You are on page 1of 42

A.

Pengertian
Tuberkulosis adalah suatu penyakit infeksi menular yang menyerang paru-paru
yang secara khas ditandai oleh pembentukan granuloma dan menimbulkan
granuloma dan menimbulkan nekrosi jaringan. Penyakit ini bersifat menahun dan
dapat menular dari penderita ke orang lain. Tuberculosis adalah penyakit menular
yang di sebabkan hasil mikrobkteriu tuberculosis tipe humanus, sejenis kuman
yang berbentuk batang dengan ukuran panjang 1 4 mm dan tebal 0,30 0,6
/mm. sebagian besar kuman terdiri atas dasar asam lemak (lipid). Lipid inilah
yang membuat kuman lebih tahan terhadap
Manurung Santa,S.SKM,M.kep,dkk.(2008)

B. Etiologi

Tb paru disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis sejenis kuman


berbentuk batang dengan ukuran panjang 2-4/um,dan tebal 0,3 0,6 / um.

Tuberculosis adalah penyakit menular yang di sebabkan hasil


mikrobkterium tuberculosis tipe humanus, sejenis kuman yang berbentuk batang
dengan ukuran panjang 1 4 mm dan tebal 0,30 0,6 /mm. sebagian besar kuman
terdiri atas dasar asam lemak (lipid). Lipid inilah yang membuat kuman lebih
tahan terhadap gangguan kimia dan fisik.

Kuman ini tahan hidup pada udara kering maupun dalam udara dingin
(dapat tahan betahun tahun dalam lemari es) . hal ini terjadi karena kuman
berada dalam sifat dormant. Dari sifat dormant ini kuman dapat bangkit kembali.
Sifat lain kuman adalah aerob. Sifat ini menunjukan bahwa kuman lebih
menyenangi jaringan yang tinggi kandungan oksigennya. Dalam hal ini tekanan
bagian afikal paru paru lebih tinggi dari pada bagian lainnya, sehingga bagian
afikal ini merupakan tempat predileksi penyakit tuberculosis .

Manurung Santa,S.SKM,M.kep,dkk.(2008)

1
C. Patofisiologi

Kuman tuberculosis masuk kedalam tubuh melalui udara pernafasan. Bakteri


yang hidup akan dipindahkan malalui jalan nafas melalui alveoli,tempat dimana
mereka mengumpul dan mulai memperbanyak diri. Selain itu bakteri juga dapat
dipindahkan melalui limfe dan cairan darah ke bagian tubuh lainnya.

Sistem imun tubuh berrespon dengan melakukan reaksi inflamasi


tuberkulosis menghancurkan banyak bakteri limposit spesifik tuberkulosis
menghancurkan bakteri dan jaringan normal.reaksi jaringan ini mengakibatkan
penumpukan eksudat dalam alveolat yang dapat menyebabkan
bronchopneumonia.infeksi awal biasanya terjadi 2 3 minggu setelah pemajanan.

Masa jaringan baru yang disebut granuloma merupakan gumpalan basil


yang masih hidup dan sudah mati dikelilingi oleh makrofag dan membentuk
dinding protektif granuloma diubah menjadi jaringan fibrosa bagian sentral dari
fibrosa ini di sebut TUBERKEL bakteri dan makrofag menjadi nekrotik
membentuk massa seperti keju.

Setelah pemajanan dan infeksi awal, individu dapat mengalami penyakit


aktif karena penyakit tidak ada kuatnya sistem imun tubuh. Penyakit aktif dapat
juga terjadi dengan infeksi ulang dan aktivitas bakteri. Tuberkel memecah,
melepaskan bahan seperti keju ke dalam bronkhi. Tuberkel yang pecah
menyembuh dan membentuk jaringan parut paru yang terinfeksi menjadi lebih
bengkak dan mengakibatkan terjadinya bronkhopneumonia lebih lanjut.
Port de enri kuman mikronakteium tuberculosis adalah saluran
pernafasan, saluran pencernaan, dan luka terbuka pada kulit, kebanyakan infeksi
tuberculosis , terjadi melalui udara (air way) , yaitu melalui inhalasi droplet yang
mengandung kuman kuman basil tuberkel yang berasal dari orang yang
terinfeksi.
Basil tuberkel yang mencapai permukaan alveolus biasanya di inhalasi
terdiri dari 1 3 gumpalan basil yang lebih besar cenderung tertahan di saluran

2
hidung dan cabang besar bronkus dan tidak menyebabkan penyakit setelah berada
dalam ruang alveolus biasanya di bagian bawah lobus atau paru paru dan di
bagian atas lobus bawah. Basil tuberkel ini membangkitkan reaksi pradangan.
Leucosit polimerfonuklear tampak pada tempat tersebut dan memfagosit bacteria
namun tidak membunuh organism tersebut . sesudah hari hari pertama maka
leukosit di ganti oleh makrofag . alveoli yang terserang akan mengalami
konsolidasi dan timbul gejala pnemonia akut . pneumonia seluler ini dapat
sembuh dengan sendirinya sehingga tidak ada sisa yang tertinggal , atau proses
dapat juga berjalan terus , dan bakteri terus di fagosit atau berkembang biak di
dalam sel. Basil juga menyebar melalui getah bening menuju ke kelenjar getah
bening regional . makrofag yang mengadakan infiltrasi menjadi lebih panjang dan
sebagian bersatu sehingga membentuk sel tuberkel epiteluit. Yang dikelilingi oleh
foit, reaksi ini biasanya membutuhkan waktu 10 20hari
Manurung Santa,S.SKM,M.kep,dkk.(2008)

D. Diagnosis

Diagnosis tuberculosis pada orang dewasa dapat ditegakkan dengan


ditemukannya BTA pada pemeriksaan dahak secara mikroskopis. Hasil
pemeriksaannya dinyatakan positif apabila ditemukan sedikitnya dua dari tiga
spesimen dahak SPS (sewaktu-pagi-sewaktu) BTA hasilnya positif.

Apabila hnya satu specimen yang positif perlu diadakan pemeriksaan lebih
lanjut yaitu foto rontgen dada atau pemeriksaan specimen dahak SPS diulang.
Kalau hasil roentgen mendukung tuberculosis, maka penderita didiagnsis sebagai
penderita BTA positif, tetpi kalau hasil roentgen tidak mendukung tuberkulasis
maka pemeriksaan SPS diulangi. Jika fasilitas memungkinkan, dapat dilakukan
pemeriksaan lain seperti metode biakan.

Namun jika tiga specimen dahak negative, dapat diberikan antibiotic


spectrum luas (seperti amixilin atau kotrimoksasol) dan bila tidak ada perubahan,
sementara gejala klinis tetap muncurigakan tuberculosis maka perlu diulangi
pemeriksaan dahak SPS. Apabila hasilnya positif maka diagnosis sebagai
penderita tuberculosis BTA positif, akan tetapi jika hasil pemeriksaan negative,

3
lakukan pemeriksaan foto roentgen dada untuk mendukung dignosis tuberculosis.
Jika hasil roentgen mendukung tuberculosis maka diagnosisnya adalah penderita
tuberculosis BTA negative dan roentgen positif, bila hasil foto roentgen tidak
mendukung maka penderita tersebut dinyatakan bukan tuberculosis.

