You are on page 1of 14

Abses Mammae Sinistra

Indra Fransis Liong


102013166
indrafransisliong@yahoo.com
Fakultas Kedokteran
Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Arjuna Utara No. 6, Kebon Jeruk Jakarta Barat 11510
Telp.(021) 56942061. Fax (021) 5631731

Pendahuluan

Pada saat ini penyakit peradangan payudara sangat merajala rela pada kalangan wanita
khususnya pada wanita yang baru pertama kali hamil. Penyakit yang menyerang payudara
ternyata tak hanya kanker payudara saja. Ada penyakit lain yang tak kalah berbahayanya yaitu
abses mammae. Abses mammae ini biasanya diderita oleh ibu yang baru melahirkan dan
menyusui. Radang ini terjadi karena si ibu tidak menyusui atau puting payudaranya lecet karena
menyusui. Kondisi ini bisa terjadi pada satu atau kedua payudara sekaligus. Abses mammae
merupakan istilah medis untuk peradangan payudara.
Abses ini biasanya terjadi pada wanita yang menyusui dan paling sering terjadi dalam
waktu 1-3 bulan setelah melahirkan. Sekitar 1-3% wanita menyusui mengalami abses mammae
pada beberapa minggu pertama setelah melahirkan. Abses mammae merupakan penyakit yang
sulit untuk sembuh sekaligus mudah untuk kambuh. Peluang kekambuhan bagi yang pernah
mengalaminya berkisar di antara 40-50 persen.Sesuai dengan skenario, seorang perempuan 28
tahun dengan payudara kiri dirasa membengkak, terasa sakit disertai demam sejak 1 minggu
yang lalu. Maka dari itu, untuk mengetahui secara lengkap dan jelas, penulis akan membahas
tentang abses mammae mulai dari anamnesa, pemeriksaan fisik, diagnosis dan lain sebagainya.

1
Anatomi Payudara

Karena pada abses mammae adalah penyakit yang menyerang payudara, maka akan dibahas
singkat tentang anatomi payudara.

Definisi

Payudara wanita atau yang disebut glandula mammae adalah symbol dari wanita dan
feminitas tapi pada saat yang bersamaan payudara juga memiliki fungsi penting, yaitu sebagai
organ yang memproduksi air susu. Air susu sendiri berasal dari kelenjar kecil yang menyerupai
tandan buah anggur dalam payudara (lobulus) dan dihantarkan oleh tubulus atau duktus sampai
pada puting susu (nipple). ASI sangat penting bagi kelangsungan pertumbuhan bayi yang baru
lahir. Payudara sebenarnya adalah kelenjar keringat yang dimodifikasi. Namun, saat kelenjar
keringat menghasilkan keringat, payudara menghasilkan susu.1

Anatomi
Setiap payudara terletak pada setiap sternum dan meluas hingga antara costa kedua dan
keenam. Pada arah medial, dibatasi oleh sisi bagian lateral dari sternum. Dan pada arah lateral
mencapai garis mid-axillaris. Payudara terletak pada fascia superficialis dinding rongga diatas
muskulus pektoralis major dan dibuat stabil oleh ligamentum suspensorium.1

Puting susu biasanya terletak pada ruang ICS IV pada wanita nullipara, berwarna merah
muda, coklat muda atau lebih gelap tergantung melanisasi tubuh. Posisi puting biasanya berada
di tengah depan, namun terkadang posisinya tidak tetap bergantung pada ruang intercostal ketika
payudara menggantung. Bentuknya bervariasi mulai dari mengerucut (flattened), tergantung dari
nervous, hormonal, perkembangan dan faktor lain. 1

Areola adalah suatu diskus pada kulit, yang membulat dan menjadi dasar dari puting
payudara, warnanya mulai dari merah muda hingga coklat kehitaman tergantung pada paritas dan
ras.1
Bagian-bagian Payudara
Pada payudara terdapat tiga bagian utama, yaitu :
1. Korpus (badan), yaitu bagian yang membesar.
2. Areola, yaitu bagian yang kehitaman di tengah.

2
3. Papilla atau puting, yaitu bagian yang menonjol di puncak payudara.

