You are on page 1of 10

MENENTUKAN INDEKS BIAS KACA PREPARAT DENGAN SUDUT

BREWSTER

I. Latar Belakang
Polarisasi merupakan proses pembatasan gelombang vektor yang
membentuk suatu gelombang transversal sehingga menjadi satu arah. Tidak
seperti interferensi dan difraksi yang dapat terjadi pada gelombang
transversal dan longitudinal. Efek polarisasi hanya dialami oleh gelombang
transversal. Cahaya dapat mengalami polarisasi menunjukkan bahwa
cahaya termasuk gelombang transversal.
Pengembangan polarisasi cahaya dalam kehidupan sehari-hari banyak
digunakan. Misalnya aplikasi polarisasi cahaya pada kaca mata tiga dimensi
dalam bidang visual efek perfileman, kacamata pelindung efek ultra violet,
dan masih banyak lainnya. Pada percobaan kali ini, praktikan akan
menggunakan prinsip polarisasi cahaya untuk mengitung indeks bias kaca
preprat dengan menggunakan metode sudut brewster.

II. Tujuan
1. Mengetahui prinsip kerja dari indeks bias kaca dengan menggunakan
metode sudut brewster.
2. Menentukan indeks bias kaca preparat dengan menggunakan metode
sudut brewster.

III. Dasar Teori


Pemantulan cahaya dalam sebuah bidang batas permukaan datar
diantara 2 medium transparan, seperti udara dan kaca, cahaya yang
dipantulkan akan terpolarisasi sebagian. Tingkat polarisasi bergantung pada
sudut datang dan indeks bias kedua medium tersebut. Saat sudut datang
seemikian rupa sehingga sinar-sinar yang dipantulkan dan dibiaskan saling
tegak lurus, maka cahaya yang diantulkan terpolarisasi secara keseluruhan
(Fajrina, 2012).
Terpolarisasi/ terkutub artinya memiliki satu arah getaran tertentu
saja. Polarisasi adalah peristiwa perubahan arah getar gelombang yang
dialami oleh cahaya, dari suatu gelombang yang memiliki vektor medan
listriknya (E) yang acak menjadi terarah atau dikatakan E tegak lurus pada
arah rambatnya (Ganijanti, 1981).
Gelombang cahaya yang masuk ke sudut polarisasi menggunakan
suatu bantuan medium bahan tertentu, dipantulkan terpolarisasi secara
keseluruhan, (medan listriknya tegak lurus terhadap bidang getar). Dan
intesitas cahayanya akan berkurang hingga ke titik paling minimum (i) = 0
Indeks bias merupakan salah satu sifat optik yang banyak digunakan
untuk mencirikan keadaan suatu material transparan. Indeks bias adalah
perbandingan kecepatan cahaya dalam udara dengan kecepatan cahaya
dalam zat tersebut. Indeks bias berfungsi untuk identifikasi zat kemurnian,
suhu pengukuran dilakukan pada suhu 20oC dan suhu tersebut harus benar-
benar diatur dan dipertahankan karena sangat mempengaruhi indeks bias.
Arah atau sudut perambatan sinar cahaya diukur dengan mengacu ke
garis normal bidang perbatasan antara kedua material. Sudut yang dibentuk
oleh arah sinar datang ke bidang perbatasan (terhadap garis normal) dan
sudut yang dibentuk oleh sinar yang meninggalkan bidang perbatasan
(terhadap garis normal) secara berturut-turut disebut sebagai sudut datang
dan sudut bias dengan nilai sinus dari sudut-sudut sinar dinyatakan sebagai
hukum snell seperti ditunjukkan dalam persamaan berikut :
n1 sin 1= n2 sin 2
dimana n1 adalah bias material atau medium 1 dan n2 adalah indeks bias
material atau medium 2, 1 adalah sudut datang dan 2 adalah sudut pantul
untuk cahaya yang datang menumbuk permukaan suatu material (Pedroti,
1993).
Indeks bias juga bisa ditentukan menggunakan sudut brewster
berdasarkan hukum snellius.

