Professional Documents
Culture Documents
Bismillah,,,,
Kali ni saya akan berbagi tentang cara menghitung dopamin dan cara menghitung
dobutamin, itung-itung berbagi pengalaman dulu waktu awal-awal jaga di ICU. Bagi yang
awam dengan obat-obat ini pasti akan bingung bagaimana cara menghitung dosis
pemberiannya, berapa ml yang harus dimasukan, karena dokter biasanya hanya memberi
advice "dopamin masuk 5mcg (micro gram)/ jam" atau dosis lain, sedangkan kita tidak
tahu bagaimana mengkonfersikan satuan "mcg" menjadi "ml".
Baik tak perlu lama-lama, sebelum mulai menghitung pertama-tama kita harus tahu
rumusnya,
contoh : berat badan pasien 60 kg, kemudian dokter memberi advice:1ampul dopamin
masuk 5 mcg/jam, (dokter terkadang hanya memberikan advice sprt itu, untuk
pengenceranya tinggal pilih dengan spuit 50cc atau 20cc, tetapi biasanya sering pakai
50cc).
jawab:
diketahui: a. dalam 1 ampul dopamin bervolume 10ml, dengan dosis 20mg/ml. jadi
dalam 1ampul/ 10 ml dopamin mempunyai dosis 200mg
b. 1mg = 1000mcg jadi
c. spuit 50cc
d. bb pasien : 60kg
rumus : dosis x bb x 60mnt
dosis mcg dlm spuit
RUMUS DOBUTAMIN
DOBUTAMIN
kandungan dalam 1 amp = 5 cc = 250 mg
bila 1 mg = 1000 microgram
maka dalam 1 amp dobutamin 250 mg = 250.000 microgram.
PERHITUNGAN DOSIS
RUMUS PERHITUNGAN DOPAMIN
Dopamin ;1 ampul = 10 cc, 1 ampul = 200 mg , 1 mg = 1000 mikrogram
Rumus factor pengencer = 200.000 = 4000
50cc
Rumus : Dosis x BB x jam (menit ) = hasil
4000
Atau rumus langsung : Dosis x BB 60 x 50 = hasil
200.000
RUMUS PERHITUNGAN DOBUTAMIN
Dobutamin ; 1 ampul = 5 cc , 1 ampul = 250 mg , 1 mg = 1000 mikrogram
250 mg = 250.000 mikrogram
rumus factor pengencer = 250.000 = 5000
50cc
Rumus : Dosis x BB x jam (menit ) = hasil
5000
Atau rumus langsung : Dosis x BB x 60 x 50 = hasil
250.000
Rumus diatas digunakan untuk pemberian dopamine dan dobutamin dengan menggunakan syringe pump.
Rumus pemberian Dopamin dan Dobutamin dalam kolf / drip
Rumus = 200.000 = 400
500
= Dosis x BB x jam ( menit )
400
= hasil sesuai makro drip / mikrodrip
RUMUS PERHITUNGAN NITROCYNE
1 ampul = 10 cc , 1 cc = 1 mg, 1 ampul = 10 mg
Dosis yang digunakan dalam cc ( microgram ) jadi 1 ampul = 10.000 mikrogram
Rumus : Dosis x 60 x pengencer = hasil
10.000
RUMUS PERHITUNGAN ISOKET
1 ampul = 10 cc , 1 ampul = 10 mg , 1mg = 1cc
Isoket atau Cedocard diberikan sesuai dosis yang diberikan oleh dokter.
b.Biasanya Rumus menghitung obat ini di gunakan di ruang ICU (intensive care unit) atau IGD. Obat-
obatan yang digunakan biasanya untuk resusitasi pasien atau menjaga kestabilan Tanda-Tanda Vital.
BACA JUGA menghitung obat (Agar lebih memahami konsep dibawah ini)
Rumus Umum
Komponen Rumus:
1.Dosis Obat yang di Order : Merupakan dosis obat yg diminta atau dinginkan (Desire) atau yg
diintruksikan oleh dokter untuk diberikan pada pasien. Satuannya gram (g), miligram (mg), atau
mikrogram (mcg). Atau juga dalam satuan unit (U) atau mEq (miliequivalen).
