You are on page 1of 24

LAPORAN RESMI PENGUJIAN

KAJIAN FORMULASI DAN PENGAWASAN


MUTU SEDIAAN SOLIDA

DISUSUN OLEH
KELOMPOK : E-4
HARI PENGUJIAN : Senin, 5 Juni 2017
DOSEN PENGAMPU : Gunawan Setiyadi, S.Si., Apt
KOREKTOR : Tri Mangkusari

LABORATORIUM TEKNOLOGI DAN FORMULASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2017
KAJIAN FORMULASI DAN PENGAWASAN
MUTU SEDIAN SOLIDA

TABLET ASAM MEFENAMAT

BAGIAN PENGAWASAN MUTU

NO. NAMA NIM TANDA TANGAN


1. Khaeditama Purnama Anwar K100150121
2. Hema Novia Dewantari K100150122
3. Ratu Mutmainnah K100150123
4. Ahmad Novian Nur Anas K100150124
5. Latifah Fiutami K100150125
BAB I
PENDAHULUAN

A. TINJAUAN PUSTAKA TABLET


Tablet adalah sediaan padat kompak, dibuat secara kempacetak, dalam
bentuk tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaannya rata atau cembung,
mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan.
(Depkes RI, 1979)
Tablet digunakan baik untuk tujuan pengobatan lokal atau sistemik.
Pengobatan lokal misalnya:
1. Tablet untuk vagina, berbentuk seperti amandel, oval dan digunakan sebagai
anti infeksi, anti fungi, penggunaan hormon secara lokal.
2. Lozenges, trochisci, digunakan untuk efek lokal dimulut dan tenggorokan,
umumnya digunakan sebagai anti infeksi.

Pengobatan untuk mendapatkan efek sistemik, selain tablet biasa yang


ditelan masuk perut terdapat pula yang lain seperti :
1. Tablet bukal , yang digunakan dengan cara dimasukkan diantara pipi dan gusi
dalam rongga mulut, biasanya berisi hormon steroid adsorpsi terjadi melalui
mukosa mulut masuk peredaran darah.
2. Tablet sublingual, digunakan dengan jalan dimasukkan dibawah lidah, biasanya
berisi hormon steroid biasanya berisi hormon steroid adsorpsi terjadi melalui
mukosa mulut masuk peredaran darah.
3. Tablet implantasi, berupa pallet, bulat atau oval pipih, steril dimasukkan secara
implantasi dalam kulit badan.
(Moh.Anief, 2007)
Komponen tablet atau formulasi tablet kempa terdiri atas zat aktif, bahan
pengisi, bahan pengikat, desintegran, dan lubrikan, dapat juga mengandung bahan
pewarna dan lak (bahan warna yang diadsorpsikan pada alumunium hidroksida
yang tidak larut) yang diizinkan, bahan pengaroma dan bahan pemanis.
1. Zat aktif : harus memenuhi syarat farmakope.
2. Eksipien atau bahan tambahan.
a. Bahan pengisi (diluent) berfungsi untuk memperbesar volume massa agar
mudah dicetak atau dibuat. Bahan pengisi ditambahkan jika zat aktifnya
edikit atau sulit dikempa. Misalnya laktosa, pati, kalsium fosfat dibase, dan
selulosa mikrokristal.
b. Bahan pengikat (binder) berfungsi memberikan daya adhesi padamassa
serbuk sewaktu granulasi serta menambah daya kohesi pada bahan pengisi,
misalnya gom aksia, gelatin, sukrosa, povidon, metilselulosa, CMC, pasta
pati terhidrolisis, selulosa mikrokristal.
c. Bahan penghancur atau pengembang (disintegrant) berfungsi membantu
hancurnya tablet setelah ditelan. Misalnya pati, pati dan selulosa yang
dimodifikasi secara kimia, asam alginate, selulosa mikrokristal, dan
povidon sambung-silang.
d. Bahan pelican (lubrikan/lubricant) berfungsi mengurangi gesekan selama
proses pengempaan tablet dan juga berguna untuk mencagah massa tablet
melekat pada cetakan. Misalnya senyawa asam stearat dengan logam,
asam stearat, minyak nabati terhidrogenasi, dan talk.
e. Glidan adalah bahan yang dapat meningkatkan kemampuan mengalir
serbuk, umumnya digunakan dalam kempa langsung tanpa proses
granulasi. Misalnya silica pirogenik koloidal.
f. Bahan penyalut (coating agent): lihat di atas pada jenis bahan penyalut.
3. Ajuvan
a. Bahan pewarna (colouring agent) dan lak berfungsi meningkatkan nilai
estetika atau untuk identitas produk. Misalnya zat pewarna dari tumbuhan.
b. Bahan pengaroma (flavor) berfungsi menutupi rasa dan bau zat khasiat
yang tidak enak (misalnya tablet isap penisilin), biasanya digunakan untuk
tablet yang penggunaannya lama dimulut. Misalnya macam-macam
minyak atsiri.
Syarat tablet menurut FI III dan FI IV
1. Keseragaman ukuran (FI III)
Diameter tablet tidak lebih dari tiga kali dan tidak kurang dari satu sepertiga
kali tebal tablet.
2. Keseragaman bobot dan keseragaman kandungan (FI IV)
Bobot rata-rata tablet Penyimpanan bobot rata-rata dalam %

