Professional Documents
Culture Documents
Pengertian
Tuberkulosis adalah suatu penyakit infeksi menular yang menyerang paru-paru
yang secara khas ditandai oleh pembentukan granuloma dan menimbulkan
granuloma dan menimbulkan nekrosi jaringan. Penyakit ini bersifat menahun dan
dapat menular dari penderita ke orang lain. Tuberculosis adalah penyakit menular
yang di sebabkan hasil mikrobkteriu tuberculosis tipe humanus, sejenis kuman
yang berbentuk batang dengan ukuran panjang 1 4 mm dan tebal 0,30 0,6
/mm. sebagian besar kuman terdiri atas dasar asam lemak (lipid). Lipid inilah
yang membuat kuman lebih tahan terhadap
Manurung Santa,S.SKM,M.kep,dkk.(2008)
B. Etiologi
Kuman ini tahan hidup pada udara kering maupun dalam udara dingin
(dapat tahan betahun tahun dalam lemari es) . hal ini terjadi karena kuman
berada dalam sifat dormant. Dari sifat dormant ini kuman dapat bangkit kembali.
Sifat lain kuman adalah aerob. Sifat ini menunjukan bahwa kuman lebih
menyenangi jaringan yang tinggi kandungan oksigennya. Dalam hal ini tekanan
bagian afikal paru paru lebih tinggi dari pada bagian lainnya, sehingga bagian
afikal ini merupakan tempat predileksi penyakit tuberculosis .
Manurung Santa,S.SKM,M.kep,dkk.(2008)
1
C. Patofisiologi
2
hidung dan cabang besar bronkus dan tidak menyebabkan penyakit setelah berada
dalam ruang alveolus biasanya di bagian bawah lobus atau paru paru dan di
bagian atas lobus bawah. Basil tuberkel ini membangkitkan reaksi pradangan.
Leucosit polimerfonuklear tampak pada tempat tersebut dan memfagosit bacteria
namun tidak membunuh organism tersebut . sesudah hari hari pertama maka
leukosit di ganti oleh makrofag . alveoli yang terserang akan mengalami
konsolidasi dan timbul gejala pnemonia akut . pneumonia seluler ini dapat
sembuh dengan sendirinya sehingga tidak ada sisa yang tertinggal , atau proses
dapat juga berjalan terus , dan bakteri terus di fagosit atau berkembang biak di
dalam sel. Basil juga menyebar melalui getah bening menuju ke kelenjar getah
bening regional . makrofag yang mengadakan infiltrasi menjadi lebih panjang dan
sebagian bersatu sehingga membentuk sel tuberkel epiteluit. Yang dikelilingi oleh
foit, reaksi ini biasanya membutuhkan waktu 10 20hari
Manurung Santa,S.SKM,M.kep,dkk.(2008)
D. Diagnosis
Apabila hnya satu specimen yang positif perlu diadakan pemeriksaan lebih
lanjut yaitu foto rontgen dada atau pemeriksaan specimen dahak SPS diulang.
Kalau hasil roentgen mendukung tuberculosis, maka penderita didiagnsis sebagai
penderita BTA positif, tetpi kalau hasil roentgen tidak mendukung tuberkulasis
maka pemeriksaan SPS diulangi. Jika fasilitas memungkinkan, dapat dilakukan
pemeriksaan lain seperti metode biakan.
3
lakukan pemeriksaan foto roentgen dada untuk mendukung dignosis tuberculosis.
Jika hasil roentgen mendukung tuberculosis maka diagnosisnya adalah penderita
tuberculosis BTA negative dan roentgen positif, bila hasil foto roentgen tidak
mendukung maka penderita tersebut dinyatakan bukan tuberculosis.
Hasil Hasil
Penderita TBC BTA positif BTA BTA
+++ ---
++-
+--
Periksa roentgen dada
4
E. Manifestasi Klinik
Pada stadium awal penyakit TB tidak menunjukan tanda dan gejala yang
spesifik. Namun seiring dengan perjalanan penyakit akan menambah jaringan
parunya mengalami kerusakan sehingga dapat meningkatkan produksi sputum
yang yang ditunjukan dengan seringnya klien batuk sebagai bentuk kompensasi
pengeluaran dahak.
