You are on page 1of 29

CARA MENGHITUNG DOPAMIN DAN CARA MENGHITUNG DOBUTAMIN

Bismillah,,,,
Kali ni saya akan berbagi tentang cara menghitung dopamin dan cara menghitung
dobutamin, itung-itung berbagi pengalaman dulu waktu awal-awal jaga di ICU. Bagi yang
awam dengan obat-obat ini pasti akan bingung bagaimana cara menghitung dosis
pemberiannya, berapa ml yang harus dimasukan, karena dokter biasanya hanya memberi
advice "dopamin masuk 5mcg (micro gram)/ jam" atau dosis lain, sedangkan kita tidak
tahu bagaimana mengkonfersikan satuan "mcg" menjadi "ml".
Baik tak perlu lama-lama, sebelum mulai menghitung pertama-tama kita harus tahu
rumusnya,

CARA MENGHITUNG DOPAMIN :


: DOSIS x BB x 60mnt
dosis mcg dlm spuit

CARA MENGHITUNG DOBUTAMIN :


: DOSIS x BB x 60mnt
dosis mcg dlm spuit

contoh : berat badan pasien 60 kg, kemudian dokter memberi advice:1ampul dopamin
masuk 5 mcg/jam, (dokter terkadang hanya memberikan advice sprt itu, untuk
pengenceranya tinggal pilih dengan spuit 50cc atau 20cc, tetapi biasanya sering pakai
50cc).

jawab:
diketahui: a. dalam 1 ampul dopamin bervolume 10ml, dengan dosis 20mg/ml. jadi
dalam 1ampul/ 10 ml dopamin mempunyai dosis 200mg
b. 1mg = 1000mcg jadi
c. spuit 50cc
d. bb pasien : 60kg
rumus : dosis x bb x 60mnt
dosis mcg dlm spuit

pertama: cari dosis mcg dlm spuit= 200mg : 50cc x 1000mcg


=4000

kedua = 5mcg x 60kg x 60mnt


4000
= 4.5 ml/jam
jadi dosis yang diberikan pada pasien dengan bb 60kg dgengan dosis 5mcg sebanyak
4.5ml/jam
catatan:
-Rumus ini juga berlaku pada dobutamin, hanya saja "dosis tiap ampul DOPAMIN DAN
DOBUTAMIN yang berbeda",
-di ingat obat diencerkan dengan spuit berapa cc?

Sekian, semoga bermanfaat, AMIIN.....

RUMUS DOBUTAMIN

DOBUTAMIN
kandungan dalam 1 amp = 5 cc = 250 mg
bila 1 mg = 1000 microgram
maka dalam 1 amp dobutamin 250 mg = 250.000 microgram.

pemberian dobutamin dalam syring pump


bila dobutamin 250 mg (1 amp) dilarutkan dalam 50 cc PZ
maka 1 cc PZ adalah 250.000 microgram : 50 ccPZ = 5.000 microgram/cc

RUMUS = (Dosis x BB x 60 menit) : (5.000 microgram)

contoh soal sederhana


dosis = 5 microgram
bb = 50 kg
pelarutan = 50 cc

maka hasilnya dalam pemberian syring pump adalah


5 microgram x 50 kg x 60 menit : 5.000 microgram
= 15.000 : 5.000 = 3 cc/jam

bila tidak punya syring pump maka dilakukan tetesan manual


bila menggunakan infus macro maka 1 cc = 20 tts/mnt
hasil = 3 cc/jam x 20 tts/mnt : 60 menit = 1 tts/mnt

NB : bila menggunakan tetesan manual baiknya gunakan pelarutan minimal 100 cc


Diposkan oleh hendra laksana di Jumat, Juni 22, 2012

PERHITUNGAN DOSIS
RUMUS PERHITUNGAN DOPAMIN
Dopamin ;1 ampul = 10 cc, 1 ampul = 200 mg , 1 mg = 1000 mikrogram
Rumus factor pengencer = 200.000 = 4000
50cc
Rumus : Dosis x BB x jam (menit ) = hasil
4000
Atau rumus langsung : Dosis x BB 60 x 50 = hasil
200.000
RUMUS PERHITUNGAN DOBUTAMIN
Dobutamin ; 1 ampul = 5 cc , 1 ampul = 250 mg , 1 mg = 1000 mikrogram
250 mg = 250.000 mikrogram
rumus factor pengencer = 250.000 = 5000
50cc
Rumus : Dosis x BB x jam (menit ) = hasil
5000
Atau rumus langsung : Dosis x BB x 60 x 50 = hasil
250.000
Rumus diatas digunakan untuk pemberian dopamine dan dobutamin dengan menggunakan syringe pump.
Rumus pemberian Dopamin dan Dobutamin dalam kolf / drip
Rumus = 200.000 = 400
500
= Dosis x BB x jam ( menit )
400
= hasil sesuai makro drip / mikrodrip
RUMUS PERHITUNGAN NITROCYNE
1 ampul = 10 cc , 1 cc = 1 mg, 1 ampul = 10 mg
Dosis yang digunakan dalam cc ( microgram ) jadi 1 ampul = 10.000 mikrogram
Rumus : Dosis x 60 x pengencer = hasil
10.000
RUMUS PERHITUNGAN ISOKET
1 ampul = 10 cc , 1 ampul = 10 mg , 1mg = 1cc
Isoket atau Cedocard diberikan sesuai dosis yang diberikan oleh dokter.

RUMUS PERHITUNGAN DARAH UNTUK TRANSFUSI


Rumus : Hb normal Hb pasien = hasil
> hasil x BB x jenis darah
Keterangan :
Hb normal = Hb yang diharapkan atau Hb normal
Hb pasien = Hb pasien saat ini
Hasil = hasil pengurangan Hb normal dan Hb pasien
Jenis darah = darah yang dibutuhkan
= PRC dikalikan 3
= WB dikalikan 6
RUMUS PERHITUNGAN KOREKSI HIPOKALEMI PADA ANAK
Koreksi cepat
Yang dibutuhkan = ( jml K x BB x 0,4 ) + ( 2/6 x BB )
Diberikan dalam waktu 4 jam
Maintenance : 5 x BB x 2
6
Diberikan dalam 24 jam
Keterangan :
Jml K = nilai yang diharapkan ( 3,5 ) nilai hasil kalian (x)

Menghitung Obat 2 (Hitungan Obat Ruang ICU)


a.Menghitung pemberian Obat menggunakan infus pump atau syringe pump. Kenapa
menggunakansyringe pump atau infus pump karena ada obat-obatan tertentu yang harus tepat diberikan
sesuai dosisnya tidak boleh kurang atau lebih. Sehingga diperlukan mesin/alat elektronik. Karena rentang
kadar terapeutik obat dan toksik (racun) sangat sempit (misalnya dalam ukuran mikrogram). Bila dosisnya
kurang, obat tidak akan sampai kepada dosis kerja (dosis terapaeutik) akan tetapi bila obat berlebihan
obat bisa mencapai kadar toksik atau bahkan dosis lethal (dosis yg menyebabkan kematian).

b.Biasanya Rumus menghitung obat ini di gunakan di ruang ICU (intensive care unit) atau IGD. Obat-
obatan yang digunakan biasanya untuk resusitasi pasien atau menjaga kestabilan Tanda-Tanda Vital.

c. Contoh obat seperti: Dobutamine, Dopamine, nitropruside, Lidocaine, amiodarone, Nitroglycerine,


Heparin, insulin, diltiazem, esmolol, vasopresin, dll.

