You are on page 1of 48

PEDOMAN PENYUSUNAN

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN


(KTSP)
PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN

DIREKTORAT PEMBINAANSEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTUR JENDERALPENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2017
DAFTAR ISTILAH (GLOSARIUM)

1. Standar Nasional Pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem


pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2. Badan Standar Nasional Pendidikan yang disingkat BSNP adalah badan
mandiri dan independen yang bertugas mengembangkan, memantau pelaksanaan,
dan mengevaluasi standar nasional pendidikan.
3. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi,
dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu.
4. Struktur Kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harus
ditempuh oleh peserta didik pada satuan pendidikan dalam kegiatan
pembelajaran. Susunan mata pelajaran pada Struktur Kurikulum SMK/MAK terbagi
dalam 3 (tiga) lima kelompok, yaitu kelompok mata pelajaran Muatan Nasional,
Muatan Kewilayahan, dan Muatan Peminatan Kejuruan.
5. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah kurikulum operasional yang
disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan.
6. Satuan Pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan yang
menyelenggarakan pendidikan pada jalur formal, nonformal dan informal pada
setiap jenjang dan jenis pendidikan.
7. Profil Lulusan adalah kinerja lulusan yang menggambarkan penguasaan
kompetensi secara utuh sesuai dengan keahliannya.
8. Standar Kompetensi Lulusan (SKL) Pendidikan Menengah Kejuruan
(PMK) adalah kriteria minimal mengenai kualifikasi kemampuan lulusan PMK yang
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan bidang dan
lingkup kerja masing-masing Kompetensi Keahlian.
9. Standar Isi PMK adalah kriteria minimal mengenai ruang lingkup materi dan
tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang PMK.
10. Keunggulan Lokal dan Global adalah potensi unggulan daerah dan atau
internasional dalam bentuk sumberdaya alam dan sosial budaya (seni, produk,
jasa, kerajinan, bahasa, teknologi dan lain-lain).
11. Peserta Didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan
potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan
jenis pendidikan tertentu.
12. Kompetensi adalah kemampuan bersikap, berpikir, dan bertindak secara
konsisten sebagai perwujudan dari pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang
dimiliki oleh peserta didik.
13. Kompetensi Inti (KI) adalah adalah tingkat kemampuan untuk mencapai
Standar Kompetensi Lulusan yang harus dimiliki oleh peserta didik pada setiap
mata pelajaran atau program pendidikan.
14. Kompetensi Dasar merupakan sejumlah kemampuan yang harus dimiliki peserta
didik sebagai prasyarat untuk dinyatakan telah menguasai KI mata pelajaran
tertentu dan menjadi rujukan untuk menyusun indikator pencapaian kompetensi.
15. Pendidikan Kecakapan Hidup adalah pendidikan yang memberikan kecakapan
personal, kecakapan sosial, kecakapan intelektual dan kecakapan vokasional untuk
bekerja atau usaha mandiri.
16. Beban Belajar adalah rumusan satuan waktu yang dibutuhkan oleh peserta didik
dalam mengikuti pembelajaran melalui sistem tatap muka, penugasan terstruktur,
dan kegiatan mandiri tidak terstruktur untuk mencapai standar kompetensi lulusan
serta kemampuan lainnya dengan memperhatikan tingkat perkembangan peserta
didik.
17. Kegiatan Tatap Muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa proses
interaksi antara peserta didik, materi pembelajaran, pendidik dan lingkungan.
18. Penugasan Terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman
materi pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk
mencapai standar kompetensi. Waktu penyelesaian penugasan terstruktur
ditentukan oleh pendidik. Penugasan terstruktur termasuk kegiatan , pengayaan,
dan percepatan.
19. Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang
berupa pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh
pendidikuntuk mencapai standar kompetensi. Waktu penyelesaiannya diatur
sendiri oleh peserta didik.
20. Sistem Paket adalah sistem penyelenggaraan kompetensi pendidikan yang
peserta didiknya diwajibkan mengikuti seluruh kompetensi pembelajaran dan
beban belajar yang sudah ditetapkan, untuk setiap kelas sesuai dengan struktur
kurikulum yang berlaku pada satuan pendidikan. Beban belajar setiap mata
pelajaran pada sistem paket dinyatakan dalam satuan jam pembelajaran.
21. Sistem Kredit Semester (SKS) adalah sistem penyelenggaraan kompetensi
pendidikan, yang peserta didiknya menentukan sendiri beban belajar dan mata
pelajaran yang diikuti setiap semester pada satuan pendidikan.Beban belajar
setiap mata pelajaran pada sistem kredit semester, dinyatakan dalam satuan
kredit semester (sks).
22. Kalender Pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran
peserta didik selama satu tahun ajaran. Kalender pendidikan mencakup permulaan
tahun ajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur.
23. Permulaan Tahun Ajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada
awal tahun ajaran pada setiap satuan pendidikan.
24. Minggu Efektif Belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk
setiap tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan.
25. Waktu Pembelajaran Efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap minggu,
meliputi jumlah jam pembelajaran untuk seluruh mata pelajaran termasuk muatan
lokal, ditambah jumlah jam untuk kegiatan pengembangan diri.
26. Waktu Libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan
pembelajaran terjadwal, pada satuan pendidikan yang dimaksud. Waktu libur
dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda antar semester, libur akhir tahun
pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum (termasuk hari-hari besar
nasional), dan hari libur khusus.
27. SKK adalah Standar Kompetensi Kerja
28. SKKNI adalah Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia yang merupakan
salah satu bentuk dari SKK.
29. Sikap spiritual dan sosial merupakan kombinasi reaksi kognitif, afektif, dan
konatif yang bergradasi meliputi menerima, merespon/menanggapi, menghargai,
menghayati, dan mengamalkan.
30. Pengetahuan meliputi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan
metakognitif yang bergradasi mulai dari mengingat, memahami, menerapkan,
menganalisis, mengevaluasi, dan mengkreasi.
31. Pengetahuan faktual adalah pengetahuan teknis dan spesifik, detail dan
kompleks berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora sesuai bidang dan lingkup kerja, dalam konteks diri sendiri, keluarga,
sekolah, masyarakat, bangsa, negara, dan industri dalam lingkup lokal, nasional,
regional, dan internasional.
32. Pengetahuan konseptual adalah pengetahuan tentang terminologi/istilah dan
klasifikasi, kategori, prinsip, generalisasi, teori, model, dan struktur yang
digunakan terkait dengan pengetahuan teknis dan spesifik, detail dan kompleks
berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora
sesuai bidang dan lingkup kerja, dalam konteks diri sendiri, keluarga, sekolah,
masyarakat, bangsa, negara, dan industri dalam lingkup lokal, nasional, regional,
dan internasional.
33. Pengetahuan prosedural atau operasional adalah pengetahuan tentang cara
melakukan sesuatu atau kegiatan dengan menggunakan ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora sesuai bidang dan lingkup kerja.
34. Pengetahuan metakognitif adalah kemampuan berpikir tingkat tinggi yang
meliputi memahami, menganalisis, dan mengendalikan proses kognitif khususnya
yang berkaitan dengan proses belajar.
35. Keterampilan adalah kemampuan melakukan unjuk kerja dengan menggunakan
konsep, teori, metode, bahan, dan/atau instrumen yang diperoleh melalui
pembelajaran dan pengalaman kerja yang mencakup keterampilan umum dan
keterampilan khusus.
36. Keterampilan umum adalah kemampuan kerja yang wajib dimiliki oleh setiap
lulusan dalam rangka menjamin kesetaraan kemampuan lulusan program PMK.
37. Keterampilan khusus adalah kemampuan kerja yang wajib dimiliki oleh setiap
lulusan sesuai dengan bidang keahlian, program keahlian, dan kompetensi
keahlian untuk setiap program PMK.
38. Kualifikasi adalah tingkat penguasaan capaian pembelajaran sesuai dengan
kerangka kualifikasi.
39. Kompetensi kerja adalah kemampuan kerja setiap individu yang mencakup
aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang sesuai dengan standar
kompetensi kerja yang ditetapkan.
40. BAN SM singkatan dari Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah.
DAFTAR ISI

PENGANTAR
i
DAFTAR ISTILAH(Glosarium)
iii
DAFTAR ISI
vii
BAB IPENDAHULUAN
A. Rasional
B. Landasan Filosofis
C. Landasan Teoritis
D. Landasan Yuridis
E. Tujuan Penyusunan KTSP SMK
F. Ruang Lingkup KTSP
G. Pengguna Pedoman Penyusunan KTSP SMK/MAK

BAB II KONSEP KTSP SMK/MAK


A. Pengertian KTSP SMK/MAK
B. Karakteristik KTSP SMK/MAK
C. Tujuan KTSP SMK/MAK
D. Prinsip-prinsip Pengembangan dan Pengelolaan KTSP SMK/MAK
E. Tata Kelola KTSP SMK/MAK
F. Tim Pengembang KTSP SMK/MAK
BAB III KOMPONEN DAN PENYUSUNAN KTSP SMK
A. Visi, Misi, dan Tujuan Pendidikan Tingkat Satuan Pendidikan
SMK/MAK
B. Profil dan Standar Kompetensi Lulusan SMK/MAK
C. Struktur dan Muatan KTSP SMK/MAK
D. Beban Belajar di SMK/MAK
E. Kalender Pendidikan
F. Tahapan Penyusunan KTSP SMK/MAK
G. AlurPenyusunan KTSPSMK/MAK
H. Outline KTSP SMK/MAK

BAB IVPENGEMBANGAN SILABUS


A. Pengertian Silabus
B. Prinsip-prinsip Pengembangan Silabus
C. Langkah-langkah Pengembangan Silabus
D. Unit Waktu Silabus
E. Pengembangan Silabus Berkelanjutan
F. Komponen dan Format Silabus
LAMPIRAN
Lampiran 1. Contoh Struktur Kurikulum
Lampiran 2. Contoh KTSP
Lampiran 3. Contoh Silabus
Lampiran 4. Keputusan Dirjen Mandikdasmen No ........
BAB I
PENDAHULUAN

A. Rasional

Kurikulum merupakan salah satu komponen pokok input pendidikan. Kualitas


Kurikulum menentukan kualitas proses pendidikan. Kurikulum adalah keseluruhan
program aktivitas pembelajaran baik terstruktur maupun hidden yang
terdokumentasi dengan rapi, digunakan sebagai acuan pelaksanaan pembelajaran
untuk memberikan berbagai pengalaman belajar bermakna dan berdampak bagi
peserta didik dan diatur oleh sekolah.Pengalaman belajar harus terprogram dan
berpusat pada peserta didik student is the central focus of the curriculum .
Keluasan dan kedalaman level kompetensi sebagai pengalaman dan aktivitas
pembelajaran terstruktur dan terukur dengan baik.

Kurikulum Pendidikan Menengah Kejuruan (PMK) berisi seperangkat program


pencapaian tujuan PMK yaitu terwujudnya Standar Kompetensi Lulusan (SKL),
kompetensi dasar dalam setiap Mata Pelajaran, dan bahan pelajaran serta cara-
cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran.
Definisi ini menunjukkan bahwa setiap satuan pendidikan Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) membutuhkan kurikulum
implementatif yang relevan dan cocok dengan kebutuhan peserta didik dan seluruh
stakeholders serta siap diimplementasikan oleh SMK/MAK guna memberi
pengalaman belajar bermakna dan berdampak besar bagi peserta didik.

