. Visi mendeskripsikan cita-cita yang jelas, realistik, dan terukur yang hendak
dicapai oleh satuan pendidikan SMK/MAK dimasa yang akan datang. Batasan
waktudi masa datang dinyatakan secara jelas.
Muatan Nasional terdiri atas enam Mata Pelajaran yaitu: (1) Pendidikan
Agama dan Budi Pekerti; (2) Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan; (3)
Bahasa Indonesia; (4) Matematika; (5) Sejarah Indonesia; (6) Bahasa Inggris dan
Bahasa Asing Lainnya. Muatan Kewilayahan berisi dua Mata Pelajaran yaitu: (1)
Seni Budaya dan (2) Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan. Muatan
Peminatan Kejuruan yang terdiri atas tiga subkelompok, yaitu: (1) Dasar Bidang
Keahlian; (2) Dasar Program Keahlian; (3) Kompetensi Keahlian. Keputusan Dirjen
Dikdasmen Nomor 4678/D/KEP/MK/2016 tentang Spektrum Keahlian PMK
menetapkan 9 (Sembilan) Bidang Keahlian dan 48 Program Keahlian sebagaimana
pada Tabel 5 berikut. Struktur lengkap Bidang Keahlian, Program Keahlian, dan
Kompetensi Keahlian silahkan lihat Spektrum PMK 2016.
Tabel 6. STRUKTURKURIKULUM
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN
Model Blok
ALOKASI
MATA PELAJARAN
WAKTU
A. Muatan Nasional
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 318
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 212
3. Bahasa Indonesia 354
ALOKASI
MATA PELAJARAN
WAKTU
4. Matematika 424
5. Sejarah Indonesia 108
6. Bahasa Inggris danBahasa Asing Lainnya 488
B. Muatan Kewilayahan
7. Seni Budaya 108
8. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 144
Jumlah A danB 2.156
C. Muatan Peminatan Kejuruan
C1. Dasar Bidang Keahlian
9. Simulasi dan Komunikasi Digital 108
10. Fisika 108
11. Kimia 108
C2. Dasar Program Keahlian
12. Gambar Teknik 144
13. Mekanika Teknik 108
14. Dasar Konstruksi Bangunan 108
15. Teknik PengukuranTanah 108
C3. Kompetensi Keahlian
16. Konstruksi Bangunan Gedung 762
17. Sistem Utilitas Bangunan Gedung 796
18. Perawatan Gedung 622
19. Estimasi Biaya Konstruksi, Sanitasi, dan Perawatan
690
Gedung
20. Produk Kreatif dan Kewirausahaan 622
Jumlah C (C1, C2, dan C3) 4.284
Total 6.440
Model Implementatif
KELAS
MATA PELAJARAN X XI XII XIII
1 2 1 2 1 2 1 2
A.Muatan Nasional
1. Pendidikan Agama dan BudiPekerti 3 3 3 3 3 3 - -
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2 2 2 2 2 - -
3. Bahasa Indonesia 4 4 3 3 3 3 - -
4. Matematika 4 4 4 4 4 4 - -
5. Sejarah Indonesia 3 3 - - - - - -
6. Bahasa Inggris dan Bahasa Asing Lainnya 3 3 3 3 4 4 4 4
B.Muatan Kewilayahan
KELAS
MATA PELAJARAN X XI
XII XIII
1 2 1 2 1 2 1 2
7. Seni Budaya 3 3 - - - - - -
8. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 2 2 2 2 - - - -
Jumlah A dan B 24 24 17 17 16 16 4 4
C.Muatan Peminatan Kejuruan
C1.Dasar Bidang Keahlian
9. Simulasi dan Komunikasi Digital 3 3 - - - - - -
10. Fisika 3 3 - - - - - -
11. Kimia 3 3 - - - - - -
C2.Dasar Program Keahlian
12. Gambar Teknik 4 4 - - - - - -
13. Mekanika Teknik 3 3 - - - - - -
14. Dasar-dasar Konstruksi 3 3 - - - - - -
15. Teknik PengukuranTanah 3 3
C3.Kompetensi Keahlian
16. Konstruksi Bangunan Gedung - - 7 7 7 7 8 8
17. Sistem Utilitas Bangunan Gedung - - 7 7 8 8 8 8
18. Perawatan Gedung - - 5 5 5 5 8 8
19. Estimasi Biaya Konstruksi, Sanitasi, dan
- - 5 5 5 5 10 10
Perawatan Gedung
20. Produk Kreatif dan Kewirausahaan - - 5 5 5 5 8 8
Jumlah C (C1, C2, dan C3) 22 22 29 29 30 30 42 42
Total 46 46 46 46 46 46 46 46
3. Beban belajar di kelas XII dan XIII pada semester ganjil 18 minggu.
4. Beban belajar di kelas XII dan XIII pada semester genap paling sedikit 14
minggu dan paling banyak 16 minggu.
3. Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap
tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan.
5. Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan
pembelajaran terjadwal pada satuan pendidikan yang dimaksud. Waktu libur
dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda antar semester, libur akhir tahun
pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum termasuk hari-hari besar
nasional, dan hari libur khusus.
Alokasi waktu minggu efektif belajar, waktu libur dan kegiatan lainnya
tertera pada Tabel 7.
6. Pengembangan RPP Mata Pelajaran mengacu pada Silabus Mata Pelajaran. RPP
dikembangkan untuk setiap pasang KD.
Naskah KTSP
Revisi (4)
SMK/MAK K-13(5)
I. Silabus
BULAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Juli 2017
Agustus 2017
September 2017 x
Oktober 2017
November 2017 x
Desember 2017
Januari 2018
Februari 2018 x x x
Maret 2018
April 2018 x
Mei 2018
Juni 2018 x
Juli 2018 Tahun Pelajaran 2007 2008
Keterangan:
= Hari Pertama Sekolah / MOS = Libur Umum
= Hari Ahad / Minggu = Perkiraan Ujian Nasional
= Libur Semester = Laporan hasil Belajar
= = Uji Kompetensi / Project Work Kelas III
= Hari Efektif Belajar = Perkiraan Ujian Sekolah
BAB IV
PENGEMBANGAN SILABUS
A. Pengertian Silabus
1. Ilmiah
2. Relevan
3. Sistematis
4. Konsisten
Adanya hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara kompetensi dasar,
indikator, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, sumber belajar, dan
sistem penilaian.
5. Memadai
7. Fleksibel
8. Menyeluruh
Pada dasarnya alokasi waktu untuk setiap pasangan Kompetensi Dasar (KD)
Pengetahuan (KD dari KI-3) dan Keterampilan (KD dari KI-4) sudah ditetapkan
pada Keputusan Dirjen Dikdasmen Nomor .. tentang Kompetensi Inti dan
Kompetensi Dasar Mata Pelajaran SMK/MA. Namun SMK/MAK diberi
keleluasan untuk menata ulang alokasi tersebut pada saat menyusun Silabus,
sesuai dengan kebutuhan nyata di lapangan. Penentuan alokasi waktu untuk
setiap pasang KD didasarkan pada jumlah minggu efektif dan alokasi waktu
mata pelajaran per minggu dengan mempertimbangkan jumlah KD, keluasan,
kedalaman, tingkat kesulitan, dan tingkat kepentingan KD. Alokasi waktu yang
dicantumkan dalam silabus merupakan perkiraan waktu rerata untuk
menguasai KD yang dibutuhkan oleh peserta didik yang beragam.
1. Komponen Silabus
Deskripsi Ki3
Deskripsi Ki4