ALUR DIAGNOSIS TUBERKULOSIS PARU PADA ORANG DEWASA

Tersangka Penderita TBC


(suspek TBC)

Perikasa darah sewaktu, pagi, sewaktu (SPS)

Hasil Hasil Hasil


BTA BTA BTA
+++ +-- ---
++-

Beri anti biotic spectrum luas


Periksa Rontgen dada

Tidak ada Ada


perbaikan perbaikan
Hasil Hasil tidak
mendukun mendukun
g TBC Ulangi periksa dahak SPS
g TBC

Hasil Hasil
Penderita TBC BTA positif BTA BTA
+++ ---
++-
+--
Periksa roentgen dada

Hasil Hasil ronten


mendukung negatif
TBC

TBC BTA negative Bukan TBC penyakit lain


roentgen pos

4
E. Manifestasi Klinik

Pada stadium awal penyakit TB tidak menunjukan tanda dan gejala yang
spesifik. Namun seiring dengan perjalanan penyakit akan menambah jaringan
parunya mengalami kerusakan sehingga dapat meningkatkan produksi sputum
yang yang ditunjukan dengan seringnya klien batuk sebagai bentuk kompensasi
pengeluaran dahak.

Selain itu klien merasa letih, lemah, berkeringat pada malam hari dan
mengalami penurunan berat badan yang berarti. Secara rinci tanda dan gejala TB
paru ini dapat dibagi atas 2 golongan yaitu gejala sistemik dan gejala respiratorik.

1. Gejala sistemik meliputi :

a. Demam

Merupakan gejala awal yang pertama dari Tuberkulosis paru. biasanya


timbul pada sore dan malam hari mirip demam influenza,yang segera
mereda tergantung dari daya tahan tubuh dan firulensi kuman serangan
demam yang berikut dapat terjadi setelah 3 bulan,6 bulan,9 bulan, demam
seperti influenza ini hilang timbul dan makin lama makin panjang
serangannya sedang masa bebas serangan makin pendek.

b. Malaise

Karena sifat tuberkulosis bersifat radang menahun, maka dapat terjadi rasa
tidak enak badan, pegal pegal nafsu makan berkurang , badan makin
kurus , sakit kepala , mudah lelah, dan pada wanita kadang kadang dapat
terjadi gangguan siklus Haid.

2. Gejala Respiratorik meliputi :

a. Batuk

5
Batuk baru timbul apabila proses penyakit telah melibatkan Bronkus.
Batuk mula mula terjadi oleh karena iritasi bronchus ; selanjutnaya
akibat adanya peradangan pada ronkhus. Batuk produktif ini berguna
untuk membuang produk - ekskresi peradangan, dahak dapat bersifat
mukoid ataun purulen.

b. Batuk darah

Batuk darah terjadi akibat pecahnya pembuluh darah, berat dan ringanya
batuk darah yang timbul , tergantung dari besarnya pembiluh darah yang
pecah. Batuk darah tidak selalu timbul akibat pecahnya aneurisme pada
dindin kafitas , juga dapat terjadi karena ulserasi pada mukosa bronkus.
Batuk darah inilah yang paling sering membawa penderita berobat ke
dokter.

c. Sesak nafas

Gejala ini ditemukan pada penyakit yang lanjut dengan kerusakan paru
yang luas. Pada awal penyakit gejala ini tidak pernah ditemukan

d. Nyeri dada

Gejala ini timbul apabila sistem persyarafan yang terdapat di pleura


terkena gejala ini dapat bersifat lokal atau pleuritik .

Test diagnostik

Untuk menegakkan diagnosa TB paru, maka test diagnostik yang sering


dilakukan pada klien adalah :

6
a. Pemeriksaan radiologis : Foto Rontgen Toraks . tuberkulosis dapat
memberikan gambaran yang bermacam-macam pada foto rontgen toraks ,
akan tetapi terdapat beberapa gambaran yang karakteristik untuk
tuberkulosis paru yaitu :

Apabila lesi terdapat terutama dilapangan di atas paru

Bayangan berwarna atau bercak

Terdapat kavitas tunggal atau multipel

Terdapat klasifikasi

Apabila lesi bilateral terutama bila terdapat pada lapangan atas paru

Bayangan abnormal yang menetap pada foto toraks setelah foto ulang
beberapa minggu

Lesi pada orang dewasa mempunyai predileksi disegmen apikal dan


posterios lobus atas serta segmen segmen apikal lobus bawah. Umumnya
lesi tuborkulesis bersifat multiform , yaitu terdapat membran beberapa
stadia pada saat yang sama misalnya terdapat infiltrasi ,fibrosis, dan
klasifikasi bersamaan.

Gambaran yang terdapat pada foto toraks tergantung dari stadium


penyakit. Pada lesi baru di paru yang berupa sarang pneumonia terdapat
gambaran bercak seperti awan dengan batas yang tidak jelas. Apabila lesi
diliputi oleh jaringan ikat maka akan terlihat bayangan bulat berbats
tegas disebut tuberkuloma. Apabila lesi tuberkuloma meluas maka akan
terjadi perkujian, yang apabila dibatukan akan menimbulkan kavitas .
kavitas ini akan bermacam macam bentuknya multiloculatied,
dinding tebak dan seklerotik. Bisa juga ditemukan atelektasis pada satu
lobus bahkan pada satu paru , kadang kadang kerusakan yang luas

7
ditemukan pada kedua paru. Gambara fibrosis tampak seperti garis garis
yang yang padat. Sedangkan klasifkasi terlihat sebagai bercak dengan
ednsitas tinggi. Sering juga ditemui penebalan yang tersebar merata di
kedua paru. Gambaran efusi pleura dan pneumotoraks juga sering
menyertai tuberkulosis paru paru. Foto toraks PA dan lateral biasanya
sudah cukup memberikan gambaran. Kadang-kadang diperlukan
pemeriksaan radiologik khususnya seperti foto toplordotik, tomogram,
dan bronkografi . penting sekali melakukan efaluasi foto dan
membandingkan hasilnya, untuk mengetahui apakah ada
kemajuan,perburukan atau terdapat kelainan yang mene tetap

b. Pemeriksaan laboratorium

Darah

Pada TB paru aktif biasanya ditemukan peningkatan leukosit dan


laju endap darah (LED).