Gambar 2.2. Jalannya Sinar untuk Pemantulan dan Pembiasan


(a)1<Sudut Brewster (b) 1= Sudut Brewster
(Serway and Jewett, 2004)
Cahaya sebagian terpolarisasi (Gambar 2.2.a) ketika terpantul dari
permukaan dielektrik dimana sudut polarisasi bergantung pada sudut
datang. Saat sudut datang tertentu (Sudut Brewster - p), sinar pantul
terpolarisasi seluruhnya (Gambar 2.2.b). pada saat Sudut Brewster, sinar
yang terpantul terpolarisasi tegak lurus terhadap sinar yang dibiaskan.
Dengan menggunakan Hukum Snellius
1 1 = 2 2
Dimana n1 dan n2 adalah indeks bias
1 =
1 = 2 2
Dan karena,
+ 2 = 90, 2 = 90 , dan
sin 2 = sin(90 ) =
Substitusi untuk sin 2 dalam persamaan (2.4) menghasilkan
1 = 2
Sehingga,
2
=1
Karena nilai indeks bias udara (n1)=1, maka nilai indeks bias dapat
ditentukan dengan persamaan (2.6)
2 =
Sudut Brewster juga dapat ditentukan berdasarkan persamaan Fresnell yaitu
dengan menentukan koefisien refleksi (r) seperti diberikan oleh persamaan
(2.7) dan (2.8)
2 2
Mode TE: r = =
+2 2

2 2 2
Mode TM; r = =
2 +2 2

Dimana = sudut datang, dan n = indeks bias sampel menurut metode ini
ditentukan oleh yang membuat r = 0(Pedrotti, 1993).
Pada proses pemantulan dan pembiasan, cahaya dapat terpolarisasi
sebagian atau seluruhnya oleh refleksi. Perbandingan intensitas cahaya yang
dipantulkan dengan cahaya yang datang disebut reflektansi (R), sedangkan
perbandingan intensitas cahaya yang ditransmisikan dengan cahaya datang
disebut transmitansi (T). Fresnel menyelidiki dan merumuskan suatu
persamaan koefisien refleksi dan koefisien transmisi yang dihasilkan oleh
pemantulan dan pembiasan(Tipler, 1998).
Jenis polarisasi dengan medan listrik E tegak lurus bidang datang dan
medan magnet B sejajar bidang datang disebut transverse electric(TE).
Sebaliknya jika medan listrik E sejajar bidang datang maka jenis polarisasi
ini disebut transverse magnetic (TM). Polarisasi TE yaitu polarisasi dimana
vektor medan listrik berada pada bidang yang tegak lurus arah perambatan
gelombang. Polarisasi TM yaitu polarisasi dimana vektor medan magnetik
berada pada bidang yang tegak lurus arah perambatan gelombang.
Transmitansi dari bahan dapat dicari dengan membandingkan
intensitas sinar laser setelah melalui bahan (It) dengan intensitas sinar laser
sebelum mengenai bahan (Io)

T = 0
sedangkan Reflektansi (R) didefinisikan sebagai perbandingan antara
intensitas pemantulan dengan intensitas sumber yang dapat ditulis:

R = = (Pedrotti,1993).

IV. Metodologi Percoban


A. Alat dan Bahan
1. Laser He-Ne digunakan sebagai sumber cahaya yang akan
digunakan untuk mengukur indeks bias preparat.
2. Polarizer digunakan untuk mempolarisasi cahaya terhadap
permukaan bidang.
3. Goniometer digunakan untuk menentukan sudut putaran dari
sumber cahaya/ laser.
4. Detektor cahaya LDR digunakan untuk mendeteksi dan
mengukur intensitas cahaya yang di refleksikan/ dipantulkan oleh
kaca preparat
5. Kaca preparat digunakan sebagai bahan yang akan dihitung nilai
indeks bias kaca
6. Kabel penghubung digunaka untuk menghubungkan detektor ke
komputer