Kurikulum dikembangkan untuk memberi solusi tantangan internal dan


eksternal. Tantangan internal yang mendasar adalah: Indonesia merupakan negara
kepulauan yang terdiri atas pulau besar dan kecil yang berjumlah sekitar 17.500.
Penduduk Indonesia berdasarkan pada Sensus Penduduk tahun 2010 berjumlah
lebih dari 238 juta jiwa. Keragaman yang menjadi karakteristik dan keunikan
Indonesia antara lain keragaman geografis, keragaman demografis, keragaman
potensi sumber daya daerah, keragaman latar belakang dan kondisi sosial budaya,
keragaman potensi SMK/MAK, keragaman ketersediaan sarana dan prasarana di
SMK/MAK,dan berbagai keragaman lainnya yang ada di setiap daerah. Keragaman
tersebut selanjutnya melahirkan perbedaan jenis kebutuhan,tingkatkebutuhan,
tingkat kesiapan, peluang dan tantangan pengembangan yang berbeda antar
daerah dan antar SMK/MAK. Keragaman tersebut harus diadaptasi dalam rangka
peningkatan relevansi mutu PMK sebagai upaya mencerdaskan dan meningkatkan
kesejahteraan kehidupan masyarakatdi setiap daerah.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19
Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, mengamanatkan tersusunnya
kurikulum pada tingkat satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan
menengah, mengacu kepada Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi,
Standar Proses, dan Standar Penilaian. Terkait dengan pembangunan PMK,
masing-masing daerah dan masing-masing SMK/MAK memerlukan kurikulum yang
sesuai dengan karakteristik dan potensi daerah atau potensi SMK/MAK. Kurikulum
tersebut adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SMK/MAK
implementatif. KTSP SMK/MAK sebagai the sum of the learning activities and
experiences a student under directions of the school perlu dikembangkan dan
diimplementasikan secara dinamis kontekstual dan auotentik untuk merespon
kebutuhan peserta didik,masyarakat dan pemerintah daerah, SMK/MAK, dan dunia
kerja. Hal tersebut sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional:

1. Pasal 36 ayat (2) menyebutkan bahwa kurikulum pada semua jenjang dan jenis
pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan
pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik.

2. Pasal 36 ayat (3) menyebutkan bahwa kurikulum disusun sesuai dengan


jenjang pendidikan dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia
dengan memperhatikan: (a) peningkatan iman dan takwa; (b) peningkatan
akhlak mulia; (c) peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik; (d)
keragaman potensi daerah dan lingkungan; (e) tuntutan pembangunan daerah
dan nasional; (f) tuntutan dunia kerja; (g) perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni; (h) agama; (i) dinamika perkembangan global; dan (j)
persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan.

3. Pasal 38 Ayat (2) mengatur bahwa kurikulum pendidikan dasar dan menengah
dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan
pendidikan dan komite sekolah/madrasah di bawah koordinasi dan supervisi
dinas pendidikan atau kantor departemen agama kabupaten/kota untuk
pendidikan dasar dan provinsi untuk pendidikan menengah.

Dari amanat undang-undang tersebut dapat ditegaskan bahwa:

1. KTSP SMK/MAK dikembangkan dengan prinsip diversifikasi dengan maksud


agar memungkinkan adanya kesesuaian program-program pendidikan pada
SMK/MAK dengan situasi, kondisi dan kekhasan potensi yang ada di daerah dan
potensi SMK/MAK serta potensi peserta didik;
2. KTSP SMK/MAK dikembangkan, diterapkan, dimonitor dandievaluasi secara
terus menerus oleh SMK/MAK dan Dinas Pendidikan sebagai bentuk penjaminan
mutu PMK;

3. KTSP SMK/MAK merupakan salah satu standar akreditasi BAN SM.

Tantangan eksternal pengembangan KTSP SMK/MAK adalah adanya


globalisasi industri dan perdagangan modern seperti dapat terlihat di World Trade
Organization (WTO), Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) Economic
Community (AEC), Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC), dan ASEAN
FreeTrade Area(AFTA). Tantangan eksternal juga terkait dengan pergeseran
kekuatan ekonomi dunia, pengaruh dan imbas teknosains serta mutu, investasi,
dan transformasi bidang pendidikan. Pendidikan Menengah Kejuruan ditantang
turut memberi andil menyiapkan modal manusia kompeten untuk bersaing di pasar
tenaga kerja global.

Kurikulum implementatif dikembangkan dan dilaksanakan oleh SMK/MAK


diwujudkan dalam bentuk Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang
disebut dengan KTSP SMK/MAK . KTSP SMK/MAK dikembangkan berdasarkan
Standar Kompetensi Lulusan (SKL) paling rendah setara dengan jenjang 2 KKNI
untuk setiap Kompetensi Keahlian Program Pendidikan 3 tahun dan paling rendah
setara dengan jenjang 3 KKNI untuk setiap Kompetensi Keahlian Program
Pendidikan 4 tahun, Standar Isi (SI), Standar Proses (SPr), Standar Penilaian (SPn)
setiap satuan pendidikan SMK/MAK. Semua SMK/MAK diharapkan dapat
menyiapkan kurikulum implementatif KTSP SMK/MAK yang digunakan sebagai
pedoman atau landasan program-program pembelajaran di SMK/MAK.

Direktorat Pembinaan SMK sesuai dengan tugas dan fungsinya berkewajiban


untuk memberikan bimbingan teknis kepada setiap SMK/MAK melalui berbagai
strategi dan pendekatan, agar pada saatnya setiap SMK/MAK memiliki kemampuan
untuk menyiapkan KTSP SMK/MAK sebagaimana diharapkan.

B. Landasan Filosofis

Landasan filosofis penting kedudukannya dalam pengembangan kurikulum.


Landasan filosofis memberi arah ideal dan pemikiran yang mendasar tentang
isi suatu kurikulum, konsep pembelajaran yang tepat, posisi peserta didik, penilaian
hasil belajar, hubungan peserta didik dengan masyarakat dan lingkungan kerja
serta lingkungan alam di sekitarnya. KTSP SMK/MAK dikembangkan dengan
landasan filosofis sebagai berikut. :

1. Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan bangsa


masa kini dan masa mendatang. Pandangan ini menjadikan KTSP SMK/MAK
dikembangkan berdasarkan budaya bangsa Indonesia yang beragam, diarahkan
untuk membangun kehidupan masa kini dan untuk membangun dasar-dasar
kehidupan bangsa yang lebih baik di masa depan. Mempersiapkan peserta didik
untuk kehidupan masa depan selalu menjadi tujuan dasar KTSP SMK/MAK . Hal
ini mengandung makna bahwa KTSP SMK/MAK adalah rancangan program
pembelajaran PMK untuk mempersiapkan kehidupan generasi muda sebagai
human capital bangsa. Dengan demikian, tugas mempersiapkan generasi muda
bangsa menjadi tenaga kerja menengah yang handal merupakan tugas utama
SMK/MAK. Untuk mempersiapkan kehidupan masa kini dan masa depan peserta
didik, KTSP SMK/MAK mengembangkan pengalaman belajar yang memberikan
kesempatan luas bagi peserta didik untuk menguasai berbagai kompetensi.
Kompetensi yang diajarkan dan dilatihkan pada SMK/MAK diprogramkan untuk
memenuhi kebutuhan pasar tenaga kerja (labour market), hal ini sejalan
dengan pandangan filsafat esensialisme. Di sisi lain dalam pandangan
filosofi pragmatisme PMK diselenggarakan untuk maksud memenuhi seluruh
kebutuhan individu peserta didik dalam mempersiapkan diri menjalani dan
memecahkan permasalahan-permasalahan kehidupan sehari-hari di masyarakat
dan keluarga.

2. KTSP SMK/MAK disusun untuk membangun budaya tekno-sain-sosio-


kultural yaitu suatu budaya masyarakat yang secara sosial baik di sekolah,
dunia kerja, keluarga, maupun di masyarakat secara sinergi tumbuh budaya
pemecahan masalah secara terencana, terprogram, produktif, terdesain dan
dijelaskan atau diberi eksplanasi melalui proses inkuiri dan diskoveri. Budaya
teknologi melakukan rekayasa pemecahan masalah kehidupan dan masalah
pekerjaan melalui pengembangan disain dan temuan-temuan baru. KTSP
SMK/MAK mengembangkan kemampuan peserta didik sebagai pewaris budaya
bangsa dan peduli terhadap permasalahan dunia kerja, masyarakat dan bangsa
masa kini dan masa depan.

3. Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif. Peserta didik
SMK/MAK belajar membangun pengalaman diri dalam memecahkan
permasalahan-permasalahan secara kreatif. Untukitu peserta didik SMK/MAK
perlu memiliki pengalaman belajar berpikir kreatif, bekerja kreatif sendiri-sendiri
maupun dengan orang lain, dan menerapkan inovasi-inovasi dalam setiap
pemecahan masalah kerja dan kehidupan. Menurut pandangan filosofi ini,
proses pendidikan kejuruan adalah suatu proses pemberian dan
fasilitasipengalaman dan kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan
proses mind on, hands on, dan heart on secara seimbang melalui penguatan
kemampuan milihat, mendengar, membaca, bertindak secara matang dan
cermat. KTSP SMK/MAK mengunggulkan budaya tekno-sain-sosio-kultural
dalam memecahkan masalah-masalah kerja dan sosial dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara.
4. Pendidikan menengah kejuruan membutuhkan penumbuhan atitude pokok
(core attitudes) yaitu disiplin diri (self-discipline), keterbukaan terhadap
pengalaman diri dan orang lain ( openness to experience), kemampuan
pengambilan resiko (risk-taking), toleran terhadap dualisme (tolerance for
ambiguity), dan kepercayaan kelompok (group trust).

5. Pendidikan menengah kejuruan mengembangkan kecerdasan emosional-


spiritual, sosial-ekologis, intelektual, kinestetis, ekonomika, teknologi, seni-
budaya, dan kecerdasan belajar sebagai pusat pengembangan kecerdasan
(Sudira, 2015). Filosofi ini menentukan bahwa isi KTSP SMK/MAK mencakup
kecerdasan ganda dan bersifat kontekstual. Filosofi ini mensyaratkan KTSP
SMK/MAK memberi pengalaman belajar yang utuh dan menyeluruh dalam
mengembangkan kecerdasan peserta didik.

6. Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang lebih
baik dari masa lalu dengan berbagai kemampuan belajar yang cerdas dalam
menumbuhkan kemampuan intelektual, kemampuan berkomunikasi, sikap
sosial, kepedulian, dan berpartisipasi untuk membangun kehidupan masyarakat
dan bangsa yang lebih baik (experimentalism and social reconstructivism ).

Merujuk enam filosofi tersebut,maka KTSP SMK/MAK dikembangkan dengan


maksud untuk mengembangkan seluruh potensi kecerdasan peserta didik agar
kompeten dalam memecahkan masalah-masalahkerja, masalah-masalahsosial di
masyarakat secara kreatif, memiliki kemampuan berpikir kreatif, bekerja kreatif
dengan orang lain dan mampu menerapkan inovasi serta dilandasi disiplin diri yang
tinggi, keterbukaan terhadap pengalaman diri dan orang lain ( openness to
experience), kemampuan pengambilan resiko (risk-taking), dan toleran terhadap
dualisme untuk membangun kehidupan masyarakat demokratis yang lebih baik.

C. Landasan Teoritis

Dua tokoh pendidikan kejuruan berbeda aliran sangat kuat mewarnai teori-
teori pendidikan kejuruan dunia. Tokoh tersebut adalah Charles Prosser dan John
Dewey. Teori Prosser menyatakan bahwa Pendidikan Kejuruan membutuhkan
lingkungan pembelajaran menyerupai dunia kerja dan peralatan yang memadai
sesuai kebutuhan pelaksanaan pekerjaan di dunia kerja. Agar efektif Pendidikan
Kejuruan harus melatih dan membentuk kebiasaan kerja sebagai suatu kebutuhan
yang harus dimiliki bagi setiap individu yang mau bekerja. Penguatan kemampuan
dan skill kerja dapat ditingkatkan melalui pengulangan cara berpikir dan cara
bekerja yang efisien. Pendidikan Kejuruan harus melakukan seleksi bakat dan
minat. Guru Pendidikan Kejuruan akan berhasil jika telah memiliki pengalaman
sukses dalam menerapkan skill dan pengetahuan sesuai bidang yang diajarkan.
Kemampuan produktif sebagai standar performance dikembangkan
berdasarkankebutuhan industri sesuai actual jobs. Pendidikan Kejuruan
membutuhkan biaya pendidikan dan pelatihan yang harus terpenuhi dan jika tidak
sebaiknya tidak diselenggarakan.