2.Berat Badan : Jumlah dosis obat ada yang bergantung kepada masa berat
badan pasien. Satuanya adalah Kilogram (Kg) atau ditulis Kilogram Berat Badan (KgBB). Semakin berat
masa tubuh seseorang (Berat Badan) semakin tinggi dosis yang diterima. Semakin luas permukaan
tubuh seseorang akan semakin berat masa tubuhnya.
3. Dosis Obat yang tersedia : Kandungan dosis obat dalam kemasan atau yang dibuat pabrik (yang
tersedia). Misalnya X mg/tablet, y mg/ml, Z u/ml, dll.
6. Jumlah yang ingin diketahui: bisa ml atau cc, atau ml/jam, dll
Langkah 1: Ketika kita akan mulai pemberian obat pada pasien. setelah intruksi jelas diterima. Langkah
awal kita encerkan kosentasi Obat dulu.
HEPARIN
- Nama & Struktur Kimia : Heparinum
- Sifat Fisikokimia : Serbuk higroskopik, amorf, berwarna putih atau pucat. Larut dalam 20 bagian air.
- Keterangan : Larutan 1% dalam air mempunyai pH : 5.5 - 8.0
Nama Dagang
Hico
Inviclot
Thrombogel (Thrombogel)
Heparin Sodium B Braun
Bentuk Sediaan
Injeksi IV, Jelly (Sediaan Kombinasi untuk Pengobatan Topikal)
Indikasi
Profilaksis dan terapi pada disorder tromboembolik.
Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian
Untuk terapi tromboembolism vena : dosis yang diberikan melalui i.v : 5000 - 10000 unit diikuti dengan
infus i.v kontinyu, 1000-2000 unit/jam atau injeksi sub kutan 15000 unit setiap 12 jam.
Untuk profilaksis tromboembolism vena post operasi : 5000 unit, diberikan secara sub kutan, 2 jam
sebelum operasi, kemudian setiap 8-12 jam selama 7 hari sampai pasien keluar dari rumah sakit.
Dosis yang sama diberikan untuk mencegah tromboembolism pada wanita hamil pada wanita dengan
riwayat trombosis vena atau embolism paru-paru, dosis mungkin ditingkatkan menjadi 10000 unit setiap
12 jam setelah trimester ke tiga.
Untuk penanganan angina tidak stabil atau embolism arterial periferm heparin diberikan melalui infus i.v
kontinyu dengan dosis yang sama dengan dosis rekomendasi untuk terapi tromboembolism.
Dosis untuk pencegahan oklusi arteri koroner setelah terapi infark miokardiak adalah 5000 unit diberikan
secara i.v diikuti 1000 unit/jam; dosis 12500 unit, sub kutan setiap 12 jam selama 10 hari untuk
mencegah terjadinya trombosis.
Farmakologi
Bereaksi dengan thromboplastin dan membentuk persenyawaan komplek antithromboplastin yang
menghalangi terbentuknya thrombin dari prothrombin.
Onset kerja antikoagulasi : melalui rute i.v , sub kutan : ~20-30 menit.
Absorpsi : oral, rektal, diabsorpsi baik malalui semua rute pemberian.
Distribusi : tidak melalui plasenta, tidak didistribusikan ke dalam air susu.
Metabolisme : melalui hati, mungkin mengalami metabolisme sebagian pada sistem retikuloendoethelial.
T eliminasi ; rata-rata 1.5 jam, rentang 1-2 jam, dipengaruhi oleh obesitas, fungsi ginjal, fungsi hati,
adanya tumor, embolism pulmonari, dan infeksi.
Ekskresi : melalui urin (jumlah kecil dalam bentuk obat tidak berubah).
Stabilitas Penyimpanan
Heparin harus disimpan dalam suhu kamar dan dihindari dari penyimpanan beku dan suhu >40C.
Kontraindikasi
Hipersensitifitas terhadap heparin atau komponen lain dalam sediaan. Semua gangguan perdarahan atau
risiko perdarahan : gangguan koagulasi, hemofilia, trombositopenia, penyakit hati berat, ulkus peptikum,
perdarahan intrakranial, aneurisma serebral, karsinoma visceral, abortus, retinopati perdarahan
hemoroid, tuberculosis aktif, endokarditis.
