You are on page 1of 7

Pertanyaan Keempat

Pernahkah Yesus Mengatakan:


"Akulah yang mewahyukan Alkitab,
Aku pula yang menjaganya"
Semua umat Kristiani meyakini bahwa Alkitab itu 100% firman Allah. Menurut mereka, para
penulis Alkitab itu semuanya diilhami oleh Roh Kudus ketika mereka menulis kitab tersebut.
Kalau memang Alkitab itu benar-benar 100% firman Allah tentu didalam Alkitab itu ada
pernyataan dari Allah bahwa Dia-lah yang mewahyukan Alkitab itu, dan Dia pula yang
menjaganya. Oleh sebab itu sangatlah wajar jika ada yang mempertanyakan mana dalilnya
firman Allah didalam Alkitab yang mengatakan Akulah yang mewahyukan Alkitab, dan Aku
pula yang menjaganya.
Jika pertanyaan seperti itu diajukan kepada Al Qur`an, maka Al Quran bisa memberikan
kesaksian dan bisa berbicara bahwa dia benar-benar dari Allah. Tetapi bila pertanyaan tersebut
ditujukan kepada Alkitab, maka kami sediakan hadiah sebesar Rp. 10.000.000.- untuk satu
pertanyaan tersebut.
Alkitab yang diantaranya terdiri dari Taurat, Zabur dan Injil, adalah nama-nama kitab suci
yang banyak disebutkan oleh Al Qur`an. Bahkan ummat Islam wajib mengimaninya karena
kitab-kitab tersebut adalah kitab-kitab yang pernah Allah turunkan kedunia ini. Taurat kepada
Nabi Musa, Zabur kepada Nabi Daud, dan Injil kepada Nabi Isa. Karena Al Qur`an banyak
menyebut-nyebut kitab-kitab tersebut, maka kami umat Islam juga mempelajari, apakah
kitab-kitab yang dimaksud A1 Qur`an itu ialah seperti yang ada sekarang ini di tangan umat
Kristiani. Dalam mempelajarinya, kami justru menemukan begitu banyaknya ayat-ayat yang
jelas-jelas berasal dari penulis kitab itu sendiri maupun orang lain, seperti contoh dibawah ini:
Dari Paulus, hamba Kristus Yesus, yang dipanggil menjadi rasul dan dikuduskan untuk
memberitakan Injil Allah. (Roma 1:1)
Dari Paulus, seorang rasul, bukan karena manusia, juga bukan oleh seorang manusia,
melainkan oleh Yesus Kristus dan AIIah, Bapa, yang telah membangkitkan Dia dari antara
orang mati,.... (Galatia 1:1)
Teofilus yang mulia, Banyak orang telah berusaha menyusun suatu berita tentang peristiwa
peristiwa yang telah ....... (Lukas 1:1)
Hai Teofilus, dalam bukuku yang pertama aku menulis tentang segala sesuatu yang dikerjakan
dan diajarkan Yesus,.... (Kisah Rasul 1:1 )
Salam dari Yakobus, hamba Allah dan Tuhan Yesus Kristus, kepada kedua belas suku di
perantauan. (Yakobus 1:1)
Dari Petrus, rasul Yesus Kristus, kepada orang-orang pendatang, yang tersebar di Pontus,
Galatia, Kapadokia, Asia Kecil....... (1 Petrus 1: 1)
Dari penatua kepada Ibu yang terpilih dan anak-anaknya yang benar-benar aku kasihi. Bukan
aku saja yang mengasihi kamu, tetapi juga semua orang yang telah mengenal kebenaran.....
(2 Yohanes 1:1)
Dari Yudas, hamba Yesus Kristus dan saudara Yakobus, kepada mereka, yang terpanggil,
yang dikasihi dalam Allah Bapa,..... (Yudas 1:1)
Contoh dari semua ayat-ayat Alkitab tersebut jelas sekali itu berasal dari si penulis kitab itu
sendiri. Siapa pun yang membacanya, akan mengatakan bahwa itu tulisan si penulisnya.
Makanya tidaklah keliru jika dikatakan bahwa Alkitab itu adalah 100% kitab Ilahi, dan 100%
kitab Insani karena didalamnya bercampur antara firman Allah dan tulisan manusia dlsb. Dan
hal itu merupakan suatu bukti yang tidak mungkin terbantahkan. Dalam meneliti, mempelajari
dan mendalami kandungan Alkitab, kami tidak menemukan adanya ayat yang menjamin
bahwa Alkitab itu benar-benar diturunkan oleh Allah dan Dia yang menjaganya. Karena itu
kami menyediakan hadiah Rp. 10.000.000. (sepuluh juta rupiah) bagi siapa pun yang bisa
memberikan bukti tertulis didalam Alkitab apabila ada ayat yang berbunyi: Akulah yang
mewahyukan Alkitab, dan Aku pula yang menjaganya.
Berbeda dengan Al Qur`an, yang bisa bersaksi dan berbicara dari dirinya sendiri bahwa dia
benar-benar berasal dari Allah. Bukan hanya satu ayat, tetapi ada sekian banyak ayat Al
Qur`an yang memberikan kesaksian bahwa dia berasal dari Allah. Perhatikan ayat-ayat
sebagai berikut:
Alif laam miim raa. Ini adalah ayat-ayat Al Quran, dan yang diturunkan kepada engkau dari
Tuhanmu adalah benar, tetapi kebanyakan manusia tidak beriman.(Qs 13 Ar Radu 1)
Alif laam raa, (inilah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya engkau mengeluarkan
manusia dari gelap kepada terang dengan izin Tuhan mereka ke jalan Tuhan Yang Maha
Perkasa lagi Maha Terpuji. (Qs 14 Ibraahim 1 )
Sesungguhnya Kami telah menurunkan Al Qur`an dan sesungguhnya Kami pula yang
memeliharanya. (Qs 15 Al Hijr 9)