B. Langkah Kerja

Laser dinyalakan dengan menekan tombol on

Polarizer diarahkan pada 0 untuk memperoleh mode TE

Intensitas awal diukur dengan mengarahkan detektor ke sumber cahaya

Intensitas kaca diukur dengan memvariasi sudut sebesar 10

Diulangi dan diukur intensitasdengan skala 1dan 1/6 dari sudut terkecil
pengukuran sebelumnya

Nilai indeks bias diukur


C. Gambar Rangkaian Alat

D. Metode Grafik

V. Data Percobaan
1. Data TE (0)
Reflektansi Reflektansi(%)
Sudut Nilai Intensitas (mV) Rata" Intensitas
10 4478,7 4463,3 4449,2 4145,2 4384,1 0,893697477 89,36974769
20 4463,6 4459,4 4454,4 4238,7 4404,025 0,897759182 89,77591822
30 4459,2 4449,4 4444,3 4174,9 4381,95 0,8932592 89,32592
40 4370,1 4449,1 4390,5 4199,4 4352,275 0,88720996 88,72099601
50 4429,7 4425,4 4419,5 3841,5 4279,025 0,872277969 87,22779695
60 4527,2 4517 4370,3 4021,9 4359,1 0,888601234 88,86012343
70 4708,3 4689,1 4659,9 4498,4 4638,925 0,945643477 94,56434771

2. Data TM Skala 10 (90)


sudut
sudut Reflektansi Reflektansi Reflektansi (%)
Intensitas awal laser (Mv) 10 20 30 40 50 60 70
5007,9 4968,5 4988,3 4978,4 4968,7 4929,4 4782,6 4963,7 10 0,994119203 0,9941192 99,41192034
TM SKALA 10 (90) 5007,8 4983,3 4978,4 4978,4 4958,9 4939,2 4792,2 4968,7 20 0,994863039 0,994863 99,48630393
5007,8 4988,2 4978,4 4978,4 4972,5 4939,1 4792,1 4968,6 30 0,994124196 0,9941242 99,41241956
5007,8 4973,5 4983,3 4978,4 4968,6 4939,3 4811,9 4968,6 40 0,991882704 0,9918827 99,18827036
50 0,985807212 0,9858072 98,58072117
60 0,957441604 0,9574416 95,74416039
rata - rata 70 0,991927633 0,9919276 99,19276333
5007,825 4978,375 4982,1 4978,4 4967,175 4936,75 4794,7 4967,4
3. Data TM 1 (90)
sudut
sudut Reflektansi Reflektansi (%)
Intensitas awal laser (mV) 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65
5007,8 4885,3 4880,4 4860,3 4865,7 4855,9 4851 4846,3 4841,2 4821,7 4816,9 4802 55 0,977005871 97,70058708
TM SKALA 1 (90) 5007,8 4895,1 4924,5 4919,6 4846,2 4909,4 4885,1 4885,3 4836,8 4841,3 4806,7 4806,6 56 0,976761252 97,67612524
5007,8 4900 4880,4 4860,6 4860,9 4841,5 4846,3 4821,8 4816,7 4777,3 4826,5 4836,3 57 0,974280123 97,4280123
5007,8 4890,2 4880,4 4875,5 4851,2 4836,3 4811,8 4797,2 4772,5 4831,4 4851,8 4885,3 58 0,969687288 96,96872878
59 0,9706408 97,06408004
60 0,968199609 96,81996086
61 0,966023004 96,60230041
62 0,961859499 96,18594992
rata - rata 5007,8 4892,65 4891,425 4879 4856 4860,775 4848,55 4837,65 4816,8 4817,925 4825,475 4832,55
63 0,962084149 96,20841487
64 0,963591797 96,35917968
65 0,965004593 96,50045928