Vaskularisasi
Arteri
Pasokan darah payudara berasal dari jaringan anastomosis kaya axial, mammae internal dan
arteri interkostal.1
Pembuluh darah terbesar muncul dari arteri torakalis interna, cabang perforasi yang
menembus dinding dada berdekatan dengan tepi sternal dari ruang interkostal pertama sampai
keempat. Pembuluh darah dalam ruang kedua biasanya yang terbesar dari keempatnya.1
Keempat cabang dari arteri aksilaris adalah:
Toraks superior
Rami pektoralis a. thorako-akromialis. Arteri ini berjalan turun di antara m. pektoralis minor
dan m. pektoralis mayor. Pembuluh ini merupakan pembuluh utama m. pektoralis mayor,
arteri ini akan memberikan aliran darah ke glandula mamma bagian dalam (deep surface)
Toraks lateral : Pembuluh darah ini berjalan turun menyusuri tepi lateral muskulus (otot = m)
pektoralis mayor untuk mendarahi bagian lateral payudara.
Subscapular: a. thorako-dorsalis. Pembuluh darah ini merupakan cabang dari a.
subskapularis. Arteri memberikan aliran darah ke m. latissmus dorsi dan m. serratus magnus.
Walaupun arteri ini tidak memberikan pendarahan pada glandula mamma, tetapi sangat
penting artinya, karena pada tindakan radikal mastektomi, pendarahan yang terjadi akibat
putusnya arteri ini sulit dikontrol, sehingga daerah ini dinamakan the bloody angel

Vena
Pada daerah payudara terdapat tiga grup vena :
a. Cabang-cabang perforantes v. mammaria interna
Merupakan vena yang tersebar pada jaringan payudara yang mengalirkan darah dari
payudara dan bermuara pada v. Mammaria interna yang kemudian bermuara pada v.
minominata.
b. Cabang v. aksillaris, : terdiri dari v. thorako-akromialis. v. thoraklais lateralis dan v. thorako-
dorsalis.
c. Vena-vena kecil bermuara pada v. Interkostalis

3
Vena interkostalis bermuara pada v. Vertebralis, kemudian bermuara pada. Azygos (melalui
vena-vena ini, keganasan pada payudara akan dapat bermetastase langsung ke paru).

Skenario 7

Seorang perempuan berusia 28 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan payudara kirinya
dirasa membengkak, terasa sakit disertai demam sejak 1 minggu yang lalu.

Anamnesis

Anamnesis adalah pengambilan data yang dilakukan oleh seorang dokter dengan cara
melakukan serangkaian wawancara anamnesis dapat langsung dilakukan terhadap pasien (auto-
anamanesis) atau terhadap keluarganya atau pengantarnya (alo-anamnesis).1 Pada skenario
didapatkan pasien wanita berumur 28 tahun, maka dari itu dilakukan auto anamnesis, kemudian
ditanyakan beberapa hal dibawah ini:2

- Apa keluhan yang dirasakan pasien? Sejak kapan?

- Bagaimana pasien menggunakan tangan menjelaskan gejala? Pastikan dimana letaknya.

1. Bila terdapat rasa nyeri payudara (mastalgia)

- Apakah nyeri bersifat unilateral atau bilateral?

- Apakah timbul rasa panas atau kemerahan di tempat nyeri?

- Apakah ada perubahan kulit lain yang terlihat?

- Apakah nyeri bersifat siklis atau menetap? Dan apakah berkaitan dengan haid?

- Apakah ada riwayat keluhan serupa sebelumnya?

- Bagaimana riwayat haid (Katanemia)? Kapan haid terakhir? (karena waktu pemeriksaan
payudara terbaik adalah hari ke 5-7 setelah hari haid terakhir)

- Apakah pasien sedang menyusui? Sudah berlangsung berapa lama? Bagaimana kebiasaan
saat menyusui?

- Apakah pasien sedang mendapat terapi hormon (khususnya HRT, terapi sulih hormon)?

4
2. Bila terdapat sekret dari puting payudara

- Apakah cairan seperti susu atau bahan lain?

- Warna sekret (jernih, putih, kuning, tercemar darah)

- Sekret keluar spontan atau tidak?

- Apakah pengeluaran cairan unilateral atau bilateral?

- Adanya perubahan dalam penampilan puting atau aerola?

- Benjolan di payudara?