Selain itu klien merasa letih, lemah, berkeringat pada malam hari dan
mengalami penurunan berat badan yang berarti. Secara rinci tanda dan gejala TB
paru ini dapat dibagi atas 2 golongan yaitu gejala sistemik dan gejala respiratorik.
a. Demam
b. Malaise
Karena sifat tuberkulosis bersifat radang menahun, maka dapat terjadi rasa
tidak enak badan, pegal pegal nafsu makan berkurang , badan makin
kurus , sakit kepala , mudah lelah, dan pada wanita kadang kadang dapat
terjadi gangguan siklus Haid.
a. Batuk
5
Batuk baru timbul apabila proses penyakit telah melibatkan Bronkus.
Batuk mula mula terjadi oleh karena iritasi bronchus ; selanjutnaya
akibat adanya peradangan pada ronkhus. Batuk produktif ini berguna
untuk membuang produk - ekskresi peradangan, dahak dapat bersifat
mukoid ataun purulen.
b. Batuk darah
Batuk darah terjadi akibat pecahnya pembuluh darah, berat dan ringanya
batuk darah yang timbul , tergantung dari besarnya pembiluh darah yang
pecah. Batuk darah tidak selalu timbul akibat pecahnya aneurisme pada
dindin kafitas , juga dapat terjadi karena ulserasi pada mukosa bronkus.
Batuk darah inilah yang paling sering membawa penderita berobat ke
dokter.
c. Sesak nafas
Gejala ini ditemukan pada penyakit yang lanjut dengan kerusakan paru
yang luas. Pada awal penyakit gejala ini tidak pernah ditemukan
d. Nyeri dada
Test diagnostik
6
a. Pemeriksaan radiologis : Foto Rontgen Toraks . tuberkulosis dapat
memberikan gambaran yang bermacam-macam pada foto rontgen toraks ,
akan tetapi terdapat beberapa gambaran yang karakteristik untuk
tuberkulosis paru yaitu :
Terdapat klasifikasi
Apabila lesi bilateral terutama bila terdapat pada lapangan atas paru
Bayangan abnormal yang menetap pada foto toraks setelah foto ulang
beberapa minggu
7
ditemukan pada kedua paru. Gambara fibrosis tampak seperti garis garis
yang yang padat. Sedangkan klasifkasi terlihat sebagai bercak dengan
ednsitas tinggi. Sering juga ditemui penebalan yang tersebar merata di
kedua paru. Gambaran efusi pleura dan pneumotoraks juga sering
menyertai tuberkulosis paru paru. Foto toraks PA dan lateral biasanya
sudah cukup memberikan gambaran. Kadang-kadang diperlukan
pemeriksaan radiologik khususnya seperti foto toplordotik, tomogram,
dan bronkografi . penting sekali melakukan efaluasi foto dan
membandingkan hasilnya, untuk mengetahui apakah ada
kemajuan,perburukan atau terdapat kelainan yang mene tetap
b. Pemeriksaan laboratorium
Darah
Sputum BTA
8
mengukur diameter dari pembengkakan (indurasi) yang terjadi pada
lokasi penyuntikan. Industri berupa kemerahan denag hasil sebagai
berikut:
Indurasi 0 -5 mm:negatif
Indurasi 6 9 mm: meragukan
Test tubeculin negatif berarti bahwa secara klinis tidak ada infeksi microbcterium
tuberculosa, dan bila hasil meragukan dapat disebabkan karena kesalahan teknik
reaksi silang.
Manurung Santa,S.SKM,M.kep,dkk.(2008)
F. Komplikasi
a. Malnutrisi
b. Empiemap
c. Efusi pleura
G. Penatalaksaan.
Penatalaksanaan Medis
9
Diberikan untuk :
Diberikan untuk :
Diberikan untuk:
Bila pada akhir tahap intensif pengobatan penderita baru BTA positif dengan
kategori 1 atau penderita BTA positif pengobatan ulang dengan kategori 2,hasil
pemeriksaan dahak masih BTA positif, diberikan obat sisipan (HRZE) setiap hari
selama 1 bulan.