BACA JUGA menghitung obat (Agar lebih memahami konsep dibawah ini)

Rumus Umum
Komponen Rumus:
1.Dosis Obat yang di Order : Merupakan dosis obat yg diminta atau dinginkan (Desire) atau yg
diintruksikan oleh dokter untuk diberikan pada pasien. Satuannya gram (g), miligram (mg), atau
mikrogram (mcg). Atau juga dalam satuan unit (U) atau mEq (miliequivalen).

2.Berat Badan : Jumlah dosis obat ada yang bergantung kepada masa berat
badan pasien. Satuanya adalah Kilogram (Kg) atau ditulis Kilogram Berat Badan (KgBB). Semakin berat
masa tubuh seseorang (Berat Badan) semakin tinggi dosis yang diterima. Semakin luas permukaan
tubuh seseorang akan semakin berat masa tubuhnya.

3. Dosis Obat yang tersedia : Kandungan dosis obat dalam kemasan atau yang dibuat pabrik (yang
tersedia). Misalnya X mg/tablet, y mg/ml, Z u/ml, dll.

4. Satuan yang diinginkan :


a.Satuan masa -> dosis obat ada yg dalam ukuran gram (g) atau miligram (mg) sedangkan dosis yang
diorder/diminta (diinginkan) dalam bentuk mg atau mcg, jadi harus dirubah dulu satuannya agar mudah
dihitung. 1g = 1000 mg, 1mg = 1000 mcg, atau 1 g x 1000 mg/g = 1000 mg, atau 1 mg x 1000 mcg/mg =
1000 mcg.
b. Satuan waktu ->Jumlah dosis obat ada yang bergantung kepada waktu. Satuannya bisa dalam jam
atau menit. 1 jam = 60 menit atau 1 jam x 60 menit/jam = 60 menit.

5. Pengencer : Larutan (Cairan) yang digunakan untuk melarutkan atau mengencerkan


kosentrasi obat misalnya mengunkan Normal saline, Dextrose 5%, dll. Tujuannya agar pemberian dosis
obat dapat dikontrol, sehingga diberikan dalam jumlah (kosentrasi) kecil. Alat yang cocok digunakan
adalah mesin elektronik seperti infus pum atau syringe pump karena memliki keakuratan yang baik.
Satuan pengencer adalah mililiter (ml), 1 liter = 1000 ml.

6. Jumlah yang ingin diketahui: bisa ml atau cc, atau ml/jam, dll

Atau menggunakan rumus ini:


Di rumus ini perhitungan dibuat menjadi dua langkah. Tidak digabung menjadi rumus yang langsung.
Langkah langkah hitung tersebut menggambarkan (mengarahkan) tahapan dalam penyiapan obat.

Langkah 1: Ketika kita akan mulai pemberian obat pada pasien. setelah intruksi jelas diterima. Langkah
awal kita encerkan kosentasi Obat dulu.

Langkah 2: Baru hitung sesuai dosis yg diorder (diminta / diinginkan).

HEPARIN
- Nama & Struktur Kimia : Heparinum
- Sifat Fisikokimia : Serbuk higroskopik, amorf, berwarna putih atau pucat. Larut dalam 20 bagian air.
- Keterangan : Larutan 1% dalam air mempunyai pH : 5.5 - 8.0

Golongan/Kelas Terapi : Obat Yang mempengaruhi darah

Nama Dagang

Hico
Inviclot
Thrombogel (Thrombogel)
Heparin Sodium B Braun
Bentuk Sediaan
Injeksi IV, Jelly (Sediaan Kombinasi untuk Pengobatan Topikal)

Indikasi
Profilaksis dan terapi pada disorder tromboembolik.
Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian
Untuk terapi tromboembolism vena : dosis yang diberikan melalui i.v : 5000 - 10000 unit diikuti dengan
infus i.v kontinyu, 1000-2000 unit/jam atau injeksi sub kutan 15000 unit setiap 12 jam.
Untuk profilaksis tromboembolism vena post operasi : 5000 unit, diberikan secara sub kutan, 2 jam
sebelum operasi, kemudian setiap 8-12 jam selama 7 hari sampai pasien keluar dari rumah sakit.
Dosis yang sama diberikan untuk mencegah tromboembolism pada wanita hamil pada wanita dengan
riwayat trombosis vena atau embolism paru-paru, dosis mungkin ditingkatkan menjadi 10000 unit setiap
12 jam setelah trimester ke tiga.
Untuk penanganan angina tidak stabil atau embolism arterial periferm heparin diberikan melalui infus i.v
kontinyu dengan dosis yang sama dengan dosis rekomendasi untuk terapi tromboembolism.
Dosis untuk pencegahan oklusi arteri koroner setelah terapi infark miokardiak adalah 5000 unit diberikan
secara i.v diikuti 1000 unit/jam; dosis 12500 unit, sub kutan setiap 12 jam selama 10 hari untuk
mencegah terjadinya trombosis.

Farmakologi
Bereaksi dengan thromboplastin dan membentuk persenyawaan komplek antithromboplastin yang
menghalangi terbentuknya thrombin dari prothrombin.
Onset kerja antikoagulasi : melalui rute i.v , sub kutan : ~20-30 menit.
Absorpsi : oral, rektal, diabsorpsi baik malalui semua rute pemberian.
Distribusi : tidak melalui plasenta, tidak didistribusikan ke dalam air susu.
Metabolisme : melalui hati, mungkin mengalami metabolisme sebagian pada sistem retikuloendoethelial.
T eliminasi ; rata-rata 1.5 jam, rentang 1-2 jam, dipengaruhi oleh obesitas, fungsi ginjal, fungsi hati,
adanya tumor, embolism pulmonari, dan infeksi.
Ekskresi : melalui urin (jumlah kecil dalam bentuk obat tidak berubah).
Stabilitas Penyimpanan
Heparin harus disimpan dalam suhu kamar dan dihindari dari penyimpanan beku dan suhu >40C.

Kontraindikasi

Hipersensitifitas terhadap heparin atau komponen lain dalam sediaan. Semua gangguan perdarahan atau
risiko perdarahan : gangguan koagulasi, hemofilia, trombositopenia, penyakit hati berat, ulkus peptikum,
perdarahan intrakranial, aneurisma serebral, karsinoma visceral, abortus, retinopati perdarahan
hemoroid, tuberculosis aktif, endokarditis.
Efek Samping
Sakit dada, vasospasmus, syok hemoragi, demam, sakit kepala, kedinginan,urtikaria, alopesia,
dysesthesia pedis, purpura, ekzema, nekrosis kutan, plak erithemathosus, hiperkalemia, hiperlipidemia,
mual, muntah, konstipasi, hemorage, ditemukan darah pada urin, epistaksis, hemoragi adrenal, hemoragi
retriperitonial, trombositopenia, peningkatan enzim SGOT, SGPT, ulserasi, nekrosis kutan yang
disebabkan oleh injeksi sub kutan, neuropati perifer, osteoporosis, konjungtivitis, hemoptisis, hemoragi
pulmonari, asma, artritis, rinitis, bronkospasma, reaksi alergi, reaksi anafilaktik.