3. Bila terdapat benjolan di payudara

- Kapan benjolan pertama kali didasari?

- Apakah ukuran benjolan tetap sama atau membesar?

- Apakah ukuran benjolan berubah-ubah sesuai siklus haid?

- Apakah terasa nyeri?

- Adakah kelainan kulit lokal?

- Adakah riwayat benjolan payudara (tanyakan tentang riwayat biopsi, diagnosis, dan
operasi)

Anamnesis sistem lengkap harus mencakup gejala lain yang mungkin menandakan suatu
penyakit neoplastik (penurunan berat, berkurangnya nafsu makan, lesu, dan sebagainya) dan
penyebaran metastatik ke sistem organ lain (sesak napas, nyeri tulang dan sebagainya).2

Pertanyaan tentang payudara wanita mungkin sudah dimasukkan ke dalam riwayat medis
atau dapat ditanyakan pada saat melakukan pemeriksaan fisik. Tanyakan Apakah Anda
memeriksa sendiri payudara Anda? Berapa sering Anda memeriksanya? Tanyakan apakah
pasien memiliki benjolan, nyeri atau gangguan rasa nyaman apa pun pada payudaranya.
Tanyakan juga tentang setiap pengeluaran sekret dari puting susu dan kapan peristiwa ini terjadi.
Jika pengeluaran sekret hanya terjadi setelah puting susu diurut, keadaan ini dianggap sebagai
keadaan yang fisiologis. Jika pengularan sekretnya terjadi secara spontan dan terlihat pada
pakaian dalam (kaus, BH) atau pakaian tidur tanpa stimulasi lokal, tanyakan warna, konsistensi,
dan jumlahnya. Apakah sekret tersebut keluar pada kedua atau salah satu payudara? 2

5
Riwayat penyakit dahulu, penting untuk mencatat secara rinci semua masalah medis
yang pernah timbul sebelumnya dan terapi yang pernah diberikan, seperti adakah tindakan
operasi dan anastesi sebelumnya, kejadian penyakit umum tertentu.2

Riwayat Pribadi dan Sosial, secara umum menanyakan bagaimana kondisi sosial,
ekonomi dan kebiasaan-kebiasaan pasien seperti merokok, mengkonsumsi alkohol, dan hal yang
berkaitan. Asupan gizi pasien juga perlu ditanyakan, meliputi jenis makanannya, kuantitas dan
kualitasnya. Begitu pula juga harus menanyakan vaksinasi, pengobatan, tes skrining, kehamilan,
riwayat obat yang pernah dikonsumsi, atau mungkin reaksi alregi yang dimiliki pasien. Selain
itu, harus ditanyakan juga bagaimana lingkungan tempat tinggal pasien. Selain itu yang juga
perlu diperhatikan adalah riwayat berpergian (penyakit endemik). 2

Riwayat Penyakit Keluarga, berguna untuk mencari penyakit yang pernah diderita oleh
kerabat pasien karena terdapat kontribusi genetik yang kuat pada berbagai penyakit.2

Hasil anamnesis yang telah dilakukan di dapatkan wanita berusia 28 tahun dengan
payudara kirinya dirasa membengkak yang terasa sakit dan disertai demam sejak 1 minggu yang
lalu. Pasien sedang menyusui.

Pemeriksaan

Diagnosis suatu penyakit dapat ditegakkan berdasarkan gejala klinik yang ditemukan
pada pemeriksaan fisik, terutama sekali bagi penyakit yang memiliki gejala klinik spesifik.
Pemeriksaan yang dilakukan dapat berupa pemeriksaan fisik namun, bagi penyakit yang tidak
memiliki gejala klinik khas, untuk menegakkan diagnosisnya kadang-kadang diperlukan
pemeriksaan laboratorium (diagnosis laboratorium).

Pemeriksaan Fisik

Dari pemeriksaan umum dan fisik sering didapat keterangan keterangan yang menuju
ke arah tertentu dalam usaha membuat diagnosis. Pemeriksaan fisik dilakukan dengan berbagai
cara diantaranya adalah pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.Pemeriksaan fisik
dilakukan dengan melihat keadaan umum pasien, kesadaran, tanda-tanda vital (TTV),
pemeriksaan mulai dari bagian kepala dan berakhir pada anggota gerak yaitu kaki.