Pengobatan
A. Jenis Obat
- Insoniasid (H)
10
- Rifampisin
- Pirasinamid (z)
- Etambutol (E)
- Sterptomicin Analgetik
Dosis Tahap Intensif dan dosis tahap lanjutan ditelan sbagai dosis
tunggal. Sebaiknya pada saat perut kosong. Apabila panduan obat yang
digunakan tidak adekuat Quenis, dosis, dan jangka waktu pengobatan, Kuman
TB akan berkembang menjadi kebal obat (Resisten)
- Tahap Lanjut
Pada tahap lanjutan penderita mendapat jenis obat lebih sedikit, namun
dalam jangka waktu lama.
Pencegahannya yaitu ;
- Isolasi untuk penderita TB Paru
- Kebersihan Lingkungan
- Vaksinasi BCG
11
C. Efek samping penggunaan obat OAT :
1. Isoniazid (INH) / H :
a. Neutis perifer
a. Ekterus
b. Hipersensitifitas
c. Lain lain : mulut kering , nyeri epigastrit , tinnitus , retensio urine
2. Rifampisin / R :
a. ikterus
b. Flu-lek syndrome
c. Syndrome radmen
d. Lain lain : supresi imunitas
3. Etambutol / E
a. Neuritis optic
a. Gout
b. Lain lain : gatal, nyeri sendi, nyeri perut, malaise,kepala sakit,
halusinasi
4. Pirazinamid / Z
a. Gangguan hati
a. Gout
b. Lain lain : astralgia, anoreksia, mual muntah disuria, malaise,demam
5. Streptomisin / S :
a. Reaksi terpenting disebabkan oleh hipersensitifitas
a. Mempengruhi saraf otak ke 8.
b. Dapat menurunkan fungsi ginjal.
( Arif mansjoer , dkk. 1999)
12
A. Data dasar pengkajian pasien
1. Dasar data pengkajian pasien pola aktifitas/istirahat
Gejala : Kelelahan umum dan kelemahan
Nafas pendek karena kerja
Kesulitan tidur pada malam atau demam pada malam hari
Menggigil atau berkeringat
Mimpi buruk
Tanda : Takikardia, takipnea, dispnea pada kerja.
Kelemahan otot, nyeri dan sesak (tahap lanjut)
2. Integritas Ego
Gejala : adanya / faktor stress lama
Masalah keangan
Perasaan tak berdaya/tak ada harapan
Populasi budaya atau etnik
Tanda : menyangkal (khususnya selama tahap dini)
Ansietas, ketakutan mudah teransang.
3. Makanan/cairan
13
Gejala : Kehilangan nafsu makan
Tak dapat menelan
Penurunan berat badan
Tanda : tugor kulit buruk, kering/bersisik
Kehilangan otot atau hilang lemak subcutan
4. Nyeri kenyamanan
Gejala : Nyeri dada meningkat karena batuk berulang
Tanda : berhati-hati pada area yang sakit.
5. Pernapasan
Gejala : batuk positif produktif atau tidak produktif
Nafas pendek
Riwayat tubercolosis atau terpejam pada individu terinfeksi
Gejala : peningkatan frekuensi pernapasan
Penembangan pernapasan tak simestris (efusi pleura).
Perkusi pekak dan penurunan fremitus (cairan pleural atau penebalan
pleural)
Bunyi nafas : menurun/tak ada suara bilateral atau unilateral (efusi
pleural atau pneumotorak).
Karateristik sputum ; hijau atau purulen, mukoid kuning atau bercak
darah.
Deviasi trakeal (penyebaran bronkogenik).
Tak perhatian , mudah terangsang yang nyata, perubahan mental (Tahap
lanjut).
6. Keamanan
Gejala : adanya kondisi penekanan imun, contoh AIDS, kanker, tes HIV positif.
Tanda : demam, rendah atau sakit panas akut
7. Interaksi sosial
Gejala : perasaan isolasi atau penekan/penolakan karena penyakit menular.
Perubahan pola biasa dalam tanggung jawab atau perubahan kapasitas
fisik untuk melaksanakan peran.
8. Penyuluhan pembelajaran
Gejala : Riwayat keluarga KB
Ketidakmampuan umum atau status kesehatan buruk
Gagal untuk membaik atau kambuhnya TB
14
Tida berpartisipasi dalam terapi
(Marilynn E. Doengoes.2000)
1. Jalan nafas tidak efektif B/d secret yang kental pada saluran nafas.
Tujuan :
- mempertahankan jalan nafas pasien
- mengeluarkan secret tanpa bantuan
- menunjukan perilaku untuk memperbaiki atau mempertahankan
bersihan jalan nafas.