Tanggapan Pdt. Budi Asali:

1) Kata-kata Mokoginta semuanya diilhami oleh Roh Kudus ketika mereka menulis
kitab tersebut. Kalau memang Alkitab itu benar-benar 100% firman Allah tentu didalam
Alkitab itu ada pernyataan dari Allah bahwa Dia-lah yang mewahyukan Alkitab itu, dan
Dia pula yang menjaganya. Oleh sebab itu sangatlah wajar jika ada yang
mempertanyakan mana dalilnya firman Allah didalam Alkitab yang mengatakan Akulah
yang mewahyukan Alkitab, dan Aku pula yang menjaganya., menunjukkan bahwa
Mokoginta selalu membuat rumus sendiri, dan rumus itu sendiri tak
didukung oleh satu dalilpun dalam Alkitab! Saya tidak menerima kata
tentu dan sangatlah wajar yang saya garis-bawahi dari kata-kata
Mokoginta di atas. Kalau mau yang kata-katanya persis seperti yang ia
katakan, maka tentu saja tidak ada. Tetapi kalau dalam kata-kata
yang berbeda, dan dengan cara yang berbeda, maka memang ada.

Mari kita melihat beberapa ayat di bawah ini:

a) 2Tim 3:16 - Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat


untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan
dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Terjemahan Kitab Suci
Indonesia salah.
NASB: All Scripture is inspired by God (= Seluruh Kitab Suci
diilhamkan oleh Allah).

b) Ro 3:1-2 - (1) Jika demikian, apakah kelebihan orang Yahudi dan apakah
gunanya sunat? (2) Banyak sekali, dan di dalam segala hal. Pertama-tama:
sebab kepada merekalah dipercayakan firman Allah.
Dari kata-kata ini terlihat jelas bahwa Allah / Paulus menganggap
bahwa Perjanjian Lama adalah Firman Allah.