6
Sangat penting pada saat pemeriksaan supaya penderita dalam keadaan senyaman
mungkin, kita jelaskan maksud dan tujuan pemeriksaan, tangan pemeriksa dan kamar dalam
keadaan hangat dengan kamar periksa mempunyai pennerangan yang cukup. Bila dokter pria,
saat melakukan pemeriksaan sebaiknya ditemani paramedis wanita.3

a. Inspeksi: penderita diminta untuk membuka pakaian sampai pingang. Pemeriksaan dilakukan
dengan posisi penderita duduk menghadap dokter dengan kedua lengan penderita di samping
tubuh dan di pinggang. Perhatikan apakah kedua payudara simetris, bentuk dan kontur. Dilihat
adakah nodul pada kulit, lokasi, warna dan jumlahnya. Adakah perubahan warna, luka atau
borok. Adakah pembengkakan pada kulit atau kulit yang tertarik (dimpling). Adakah nipple
discharge atau keluar cairan dari papilla mammae. Axila juga diinspeksi untuk melihat ada
tidaknya pembengkakan akibat pembesaran limfonodi karena tumor atau karena infeksi, ditandai
dengan adanya perubahan warna kemerahan.3

b. Palpasi: Prosedur yang direkomendasikan yaitu pemeriksaan dimulai dari lateral atas dari tiap
payudara, melingkar searah jarum jam ke arah dalam sampai ketengah, dilakukan dengan
tekanan yang ringan. Bila pemeriksa mencurigai adanya discharge dari puting, maka cara untuk
menemukannya adalah dengan melakukan pijatan pada payudara ke arah puting secara lembut.
Dengan demikian bila ada discharge akan dapat diketahui dan dari duktus mana discharge
tersebut berasal. Bila ditemukan suatu discharge yang hemoragis maka perlu dilakukan
pemeriksaan sitologis dengan menampungnya pada preparat dan difiksasi.3

Pemeriksaan Penunjang
Pada penderita abses biasanya dianjurkan untuk melakukan 3 pemeriksaan, yaitu:

1) Pemeriksaan darah lengkap:


- Peningkatan jumlah sel darah putih.
2) Mammografi: pemeriksaan payudara menggunakan sinar X yang dapat memperlihatkan
kelainan pada payudara dalam bentuk terkecil yaitu mikrokalsifikasi. Mikrokalsifikasi adalah
deposit-deposit kecil kalsium dalam jaringan payudara yang terlihat sebagai titik-titik kecil
putih di sekitar jaringan payudara. Mikrokalsifikasi yang dicurigai sebagai tanda kanker
adalah titik-titik yang sangat kecil, dan berkumpul dalam suatu kelompok (cluster). Massa
yang tampak pada mammogram dapat disebabkan oleh kanker atau bukan kanker, tetapi

7
untuk memastikan biasanya dilakukan biopsi. Massa yang tampak dapat berupa massa padat
atau kistik (berongga dan berisi cairan).4
3) USG payudara: pemeriksaan payudara menggunakan gelombang suara. USG dapat
membedakan benjolan berupa tumor padat atau kista. USG biasa digunakan untuk
mengevaluasi masalah payudara yang tampak pada mammogram dan lebih
direkomendasikan pada wanita usia muda (di bawah 30 tahun). Pemeriksaan USG saja tanpa
mammografi tidak direkomendasikan untuk deteksi kanker payudara. Tetapi dengan
kombinasi USG dan mammografi, kelainan pada payudara dapat ditentukan dengan lebih
akurat. USG saat ini cukup banyak dilakukan karena tidak bersifat invasif dan tidak semahal
pemeriksaan lainnya. Tetapi, efektifitas pemeriksaan USG sangat tergantung dari
pengalaman dan keahlian operator.