INTERVERENSI RASIONAL
Kaji pada pola nafas, frekuensi, irama dan - sebagai tindakan lanjut untuk mengetahui
kedalaman pola nafas pasien.
Catat kemampuan untuk mengeluarkan sputum - sputum yang berdarah dan kental
dan karakter sputum. diakibatkan oleh kerusakan paru atau luka
bronchial
Beri posisi semi fowler
- posisi memaksimalkan ekspensi paru dan
menurunkan upaya pernapasan
15
Ajarkan cara batuk efektif. - Untuk memudahkan pengeluaran lender atau
secret.
Bersihkan secret dari mulut dan trachea - mencegah obstruksi saat aspirasi,
penghisapan sesuai keperluan. penghisapan dapat dilakukan bila pasien tidak
dapat mengeluarkan secret.
Pertahankan masukan cairan sedikitnya - pemasukan tinggi ciran membantu untuk
2500ml/hari kecuali kontra indikasikan. mengencerkan secret, membuatnya mudah
dikeluarkan.
Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian - pemberian terapi yang tepat dapat
terapi mempercepat proses penyembuhan penyakit.
( Marilynn E. Doengoes.2000)
INTERVERENSI RASIONAL
16
Kaji kemampuan pasien dalam melakukan - pasien dapat mengetahui seberapa jauh
aktifitas. kemampuan pasien dalam melakukan aktifitas
sendiri.
- kemampuan pasien dapat terpenuhi dan
Berikan bantuan dalam melakukan aktifitas diharapkan pasien merasa puas dengan
pelayanan yang diberikan serta terdorong untuk
melakukan aktifitas sendiri.
- agar tidak terjadi kekakuan pada persendian
Tingkatan aktifitas pasien secara bertahap pasien.
- Untuk meningkatkan semangat pasien agar
Berikan motifasi dan latihan dalam memenuhi lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhan
sehari-sehari sehari-hari, dan menghindari ketergantungan
pada orang lain.
( Marilynn E. Doengoes.2000)
3. Pemenuhi Nutrisi kurang dari kebutuhan B/d faktor intake yang tidak adekuat.
Tujuan : - Pasien mengatakan napsu makan bertambah
- Porsi setiap makan dihabiskan
- BB ideal/ meningkat bagi yang kurang.
INTERVENSI RASIONAL
17
Kaji pola makan pasien, frekuensi pola makan - sebagai bahan informasi tentang jumlah
yang disukai dan tidak disukai. intake dan sebagai patokan untuk intervensi
selanjutnya.
Beri makan porsi sedikit tapi sering - Untuk menjaga kestabilan fungsi tubuh dan
mencegah terjadinya pengosongan lambung.
Kolaborasi dengan Tim Gizi dalam pemberian - Diet yang tepat mempercepat proses
diet seimbang. penyembuhan.
(Marilynn E. Doengoes.2000)
INTERVENSI RASIONAL
18
Kaji tingkat nyeri daerah, skala, penyebaran - untuk menentukan intervensi selanjutnya
dan kualitas nyeri.
Anjurkan untuk menarik nafas dalam bila nyeri - Relaksasi otot yang benar dapat mengurangi
timbul. rasa nyeri.
Kolaborasi dalam pemberian obat anti nyeri. - Merupakan tindakan farmakoterapi dalam
mengatasi nyeri.
5. Gangguan pola istirahat dan tidur B/d pola nafas yang tidak efektif.
Tujuan : - Pasien mengkomunikasikan dapat tidur dengan nyenyak.
INTERVENSI RASIONAL
Kaji pola istirahat tidur pasien - untuk mengetahui pola dan kebiasaan tidur
serta untuk menentukan intervensi lebih lanjut.
Ciptakan lingkungan yang tenang. - Lingkungan yang tenang dapat menciptakan
suasana yang nyaman dalam beristirahat.
Anjurkan mengambil posisi senyaman - perubahan posisi dapat merubah area tahanan
mungkin. serta dapat meningkatkan kenyamanan.