Pendidikan Kejuruan dalam pandangan teori John Dewey menegaskan bahwa


Pendidikan Kejuruan menyiapkan peserta didik memiliki kemampuann memecahkan
permasalahan sesuai perubahan-perubahan dalam cara-cara berlogika dan
membangun rasional melalui proses pemikiran yang semakin terbuka dalam
menemukan berbagai kemungkinan solusi dari berbagai pengalaman. Dampak
pokok dari TVET yang diharapkan oleh Dewey adalah masyarakat berpengetahuan
yang mampu beradaptasi dan menemukan kevokasionalan dirinya sendiri dalam
berpartisipasi di masyarakat, memiliki wawasan belajar dan bertindak dan
melakukan berbagai perubahan sebagai proses belajar sepanjang hayat. Belajar
berlangsung selama jiwa masih dikandung badan. Dewey juga mengusulkan agar
Pendidikan Kejuruan dapat mengatasi permasalahan diskriminasi pekerjaan,
diskriminasi kaum perempuan, dan minoritas. Dewey memberi advokasi
modernisasikurikulum Pendidikan Kejuruan menjadi " scientific-technical". Studi ini
mengkaitkan cara-cara bekerja yang didukung pengetahuan yang jelas dan
memadai.

Dewey berargumen bahwa sekolah tradisional yang tumpul dan mekanistis


harus dikembangkan menjadi pendidikan yang demokratis dimanapeserta didik
mengeksplorasi kapasitas dirinya sendiri untuk berpartisipasi dalam segala aspek
kehidupan masyarakat. Dewey memberi wawasan bahwa sekolah harus mampu
melakukan proses transmisi dan transformasi budaya dengan peningkatan dan
kesetaraan posisi dalam ras, etnik, posisi sosial ekonomi di masyarakat.Setiap
individu memiliki pandangan positif terhadap satu sama lain. Pendidikan Kejuruan
tidak hanya fokus pada bagaimana memasuki lapangan pekerjaan, tetapi juga
fokus pada peluang-peluang pengembangan karir, adaptif terhadap perubahan
lapangan kerja dan berbasis pengetahuan atau ide-ide kreatif.

Kurikulum Pendidikan Kejuruan menurut Dewey memuat kemampuan


akademik yang luas dan kompetensi generik, skill teknis, skillinterpersonal, dan
karakter kerja. Kurikulum Pendidikan Kejuruan mengintegrasikanpendidikan
akademik, karir, dan teknik. Ada artikulasi di antara pendidikan dasar, menengah,
pendidikan tinggi, dandekat dengan dunia kerja. Sekolah yang baik adalah sekolah
yang mampu membangun komunitas masyarakatsecara bersama-sama menjadi
anggota masyarakat yang aktifmengembangkan budaya. Menurut Dewey hanya
pengalaman yang benar dan nyatayang dapat membuat peserta didik dapat
menghubungkanpengetahuan yang dipelajari. Teori pendidikan demokratis Dewey
cocok dengan tuntutan Pendidikan Kejuruan Abad XXI.
Selain dua teori induk Pendidikan Kejuruan yaitu Teori Efisiensi Sosial dari
Charles Prosser dan Pendidikan Vokasional Demokratis dari John Dewey, adaTeori
Tri Budaya sebagai pemikiran awal yang dapat digunakan untuk pengembangan
kompetensi kevokasionalan (Sudira, 2011). Teori Tri Budaya menyatakan
Pendidikan Kejuruan akan berhasil jika mampu mengembangkan budaya berkarya,
budaya belajar, dan budaya melayani secara simultan. Pendidikan Kejuruan dalam
melakukan proses pendidikan dan pelatihan harus membangun budaya berkarya,
belajar, dan menerapkan hasil-hasil karya inovatif sebagai bentuk-bentuk layanan
kemanusiaan. Karya sebagai hasil inovasi belajar harus digunakan untuk
kesejahteraan bersama melayani orang lain.

Pendekatan pembelajaran yang diterapkan di SMK/MAK adalah pembelajaran


berbasis kompetensi. Pembelajaran yang membangun performa peserta didik
individual ability to perform mencakup penguasaan pengetahuan, keterampilan,
dan sikap secara terpadu . Pendekatan pembelajaran ini harus menganut
pembelajaran tuntas (mastery learning) untuk dapat menguasai sikap (attitude),
pengetahuan (knowledge) dan keterampilan (skills) agar dapat bekerja sesuai
profesinya. Agar peserta didik dapat belajar secara tuntas, dikembangkan prinsip
pembelajaran sebagai berikut.

1. Learning by doing (belajar melalui aktivitas/kegiatan nyata, otentik, kontekstual


yang memberikan pengalaman belajar bermakna), dikembangkan menjadi
pembelajaran berbasis produksi, pembelajaran berbasis pemecahan masalah,
pembelajaran berbasis kerja, pembelajaran berbasis inkuiri, pembelajaran
berbasis diskoveri;

2. Individualized learning yakni pembelajaran dengan memperhatikan keunikan


setiap individu dan dilaksanakandengan sistem modular.

3. Team work learning adalah pembelajaran yang mengembangkan kemampuan


bekerja secara tim dengan penguatan kompetensi diri bertanggung-jawab
dengan tugas-tugas dan memahami posisi dan fungsinya dalam tim.
Pembelajaran kejuruan tidak cukup belajar menguasai kompetensi secara
individu tetapi perlu belajar dalam kelompok.

Pendidikan Kejuruan sebagai pendidikan untuk dunia kerja sangat penting


fungsi dan posisinya dalam memenuhi tujuan kebijakan ketenagakerjaan.
Kebijakan ketenagakerjaan suatu negara diharapkan mencakup lima hal
pokokyaitu: (1) memberi peluang kerja untuk semua angkatan kerja yang
membutuhkan; (2) pekerjaan tersedia seimbang dan merata di setiap daerah dan
wilayah; (3) memberi penghasilan yang mencukupi sesuai dengan kelayakan hidup
dalam bermasyarakat; (4) pendidikan dan pelatihan mampu secara penuh
mengembangkan semua potensi dan masa depan setiap individu; (5) matching
man and jobs dengan kerugian-kerugian minimum, pendapatan tinggi dan
produktif. Kebijakan ketenagakerjaan tidak boleh memihak hanya pada sekelompok
atau sebagian dari masyarakatnya. Jumlah dan jenis-jenis lapangan pekerjaan
tersedia, tersebar merata, seimbang, dan layak untuk kehidupan seluruh
masyarakat. Pendidikan kejuruan menjadi tidak efisien jika lapangan pekerjaan
tidak tersedia merata dan seimbang bagi lulusannya.

KTSP SMK/MAK dikembangkan atas teoriEfisiensi Sosial dan Pendidikan


Demokratis, pendidikan berdasarkan standar ( standard-based education), dan
teori kurikulum berbasis kompetensi ( competency-based curriculum), pembelajaran
berbasis kerja, pembelajaran berbasis produksi, danpembelajaran berbasis
pemecahan masalah. Pendidikan berdasarkan standar menetapkan adanya standar
nasional sebagai standar minimal warga negara yang dirinci menjadi standar
kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, standar pendidik dan tenaga
kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar
pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Kurikulum berbasis kompetensi
dirancang untuk memberikan pengalaman belajar seluas-luasnya bagi peserta didik
dalam mengembangkan kemampuan untuk bersikap, berpengetahuan,
berketerampilan, dan bertindak.

KTSP SMK/MAK menganut: (1) pembelajaran yang dilakukan guru dalam


bentuk proses belajar mengajar yang dikembangkan berupa kegiatan pembelajaran
teori di kelas, pembelajaran pembuktian teori di laboratorium, pembelajaran skill di
bengkel/studio/workshop/kebun dsb, pembelajaran ketrampilan kerja di tempat
kerja (DU-DI, Teaching factory, Business centre); dan (2) pengalaman belajar
langsung di dunia kerja untuk membangun kebiasan kerja. Demikian juga dengan
pembelajaran langsung di masyarakat sesuai dengan latar belakang, karakteristik,
kompetensi keahlian dan kemampuan awal peserta didik. Pengalaman belajar
langsung individual peserta didik menjadi hasil belajar bagi dirinya, sedangkan hasil
belajar seluruh peserta didik menjadi hasil kurikulum.

D. Landasan Yuridis

Landasan yuridis pengembangan KTSP SMK/MAK antara lain:

1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional;

2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional


Pendidikan sebagaimana telah diubah kedua kali dengan Peraturan Pemerintah
Nomor13 Tahun2015 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan;
3. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 61
tahun 2014 tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada Pendidikan
Dasar dan Pendidikan Menengah

4. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor


....tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Menengah
Kejuruan;

5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor


....tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan Menengah Kejuruan;

6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor


....tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Menengah Kejuruan;

7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor


....tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan Menengah Kejuruan;

8. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian


Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 4678/D/KEP/MK/2016 tentang Spektrum
Keahlian Pendidikan Menengah Kejuruan;

9. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian


Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 130/D/KEP/KR/2017 tentang Struktur
Kurikulum Pendidikan Dasar dan Menengah.

E. Tujuan Penyusunan KTSP SMK/MAK

Pedoman Penyusunan KTSP SMK/MAK disusun dengan maksud dapat


digunakan sebagaipanduan bagi SMK/MAK dalam menyusun kurikulum
implementatif secara lebih baik, terstruktur, efektif, dan efisien. Tujuan
penyusunan KTSP SMK antara lain untuk:

1. Merevitalisasi SMK/MAK sebagai lembagapendidikan untuk penyiapan tenaga


kerja tingkat menengah;

2. Meningkatkan komitmen SMK/MAK, guru, komite sekolah, dunia kerja, dan


Dinas Pendidikan Provinsi dalam peningkatan kualitas layanan, output, dan
outcome pendidikan kejuruan di SMK/MAK.

3. Meningkatnya kapasitas kepala sekolah, ketua kompetensi keahlian dan para


guru dalam mengembangkan kurikulum implementatif yang sesuai dengan
kebutuhaan sekolah dan stake holder.

4. Menyisinkronkan kompetensi-kompetensi yang tertuang dalam standar isi ke


dalam silabus dan menstrukturkan menjadi program pembelajaran kejuruan 3
dan 4 tahun.
5. Dihasilkannya KTSP SMK/MAK implementatif di SMK/MAK sebagai program
pembelajaran yang terdokumentasi dengan baik yang berisi antara lain visi,
misi, tujuan, strategi pencapaian visi-misi, profil lulusan, SKL, struktur
kurikulum, silabus, RPP.

6. Digunakannya KTSP SMK/MAK secara konsisten sebagai acuan program


pembelajaraan oleh semua guru.

7. Dihasilkannya lulusan PMK dengan kualifikasi jenjang 2 KKNI untuk kompetensi


keahlian SMK/MAK program pendidikan 3(tiga) tahundan jenjang kualifikasi 3
KKNI untuk kompetensi keahlian SMK/MAK program pendidikan 4
(empat)tahun.

F. Ruang Lingkup Penyusunan KTSP SMK/MAK

Penyusunan KTSP SMK/MAK mencakup pengembangan program


pembelajaran program pendidikan 3 (tiga) tahun dan 4 (empat) tahun sesuai
spektrum pendidikan menengah kejuruan.