Interaksi
- Dengan Obat Lain :
Risiko pendarahan berhubungan dengan heparin dapat ditingkatkan dengan antikoagulan oral (warfarin),
trombolitik, dekstran dan obat yang mempengaruhi fungsi platelet (misalnya aspirin, obat antiinflamasi
non steroid, dipiridamo, tiklopidin, klopidogrel, antagonis IIb/IIIa.Namun heparin masih digunakan
bersamaan dengan terapi trombolitik atau pada awal terapi dengan warfarin untuk memastikan efek
antikoagulan dan melindungi kemungkinan hiperkoagulasi transien. Nitrogliserin iv mungkin menurunkan
efek antikoagulan heparin.
- Dengan Makanan : Hindari cat's claw, dong quai, teh hijau, bawang putih,ginkgo karena akan
menambah aktivitas antiplatelet.
Pengaruh
- Terhadap Kehamilan : Faktor resiko : C

- Terhadap Ibu Menyusui : Heparin tidak didistribusi ke dalam air susu

- Terhadap Anak-anak : -

- Terhadap Hasil Laboratorium : Meningkatkan tiroksin (S), meningkatkan prothrombin time (PT),
meningkatkan activated partial thromboplastin time (aPPT)

Parameter Monitoring
Jumlah platelet, hemoglobin, hematokrit, tanda-tanda pendarahan
Mekanisme Aksi
Meningkatkan efek antitrombin III dan menginaktivasi trombin (demikian juga dengan faktor koagulan IX,
X, XI, XII dan plasmin) dan mencegah konversi fibrinogen menjadi fibrin : heparin juga menstimulasi
pembebasan lipase lipoprotein (lipase lipoprotein menghidrolisis trigliserida menjadi gliserol dan asam
lemak bebas).

Peringatan
1.Tempat suntikan : di dinding perut atau beberapa tempat daerah iliaka, gunakan jarum sangat halus,
semprit tuberkulin dan lakukan penekanan selama 5 menit untuk mengurangi kemungkinan perdarahan.
2. Hati-hati agar heparin jangan tertinggal pada tempat suntikan. Cara pemberian ini tidak menimbulkan
perdarahan spontan, tidak diperlukan pemantauan (monitoring) efek antikoagulan.
3. Harus hati-hati pada penderita dengan riwayat alergi, harus dilakukan tes pendahuluan dengan dosis
tidak melebihi 100 IU.
4. Jangan suntik intramuskulus, berisiko iritasi, pendarahan lokal dan hematoma, sedang absorpsi tidak
dapat diandalkan. Pemberian intravena hanya boleh dilakukan bila tersedia alat pemantau efek
antikoagulan.
5. Harus dilakukan pemeriksaan masa pembekuan darah dan jumlah trombosit.
6. Ada resiko perdarahan spontan selama pengobatan pada usia lanjut, penderita insufisiensi ginjal,
jantung.
7. Hindarkan obat berisiko ulkus lambung, menurunkan perlekatan trombosit (adhesiveness).
8. Hentikan heparin bila pada minggu kedua jumlah trombosit menurun diakibatkan peningkatan
fibrinogenesis intravaskular.