Efek Samping
Sakit dada, vasospasmus, syok hemoragi, demam, sakit kepala, kedinginan,urtikaria, alopesia,
dysesthesia pedis, purpura, ekzema, nekrosis kutan, plak erithemathosus, hiperkalemia, hiperlipidemia,
mual, muntah, konstipasi, hemorage, ditemukan darah pada urin, epistaksis, hemoragi adrenal, hemoragi
retriperitonial, trombositopenia, peningkatan enzim SGOT, SGPT, ulserasi, nekrosis kutan yang
disebabkan oleh injeksi sub kutan, neuropati perifer, osteoporosis, konjungtivitis, hemoptisis, hemoragi
pulmonari, asma, artritis, rinitis, bronkospasma, reaksi alergi, reaksi anafilaktik.
Interaksi
- Dengan Obat Lain :
Risiko pendarahan berhubungan dengan heparin dapat ditingkatkan dengan antikoagulan oral (warfarin),
trombolitik, dekstran dan obat yang mempengaruhi fungsi platelet (misalnya aspirin, obat antiinflamasi
non steroid, dipiridamo, tiklopidin, klopidogrel, antagonis IIb/IIIa.Namun heparin masih digunakan
bersamaan dengan terapi trombolitik atau pada awal terapi dengan warfarin untuk memastikan efek
antikoagulan dan melindungi kemungkinan hiperkoagulasi transien. Nitrogliserin iv mungkin menurunkan
efek antikoagulan heparin.
- Dengan Makanan : Hindari cat's claw, dong quai, teh hijau, bawang putih,ginkgo karena akan
menambah aktivitas antiplatelet.
Pengaruh
- Terhadap Kehamilan : Faktor resiko : C
- Terhadap Anak-anak : -
- Terhadap Hasil Laboratorium : Meningkatkan tiroksin (S), meningkatkan prothrombin time (PT),
meningkatkan activated partial thromboplastin time (aPPT)
Parameter Monitoring
Jumlah platelet, hemoglobin, hematokrit, tanda-tanda pendarahan
Mekanisme Aksi
Meningkatkan efek antitrombin III dan menginaktivasi trombin (demikian juga dengan faktor koagulan IX,
X, XI, XII dan plasmin) dan mencegah konversi fibrinogen menjadi fibrin : heparin juga menstimulasi
pembebasan lipase lipoprotein (lipase lipoprotein menghidrolisis trigliserida menjadi gliserol dan asam
lemak bebas).
Peringatan
1.Tempat suntikan : di dinding perut atau beberapa tempat daerah iliaka, gunakan jarum sangat halus,
semprit tuberkulin dan lakukan penekanan selama 5 menit untuk mengurangi kemungkinan perdarahan.
2. Hati-hati agar heparin jangan tertinggal pada tempat suntikan. Cara pemberian ini tidak menimbulkan
perdarahan spontan, tidak diperlukan pemantauan (monitoring) efek antikoagulan.
3. Harus hati-hati pada penderita dengan riwayat alergi, harus dilakukan tes pendahuluan dengan dosis
tidak melebihi 100 IU.
4. Jangan suntik intramuskulus, berisiko iritasi, pendarahan lokal dan hematoma, sedang absorpsi tidak
dapat diandalkan. Pemberian intravena hanya boleh dilakukan bila tersedia alat pemantau efek
antikoagulan.
5. Harus dilakukan pemeriksaan masa pembekuan darah dan jumlah trombosit.
6. Ada resiko perdarahan spontan selama pengobatan pada usia lanjut, penderita insufisiensi ginjal,
jantung.
7. Hindarkan obat berisiko ulkus lambung, menurunkan perlekatan trombosit (adhesiveness).
8. Hentikan heparin bila pada minggu kedua jumlah trombosit menurun diakibatkan peningkatan
fibrinogenesis intravaskular.