Penyusunan KTSP SMK/MAK memperhatikan jenjang KKNI minimal


kualifikasi 2 untuk kompetensi keahlian 3 tahun dan minimal kualifikasi 3 untuk
kompetensi keahlian 4 tahun.

Deskripsi Jenjang Kualifikasi 2 KKNI:

1. Mampu melaksanakan satu tugas spesifik, dengan menggunakan alat, dan


informasi, dan prosedur kerja yang lazim dilakukan, serta menunjukkan kinerja
dengan mutu yang terukur, di bawah pengawasan langsung atasannya;

2. Memiliki pengetahuan operasional dasar dan pengetahuan faktual bidang kerja


yang spesifik, sehingga mampu memilih pemecahan yang tersedia terhadap
masalah yang lazim timbul;

3. Bertanggungjawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggung jawab


membimbing orang lain.

Deskripsi Jenjang Kualifikasi 3 KKNI:

1. Mampu melaksanakan serangkaian tugas spesifik, dengan menerjemahkan


informasi dan menggunakan alat, berdasarkan sejumlah pilihan prosedur kerja,
serta mampu menunjukkan kinerja dengan mutu dan kuantitas yang terukur,
yang sebagian merupakan hasil kerja sendiri dengan pengawasan tidak
langsung;

2. Memiliki pengetahuan operasional yang lengkap, prinsip-prinsip serta konsep


umum yang terkait dengan fakta bidang keahlian tertentu, sehingga mampu
menyelesaikan berbagai masalah yang lazim dengan metode yang sesuai;
3. Mampu bekerja sama dan melakukan komunikasi dengan baik dalam lingkup
kerjanya;

4. Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggung jawab
atas hasil kerja orang lain.

G. Pengguna Pedoman Penyusunan KTSP SMK/MAK

Pedoman ini digunakan dalam rangka penyusunan dan pengelolaan KTSP


SMK oleh:

1. Tim Pengembang Kurikulum PMK;


2. Kepala dinas pendidikan;
3. Pengawas SMK;
4. Kepala sekolahdan wakil kepala sekolah;
5. Ketua kompetensikeahlian;
6. Guru; dan
7. Stakeholder terkait (praktisi dunia kerja, akademisi, dewan pendidikan
daerah).
BAB II
KONSEPKTSPSMK/MAK

A. Pengertian KTSP SMK/MAK


KTSP SMK/MAK adalah keseluruhan program aktivitas pembelajaran baik
terstruktur maupun hidden yang terdokumentasi dengan rapi, digunakan sebagai
acuan pelaksanaan pembelajaran di SMK/MAK untuk memberikan berbagai
pengalaman belajar bermakna dan berdampak besar bagi peserta didik dalam
bekerja, melanjutkan pendidikan atau berwirausaha dan diatur oleh sekolah. KTSP
SMK/MAK merupakan kurikulum implementatif yang disusun dan dilaksanakan oleh
SMK/MAKyang bersangkutan. KTSP SMK/MAK merupakan program pemberian
pengalaman belajar sebagai dokumen terdiri atas visi, misi, tujuan, strategi
pencapaian visi-misi, Profil Lulusan, SKL, Struktur kurikulum, kalender pendidikan,
Silabus, dan RPP.Silabus adalah kerangka acuan penyusunan rencana pelaksanaan
pembelajaran untuk setiap mata pelajaran, berisi komponenIdentitas mata
pelajaran; Identitas satuan pendidikan, kelas dansemester; Kompetensi inti dan
kompetensi dasar; Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK); Materi pembelajaran;
Kegiatan pembelajaran; Penilaian; Alokasi waktu; dan Sumber belajar.Silabus
merupakan penjabaran kompetensi intidan kompetensi dasar dengan seluruh IPKke
dalam materi pokok pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan penilaian.

B. Karakteristik KTSP SMK/MAK

KTSP SMK/MAK dirancang dengan karakteristik sebagai berikut:

1. Mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan


sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan intelektual
dan psikomotorik;

2. Sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman


belajar terencana dimana peserta didik menerapkan apa yang dipelajari di
sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar;

3. Mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta menerapkannya


dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat;

4. Memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap,


pengetahuan, dan keterampilan;

5. Kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti mata pelajaran yang


dirinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar;
6. Kompetensi intimenjadi unsur pengorganisasi (organizing elements) kompetensi
dasar, dimana semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran
dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam kompetensi
inti;

7. Kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling


memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antarmata pelajaran dan
jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal).

C. Tujuan KTSP SMK/MAK

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SMK/MAK bertujuan


menyediakan program pembelajaran untuk mempersiapkan peserta didik agar
memiliki kemampuanmulia, produktif, kreatif, inovatif, dan efektif dalam
menyelesaikan permasalahan kehidupan serta mampu berkontribusi pada
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia. KTSP
SMK/MAK diharapkan membangun dampak pendidikan berupa kompetensi untuk
dapat melakukan seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggungjawab sebagai
syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas
di bidang pekerjaan tertentu. Luaran hasil pendidikanpada SMK/MAK dinilai oleh
sekolah danmasyarakat pemangku kepentingan. Sehingga KTSP SMK/MAK
ditetapkan bersama dengan pemangku kepentingan dan kalangan
profesi,ditetapkan oleh Kepala SMK/MAK, dan disahkan oleh Kepala Dinas
Pendidikan Provinsi.

D. Prinsip-Prinsip Pengembangan dan Pengelolaan KTSP SMK/MAK

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMK/MAK dikembangkan sesuai


kebutuhan peserta didik dan kapasitas sekolah sebagai bentuk akuntabilitas
SMK/MAK dalam memberi layanan pendidikan kejuruan kepada masyarakat dan
pemerintah. KTSP SMK/MAK dibawah koordinasi Dinas Pendidikan Provinsi
dikembangkan oleh SMK/MAK secara cermat memperhatikan: visi-misi-tujuan
sekolah, Profil Lulusan, SKL, SI, SPr, SPn, KKNIdan ketersediaan sarana prasarana
pendidikan di SMK/MAK. KTSP SMK/MAK dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip
berikut.

1. Peningkatan Iman, Takwa, dan Akhlak Mulia

Iman, takwa, dan akhlak mulia menjadi dasar pembentukan kepribadian


peserta didik secara utuh. KTSP SMK/MAK disusun agar semua mata pelajaran
dapat menunjang peningkatan iman, takwa, dan akhlak mulia.

2. Pengembangan Kompetensi secara Komprehensif


Kompetensi peserta didik dikembangkan secara seimbang. Keseimbangan
antara pengembangan sikap spiritual, sosial, kerja, rasa ingin tahu, kreativitas,
kerja sama dengan kemampuan intelektual dan psikomotorik. Sekolah
merupakan bagian dari masyarakat dan dunia kerja yang memberikan
pengalaman belajar terencana, dimana peserta didik menerapkan apa yang
dipelajari di sekolah ke masyarakat dan dunia kerja, serta memanfaatkan
masyarakat dan dunia kerja sebagai sumber belajar. Mengembangkan sikap,
pengetahuan, dan keterampilan serta menerapkannya dalam berbagai situasi di
sekolah dan di masyarakat. Memberi waktu yang cukup leluasa untuk
mengembangkan berbagai sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Kompetensi
dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti mata pelajaran yang dirinci lebih
lanjut menjadikompetensi dasar. Kompetensi inti mata pelajaran menjadi unsur
pengorganisasi (organizing elements) kompetensi dasar, dimana semua
kompetensi dasar dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai
kompetensi yang dinyatakan dalam kompetensi inti.

3. Kebutuhan Kompetensi Masa Depan

Kemampuan peserta didik yang diperlukan yaitu antara lain kemampuan


berkomunikasi, berpikir kritis, berkolaborasi dan kreatif dengan
mempertimbangkan nilai dan moral Pancasila agar menjadi warga negara yang
demokratis dan bertanggung-jawab, toleran dalam keberagaman, mampu
hidup dalam masyarakat global, memiliki minat luas dalam kehidupan dan
kesiapan untuk bekerja, kecerdasan sesuai dengan bakatdan minatnya, serta
peduli terhadap lingkungan. Kurikulum harus mampu menjawab tantangan ini
sehingga perlu mengembangkan kemampuan-kemampuan ini dalam proses
pembelajaran.

4. Peningkatan Potensi, Kecerdasan, dan Minat sesuai dengan Tingkat


Perkembangan dan Kemampuan Peserta Didik

Pendidikan merupakan proses sistematik untuk meningkatkan martabat


manusia secara holistik yang memungkinkan potensi diri (afektif, kognitif,
psikomotor) berkembang secara optimal. Sejalan dengan itu, KTSP SMK/MAK
disusun dengan memperhatikan potensi, tingkat perkembangan, minat,
kecerdasan intelektual, emosional, sosial, spritual, dan kinestetik peserta didik.

5. Keragaman Potensi dan Karakteristik Daerah dan Lingkungan

Daerah memiliki keragaman potensi, kebutuhan, tantangan, dan karakteristik


lingkungan. Masing-masing daerah memerlukan pendidikan kejuruan yang
sesuai dengan potensi, karakteristik daerah dan pengalaman hidup sehari-hari.
Oleh karena itu, KTSP SMK/MAK perlu memuat keragaman tersebut untuk
menghasilkan lulusan yang relevan dengan kebutuhan pengembangan daerah.
6. Tuntutan Pembangunan Daerah dan Nasional

Dalam era otonomi dan desentralisasi, kurikulum adalah salah satu media
pengikat dan pengembang keutuhan bangsa yang dapat mendorong partisipasi
masyarakat dengan tetap mengedepankan wawasan nasional. Untuk itu,
kurikulum perlu memperhatikan keseimbangan antara kepentingan daerah dan
nasional.

7. Tuntutan Dunia Kerja

Tuntutan dunia kerja merupakan variabel pokok pengembangan pendidikan


kejuruan. Pengembangan KTSP SMK/MAK berbasis tuntutan kompetensi dunia
kerja. Kegiatan pembelajaran di SMK/MAK harus dapat mendukung tumbuh-
kembangnya:(1) keterampilan kebekerjaan(employability skills)yakni
kemampuan individu untuk menyesuaikan diri dengan iklim kerja di dunia kerja;
(2) keterampilan teknis (technical skills) adalah kemampuan melakukan
pekerjaan sesuai dengan mekanisme, prosedur, cara, serta penerapan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) sesuai bidang kerjanya; (3) bertindak
produktif, mandiri, kolaboratif, dan komunikatif dalam melaksanakan tugas
dengan menggunakan alat, informasi, dan prosedur kerja yang lazim dilakukan
serta menyelesaikan masalah kompleks sesuai dengan bidang kerja; (4)
menampilkan kinerja mandiri dengan pengawasan tidak langsung atasan dan
atau secara mandiri berdasarkan kuantitas dan kualitas terukur sesuai standar
kompetensi kerja, serta bertanggung jawab atas hasil kerja orang lain; (5)
berjiwa wirausahaan dan mempunyai kecakapan hidup. Oleh sebab itu, KTSP
SMK/MAK perlu memuat kecakapan hidup untuk membekali peserta didik
memasuki dunia kerja.

8. Perkembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni

Pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang membawa masyarakat


berbasis pengetahuan di mana IPTEKS sangat berperan sebagai penggerak
utama perubahan. Pendidikan harus terus menerus melakukan adaptasi dan
penyesuaian perkembangan IPTEKS sehingga tetap relevan dan kontekstual
dengan perubahan. Pendekatan sains dan rekayasa penting dijadikan model
pendekatan pembelajaran kejuruan di SMK/MAK. Oleh karena itu, KTSP
SMK/MAK harus dikembangkan secara berkala dan berkesinambungan sejalan
dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

9. Dinamika Perkembangan Global

KTSP SMK/MAK dikembangkan untuk menciptakan kemandirian, baik pada


individu maupun bangsa, yang sangat penting ketika dunia digerakkan oleh
pasar bebas. Pergaulan antarbangsa yang semakin dekat memerlukan individu
yang mandiri dan mampu bersaing serta mempunyai kemampuan untuk hidup
berdampingan dengan suku dan bangsa lain.