Sputum BTA

Pemeriksaan bakterologik dilakukan untuk menemukan kuman


tuberkulosis . diagnosa pasti ditegakkan bila pada biakan
ditemukan kuman tuberkulosis. Pemeriksaan penting untuk
diagnosa definitive dan menilai kemajuan klien. Dilakukan
berturut turut dan biakan / kultur BTA selama 4- 8 minggu.

c. Tes tuberculin (mantoux Test)

Pemeriksaan ini banyak digunakan untuk menegakan diagnosa terutama


pada anak- anak. Biasanya ditemukan suntikan PPD (protein profied
derivation) secara intracutan 0,1 cc. . lokasi penyuntikan umumnya pada
bagian atas lengna bawahsebelah kiri bagian depanpenilaian test
diatuberkulosis dilakukan setelah 48 72 jam penyuntikan dengan

8
mengukur diameter dari pembengkakan (indurasi) yang terjadi pada
lokasi penyuntikan. Industri berupa kemerahan denag hasil sebagai
berikut:

Indurasi 0 -5 mm:negatif
Indurasi 6 9 mm: meragukan

Indurasi > 10 mm: positif

Test tubeculin negatif berarti bahwa secara klinis tidak ada infeksi microbcterium
tuberculosa, dan bila hasil meragukan dapat disebabkan karena kesalahan teknik
reaksi silang.
Manurung Santa,S.SKM,M.kep,dkk.(2008)

F. Komplikasi

Komplikasi yang mungkin timbul pada klien TB paru dapat berupa :

a. Malnutrisi
b. Empiemap

c. Efusi pleura

d. Hepatitis ketulian dan gangguan gastrointestinal ( sebagai efek samping


obat obatan)

G. Penatalaksaan.

Penatalaksanaan Medis

Pengobatan TBC di indonesia sesuai program nasional menggunakan panduan OAT


yang diberikan dalam bentuk kombipak sebagai berikut :

a. Katagori I: 2RHZE / 4H3 R3

9
Diberikan untuk :

Penderita baru TB paru dengan BTA (+)


Penderita baru TB paru , BTA (-) , RO (-) , dengan kerusakan parenkim paru
yang luas

Penderita baru TB dengan kerusakan yang berat pada TB ekstra pulmons

b. Kategori II: 2RHZE /4R3 H3

Diberikan untuk :

Penderita TB paru BTA (+) dengan riwayat pengobatan sebelumnya kambuh,


kegagalan pengobatan atau pengobatan tidak selesai

c. Kategori III:2RHZ / 4R3 H3

Diberikan untuk:

Penderita baru BTA (-) dan RO (+) sakit ringan


Penderita ekstra paru ringan, yaitu TB kelenjar limfe, peluritis eksidatif
unilateral, TB kulit tulang

d. Kategori IV(SISIPAN): HRZE

Bila pada akhir tahap intensif pengobatan penderita baru BTA positif dengan
kategori 1 atau penderita BTA positif pengobatan ulang dengan kategori 2,hasil
pemeriksaan dahak masih BTA positif, diberikan obat sisipan (HRZE) setiap hari
selama 1 bulan.

Pengobatan

A. Jenis Obat
- Insoniasid (H)

10
- Rifampisin

- Pirasinamid (z)

- Etambutol (E)

- Sterptomicin Analgetik

B. Prinsip Pengobatan TB Paru

Prinsip Pengobatan TB Paru diberikan dalam bentuk kombinasi dari


beberapa jenis. Dalam jumlah Cukup dan Dosis Tepat selama 6-8 Bulan,
supaya semua kuman Dapat dibunuh.

Dosis Tahap Intensif dan dosis tahap lanjutan ditelan sbagai dosis
tunggal. Sebaiknya pada saat perut kosong. Apabila panduan obat yang
digunakan tidak adekuat Quenis, dosis, dan jangka waktu pengobatan, Kuman
TB akan berkembang menjadi kebal obat (Resisten)

- Tahap Intensif (awal)

Penderita Mendapat Obat Setiap Hari dan di awasi langsung untuk


mencegah terjadinya kekebalan terhadap semua OAT terutama Rifampisin.
Bila Tahap Intensif tersebut diberikan secara tepat penderita menular
menjadi tidak menular dalam kurun waktu 2 minggu. Sebagian Besar TB
BTA (+) menjadi BTA (-) (konversi) pada akhir pengobatan intensif.

- Tahap Lanjut

Pada tahap lanjutan penderita mendapat jenis obat lebih sedikit, namun
dalam jangka waktu lama.
Pencegahannya yaitu ;
- Isolasi untuk penderita TB Paru
- Kebersihan Lingkungan
- Vaksinasi BCG

11
C. Efek samping penggunaan obat OAT :
1. Isoniazid (INH) / H :
a. Neutis perifer
a. Ekterus
b. Hipersensitifitas
c. Lain lain : mulut kering , nyeri epigastrit , tinnitus , retensio urine
2. Rifampisin / R :
a. ikterus
b. Flu-lek syndrome
c. Syndrome radmen
d. Lain lain : supresi imunitas
3. Etambutol / E
a. Neuritis optic
a. Gout
b. Lain lain : gatal, nyeri sendi, nyeri perut, malaise,kepala sakit,
halusinasi
4. Pirazinamid / Z
a. Gangguan hati
a. Gout
b. Lain lain : astralgia, anoreksia, mual muntah disuria, malaise,demam
5. Streptomisin / S :
a. Reaksi terpenting disebabkan oleh hipersensitifitas
a. Mempengruhi saraf otak ke 8.
b. Dapat menurunkan fungsi ginjal.
( Arif mansjoer , dkk. 1999)

12
A. Data dasar pengkajian pasien
1. Dasar data pengkajian pasien pola aktifitas/istirahat
Gejala : Kelelahan umum dan kelemahan
Nafas pendek karena kerja
Kesulitan tidur pada malam atau demam pada malam hari
Menggigil atau berkeringat
Mimpi buruk
Tanda : Takikardia, takipnea, dispnea pada kerja.
Kelemahan otot, nyeri dan sesak (tahap lanjut)
2. Integritas Ego
Gejala : adanya / faktor stress lama
Masalah keangan
Perasaan tak berdaya/tak ada harapan
Populasi budaya atau etnik
Tanda : menyangkal (khususnya selama tahap dini)
Ansietas, ketakutan mudah teransang.
3. Makanan/cairan

13
Gejala : Kehilangan nafsu makan
Tak dapat menelan
Penurunan berat badan
Tanda : tugor kulit buruk, kering/bersisik
Kehilangan otot atau hilang lemak subcutan
4. Nyeri kenyamanan
Gejala : Nyeri dada meningkat karena batuk berulang
Tanda : berhati-hati pada area yang sakit.
5. Pernapasan
Gejala : batuk positif produktif atau tidak produktif
Nafas pendek
Riwayat tubercolosis atau terpejam pada individu terinfeksi
Gejala : peningkatan frekuensi pernapasan
Penembangan pernapasan tak simestris (efusi pleura).
Perkusi pekak dan penurunan fremitus (cairan pleural atau penebalan
pleural)
Bunyi nafas : menurun/tak ada suara bilateral atau unilateral (efusi
pleural atau pneumotorak).
Karateristik sputum ; hijau atau purulen, mukoid kuning atau bercak
darah.
Deviasi trakeal (penyebaran bronkogenik).
Tak perhatian , mudah terangsang yang nyata, perubahan mental (Tahap
lanjut).
6. Keamanan
Gejala : adanya kondisi penekanan imun, contoh AIDS, kanker, tes HIV positif.
Tanda : demam, rendah atau sakit panas akut
7. Interaksi sosial
Gejala : perasaan isolasi atau penekan/penolakan karena penyakit menular.
Perubahan pola biasa dalam tanggung jawab atau perubahan kapasitas
fisik untuk melaksanakan peran.
8. Penyuluhan pembelajaran
Gejala : Riwayat keluarga KB
Ketidakmampuan umum atau status kesehatan buruk
Gagal untuk membaik atau kambuhnya TB

14
Tida berpartisipasi dalam terapi
(Marilynn E. Doengoes.2000)

B. Diagnosa keperawatan, tujuan, interverensi, rasional

1. Jalan nafas tidak efektif B/d secret yang kental pada saluran nafas.
Tujuan :
- mempertahankan jalan nafas pasien
- mengeluarkan secret tanpa bantuan
- menunjukan perilaku untuk memperbaiki atau mempertahankan
bersihan jalan nafas.
INTERVERENSI RASIONAL
Kaji pada pola nafas, frekuensi, irama dan - sebagai tindakan lanjut untuk mengetahui
kedalaman pola nafas pasien.