rumus perhitungan cairan dengan Syring pump

cara perhitungan rumus cairan


RUMUS PERHITUNGAN DARAH UNTUK TRANSFUSI
Menghitung keb darah tranfusi = (HB yang diinginkan-HB sekarang) x BB x jenis darah,
Jenis darah tergantung dari komponen darah, kalo PRC, maka dikalikan 3. Kalo WBC, maka
dikalikan 6,
RUMUS PERHITUNGAN DOPAMIN
Dopamin ;1 ampul = 10 cc, 1 ampul = 200 mg , 1 mg = 1000 mikrogram
Rumus factor pengencer = 1 ampul (200 mg)= 200.000 mikrogram, kemudian diencerkan
dlam 50
cc, sehingga 1 cc= 4000 mikrogram (factor pengencer)
Rumus :
Dosis x BB x jam (menit ) = hasil
4000
Atau rumus langsung :
Dosis x BB 60 x 50 = hasil
200.000
Contoh nih ye:
Pasien dengan tekanan darah 80/50 mmHg dan BB 50 kg. Dosis dopamin dimulai dari 5
mikrogram/kgBB/menit. Menggunakan syringe pump lho!
Dosis x BB x jam (menit ) = hasil
4000
Kita gunakan rumus praktis saja =
=
= 3.75 cc/jam
Tidak terlalu sulit kan sayang? Gue yakin, IQ-mu lebih dari sebuah kecambah!!
Rumus pemberian Dopamin dalam kolf / drip
Rumus =
200.000 = 400 (factor pengencer)
500
Rumus menggunakan kolf =
Dosis x BB x jam ( menit ) = hasil ntar disesuaikan dengan mikro atau makro drip.
400
Contoh:
Kita ambil contoh yang sama dengan yang atas ya,
Pasien dengan tekanan darah 80/50 mmHg dan BB 50 kg. Dosis dopamin dimulai dari 5
mikrogram/kgBB/menit. Menggunakan kolf lho!
Dosis x BB x jam (menit ) = hasil
400
Kita gunakan rumus praktis saja =
5 x 50 x 60
400
= 37,5 cc/ jam. (harus diingat, 1 ampul dopamine ini diencerkan dalam 500 cc lho, jadi
hasilnya
agak banyak. gue juga sempet kaget! )
Nah, berarti kalo pake makro, maka 37,5 cc mejadi 12,5 tetes/menit. (makro factor tetesan 1
cc= 20
tetes)
Nah, kalo mikro drip, 37,5 cc, menjadi 37,5 tts/mnit. (mikro factor tetesan 1 cc= 60 tetes)
RUMUS PERHITUNGAN DOBUTAMIN
Dobutamin ; 1 ampul = 5 cc , 1 ampul = 250 mg , 1 mg = 1000 mikrogram
250 mg = 250.000 mikrogram, kemudian diencerkan dlam 50 cc, sehingga 1 cc= 5000 (sbg
factor
pengencer)
Rumus :
Dosis x BB x jam (menit ) = hasil
5000
Atau rumus langsung : Dosis x BB x 60 x 50 = hasil
250.000
Rumus diatas digunakan untuk pemberian dobutamin dengan menggunakan syringe pump.
Rumus pemberian Dobutamin dalam kolf / drip
Rumus =
250.000 = 500 (factor pengencer)
500
Rumus menggunakan kolf =
Dosis x BB x jam ( menit ) = hasil disesuain dengan mikro / makro yah!
500
contoh kayaknya nggak perlu yah!
RUMUS PERHITUNGAN NITROCYNE
1 ampul = 10 cc , 1 cc = 1 mg, 1 ampul = 10 mg
Dosis yang digunakan dalam cc ( microgram ) jadi 1 ampul = 10.000 mikrogram
Rumus :
Dosis x 60 x pengencer = hasil
10.000
RUMUS PERHITUNGAN ISOKET
1 ampul = 10 cc , 1 ampul = 10 mg , 1mg = 1cc
Isoket atau Cedocard diberikan sesuai dosis yang diberikan oleh dokter.
RUMUS PERHITUNGAN KOREKSI HIPOKALEMI PADA ANAK
Koreksi cepat
Yang dibutuhkan = ( jml K x BB x 0,4 ) + ( 2/6 x BB )
Diberikan dalam waktu 4 jam
Maintenance :
5 x BB x 2
6
Diberikan dalam 24 jam
Keterangan :
Jml K = nilai yang diharapkan ( 3,5 ) nilai hasil kalian (x)
KESEHATAN ANAK
CARA MENENTUKAN UMUR KEHAMILAN POSTPARTUM MENURUT BALLARD
(1997 )
KULIT
0 = merah seperti agar transparan
1 = merah muda licin/halus tampak vena
2 = permukaan mengelupas dengan/tanpa ruam, sedikit vena
3 = daerah pucat, retak2, vena jarang
4 = seperti kertas putih, retak lebih dalam tidak ada vena
5 = seperti kulit retak mengkerut
LANUGO
0 = tidak ada
1 = banyak
2 = menipis
3 = menghilang
4 = umumnya tidak ada
5 = ..
LIPATAN PLANTAR
0 = hampir tidak tampak
1 = tanda merah sangat sedikit
2 = hanya lipatan anterior yang menghilang
3 = lipatan 2/3 anterior
4 = lipatan seluruh tampak
PAYUDARA
0 = hampir tidak tampak
1 = areola mendatar tidak ada tonjolan
2 = areola seperti titik tonjolan 1-2 mm
3 = areola lebih jelas dengan 3-4 mm
4 = areola penuh tonjolan 5-10 mm
DAUN TELINGA
0 = datar tetap terlihat
1 = sedikit melengkung, lunak lambat kembali
2 = bentuknya lebih baik, lunak mudah membalik
3 = bentuk sempurna, membaik seketika
4 = tulang rawan tebal, tulang telinga kaku
KELAMIN LAKI LAKI
0 = skrotum tidak ada rugae
1 = testis belum turun
2 = testis turun, sedikit rugae
3 = testis dibawah, rugaenya bagus
4 = testis tergantung, rugaenya dalam
KELAMIN WANITA
0 = klitoris dan labia minor menonjol
1 = labia mayor dan minor sama2 menonjol
2 = labia mayor besar, minor kecil
3 = klitoris dan labia minor di tutupi labia mayor
PENILAIAN DENGAN GCS
MATA ( E)
4 = spontan membuka mata
3 = dengan perintah
2 = dengan rangsangan nyeri
1 = tidak ada reaksi
VERBAL (V)
5 = berorientasi baik
4 = disorientasi waktu dan tempat tapi dapat mengucapkam kalimat
3 = hanya mengucapkan kata kata
2 = mengerang
1 = tidak ada reaksi
MOTORIK ( M )
6 = mengikuti perintah
5 = melokalisir nyeri
4 = menghindari nyeri
3 = fleksi abnormal
2 = ekstensi abnormal
1 = tidak ada reaksi
TINGKAT KESADARAN
1. KOMPOS MENTIS
Sadar penuh dan keadaan normal
2. SOMNOLEN
Keadaan mengantuk dan kesadaran dapat pulih bila dirangsang, ditandai dengan
mudahnya klien
dibangunkan, mampu memberi jawaban verbal dan menangkis rangsangan nyeri
3. SOPOR
Kantuk dalam, klien dapat dibangunkan dengan rangsangan yang kuet, namun kesadaran
segera
menurun, klien dapat melaksanakan instruksi singkatdan masih terlihat gerakan spontan
dengan
rangsangan nyeri, klien tidak dapat diabngunkan dengan sempurna, jawaban verbal tidak
ada,
tangkisan nyeri masih baik
4. KOMA RINGAN/SEMI KOMA
Tidak ada respon verbal, reflek masih baik, gerakan timbul saat ada rangsang nyeri dan
tidak
terorganisir, tidak dapat dibangunkan.
REFLEKSIOLOGI
Reflek kornea
Dengan cara menyentuhkan kapas pada limbus, hasil positif bila mengedip (N IV & VII )
Reflek faring
Faring digores dengan spatel, reaksi positif bila ada reaksi muntahan ( N IX & X )
Reflek Abdominal
Menggoreskan dinidng perut dari lateral ke umbilicus, hasil negative pada orang Tua,
wanita
multi para, obesitas, hasil positif bila terdapat reaksi otot
Reflek Kremaster
Menggoreskan paha bagian dalam bawah, positif bila skrotum sisi yang sama Naik /
kontriksi
( L 1-2 )
Reflek Anal
Menggores kulit anal, positif bila ada kontraksi spincter ani ( S 3-4-5 )
Reflek Bulbo Cavernosus
Tekan gland penis tiba-tiba jari yang lain masukkan kedalam anus, positif bila kontraksi
spincter
ani (S3-4 / saraf spinal )

Reflek Bisep ( C 5-6 )

Reflek Trisep ( C 6,7,8 )


