Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh :
M.AGUNG LEGI ZEPTA PUTRA
14010177
i
HALAMAN PENGESAHAN
PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH
Peneliti
Menyetujui,
Ketua Lembaga Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Kabupaten Bengkulu Tengah secara Administrasi termasuk dalam Provinsi
Bengkulu yang posisinya terletak pada 101 32-102 08 Bujur Timur dan 2 15-4
00 Lintang Selatan dengan luas wilayah berdasarkan Geografict Information
System ( GIS ) 1.223,94 km dengan jumlah penduduk sebanyak 107.791 jiwa
(Dukcapil Rejang Lebong 2015).
Kabupaten Bengkulu Tengah secara topografi terletak pada ketinggian 100
hingga 600 m dpl. Dengan batas-batas daerah sebagai berikut :
1
anak-anak sampai dengan orang dewasa. Narkoba yang saat ini juga menjadi topik
panas dan persoalan yang besar di negri ini. Sehingga dikeluarkannyalah
peraturan dalam bentuk undang undang yak ni Undang-Undang No. 35 Tahun
2009 Tentang Narkotika.
1.2. Tujuan
1. Untuk mengetahui dampak negatif dari penyalahgunaan narkoba
dikalangan anak.
2. Untuk mengetahui cara penanggulangan penyalahgunaan narkoba di
kalangan anak.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Narkoba
a. Kurniawan (2008)
Narkoba ialah zat kimia yang dapat mengubah keadaan psikologi
seperti perasaan, pikiran, suasana hati dan perilaku jika masuk
kedalam tubuhmanusia baik dengan cara dimakan, diminum,
dihirup, suntik, intravena, dan lain sebagainya.
b. Ghoodse (2002)
Narkoba ialah zat kimia yang dibutuhkan untuk merawat
kesehatan, saat zat tersbutmasuk kedalam organ tubuh maka akan
terjadi satu atau lebih perubahan fungsi di dalam tubuh. Lalu
dilanjutkan lagi denga ketergantungan secara fisik dan psikis pada
tubuh sehingga jika zat tersebut dihentikan pengonsumsinya akan
terjadi gangguan saraf dan psikis.
c. Smith Kline dan French Clinical (1968)
Narkoba adalah zat-zat atau obat yang dapat mengakibatkan
ketidaksadaran atau pembiusan dikarenakan zat-zat tersebut
bekerja dengan mempengaruhi susunan saraf sentral. Dalam
definisi ini narkoba sudah termasuk jenis candu dan turunan candu.
Narkoba adalah kepanjangan dari Narkotika dan obat berbahaya yang mempunya
bermacam-macam jenis antara lain :
a. Morfin
b. Heroin/Putau
c. Ganja
d. Kokain
3
e. LSD atau Lysrgic Acid/Acid/Trips/Tabs
f. Kodoin
g. Metadon
h. Barbiturate
i. Ekstasi
j. Sabu-sabu
k. Nipam
l. Speed
m. Demerol
n. Alcohol/etanol
o. Nikotin
p. Kafein
Hukum pidana merupakan hukum yang memiliki sifat khusus, yaitu dalam
hal sanksinya. Ada beberapa pendapat para ahli yang mengemukakan definisi
hukum pidana salah satunya adalah POMPE yang menyatakan bahwa Hukum
pidana adalah keseluruhan aturan ketentuan hukum mengenai perbuatan-
perbuatan yang dapat dihukum dn diatur pidananya. ( Bambang Poernomo, 1993
: 9 ).
4
Tindak pidana merupakan istilah dari terjemahan delik ( straf feit ) yang
diperkenalkan oleh pihak pemerintah cq Departemen Kehakiman. Istilah tindak
pidana menunjukakan pengertian gerak-gerik tingkah laku dan gerak-gerik
jasmani seseorang. Hal tersebut terdapat juga seseorang untuk tidak berbuat, akan
tetapi dengan tidak berbuatnyadia, dia telah melakukan tindak pidana.
a. Unsur objektif
Unsur yang terdapat di luar si pelaku. Unsur unsur yang ada hubunganya
dengan keadaan, yaitu dalam keadaa-keadaan dimana tindakan-tindakan si
pelaku itu harus dilakukan. Terdiri dari :
1) Sifat melanggar hukum
2) Kualitas dari si pelaku
Misalnya keadaan sebagai pegawai negeri didalam kejahatan
jabatan menurut pasal 415 KUHP atau keadaan sebagai pengurus
atau komisaris dari suatu perseroan terbatas didalam kejahatan
menurut pasal 398 KUHP.
b. Unsur Subjektif
Unsur yang terdapat atau melekat pada diri si pelaku, atau yang
dihubungkan dengan diri si pelaku dan termasuk didalamnya segala
sesuatu yang terkandung di dalam hatinya.