A B
<25 mg 15 30

26-150 mg 10 20

151-300 mg 7,5 15

>300 mg 5 10

Tablet harus memenuhi uji keseragaman bobot jika zataktif merupakan bagian
terbesar dari tablet dan jika uji keseragaman bobot cukup mewakili
keseragaman kandungan. Keseragaman bobot bukan merupakan indikasi yang
cukup dari keseragaman kandungan jika tablet bersalut gula. Oleh karena itu,
umumnya farmakope mensyaratkan tablet bersalut dan tablet yang mengandung
zat aktif 50 mg atau kurang dan bobot sediaan, harus memenuhi syarat uji
keseragaman kandungan yang pengujiannya dilakukan pada tiap tablet (FI IV).
3. Waktu hancur (FI III)
Waktu hancur penting dilakukan jika tablet diberikan per oral, kecuali tablet
yang harus dikunyah sebelum ditelan dan beberapa jenis tablet lepas-lambat dan
kepas-tunda. Kecuali dinyatakan lain, waktu yang diperlukan untuk
menghancurkan tablet tidak lebih dari 15 menit untuk tablet tidak bersalut dan
tidak lebih dari 60 menit untuk tablet bersalutgula dan besalut selaput.
4. Kekerasan tablet (FI III)
Pengukuran kekerasan tablet digunakan untuk mengetahui kekerasannya, agar
tablet tidak terlalu rapuh atau terlalu keras. Kekerasan tablet erat hubungannya
dengan ketebalan tablet, bobot tablet dan waktu hancur tablet. Alat yang
digunakan untuk megukur kekerasan tablet adalah hardness tester.
5. Keregasan tablet (friability)
Friability adalah persen bobot yang hilang setelah tablet diguncang. Penentuan
keregasan atau kerapuhan tablet dilakukan terutama pada waktu tablet
dilakukan terutama pada waktu tab;et akan dilapis (coating). Alat yang
digunakan disebut friability tester.
( Syamsuni, 2005)
B. TINJAUAN FORMULA TABLET
1. FORMULA REFERENSI

R/ Mefanamic acid 500 mg


Starch 1500 10% b/b 70 mg
Laktosa (qs) 74 mg
PVP 4% b/b 28 mg
Talk : Mg stearat (9:1) 4% 28 mg

Berat teoritis perTablet 700 mg

R/ Mefanamic acid 250 mg


Sodium alginate 75 mg
Calsium gluconate 75 mg
Mg stearat 12.5 mg
Talk 12.5 mg
Avicel pH 101 75 mg

Berat teoritis perTablet 700 mg


(Gungor, S dkk., 2002)

2. FARMAKOLOGI
Bekerja dengan menghambat sintesa prostaglandin dengan menghambat kerja
enzim cyclooxygenase ( COX-1 dan COX-2 ).