Ternyata untuk melakukan USG ataupun Mamografi tidak dapat dilakukan kapan saja,
karena waktu yang tepat untuk melakukan USG dan Mamografi adalah :4

Sebaiknya dilakukan dalam keadaan sedang tidak menstruasi


Bagi wanita usia reproduksi sebaiknya dilakukan pada hari 1 -14 dari siklus haid atau 2
minggu sebelum haid yang akan datang,
Jangan melakukan mamografi 1 minggu sebelum haid karena pada saat ini payudara agak
bengkak dan kadang-kadang ada rasa sakit
Bagi wanita usai nonproduktif (menopause) dapat dilakukan kapan saja

Memang tidak ada persyaratan khusus sebelum melakukan pemeriksaan tapi ada hal yang harus
dipersiapkan yaitu, Jangan menggunakan deodorant, bedak badan atau lotion pada payudara dan
ketiak satu hari sebelum dilakukan pemeriksaan dan hingga pemeriksaan.

Diagnosis

Proses diagnosa medis merupakan langkah pertama yang dilakukan untuk menangani
suatu penyakit. Proses diagnosa adalah proses yang dilakukan seorang ahli kesehatan untuk
menentukan jenis penyakit yang diderita oleh pasien, kemudian menentukan diagnosis penyakit

8
pasien tersebut sehingga dapat memberi pengobatan yang tepat dengan jenis penyakit (etiologik)
maupun gejalanya (simptomatik).5
I. Differential Diagnosis
Differential diagnosis atau diagnosis pembanding merupakan diagnosis yang
dilakukan dengan membanding-bandingkan tanda klinis suatu penyakit dengan tanda
klinis penyakit lain. Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik dan gejala yang dialami pasien,
pasien bisa dicurigai menderita penyakit seperti:
Mastitis Sinistra
Mastitis adalah peradangan pada payudara yang dapat disertai infeksi atau tidak,
yang disebabkan oleh kuman terutama Staphylococcus aureus melalui luka pada puting
susu atau melalui peredaran darah. Penyakit ini biasanya menyertai laktasi, sehingga
disebut juga mastitis laktasional atau mastitis purpuralis. Infeksi terjadi melalui luka pada
puting susu, tetapi mungkin juga melalui peredaran darah. Kadang-kadang keadaan ini
bisa menjadi fatal bila tidak diberi tindakan yang adekuat. Abses payudara,
penggumpalan nanah lokal di dalam payudara, merupakan komplikasi berat dari
mastitis.4
Penyebab utama mastitis adalah statis ASI dan infeksi. Statis ASI biasanya
merupakan penyebab primer yang dapat disertai atau menyebabkan infeksi. Statis ASI
terjadi jika ASI tidak dikeluarkan dengan efisien dari payudara. Hal ini terjadi jika
payudara terbendung segera setelah melahirkan, atau setiap saat jika bayi tidak mengisap
ASI, kenyutan bayi yang buruk pada payudara, pengisapan yang tidak efektif,
pembatasan frekuensi/durasi menyusui, sumbatan pada saluran ASI, suplai ASI yang
sangat berlebihan dan menyusui untuk kembar dua/lebih. Organisme yang paling sering
ditemukan pada mastitis dan abses payudara adalah organisme koagulase-positif
Staphylococcus aureus dan Staphylococcus albus. Escherichia coli dan Streptococcus
kadang-kadang juga ditemukan.4
Selain pembesaran berat, precursor tanda dan gejala mastitis biasanya tidak ada
sebelum akhir minggu pertama pasca partum. Setelah masa itu, wanita mungkin
mengalami gejala-gejala berikut: Nyeri ringan pada salah satu lobus payudara, yang
diperberat jika bayi menyusu. Gejala seperti flu : nyeri otot, sakit kepala, keputihan.
Mastitis hampir selalu terbatas pada satu payudara. Tanda dan gejala actual mastitis

9
meliputi : Peningkatan suhu yang cepat dari 39,5 - 40oC. Peningkatan kecepatan nadi,
menggigil, malaise umum, sakit kepala, nyeri hebat, bengkak, inflamasi, area payudara
keras, kemerahan dengan batas jelas. Biasanya hanya satu payudara, terjadi antara 3-4
minggu pasca persalinan. Peningkatan kadar natrium dalam ASI yang membuat bayi
menolak menyusu karena ASI terasa asi. Timbul garis-garis merah ke arah ketiak. 4