c) 2Pet 1:20-21 - (20) Yang terutama harus kamu ketahui, ialah bahwa
nubuat-nubuat dalam Kitab Suci tidak boleh ditafsirkan menurut kehendak
sendiri, (21) sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia,
tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah.
Pulpit Commentary memberikan penafsiran sebagai berikut tentang text ini:
No prophecy of Scripture arises from the prophets own interpretation of the
vision presented to his mind; for it was from God that the prophecy was brought,
and men spoke as they were borne on by the Holy Spirit (= Tak ada nubuat dari
Kitab Suci muncul dari penafsiran sang nabi sendiri tentang penglihatan yang
diberikan kepada pikirannya; karena nubuat itu dibawa dari Allah, dan
manusia berbicara pada waktu mereka diarahkan oleh Roh Kudus).
Sedangkan John Walvoord (Bible Knowledge Commentary) memberikan
penafsiran sebagai berikut: The statement, No prophecy of Scripture came
about by the prophets own interpretation, has been interpreted several ways: (1)
Scripture should be interpreted only in context, that is, a prophecy cannot stand
alone without other prophecies to aid in its understanding. (2) Scripture should not
be interpreted according to ones own individual liking. (3) Scripture cannot be
correctly interpreted without the Holy Spirit. (4) The prophecies did not originate
with the prophets themselves. The word EPILYSEOS (interpretation, lit.,
unloosing) and the word GINETAI (came about) favor the fourth view. The
Scriptures did not stem merely from the prophets themselves; their writings came
from God. Verse 20, then, speaks not of interpretation, but of revelation, the source
of the Scriptures [= Pernyataan, tidak pernah nubuat dihasilkan oleh
kehendak manusia, telah ditafsirkan dalam beberapa cara: (1) Kitab Suci harus
ditafsirkan hanya dalam kontext, yaitu, suatu nubuat tidak boleh berdiri sendiri
tanpa nubuat-nubuat yang lain untuk membantu dalam pengertiannya. (2)
Kitab Suci tidak boleh ditafsirkan menurut kesenangan seseorang. (3) Kitab
Suci tidak bisa ditafsirkan dengan benar tanpa Roh Kudus. (4) Nubuat-nubuat
tidak muncul dari nabi-nabi itu sendiri. Kata EPILYSEOS (penafsiran, secara
hurufiah, melepaskan) dan kata GINETAI (terjadi) menyokong pandangan
keempat. Kitab Suci tidak semata-mata berasal dari nabi-nabi itu sendiri;
tulisan-tulisan mereka datang dari Allah. Maka, ay 20, tidak berbicara tentang
penafsiran, melainkan tentang pewahyuan, sumber dari Kitab Suci].

d) 2Pet 3:15-16 - (15) Anggaplah kesabaran Tuhan kita sebagai kesempatan


bagimu untuk beroleh selamat, seperti juga Paulus, saudara kita yang kekasih,
telah menulis kepadamu menurut hikmat yang dikaruniakan kepadanya. (16)
Hal itu dibuatnya dalam semua suratnya, apabila ia berbicara tentang perkara-
perkara ini. Dalam surat-suratnya itu ada hal-hal yang sukar difahami,
sehingga orang-orang yang tidak memahaminya dan yang tidak teguh imannya,
memutarbalikkannya menjadi kebinasaan mereka sendiri, sama seperti yang
juga mereka buat dengan tulisan-tulisan yang lain.
Lagi-lagi Kitab Suci Indonesia salah terjemahan.
KJV/RSV/NIV: the other Scriptures (= Kitab Suci yang lain).
NASB: the rest of the Scriptures (= sisa Kitab Suci).
Dengan kata-kata dalam 2Pet 3:15-16 ini jelas bahwa Tuhan
melalui Petrus menyatakan bahwa surat-surat Paulus adalah Kitab
Suci, dan demikian juga sisa Kitab Suci / (bagian) Kitab Suci yang
lain.

