Professional Documents
Culture Documents
DERMATITIS SEBOROIK
OLEH:
Randy Suryawan
10542 0128 09
PEMBIMBING:
B. Anamnesis
Autoanamnesis dan alloanamnesis
C. Keluhan Utama
Gatal pada seluruh badan
D. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien laki-laki 9 tahun datang ke poliklinik BP kulit dengan keluhan gatal seluruh tubuh
awalnya pasien merasakan gatal pada daerah leher dan perut dan belakangan ini rasa gatal yang
dirasakan pasien dirasakan pada seluruh tubuh, keluhan dirasakan sama pada siang hari dan
malam hari. Keluhan yang sama pernah dirasakan pasien saat masih kelas 2 SD dan pasien
pernah berobat sebelumnya.
E. Riwayat Terapi
Pasien pernah datang ke dokter sebelumnya dengan keluhan yang sama
F. Riwayat Penyakit Dahulu
Tidak ada
G. Pemeriksaan Fisik
1. Status Dermatologis
Lokasi : kepala, tangan, leher, perut dan kaki.
Distribusi :
Eflorsensi : Tampak papul eritem dan skuama halus diatasnya
Gambar 1. Gambar kepala. Tampak skuama pada perbatasan kepala dan wajah
DISKUSI
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Dermatitis adalah peradangan kulit (epidermis dan dermis) sebagai respons terhadap
pengaruh faktor eksogen dan atau faktor endogen, menimbulkan kelainan klinis berupa
efloresensi polimorfik dan keluhan gatal. Tanda polimorfik tidak selelu muncul bersamaan,
bahkan mungkin hanya beberapa. Dermatitis cendrung residitif dan menjadi kronis. Ada banyak
bentuk dermatitis yang tersebar, salah satunya adalah Dermatitis seboroik. Dermatitis Seboroik
(Seborrhoeic Dermatitis, Seborrheic Dermatitis) merupakan peradangan permukaan kulit
berbentuk lesi squamosa (bercak disertai semacam sisik), bersifat kronis, yang sering terjadi di
area kulit berambut dan area kulit yang banyak mengandung kelenjar sebasea ( kelenjar minyak,
lemak), seperti kulit kepala, wajah, tubuh bagian atas dan area pelipatan tubuh (ketiak,
selangkangan, pantat).1,2,3
DEFINISI
Dermatitis seboroik, juga dikenal sebagai eksim seboroik. Umumnya, terjadi pada 2%
sampai 5% dari populasi. Merupakan penyakit kronis superfisial, penyakit inflamasi dengan
kecenderungan untuk kulit kepala, alis, kelopak mata, lipatan nasolabial, bibir, telinga, daerah
sternum, ketiak, lipatan di bawah payudara, umbilikus, selangkangan, dan lipatan gluteus
Penyakit ini ditandai dengan skala pada basis eritematosa.3,4,5
PENYEBAB
Penyebab Dermatitis Seboroik hingga kini belum diketahui secara pasti. Faktor-faktor
yang diduga sebagai penyebab Dermatitis Seboroik, antara lain: infeksi jamur Malassezia ovale,
faktor imunologi, iklim, genetik, lingkungan, hormonal, dan aktifitas kelenjar sebasea yang
berlebihan. Selain itu, beberapa obat-obat tertentu diduga memicu terjadinya Dermatitis
Seboroik, seperti: auranofin, aurothioglucose, buspirone, chlorpromazine, cimetidine,
ethionamide, griseofulvin, haloperidol, interferon alfa, lithium, methoxsalen, methyldopa,
phenothiazines, psoralens, stanozolol, thiothixene, dan trioxsalen.1,4,5
ETIOPATOGENESIS
Penyebabnya belum pasti. Faktor predisposisinya ialah kelainan konstitusi berupa status
seboroik (seborrhoeic state) yang rupanya diturunkan, bagaimana caranya belum dipastikan.
Banyak percobaan telah dilakukan untuk menghubungkan penyakit ini dengan infeksi oleh
bakteri atau pityrosporum ovale yang merupakan flora normal kulit manusia. Pertumbuhan P.
