1. Pengertian (Definisi) Dekompensasi kordis adalah ketidakmampuan
jantung untuk memompa darah secara adekuat untuk memenuhi kebutuhan tubuh. 2. Anamnesis 1. Sesak napas terutama saat beraktivitas. Sesak napas dapat mengakibatkan kesulitan makan/minum dan, dalam jangka panjang, gagal tumbuh; 2. Sering berkeringat (peningkatan tonus simpatis); 3. Ortopnea: sesak nafas yang mereda pada posisi tegak; 4. Dapat dijumpai mengi; 5. Edema di perifer atau pada bayi biasanya di kelopak mata. 3. Pemeriksaan Fisik 1. Tanda gangguan miokard - Takikardia: HR >60 kali/menit pada bayi dan 100 kali/menit pada anak (saat diam). Jika HR >200 kali/menit perlu dicurigai ada takikardia supraventrikular - Kardiomegali pada pemeriksaan fisis dan/atau foto thorak - Peningkatan tonus simpatis: berkeringat, gangguan pertumbuhan - Irama derap (gallop). 2. Tanda kongesti vena paru (gagal jantung kiri) - Takipne - Sesak napas, terutama saat aktivitas - Ortopne - Mengi atau ronki - Batuk 3. Tanda kongesti vena sistemik (gagal jantung kanan) - Hepatomegali: kenyal dan tepi tumpul - Peningkatan tekanan vena jugularis (tidak ditemukan pada bayi) - Edema perifer (tidak dijumpai pada bayi) - Kelopak mata bengkak (pada bayi) 4. Kriteria Diagnosis 1. Berdasarkan cardiac output: high dan low cardiac failure 2. Berdasarkan onset: akut dan kronik 3. Berdasarkan sisi jantung: kiri, kanan, atau kiri dan kanan 4. Berdasarkan klasifikasi fungsional NYHA (New York Heart Association): - Derajat I : asimptomatik - Derajat II : dispnu bila aktivitas sedang - Derajat III : dispnu bila aktivitas ringan - Derajat IV : dispnu dalam keadaan istirahat. 5. Diagnosis Tabel 1. Sistem skoring gagal jantung pada anak menurut Modifikasi Ross 0 1 2 Berkeringat kepala kepala dan kepala dan dingin badan badan waktu waktu aktivitas isrirahat Takipneu jarang kadang- sering kadang Pola nafas normal retraksi dispneu Laju nafas (x/menit) 01 tahun <50 5060 >60 16 tahun <35 3545 >45 710 tahun <25 2535 >35 1114 <18 1828 >28 tahun HR (x/menit ) 01 tahun <160 160170 >170 16 tahun <105 105115 >115 710 tahun <90 90100 > 100 1114 <80 8090 >90 tahun Jarak tepi <2 cm 23 cm >3 cm hepar dari batas kostae
Tabel 2. Sistem Skoring Gagal Jantung pada Bayi
menurut Ross 0 poin 1 poin 2 poin Volume sekali minum >115 75-115 <25 (cc) Waktu per sekali minum (menit) <40 mnt >40 mnt 50-60 >60 Laju nafas <50 mnt mnt mnt Pola nafas Normal Abnormal Perfusi perifer Normal Menurun S3 atau diastolic Tidak rumble ada ada Jarak tepi hepar dari <2 cm 2-3 cm 3 cm batas kostae Tanpa gagal jantung : 0-2 poin Gagal jantung ringan: 3-6 poin Gagal jantung sedang : 7-9 poin Gagal jantung berat :10-12 poin Dasar diagnosis Dispnu/ortopnu, pulsus alternans, takikardia/irama gallop, ronki basah tak nyaring di basal paru (gagal jantung kiri), tekanan vena yugularis meningkat, hepatomegali, edema (gagal jantung kanan), kardiomegali Langkah diagnosis Perhatikan gejala dan tanda: - Kardiovaskuler: takikardi/irama gallop, kardiomegali, nadi: pulsus alternans - Respirasi: dispnu, ortopnu, batuk produktif, ronki