10. Persatuan Nasional dan Nilai-Nilai Kebangsaan

Kurikulum diarahkan untuk membangun karakter dan wawasan kebangsaan


peserta didik yang menjadi landasan penting bagi upaya memelihara persatuan
dan kesatuan bangsa dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI). Oleh karena itu, KTSP SMK/MAK K-13harus menumbuhkembangkan
wawasan dan sikap kebangsaan serta persatuan nasional untuk memperkuat
keutuhan bangsa dalam wilayah NKRI.

11. Kondisi Sosial Budaya Masyarakat Setempat

KTSP SMK/MAK K-13dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik sosial


budaya masyarakat setempat dan menunjang kelestarian keragaman budaya.
Penghayatan dan apresiasi pada budaya setempat ditumbuhkan terlebih dahulu
sebelum mempelajari budaya dari daerah dan bangsa lain.

12. Kesetaraan Jender

KTSP SMK/MAK K-13diarahkan kepada pengembangan sikap dan perilaku yang


berkeadilan dengan memperhatikan kesetaraan jender.

13. Karakteristik Satuan Pendidikan

KTSP SMK/MAK K-13dikembangkan sesuai dengan kondisi dan ciri khas satuan
pendidikan.

E. Tata Kelola KTSP SMK/MAK

Penyempurnaan tata kelola KTSP SMK/MAK diarahkan pada peningkatan hal-


hal sebagai berikut.

1. Tata kerja guru yang bersifat individual diubah menjadi tata kerja yang bersifat
kolaboratif;

2. Penguatan manajemen sekolah melalui penguatan kemampuan manajemen


kepala sekolah sebagai pimpinan kependidikan (educational leader);

3. Penguatan sarana dan prasarana untuk kepentingan manajemen dan proses


pembelajaran;

4. Penguatan kerjasama dengan dunia kerja melalui sharing sumberdaya;

5. Pengelolaan pembelajaran berpusat pada peserta didik. Peserta didik harus


memiliki pilihan-pilihan terhadap materi yang dipelajari untuk memiliki
kompetensi yang sama;
6. Pembelajaran interaktif (interaktif guru-peserta didik-masyarakat-lingkungan
alam, sumber/media lainnya);

7. Pembelajaran secara jejaring (peserta didik dapat menimba ilmu dari siapa saja
dan dari mana saja yang dapat dihubungi serta diperoleh melalui internet);

8. Pembelajaran aktif-mencari (pembelajaran siswa aktif mencari semakin


diperkuat dengan model pembelajaran pendekatan sains);

9. Belajar kelompok berbasis tim;

10. Pembelajaran berbasis alat nyata dan multimedia;

11. Pembelajaran memperkuat pengembangan potensi khusus yang dimiliki setiap


peserta didik, dan

12. Pembelajaran ilmu pengetahuan jamak (multidiscipline).

F. Tim Pengembang KTSP SMK/MAK

KTSP SMK/MAK dikembangkan secara tim di bawah koordinasi dan supervisi


dinas pendidikan atau kantor wilayah kementerian agama provinsi.

Tim pengembang KTSP SMK/MAK terdiri atas: ketua kompetensi


keahlian, kelompok guru kompetensi keahlian, wakil kepala
sekolah/madrasah bidang kurikulum, wakil kepala sekolah/madrasah bidang
humas, dan kepala sekolah/madrasah sebagai ketua merangkap anggota.
Dalam kegiatan pengembangan KTSP SMK/MAK, tim pengembang
melibatkan komite sekolah/madrasah, pengawas SMK/MAK, nara sumber
ahli pendidikan teknologi dan kejuruan, ahli materi kompetensi keahlian,
praktisi dunia kerja terkait,dan pihak lain yang terkait. Koordinasi dan
supervisi dilakukan oleh Dinas Pendidikan Provinsi/ Kanwil Kementerian
Agama.
BAB III
KOMPONEN DAN PENYUSUNAN
KTSP SMK/MAK

A. Visi, Misi, dan Tujuan Pendidikan Satuan Pendidikan SMK/MAK

1. Visi mendeskripsikan cita-cita yang jelas, realistik, dan terukur yang hendak
dicapai oleh satuan pendidikan SMK/MAK dimasa yang akan datang. Batasan
waktudi masa datang dinyatakan secara jelas.

2. Misi mendeskripsikan indikator-indikator yang harus dilakukan oleh SMK/MAK


melalui rencana tindakan nyata dalam mewujudkan visi satuan pendidikan.

3. Tujuan pendidikan mendeskripsikan hal-hal yang perlu diwujudkan sesuai


dengan karakteristik satuan Pendidikan SMK/MAK. Tujuan PMK adalah
meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta
keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai
dengan kejuruannya.

B. Profil dan Standar Kompetensi Lulusan SMK/MAK

Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Menengah Kejuruan adalah kriteria


mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan sesuai dengan bidang dan lingkup kerja. Dalam merumuskan SKL
PMK dimulai dengan menentukan profil lulusan PMK, sebagai berikut.

1. Beriman, bertakwa, dan berbudi-pekerti luhur;

2. Memiliki sikap mental yang kuat untuk mengembangkan diri secara


berkelanjutan;

3. Menguasai ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni serta memiliki keterampilan


sesuai dengan kebutuhan pembangunan;

4. Memiliki kemampuan produktif sesuai dengan bidang keahliannya baik untuk


bekerja pada pihak lain atau berwirausaha, dan

5. Berkontribusi dalam pengembangan industri Indonesia yang kompetitif


menghadapi pasar global.

Berdasarkan profil lulusan PMK tersebut, maka rumusan Standar


Kompetensi Lulusan Pendidikan Menengah Kejuruan dijabarkan ke dalam tiga
dimensi, yaitu dimensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Lulusan SMK/MAK
program pendidikan 3 tahun dan SMK/MAK program pendidikan 4 tahun memiliki
kompetensi pada dimensi sikap sebagaimana pada Tabel 1, Tabel 2, dan Tabel 3.
Tabel 1. SKL PMK Dimensi Sikap
Kompetensi Lulusan Kompetensi Lulusan
Program Pendidikan 3 Tahun Program Pendidikan 4 Tahun
Berperilaku yang mencerminkan sikap: Berperilaku yang mencerminkan sikap:
1. beriman dan bertakwa kepada Tuhan 1. beriman dan bertakwa kepada Tuhan
YME; YME;
2. jujur, disiplin, empati, dan pembelajar 2. jujur, disiplin, empati, dan pembelajar
sejati sepanjang hayat; sejati sepanjang hayat;
3. bangga dan cinta tanah air, bangga 3. bangga dan cinta tanah air, bangga
pada profesinya, dan berbudaya pada profesinya, dan berbudaya
nasional; nasional;
4. memelihara kesehatan jasmani, rohani, 4. memelihara kesehatan jasmani, rohani,
dan lingkungan; dan lingkungan;
5. berpikir kritis, kreatif, beretika-kerja, 5. berpikir kritis, kreatif, beretika-kerja,
bekerja sama, berkomunikasi, dan bekerja sama, berkomunikasi, dan
bertanggung jawab pada pekerjaan bertanggung jawab pada pekerjaan
sendiri dan dapat diberi tanggung sendiri dan dapat diberi tanggung jawab
jawab membimbing orang lainsesuai atas kuantitas dan kualitas hasil kerja
bidang dan lingkup kerja dalam konteks orang lain sesuai bidang dan lingkup
diri sendiri, keluarga, sekolah, kerja dalam konteks diri sendiri,
masyarakat, bangsa, negara, dan keluarga, sekolah, masyarakat, bangsa,
industri lingkup lokal, nasional, regional, negara, dan industri lingkup lokal,
dan internasional. nasional, regional, dan internasional.

Tabel 2. SKL PMK Dimensi Pengetahuan

Kompetensi Lulusan Kompetensi Lulusan


Program Pendidikan 3 Tahun Program Pendidikan 4 Tahun
Berfikir secara faktual, konseptual, Berfikir secara faktual, konseptual,
operasional dasar, prinsip, dan operasional lanjut, prinsip, dan
metakognitif sesuai denganbidang dan metakognitif secara multidisiplin sesuai
lingkup kerjapada tingkat teknis, spesifik, dengan bidang dan lingkup kerja pada
detil, dan kompleks, berkenaan dengan: tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks,
1. ilmu pengetahuan, berkenaan dengan:
2. teknologi, 1. ilmu pengetahuan,
3. seni, 2. teknologi,
4. budaya, dan 3. seni,
5. humaniora 4. budaya, dan
dalamkonteks pengembangan potensi diri 5. humaniora
sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dalamkonteks pengembangan potensi diri
dunia kerja, warga masyarakat lokal, sebagai bagian dari keluarga, sekolah,
nasional, regional, dan internasional. dunia kerja, warga masyarakat lokal,
nasional, regional, dan internasional.
Tabel 3. SKL PMK Dimensi Keterampilan

Kompetensi Lulusan Kompetensi Lulusan


Program Pendidikan 3 Tahun Program Pendidikan 4 Tahun
Bertindak produktif, mandiri, kolaboratif, Bertindak produktif, mandiri, kolaboratif,
dan komunikatif dalam: dan komunikatif dalam:
1. melaksanakan tugas dengan 1. melaksanakan tugas dengan
menggunakan alat, informasi, dan menggunakan alat, informasi, dan
prosedur kerja yang lazim dilakukan prosedur kerja yang lazim dilakukan
serta menyelesaikan masalah serta menyelesaikan masalah
sederhana sesuai dengan bidang kompleks sesuai dengan bidang kerja,
kerja, dan dan
2. menampilkan kinerja mandiri dengan 2. menampilkan kinerja mandiri dengan
pengawasan langsung atasan pengawasan tidak langsung atasan
berdasarkan kuantitas dan kualitas berdasarkan kuantitas dan kualitas
terukur sesuai standar kompetensi terukur sesuai standar kompetensi
kerja, dan dapat diberi tugas kerja, serta bertanggung jawab atas
membimbing orang lain. hasil kerja orang lain.

Sebagaimana tertuang pada rumusan SKL, kompetensi yang bersifat


generik mencakup 3 (tiga) ranah yakni sikap, pengetahuan dan keterampilan.
Ranah sikap dipilah menjadi sikap spiritual dan sikap sosial. Pemilahan ini
diperlukan untuk menekankan pentingnya keseimbangan fungsi sebagai manusia
seutuhnya yang mencakup aspek spiritual dan aspek sosial sebagaimana
diamanatkan dalam tujuan pendidikan nasional. Dengan demikian kompetensi yang
bersifat generik tersebut diuraikan menjadi empat yaitu kompetensi inti sikap
spiritual disebut KI-1, kompetensi inti sikap sosial disebut KI-2, kompetensi inti
pengetahuan disebut KI-3, dan kompetensi inti keterampilan disebut KI-4.

Uraian Kompetensi Inti untuk program pendidikan 3 tahun dan 4 tahun


pada SMK/MAK disajikan dalam Tabel 4.