3. INDIKASI
Indikasi Asam Mefenamat adalah untuk menghilangkan nyeri akut dan kronik,
ringan sampai sedang sehubungan dengan sakit kepala, sakit gigi, dismenore
primer, termasuk nyeri karena trauma, nyeri sendi, nyeri otot , nyeri sehabis
operasi, dan nyeri pada persalinan.
4. KONTRA INDIKASI
a. Pada penderita tukak lambung, radang usus, gangguan ginjal, asma dan
hipersensitif terhadap asam mefenamat.
b. Pemakaian secara hati-hati pada penderita penyakit ginjal atau hati dan
peradangan saluran cerna.
2. DOSIS
Asam mefenamat tersedia dalam bentuk tablet, kapsul, diberikan dengan dosis 3
kali sehari 250-500 mg.
500 mg 3 kali sehari sebaiknya setelah makan; selama tidak lebih dari 7 hari.
3. EFEK SAMPING
a. Terhadap sauran cerna : dyspepsia dan gejala iritasi lain terhadap mukosa
lambung. Pada orang tua gejala diare lebih sering dilaporkan.
b. Reaksi hipersensitivitas : eritem kulit dan bronkokonstriksi. Pernah
dilaporkan adanya anemia hemolitik.
4. PERHATIAN/PERINGATAN
Sebaiknya jangan diberikan terhadap wanita hamil lanjut usia dan orang yang
menderita maag. Jangan mengonsumsi lebih dari 7 hari.
Risiko kardiovaskular; AINS dapat meningkatkan risiko kejadian trombotik
kardiovaskuler serius, infark miokard, dan stroke, yang dapat fatal. Risiko ini
bertambah dengan lamanya penggunaan. Pasien dengan penyakit
kardiovaskuler atau faktor risiko untuk penyakit kardiovaskuler berada dalam
risiko yang lebih tinggi. Gunakan dengan hati-hati pada pasien lansia,
pengobatan jangka lama lakukan tes darah.
5. INTERAKSI OBAT
a. Penggunaan bersama litium dapat menurunkan ekskresi litium
(meningkatkan risiko toksisitas)
b. Penggunaan bersamaan dengan antikoagulan oral dapat memyebabkan
adanya gangguan fungsi trombosit yang memperpanjang masa pendarahan.
(BPOM, 2008)
6. CARA PENYIMPANAN
Dalam wadah tertutup rapat, ditempat sejuk, terlindung dari cahaya.
(Depkes RI, 1979)
BAB II
ALAT DAN BAHAN

A. Alat
Alat yang digunakan adalah :
1). Jangka sorong
2). Neraca analitik
3). Disintegration tester
4). Stokes-Monsanto Hardness
5). Friabilator
6). Alat disolusi model USP XXIII dengan pengaduk dayung
7). Alat alat gelas
8). Spektrofotometer UV
9). Tabung reaksi dan rak
10). Aspirator
11). Kuvet

B. Bahan
Bahan yang digunakan adalah :
1) Aquadest
2) Tablet asam mefenamat
BAB III
EVALUASI TABLET

A. PENGUJIAN MUTU PRODUK JADI


1. KESERAGAMAN BOBOT TABLET
ALAT : Neraca Analitik
PROSEDUR :

ditimbang 20 tablet satu per satu pada necara analitik

dihitung harga putara (X) dan koefisien variasinya (CV)

HASIL PENGUJIAN
Bobot tablet yang direncanakan : 0,5 g
Rentang bobot : 9,66 % ( 9,66 g )

Penimbangan Bobot Tablet ( g )


0,5511 0,587 0,5792
0,5539 0,5908 0,5893
0,5941 0,5771 0,5912
0,5192 0,5852 0,597
0,5563 0,6083 0,597
0,5921 0,5958 0,5004
0,5591 0,5852
Rerata (x) 0,5799
SD 0,0214
CV (%) 3,697 %

Perhitungan :
0,0214
= 100% = 0,5799 100% = 3,697%

2. KESERAGAMAN UKURAN TABLET
ALAT : Jangka sorong
PROSEDUR :

diukur diameter dan


ketebalan tablet ditentukan rata-ratanya
menggunakan jangka sorong

HASIL PENGUJIAN
Persyaratan Standar : diameter tablet tidak lebih dari tiga kali dan tidak kurang dari
satu sepertiga kali tebal tablet.