II. Working Diagnosis


Working Diagnosis atau diagnosis kerja merupakan suatu kesimpulan berupa
hipotesis tentang kemungkinan penyakit yang ada pada pasien. Berdasarkan gejala-gejala
yang timbul dan hasil dari pemeriksaan fisik serta penunjang, dapat ditarik kesimpulan
kalau pasien tersebut menderita abses mammae sinistra.
Abses payudara adalah suatu penimbunan nanah, biasanya terjadi akibat suatu
infeksi bakteri. Jika bakteri menyusup ke dalam jaringan yang sehat, maka akan terjadi
infeksi. Sebagian sel mati dan hancur, meninggalkan rongga yang berisi jaringan dan sel-
sel yang terinfeksi. Sel-sel darah putih yang merupakan pertahanan tubuh dalam melawan
infeksi, bergerak ke dalam rongga tersebut dan setelah menelan bakteri, sel darah putih
akan mati. Sel darah putih inilah yang mengisi rongga tersebut. Akibat penimbunan
nanah ini, maka jaringan disekitarnya akan terdorong.

Jaringan pada akhirnya tumbuh di sekeliling abses dan menjadi dinding pembatas
abses. Hal ini merupakan mekanisme tubuh untuk mencegah penyebaran infeksi lebih
lanjut. Jika suatu abses pecah didalam, maka infeksi bisa menyabar di dalam tubuh
maupun dibawah permukaan kulit, tergantung pada lokasi abses.6

Etiologi

Infeksi payudara biasanya disebabkan oleh bakteri yang banyak ditemukan pada kulit
yang normal (Staphylococcus aureus). Bakteri seringkali berasal dari mulut bayi dan masuk ke
dalam saluran air susu melalui sobekan atau retakan di kulit (biasanya pada puting susu). Infeksi
terjadi khususnya pada saat ibu menyusui. Bakteri masuk ke tubuh melalui kulit yang rusak,

10
biasanya pada puting susu yang rusak pada masa awal menyusui. Area yang terinfeksi akan terisi
dengan nanah.Abses payudara bisa terjadi disekitar puting, bisa juga diseluruh payudara.7

Epidemiologi

Abses merupakan komplikasi mastitis yang biasanya terjadi karena pengobatan terlambat
atau tidak adekuat. Bila terdapat daerah payudara teraba keras , merah dan tegang walaupun ibu
telah diterapi, maka kita harus pikirkan kemungkinan terjadinya abses. Kurang lebih 3% dari
kejadian mastitis berlanjut menjadi abses.8

Patofisiologi

Luka atau lesi pada puting menyebabkan terjadinya peradangan sehingga organisme
masuk (organisme ini biasanya dari mulut bayi) mengakibatkan pengeluaran susu terhambat
padahal produksi susu normal. Akibatnya terjadi penyumbatan duktus dan bentuk abses. Abses
dikulit atau dibawah kulit sangat mudah dikenali, sedangkan abses dalam seringkali sulit
ditemukan. Pada penderita abses biasanya pemeriksaan darah menunjukkan peningkatan jumlah
sel darah putih. Suatu abses seringkali membaik tanpa pengobatan, abses pecah dengan
sendirinya dan mengeluarkan isinya. Kadang abses menghilang secara perlahan karena tubuh
menghancurkan infeksi yang terjadi dan menyerap sisa-sisa infeksi. Abses tidak pecah dan bisa
meninggalkan benjolan yang keras.4

Manifestasi klinik

Gejala dari abses tergantung pada lokasi dan pengaruhnya terhadap fungsi suatu organ
atau syaraf. Gejala dan tanda yang sering ditimbulkan oleh abses payudara diantaranya : 4

1. Tanda-tanda inflamasi pada payudara (merah, panas jika disentuh, membengkak dan adanya
nyeri tekan).

11
2. Teraba massa, suatu abses yang terbentuk tepat dibawah kulit biasanya tampak sebagai suatu
benjolan. Jika abses akan pecah, maka daerah pusat benjolan akan lebih putih karena kulit
diatasnya menipis.
3. Gejala sistematik berupa demam tinggi, menggigil, malaise.
4. Nipple discharge (keluar cairan dari puting susu, bisa mengandung nanah)
5. Gatal-gatal
6. Pembesaran kelenjar getah bening ketiak pada sisi yang sama dengan payudara yang terkena