Tabel 4. Deskripsi Kompetensi Inti Program PMK

KOMPETENSI DESKRIPSI KOMPETENSI


INTI 3 Tahun 4 Tahun
Sikap Spritual
Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
(KI-1)
Sikap Sosial Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli
(KI-2) (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), bertanggung-jawab,
responsif, dan proaktif melalui keteladanan, pemberian nasehat,
penguatan, pembiasaan, dan pengkondisian secara
berkesinambungan serta menunjukkan sikap sebagai bagian dari
solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
KOMPETENSI DESKRIPSI KOMPETENSI
INTI 3 Tahun 4 Tahun
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
Pengetahuan Memahami, menerapkan, Memahami, menerapkan,
(KI-3) menganalisis, dan menganalisis, dan mengevaluasi
mengevaluasi tentang tentang pengetahuan faktual,
pengetahuan faktual, konseptual, operasional lanjut,
konseptual, operasional dasar, dan metakognitif secara
dan metakognitif sesuai dengan multidisiplin sesuai dengan
bidang dan lingkup kerja pada bidang dan lingkup kerja pada
tingkat teknis, spesifik, detil, dan tingkat teknis, spesifik, detil, dan
kompleks, berkenaan dengan kompleks, berkenaan denganilmu
ilmu pengetahuan, teknologi, pengetahuan,teknologi,seni,
seni, budaya, dan humaniora budaya, dan humaniora dalam
dalam konteks pengembangan konteks pengembangan potensi
potensi diri sebagai bagian dari diri sebagai bagian dari keluarga,
keluarga, sekolah, dunia kerja, sekolah, dunia kerja, warga
warga masyarakat nasional, masyarakat nasional, regional,
regional, dan internasional. dan internasional.
Keterampilan Melaksanakan tugas spesifik, Melaksanakan tugas spesifik,
(KI-4) dengan menggunakan alat, dengan menggunakan alat,
informasi, dan prosedur kerja yang informasi, dan prosedur kerja yang
lazim dilakukan serta lazim dilakukan serta
menyelesaikan masalah menyelesaikan masalah kompleks
sederhana sesuai dengan sesuai dengan bidang kerja.
bidangkerja.
Menampilkan kinerja mandiri
Menampilkan kinerja di bawah dengan mutu dan kuantitas yang
bimbingan dengan mutu dan terukur sesuai dengan standar
kuantitas yang terukur sesuai kompetensi kerja.
dengan standar kompetensi kerja.
Menunjukkanketerampilan menalar,
Menunjukkanketerampilan mengolah, dan menyaji secara
menalar, mengolah, dan menyaji efektif, kreatif, produktif, kritis,
secara efektif, kreatif, produktif, mandiri, kolaboratif, komunikatif,
kritis, mandiri, kolaboratif, dan solutif dalam ranah abstrak
komunikatif, dan solutif dalam terkait dengan pengembangan dari
ranah abstrak terkait dengan yang dipelajarinya di sekolah, serta
pengembangan dari yang mampu melaksanakan tugas
dipelajarinya di sekolah, serta spesifik secara mandiri.
mampu melaksanakan tugas
Menunjukkan keterampilan
spesifik di bawah pengawasan
mempersepsi, kesiapan, meniru,
langsung.
membiasakan, gerak mahir,
Menunjukkan keterampilan menjadikan gerak alami, sampai
mempersepsi, kesiapan, meniru, dengan tindakan orisinal dalam
membiasakan, gerak mahir, ranah konkret terkait dengan
menjadikan gerak alami, dalam pengembangan dari yang
ranah konkret terkait dengan dipelajarinya di sekolah, serta
pengembangan dari yang mampu melaksanakan tugas
dipelajarinya di sekolah, serta spesifik secara mandiri.
mampu melaksanakan tugas
spesifik di bawah pengawasan
langsung.
C. Struktur dan MuatanKTSP SMK/MAK

Struktur dan muatan KTSP SMK ditetapkan melalui Keputusan Dirjen


Dikdasmen Nomor 130/D/KEP/KR/2017. Struktur Kurikulum Pendidikan Menengah
Kejuruan berisi Muatan Umum yang terdiri atas: (A) Muatan Nasional dan (B)
Muatan Kewilayahan yang dikembangkan sesuai kebutuhan wilayah dan (C)
Muatan Peminatan Kejuruan yang terdiri atas Dasar Bidang Keahlian, Dasar
Program Keahlian, dan Kompetensi Keahlian.

Muatan Nasional terdiri atas enam Mata Pelajaran yaitu: (1) Pendidikan
Agama dan Budi Pekerti; (2) Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan; (3)
Bahasa Indonesia; (4) Matematika; (5) Sejarah Indonesia; (6) Bahasa Inggris dan
Bahasa Asing Lainnya. Muatan Kewilayahan berisi dua Mata Pelajaran yaitu: (1)
Seni Budaya dan (2) Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan. Muatan
Peminatan Kejuruan yang terdiri atas tiga subkelompok, yaitu: (1) Dasar Bidang
Keahlian; (2) Dasar Program Keahlian; (3) Kompetensi Keahlian. Keputusan Dirjen
Dikdasmen Nomor 4678/D/KEP/MK/2016 tentang Spektrum Keahlian PMK
menetapkan 9 (Sembilan) Bidang Keahlian dan 48 Program Keahlian sebagaimana
pada Tabel 5 berikut. Struktur lengkap Bidang Keahlian, Program Keahlian, dan
Kompetensi Keahlian silahkan lihat Spektrum PMK 2016.

Tabel 5. Struktur Bidang dan Program Keahlian


Spektrum Keahlian PMK Tahun 2016

No. BIDANG KEAHLIAN PROGRAM KEAHLIAN


1. Teknologi dan Rekayasa 1. Teknologi Konstruksi dan Properti
2. Teknik Geomatika dan Geospasial
3. Teknik Ketenagalistrikan
4. Teknik Mesin
5. Teknologi Pesawat Udara
6. Teknik Grafika
7. Teknik Instrumentasi Industri
8. Teknik Industri
9. Teknologi Tekstil
10. Teknik Kimia
11. Teknik Otomotif
12. Teknik Perkapalan
13. Teknik Elektronika
2. Energi dan Pertambangan 1. Teknik Perminyakan
2. Geologi Pertambangan
3. Teknik Energi Terbarukan
3. Teknologi Informasi dan 1. Teknik Komputer dan Informatika
Komunikasi 2. Teknik Telekomunikasi
4. Kesehatan dan Kesejahteraan 1. Keperawatan
Sosial 2. Kesehatan Gigi
3. Teknologi Laboratorium Medik
4. Farmasi
No. BIDANG KEAHLIAN PROGRAM KEAHLIAN
5. Pekerjaan Sosial
5. Agribisnis dan Agroteknologi 1. Agribisnis Tanaman
2. Agribisnis Ternak
3. Kesehatan Hewan
4. Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian
5. Teknik Pertanian
6. Kehutanan
6. Kemaritiman 1. Pelayaran Kapal Penangkap Ikan
2. Pelayaran Kapal Niaga
3. Perikanan
4. Pengolahan Hasil Perikanan
7. Bisnis dan Manajemen 1. Bisnis dan Pemasaran
2. Manajemen Perkantoran
3. Akuntansi dan Keuangan
8. Pariwisata 1. Perhotelan dan Jasa Pariwisata
2. Kuliner
3. Tata Kecantikan
4. Tata Busana
9. Seni dan Industri Kreatif 1. Seni Rupa
2. Desain dan Produk Kreatif Kriya
3. Seni Musik
4. Seni Tari
5. Seni Karawitan
6. Seni Pedalangan
7. Seni Teater
8. Seni Broadcasting dan Film

Struktur Kurikulum dan Mata Pelajaran KTSP SMK/MAK dari masing-masing


Kompetensi Keahlian dapat dilihat dalam Keputusan Dirjen Dikdasmen Nomor
130/D/KEP/KR/2017. Contoh struktur Mata Pelajaran KTSP SMK/MAK dapat dilihat
dalam Tabel 6 berikut ini.

Tabel 6. STRUKTURKURIKULUM
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN

Bidang Keahlian :Teknologi dan Rekayasa


Program Keahlian :Teknik Konstruksi dan Properti
Kompetensi Keahlian : Konstruksi Gedung, Sanitasi, dan Perawatan (4 Tahun)

Model Blok
ALOKASI
MATA PELAJARAN
WAKTU
A. Muatan Nasional
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 318
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 212
3. Bahasa Indonesia 354
ALOKASI
MATA PELAJARAN
WAKTU
4. Matematika 424
5. Sejarah Indonesia 108
6. Bahasa Inggris danBahasa Asing Lainnya 488
B. Muatan Kewilayahan
7. Seni Budaya 108
8. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 144
Jumlah A danB 2.156
C. Muatan Peminatan Kejuruan
C1. Dasar Bidang Keahlian
9. Simulasi dan Komunikasi Digital 108
10. Fisika 108
11. Kimia 108
C2. Dasar Program Keahlian
12. Gambar Teknik 144
13. Mekanika Teknik 108
14. Dasar Konstruksi Bangunan 108
15. Teknik PengukuranTanah 108
C3. Kompetensi Keahlian
16. Konstruksi Bangunan Gedung 762
17. Sistem Utilitas Bangunan Gedung 796
18. Perawatan Gedung 622
19. Estimasi Biaya Konstruksi, Sanitasi, dan Perawatan
690
Gedung
20. Produk Kreatif dan Kewirausahaan 622
Jumlah C (C1, C2, dan C3) 4.284
Total 6.440

Model Implementatif
KELAS
MATA PELAJARAN X XI XII XIII
1 2 1 2 1 2 1 2
A.Muatan Nasional
1. Pendidikan Agama dan BudiPekerti 3 3 3 3 3 3 - -
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2 2 2 2 2 - -
3. Bahasa Indonesia 4 4 3 3 3 3 - -
4. Matematika 4 4 4 4 4 4 - -
5. Sejarah Indonesia 3 3 - - - - - -
6. Bahasa Inggris dan Bahasa Asing Lainnya 3 3 3 3 4 4 4 4
B.Muatan Kewilayahan
KELAS
MATA PELAJARAN X XI
XII XIII
1 2 1 2 1 2 1 2
7. Seni Budaya 3 3 - - - - - -
8. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 2 2 2 2 - - - -
Jumlah A dan B 24 24 17 17 16 16 4 4
C.Muatan Peminatan Kejuruan
C1.Dasar Bidang Keahlian
9. Simulasi dan Komunikasi Digital 3 3 - - - - - -
10. Fisika 3 3 - - - - - -
11. Kimia 3 3 - - - - - -
C2.Dasar Program Keahlian
12. Gambar Teknik 4 4 - - - - - -
13. Mekanika Teknik 3 3 - - - - - -
14. Dasar-dasar Konstruksi 3 3 - - - - - -
15. Teknik PengukuranTanah 3 3
C3.Kompetensi Keahlian
16. Konstruksi Bangunan Gedung - - 7 7 7 7 8 8
17. Sistem Utilitas Bangunan Gedung - - 7 7 8 8 8 8
18. Perawatan Gedung - - 5 5 5 5 8 8
19. Estimasi Biaya Konstruksi, Sanitasi, dan
- - 5 5 5 5 10 10
Perawatan Gedung
20. Produk Kreatif dan Kewirausahaan - - 5 5 5 5 8 8
Jumlah C (C1, C2, dan C3) 22 22 29 29 30 30 42 42

Total 46 46 46 46 46 46 46 46

D. Beban Belajar di SMK/MAK

Beban belajar merupakan keseluruhan kegiatan yang harus diikuti peserta


didik dalam satu minggu, satu semester, dan satu tahun pelajaran.

1. Beban belajar di Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan


dinyatakan dalam jam pelajaran per minggu. Beban belajar satu minggu Kelas
X, XI, XII, dan XIII adalah 46 jam pelajaran. Durasi setiap satu jam pelajaran
adalah 45 menit.