e) Bdk. Gal 1:11-12 - (11) Sebab aku menegaskan kepadamu, saudara-


saudaraku, bahwa Injil yang kuberitakan itu bukanlah injil manusia. (12)
Karena aku bukan menerimanya dari manusia, dan bukan manusia yang
mengajarkannya kepadaku, tetapi aku menerimanya oleh penyataan Yesus
Kristus.

f) Wah 1:1 - Inilah wahyu Yesus Kristus, yang dikaruniakan Allah kepadaNya,
supaya ditunjukkanNya kepada hamba-hambaNya apa yang harus segera
terjadi. Dan oleh malaikatNya yang diutusNya, Ia telah menyatakannya kepada
hambaNya Yohanes.
Saya akan menyoroti kata-kata yang saya garis-bawahi, yaitu
wahyu Yesus Kristus / the revelation of Jesus Christ (ay 1).

1. wahyu / revelation.
Kata revelation / wahyu dalam bahasa Yunani adalah
APOKALUPSIS. APO = away from / jauh dari; KALUPSIS = a
veiling / tudung / selubung. Ini menunjuk pada tindakan
membukakan sesuatu yang tadinya tersembunyi (uncovering),
misalnya membuka kain / terpal yang tadinya menutupi patung.
Leon Morris (Tyndale): The making known what a man could not find
out for himself (= Pemberi-tahuan apa yang manusia tidak bisa mengetahui
untuk dirinya sendiri) - hal 45.
G. R. Beasley - Murray: It can signify the act of unveiling, or the object
which is uncovered (= Ini bisa berarti tindakan membukakan, atau obyek
yang dibukakan) - hal 50.
George Eldon Ladd: in the New Testament it usually has a distinctly
religious connotation, desig-nating the supernatural revelation of divine truths
unknown to men and incapable of being discovered by them (Rom. 16:25;
Gal. 1:12) [= dalam Perjanjian Baru biasanya kata ini mempunyai arti
agamawi yang berbeda, menunjukkan suatu wahyu / penyataan dari
kebenaran ilahi yang tidak diketahui oleh manusia dan tidak dapat
ditemukan oleh mereka (Ro 16:25 Gal 1:12)] - hal 19.
Dari arti dari kata APOKALUPSIS ini maka bisa didapatkan 2 hal:
a. Pada masa lalu Allah menutup / belum membukakan
kebenaran ini.
Bdk. Amsal 25:2 - kemuliaan Allah ialah merahasiakan sesuatu.
b. Lalu Allah membukakan kebenaran yang tertutup itu.
Tanpa ini manusia akan terus ada dalam keadaan tidak tahu.

James B. Ramsey mengatakan bahwa istilah revelation / wahyu


/ penyataan dalam ay 1 ini menunjukkan bahwa Kitab Wahyu
bisa dimengerti, dan karenanya harus dipelajari.

2. Yesus Kristus / of Jesus Christ.


Kata-kata of Jesus Christ bisa diartikan dengan 2 cara:
a. dari Yesus Kristus.
Kalau dipilih arti pertama ini, maka Yesus Kristus adalah
author / revealer (= pengarang / yang menyatakan) kitab
ini.
Ini adalah pandangan pada umumnya, yang boleh dikatakan
dianut oleh semua penafsir. Tetapi Hoeksema keberatan
dengan pandangan ini. Ia lebih setuju dengan pandangan
kedua di bawah.
b. tentang Yesus Kristus.
Kalau dipilih arti kedua ini, maka Yesus Kristus adalah apa
yang dinyatakan dalam kitab ini.
Hoeksema memilih pandangan kedua ini dengan alasan:
dalam Kitab Suci istilah revelation of Jesus
Christ biasanya, bahkan mungkin selalu, mempunyai arti
ini. Misalnya: 1Kor 1:7 2Tes 1:7 1Pet 1:7 2Kor 12:1.
Dalam 2Kor 12:1 memang dimungkinkan arti pertama,
tetapi arti kedua bukannya mustahil.
dalam ay 1 itu dikatakan bahwa Allah
mengaruniakan wahyu Yesus Kristus kepada Yesus. Jadi
yang menyatakan / merupakan pengarang kitab ini bukan
Yesus tetapi Allah.
ini sesuai dengan apa yang ada dalam Kitab
Wahyu ini: suatu wahyu yang menyatakan Yesus Kristus
kepada kita.
seluruh Kitab Suci obyeknya adalah Kristus.
John Stott setuju dengan Hoeksema.

