You are on page 1of 15

PROPOSAL

KARYA TULIS ILMIAH

PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI KALANGAN


ANAK DAN UPAYA PENANGGULANGANNYA
Penyuluhan Bahaya Narkoba

Diajukan sebagai syarat mengikuti KUKERTA ke XXVIII


di Universitas Prof. Dr. Hazairin, SH. Bengkulu

Disusun Oleh :
M.AGUNG LEGI ZEPTA PUTRA
14010177

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT


UNIVERSITAS PROF. DR. HAZAIRIN, SH. BENGKULU
BENGKULU, 2017

i
HALAMAN PENGESAHAN
PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH

Judul Penelitian : Penyalahgunaan Narkoba Di Kalangan


Anak dan Upaya penanggulangannya
Bidang Ilmu : Hukum/Ilmu Hukum

Peneliti

a. Nama lengkap : M. Agung Legi Zepta Putra


b. Npm : 14010177
c. Program Studi : Hukum Pidana
d. No Hp : 082281414154
e. Alamat E-mail : Mamapapa240995@gmail.com
f. Alamat Rumah : Jl. Basuki Rahmat RT. 07 RW. 02 Kota
Bengkulu

Bengkulu, Juli 2017


Mengetahui,
Dosen Pembimbing Lapangan Peserta Kukerta

Melvi Yansi, SE, M.Si. M. AGUNG LEGI ZEPTA P


Nip. 13010123

Menyetujui,
Ketua Lembaga Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Dodo Sutardji, M.Pd


Npp. 0203070111

ii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Kabupaten Bengkulu Tengah secara Administrasi termasuk dalam Provinsi
Bengkulu yang posisinya terletak pada 101 32-102 08 Bujur Timur dan 2 15-4
00 Lintang Selatan dengan luas wilayah berdasarkan Geografict Information
System ( GIS ) 1.223,94 km dengan jumlah penduduk sebanyak 107.791 jiwa
(Dukcapil Rejang Lebong 2015).
Kabupaten Bengkulu Tengah secara topografi terletak pada ketinggian 100
hingga 600 m dpl. Dengan batas-batas daerah sebagai berikut :

a. Sebeah utara berbatasan dengan Kabupaten Bengkulu Utara dan


Kabupaten Rejang Lebong
b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Seluma
c. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Kota Bengkulu
d. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Kepahiyang

Kabupaten Bengkulu Tengah Merupakan Kabupaten termuda di Provinsi


Bengkulu yang merupakan kabupaten pemekaran dari kabupate Bengkulu Utara
yang saat ini memiliki 14 Kecamatan dengan jumlah desa sebanyak

Desa lagan mempunyai penduduk yang memiliki profesi yang beragem


seperti, petani, pengusaha, pegawai negeri sipil dan lai lain. Masyarakan desa
lagan adalah masyyarakat yang mengikuti perkembangan zaman serta pola pikir
masyarakat modern yang saat ini sedikit banyaknya mengikuti perkembangan era
globalisasi. Untuk mengimbangi era globalisasi yang saat ini member pengaruh
yang sangat luar biasa dalam kehidupa masyarakat maka sangan diperlukannya
suatu pendidikan serta pemahaman tentang budaya budaya luar yang masuk
kedalam masyarakat yang bertentangan dengan hukum yang ada di Indonesia
salah satunya adalah Penyalah Gunaan Narkoba.

Mengingat bahayanya dampak dari penyalahgunaan narkoba dikalangan


masyarakat terkhusus pada kalangan anak-anak yang saat ini mulaimarak
dilakukan oleh asyarakat Indonesia yang tidak mengenal batasan usia dimulai dari

1
anak-anak sampai dengan orang dewasa. Narkoba yang saat ini juga menjadi topik
panas dan persoalan yang besar di negri ini. Sehingga dikeluarkannyalah
peraturan dalam bentuk undang undang yak ni Undang-Undang No. 35 Tahun
2009 Tentang Narkotika.