Catat kemampuan untuk mengeluarkan sputum - sputum yang berdarah dan kental
dan karakter sputum. diakibatkan oleh kerusakan paru atau luka
bronchial
Beri posisi semi fowler
- posisi memaksimalkan ekspensi paru dan
menurunkan upaya pernapasan

15
Ajarkan cara batuk efektif. - Untuk memudahkan pengeluaran lender atau
secret.
Bersihkan secret dari mulut dan trachea - mencegah obstruksi saat aspirasi,
penghisapan sesuai keperluan. penghisapan dapat dilakukan bila pasien tidak
dapat mengeluarkan secret.
Pertahankan masukan cairan sedikitnya - pemasukan tinggi ciran membantu untuk
2500ml/hari kecuali kontra indikasikan. mengencerkan secret, membuatnya mudah
dikeluarkan.
Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian - pemberian terapi yang tepat dapat
terapi mempercepat proses penyembuhan penyakit.

( Marilynn E. Doengoes.2000)

2. Intoleransi aktifitas B/d kelemahan fisik (faktor fisik)


Tujuan ;
- Pasien mengungkapan secara verbal mengenai letih atau lemah mulai
berkurang.
- Dapat beraktifitas sering terbangun.

INTERVERENSI RASIONAL

16
Kaji kemampuan pasien dalam melakukan - pasien dapat mengetahui seberapa jauh
aktifitas. kemampuan pasien dalam melakukan aktifitas
sendiri.
- kemampuan pasien dapat terpenuhi dan
Berikan bantuan dalam melakukan aktifitas diharapkan pasien merasa puas dengan
pelayanan yang diberikan serta terdorong untuk
melakukan aktifitas sendiri.
- agar tidak terjadi kekakuan pada persendian
Tingkatan aktifitas pasien secara bertahap pasien.
- Untuk meningkatkan semangat pasien agar
Berikan motifasi dan latihan dalam memenuhi lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhan
sehari-sehari sehari-hari, dan menghindari ketergantungan
pada orang lain.

( Marilynn E. Doengoes.2000)

3. Pemenuhi Nutrisi kurang dari kebutuhan B/d faktor intake yang tidak adekuat.
Tujuan : - Pasien mengatakan napsu makan bertambah
- Porsi setiap makan dihabiskan
- BB ideal/ meningkat bagi yang kurang.
INTERVENSI RASIONAL

17
Kaji pola makan pasien, frekuensi pola makan - sebagai bahan informasi tentang jumlah
yang disukai dan tidak disukai. intake dan sebagai patokan untuk intervensi
selanjutnya.

Beri makan porsi sedikit tapi sering - Untuk menjaga kestabilan fungsi tubuh dan
mencegah terjadinya pengosongan lambung.

Observasi selalu BB Pasien. - Untuk mengetahui status perkembangan


nutrisi protein.

Kolaborasi dengan Tim Gizi dalam pemberian - Diet yang tepat mempercepat proses
diet seimbang. penyembuhan.
(Marilynn E. Doengoes.2000)

4. Nyeri B/d faktor inflamasi saluran nafas


Tujuan :
- Mengkomunikasikan secara verbal tentang gambaran nyeri mulai berkurang.
- Tidak ada nyeri pada organ tertentu khususnya organ pernapasan.

INTERVENSI RASIONAL

18
Kaji tingkat nyeri daerah, skala, penyebaran - untuk menentukan intervensi selanjutnya
dan kualitas nyeri.
Anjurkan untuk menarik nafas dalam bila nyeri - Relaksasi otot yang benar dapat mengurangi
timbul. rasa nyeri.
Kolaborasi dalam pemberian obat anti nyeri. - Merupakan tindakan farmakoterapi dalam
mengatasi nyeri.

5. Gangguan pola istirahat dan tidur B/d pola nafas yang tidak efektif.
Tujuan : - Pasien mengkomunikasikan dapat tidur dengan nyenyak.

INTERVENSI RASIONAL
Kaji pola istirahat tidur pasien - untuk mengetahui pola dan kebiasaan tidur
serta untuk menentukan intervensi lebih lanjut.
Ciptakan lingkungan yang tenang. - Lingkungan yang tenang dapat menciptakan
suasana yang nyaman dalam beristirahat.
Anjurkan mengambil posisi senyaman - perubahan posisi dapat merubah area tahanan
mungkin. serta dapat meningkatkan kenyamanan.

( Marilynn E. Doengoes.2000)

19
ALUR PATHOFISIOLOGI DAN PENYIMPANGAN KDM
TB. PARU

Invasi kuman TB

Menempel disaluran pernapasan


Dan paru-paru

Terjadi inflamasi

Invasi pada bronchus Produksi mukosa meningkat

Reaksi kuman Merangsang termoreguler Sputum kental

Adanya rangsangan batuk dan bersin Obstruksi jalan nafas


Pembuluh darah pecah
HIPERTERMI Kuman TB menyebar melalui droplet Bersihan Jalan Nafas
Hemaptoe Inefektif

Penekanan atau penyebaran proses inflamasi O2 dan nutrisi ke jaringan


Persepsi pasien terhadap penyakit Menurun

Kelmahan fisik
Resiko tinggi terhadap
Kurang informasi penyebaran infeksi Intoleransi aktifitas

Anorexia

Kurang Pengetahuan
Perubahan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh

1
A. Pengkajian
1. Identitas
Nama : Ny.B
Umur : 60 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan : SD
Agama : Islam
Alamat : Bt. Merah
Tanggal Masuk RS : 01-02-2010/20.50 Wit
Tanggal Pengkajian : 05-02-2010/10.00 Wit
No.Register Medis : 10 80 89
Diagnosa Medis : TB PARU
Nama Penanggung Jawab : Tn A
Pekerjaan : Pns
Hub. Dengan klien : Anak
2. Riwayat kesehatan sekarang

Keluhan utama Saat Pengkajian : Batuk dengan dahak susah dikeluarkan


Riwayat keluhan utama : Pasien mengatakan daerah dada terasa sakit pada saat batuk
seperti ditusuk-tusuk yang bersifat hilang timbul dan menyebar kearea dada kiri dan
kanan selama 5-10 menit

a. Hal-hal yang meringankan Setelah mendapat pengobatan sesuai indikasi

b. Hal-hal yang memberatkan Aktivitas berlebihan dan udara dingin

c. Faktor pencetus Daya tahan tubuh menurun dan Faktor usia

d. Keluhan yang menyertai Badan lemas,sesak bila aktivitas berlebihan,


berkeringat dingin terutama pada malam hari,
kurang nafsu makan.