Reflek Brachioradialis ( C 5-6 )
Reflek Patela ( L 2-3-4 )
Reflek Tendon Achiles ( L5-S2)
Reflek Moro
Reflek memeluk pada bayi saat dikejutkan dengan tangan
Reflek Babinski
Goreskan ujung reflak hammer pada lateral telapak kaki mengarah ke jari, hasil positif pada
bayi
normal sedangkan pada orang dewasa abnormal ( jari kaki meregang / aduksi ektensi )
Sucking reflek
Reflek menghisap pada bayi
Grasping reflek
Reflek memegang pada bayi
Rooting reflek
Bayi menoleh saat tangan ditempelkan ke sisi pipi
REFLEK PATOLOGIS
Reflek Hoffman Tromer
Jari tengah klien diekstensikan, ujungnya digores, positif bila ada gerakan fleksi pada Jari
lainnya
Reflek Jaw
Kerusakan kortikospinalis bilateral, eferen dan aferennya nervous trigeminus, dengan
mengertuk dagu klien pada posisi mulut terbuka, hasil positif bila mulut terkatup
Reflek regresi
Kerusakan traktus pirimidalis bilateral / otak bilateral
Reflek Glabella
Mengetuk dahi diantara kedua mata, hasilnya positif bila membuat kedua mata klien
Tertutup
Reflek Snout
Mengutuk pertengahan bibir atas, positif bila mulutnya tercucur saliva
Reflek sucking
Menaruh jari pada bibir klien, positif bila klien menghisap jari tersebut
Reflek Grasp
Taruh jari pada tangan klien, positif bila klien memegangnya
Reflek Palmomental
Gores telapak tangan didaerah distal, positif bila otot dagu kontraksi
Reflek rosolimo
Ketuk telapak kaki depan, positif bila jari kaki ventrofleksi
Reflek Mendel Bechterew
Mengetuk daerah dorsal kaki2 sebelah depan,positif bila jari kaki ventrofleksi
TES RANGSANG MENINGEAL
Nuchal rigidity
Klien tanpa bantal fleksikan leher ke lateral, lalu fleksikan leher mendekati dagu, hasil positif
bila ada tahanan dan nyeri
Kernig
Fleksikan panggul dengan sudut 90 derajat, ekstensikan tungkai bawah pada persendian
lutut,
positif bila ada tahanan dan rasa sakit sebelum mencapai ekstensi maksimal
Brudzinski I,II
Bila pada saat fleksi leher lutut ikut fleksi juga brudzinski I positif, brudzinski II : satu tungkai
lain diekstensikan pada persendian panggul, tungkai lain diekstensikan, positif bila tungkai
yang ekstensi ikut fleksi
E K G (neh gue nggak tau, disana masih pake yang jadul ato udah maju!!)
Pemasangan elektroda
Merah = lengan kanan
Kuning = lengan kiri
Hijau = tungkai kanan
Hitam = tungkai kiri
PEMBACAAN HASIL EKG
0 kotak kecil = 0,04 detik
laju QRS frekuensi 60 100 x mnt, kurang dari 60= bradikardi,
lebih dari 60 = takikardi
GELOMBANG NORMAL
Gelombang
Normalnya ya!
P
Tegak (+), di I,II, Av1, V2-6 dan terbalik di Av1, mungkin terbalik di III, Av1,v1
Q
q kecil di I, II, AVF, V4-6, durasi 0,03 detik tinggi R,ukuran bervariasi di AVR
= Q besar dengan durasi 0,4 detik di III, abnormal di AVF dan III ( harus diagnosa),
Q besar di AVL normal
SegmenQS
Semua negative kecuali di V1-2
R
Terbesar di I, V4-6
S
S dominant di V1-3, keciol dan progresif di V3-6,S mungkin ditemukan di I,II
T
Tegak di I,II, AVF, V2-6 terbalik di AVR, mungkin terbalik di III, AVL,V1
U
Tidak terlihat, sering terlihat terbalik di V2-4
GELOMBANG EKG PATOLOGI
HYPERTROPI ATRIUM KIRI = P lebar, tegak dan bertakik di V4-6
HYPERTROPI ATRIUM KANAN = P tinggi > 2,5 mm, runcing di II,III, AVF
HYPERTROPI VENTRIKEL KIRI = R(I) dan S(III) . 2,6 mm, R pada AVL > 11 mm, R
pada V1-5 > 52,6 mm, S pada V1+R pada V5 atau V6>3,5 mm, depresi ST, inverse 1, interval
QRS antara 0,1 0,12
HYPERTROPI VENTRIKEL KANAN = R tinggi di V1 > 5 mm,R:s pada V1>1mm,
depresi ST, T terbalik pasa V1-3
ISKEMIA MIOKARD = depresi ST . 1mm, horizontal dan menurun
INFARK MIOKARD = elevasi ST > 1mm, T besar dan tegak lurus, setelah 1-3 hari T
terbalik dan timbul Q yang abnormal yang menandakan infark transient, durasi Q
Anterior kealinan di sandapan V2-4
Inferior kealinan di AVF
Lateral kelainan pada I, V6
Posterior kelainan jika R yang tinggi, T tegak pada V1-2
PERIKARIDTIS = elevasi ST di semua sadapan kecuali AVR,AVL,V1,V2 dan T terbalik
HIPERKALEMIA = T tinggi ramping dan runcing, P hilang, QRS melebar, takikardi
ventrikel
HYPOKALEMIA = depresi ST, T rendah, U besar di V2-4, U:T rasio > 1,0 mm
HYPERKALSEMIA = interval Q-T memendek, T terdapat pada akhir QRS
HYPOKALSEMIA = ST,QT memanjang
NB: sulit memang, tapi, sebenarnya ini nggak perlu diapalin, tapi ada gambar yang lebih
mudah
mengenai EKG ini, sayang, gue di indo. Coba tanya bli gede ato rohmat, mereka tau kok!
Cairan Serebrospinal
Komposisi : jernih, tak berwarna, tak berbau, terdiri atas : Air, protein, O2, elektrolit, CO2,
glukosa, tekanan normal 60 180 H2O, diproduksi perhari 500 mL, cairan pada orang
dewasa yang
bersirkulasi 125 150 mL
SARAF KRANIAL
Saraf
Jenis ( S/M )
Fungsi
Olfaktorius
S
Membau
Optikus
S
Penglihatan
Okulomotoris
M
Pergerakan mata kedalam, keatas, elevasi alis, mata,
konstriksi pupil, konvergensi, reaksi bersamaan
Troklearis
M
Pergerakan mata bawah keluar
Trigeminus
M
Mengunyah, sensasi wajah
Abducens
S
kulit kepala dan gigi
Fasialis
M
Pergerakan lateral
Akustikus
S
Ekspresi wajah
Glosofaringeus S
Pengecapan (2/3) lidah anteriol, salivasi
Vagus
M
Pendengaran, keseimbangan
Asesorius
S
Salivasi, menelan
Hipoglosus
M
Sensasi tenggorokan, tonsil, pengecapan (1/3) lidahposterior
PEMBERIAN INFUS PADA NEONATUS
Rumus : jumlah cairan = kebutuhan cairan X BB
Kebutuhan cairan :
NaCl 3 % = 2-4 Meq/kg BB
KCL 3,75 % = 1-3 Meq/kg BB
BicNat 7,5 % = 2-4 Meq/kg BB
Dextrose jumlah selebihnya
Sediaan
NaCl = 1 Meq = 2 cc
KCL = 1 Meq = 2cc
Bicnat =1 Meq = 1cc
Pemberian Imunisasi Menurut Umur
Umur
Antigen
2 bulan
BCG, DPT 1, Polio 1
3 bulan
Hepatitis 1, DPT 2, Polio 2
4 bulan
Hepatitis 2, DPT 3, Polio 3
9 bulan
Hepatitis 3, Campak, Polio 4
KLASIFIKASI DEHIDRASI MENURUT MAURICE KINGS SCORE
Bagian yang diperiksa 0
1
2
KU
Sehat
gelisah/apatis
ngigau,koma,syok
Turgor
Normal
Turun
Sangat turun
Mata
Normal
Cekung
Sangat cekung
Nafas
20 30
30 40
40 60
Mulut
Normal
Kering
kering biru
Nadi
Kuat > 120
120 140
140

Jika mendapat nilai 0-2


: Dehidrasi ringan

Jika mendapat nilai 3-6


: Dehidrasi Sedang
Jika mendapat nilai 7-12

: Dehidrasi berat
DERAJAT GANGGUAN PENYAKIT JANTUNG
Grade I : tidak ada gejala ketika melakukan aktivitass biasa
Grade II : timbul gejala ketika melakukan gejala biasa
Grade III : timbul gejala saat melakukan aktivitas ringan
Grade IV : timbul gejala saat istirahat
Klasifikasi Refleks
4+ : sangat cepat, hiperaktif
3+ : agak cepat dari rata rata
2+ : normal / sesuai dengan rata rata
1+ : kurang dari normal, agak lambat
0 : tidak ada lambat
TAJAM PENGLIHATAN
6/6 : Bisa membaca dgn benar huruf pada snelen chart dan orang normal pun dapat
melakukannya
(pada jarak 6 m)
6/30 : Hanya bisa membaca huruf pada jarak 6 m sedangkan orang normal bisa membaca
pada
jarak 30 m
3/60 : Hanya bisa melihat dan menentukan jumlah jari dgn benar pada jarak 3 m sedangkan
orang
normal 300 m
1/300 : Hanya bisa merasakan sinar saja
0 : Buta total
MENGHITUNG DAERAH LUKA BAKAR
* Kepala dan leher 9 %
* Dada, perut, punggung dan bokong 4 x 9 %
* Ekstremitas atas 2 x 9 %
* Paha, betis dan kaki 4 x 9 %
* Perineum dan genital 1 %
DERAJAT LUKA BAKAR
Stadium I : pada epidermis ( sembuh 5 7 hari )
Stadium II : pada dermis ( sembuh 16 21 hari )
Stadium III : sudah mencapai subkutis
CARA MENGHITUNG BALANCE CAIRAN
* Rumus Balance = CM CK IWL
* Rumus IWL= (15 X BB X JAM KERJA) / 24 JAM
* Rumus IWL Kenaikan Suhu=
[(10% tiap 1 C X IWL normal] + IWL Normal