1.2. Tujuan
1. Untuk mengetahui dampak negatif dari penyalahgunaan narkoba
dikalangan anak.
2. Untuk mengetahui cara penanggulangan penyalahgunaan narkoba di
kalangan anak.

1.3. Rumusan Masalah


Dari latar belakang diatas dapat dirumuskan suatu permasalahan hukum
sebagai berikut :

1. Apa dampak negative dari penyalahgunaan narkoba di kalangan


anak ?
2. Bagaimanakah cara menganggulangi penyalahgunaan narkoba di
kalangan anak ?

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Narkoba

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia ( KBBI ) ,Narkoba adalah obat


untuk menenangkan saraf, menghilangkan rasa sakit, menimbulkan rasa kantuk,
atau merangsang(seperti Opium, ganja). Sedangkan menurut beberapa ahli
adapun pengertian narkoba adalah sbagai berikut :

a. Kurniawan (2008)
Narkoba ialah zat kimia yang dapat mengubah keadaan psikologi
seperti perasaan, pikiran, suasana hati dan perilaku jika masuk
kedalam tubuhmanusia baik dengan cara dimakan, diminum,
dihirup, suntik, intravena, dan lain sebagainya.
b. Ghoodse (2002)
Narkoba ialah zat kimia yang dibutuhkan untuk merawat
kesehatan, saat zat tersbutmasuk kedalam organ tubuh maka akan
terjadi satu atau lebih perubahan fungsi di dalam tubuh. Lalu
dilanjutkan lagi denga ketergantungan secara fisik dan psikis pada
tubuh sehingga jika zat tersebut dihentikan pengonsumsinya akan
terjadi gangguan saraf dan psikis.
c. Smith Kline dan French Clinical (1968)
Narkoba adalah zat-zat atau obat yang dapat mengakibatkan
ketidaksadaran atau pembiusan dikarenakan zat-zat tersebut
bekerja dengan mempengaruhi susunan saraf sentral. Dalam
definisi ini narkoba sudah termasuk jenis candu dan turunan candu.

Narkoba adalah kepanjangan dari Narkotika dan obat berbahaya yang mempunya
bermacam-macam jenis antara lain :

a. Morfin
b. Heroin/Putau
c. Ganja
d. Kokain

3
e. LSD atau Lysrgic Acid/Acid/Trips/Tabs
f. Kodoin
g. Metadon
h. Barbiturate
i. Ekstasi
j. Sabu-sabu
k. Nipam
l. Speed
m. Demerol
n. Alcohol/etanol
o. Nikotin
p. Kafein

2.2. Tindak Pidana

Didalam pembagian hukum konvensional, hukum pidana termasuk dalam


bidang hukum publik. Artinya hukum pidana mengatur hubungan antara negara
negara dengan negara dan menitik beratkan kepada kepentingan umum atau
kepentingan publik.

Hukum pidana merupakan hukum yang memiliki sifat khusus, yaitu dalam
hal sanksinya. Ada beberapa pendapat para ahli yang mengemukakan definisi
hukum pidana salah satunya adalah POMPE yang menyatakan bahwa Hukum
pidana adalah keseluruhan aturan ketentuan hukum mengenai perbuatan-
perbuatan yang dapat dihukum dn diatur pidananya. ( Bambang Poernomo, 1993
: 9 ).

Adapun undang-undang yang mengatur mengenai hukum pidana adalah


Kitab Undang-Undang Hukum Pidana ( KUHP ). Dalam Pasal 1 KUHP
mengatakan bahwa perbuatan yang pelakunya dapat dipidana/dihukum adalah
perbuatan yang sudah disebutkan di dalam perundang-undangan sebelum
perbuatan itu dilakukan.

4
Tindak pidana merupakan istilah dari terjemahan delik ( straf feit ) yang
diperkenalkan oleh pihak pemerintah cq Departemen Kehakiman. Istilah tindak
pidana menunjukakan pengertian gerak-gerik tingkah laku dan gerak-gerik
jasmani seseorang. Hal tersebut terdapat juga seseorang untuk tidak berbuat, akan
tetapi dengan tidak berbuatnyadia, dia telah melakukan tindak pidana.