3. Riwayat kesehatan Masa Lalu

a. Klien pernah mengalami sakit yang sama sebelumnya

b. Klien belum pernah mengalami tindakan pembedahan

c. Klien tidak ada riwayat alergi terhadap obat dan makanan tertentu

1
4. Riwayat Kesehatan keluarga
Genogram 3 generasi

X? X X? X
? ?

X X? X X? X X? X
? ? ? ?

X? 6
0

Ket : : meninggal
x x
: laki laki

: perempuan

= : hubungan perkawinan

: pasien

? : tidak diketahui penyakitnya


: tinggal serumah

2
Pola Aktivitas Sehari-Hari

No Pola Hidup Sebelum sakit Saat sakit


1. Pola makan
o Frekwensi makan sehari 3x/hari 3x/hari
o Waktu makan Pagi,siang,malam Pagi,siang,malam
o Porsi makan yang dihabiskan 1porsi 1/2porsi
o Jenis makanan Nasi,lauk,sayur Bubur,lauk,sayur,buah
o Makanan yang disukai Soto ayam Tidak ada
o Makanan pantangan Tidak ada Tidak ada
Tidak ada Ada (kurang napsu
o keluhan saat makan
makan)
Pola minum
5-6gelas/hari 7-8 gelas/hari
o Frekwensi minum seharii
Tidak ada Tidak Ada
o keluhan saat minum
Pola eliminasi
A. BAB 2x/hari 1x/hari
o Frekwensi/hari Lembek Lembek
o Konsistensi Kuning Kuning
o Warna Khas Khas
o Bau Tidak ada Tidak ada
o Keluhan saat BAB
B. BAK 4-5x/hari 5-6x/hari
o Frekwensi/hari Kuning jernih Kuning jernih
o Warna Pesing Pesing
o Bau Tidak ada Tidak ada
o Keluhan
Pola istirahat dan tidur 1-2jam/hari 1-2 jam/hari
o Tidur siang 7-8jam/hari 5-6jam/hari
o Tidur malam
Tidak ada Tidak ada
o Kebiaasan/ pengantar tidur
o Keluhan
Personal higiene 2x/hari 2x/hari
o Kebiasaan 2x/hari 2x/hari
mandi/hari/menggunakan
o Kebiasaan menggosok
gigi/hari/menggunakan 1x/minggu Tidak ada
o Kebiasaan mencuci
rambut/memakai
Pola aktivitas dan latihan 1x/minggu Tidak ada
o Jenis olah raga Jalan santai Tidak ada
Frekwesi
aktivitas Ibu rumah tangga Tidak ada
o Pekerjaan 3-4 jam/hari Tidak ada
Jenis pekerjaan Tidak ada Ada aktivitas dibantu

3
Jumlah jam kerja
keluhan
5. Aspek Psikososial
o status emosional : Pasien tidak emosional
o Persepsi diri: Pasien khawatir dengan kondisinya serta sering bertanya
tentang penyakit yang dialaminya
o pola interaksi klien : Pasien beriteraksi dengan baik

6. Pemeriksaan Fisik
i. Pengamatan umum
1. Keadaan umum : Lemah
2. Keadaan sakit : Sedang
3. Tingkat kesadaran : Sadar
4. Ekspresi Wajah : Tampak gelisah
ii. Pengukuran geometri
1. BB Sekarang : 49 kg
2. TB Saat pengkajian : 160 cm
3. BBI : 54 kg
4. Kesimpulan : BB tidak ideal (kurang 5kg dari BBI)
iii. Tanda Tanda vital
1. Suhu : 36C
2. Nadi : 100x/menit
3. Respirasi : 26x/menit
4. Tekanan darah : 120/70mmHg
iv. Pemeriksaan (kepala, mata, hidung dan tenggorokan)
1. Kepala
a. Bentuk : Bulat
b. Keluhan yang berhubungan : Pusing
2. Mata
a. Ukuran pupil : normal
b. Isokor : Ya
c. Reaksi terhadap cahaya : Mengecil
d. Akomodasi : Baik
e. Bentuk : normal
f. Konjungtiva : Pucat
g. Fungsi penglihatan : Berkurang
h. Menggunakan alat bantu : Tidak ada
i. Keluhan : Pandangan kabur
3. Hidung
a. Reaksi alergi : Tidak ada
b. Bentuk hidung : Normal
c. Fungsi penciuman : Baik
d. Peradangan : Tidak ada
e. Perdarahan : Tidak ada
f. Menggunakan alat bantu : Tidak ada
g. Keluhan : Tidak ada

4
4. Mulut dan Tenggorokan
a. Keadaan rongga mulut : Kering
b. Problem menelan : Tidak ada
c. Gangguan bicara : Tidak ada
d. Fungsi mengunyah : Baik Tidak ada kelainan
v. Leher
1. Vena jugularis : Tidak ada pembesaran
2. Arteri karotis : Teraba
3. Pembesaran tiroid : Tidak ada
4. Pembesaran kelenjar limfe : Tidak ada
vi. Dada( Inspeksi,Palpasi,Auskultasi,Perkusi)
1. Bentuk dada : Semitris
2. Pergerakan pernafasan : Cepat
3. Bunyi pernafasan : Vesikuler
4. Pola nafas/batuk : Batuk kering
5. Sputum : Kental
6. Frekwensi pernafasan : Takipnea ( 26x/menit)
7. Bunyi nafas tambahan : Ronchi (+)
8. Keluhan : Ada kelainan
9. Jantung
a. Bunyi jantung ( S1,S2) : S1 dan S2 Normal
b. Bunyi jantung tambahan : Tidak ada
c. Irama jantung : Irreguler ( tidak teratur)
d. Keluhan : Jantung berdebar-debar
vii. Abdomen
1. Bentuk : Normal
2. Bunyi usus : Normal
3. Bising arteri : Normal
4. Pembesaran hepar : Tidak ada
5. Pembesaran ginjal : Tidak ada
6. Kandung kemih : Tidak ada kelainan
7. keluhan : Tidak ada kelainan
viii. Ekstrimitas
1. Ekstrimitas atas : Terpasang IVFD RL 24 tetes/menit
2. Ekstrimitas bawah : Tidak ada keluhan
ix. Pemeriksaan neurologis
1. Tingkat kesadaran : Sadar
2. Koordinasi : Baik
3. Memori : Baik
4. Orientasi : bingung
5. Kelumpuhan motorik : Tidak ada
6. Gangguan sensorik : Tidak ada keluhan

5
7. Pemeriksaan Penunjang

Tanggal : 04 Februari 2010


Foto Thorak :
Hasil : TB.paru Aktif (kesan proses spesifik)

Lab darah : 04 Februari 2010


Nilai Abnormal Nilai normal
HB : 10,7 gr % HB : 14-16 gr %
Loukosit : 12.900 nm Leukosit : 5000-10.000 nm
LED 15-30 mm/jam LED 10-20 mm/jam