Unsur ini terdiri dari :
1) Kesengajaan atau ketidaksengajaan ( dolus atau culpa )
2) Maksud pada suatu percobaan
3) Kejahatan pencurian, penipuan, pemerasan, dan sebagainya
4) Merencanakan terlebih dahulu, dalam pasal 340 KUHP
5) Perasaan takut seperti terdapat dalam pasal 308 KUHP
5
2.3. Tindak Pidana Penyalahgunaan Narkoba
6
kuantitatif maupun kualitatif serta bentuk kejahatannya yang terorganisir. Namun
secara substansial, Undang-UndangNarkotika yang baru tidak mengalami
perubahan yang signifikan dibandingkan dengan Undang-Undang terdahulu,56
kecuali penekanan pada ketentuan kewajiban rehabilitasi, penggunaan pidana
yang berlebihan, dan kewenangan BNN yang sangat besar.57Peraturan
perundang-undangan yang mengatur narkotika di Indonesiasebenarnya telah ada
sejak berlakunya Ordonansi Obat Bius (Verdoovende Middelen Ordonnantie,
Staatsblad Nomor 278 Jo. 536 Tahun 1927). Ordonansi ini kemudian
digantidengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1976 tentang Narkotika yang
mulai berlaku tanggal 26 Juli 1976. Selanjutnya Undang-Undang Nomor 9 Tahun
1976 telah diganti dengan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1997 tentang
Narkotika yang mulai berlaku tanggal 1 September 1997.
Nomor 278 Jo. 536 Tahun 1927).Pada zaman penjajahan Belanda kebiasaan
penyalahgunaan obat bius dan candu, sudah mulai terasa membahayakan
masyarakat, pemakainya terutama masyarakat golongan menengah (khususnya
keturunan cina) oleh sebab itu, pada zaman tersebut pemerintah Hindai Belanda
mengeluarkkan Verdoovende Middelen Ordonnantie, Staatsblad Nomor 278 Jo.
536 Tahun 1927, yaitu peraturan yang mengatur tentang obat bius dan candu.58
Selain itu, juga diberlakukan ketentuan mengenai pembungkusan candu yang
disebut Opium verpakkings Bepalingen (Staatsblad) 1927 No. 514). Setelah
Indonesia Merdeka, kedua intrumen hukum kolonial Belanda tersebut tetap
diberlakukan berdasarkan Pasal II Aturan Peralihan UUD 1945.Peraturan
perundang-undangan ini, materi hukumnya hanya mengatur mengenai
perdagangan dan penggunaan narkotika, sedangkan tentang pemberian pelayanan
7
kesehatan untuk usaha penyembuhan pecandunya tidak diatur.Perkembangan
kejahatan di bidang narkotika pasca masa kemerdekaan cenderung semaking
meningkat dari tahun ke tahun, sehingga intrumen hukum yang mengatur tindak
pidana narkotika warisan Belanda tersebut dirasakan sudah ketinggalan jaman.
Karena itu, pada tahun 1976 pemerintah menetapkan Undang-Undang No. 8
Tahun 1976 tentang Pengesahan Konvensi Tunggal Narkotika 1961 beserta
Protokal Perubahannya. Kemudian, menyusul diberlakukan Undang-Undangg No.
9 Tahun 1976 tentang Narkotika.
8
BAB III
METODOLOGI PELAKSANAAN
9
3.5. Jadwal Rencana Kegiatan
NO Kegiatan Minggu
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Persiapan Proposal
2 Pengajuan Proposal
3 Survey dan Observasi Lokasi
4 Pengumpulan data Sekunder
5 Pengumpulan data Primer
6 Analisa dan Pengelolaan Data
Primer dan Sekunder
7 Pelaksanaan Program
8 Bazar/ Pameran Hasil Program
9 Penyusunan Draf Laporan
10 Seminar Laporan
11 Pengumpulan Laporan
10
DAFTAR PUSTAKA
11
BIODATA PESERTA
I. Identitas Diri
1 Nama Lengkap M. Agung Legi Zepta Putra
2 Npm 14010177
3 Tempat dan Tanggal Bengkulu, 24 Sptember 1995
Lahir
4 Alamat Asal Jl. Basuki Rahmat RT. 07 RW. 02
Kota Bengkulu
5 Alamat Rumah Jl. Basuki Rahmat RT. 07 RW. 02
Kota Bengkulu
6 Nomor Telepon -
7 Nomor HP 082281414154
8 Status Mahasiswa
9 Status Perkawinan Belum Kawin
10 Alamat Email mamapapa240995@gmail.com
Semua data yang saya isi dan cantumkan dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah
satu persyaratan dalam pengajuan Proposal Karya Tulis Ilmiah.
12
DAFTAR ISI
Halaman
iii