Setelah mengetahui definisi dan pengertian yang lebih mendalam dari


tindak pidana itu sendiri, maka didalam tindak pidana tersebut terdapat unsur-
unsur tindak pidana, yaitu :

a. Unsur objektif
Unsur yang terdapat di luar si pelaku. Unsur unsur yang ada hubunganya
dengan keadaan, yaitu dalam keadaa-keadaan dimana tindakan-tindakan si
pelaku itu harus dilakukan. Terdiri dari :
1) Sifat melanggar hukum
2) Kualitas dari si pelaku
Misalnya keadaan sebagai pegawai negeri didalam kejahatan
jabatan menurut pasal 415 KUHP atau keadaan sebagai pengurus
atau komisaris dari suatu perseroan terbatas didalam kejahatan
menurut pasal 398 KUHP.
b. Unsur Subjektif
Unsur yang terdapat atau melekat pada diri si pelaku, atau yang
dihubungkan dengan diri si pelaku dan termasuk didalamnya segala
sesuatu yang terkandung di dalam hatinya.
Unsur ini terdiri dari :
1) Kesengajaan atau ketidaksengajaan ( dolus atau culpa )
2) Maksud pada suatu percobaan
3) Kejahatan pencurian, penipuan, pemerasan, dan sebagainya
4) Merencanakan terlebih dahulu, dalam pasal 340 KUHP
5) Perasaan takut seperti terdapat dalam pasal 308 KUHP

5
2.3. Tindak Pidana Penyalahgunaan Narkoba

Kejahatan narkotika yang merupakan bagian dari kejahatan terorganisasi,


pada dasarnya termasuk salah satu kejahatan terhadap pembangunan dan
kejahatan terhadap kesejahteraan sosial yang menjadi pusat perhatian dan
keprihatinan nasional dan internasional. Hal itu sangat beralasan, mengingat ruang
lingkup dan dimensinya begitu luas, sehingga kegiatannya mengandung ciri-ciri
sebagai organized crime, white-collar crime, corporate crime, dan transnational
crime. Bahkan, dengan menggunakan sarana teknologi dapat menjadi salah satu
bentuk dari cyber crime. Berdasarkan karakteristik yang demikian, maka dampak
dan korban yang ditimbulkannya juga sangat luas bagi pembangunan dan
kesejahteraan masyarakat. Bahkan dapat melemahkan ketahanan nasional.

Saat ini Indonesia sudah mempunyai Undang-Undang No. 35 Tahun 2009


tentang Narkotika (Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor: 143), tanggal 12
Oktober 2009, yang menggantikan Undang-Undang No. 22 Tahun 2007 tentang
Narkotika (lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 67), karena sebagaimana pada
bagian menimbang dari Undang-UndangNo. 35 Tahun 2009 huruf e
dikemukakan: bahwa tindak pidana Narkotika telah bersifat transnasional yang
dilakukan dengan menggunakan modus operandi yang tinggi, teknologi canggih,
didukung oleh jaringan organisasi yang luas, dan sudah banyak menimbulkan
korban, terutama di kalangan generasi muda bangsa yang sangat membahayakan
kehidupan masyarakat, bangsa, dan Negara, sehingga Undang-UndangNomor 22
Tahun 1997 tentang Narkotika sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan
situasi dan kondisi yang berkembang untuk menanggulangi dan memberantas
Tindak Pidana tersebut.Oleh sebab itu, berdasarkan ketentuan 153 Undang-
UndangNomor 35 Tahun 2009, bahwa dengan berlakunya Undang-UndangNomor
35 Tahun 2009, maka Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1997 dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku.