[sembunyikan]
V

Kelompok-kelompok obat utama

Saluran pencernaan (A) Antasid Antiemetik H2 antagonis Inhibitor pompa proton Laksatif (pencahar) An

Darah dan organ pembentuk darah (B) Antikoagulan Antiperdarahn Antitrombosit Trombolitik

Sistem kardiovaskular (C) Antiaritmik Antihipertensi Diuretik Vasodilator Antiangina Penyekat beta Inhib

Kulit (D) Emolien - Antipruritik (antigatal)

Sistem reproduksi (G) Kontrasepsi hormon Agen kesuburan Modulator reseptor estrogen selektif Hormon s

Sistem endokrin (H) Antidiabetes Kortikosteroid Hormon seks Hormon tiroid

Infeksi dan infestasi (J, P) Antibiotik Antivirus Vaksin Antijamur Antiprotozoa Antelmintik (obat cacing)
Penyakit ganas dan sistem kekebalan tubuh (L) Agen antikanker Imunostimulator Imunosupresan

Otot, tulang, dan sendi (M) Steorid anabolik Antiradang Antireumatik Kortikosteroid Pelemas otot

Otak and sistem saraf (N) Anestesia Analgesik Antikonvulsan (antikejang) Penstabil suasana hati Anksiolitik

Sistem pernafasan (R) Bronkodilator Dekongestan H1 antagonis

FARMAKOLOGI: SISTEM PERHITUNGAN DAN


PENGUKURAN OBAT
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Peran perawat dalam pemberian obat dan pengobatan telah berkembang dengan cepat dan
luas seiring dengan perkembangan pelayanan kesehatan. Perawat diharapkan terampil dan tepat
saat melakukan pemberian obat. Tugas perawat tidak sekedar memberikan pil untuk diminum
atau injeksi obat melalui pembuluh darah, namun juga mengobservasi respon klien terhadap
pemberian obat tersebut. Oleh karena itu, pengetahuan tentang manfaat dan efek samping obat
sangat penting untuk dimiliki perawat. Perawat memiliki peran yang utama dalam meningkatkan
dan mempertahankan dengan mendorong klien untuk proaktif jika membutuhkan pengobatan.
Dengan demikian, perawat membantu klien membangun pengertian yang benar dan jelas tentang
pengobatan, mengkonsultasikan setiap obat yang dipesankan, dan turut bertanggung jawab dalam
pengambilan keputusan tentang pengobatan bersama tenaga kesehatan lainnya.
Keberhasilan promosi kesehatan sangat tergantung pada cara pandang klien sebagai bagian
dari pelayanan kesehatan, yang juga bertanggung jawab terhadap menetapkan pilihan perawatan
dan pengobatan, baik itu berbentuk obat alternative, diresepkan oleh dokter, atau obat bebas
tanpa resep dokter. Sehingga, tenaga kesehatan terutama perawat harus dapat membagi
pengetahuan tentang obat-obatan sesuai dengan kebutuhan klien.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mahasiswa mampu memahami cara menghitung dan mengukur dosis obat


2. Tujuan Khusus

a. Mahasiswa mampu menghitung dan mengukur dosis obat


b. Mahasiswa mengetahui perhitungan larutan
c. Mahasiswa mampu menghitung dosis anak
d. Mahasiswa mengetahui macam-macam dosis obat

BAB II
PEMBAHASAN

A. Sistem Penghitungan Berat dan Volume Obat


Penghitungan adalah pedoman untuk menentukan besarnya suatu nilai/hasil
Pengukuran adalah penentuan besaran, dimensi, atau kapasitas, biasanya terhadap suatu standar
atau satuan pengukuran.

1. Sistem metrik
Sistem desimal berdasar kelipatan 10. Unit dasar dari pengukuran adalah gram (g, gm, G, Gm)
untuk berat; liter (l,L) untuk volume; dan meter (m, M) untuk pengukuran linera atau panjang.
Unit metrik yang paling sering dipakai dalam penulisan obat adalah:
1 g = 1000 mg
1 L = 1000 mL
1 mg= 1000 (mkg)
Untuk dapat mengkonversi suatu jumlah, satu dari nilai-nilai harus diketahui, seperti gram atau
miligram, liter atau mililiter, dan miligram atau mikrogram. Gram, liter, dan meter adalah unit
yang lebih besar; miligram, mililiter, dan milimeter adalah unit yang lebih kecil.

2. Sitem farmasi

Menggunakan angka romawi dan tidak memakai angka arab untuk menyatakan jumlah, dan
angka romawi diletakkan setelah simbol singkatan untuk unit pengukuran. Angka romawi
dituliskan dengan huruf kecil, contohnya grx berarti 10 grains. dalam sistem farmasi, unit berat
adalah grain (gr) dan unit volume cairan adalah ounce (fluidounce), dram (fluidram) dan
minim(min).

3. Sistem rumah tangga

Pengukuran tidak setepat sistem metrik atau farmasi, pengukuran bersifat kira-kira. Satu sendok
teh (t) dianggap ekuivalen dengan 5 mL menurut USP resmi. Ingat bahwa mililiter (mL) adalah
sama dengan cc (centimeter cubik). 3 sendok teh setara dengan 1 sendok makan.

B. Penghitungan Larutan
Suatu massa zat padat yang larut dalam suatu volume cairan lain yang diketahui (g/mL, g/L,
mg/mL). Larutan 10% = 10 g zat padat yang dilarutkan dalam 100 mL larutan. Larutan 1 : 1000
= larutan yang mengandung 1 g zat padat dlm 1000 mL cairan / 1 ml cairan dalam 1000 mL
cairan lain.