: Dehidrasi berat
DERAJAT GANGGUAN PENYAKIT JANTUNG
Grade I : tidak ada gejala ketika melakukan aktivitass biasa
Grade II : timbul gejala ketika melakukan gejala biasa
Grade III : timbul gejala saat melakukan aktivitas ringan
Grade IV : timbul gejala saat istirahat
Klasifikasi Refleks
4+ : sangat cepat, hiperaktif
3+ : agak cepat dari rata rata
2+ : normal / sesuai dengan rata rata
1+ : kurang dari normal, agak lambat
0 : tidak ada lambat
TAJAM PENGLIHATAN
6/6 : Bisa membaca dgn benar huruf pada snelen chart dan orang normal pun dapat
melakukannya
(pada jarak 6 m)
6/30 : Hanya bisa membaca huruf pada jarak 6 m sedangkan orang normal bisa membaca
pada
jarak 30 m
3/60 : Hanya bisa melihat dan menentukan jumlah jari dgn benar pada jarak 3 m sedangkan
orang
normal 300 m
1/300 : Hanya bisa merasakan sinar saja
0 : Buta total
MENGHITUNG DAERAH LUKA BAKAR
* Kepala dan leher 9 %
* Dada, perut, punggung dan bokong 4 x 9 %
* Ekstremitas atas 2 x 9 %
* Paha, betis dan kaki 4 x 9 %
* Perineum dan genital 1 %
DERAJAT LUKA BAKAR
Stadium I : pada epidermis ( sembuh 5 7 hari )
Stadium II : pada dermis ( sembuh 16 21 hari )
Stadium III : sudah mencapai subkutis
CARA MENGHITUNG BALANCE CAIRAN
* Rumus Balance = CM CK IWL
* Rumus IWL= (15 X BB X JAM KERJA) / 24 JAM
* Rumus IWL Kenaikan Suhu=
[(10% tiap 1 C X IWL normal] + IWL Normal
[sembunyikan]
V
Saluran pencernaan (A) Antasid Antiemetik H2 antagonis Inhibitor pompa proton Laksatif (pencahar) An
Darah dan organ pembentuk darah (B) Antikoagulan Antiperdarahn Antitrombosit Trombolitik
Sistem kardiovaskular (C) Antiaritmik Antihipertensi Diuretik Vasodilator Antiangina Penyekat beta Inhib
Sistem reproduksi (G) Kontrasepsi hormon Agen kesuburan Modulator reseptor estrogen selektif Hormon s
Infeksi dan infestasi (J, P) Antibiotik Antivirus Vaksin Antijamur Antiprotozoa Antelmintik (obat cacing)
Penyakit ganas dan sistem kekebalan tubuh (L) Agen antikanker Imunostimulator Imunosupresan
Otot, tulang, dan sendi (M) Steorid anabolik Antiradang Antireumatik Kortikosteroid Pelemas otot
Otak and sistem saraf (N) Anestesia Analgesik Antikonvulsan (antikejang) Penstabil suasana hati Anksiolitik
A. Latar Belakang
Peran perawat dalam pemberian obat dan pengobatan telah berkembang dengan cepat dan
luas seiring dengan perkembangan pelayanan kesehatan. Perawat diharapkan terampil dan tepat
saat melakukan pemberian obat. Tugas perawat tidak sekedar memberikan pil untuk diminum
atau injeksi obat melalui pembuluh darah, namun juga mengobservasi respon klien terhadap
pemberian obat tersebut. Oleh karena itu, pengetahuan tentang manfaat dan efek samping obat
sangat penting untuk dimiliki perawat. Perawat memiliki peran yang utama dalam meningkatkan
dan mempertahankan dengan mendorong klien untuk proaktif jika membutuhkan pengobatan.
Dengan demikian, perawat membantu klien membangun pengertian yang benar dan jelas tentang
pengobatan, mengkonsultasikan setiap obat yang dipesankan, dan turut bertanggung jawab dalam
pengambilan keputusan tentang pengobatan bersama tenaga kesehatan lainnya.
Keberhasilan promosi kesehatan sangat tergantung pada cara pandang klien sebagai bagian
dari pelayanan kesehatan, yang juga bertanggung jawab terhadap menetapkan pilihan perawatan
dan pengobatan, baik itu berbentuk obat alternative, diresepkan oleh dokter, atau obat bebas
tanpa resep dokter. Sehingga, tenaga kesehatan terutama perawat harus dapat membagi
pengetahuan tentang obat-obatan sesuai dengan kebutuhan klien.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
BAB II
PEMBAHASAN
1. Sistem metrik
Sistem desimal berdasar kelipatan 10. Unit dasar dari pengukuran adalah gram (g, gm, G, Gm)
untuk berat; liter (l,L) untuk volume; dan meter (m, M) untuk pengukuran linera atau panjang.