4. Data TM 1/6 (90)


sudut
sudut Reflektansi Reflektansi (%) Teta
Intensitas awal laser 61,167 61,33 61,5 61,667 61,83 62 62,167 62,33 62,5 62,667 62,83
5007,8 4757,3 4797,2 4796,2 4792,2 4757,9 4787,3 4811,9 4831,2 4836,3 4818,8 4836,5 61,167 0,956567754 95,65677543 1,816514
TM SKALA 1/6 (90) 5007,8 4775,6 4836,6 4792,8 4792,6 4782,3 4821,2 4816,9 4836,3 4831,4 4841,4 4831,5 61,33 0,96136527 96,13652702 1,82881
5007,8 4811,6 4806,9 4797,6 4767,8 4782,5 4792,5 4802,9 4797,2 4821,6 4762,5 4797,3 61,5 0,958664483 95,86644834 1,841771
5007,8 4816,7 4816,6 4816,6 4767,5 4792,2 4787,3 4782,3 4767,5 4757,9 4708,5 4797,2 61,667 0,954515955 95,45159551 1,854642
61,83 0,95425636 95,42563601 1,867339
62 0,957920644 95,79206438 1,880726
62,167 0,959203642 95,92036423 1,894024
62,33 0,960112225 96,01122249 1,907145
rata - rata 5007,8 4790,3 4814,325 4800,8 4780,025 4778,725 4797,075 4803,5 4808,05 4811,8 4782,8 4815,625
62,5 0,960861057 96,08610568 1,920982
62,667 0,955070091 95,50700907 1,93473
62,83 0,961624865 96,16248652 1,948298

VI. Analisa Data


Indeks bias adalah perbandingan kecepatan cahaya dalam udara
dengan kecepatan cahaya dalam zat tersebut. Prinsip kerja dari pengukuran
indeks bias kaca preparat dengan metode sudut brewster adalah apabila
suatu sumber cahaya mengenai suatu kaca maka cahaya tersebut sebagian
akan diteruskan dan sebagian yang lain akan dibiaskan. Cahaya yang
dibiaskan akan membentuk sudut tertentu sesuai dengan besar cahaya dari
sumber, maka sudut brewster merupakan sudut yang terbentuk dari sudut
datang dan sudut bias yang membentuk 90o. Dari pengukuran sudut
brewster diketahui dari intensitas sinar refleksi yang paling kecil.
Pada penentuan indeks bias kaca preparat ini terabagi menjadi 2
metode yaitu metode Transverse Electric (TE) dan metode Transverse
Magnet (TM). Apabila cahaya mengenai permukan material dielektrik mka
cahaya datang akan dipantulkan dan sebagian akan ditransmisikan. Berkas
cahaya datang yang dipantulkan sesuai sudut datang dan arah polasisasi dari
cahaya datang. Cahaya datang tanpa dipengaruhi apapun, maka cahaya
tersebut merupakan gelombang elekromagnetik yang tidak terpolarisasi
yang terdiri dari medan listrik an medan magnet yang saling tegak lurus.
Sehingga cahaya dapat dibagi menjadi dua komponen yaitu komponen
polarisasi sejajar bidang datang dan komponen tegak lurus bidang datang.
Komponen polarisasi sejajar bidang merupakan mode Transversal Magnetic
(TM) dan komponen polarisasi tegak lurus bidang datang merupakan mode
Transverse Electric (TE).
Pada percobaan ini dilakukan sebanyak 4 kali, dimana percobaan
pertama adalah mengukur refleksi yang dimulai dari sudut 0o-70o dengan
skala perubahan sudut 10o. Pengukuran ini disebut pengukuran Transverse
Electric (TE) dan diperoleh grafik hubungan Reflektansi terhadap sudut,
sebagai berikut.