Undang-Undang No 35 Tahun 2009 disahkan pada 14 September


2009merupakan revisi dari Undang-Undang No. 22 Tahun 1997 tentang
Narkotika. Pemerintah menilai Undang-Undang No. 22 Tahun 1997 ini tidak
dapat mencegah tindak pidana narkotika yang semakin meningkat secara

6
kuantitatif maupun kualitatif serta bentuk kejahatannya yang terorganisir. Namun
secara substansial, Undang-UndangNarkotika yang baru tidak mengalami
perubahan yang signifikan dibandingkan dengan Undang-Undang terdahulu,56
kecuali penekanan pada ketentuan kewajiban rehabilitasi, penggunaan pidana
yang berlebihan, dan kewenangan BNN yang sangat besar.57Peraturan
perundang-undangan yang mengatur narkotika di Indonesiasebenarnya telah ada
sejak berlakunya Ordonansi Obat Bius (Verdoovende Middelen Ordonnantie,
Staatsblad Nomor 278 Jo. 536 Tahun 1927). Ordonansi ini kemudian
digantidengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1976 tentang Narkotika yang
mulai berlaku tanggal 26 Juli 1976. Selanjutnya Undang-Undang Nomor 9 Tahun
1976 telah diganti dengan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1997 tentang
Narkotika yang mulai berlaku tanggal 1 September 1997.

Ada beberapa revisi terhadap Undang- Undang Nomor 22 Tahun 1997


tersebut karena masih ditemukan beberapa kelemahan selama pelaksanaan atau
penerapannya sehingga Undang- undang tersebut diratifikasi pada Tahun 2009
sehingga melahirkan Undang- undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika,
yang mana ada beberapa perbedaan dengan undang- undang sebelumnya. Uraian
masing- masing peraturan perundang-undangan tersebut yaitu ;

1. Ordonansi Obat Bius (Verdoovende Middelen Ordonnantie, Staatsblad

Nomor 278 Jo. 536 Tahun 1927).Pada zaman penjajahan Belanda kebiasaan
penyalahgunaan obat bius dan candu, sudah mulai terasa membahayakan
masyarakat, pemakainya terutama masyarakat golongan menengah (khususnya
keturunan cina) oleh sebab itu, pada zaman tersebut pemerintah Hindai Belanda
mengeluarkkan Verdoovende Middelen Ordonnantie, Staatsblad Nomor 278 Jo.
536 Tahun 1927, yaitu peraturan yang mengatur tentang obat bius dan candu.58
Selain itu, juga diberlakukan ketentuan mengenai pembungkusan candu yang
disebut Opium verpakkings Bepalingen (Staatsblad) 1927 No. 514). Setelah
Indonesia Merdeka, kedua intrumen hukum kolonial Belanda tersebut tetap
diberlakukan berdasarkan Pasal II Aturan Peralihan UUD 1945.Peraturan
perundang-undangan ini, materi hukumnya hanya mengatur mengenai
perdagangan dan penggunaan narkotika, sedangkan tentang pemberian pelayanan

7
kesehatan untuk usaha penyembuhan pecandunya tidak diatur.Perkembangan
kejahatan di bidang narkotika pasca masa kemerdekaan cenderung semaking
meningkat dari tahun ke tahun, sehingga intrumen hukum yang mengatur tindak
pidana narkotika warisan Belanda tersebut dirasakan sudah ketinggalan jaman.
Karena itu, pada tahun 1976 pemerintah menetapkan Undang-Undang No. 8
Tahun 1976 tentang Pengesahan Konvensi Tunggal Narkotika 1961 beserta
Protokal Perubahannya. Kemudian, menyusul diberlakukan Undang-Undangg No.
9 Tahun 1976 tentang Narkotika.

8
BAB III

METODOLOGI PELAKSANAAN

3.1. Alat dan Bahan


Yang dibutuhkan pada saat penyuluhan adalah buku-buku mengenai
narkoba serta Undang-undang dan peraturan mengenai hukum pidana
penyalahgunaan narkoba.

3.2. Waktu dan Tempat


Dalam melaksanakan program sosialisasi akan dilakukan pada saat
pelaksanaan Kukerta di desa Lagan Kecamatan Selupu Rejang.