Unit metrik yang paling sering dipakai dalam penulisan obat adalah:
1 g = 1000 mg
1 L = 1000 mL
1 mg= 1000 (mkg)
Untuk dapat mengkonversi suatu jumlah, satu dari nilai-nilai harus diketahui, seperti gram atau
miligram, liter atau mililiter, dan miligram atau mikrogram. Gram, liter, dan meter adalah unit
yang lebih besar; miligram, mililiter, dan milimeter adalah unit yang lebih kecil.
2. Sitem farmasi
Menggunakan angka romawi dan tidak memakai angka arab untuk menyatakan jumlah, dan
angka romawi diletakkan setelah simbol singkatan untuk unit pengukuran. Angka romawi
dituliskan dengan huruf kecil, contohnya grx berarti 10 grains. dalam sistem farmasi, unit berat
adalah grain (gr) dan unit volume cairan adalah ounce (fluidounce), dram (fluidram) dan
minim(min).
Pengukuran tidak setepat sistem metrik atau farmasi, pengukuran bersifat kira-kira. Satu sendok
teh (t) dianggap ekuivalen dengan 5 mL menurut USP resmi. Ingat bahwa mililiter (mL) adalah
sama dengan cc (centimeter cubik). 3 sendok teh setara dengan 1 sendok makan.
B. Penghitungan Larutan
Suatu massa zat padat yang larut dalam suatu volume cairan lain yang diketahui (g/mL, g/L,
mg/mL). Larutan 10% = 10 g zat padat yang dilarutkan dalam 100 mL larutan. Larutan 1 : 1000
= larutan yang mengandung 1 g zat padat dlm 1000 mL cairan / 1 ml cairan dalam 1000 mL
cairan lain.
a. Hindari pemberian anak obat-obatan yang diperuntukkan bagi orang dewasa meskipun
dengan dosis kecil
b. Hindari pemberian obat dari resep dokter yang diberikan pada orang lain dan buka atas
nama anak
c. Memberikan obat khusus yang ditujukan hanya untuk anak dengan kondisi yang khusus
pula
d. Untuk pemberian antibiotik pada anak harus tepat dosis dan durasinya. Orang tua diberi
penjelasan pentingnya melanjutkan pengobatan sesuai dengan waktu yang ditentukan
dalam resep meskipun anak tampak sembuh.
Dalam pembarian obat pada anak , sedian obat yang banyak disedian untuk anak dibuat dalam
bentuk elitsir atau suspensi. Jika obat yang tersedia untuk anak dalam bentuk tablet sebaikya
dihaluskan atau digerus terbi dahulu karena tablet yang dikunyah akan membuat anak tersedak,
obat tertelan dan membuat tenggorokannya tersumbat. Jika obat diberikan melalui injeksi
sebaiknya dilakukan di paha depan atau lengan atas jangan di pantat karena pada anak otot
gluteusnya masih kecil dan di pantat terdapat syaraf yang menginervasi ekstermitas bawah yang
dapat terjadi kelumpuhan jka terjadi salah suntik. Sedangkan unuk waktu pemberian obat pada
anak disesuaikan dengan dosis yang dintruksikan dokter. Orang tua anak juga harus diberitahu
apakah harus membangunkan anak atau tidak untuk dosis setiap 6 jam pagi, siang dan malam.
Untuk pemberian antibiotik pada anak harus tepat dosis dan durasinya. Orang tua diberi
penjelasan pentingnya melanjutkan pengobatan sesuai dengan waktu yang ditentukan dalam
resep meskipun anak tampak sembuh.
Setelah selesai pemberian obat perawat harus mengevaluasi terapi obat yang telah diberikan yang
meliputi:
1. Memantau kondisi umum dan tanda-tanda vital anak setelah selesai pemberian obat
2. Perawat harus memantau secara ketat terhadap efek samping obat-obatan pada anak karena
fungsi ginjal dan hati yang belum matang
3. Lebih memperhatikan obat-obat yang proses metabolismenya denagn oksidasi dan hidrolisa
karena waktu paruh penek sehingga cepat dimetabolisme dibandingkan dengan orang dewasa
seperti barbital, fenitoin dan teofilin
4. Untuk anak-anak dengan penyakit kronis, farmasetika, farmakokinetik dan farmakodinamik
harus dipantau dan memperhatikan tumbuh kembang anak.