Pada grafik diatas dapat diketahui bahwa nilai perubahan sudut


mempengaruhi nilai reflektansi. Pada percoban ini diambil nilai reflektansi
yang paling kecil yaitu pada sudut 50o.
Pada percobaan kedua polarizer ditempatkan pada sudut 90o dan
pengukuran ini disebut dengan pengukuran Transverse Magnet (TM) karena
posisi medan magnet tegak lurus terhadap permukaan bidang pantul. Pada
percoban ini dilakukan pengukuran sudut dari sudut 0o-70o dengan skala
perunahan 10o dan diperoleh grafik hubungan antara reflektansi terhadap
sudut sebagai berikut.
Pada grafik hubungan reflektansi terhadap sudut pada mode TM skala
10o (90) diatas dapat dianalisa bahwa pada sudut 10o-60o grafik menurun
dan pada titik 60o nilai reflektansi minimum dan pada sudut 70o nilai
reflektansi kembali naik secara signifikan. Nilai reflektansi ini dipengaruhi
oleh besarnya nilai intensitas dihasilkan dari pemantulan sinar
Pada percoban ketiga dilakukan dengan metode TM akan tetapi untuk
perubahan sudut adalah 1o. Interval sudut diambil dari hasil nilai intensitas
pada TM dengan skala 900 yang mempunyai nilai intensitas paling rendah
dan diperoleh sudut pada interval 55o-65o. Setelah diperoleh data dan dibuat
grafik hubungan antara reflekstansi terhadap sudut, sebagai berikut.

Pada grafik hubungan reflektansi terhadap sudut pada mode TM skala


o
1 (90) diperoleh nilai refrlektansi yang menurun seiring dengan semakin
besarnya sudut simpangan akan tetapi pada sudut 62o mencapai titik
minimum dan nilai reflektansi kembali naik.
Pada percobaan keempat dilakukan dengan metode TM dengan
perubahan skala sudut sebesar 1/6o dan nilai sudut diambil dari nilai
intensitas terendah pada hasil dengan skala perubahan sudut 1o

Pada grafik hubungan reflektansi terhadap sudut pada mode TM skala


1/6 (90) ini diperoleh nilai refeltansi yang paling terkcil yaitu 0,95495,426
adalah pada sudut 61,83 yang berarti pada titik itumenunjukka nilai dari
indeks bias kaca preparat sebesar 1,867

VII. Kesimpulan
1. Prinsip kerja dari pengukuran indeks bias kaca preparat dengan metode
sudut brewster adalah apabila suatu sumber cahaya mengenai suatu kaca
mka cahaya tersebut sebagian akan diteruskan dan sebagian yang lain
akan dibiaskan. Cahaya yang dibiaskan akan membentuk sudut tertentu
sesuai dengan besar cahaya dari sumber, maka sudut brewster merupakan
sudut yang terbentuk dari sudut datang dan sudut bias yang membentuk
90o. Dari pengukuran sudut brewster diketahui dari intensitas sinar
refleksi yang paling kecil.
2. Indeks bias dari kaca preparat dari percobaan diperoleh sebesar 1, 86743
sedangkan pada literatur diperoleh nilai indeks bias kaca preparat sebesar
1,485-1,755

VIII. Daftar Pustaka


Ashari, Fajrin. 2012. Rancang Bangun Alat Ukur Indeks Bias Kaca dengan
Metode Brewster berbasis Mikrokontroler. Jakarta: Universitas Indonesia
Press.
Ganijanti, A. 1981. Seri Fisika Dasar Edisi Ketiga Gelombang dan Optik.
Jakarta. Universitas Indonesia Press
Pedrotti, F.L. & L.S. Pedrotti 1993, Introduction to optics, second edition.
New Jersey: Prentice-Hall Inc.
Serway, R. A. & Jewett, J. W. (2004). Physic for Scientists and Engineers,
Six Edition. California: Thomson Brook/Cole.
Tipler, Paul. A. 1998. Fisika untuk Sains dan Teknik Jilid 1. Erlangga :
Jakarta.

Surakarta, Desember 2016


Mengetahui,
Dosen Pembimbing Praktikan

Dra. Riyatun, M.Si Agus Tri Purnomo


LAPORAN EKSPERIMEN FISIKA IV
MENENTUKAN INDEKS BIAS KACA DENGAN SUDUT BREWSTER

DISUSUN OLEH :

NAMA : Agus Tri Purnomo


NIM : M0214003

LABORATORIUM PUSAT MIPA


FALKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN FISIKA
UNIVERSITAS NEGERI SEBELAS MARET SURAKARTA
2016/2017

You might also like