C. Penghitungan Dosis Anak


Pemberian dosis obat pada anak memerlukan suatu pertimbangan yang seksama terhadap
perbedaan antara anak dan orang dewasa sehubungan dengan farmakokinetika dan farmakologi
obat. Seorang anak selalu mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan dan dalam proses
ini selalu akan terjadi perubahan-perubahan dari waktu ke waktu. Selama masih dalam proses
tumbuh dan kembang, fungsi organ dan keadaan seorang anak juga berkembang. Perbedaan
komposisi tubuh dan kesempurnaan pertumbuhan hati dan fungsi ginjal merupakan sumber
perbedaan yang potensial dalam farmakokinetika yang berhubungan dengan umur. Masalah
pemakaian obat pada anak meliputi penentuan jenis obat, dosis, frekuensi, lama dan cara
pemberian.
Penentuan dosis pada anak harus selalu individual. Dosis mengacu pada buku standar pediatri
atau pedoman terapi, selain itu dapat juga melihat acuan pada kemasan yang ada pada obat
tersebut. Jika tidak ditemukan informasi dosisnya, dapat dilakukan perhitungan dosis
berdasarkan umur, berat badan, dan luas permukaan tubuh.
1. BERDASARKAN UMUR
Rumus AUGSBERGER
Untuk 2-12 bulan: (m+13)% dari D
Untuk 1-11 tahun: (4n+ 20)% dari D
Untuk 12-16 tahun : (5n+10)% dari D
m = usia(bulan); n = usia(tahun)
2. Berdasarkan berat badan (formula Clark)
Dosis anak = dosis dewasa x (berat badan(kg)/ 70 kg)
(ex: dosis dewasa:2 sdt,BB anak 35kg, maka 2 x (35/70) = 2 x 0.5 = 1 sdt)
3. Rumus DILLING : n/20 x dosis maksimal dewasa, dimana n adalah umur dari anak 8 tahun
kebawah. (ex: umur anak 5 tahun, dosis dewasa : 2 sdt maka = 5/20 x 2 = 0.5 sdt)
4. Berdasarkan luas permukaan tubuh
Dosis anak = dosis dewasa x (luas permukaan tubuh(m2)/1,73)
Pada saat ini dianggap yang paling tepat karena ketimpangan antara dosis anak dan dosis dewasa
lebih kecil..
5. Perhitungan dosis menurut formula Pincus Catzell persentase dari dosis dewasa, yaitu :
bayi baru lahir 12%
1-12 bulan 15-25 %
1-5 tahun 25-40 %
5-12 tahun 50-75%
cara ini sangat praktis, tetapi kelemahannya sama seperti pada yang berdasarkan umur.
Untuk pemilihan obat pada anak perlu diperhatikan dalam

a. Hindari pemberian anak obat-obatan yang diperuntukkan bagi orang dewasa meskipun
dengan dosis kecil
b. Hindari pemberian obat dari resep dokter yang diberikan pada orang lain dan buka atas
nama anak

c. Memberikan obat khusus yang ditujukan hanya untuk anak dengan kondisi yang khusus
pula

d. Untuk pemberian antibiotik pada anak harus tepat dosis dan durasinya. Orang tua diberi
penjelasan pentingnya melanjutkan pengobatan sesuai dengan waktu yang ditentukan
dalam resep meskipun anak tampak sembuh.

Dalam pembarian obat pada anak , sedian obat yang banyak disedian untuk anak dibuat dalam
bentuk elitsir atau suspensi. Jika obat yang tersedia untuk anak dalam bentuk tablet sebaikya
dihaluskan atau digerus terbi dahulu karena tablet yang dikunyah akan membuat anak tersedak,
obat tertelan dan membuat tenggorokannya tersumbat. Jika obat diberikan melalui injeksi
sebaiknya dilakukan di paha depan atau lengan atas jangan di pantat karena pada anak otot
gluteusnya masih kecil dan di pantat terdapat syaraf yang menginervasi ekstermitas bawah yang
dapat terjadi kelumpuhan jka terjadi salah suntik. Sedangkan unuk waktu pemberian obat pada
anak disesuaikan dengan dosis yang dintruksikan dokter. Orang tua anak juga harus diberitahu
apakah harus membangunkan anak atau tidak untuk dosis setiap 6 jam pagi, siang dan malam.
Untuk pemberian antibiotik pada anak harus tepat dosis dan durasinya. Orang tua diberi
penjelasan pentingnya melanjutkan pengobatan sesuai dengan waktu yang ditentukan dalam
resep meskipun anak tampak sembuh.
Setelah selesai pemberian obat perawat harus mengevaluasi terapi obat yang telah diberikan yang
meliputi:
1. Memantau kondisi umum dan tanda-tanda vital anak setelah selesai pemberian obat
2. Perawat harus memantau secara ketat terhadap efek samping obat-obatan pada anak karena
fungsi ginjal dan hati yang belum matang
3. Lebih memperhatikan obat-obat yang proses metabolismenya denagn oksidasi dan hidrolisa
karena waktu paruh penek sehingga cepat dimetabolisme dibandingkan dengan orang dewasa
seperti barbital, fenitoin dan teofilin
4. Untuk anak-anak dengan penyakit kronis, farmasetika, farmakokinetik dan farmakodinamik
harus dipantau dan memperhatikan tumbuh kembang anak.

D. Macam-Macam Dosis
1. Dosis Terapi : dosis yang diberikan dalam keadaan biasa dan dapat menyembuhkan si sakit
2. Dosis Maksimum : Dosis yang terbesar yang dapat diberikan kepada orang dewasa untuk
pemakaian sekali dan sehari tanpa membahayakan.
3. Dosis Toxic : Obat yang tergolong racun ada kemungkinan terjadi keracunan.
4. Dosis Lethal : Dosis toksik yang sampai mengakibatkan kematian (Joenoes, 2004).
5. Inithial Dose atau Loading dose: Dosis obat untuk memulai terapi sehingga dapat mencapai
konsentrasi terapeutik dalam tubuh yang menghasilkan efek klinis.
6. Loading dose : dosis tinggi ketika obat diberikan pada awal terapi pengobatan sebelum
dilanjutkan ke terapi dosis yang lebih rendah
7. Maintenance Dose : Dosis untuk memelihara dan mempertahankan efek klinik atau konsentrasi
terapeutik obat yang sesuai dengan dosis regimen.

E. Penghitungan Dosis Obat


Perawat dapat menggunakan rumus sederhana dalam banyak tipe kalkulasi dosis. Rumus berikut
dapat digunakan ketika perawat mempersiapkan obat dalam benuk padat atau cair :
Dosis yang diprogramkan x Jumlah yang tersedia= Jumlah yang diberikan
Dosis yang tersedia

Dosis yang diprogramkan adalah jumlah obat murni yang diresepkan dokter untuk seorang
klien. Dosis yang tersedia adalah berat atau volume obat yang tersedia dalam satuan yang di
suplay oleh farmasi. Jumlah yang tersedia adalah satuan dasar atau jumlah obat yang
mengandung dosis yang tersedia. Jumlah yang akan diberikan selalu ditulis dalam satuan yang
sama dengan satuan jumlah yang tersedia
Contoh : dokter mengintruksikan kilen diberi versed 2,5 mg IM, berarti dosis yang di
programkan adalah 2,5 mg. Obat tersedia dalam ampul yang mengandung 5 mg / 1 ml, berarti
dosis yang tersedia adalah 5 mg dalam sediaan 1 ml. Rumus diaplikasikan sebagai berikut :
2,5 mg x 1 ml = volume yang diberikan dalam mili liter
5 mg
Untuk menyederhanakan pecahan, bagi pembilang dan penyebut dengan 2,5 :
x 1 ml = 0,5 ml untuk diberikan.
Obat cair sering kali tersedia dalam volume lebih dari 1 ml. Pada situasi ini, rumus tetap dapat
digunakan. Contoh, instruksi obat adalah suspensi eritromisin 250 mg PO. Farmasi
memberikan botol berukuran 100 ml dan pada label tertera, 5 ml mengandung 125 mg
eritromisin.
250 mg x 5 ml = volume yang akan diberikan
125 mg
Pecahan 250/125 setara dengan 2. Dengan demikian : 2 x 5 ml = 10 ml untuk diberikan.
Apabila perawat mengkalkulasi berdasarkan 100 ml yang tersedia, kesalahan berikut akan terjadi
:
250 mg x 100 ml = 200 ml yang akan diberikan
125 mg
Berdasarkan kalkulasi ini klien akan menerima dosis 20x lebih besar dari yang diinginkan.
Perawat harus selalu memeriksa kembali kalkulasi tersebut atau mengeceknya bersama
profesional lain, jika jawaban tampak tidak masuk akal