D. Macam-Macam Dosis
1. Dosis Terapi : dosis yang diberikan dalam keadaan biasa dan dapat menyembuhkan si sakit
2. Dosis Maksimum : Dosis yang terbesar yang dapat diberikan kepada orang dewasa untuk
pemakaian sekali dan sehari tanpa membahayakan.
3. Dosis Toxic : Obat yang tergolong racun ada kemungkinan terjadi keracunan.
4. Dosis Lethal : Dosis toksik yang sampai mengakibatkan kematian (Joenoes, 2004).
5. Inithial Dose atau Loading dose: Dosis obat untuk memulai terapi sehingga dapat mencapai
konsentrasi terapeutik dalam tubuh yang menghasilkan efek klinis.
6. Loading dose : dosis tinggi ketika obat diberikan pada awal terapi pengobatan sebelum
dilanjutkan ke terapi dosis yang lebih rendah
7. Maintenance Dose : Dosis untuk memelihara dan mempertahankan efek klinik atau konsentrasi
terapeutik obat yang sesuai dengan dosis regimen.
Dosis yang diprogramkan adalah jumlah obat murni yang diresepkan dokter untuk seorang
klien. Dosis yang tersedia adalah berat atau volume obat yang tersedia dalam satuan yang di
suplay oleh farmasi. Jumlah yang tersedia adalah satuan dasar atau jumlah obat yang
mengandung dosis yang tersedia. Jumlah yang akan diberikan selalu ditulis dalam satuan yang
sama dengan satuan jumlah yang tersedia
Contoh : dokter mengintruksikan kilen diberi versed 2,5 mg IM, berarti dosis yang di
programkan adalah 2,5 mg. Obat tersedia dalam ampul yang mengandung 5 mg / 1 ml, berarti
dosis yang tersedia adalah 5 mg dalam sediaan 1 ml. Rumus diaplikasikan sebagai berikut :
2,5 mg x 1 ml = volume yang diberikan dalam mili liter
5 mg
Untuk menyederhanakan pecahan, bagi pembilang dan penyebut dengan 2,5 :
x 1 ml = 0,5 ml untuk diberikan.
Obat cair sering kali tersedia dalam volume lebih dari 1 ml. Pada situasi ini, rumus tetap dapat
digunakan. Contoh, instruksi obat adalah suspensi eritromisin 250 mg PO. Farmasi
memberikan botol berukuran 100 ml dan pada label tertera, 5 ml mengandung 125 mg
eritromisin.
250 mg x 5 ml = volume yang akan diberikan
125 mg
Pecahan 250/125 setara dengan 2. Dengan demikian : 2 x 5 ml = 10 ml untuk diberikan.
Apabila perawat mengkalkulasi berdasarkan 100 ml yang tersedia, kesalahan berikut akan terjadi
:
250 mg x 100 ml = 200 ml yang akan diberikan
125 mg
Berdasarkan kalkulasi ini klien akan menerima dosis 20x lebih besar dari yang diinginkan.
Perawat harus selalu memeriksa kembali kalkulasi tersebut atau mengeceknya bersama
profesional lain, jika jawaban tampak tidak masuk akal
DOSIS PEDIATRIK
Menghitung dosis obat seorang anak memerlukan perhatian khusus. Pada kebanyakan kasus
dokter menghitung dosis yang aman untuk anak sebelum memerogramkan obat. Namun perawat
harus mengetahui rumus yang digunakan untuk menghitung dosis pediatrik dan memeriksa
kembali semua dosis sebelum obat diberikan. Kebanyakan referensi obat memuat daftar rentang
normal obat pediatrik. Metode penghitungan obat pediatrik yang paling akurat didasarkan pada
area permukaan tubuh. Area permukaan tubuh diperkirakan berdasarkan berat tubuh. Nomogram
standar atau grafik menggambarkan area permukaan tubuh berdasarkan berat badan dan usia
rata-rata. Rumus tersebut merupakan rasio area ppermukaan tubuh anak dibdandingkan dengan
area permukaan tubuh rata-rata orang dewasa ( 1,7 m persegi atau 1,7 m ).
Contoh, seorang dokter memprogramkan ampicilin untuk seorang anak dengan berat 12kg, tetapi
dosis tunggal normal dewasa adalah 250mg. Grafik numogram menunjukan bahwa seorang anak
dengan berat 12 kg memiliki permukaan tubuh seluas 0,54 m.