( Marilynn E. Doengoes.2000)
19
ALUR PATHOFISIOLOGI DAN PENYIMPANGAN KDM
TB. PARU
Invasi kuman TB
Terjadi inflamasi
Kelmahan fisik
Resiko tinggi terhadap
Kurang informasi penyebaran infeksi Intoleransi aktifitas
Anorexia
Kurang Pengetahuan
Perubahan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh
1
A. Pengkajian
1. Identitas
Nama : Ny.B
Umur : 60 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan : SD
Agama : Islam
Alamat : Bt. Merah
Tanggal Masuk RS : 01-02-2010/20.50 Wit
Tanggal Pengkajian : 05-02-2010/10.00 Wit
No.Register Medis : 10 80 89
Diagnosa Medis : TB PARU
Nama Penanggung Jawab : Tn A
Pekerjaan : Pns
Hub. Dengan klien : Anak
2. Riwayat kesehatan sekarang
c. Klien tidak ada riwayat alergi terhadap obat dan makanan tertentu
1
4. Riwayat Kesehatan keluarga
Genogram 3 generasi
X? X X? X
? ?
X X? X X? X X? X
? ? ? ?
X? 6
0
Ket : : meninggal
x x
: laki laki
: perempuan
= : hubungan perkawinan
: pasien
2
Pola Aktivitas Sehari-Hari
3
Jumlah jam kerja
keluhan
5. Aspek Psikososial
o status emosional : Pasien tidak emosional
o Persepsi diri: Pasien khawatir dengan kondisinya serta sering bertanya
tentang penyakit yang dialaminya
o pola interaksi klien : Pasien beriteraksi dengan baik
6. Pemeriksaan Fisik
i. Pengamatan umum
1. Keadaan umum : Lemah
2. Keadaan sakit : Sedang
3. Tingkat kesadaran : Sadar
4. Ekspresi Wajah : Tampak gelisah
ii. Pengukuran geometri
1. BB Sekarang : 49 kg
2. TB Saat pengkajian : 160 cm
3. BBI : 54 kg
4. Kesimpulan : BB tidak ideal (kurang 5kg dari BBI)
iii. Tanda Tanda vital
1. Suhu : 36C
2. Nadi : 100x/menit
3. Respirasi : 26x/menit
4. Tekanan darah : 120/70mmHg
iv. Pemeriksaan (kepala, mata, hidung dan tenggorokan)
1. Kepala
a. Bentuk : Bulat
b. Keluhan yang berhubungan : Pusing
2. Mata
a. Ukuran pupil : normal
b. Isokor : Ya
c. Reaksi terhadap cahaya : Mengecil
d. Akomodasi : Baik
e. Bentuk : normal
f. Konjungtiva : Pucat
g. Fungsi penglihatan : Berkurang
h. Menggunakan alat bantu : Tidak ada
i. Keluhan : Pandangan kabur
3. Hidung
a. Reaksi alergi : Tidak ada
b. Bentuk hidung : Normal
c. Fungsi penciuman : Baik
d. Peradangan : Tidak ada
e. Perdarahan : Tidak ada
f. Menggunakan alat bantu : Tidak ada
g. Keluhan : Tidak ada
4
4. Mulut dan Tenggorokan
a. Keadaan rongga mulut : Kering
b. Problem menelan : Tidak ada
c. Gangguan bicara : Tidak ada
d. Fungsi mengunyah : Baik Tidak ada kelainan
v. Leher
1. Vena jugularis : Tidak ada pembesaran
2. Arteri karotis : Teraba
3. Pembesaran tiroid : Tidak ada
4. Pembesaran kelenjar limfe : Tidak ada
vi. Dada( Inspeksi,Palpasi,Auskultasi,Perkusi)
1. Bentuk dada : Semitris
2. Pergerakan pernafasan : Cepat
3. Bunyi pernafasan : Vesikuler
4. Pola nafas/batuk : Batuk kering
5. Sputum : Kental
6. Frekwensi pernafasan : Takipnea ( 26x/menit)
7. Bunyi nafas tambahan : Ronchi (+)
8. Keluhan : Ada kelainan
9. Jantung
a. Bunyi jantung ( S1,S2) : S1 dan S2 Normal
b. Bunyi jantung tambahan : Tidak ada
c. Irama jantung : Irreguler ( tidak teratur)
d. Keluhan : Jantung berdebar-debar
vii. Abdomen
1. Bentuk : Normal
2. Bunyi usus : Normal
3. Bising arteri : Normal
4. Pembesaran hepar : Tidak ada
5. Pembesaran ginjal : Tidak ada
6. Kandung kemih : Tidak ada kelainan
7. keluhan : Tidak ada kelainan
viii. Ekstrimitas
1. Ekstrimitas atas : Terpasang IVFD RL 24 tetes/menit