8. Therapy/Pengobatan/ Penatalaksanaan

1. Therapy Cairan RL 24 tetes/menit


2. Therapy Obat OAT :
a. Rifampisin 450 mg tab 1X1/oral (pagi)
b. Isoniazid (INH) 300 mg tab 1x1/oral(pagi)
c. Pirazinamid (Z) 500 mg tab 1x1/oral(pagi
d. Etambutol (E) 250 mg tab 1x1/oral(pagi
e. Streptomisin (S)Injeksi 0,50 gr /24 jam

10 Klasifikasi Data

Data subjektif Data objektif


1. Badan lemas 1) K/U Lemah
2. Sesak bila beraktivitas berlebihan 2) Respirasi : 26x/menit
3. Batuk dengan dahak susah 3) Sputum Kental
dikeluarkan 4) Takipnea
4. Keringat dingin pada malam hari 5) Ronchi (+)
5. Kurang nafsu makan 6) Loukosit : 12.900 mm
6. Dada terasa sakit pada saat batuk 7) LED 15-30 mm/jam
7. Mulut kering 8) Foto Thorak :
8. Pasien khawatir dengan kondisinya Hasil : TB.paru Aktif (kesan proses
serta bertanya tentang penyakit spesifik)
yang dialaminya 9) Porsi makan yang dihabiskan porsi
9. Tingkat pendidikan hanya lulusan 10) BB tidak ideal (kurang 5Kg dari BBI)
SD 11) Keadaan rongga mulut : kering
12) Ekspresi wajah Tampak gelisah

6
11. Analisa Data
Nama PX : NY.B No. Registrasi : 10.80.89
Umur : 60 Tahun

Data Etiologi Masalah


DS : Pasien mengatakan Penumpukan sekret kental Bersihan jalan nafas
Batuk dengan dahak susah dalam rongga broncus inefektif
dikeluarkan
Sesak bila beraktivitas
Keringat dingin pada
malam hari
Dada terasa sakit pada saat
batuk
DO :
Sputum kental
Takipnea
Ronki (+)
Loukosit : 12.900 mm
LED 15-30 mm/jam
Foto Thorak : Hasil :
TB.paru Aktif (kesan
proses spesifik)
Respirasi : 26x/menit

DS : Pasien Mengatakan
Badan Lemas
Mulut Kering
Kurang nafsu makan Tidak Perubahan nutrisi kurang
DO : Nafsu makan dari kebutuhan tubuh
K/U Lemah
BB tidak ideal (kurang 5kg
dari BBI)
Porsi makan yang
dihabiskan porsi
Keadaan rongga mulut :
kering

DS : Pasien mengatakan
Khawatir akan kondisinya
serta bertanya tentang penyakit
yang dialaminya Kurang informasi yang Kurang Pengetahuan
Tingkat pendidikan hanya cukup tentang penyakitnya
lulusan SD
DO:
Ekspresi wajah gelisah

7
Data subjektif dan data
objektik tidak dibuktikan

Kurang pengetahuan untuk Resiko tinggi/Potensial


menghindari pemajanan penyebaran
pathogen kepada orang lain
12. Diagnosa Keperawatan

1. Bersihan jalan nafas inefektif b/d Penumpukan sekret kentaldalam rongga beruncus
yang ditandai dengan
DS : Pasien mengatakan
Batuk dengan dahak susah dikeluarkan
Sesak bila beraktivitas
Keringat dingin pada malam hari
Dada terasa sakit pada saat batuk
DO :
Sputum kental
Takipnea
Ronki (+)
Loukosit : 12.900 mm
LED 15-30 mm/jam
Foto Thorak : Hasil : TB.paru Aktif (kesan proses spesifik)
Respirasi : 26x/menit

2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d Anoreksia yang ditandai dengan

DS : Pasien Mengatakan
Badan Lemas
Mulut Kering
Kurang nafsu makan
DO :
K/U Lemah
BB tidak ideal (kurang 5kg dari BBI)
Porsi makan yang dihabiskan porsi
Keadaan rongga mulut : kering

3. Resiko tinggi penyebaran b/d Kurang pengetahuan untuk menghindari pemajanan


pathogen DS dan DO tidak dibuktikan

4. Kurang pengetahuan B/d Kurang informasi yang cukup tentang penyakitnya

DS : Pasien mengatakan
Khawatir akan kondisinya serta bertanya tentang penyakit yang
dialaminya

8
Tingkat pendidikan hanya lulusan SD
DO:
Ekspresi wajah gelisah

13. Prioritas Masalah

1. Bersihan jalan nafas inefektif b/d Penumpukan sekret kenta dalam rongga broncus

2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d Tidak napsu makan

3. Kurang pengetahuan b/d Kurang informasi yang cukup tentang penyakitnya

4. Resiko tinggi penyebaran b/d Kurang pengetahuan untuk menghindari pemajanan


pathogen

9
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama : Ny.S Hari/Tanggal : Jumat / 05-02-10


Umur : 60Tahun Ruang : RIW
Jenis Kelamin:Wanita No.Reg :10-80-89

No Diagnosa keperawatan Tujuan Intervensi Rasional


1. Bersihan jalan nafas inefektif b/d Bersihan jalan nafas efektif 1. Kaji pola nafas, sebagai tindakan lanjut untuk
Penumpukan sekret kentaldalam rongga dengan kriteri : frekuensi, irama dan mengetahui pola nafas
beruncus yang ditandai dengan Batuk hilang kedalaman pasien.
DS : Pasien mengatakan Dada sakit saat batuk
sputum yang berdarah dan
Batuk dengan dahak susah hilang 2. Catat kemampuan
kental diakibatkan oleh
dikeluarkan Sesak hilang untuk mengeluarkan kerusakan paru atau luka
Sesak bila beraktivitas Ronki hilang sputum dan karakter bronchial
Keringat dingin pada malam hari Sputum (-) sputum.
Dada terasa sakit pada saat batuk Leukosit normal
DO : (4.500-11.000mm) 3. Atur posisi semi posisi memaksimalkan
Sputum kental LED normal (< fowler terhadap pasien ekspensi paru dan
Takipnea 15mm/1jam) menurunkan upaya
Photo thorax tidak ada pernapasan
Ronki (+)
kelainan.
Loukosit : 12.900 mm Untuk memudahkan
Respirasi normal (16- 4. Ajar latihan batuk
LED 15-30 mm/jam 20x/menit) efektif. pengeluaran lender atau
Foto Thorak : Hasil : TB.paru secret.
Aktif (kesan proses 5. Pertahankan masukan
spesifik) Membantu mengencerkan
cairan sedikitnya secret sehingga mudah
Respirasi : 26x/menit 2500ml/hari kecuali dikeluarkan
kontra indikasikan.