Dosis Anak = 0,54 x 250 mg
1,7
Satuan m dihapus dan dapat diabaikan.
Dosis anak = 0,54 x 250 mg
1,7
Dosis anak = 0,3 x 250 mg = 75 mg
Jika sudah diketahui dosis setiap Kg Bbnya, misalnya, dosis parasetamol 5-10 mg/kg BB maka
dosis untuk anak dengan BB 10 kg adalah 5-100 mg.
F. Prinsip 6 BENAR
Ada 6 persyaratan sebelum pemberian obat yaitu dengan prinsip 6 benar :
1. Benar Obat
Sebelum mempersipakan obat ketempatnya bidan harus memperhatikan kebenaran obat
sebanyak 3 kali yaitu ketika memindahkan obat dari tempat penyimpanan obat, saat obat
diprogramkan, dan saat mengembalikan ketempat penyimpanan.
2. Benar Dosis
Untuk menghindari kesalahan pemberian obat, maka penentuan dosis harusdiperhatikan dengan
menggunakan alat standar seperti obat cair harus dilengkapi alat tetes, gelas ukur, spuit atau
sendok khusus, alat untuk membelah tablet dan lain-lain sehingga perhitungan obat benar untuk
diberikan kepaad pasien.
3. Benar pasien
Obat yang akan diberikan hendaknya benar pada pasien yang diprogramkan dengan cara
mengidentifikasi kebenaran obat dengan mencocokkan nama, nomor register, alamat dan
program pengobatan pada pasien.
4. Benar cara pemberian obat
Ketika sebuah intruksi obat tidak menerangkan rute pemberian obat, perawat
mengkonsultasikannya kepada dokter. Demikian juga bila rute pemberian obat bukan cara yang
direkomendasikan, perawat harus segera mengingatkan dokter.
Saat melakukan injeksi, rute yang benar sangat penting. juga sangat penting untuk menyiapkan
injeksi hanya dari preparat yang ditetapkan untuk penggunaan parenteral. Menginjeksi cairan
yang dirancang untuk penggunaan oral dapat menimbulkan komplikasi, misalnya abses steril
atau efek sistemik yang fatal. Perusahaan obat memberi label hanya untuk injeksi pada obat-
obatan parenteral.
5. Benar waktu
Pemberian obat harus benar-benar sesuai dengna waktu yang dprogramkan , karena berhubungan
dengan kerja obat yang dapat menimbulkan efek terapi dari obat.
6. Benar pendokumentasian
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pemberian obat yang aman dan akurat merupakan salah satu tugas terpenting perawat. Obat
adalah alat utama terapi yang digunakan dokter untuk mengobati klien yang memiliki masalah
ksehatan. Walaupun obat menguntungkan klien dalam banyak hal, beberapa obat dapat
menimbulkan efek samping yang serius atau berpotensi menimbulkan efek yang berbahaya bila
tidak tepat diberikan. Perawat bertanggung jawab memahami kerja obat dan efek samping yang
ditimbulkkan, memberikan obat dengan tepat, memantau respon klien, dan membantu klien
menggunakannnya dengan benar serta berdasarkan pengetahuan.
Perawat merupakan tenaga kesehatan yang paling tepat untuk memberikan obat dan
meluangkan sebagian besar bersama klien. Hal ini membuat perawat berada pada posisi yang
ideal untuk memantau respon klien terhadap pengobatan,memberikan pendidikan untuk klien
dan keluarga tentang pengobatan dan menginformasikan dokter kapan obat efektif,tidak
efektif,atau tidak lagi dibutuhkan. Perawat bukan sekedar memberikan obat kepada
klien.Perawat harus menentukan apakah seorang klien harus menerima obat pada waktunya dan
mengkaji kemampuan klien untuk menggunakan obat secara mandiri.Perawat menggunakan
proses keperawatan untuk mengintegrasi terapi obat ke dalam perawatan.
B. Saran
Dalam memberikan dosis obat yang tepat dan juga akurat. Dibutuhkan kemampuan untuk
mengetahui dan menerapkan rumus perhitungan dosis. Jadi, kita sebagai perawat yang
professional harus mampu menguasai tentang dosis obat.
DAFTAR PUSTAKA
http://akpergatsoe.blogspot.com/2012/01/sistem-penghitungan-dan-pengukuran-obat.html diakse
s pada 13 November 2012 08:00