2. Ekstrimitas bawah : Tidak ada keluhan
ix. Pemeriksaan neurologis
1. Tingkat kesadaran : Sadar
2. Koordinasi : Baik
3. Memori : Baik
4. Orientasi : bingung
5. Kelumpuhan motorik : Tidak ada
6. Gangguan sensorik : Tidak ada keluhan
5
7. Pemeriksaan Penunjang
8. Therapy/Pengobatan/ Penatalaksanaan
10 Klasifikasi Data
6
11. Analisa Data
Nama PX : NY.B No. Registrasi : 10.80.89
Umur : 60 Tahun
DS : Pasien Mengatakan
Badan Lemas
Mulut Kering
Kurang nafsu makan Tidak Perubahan nutrisi kurang
DO : Nafsu makan dari kebutuhan tubuh
K/U Lemah
BB tidak ideal (kurang 5kg
dari BBI)
Porsi makan yang
dihabiskan porsi
Keadaan rongga mulut :
kering
DS : Pasien mengatakan
Khawatir akan kondisinya
serta bertanya tentang penyakit
yang dialaminya Kurang informasi yang Kurang Pengetahuan
Tingkat pendidikan hanya cukup tentang penyakitnya
lulusan SD
DO:
Ekspresi wajah gelisah
7
Data subjektif dan data
objektik tidak dibuktikan
1. Bersihan jalan nafas inefektif b/d Penumpukan sekret kentaldalam rongga beruncus
yang ditandai dengan
DS : Pasien mengatakan
Batuk dengan dahak susah dikeluarkan
Sesak bila beraktivitas
Keringat dingin pada malam hari
Dada terasa sakit pada saat batuk
DO :
Sputum kental
Takipnea
Ronki (+)
Loukosit : 12.900 mm
LED 15-30 mm/jam
Foto Thorak : Hasil : TB.paru Aktif (kesan proses spesifik)
Respirasi : 26x/menit
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d Anoreksia yang ditandai dengan
DS : Pasien Mengatakan
Badan Lemas
Mulut Kering
Kurang nafsu makan
DO :
K/U Lemah
BB tidak ideal (kurang 5kg dari BBI)
Porsi makan yang dihabiskan porsi
Keadaan rongga mulut : kering
DS : Pasien mengatakan
Khawatir akan kondisinya serta bertanya tentang penyakit yang
dialaminya
8
Tingkat pendidikan hanya lulusan SD
DO:
Ekspresi wajah gelisah
1. Bersihan jalan nafas inefektif b/d Penumpukan sekret kenta dalam rongga broncus
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d Tidak napsu makan
9
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
10
Nama : Ny.S Hari/Tanggal : jumat / 05-02-10
Umur : 60Tahun Ruang : RIW
Jenis Kelamin:Wanita No.Reg :10-80-89
11
Nama : Ny. S Hari/Tanggal : jumat / 05-02-10
Umur : 60Tahun Ruang : RIW
Jenis Kelamin:Wanita No.Reg :10-80-89
12
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
13
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Nama : Ny. S Hari/Tanggal: jumat / 05-02-10
Umur : 60Tahun Ruang: RIW
Jenis Kelamin:Wanita No.Reg:10-80-89
NO IMPLEMENTASI EVALUASI
1 Hari/Tanggal : Jumat/05-02-2010 Hari/Tanggal : Jumat/05-02-2010
Pukul : 12.00 Wit Pukul : 14.00 Wit
1. Mengkaji pola nafas, frekuensi, irama dan
S : Pasien mengatakan:
kedalaman selama 1menit Nyeri dada berkurang
Hasil : Batuk berkurang
Takipnea
Pernapasan : 26x/menit
Pukul : 12.10Wit O:
2. Mencatat kemampuan untuk mengeluarkan Takipnea
sputum dan karakter sputum. Pernapasan 26x/menit
Hasil : Pasien susah untuk mengeluarkan sputum
Pukul : 12.30 Wit
3. Memberikan posisi semi fowler terhadap pasien
Hasil : Pasien mengatakan batuk dan nyeri dada A: Masalah teratasi sebagian
berkurang
Pukul : 12. 45 wit
4. Mengajarkan latihan batuk efektif. P : Intervensi 1,2,3 dilanjutkan
Hasil :
Pasien mampu melakukan batuk efektif
Pukul : 14. 00 wit
5. Mempertahankan masukan cairan sedikitnya
2500ml/hari kecuali kontra indikasikan.