Diameter(mm) Tebal (mm) Diameter/Tebal


18,70 5,0 3,74
18,70 5,0 3,74
18,70 5,0 3,74
18,70 5,0 3,74
18,70 5,0 3,74
Rerata (x) 3,74
SD 0
CV (%) 0

Perhitungan :
0
CV = 100% = 3,74 100% = 0

3. WAKTU HANCUR TABLET
ALAT : Disintegration tester
PROSEDUR :

lima (5) buah Tablet dimasukkan ke dalam alat uji waktu hancur

setiap tabung diisi 1 Tablet, dimasukkan ke dalam penangas air dengan


suhu sebesar 37c

dijalankan alat sampai semua fraksi pecahan tablet melewati ayakan yang
terletak di bagian bawah alat dan dicatat waktu hancur tablet

Catatan : Ketinggian permukaan air penangas sama dengan posisi lubang ayakan
pada bagian bawah alat pada saat tabung naik dalam kedudukan tertinggi.

HASIL PENGUJIAN
Persyaratan Standar : Waktu hancur Tablet tidak bersalut < 15 menit, Tablet salut
gula dan salut nonenteric < 30 menit, Tablet salut enteric > 60 menit.

Waktu Hancur (menit)


3,21 3,27 3,24

Rerata (x) 3,173


SD 0,0907
CV (%) 2,859%

Perhitungan :
0,0907
CV = 100% = 100% = 2,859%
3,173
4. KEKERASAN TABLET
ALAT : Stokes-Monsanto Hardness
PROSEDUR :

tablet diletakkan pemutaran knop


diputar knop
pada ujung alat dihentikan sampai tablet
sehingga tablet
dengan posisi pecah, tekanan tablet
tertekan
horizontal dibaca pada skala

HASIL PENGUJIAN
Persyaratan Standar : Tablet dikatakan baik mempunyai kekerasan antara 4-10 kg
(Hal ini tidak mutlak). Kekerasan Tablet dibawah 4 kg masih bisa diterima asalkan
kerapuhannya tidak melebihi batas yang dietetapkan. Dan lebih dari 10 kg masih
dapat diterima asalkan masih memenuhi persyaratan waktu hancur Tablet.

Kekerasan Tablet (kg)


8,72 8,68
8,51 9,15
8,56 8,96
9,18 8,99
Rerata (x) 8,768
SD 0,3050
CV (%) 3,478%

Perhitungan :
0,3050
CV = 100% = 100% = 3,478%
8,768
5. KERAPUHAN TABLET
ALAT : Friabilator
PROSEDUR :

3 tablet dibebas debukan dengan aspirator

ditimbang seksama dalam neraca analitik, dimasukkan dalam fiabilator

pengujian dilakukan selama 4 menit/100 putaan

keluarkan tablet dari alat, dibebas debukan dan ditimbang

HASIL PENGUJIAN
Persyaratan Standar : Tablet dianggap baik bila kerapuhan 1%.
Sebelum Sesudah (%) Kerapuhan
10706,1 10674,3 0,29
10674,3 10643,6 0,28
10768,2 10675,5 0,30
Rerata (x) 0,285
SD 7,07 x 10-3
CV (%) 2,481%

Perhitungan :
10706,110674,3
% = = = 0,29
10674,3
10674,310643,6
% = = = 0,28
10674,3
10768,210675,5
% = = = 0,30
10768,2

7,07 103
= 100% = 100% = 2,481%
0,285
6. KESERAGAMAN KANDUNGAN
ALAT : Spektrofotometer UV
PROSEDUR :