ovale yang berlebihan dapat mengakibatkan reaksi inflamasi, baik akibat produk metabolitnya
yang masuk ke dalam epidermis, maupun karena sel jamur itu sendiri, melalui aktivasi sel
limfosit T dan sel langerhans. Status seboroik yang sering berasosiasi dengan meningginya
suseptiblitas terhadap infeksi piogenik, tetapi tidak terbukti bahwa mikroorganisme inilah yang
menyebabkan dermatitis seboroik.1,4,5
GEJALA KLINIS
Kelainan kulit terdiri atas eritema dan skuama yang berminyak dan agak kekuningan,
batasnya agak kurang tegas. Dermatitis seboroik yang ringan hanya mengenai kulit kepala
berupa skuama-skuama yang halus, mulai sebagai bercak kecil yang kemudian mengenai seluruh
kulit kepala dengan skuama-skuama yang halus dan kasar. Kelainan kulit tersebut pitiriasis sika
(ketombe, dandruf). Bentuk yang berminya disebut pitiriasis steatoides yang dapat disertai
eritema dan krusta-krusta yang tebal. Rambut pada tempat tersebut mempunyai kecendrungan
rontok, mulai dibagian vertex dan frontal.1
Bentuk yang berat ditandai dengan adanya bercsk-bercak berskuama dan berminyak
disertai eksudasi dan dan krusta tebal. Sering meluas ke dahi, glabela, telinga, posaurikular dan
leher. Pada daerah dahi tersebut, batasnya sering cembung.1
Pada daerah supraorbital, skuama-skuama halus dapat terlihat di alis mata, kulit
dibawahnya eritematosa dan gatal, disertai bercak-bercak skuama kekunuingan, dapat terjadi
pula blefaritis, yakni kelopak mata merah disertai skuama-skuama halus.1
Selain tempat-tempat tersebut D.S. juga dapat mengenai liang telinga luar, lipatan
nasolabial daerah sterna, aoreola mame, lipatan di bawah mammae pada wanita, interskapular,
umbilikus, lipat paha, dan daerah anogenital. Pada daerah pipi, hidup, dan dahi kelainan dapat
berupa papul-papul.1
D.S. dapat bersama-sama dengan akne yang berat. Jika meluas dapat menjadi
eritroderma, pada bayi disebut penyakit leiner. 1
GAMBARAN HISTOPATOLOGIS
Pada epidermis dapat ditemukan parakeratosis fokal dengan abses Munro. Pada dermis
terdapat pelebaran ujung pembuluh darah di puncak stratum papilaris disertai sebukan sel-sel
neutrofil dan monosit. 1,5
PEMERIKSAAN PEMBANTU/LABORATORIUM
DIAGNOASIS BANDING
Gambaran klinis yang khas pada D.S.ialah skuama yang berminyak dan kekuningan dan
berlokasi di tempat-tempat seboroik.1
1. Psoriasis
berbeda dengan D.S. karena terdapat skuama-skuama yang berlapis-lapis,disertai tanda
tetesan lilin dan Auspitz. Dan juga tempat predileksinya.
2. Kandidiosis
Pada lipatan paha dan periananal dapat menyerupai kandidiosis. Pada kandidiosis
terdapat eritema berwarna merah cerah berbatas tegas dengan satelit-satelit disekitarnya.
3. Otomikosis
D.S. yang menyerang saluran telinga luar mirip otomikosis dan otitis eksterna. Pada
otomikosis akan terlihat elemen jamur pada sediaan langsung. Otitis eksterna
menyebabkan tanda-tanda radang, jika akut terdapat pus.1,4,5
PENGOBATAN
PENGOBATAN SISTEMIK
1. Kortikosteroid digunakan pada bentuk yang berat, dosis prednison 20-30 mg sehari.
Jika telah ada perbaikan, dosis diturunkan secara perlahan-lahan. Kalau disertai
infeksi sekunder diberi antibiotic.1,2,4,5
2. Isotretinoin dapat digunakan pada kasus yang rekalsitran. Efeknya mengurangi
aktivitas kelenjar sebasea. Ukuran kelenjar tersebut dapat dikurangi sampai 90%
akibatnya terjadi pengurangan produksi sebum.1,2
3. Antihistamin H1 sebagai penenang dan anti gatal.1,2
4. Antibiotik seperti penisilin, eritromisin pada infeksi sekunder (dermatitis seboroik).1,2
5. Preparat azol akhir-akhir ini sangat berpengaruh terhadap P. Ovale, juga dapat
memengaruhi berat ringannya dermatitis seboroik. Misalnya Ketokonazol 200 mg per
hari.1,2
6. Narrow band UVB (TL-01) yang cukup aman dan efektif. Setelah pemberian terapi 3
x seminggu selama 8 minggu, sebagian besar penderita mengalami perbaikan1,2,4,5
PENGOBATAN TOPIKAL
1. Cuci rambut dengan Selenium sulfida (selsun) seminggu 2-3 kali scalp dikeramasi
selama 5-15 menit atau dengan larutan Salisil 1% atau larutan belerang 2-4% atau
dalam bentuk krim.
PROGNOSIS