Knox Chamblin menerima arti pertama, tetapi menambahkan


bahwa mungkin arti ke 2 juga tercakup, karena misalnya
Wah 1:12-13 jelas menyatakan Yesus Kristus. Jadi, Yesus
menyatakan Kitab Wahyu, dan Yesus dinyatakan oleh Kitab
Wahyu. Beberapa penafsir lain, seperti Homer Hailey dan
Beasley-Murray juga menggabungkan kedua arti ini.

Dan tentang penjagaan terhadap Alkitab, tidak perlu ada pernyataan


dari Allah Aku yang memelihara Alkitab. Kita hanya perlu melihat
pada fakta, karena sekalipun selama ribuan tahun Alkitab diserang
untuk dihancurkan, baik dengan serangan fisik maupun mental /
ajaran, tetapi sampai sekarang Alkitab tetap bertahan. Ini
membuktikan bahwa Alkitab memang dijaga / dipelihara oleh Allah
sendiri!
Bahwa seseorang bisa tetap hidup, atau bahwa alam semesta bisa
tetap ada, jelas karena ada pemeliharaan / penjagaan dari Allah.
Ibr 1:3a - Ia (Yesus) adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah
dan menopang segala yang ada dengan firmanNya yang penuh kekuasaan.
Kalau demikian tidakkah kita harus mengambil kesimpulan yang sama
terhadap fakta bahwa Alkitab bisa tetap ada, padahal Alkitab
merupakan buku tertua di dunia?

2) Al-Quran menyuruh orang Islam beriman pada Alkitab, tetapi


Mokoginta sebagai orang Islam, jelas tidak mempercayai Alkitab,
karena ia menganggap Alkitab sudah diubah dan sebagainya. Ia
mempercayai Al-Quran sebagai Firman Tuhan, dan karena itu Tuhan
pasti menjaga FirmanNya. Kalau Al-Quran menyuruh orang Islam
beriman pada Alkitab, maka Alkitab pasti juga adalah Firman Tuhan
(setidaknya dulunya). Lalu mengapa Allah bisa menjaga FirmanNya
dalam Al-Quran, tetapi tidak bisa menjaga FirmanNya dalam Alkitab?