Penatalaksanaan

Adapun penanganan untuk abses diantaranya adalah :6

a) Untuk meringankan nyeri dan mempercepat penyembuhan, suatu abses bisa ditusuk dan
dikeluarkan isinya dengan insisi. Insisi bisa dilakukan radial dari tengah dekat pinggir
areola, ke pinggir supaya tidak memotong saluran ASI.
b) Suatu abses tidak memliki aliran darah, sehingga pemberian antibiotic biasanya sia-sia.
Antibiotic bisa diberikan setelah suatu abses mengering dan hal ini dilakukan untuk
mencegah kekambuhan. Antibiotic juga diberikan jika abses menyebarkan infeksi ke bagian
tubuh lainnya.
c) Dapat diberikan parasetamol 500mg tiap 4 jam sekali bila diperlukan.
d) Dilakukan pengompresan hangat pada payudara selama 15 20 menit, 4 kali/hari.
e) Sebaiknya dilakukan pemijatan dan pemompaan air susu pada payudara yang terkena untuk
mencegah pembengkakan payudara.
Untuk mengurangi nyeri bisa diberikan obat pereda nyeri (misalnya asetaminofen atau
ibuprofen) karena kedua obat tersebut aman diberikan untuk ibu menyusui dan bayinya.

Pencegahan

1. Puting susu dan payudara harus dibersihkan sebelum dan setelah menyusui.
2. Setelah menyusui, puting susu diolesi kembali dengan ASI dan biarkan kering dengan
sendirinya (dapat diberikan salep lanolin atau vitamin A dan D)

12
3. Hindari pakaian yang menyebabkan iritasi pada payudara
4. Menyusui secara bergantian payudara kiri dan kanan
5. Untuk mencegah pembengkakan dan penyumbatan saluran, kosongkan payudara
dengan cara memompanya
6. Gunakan teknik menyusui yang baik dan benar untuk mencegah robekan/luka pada
puting susu.
7. Menjaga kebersihan puting susu
8. Mencuci tangan sebelum dan sesudah menyusui

Komplikasi

Mengalami kesulitan dalam pemberian ASI


Kemungkin memiliki resiko yang lebih tinggi untuk sepsis
Nyeri payudara yang kronis
Pembentukan jaringan parut pada jaringan payudara

Prognosis

Pasien yang memperoleh perawatan biasanya memperoleh hasil yang baik. Namun pada
abses mammae, kekambuhan sering ditemukan.

Kesimpulan
Abses mammae diagnosis ditentukan dengan dilihat dari gejala klinis pasien dimana
terdapat peradangan pada payudara. Abses mammae merupakan mastitis yang tidak mendapat
penanganan yang baik sehingga terjadi abses. Oleh karena itu perlu dilakukan penanganan yang
baik untuk mencegah komplikasi buruk terjadinya abses pada payudara. Dengan pengobatan
yang baik, prognosisnya juga akan baik.

13
Daftar Pustaka
1. Prasetyo, Budi. 2011. Anatomi dan Fisiologi Payudara. Diakses dari http://smart-
pustaka.blogspot.com/2011/09/anatomi-dan-fisiologi-payudara.html.
2. Gleadle J. At a glance anamnesis dan pemeriksaan fisik. Jakarta: Erlangga; 2005.h. 34.
3. Willms JL, Schneiderman H, Algranati PS. Diagnosis fisik: evaluasi diagnosis dan fungsi
di bangsal. Jakarta: EGC; 2004.h. 177-88.
4. Morgan G, Hamilton C. Obstetri dan ginekologi panduan praktis. Edisi ke-2. Jakarta:
EGC; 2009.h. 238-41.
5. Nelson WE, Behrman ER, Kliegman R, Arvin MA. Nelson ilmu kesehatan anak. Volume
2. Edisi ke-15. Jakarta: EGC; 2012.h.1658-63, 1455-8.
6. Bahiyatum. Buku ajar asuhan kebidanan nifas normal. Jakarta: EGC; 2009.h. 29-38.
7. Taber BZ. Kapita selekta kedaruratan obstetri dan ginekologi. Edisi ke-2. Jakarta: EGC;
2007.h. 98-103.
8. Benson RC, Pernol ML. Buku saku obstetri dan ginekologi. Edisi ke-9. Jakarta: EGC;
2009.h. 488-90.

14

You might also like