3.3. Metode Pengumpulan Data


Dalam melaksanakan penyuluhan tentang bahaya penyalahgunaan narkoba
di kalangan anak dan cara menanggulanginya dengan melakukan pendekatan
kepada pemuka masyarakat, aparatur desa, dan anak-anak di Lagan.
Mendengarkan keluhan-keluhan dari masyarakat tentang informasi
penyalahgunaan narkoba.

3.4. Metode Pengolahan Data


Kegiatan ini akan dimulai dengan membuat forum diskusi dan tanya jawab
untuk masyarakat desa Lagan. Adapun wujud nyata dari kegiatan penyuluhan dan
forum diskusi ini adalah sebuah momentum yang dapat memberikan sebuah
kesadaran dan pengetahuan kepada masyarakat bahwa betapa bahanya
penyalahgunaan narkoba di masyarakat terkhusus pada kalangan anak-anak.

9
3.5. Jadwal Rencana Kegiatan

NO Kegiatan Minggu
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Persiapan Proposal
2 Pengajuan Proposal
3 Survey dan Observasi Lokasi
4 Pengumpulan data Sekunder
5 Pengumpulan data Primer
6 Analisa dan Pengelolaan Data
Primer dan Sekunder
7 Pelaksanaan Program
8 Bazar/ Pameran Hasil Program
9 Penyusunan Draf Laporan
10 Seminar Laporan
11 Pengumpulan Laporan

10
DAFTAR PUSTAKA

Prasetyo Teguh. 2014. Hukum Pidana. Jakarta : Rajawali Pers

http://e-journal.uajy.ac.id/6579/3/MIH201895.pdf ( diakses tanggal 07


juni 2016 )

https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Rejang_Lebong ( diakses tanggal


07 juni 2016 )

https://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_adat ( diakses tanggal 07 juni 2016 )

11
BIODATA PESERTA
I. Identitas Diri
1 Nama Lengkap M. Agung Legi Zepta Putra
2 Npm 14010177
3 Tempat dan Tanggal Bengkulu, 24 Sptember 1995
Lahir
4 Alamat Asal Jl. Basuki Rahmat RT. 07 RW. 02
Kota Bengkulu
5 Alamat Rumah Jl. Basuki Rahmat RT. 07 RW. 02
Kota Bengkulu
6 Nomor Telepon -
7 Nomor HP 082281414154
8 Status Mahasiswa
9 Status Perkawinan Belum Kawin
10 Alamat Email mamapapa240995@gmail.com

II. Riwayat Pendidikan


No Program SD SMP SMA
1 Nama SDN 22 KOTA SMPN 10 SMAN 8
Sekolah BENGKULU KOTA KOTA
BENGKULU BENGKULU
2 Tahun 2002 2008 2011
Masuk
3 Tahun 2008 2011 2014
Keluar

Semua data yang saya isi dan cantumkan dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah
satu persyaratan dalam pengajuan Proposal Karya Tulis Ilmiah.

Bengkulu, JuLI 2017


Peserta KUKERTA

M. AGUNG LEGY ZEPTA PUTRA


14010177

12
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................ ii


DAFTAR ISI ............................................................................................ iii
BAB 1 PENDAHULUAN ....................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ............................................................................. 1


1.2. Tujuan .......................................................................................... 1
1.3. Permasalahan .............................................................................. 1

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ............................................................ 2

2.1. Pengertian Narkoba ...................................................................... 3


2.2. Tindak Pidana Dalam Undang-undang ...................................... 4
2.3. Tindak Pidana Penyalahgunaan narkoba................................. 6

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN .............................................. 9

2.1. Alat dan bahan .......................................................................... 9


2.2. Waktu dan Tempat ................................................................... 9
2.3. Metode Pengumpulan Data ...................................................... 9
2.4. Metode Pengolahan Data ......................................................... 9
2.5. Jadwal Rencana Kegiatan ........................................................ 10

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 11


BIODATA PESERTA .......................................................................... 12

iii

You might also like