3) Tentang ayat-ayat Alkitab yang diberikan sebagai contoh oleh


Mokoginta, saya tidak menyangkalnya, dan saya juga tidak
menganggapnya sebagai problem. Perlu diingat bahwa kami / orang
Kristen memang tidak menganggap Kitab Suci sebagai suatu buku
yang diturunkan dari surga, yang ditulis oleh Allah sendiri tanpa
menggunakan manusia. Sebaliknya, kami percaya bahwa Allah
menggunakan manusia untuk menuliskan Kitab Suci. Jadi, Paulus,
Petrus, Yohanes dsb, memang menuliskan Kitab Suci dengan pimpinan
dari Allah / Roh Kudus. Bdk. Gal 1:11-12 - (11) Sebab aku menegaskan
kepadamu, saudara-saudaraku, bahwa Injil yang kuberitakan itu bukanlah injil
manusia. (12) Karena aku bukan menerimanya dari manusia, dan bukan manusia
yang mengajarkannya kepadaku, tetapi aku menerimanya oleh penyataan Yesus
Kristus.
Dari beberapa ayat di bawah ini, terlihat bahwa Allah menyuruh orang-
orang tertentu untuk menuliskan Kitab Suci:
Kel 17:14 - Kemudian berfirmanlah TUHAN kepada Musa:
Tuliskanlah semuanya ini dalam sebuah kitab sebagai tanda peringatan, dan
ingatkanlah ke telinga Yosua, bahwa Aku akan menghapuskan sama sekali
ingatan kepada Amalek dari kolong langit..
Kel 34:27 - Berfirmanlah TUHAN kepada Musa:
Tuliskanlah segala firman ini, sebab berdasarkan firman ini telah Kuadakan
perjanjian dengan engkau dan dengan Israel..
Yer 30:2 - Beginilah firman TUHAN, Allah Israel:
Tuliskanlah segala perkataan yang telah Kufirmankan kepadamu itu dalam
suatu kitab.
Hab 2:2 - Lalu TUHAN menjawab aku, demikian:
Tuliskanlah penglihatan itu dan ukirkanlah itu pada loh-loh, supaya orang
sambil lalu dapat membacanya.
Wah 1:11 - katanya: Apa yang engkau lihat, tuliskanlah di
dalam sebuah kitab dan kirimkanlah kepada ketujuh jemaat ini: ke Efesus, ke
Smirna, ke Pergamus, ke Tiatira, ke Sardis, ke Filadelfia dan ke Laodikia..
Wah 1:19 - Karena itu tuliskanlah apa yang telah kaulihat,
baik yang terjadi sekarang maupun yang akan terjadi sesudah ini.

4) Sekarang saya ingin menyoroti bagian kata-kata Mokoginta di bawah


ini:
Contoh dari semua ayat-ayat Alkitab tersebut jelas sekali itu berasal dari si penulis kitab
itu sendiri. Siapa pun yang membacanya, akan mengatakan bahwa itu tulisan si
penulisnya. Makanya tidaklah keliru jika dikatakan bahwa Alkitab itu adalah 100% kitab
Ilahi, dan 100% kitab Insani karena didalamnya bercampur antara firman Allah dan
tulisan manusia dlsb..
Saya melihat bahwa Mokoginta tidak terlalu bisa menggunakan logika
dengan baik, karena 100 % kitab ilahi dan 100 % kitab insani jelas
berbeda dengan di dalamnya bercampur antara firman Allah dan
tulisan manusia! Kalau di dalamnya bercampur antara firman Allah
dan tulisan manusia, maka sebagian (bukan 100 %) adalah firman
Allah, dan sebagian lain (bukan 100 %) adalah tulisan manusia!!
Hebatnya, dengan logika seperti itu Mokoginta mau menganalisa
Alkitab! Itu sama dengan orang yang tidak tahu 2 + 2 = berapa, tetapi
lalu mau menganalisa alam semesta!

5) Tentang perbandingan Alkitab dan Al-Quran yang diberikan oleh


Mokoginta, dan kata-kata Mokoginta yang mengatakan Jika pertanyaan
seperti itu diajukan kepada Al Qur`an, maka Al Quran bisa memberikan kesaksian dan
bisa berbicara bahwa dia benar-benar dari Allah, saya memberikan komentar
sebagai berikut: Kalau ada seseorang yang mengclaim Aku adalah
presiden, taatilah dan hormatilah aku, dan lalu ada orang lain yang
bernama SBY, yang tanpa mengatakan apa-apa, tetapi melakukan hal-
hal yang menunjukkan bahwa ia memang adalah presiden, maka
belum tentu yang pertama lebih benar dari yang kedua, bukan?
Mengapa? Karena suatu claim belum tentu benar. Sedangkan tindakan
dan kata-kata yang membuktikan bisa merupakan suatu bukti yang
lebih kuat dari sekedar suatu claim!
6) Sedikit pertanyaan tentang ayat-ayat Al-Quran yang digunakan oleh
Mokoginta: mengapa untuk diriNya sendiri Allah menggunakan kata
ganti orang kami???? Mengapa bukan Aku???

You might also like