HASIL PENGUJIAN
Persyaratan Standar : RSD 6 %

Sampel Absorbansi Kadar (mg %)


1. 0,225 29,396
2. 0,245 42,5
3. 0,236 36,88
Rerata 36,258
SD 6,574
CV (%) 0,1813%

Perhitungan :
Kurva baku : Y = 0,3674x + 0,1818
25 25000
Fp = 100 = = 250
100
Absorbansi = 0,225

y = 0,3674 x + 0,1818
0,225 = 0,3674 x + 0,1818
x = 0,117
Kadar = x . fp
= 0,117 . 250
= 29,39 mg %

Absorbansi = 0,245

y = 0,3674 x + 0,1818
0,245 = 0,3674 x + 0,1818
x = 0,170
Kadar = x . fp
= 0,170 . 250
= 42,5 mg %

Absorbansi = 0,236

y = 0,3674 x + 0,1818
0,236 = 0,3674 x + 0,1818
x = 0,147
Kadar = x . fp
= 0,147 . 250
= 36,88 mg %
7. UJI DISOLUSI
ALAT : Alat disolusi model USP XXIII dengan pengaduk dayung
PROSEDUR :

3 tablet ditimbang dan dimasukkan ke dalam labu takar, dibiarkan tenggelam dalam
medium aquades (1000 mL) hingga dasar labu.

suhu percobaan dipertahankan berada dalam kisaran 37 0,5C dengan kecepatan


pengadukan 100 rpm, jarak pengaduk duyung dari dari dasar : 2,5 cm

uji disolusi dilakukan selama 60 menit, dengan pengambilan sampel pada menit ke-5,
10, 15, 20, 30, dan 60 menit sebanyak 5 mL

sampel yang diambil diganti dengan medium disolusi yang baru dalam jumlah yang
sala sehingga volume medium tetap

sampel diukur serapannya pada spektrofotometer UV

HASIL PENGUJIAN

Waktu Absorbansi Kadar (mg %)


(menit) Replikasi 1 Replikasi 2
5 0,410 0,412 3,02 3,132
10 0,485 0,431 4,12 3,391
15 0,417 0,347 3,20 2,248
20 0,413 0,333 3,145 2,057
30 0,402 0,372 2,995 2,588
60 0,433 0,413 3,42 3,146
maks 285 nm
Kurva
Y = 0,3674x + 0,1818
baku
Perhitungan :
Orientasi
Absorbansi = 0,410

y = 0,3674 x + 0,1818
0,410 = 0,3674 x + 0,1818
x = 0,606
Kadar = x . fp
= 0,606. 5
= 3,02 mg %

Absorbansi = 0,485

y = 0,3674 x + 0,1818
0,485 = 0,3674 x + 0,1818
x = 0,825
Kadar = x . fp
= 0,825 . 5
= 4,12 mg %

Absorbansi = 0,417

y = 0,3674 x + 0,1818
0,417 = 0,3674 x + 0,1818
x = 0,640
Kadar = x . fp
= 0,640 . 5
= 3,2 mg %

Absorbansi = 0,413

y = 0,3674 x + 0,1818
0,413 = 0,3674 x + 0,1818
x = 0,629
Kadar = x . fp
= 0,629 . 5
= 3,145 mg %

Absorbansi = 0,402

y = 0,3674 x + 0,1818
0,402 = 0,3674 x + 0,1818
x = 0,599
Kadar = x . fp
= 0,599 . 5
= 2,995 mg %
Absorbansi = 0,433

y = 0,3674 x + 0,1818
0,433 = 0,3674 x + 0,1818
x = 0,684
Kadar = x . fp
= 0,684 . 5
= 3,42 mg %

Replikasi

Menit 5 Absorbansi = 0,412

y = 0,3674 x + 0,1818
0,412 = 0,3674 x + 0,1818
x = 0,626 % b/v
Kadar = x . fp
= 0,626 . 5
= 3,132 % b/v