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

10
Nama : Ny.S Hari/Tanggal : jumat / 05-02-10
Umur : 60Tahun Ruang : RIW
Jenis Kelamin:Wanita No.Reg :10-80-89

No Diagnosa keperawatan Tujuan Intervensi Rasional


2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan Kebutuhan nutrisi dapat 1. Kaji pola makan dan Sebagai bahan inforasi
tubuh b/d Anoreksia yang ditandai dengan terpenuhi dengan criteria tanyakan tentang tentang jumlah intake dan
DS : Pasien Mengatakan sebagai berikut : makanan kesukaan sebagai patokan untuk
Badan Lemas nafsu makan meningkat paien dan makanan intervensi selanjutnya
Mulut Kering Porsi makan dihabiskan yang tidak disukai
Kurang nafsu makan K/U baik oleh pasien.
DO : BB normal (54 kg)
2. timbang BB setiap hari Untuk mengetahui status
K/U Lemah perkembangan nutrisi
BB 49 (tidak ideal) protein.
Porsi makan yang dihabiskan
porsi 3. kolaborasi dengan - Diet yang tepat
Keadaan rongga mulut : kering tim gizi dalam mempercepat proses
pemberian diet yang penyembuhan.
tepat.

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

11
Nama : Ny. S Hari/Tanggal : jumat / 05-02-10
Umur : 60Tahun Ruang : RIW
Jenis Kelamin:Wanita No.Reg :10-80-89

No Diagnosa keperawatan Tujuan Intervensi Rasional


3. Kurang pengetahuan B/d Kurang Kurang pengetahuan dapat 1. Kaji tingkat Dapat menimbulkan
informasi yang cukup tentang penyakitnya teratasi dengan kriteria pemahaman klien perbaikan partisipasi pada
DS : Pasien mengatakan sebagai beikut : tentang penyakitnya rencana pengobatan
Khawatir akan kondisinya serta Pasien tidak
bertanya tentang penyakit yang khawatir 2. Anjurkan keluarga/ Orang yang dikenal dan
dialaminya Pasien tidak 0rang terdekat untuk dipercaya baik oleh pasien
Tingkat pendidikan hanya lulusan bertanya-tanya lagi menjadi PMO sehingga dapat dipastikan
SD tentang penyakitnya. pasien betul minum
DO: Expresi wajah ceria obatnya dan sembuh pada
Ekspresi wajah gelisah akhir pengobatan.

3. Beri HE kepada Menambah pengetahuan


pasien. dan informasi yang
lengkap tentng penyakit
yang diderita oleh paisen.

12
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama : Ny. S Hari/Tanggal : jumat / 05-02-10


Umur : 60Tahun Ruang : RIW
Jenis Kelamin:Wanita No.Reg :10-80-89

No Diagnosa keperawatan Tujuan Intervensi Rasional


4. Resiko tinggi penyebaran b/d Kurang Mencegah resiko tinggi 1. Identifikasi orang-orang Orang-orang yang
pengetahuan untuk menghindari pemajanan penyebaran dengan yang beresiko terkena beresiko perlu
pathogen epada orang lain. criteria: infeksi penyebaran program terapi untuk
Keadaan ventilasi mencegah terjadinya
harus terbuka penyebaran infeksi
Buat batas waktu
kunjungan 2. Anjurkan pasien untuk Kebiasaan ini untuk
Isolasi penderita menutup mulut dan mencegah terjadinya
Pisahkan alat-alat membuang sputum pada penularan infeksi
makan dan minum tempat penampungan
pasien. yang tertutup jika batuk.
Minum obat
pencegahan (INH
tablet) 3. Batasi kunjungan dan Menurunkan
penggunaan masker potensial terpajan
memberikan kesempatan pada penyakit
kepada pasien untuk infeksius
beristirahat dan
mencegah terjadi resiko
penularan melalui udara

13
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Nama : Ny. S Hari/Tanggal: jumat / 05-02-10
Umur : 60Tahun Ruang: RIW
Jenis Kelamin:Wanita No.Reg:10-80-89

NO IMPLEMENTASI EVALUASI
1 Hari/Tanggal : Jumat/05-02-2010 Hari/Tanggal : Jumat/05-02-2010
Pukul : 12.00 Wit Pukul : 14.00 Wit
1. Mengkaji pola nafas, frekuensi, irama dan
S : Pasien mengatakan:
kedalaman selama 1menit Nyeri dada berkurang
Hasil : Batuk berkurang
Takipnea
Pernapasan : 26x/menit
Pukul : 12.10Wit O:
2. Mencatat kemampuan untuk mengeluarkan Takipnea
sputum dan karakter sputum. Pernapasan 26x/menit
Hasil : Pasien susah untuk mengeluarkan sputum
Pukul : 12.30 Wit
3. Memberikan posisi semi fowler terhadap pasien
Hasil : Pasien mengatakan batuk dan nyeri dada A: Masalah teratasi sebagian
berkurang
Pukul : 12. 45 wit
4. Mengajarkan latihan batuk efektif. P : Intervensi 1,2,3 dilanjutkan
Hasil :
Pasien mampu melakukan batuk efektif
Pukul : 14. 00 wit
5. Mempertahankan masukan cairan sedikitnya
2500ml/hari kecuali kontra indikasikan.
Hasil :
Pasien minum 3 botol aqua besar

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI


Nama : Ny. S Hari/Tanggal: jumat / 05-02-10
Umur : 60Tahun Ruang: RIW
Jenis Kelamin:Wanita No.Reg:14-80-89

NO IMPLEMENTASI EVALUASI
2 Hari/Tanggal : Jumat/05-02-2010 Hari/Tanggal : Jumat/05-02-2010
Pukul : 13.00 Wit Pukul : 12.00 Wit
1. Mengkaji pola makan dan keluhan pada saat
S : Pasien mengatakan:

14
makan dengan menanyakan kepada pasien Kurang napsu makan
berapa kali makan dalam sehari serta keluhan
yang dirasakan O:
Hasil : Pasien hanya menghabiskan
3x / hari porsi
Pasien hanya menghabiskan porsi Sputum masih kental
Kurang napsu makan BB : 49 kg
Pukul : 13.10 Wit
2. Menimbang BB setiap hari
Hasil :
BB : 49 kg
A: Masalah belum teratasi
Pukul : 13.00 Wit
3. Berkolaborasi dengan tim gizi dalam pemberian
diet yang tepat. P : Intervensi 1,2,3 dilanjutkan
Hasil :
Diet TKTP.