2. Beban belajar di Kelas X dan XIdalam satu semester 18 minggu.

3. Beban belajar di kelas XII dan XIII pada semester ganjil 18 minggu.

4. Beban belajar di kelas XII dan XIII pada semester genap paling sedikit 14
minggu dan paling banyak 16 minggu.

Setiap satuan pendidikan SMK/MAK boleh menambah jam belajar per


minggu berdasarkan pertimbangan kebutuhan belajar peserta didik dan/atau
kebutuhan akademik, sosial, budaya, dan faktor lain yang dianggap penting.
E. Kalender Pendidikan

1. Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran


peserta didik selama satu tahun pelajaran yang mencakup permulaan tahun
pelajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur.

2. Permulaan tahun pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada


awal tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan.

3. Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap
tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan.

4. Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap minggu,


meliputi jumlah jam pembelajaran untuk seluruh mata pelajaran termasuk
muatan lokal, ditambah jumlah jam untuk kegiatan ekstrakurikuler.

5. Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan
pembelajaran terjadwal pada satuan pendidikan yang dimaksud. Waktu libur
dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda antar semester, libur akhir tahun
pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum termasuk hari-hari besar
nasional, dan hari libur khusus.

6. Kalender pendidikan ditetapkan oleh sekolah, apabila ada perubahan sekolah


melaporkan kepada dinas pendidikan.

Alokasi waktu minggu efektif belajar, waktu libur dan kegiatan lainnya
tertera pada Tabel 7.

Tabel 7. Alokasi Waktu pada Kelender Pendidikan


No Kegiatan Alokasi Waktu Keterangan

1. Minggu efektif Minimum 34 Digunakan untuk kegiatan


belajar minggu dan pembelajaran efektif pada setiap
maksimum 36 satuan pendidikan.
minggu
2. Jeda tengah Maksimum 2 Satu minggu setiap semester.
semester minggu

3. Jeda Maksimum 2 Antara semester I dan II.


antarsemester minggu

4. Libur akhir Maksimum 3 Digunakan untuk penyiapan


tahun pelajaran minggu kegiatan dan administrasi akhir dan
awal tahun pelajaran.
No Kegiatan Alokasi Waktu Keterangan

5. Hari libur 2 4 minggu Daerah khusus yang memerlukan


keagamaan libur keagamaan lebih panjang
dapat mengaturnya sendiri tanpa
mengurangi jumlah minggu efektif
belajar dan waktu pembelajaran
efektif.
6. Hari libur Maksimum 2 Disesuaikan dengan Peraturan
umum/nasional minggu Pemerintah.
7. Hari libur Maksimum 1 Untuk satuan pendidikan sesuai
khusus minggu dengan ciri kekhususan masing-
masing.
8. Kegiatan Maksimum 3 Digunakan untuk kegiatan yang
khusus minggu diprogramkan secara khusus oleh
sekolah/madra sekolah/madrasah tanpa
sah mengurangi jumlah minggu efektif
belajar dan waktu pembelajaran
efektif.

F. Tahapan Penyusunan KTSP SMK/MAK

Tahapan penyusunan KTSP SMK/MAK digambarkan seperti Gambar 1


dibawah ini.
Gambar 1. Tahapan Pengembangan KTSP SMK/MAK

Tahapan pengembangan KTSP SMK/MAK berdasarkan Gambar 1 dapat


dijelaskansebagai berikut.

1. Analisis SWOT potensi SMK/MAK dan wilayah tempat sekolah didirikan


dilakukan untuk menemukan kekuatan, kelemahan, peluang, dan tantangan
SMK/MAK terkait potensi sekolahnya dan potensi wilayah. SMK/MAK membuat
analisis sehingga menemukan strategi bagaimana: (1) menggunakan kekuatan
(S) yang dimiliki untuk memanfaatkan peluang (O) yang ada di lingkungannya;
(2) menggunakan kekuatan (S) yang dimiliki untuk menghindari ancaman (T);
(3) menghilangkan kelemahan (W) dengan memanfaatkan peluang (O); (4)
meminimalkan kelemahan (W) dengan menghindari ancaman (T).

2. Need Assessment dilakukan sebagai studi analisis kebutuhan kompetensi kerja


tenaga kerja tingkat menengah yang dibutuhkan di suatu daerah dengan
mempertimbangkan Standar Kompetensi Kerja yang berlaku baik tingkat
nasional, regional dan internasional. Studi ini diperkuat dengan studi pelacakan
(tracer study) lulusan yang sudah bekerja dan analisis kebutuhan daerah.

3. Memperhatikan hasil-hasil analsis SWOT, need analysis, tracer study lulusan,


dan analisis kebutuhan wilayah maka dapat selanjutkan dirumuskan profil
lulusan. Profil lulusan menggambarkan peran dan fungsi yang diharapkan dapat
dijalankan oleh lulusan nantinya setelah memasuki dunia kerja dan
berpartisipasi dalam pembangunan di masyarakat selanjutnya disusun deskripsi
kompetensi dasar seseuai profil lulusan;

4. Tim pengembang KTSP SMK/MAK pada masing-masing Kompetensi Keahlian,


harus mencermati Struktur Kurikulum sesuai Keputusan Dirjen Dikdasmen
Nomor 130/D/KEP/KR/2017, deskripsi KI/KD setiap mata pelajaran C2 dan C3.
Selanjutnya deskripsi KD padan mata pelajaran C2 dan C3 diselaraskan dengan
KD profil lulusan.

5. Silabus masing-masing Mata Pelajaran dikembangkan sesuai Standar Proses.


Masing-masing KD dideskripsikan indikator-indikatornya, cakupan materi,
sumber belajar, waktu yang diperkirakan dibutuhkan.

6. Pengembangan RPP Mata Pelajaran mengacu pada Silabus Mata Pelajaran. RPP
dikembangkan untuk setiap pasang KD.

7. RPP dirancang dan dilaksanakan dalam Pembelajaran Teori, Pembelajaran


Praktik, dan atau PKL sesuai karakteristik KD pada masing-masing Mata
Pelajaran. PKL dilaksnakan secara blok waktu diupayakan sepenuhnya untuk
pengembangan kompetensi pada silabus sesuai kebutuhan pengembangan SKL.
G. Alur penyusunan KTSP SMK/MAK adalah sebagai berikut.

Alur penyusunan digambarkan seperti Gambar 2berikut ini.

Penyiapan dan Review dan


Pembentukan
Penyusunan Draf Validasi KTSP
Tim Penyusun
KTSP SMK/MAK SMK/MAKK-13
(1)
K-13(2) (3)

Naskah KTSP
Revisi (4)
SMK/MAK K-13(5)

Penetapan dan Pengesahan KTSP


SMK/MAK K-13(6)

Ditetapkan oleh Kepala Sekolah


Disyahkan oleh Kepala Dinas Pendidikan Provinsi

Gambar 2. Alur Penyusunan KTSP SMK/MAK

H. Out Line KTSP SMK/MAK


i. Cover
ii. Lembar Penetapan
iii. Kata Pengantar
iv. Daftar Isi
1. Tujuan Pendidikan Menengah Kejuruan
2. Visi dan Misi SMK
3. Tujuan Sekolah (SMK)
4. Profil Lulusan
5. SKL Kompetensi Keahlian
6. Deskripsi KKNI Level 2 atau 3
7. Deskripsi Standar Kompetensi PMK 3 dan 4 tahun berdasarkan KI
8. Struktur Kurikulum KTSP SMK/MAK
9. Kompetensi Mata Pelajaran
a. Deskripsi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran
Muatan Nasional (A)
b. Deskripsi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran
Muatan Kewilayahan (B)
c. Deskripsi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran
Peminatan Kejuruan (C)
1) Dasar Bidang Keahlian (C1)
2) Dasar Program Keahlian (C2)
3) Kompetensi Keahlian (C3)
10.Program Muatan Lokal ( Muatan Kewilayahan )
a. Jenis dan strategi pelaksanaan muatan lokal yang dilaksanakan sesuai
dengan kebijakan daerah ( Peraturan Gubernur )
b. Jenis dan strategi pelaksanaan muatan lokal yang dikaksanakan sesuai
kebutuhab peserta didik dan karakteristik sekolah
11.Strategi Pelayanan Bimbingan dan Konseling.
12.Kegiatan Ekstra Kurikuker
13.Pengaturan Beban Belajar
14.Peraturan Akademik terdiri
a. Kriteria Ketuntasan Minimal
b. Kriteria Kenaikan Kelas
c. Kriteria Kelulusan dari Ujian Sekolah
d. Kriteria Kelulusan dari Satuan Pendidikan
15.Kalender Pendidikan

I. Silabus

Mencakup seluruh mata pelajaran yang terdapat pada Struktur Kurikulum


Kompetensi Keahlian masing-masing. Silabus disusun oleh satuan pendidikan
J. KALENDER PENDIDIKAN

BULAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Juli 2017
Agustus 2017
September 2017 x
Oktober 2017
November 2017 x
Desember 2017
Januari 2018
Februari 2018 x x x
Maret 2018
April 2018 x
Mei 2018
Juni 2018 x
Juli 2018 Tahun Pelajaran 2007 2008

Contoh KALENDER PENDIDIKAN SMK TAHUN PELAJARAN 2017 - 2018

Keterangan:
= Hari Pertama Sekolah / MOS = Libur Umum
= Hari Ahad / Minggu = Perkiraan Ujian Nasional
= Libur Semester = Laporan hasil Belajar
= = Uji Kompetensi / Project Work Kelas III
= Hari Efektif Belajar = Perkiraan Ujian Sekolah
BAB IV
PENGEMBANGAN SILABUS

A. Pengertian Silabus

Silabus adalah bagian dari perencanaan pembelajaran pada suatu kelompok


kompetensi atau mata pelajaran sebagai acuan penyusunan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dan pelaksanaan pembelajaran. Silabus memuat rumusan
kompetensi Bidang Keahlian masing-masing mata pelajaran yang mencakup
kompetensi inti, kompetensi dasar, Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK), materi
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian, alokasi waktu, dan
sumber/bahan/alat belajar. Silabus merupakan acuan penyusunan kerangka
pembelajaran untuk setiap bahan kajian mata pelajaran.

B. Prinsip-prinsip Pengembangan Silabus

1. Ilmiah

Keseluruhan materi dan kegiatan pebelajaran yang menjadi muatan dalam


silabus harus benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan.

2. Relevan

Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi dalam


silabus masing-masing mata pelajaran sesuai dengan tingkat perkembangan
fisik, intelektual, sosial, emosional, spiritual peserta didik, dan level 2 dan 3
KKNI.

3. Sistematis

Komponen-komponen silabus saling berhubungan secara fungsional dalam


pencapaian kompetensi inti sikap spiritual (KI-1), sikap sosial (KI-2),
pengetahuan (KI-3), dan ketrampilan (KI-4). (Lihat Tabel 1, Tabel 2, Tabel 3,
Tabel 4, Tabel 5 di atas).

4. Konsisten

Adanya hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara kompetensi dasar,
indikator, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, sumber belajar, dan
sistem penilaian.

5. Memadai

Cakupan IPK, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, sumber belajar,


dan sistem penilaian memadai untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar
dan KI.
6. Aktual dan kontekstual

Cakupan IPK, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, sumber belajar,


dan sistem penilaian memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni
mutakhir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi di dunia kerja.

7. Fleksibel

Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi variasi peserta didik,


pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan tuntutan
masyarakat.

8. Menyeluruh

Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi dimensi sikap


spiritual, sosial, pengetahuan, dan ketrampilan (kognitif, afektif, dan
psikomotor).

C. Langkah-langkah Pengembangan Silabus

Langkah-langkah pengembangan silabus disajikan pada diagram alir


berikut. Gambar 3 menunjukkan Diagram Alir Pengeembangan Silabus Mata
Pelajaran.
Gambar 3. Diagram Alir Pengembangan Silabus Mata Pelajaran

Komponen-komponen pengembangan silabus mencakup unsur-unsur di


bawah ini (sistem penomoran yang ada bukan merupakan urutan sedangkan
urutan pengembangan silabus disajikan pada diagram alir di atas).