Menit 10 Absorbansi = 0,431

y = 0,3674 x + 0,1818
0,431 = 0,3674 x + 0,1818
x = 0,678 % b/v
Kadar = x . fp
= 0,678 . 5
= 3,391 % b/v

Menit 15 Absorbansi = 0,347

y = 0,3674 x + 0,1818
0,347 = 0,3674 x + 0,1818
x = 0,449 % b/v
Kadar = x . fp
= 0,449 . 5
= 2,248 % b/v

Menit 20 Absorbansi = 0,333

y = 0,3674 x + 0,1818
0,333 = 0,3674 x + 0,1818
x = 0,412 % b/v
Kadar = x . fp
= 0,412 . 5
= 2,057 % b/v
Menit 30 Absorbansi = 0,372

y = 0,3674 x + 0,1818
0,372 = 0,3674 x + 0,1818
x = 0,517 % b/v
Kadar = x . fp
= 0,517 . 5
= 2,5884 % b/v

Menit 360 Absorbansi = 0,413

y = 0,3674 x + 0,1818
0,413 = 0,3674 x + 0,1818
x = 0,629 % b/v
Kadar = x . fp
= 0,629 . 5
= 3,146 % b/v
BAB IV

PEMBAHASAN

Pada percobaan ini dilakukan pengujian mutu obat asam mefenamat. Pengujian ini
dimaksudkan untuk melakukan kontrol kualitas yang bertujuan mengetahui persyaratan
standar kekuatan, serta potensi bahan aktif yang terdapat dalam sediaan kaplet asam
mefenamat. Tablet adalah bentuk sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa
bahan pengisi. Tablet merupakan sediaan padat kompak yang dibuat secara kempa cetak
dalam tabung pipih atau serkuler, kedua permukaannya rata atau cembung, mengandung
satu jenis bahan obat atau lebih dengan atau tanpa bahan tambahan (Depkes RI, 1979).
Kaplet (kapsul tablet) adalah bentuk tablet yang dibungkus dengan lapisan gula dan
biasanya diberi zat warna yang menarik, serta untuk melindungi obat dari pengaruh
kelembapan udara atau untuk melindungi obat dari keasaman lambung.

Asam mefenamat merupakan salah satu obat yang memiliki efek antiinflamasi,
analgesik dan antipiretik golongan AINS (anti inflamasi non steroid) yang banyak
digunakan untuk mengurangi simptom/gejala yang timbul pada rheumatoid arthritis,
osteoarthritis, cedera olahraga, dan gangguan otot skeletol lainnya. Efek anti inflamasi
dihasilkan dari kerja menghambat biosintesis dari mukopolisakarida. Asam mefenamat
memiliki rasa yang tidak enak dengan waktu paruh 30 jam dan kelarutan yang rendah di
dalam air. Kerja asam mefenamat adalah menghambat sintesa prostaglandin.
Pada pengujian ini, untuk mengetahui kontrol kualitas dari sediaan tablet pada
praktikum ini dilakukan dengan pengujian sifat tablet yang meliputi uji sifat fisik tablet
dan uji disolusi tablet. Kontrol kualitas uji sifat fisik, berupa uji keseragaman bobot, uji
keseragaman ukuran tablet, uji kekerasan, uji kerapuhan, uji waktu hancur dan uji
keseragaman kandungan.
Keseragaman bobot atau keseragaman kandungan digunakan untuk sediaan yang
mengandung satu zat aktif dan sediaan yang mengandung dua atau lebih zat aktif.
Persyaratan keseragaman bobot dapat diterapkan pada sediaan padat (termasuk sediaan
padat steril) tanpa mengandung zat aktif atau inaktif yang ditambahkan ( FI Edisi IV,
1995). Uji keseragaman kandungan dilakukan untuk menjamin bahwa setiap tablet
mengandung jumlah zat aktif sesuai spesifikasi dengan variasi yang kecil dalam batch.
Pada pengujian keseragaman bobot, diperoleh CV sebesar 3,697%. Sedangkan pada uji
keseragaman kandungan diperoleh RSD sebesar 0,186%. Hal ini menunjukkan bahwa
kedua pengujian ini memenuhi persyaratan standar, yaitu untuk keseragaman bobot CV <
1% dan untuk keseragaman kandungan RSD < 6%.
Uji keseragaman ukuran tablet dilakukan dengan mengukur diameter dan ketebalan
sediaan tablet. Ketebalan adalah satu-satunya variable yang berkaitan dengan proses
pencetakan. Pada percobaan ini alat yang digunakan yaitu jangka sorong. Hasil pengujian
menunjukkan bahwa uji keseragaman ukuran memenuhi persyaratan standar CV <
5%,yaitu CV sebesar 0%.
Uji waktu hancur menyatakan waktu yang diperlukan tablet untuk hancur di bawah
kondisi yang ditetapkan. Uji ini tidak memberikan jaminan bahwa partikel-partikel itu akan
melepas bahan obat dalam larutan dengan kecepatan yang seharusnya. Pada pengujian ini
diperoleh waktu yang diperlukan tablet untuk hancur berturut-turut sebesar 3,21 ; 3,27 ;
dan 3,24 dan memenuhi pesyaratan standar bahwa tablet tidak bersalut memiliki waktu
yang diperlukan untuk hancur tablet tidak bersalut < 15 menit, sedangkan untuk tablet
bersalut gula dan enteric <30 menit . Uji waktu hancur pada suatu tablet didasarkan pada
kenyataan bahwa tablet pecah menjadi partikel-partikel kecil, sehingga daerah permukaan
media pelarut menjadi lebih luas, dan akan berhubungan dengan tersedianya obat dalam
cairan tubuh.