basah tak nyaring di basal paru - Tanda-tanda bendungan sistemik: tekanan vena jugularis, hepatomegali (tumpul, lunak), edema 6. Diagnosis Banding Dekompensasi Kordis (ICD-10 : I51.9) 7. Pemeriksaan Diagnosis banding etiologi: Penunjang 1. Peningkatan beban volume: DSV, DAP, insufisiensi katup jantung, anemia, gagal ginjal dengan retensi cairan, dsb. 2. Peningkatan beban tekanan: stenosis katup aorta atau pulmonal, hipertensi sistemik/pulmonal, dsb 3. Gangguan miokard: kardiomiopati, miokarditis 4. Perubahan frekuensi denyut jantung: SVT, atrial flutter, atrial fibrilasi dsb. 8. Terapi 1. EKG 2. Lab darah: Hb, lekosit, hitung jenis, LED. 3. Foto thorak 4. Analisis gas darah dan elektrolit 5. Ekokardiografi 9. Edukasi 1. Istirahat di tempat tidur, posisi setengah duduk. Bayi ditidurkan dengan posisi 30-45 derajat. 2. Berikan oksigen (2-4 L/menit) 3. Berikan cairan kebutuhan normal perhari. Bila terdapat anemia berat berikan tranfusi darah (packed cell) terlebih dahulu, jumlah: 5-10 cc/kgBB diberikan selama 2-3 jam. 4. Medikamentosa: a. Diuretika (Furosemid) 1-2 mg/kgBB/kali iv diberikan 2 kali perhari b. Digitalisasi Digitalisasi awal digoksin 30-50 g/kgBB sehari peroral, dengan cara pemberian: - dosis diberikan pertama kali - dosis 8 jam kemudian - dosis diberikan 16 jam setelah dosis pertama Dosis pemeliharaan digoksin (oral) 10-20 g/kgBB/hari diberikan pada hari kedua dan seterusnya. Indikasi digitalis: takikardia, atrial flutter, kardiomiopati. Untuk dekompensasi dengan NYHA derajat I-III dapat langsung dengan dosis pemeliharaan. Hati-hati pemberian digitalis pada DR/PJR, bronkopnemonia. Digitalis tidak boleh diberikan pada stenosis aorta, stenosis pulmonal, koarktasio aorta, anemia (Hb <6 g%). c. Vasodilator Diberikan pada: - Dekompensasi kordis yang disebabkan pirau besar (DSV, DAP, DSAV) - Dekompensasi kordis yang tidak responsif dengan pengobatan di atas. Dapat diberikan Kaptopril oral, dengan dosis 0,1- 2 mg/kgBB/kali, dengan dosis maksimum 6 mg/kgBB/hari (dipilih dosis rendah). Diberikan dalam tiga kali pemberian. 5. Atasi penyakit utama atau penyakit penyerta (RHD), bronkopnemonia, anemia, CHD, dll. 6. Diet rendah garam 7. Pengawasan yang ketat terhadap gejala klinik untuk menilai: - Frekuensi denyut jantung, frekuensi napas - Berat badan - Tekanan vena jugularis - Pembesaran hati, edema - Produksi urin dalam 24 jam 10.Prognosis 1. Definisi dan etiologi: memahami penyebab dan gejala yang timbul. 2. Prognosis: memahami faktor-faktor yang mempengaruhi prognosis 3. Pemantauan gejala: mengetahui mengapa dan kapan harus ke dokter/rumah sakit 4. Terapi farmakologi: memahami indikasi, dosis, dan efek obat 5. Diit, latihan 11.Tingkat Evidens Tergantung faktor pencetus/penyebab yang mendasari; Ad vitam : dubia ad malam Ad sanationam : dubia ad malam Ad fungsionam : dubia ad malam 12. Tingkat Rekomendasi I / II 13. Penelaah Kritis dr. Endah P, Sp.PD 14.Indikator Medis 1. Gagal jantung teratasi 15.Kepustakaan 1. pedoman diagnosis dan penatalaksanaan Dekompesasi Kordis di Indonesia (PDPI)