Pengembangan Silabus dilakukan melalui dua langkah yaitu: (1) pengkajian


profil lulusan, SKL, KKNI, dan Kompetensi Inti; (2) penyusunan silabus.

Penyusunan silabus dilakukan melalui tahapan-tahapan:

1. Mengkaji kompetensi inti dan kompetensi dasar

Mengkaji kompetensi inti dan kompetensi dasar mata pelajaran sebagaimana


tercantum pada Keputusan Dirjen Dikdasmen Nomor ........... tentang
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran SMK/MAK sesuai
Kompetnsi Keahlian dengan memperhatikan hal-hal berikut.

a. urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau tingkat kesulitan


materi, tidak selalu harus sesuai dengan urutan yang ada dalam dokumen
SKL;

b. keterkaitan antar kompetensi intidan kompetensi dasar dalam mata


pelajaran;

c. keterkaitan kompetensi dasar antar mata pelajaran;

d. keselarasan dengan skema sertifikasi yang diacu.

2. Merumuskan indikator pencapai kompetensi

IndikatorPencapaian Kompetensi (IPK)merupakan penanda pencapaian


kompetensi dasar yang diwujudkan dalam bentuk perubahan perilaku yang
dapat diukur dan diamati, mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan
yang bermuara pada pencapaian KI.IPK dapat juga diartikan sebagai tingkat
kinerja yang akan didemonstrasikan untuk setiap kompetensi dasar atau sejauh
mana setiap uraian dalam kompetensi dasardapat tercapai dan terukur.

IndikatorPencapaian Kompetensi dikembangkan sesuai dengan karakteristik


peserta didik, mata pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah. IPK
dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur dan/atau dapat
diobservasi. IPK digunakan sebagai dasar untuk menyusun perangkay
penilaian.

Perumusan IPKharus memperhatikan Kompetensi Dasar yang ingin dicapai,


sehingga rumusan indikator tidak lebih tinggi dari KD (berdasarkan prinsip
taksonomi Bloom).

3. Penentuan jenis penilaian

Penilaian pencapaian kompetensi dasar oleh peserta didik dilakukan


berdasarkan IPK. Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dan nontes
dalam bentuk tertulis maupun lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap,
penilaian hasil karya berupa tugas, proyek dan/atau produk, penggunaan
portofolio, dan penilaian diri.

Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis,


dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang
dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi
yang bermakna dalam pengambilan keputusan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian.

a. Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi.


b. Penilaian menggunakan acuan kriteria; yaitu berdasarkan apa yang bisa
dilakukan peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran, dan bukan
untuk menentukan posisi seseorang terhadap kelompoknya.

c. Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan.


Berkelanjutan dalam arti semua indikator ditagih, kemudian hasilnya
dianalisis untuk menentukan kompetensi dasar yang telah dimiliki dan yang
belum, serta untuk mengetahui kesulitan belajar peserta didik.

d. Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut. Tindak lanjut


berupa proses pembelajaran berikutnya, pembelajaran remedi bagi peserta
didik yang pencapaian kompetensinya di bawah kriteria ketuntasan, dan
pembelajaran pengayaan bagi peserta didik yang telah memenuhi kriteria
ketuntasan.

e. Sistem penilaian harus disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran yang


ditempuh dalam proses pembelajaran. Misalnya, jika pembelajaran
menggunakan pendekatan tugas observasi lapangan, maka evaluasi harus
diberikan baik pada proses (keterampilan proses) misalnya teknik
wawancara, maupun produk/hasil melakukan observasi lapangan berupa
informasi yang dibutuhkan.

4. Mengidentifikasi materi pembelajaran

Mengidentifikasi materi pembelajaran yang menunjang pencapaian kompetensi


dasar dengan mempertimbangkan:
a. potensi peserta didik;
b. tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spiritual
peserta didik;
c. kebermanfaatan atau dampak bagi peserta didik;
d. struktur keilmuan dan ketrampilan;
e. aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran;
f. relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan,
khususnya dunia kerja, skema sertifikasi dan
g. alokasi waktu.

Untuk kelompok Muatan Peminatan Kejuruan,penyusunan materi


pembelajaran memperhatikan IPK (kriteria kinerja) dan lingkup
variable/kondisi kinerja yang tertuang dalam SKK/SKKNI atau Skema
Sertifikasi yang diacu.

5. Mengembangkan kegiatan pembelajaran

Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar


yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar peserta didik,
peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam
rangka pencapaian kompetensi dasar.Kegiatan pembelajaran yang dimaksud
dapat terwujud melalui penggunaan pendekatan pembelajaran yang bervariasi
dan berpusat pada peserta didik. Kegiatan pembelajaran memuat kecakapan
hidup yang perlu dikuasai peserta didik.Atau dengan kata lain,pada
kegiatanpembelajaran akan tergambarbahwa peserta didik tidak hanya akan
memperoleh pengalaman belajar tentang substansi yang dipelajari tetapi juga
tentang kompetensi generik/kompetensi kunci/soft skill.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan


pembelajaran adalah sebagai berikut.

a. Kegiatan pembelajaran disusun untuk memberikan bantuan kepada para


pendidik, khususnya guru, agar dapat melaksanakan proses pembelajaran
secara profesional.

b. Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harus dilakukan


oleh peserta didik secara berurutan untuk mencapai kompetensi dasar.

c. Kegiatan pembelajaran berpusat pada peserta didik sebagai subjek/ student


center, guru lebih berperan sebagai fasilitator.

d. Penentuan urutan kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan hierarki


konsep materi pembelajaran.

e. Rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal mengandung


dua unsur penciri yang mencerminkan pengelolaan kegiatan pembelajaran
siswa, yaitu kegiatan siswa dan materi.

f. Praktik Kerja Lapangan

Praktik Kerja Lapangan (PKL) merupakan bagian yang tidak terpisahkan


dari pengembangan kegiatan pembelajaran mata pelajaran kelompok
Matan Peminatan Kejuruan. Kegiatan PKL dirancang dan dilaksanakan
dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut.

1) PKL bertujuan untuk memberikan pengalaman kerja nyata bagi


peserta didik dalam pembentukan kompetensi secara utuh dan lebih
bermakna, terutama pembentukan sikap (etos) kerja sesuai dengan
tuntutan kebutuhan di lapangan kerja.

2) Waktu pelaksanaan PKL dialokasikan pada semester 5 untuk program


pendidikan 3 tahun, sekurang-kurangnya 3 bulan hingga 6 bulan.
Untuk program pendidikan 4 tahun dialokasikan pada semester 7 dan
8, sekurang-kurangnya 6 bulan hingga 10 bulan.
3) Kegiatan PKL sebagai bagian dari kegiatan pembelajaran, juga
dimanfaatkan sebagai bagian dari penilaian hasil belajar (kompetensi)
peserta didik.

4) Ketersediaan sarana dan prasarana/sumber dayayang dimiliki sekolah


untuk mendukung proses pencapaian kompetensi lulusan.

6. Menentukan alokasi waktu

Pada dasarnya alokasi waktu untuk setiap pasangan Kompetensi Dasar (KD)
Pengetahuan (KD dari KI-3) dan Keterampilan (KD dari KI-4) sudah ditetapkan
pada Keputusan Dirjen Dikdasmen Nomor .. tentang Kompetensi Inti dan
Kompetensi Dasar Mata Pelajaran SMK/MA. Namun SMK/MAK diberi
keleluasan untuk menata ulang alokasi tersebut pada saat menyusun Silabus,
sesuai dengan kebutuhan nyata di lapangan. Penentuan alokasi waktu untuk
setiap pasang KD didasarkan pada jumlah minggu efektif dan alokasi waktu
mata pelajaran per minggu dengan mempertimbangkan jumlah KD, keluasan,
kedalaman, tingkat kesulitan, dan tingkat kepentingan KD. Alokasi waktu yang
dicantumkan dalam silabus merupakan perkiraan waktu rerata untuk
menguasai KD yang dibutuhkan oleh peserta didik yang beragam.

7. Menentukan sumber belajar

Sumber belajar adalah rujukan, objek, dan/atau alat/bahan yang digunakan


untuk kegiatan pembelajaran. Sumber belajar dapat berupa media cetak dan
elektronik, internet, nara sumber, lingkungan fisik, alam, sosial, dan budaya.

Penentuan sumber belajar didasarkan pada kompetensi dasar dan materi


pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi.

D. Pengembangan Silabus Berkelanjutan

Dalam implementasinya, silabus dijabarkan menjadi rencana pelaksanaan


pembelajaran (RPP), dilaksanakan, dievaluasi, dan ditindaklanjuti oleh masing-
masing guru.

Silabus harus dikaji dan dikembangkan secara berkelanjutan dengan


memperhatikan data evaluasi hasil belajar, evaluasi proses (pelaksanaan
pembelajaran), dan evaluasi rencana pembelajaran.

E. Komponen dan Format Silabus

1. Komponen Silabus

Silabus berisi tentang hal-hal sebagai berikut.


a. Nama SMK/MAK;
b. Kompetensi Keahlian:
c. Nama Mata Pelajaran;
d. Kelas;
e. Alokasi waktu;
f. Deskripsi Kompetensi Inti;
g. Deskripsi Kompetensi Dasar;
h. Indikator Pencapaian Kompetensi;
i. Materi Pembelajaran, dan
j. Kegiatan Pembelajaran.

Silabus pada Kurikulum 2013 yang disempurnakan dan dikembangkan


pada tingkat nasional merupakan silabus minimal. Satuan pendidikan
SMK/MAK dapat mengembangkannya sesuai dengan kebutuhan dunia
kerja yang menjadi institusi pasangan dan nilai-nilai lokal dimana SMK
tersebut berada. Adapun format silabus mata pelajaran yang digunakan
pada Kurikulum 2013 sesuai dengan Permendikbud Nomer. Tahun
2017 tentang Standar Proses PMK dapat dilihat seperti contoh di bawah.
Format Silabus KTSP SMK adalah sebagai berikut.

Nama Sekolah : diisi dengan nama SMK


Kelas/Semester : diisi dengan kelas dan semester berapa mata pelajaran tersebut diberikan
Kompetensi Keahlian : diisi dengan nama kompetensi keahlian sesuai dengan keputusan Dirjen Dikdasmen Nomor 4678/D/KEP/MK/2016
Mata Pelajaran : diisi dengan mata pelajaran yang tertuang pada struktur kurikulum
Durasi Pembelajaran : diisi dengan Jumlah jam yang tertuang pada struktur kurikulum
Deskripsi KI : Diisi dengan rumusan kompetensi inti untuk program pendidikan 3 atau 4 tahu

Deskripsi Ki3

Deskripsi Ki4

Kompetensi Dasar Indikator Materi Kegiatan Penilaian Alokasi Sumber Belajar


Pencapaian Pembalajaran Pembelajaran Waktu
Kompetensi
diisi dengan kompetensi diisi dengan penanda diisi dengan materi Diisi dengan diisi dengan diisi dengan diisi dengan rujukan,
dasar sebagaimana pencapaian kompetensi apa yang akan aktifitas peserta teknik penilaian estimasi objek dan/atau bahan
tertulis pada Keputusan dasar berupa diajarkan agar siswa didik mengikuti yang akan waktu yang yang digunakan untuk
Dirjen Dikdasmen perubahan perilaku dapat mencapai IPK sintak model digunakan baik dibutuhkan kegiatan pembelajaran,
yang dapat diukur yang yang diharapkan yang dipilih. bentuk tes untuk dapat berupa media
mencakup sikap, maupun nontes mempelajari cetak dan elektronik,
pengetahuan, dan disesuaikan 1 pasang KD narasumber, serta
keterampilan dengan lingkungan fisik, alam,
karakteristik IPK sosial, dan budaya
antara lain

You might also like