Uji kekerasan tablet (crushing strength) digunakan untuk menentukan pengaturan


tekanan pada mesin tablet. Resistensi tablet terhadap capping, abrasi dan kehancuran
selama penyimpanan, transportasi dan penanganan sebelum digunakan bergantung pada
kekerasan tablet. Jika tablet terlalu keras, menyebabkan sulit hancur sehingga
menyebabkan tidak terpenuhinya persyaratan uji disolusi. Tablet yang terlalu lembek akan
menyulitkan penanganan paska kempa.Tablet oral normalnya mempunyai kekerasan 4-10
kg. Dari hasil pengujian diperoleh rerata kekerasan tablet sebesar 8,77 kg, hasil ini
menunjukkan kesesuaian dengan teori. Tablet yang baik adalah tablet yang memiliki
kekuatan yang optimum sehingga tidak mudah hancur dan lebih tahan dengan segala
kondisi. Kekerasan tablet dipengaruhi oleh karakteristik fisik lain seperti berat jenis dan
porositas.
Uji kerapuhan dimaksudkan untuk memberikan penilaian akan interaksi bahan
pengikat dengan komponen partikel-partikel lainnya di mana semakin banyaknya interaksi
yang terjadi maka kemungkinan tablet rapuh akan semakin kecil. Pengujian yang
dilakukan untuk menentukan atau mengukur kekuatan fisik sedian tablet terhadap tekanan
mekanik atau gesekan. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui ketahanan permukaan
tablet terhadap gesekan yang dialami ketika tablet mengalami pengemasan, penyimpanan,
dan atau pengiriman. Dari hasil pengujian diperoleh rerata kerapuhan sebesar 0,2%, dan
memenuhi persyaratan standar kerapuhan < 1%.
Disolusi obat adalah suatu proses pelarutan senyawa aktif dari bentuk sediaan padat
ke dalam media pelarut. Uji disolusi suatu kapsul atau tablet bertujuan untuk mengetahui
jumlah atau persen zat berkhasiat dari suatu sediaan padat yang terlarut pada suatu waktu
tertentu dalam kondisi baku yaitu pada suhu, kecepatan pengadukan dan komposisi media
cair tertentu yang diketahui volumenya. Uji disolusi dapat digunakan untuk menentukan
persentasi ketersediaan obat dalam sirkulasi sistemik pada waktu tertentu, hal ini
berhubungan dengan bio-availabilitas yang dapat menjadi parameter efikasi (kemanjuran)
dan mutu suatu produk obat.
Kelarutan obat dalam air juga mempengaruhi laju disolusi. Obat berbentuk garam,
pada umumnya lebih mudah larut daripada obat berbentuk asam maupun basa bebas. Laju
absorpsi dari obat-obat bersifat asam yang diabsorpsi dengan mudah dalam saluran
pencernaan sering ditetapkan dengan laju larut obat dalam tablet. Secara umum mekanisme
disolusi suatu sediaan dalam bentuk tablet yaitu tablet yang ditelan akan masuk ke dalam
lambung dan di dalam lambung akan dipecah, mengalami disintegrasi menjadi granul-
granul yang kecil yang terdiri dari zat-zat aktif dan zat-zat tambahan yang lain. Granul
selanjutnya dipecah menjadi serbuk dan zat-zat aktifnya akan larut dalam cairan lambung
atau usus, tergantung di mana tablet tersebut harus bekerja.
Dari hasil percobaan tersebut terlihat bahwa absorbansi memenuhi hukum lambert-
beer yaitu 0,2-0,8, tetapi absorbansi yang dihasilkan kurang sesuai dengan teori, karena
semakin lama waktu seharusnya absorbansi dan kadar yang dihasilkan semakin besar.
Tetapi dari data terlihat bahwa absorbansi mengalami kenaikan dan penurunan di menit-
menit tertentu. Hal ini dapat disebabkan karena pada saat uji disolusi dilakukan terdapat
pengotor atau kontaminan pada aquadest yang digunakan sebagai medium disolusi. Faktor
formulasi yang mempengaruhi laju disolusi diantaranya kecepatan disintegrasi, interaksi
obat dengan eksipien (bahan tambahan) dan kekerasan.
BAB V
KESIMPULAN