Hasil :
Pasien minum 3 botol aqua besar
NO IMPLEMENTASI EVALUASI
2 Hari/Tanggal : Jumat/05-02-2010 Hari/Tanggal : Jumat/05-02-2010
Pukul : 13.00 Wit Pukul : 12.00 Wit
1. Mengkaji pola makan dan keluhan pada saat
S : Pasien mengatakan:
14
makan dengan menanyakan kepada pasien Kurang napsu makan
berapa kali makan dalam sehari serta keluhan
yang dirasakan O:
Hasil : Pasien hanya menghabiskan
3x / hari porsi
Pasien hanya menghabiskan porsi Sputum masih kental
Kurang napsu makan BB : 49 kg
Pukul : 13.10 Wit
2. Menimbang BB setiap hari
Hasil :
BB : 49 kg
A: Masalah belum teratasi
Pukul : 13.00 Wit
3. Berkolaborasi dengan tim gizi dalam pemberian
diet yang tepat. P : Intervensi 1,2,3 dilanjutkan
Hasil :
Diet TKTP.
NO IMPLEMENTASI EVALUASI
3 Hari/Tanggal : Jumat/05-02-2010 Hari/Tanggal : Jumat/05-02-2010
Pukul : 11.00 Wit Pukul : 14.00 Wit
1. Mengkaji tingkat pemahaman klien tentang
S : Pasien mengatakan:
penyakitnya dengan cara menanyakan kepada Belum memahami
penyakit yang dideritanya.
pasien apakah memahami penyakit yang
dideritnya O:
15
Hasil : pasien belum memahami penyakit yang banyak bertanya tentang
dideritanya. apa yang dijelaskan
NO IMPLEMENTASI EVALUASI
4. Hari/Tanggal : Jumat/05-02-2010 Hari/Tanggal : Jumat/05-02-2010
Pukul : 11.00 Wit Pukul : 14.00 Wit
1) Mengdentifikasi orang-orang yang beresiko
S : Pasien mengatakan:
terkena infeksi penyebaran dengan menanyakan
Tinggal serumah dengan
orang-orang terdekat dengan pasien serta
suami dan ke3 anaknya
lingkungan tempat tinggal pasien
Hasil : Lingkungan tempat tinggal
pasien padat
Pasien mengatakan tinggal serumah dengan
suami dan ke3 anaknya
Pasien berada pada lingkungan yang padat
O:
penduduk.
Pasien menerima anjuran dari
perawat
Pukul : 11.30 Wit
Mengerti tentang apa yang
dijelaskan oleh perawat
16
2) Menganjurkan pasien untuk menutup mulut dan
membuang sputum pada tempat penampungan
yang tertutup jika batuk.
Hasil : A: Masalah teratasi
Pasien menerima anjuran yang diberikan
oleh perawat
17
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama : Ny.S Hari/Tanggal : Sabtu/ 06-02-10
Umur : 60Tahun Ruang : RIW
Jenis Kelamin:Wanita No.Reg :10-80-89
CATATAN PERKEMBANGAN
18
Nama : Ny.S Hari/Tanggal : Sabtu / 06-02-10
Umur : 60Tahun Ruang : RIW
Jenis Kelamin:Wanita No.Reg :10-80-89
CATATAN PERKEMBANGAN
19
Nama : Ny.S Hari/Tanggal : Sabtu / 06-02-10
Umur : 60Tahun Ruang : RIW
Jenis Kelamin:Wanita No.Reg :10-80-89
CATATAN PERKEMBANGAN
20
Nama : Ny.S Hari/Tanggal : Sabtu / 06-02-10
Umur : 60Tahun Ruang : RIW
Jenis Kelamin:Wanita No.Reg :10-80-89
21
22