DOSIS PEDIATRIK
Menghitung dosis obat seorang anak memerlukan perhatian khusus. Pada kebanyakan kasus
dokter menghitung dosis yang aman untuk anak sebelum memerogramkan obat. Namun perawat
harus mengetahui rumus yang digunakan untuk menghitung dosis pediatrik dan memeriksa
kembali semua dosis sebelum obat diberikan. Kebanyakan referensi obat memuat daftar rentang
normal obat pediatrik. Metode penghitungan obat pediatrik yang paling akurat didasarkan pada
area permukaan tubuh. Area permukaan tubuh diperkirakan berdasarkan berat tubuh. Nomogram
standar atau grafik menggambarkan area permukaan tubuh berdasarkan berat badan dan usia
rata-rata. Rumus tersebut merupakan rasio area ppermukaan tubuh anak dibdandingkan dengan
area permukaan tubuh rata-rata orang dewasa ( 1,7 m persegi atau 1,7 m ).

Dosis anak = area permukaan tubuh anak x dosis dewasa normal


1,7 m persegi

Contoh, seorang dokter memprogramkan ampicilin untuk seorang anak dengan berat 12kg, tetapi
dosis tunggal normal dewasa adalah 250mg. Grafik numogram menunjukan bahwa seorang anak
dengan berat 12 kg memiliki permukaan tubuh seluas 0,54 m.
Dosis Anak = 0,54 x 250 mg
1,7
Satuan m dihapus dan dapat diabaikan.
Dosis anak = 0,54 x 250 mg
1,7
Dosis anak = 0,3 x 250 mg = 75 mg
Jika sudah diketahui dosis setiap Kg Bbnya, misalnya, dosis parasetamol 5-10 mg/kg BB maka
dosis untuk anak dengan BB 10 kg adalah 5-100 mg.

F. Prinsip 6 BENAR
Ada 6 persyaratan sebelum pemberian obat yaitu dengan prinsip 6 benar :
1. Benar Obat
Sebelum mempersipakan obat ketempatnya bidan harus memperhatikan kebenaran obat
sebanyak 3 kali yaitu ketika memindahkan obat dari tempat penyimpanan obat, saat obat
diprogramkan, dan saat mengembalikan ketempat penyimpanan.
2. Benar Dosis
Untuk menghindari kesalahan pemberian obat, maka penentuan dosis harusdiperhatikan dengan
menggunakan alat standar seperti obat cair harus dilengkapi alat tetes, gelas ukur, spuit atau
sendok khusus, alat untuk membelah tablet dan lain-lain sehingga perhitungan obat benar untuk
diberikan kepaad pasien.
3. Benar pasien
Obat yang akan diberikan hendaknya benar pada pasien yang diprogramkan dengan cara
mengidentifikasi kebenaran obat dengan mencocokkan nama, nomor register, alamat dan
program pengobatan pada pasien.
4. Benar cara pemberian obat
Ketika sebuah intruksi obat tidak menerangkan rute pemberian obat, perawat
mengkonsultasikannya kepada dokter. Demikian juga bila rute pemberian obat bukan cara yang
direkomendasikan, perawat harus segera mengingatkan dokter.
Saat melakukan injeksi, rute yang benar sangat penting. juga sangat penting untuk menyiapkan
injeksi hanya dari preparat yang ditetapkan untuk penggunaan parenteral. Menginjeksi cairan
yang dirancang untuk penggunaan oral dapat menimbulkan komplikasi, misalnya abses steril
atau efek sistemik yang fatal. Perusahaan obat memberi label hanya untuk injeksi pada obat-
obatan parenteral.
5. Benar waktu
Pemberian obat harus benar-benar sesuai dengna waktu yang dprogramkan , karena berhubungan
dengan kerja obat yang dapat menimbulkan efek terapi dari obat.
6. Benar pendokumentasian

G. Cara mencegah kesalahan pemberian obat :


Baca label obat dengan teliti karena banyak produk obat tersedia dalam kotak, warna dan bentuk yang
sama
Pertanyakan pemberian banyak tablet atau vial untuk dosis tunggal
Waspadai obat-obatan yang bernama sama
Cermati angka dibelakang koma
Pertanyakan peningkatan dosis yang tiba-tiba berlebih
Ketika suatu obat baru atau obat yang tidak lazim diprogramkan, konsultasikan kepada sumbernya
Jangan beri obat yang diprogramkan dengan nama pendek atau singkatan tidak resmi
Jangan berupaya menguraikan dan mengartikan tulisan yang tidak dapat dibaca
Kenali klien yang memiliki nama akhir sama. Juga minta klien menyebutkan nama lengkapnya. Cermati
nama yang tertera pada tanda pengenal.
Cermati equivalen (contoh : dibaca miligram, padahal mililiter)

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pemberian obat yang aman dan akurat merupakan salah satu tugas terpenting perawat. Obat
adalah alat utama terapi yang digunakan dokter untuk mengobati klien yang memiliki masalah
ksehatan. Walaupun obat menguntungkan klien dalam banyak hal, beberapa obat dapat
menimbulkan efek samping yang serius atau berpotensi menimbulkan efek yang berbahaya bila
tidak tepat diberikan. Perawat bertanggung jawab memahami kerja obat dan efek samping yang
ditimbulkkan, memberikan obat dengan tepat, memantau respon klien, dan membantu klien
menggunakannnya dengan benar serta berdasarkan pengetahuan.
Perawat merupakan tenaga kesehatan yang paling tepat untuk memberikan obat dan
meluangkan sebagian besar bersama klien. Hal ini membuat perawat berada pada posisi yang
ideal untuk memantau respon klien terhadap pengobatan,memberikan pendidikan untuk klien
dan keluarga tentang pengobatan dan menginformasikan dokter kapan obat efektif,tidak
efektif,atau tidak lagi dibutuhkan. Perawat bukan sekedar memberikan obat kepada
klien.Perawat harus menentukan apakah seorang klien harus menerima obat pada waktunya dan
mengkaji kemampuan klien untuk menggunakan obat secara mandiri.Perawat menggunakan
proses keperawatan untuk mengintegrasi terapi obat ke dalam perawatan.
B. Saran
Dalam memberikan dosis obat yang tepat dan juga akurat. Dibutuhkan kemampuan untuk
mengetahui dan menerapkan rumus perhitungan dosis. Jadi, kita sebagai perawat yang
professional harus mampu menguasai tentang dosis obat.

DAFTAR PUSTAKA

Kee, Joyce L. 1996. Farmakologi : Pendekatan Proses Keperawatan. Jakarta: EGC

http://akpergatsoe.blogspot.com/2012/01/sistem-penghitungan-dan-pengukuran-obat.html diakse
s pada 13 November 2012 08:00

http://medindra.wordpress.com/2011/04/15/rute-pemberian-obat/ diakses pada 13 November


2012 08:00

http://zianarmie.wordpress.com/2011/02/09/pemberian-obat/ diakses pada 13 November 2012


08:00

You might also like