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI


Nama : Ny.S Hari/Tanggal: jumat / 05-02-10
Umur : 60Tahun Ruang: RIW
Jenis Kelamin:Wanita No.Reg:14-80-89

NO IMPLEMENTASI EVALUASI
3 Hari/Tanggal : Jumat/05-02-2010 Hari/Tanggal : Jumat/05-02-2010
Pukul : 11.00 Wit Pukul : 14.00 Wit
1. Mengkaji tingkat pemahaman klien tentang
S : Pasien mengatakan:
penyakitnya dengan cara menanyakan kepada Belum memahami
penyakit yang dideritanya.
pasien apakah memahami penyakit yang
dideritnya O:

15
Hasil : pasien belum memahami penyakit yang banyak bertanya tentang
dideritanya. apa yang dijelaskan

Pukul : 11.10 Wit


2. Menganjurkan keluarga/ 0rang terdekat untuk
menjadi PMO A: Masalah teratasi sebagian
Hasil : Anaknya bersedia menjadi PMO

Pukul : 11.30 Wit


3. Memberikan HE tentang penyakit yang P : Intervensi 1dan 2 dilanjutkan
dideritanya:
Pengertian TB.Paru
Penyebab TB.Paru
Tanda dan gejala
Pengobatan
Hasil : Pasien banyak bertanya tentang apa yang
dijelaskan

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI


Nama : Ny.S Hari/Tanggal: jumat / 05-02-10
Umur : 60Tahun Ruang: RIW
Jenis Kelamin:Wanita No.Reg:10-80-89

NO IMPLEMENTASI EVALUASI
4. Hari/Tanggal : Jumat/05-02-2010 Hari/Tanggal : Jumat/05-02-2010
Pukul : 11.00 Wit Pukul : 14.00 Wit
1) Mengdentifikasi orang-orang yang beresiko
S : Pasien mengatakan:
terkena infeksi penyebaran dengan menanyakan
Tinggal serumah dengan
orang-orang terdekat dengan pasien serta
suami dan ke3 anaknya
lingkungan tempat tinggal pasien
Hasil : Lingkungan tempat tinggal
pasien padat
Pasien mengatakan tinggal serumah dengan
suami dan ke3 anaknya
Pasien berada pada lingkungan yang padat
O:
penduduk.
Pasien menerima anjuran dari
perawat
Pukul : 11.30 Wit
Mengerti tentang apa yang
dijelaskan oleh perawat

16
2) Menganjurkan pasien untuk menutup mulut dan
membuang sputum pada tempat penampungan
yang tertutup jika batuk.
Hasil : A: Masalah teratasi
Pasien menerima anjuran yang diberikan
oleh perawat

Pukul : 13.45 Wit P : Intervensi 1,2,3 dihentikan

3) Membatasi kunjungan dan penggunaan


masker memberikan kesempatan kepada pasien
untuk beristirahat dan mencegah terjadi resiko
penularan melalui udara
Hasil : Pasien dapat beristirahat

17
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama : Ny.S Hari/Tanggal : Sabtu/ 06-02-10
Umur : 60Tahun Ruang : RIW
Jenis Kelamin:Wanita No.Reg :10-80-89

NO Tanggal Implementasi Catatan Paraf dan nama


(subjektif, objektif, analisa, planing) lengkap
1.
Mengkaji pola nafas, frekuensi, irama Hari/Tanggal : Sabtu/006-02-2010
dan kedalaman selama 1menit Pukul : 14.00 Wit
Hasil :
S : Pasien mengatakan:
Takipnea
Belum memahami penyakit
Pernapasan : 26x/menit yang dideritanya.
O:
Mencatat kemampuan untuk
banyak bertanya tentang apa
mengeluarkan sputum dan karakter
sputum. yang dijelaskan
Hasil :
A: Masalah teratasi sebagian
Pasien susah untuk mengeluarkan sputum
P : Intervensi 1dan 2 dilanjutkan
Memberikan posisi semi fowler terhadap
pasien
Hasil :
Pasien mengatakan batuk dan nyeri dada
berkurang

CATATAN PERKEMBANGAN

18
Nama : Ny.S Hari/Tanggal : Sabtu / 06-02-10
Umur : 60Tahun Ruang : RIW
Jenis Kelamin:Wanita No.Reg :10-80-89

NO Tanggal Implementasi Catatan Paraf dan nama


(subjektif, objektif, analisa, planing) lengkap
2. Mengkaji pola makan dan keluhan pada Hari/Tanggal : Sabtu/06-02-2010
saat makan dengan menanyakan kepada Pukul : 14.00 Wit
pasien berapa kali makan dalam sehari
S : Pasien mengatakan:
serta keluhan yang dirasakan
Kurang napsu makan
Hasil :
3x / hari
O:
Pasien hanya menghabiskan porsi
Pasien hanya menghabiskan
Kurang napsu makan porsi
Menimbang BB setiap hari
Hasil : Sputum masih kental
BB : 49 kg BB : 49 kg
Berkolaborasi dengan tim gizi dalam
pemberian diet yang tepat. A: Masalah belum teratasi
Hasil :
Diet TKTP. P : Intervensi 1,2,3 dilanjutkan

CATATAN PERKEMBANGAN

19
Nama : Ny.S Hari/Tanggal : Sabtu / 06-02-10
Umur : 60Tahun Ruang : RIW
Jenis Kelamin:Wanita No.Reg :10-80-89

NO Tanggal Implementasi Catatan Paraf dan nama


(subjektif, objektif, analisa, planing) lengkap
3. Mengkaji tingkat pemahaman klien Hari/Tanggal : Sabtu/06-02-2010
tentang penyakitnya dengan cara Pukul : 14.00 Wit
menanyakan kepada pasien apakah S : Pasien mengatakan:
memahami penyakit yang dideritnya Belum memahami penyakit
Hasil : pasien belum memahami penyakit yang yang dideritanya.
dideritanya. O:
Menganjur keluarga/orang terdekat banyak bertanya tentang apa
menjadi PMO yang dijelaskan
Hasil : Anaknya bersedia menjadi PMO
( pengawas Menelan obat)
Mmberikan HE kepada pasien tentang A: Masalah teratasi sebagian
penyakit yang dialami::
Pengertian TB.Paru
Penyebab TB.Paru P : Intervensi 1dan 2 dilanjutkan
Tanda dan gejala
Pengobatan
Hasil : Pasien banyak bertanya tentang apa
yang dijelaskan

CATATAN PERKEMBANGAN

20
Nama : Ny.S Hari/Tanggal : Sabtu / 06-02-10
Umur : 60Tahun Ruang : RIW
Jenis Kelamin:Wanita No.Reg :10-80-89

NO Tanggal Implementasi Catatan Paraf dan nama


(subjektif, objektif, analisa, planing) lengkap
4. Mengdentifikasi orang-orang yang Hari/Tanggal : Sabtu/06-02-2010
beresiko terkena infeksi penyebaran dengan Pukul : 14.00 Wit
menanyakan orang-orang terdekat dengan
S : Pasien mengatakan:
pasien serta lingkungan tempat tinggal pasien
Tinggal serumah dengan suami
Hasil :
dan ke3 anaknya
Pasien mengatakan tinggal serumah
Lingkungan tempat tinggal
dengan suami dan ke3 anaknya
pasien padat
Pasien berada pada lingkungan yang
padat penduduk.
O:
Menganjurkan pasien untuk menutup
Pasien menerima anjuran dari
mulut dan membuang sputum pada tempat
perawat
penampungan yang tertutup jika batuk.
Hasil : Mengerti tentang apa yang
dijelaskan oleh perawat
Pasien menerima anjuran yang diberikan
oleh perawat
Membatasi kunjungan dan penggunaan A: Masalah teratasi
masker memberikan kesempatan kepada
P : Intervensi 1,2,3 dihentikan
pasien untuk beristirahat dan mencegah
terjadi resiko penularan melalui udara
Hasil : Pasien dapat beristirahat

21
22

You might also like