Pada pengujian keseragaman bobot diperoleh harga CV = 3,687%, sehingga


memenuhi persyaratan standar keseragaman bobot, yaitu CV < 5%.
Uji keseragaman ukuran tablet memenuhi persyaratan standar (CV < 5%), yaitu
CV=0%
Uji kekerasan tablet diperoleh rata-rata kekerasan tablet sebesar 8,77 kg
sehingga memenuhi syarat yaitu 4-10 kg.
Percobaan uji kerapuhan dari 3 contoh tablet, harga CV yang diperoleh tidak sesuai
dengan teoretis yaitu 6,280%, Tablet dianggap tidak baik karena kerapuhan > 1 %.
Pada uji waktu hancur tablet memenuhi persyaratan karena waktu hancur < 15
menit,yaitu rata-rata sebesar 3,17 menit.
Pada uji kerapuhan tablet memenuhi persyaratan karena kerapuhan < 1%
menit,yaitu rata-rata sebesar 0,2%.
Pada uji keseragaman kandungan tablet memenuhi persyaratan karena RSD < 6%
menit,yaitu sebesar 0,18%.
Uji disolusi didapatkan hasil rata-rata kadar menit ke-
5 = 3,08 % b/v
10 = 3,76 % b/v
15 = 2,72 % b/v
20 = 2,60 % b/v
30 = 2,79 % b/v
60 = 3,28 % b/v
DAFTAR PUSTAKA
Anief, Moh. 2007. Farmasetika.Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
BPOM, 2008. Informatorium Obat Nasional Indonesia. Jakarta: Badan
Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia.
Depkes RI. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta: Departemen
Kesehatan RI.
Depkes RI. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta: Departemen
Kesehatan RI.
Tan, T., dan Kirana Raharja. Obat-obat Sederhana untuk Gangguan Sehari-
hari. 2010. Jakarta: PT Alex Media Komputindo.
Werner, David, Carol Thuman dan Jane Maxwell. Ilmu Kebidanan:
Patologi dan Fisiologi Persalinan. 2010. Yogyakarta: C.V Andi
Offset dan Yayasan Essentia Medica.
Syamsuni. 2015. Ilmu Resep. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

You might also like