You are on page 1of 3

PERSIAPAN KAMAR BEDAH

OLEH : TRI WIDODO, Skep., Ns

Persaiapan kamar bedah pada hakekatnya adal;ah pemeliharaan kamar bedah


dimana tindakan bedah dilakukan. Pemeliharaan kamar bedah merupakan proses
pembersihan ruangan beserta alat-alat standar yang ada dalam kamar bedah. Dilakukan
teratur sesuai jadwal. Tujuannya untuk mencegah infeksi silang dari atau kepada pasien
serta mempertahankan sterilitas.
Cara pembersihan kamar bedah ada tiga macam :
1. Cara pembersihan rutin harian
2. Cara pembersihan mingguan
3. Cara pembersihan sewaktu

1. Pembersihan Rutin Harian


Pembersihan rutin yaitu pembersihan sebelum dan sesudah penggunaan kamar bedah
agar siap pakai, dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Semua permukaan peralatan yang ada dalam kamar bedah harus dibersihkan
dengan menggunakan disinfektan atau dapat juga menggunakan air sabun.
b. Permukaan meja operasi dan matras harus diperiksa dan dibersihkan.
c. Ember tempat sampah harus dibersihkan setiap selesai dipakai, kemudian pasang
kantong plastik yang baru.
d. Semua peralatan yang dipakai untuk pembedahan dibersihkan, antara lain :
1). Slang suction dibilas
2). Cairan dalam botol suction dibuang, botol dibersihkan kembali dan diisi cairan
disinfektan.
3). Alat anesthesi dibersihkan, alat yang terbuat dari karet setelah dibersihkan dan
direndam dalam cairan desinfektan.
e. Noda-noda yang ada pada dinding harus dibersihkan.
f. Lantai dibersihkan kemudian dipel dengan menggunakan cairan desinfektan. Air
pembilas dalam ember setiap kotor harus diganti dan tidak boleh untuk kamar
operasi yang lain.
g. Lobang angin, kaca jendela dan kusen harus dibersihkan.
h. Alat tenun bekas pasien dikeluarkan dari kamar bedah. Jika alat tenun tersebut
bekas pasien, maka penanganannya sesuai prosedur yang berlaku.
i. Lampu operasi harus dibersihkan setiap hari. Pada waktu pemberihan lampu harus
dalam keadaan dingin.
j. Alas kaki (sandal) khusus kamar operasi harus dibersihkan setiap hari.

2. Pembersihan Mingguan
Yaitu pembersihan yang dilakukan untuk pembersihan secara keseluruhan dengan
ketentuan sebagai berikut :
a. Dilakukan secara teratur setiap seminggu sekali.
b. Semua peralatan yang ada dalam kamar bedah dikeluarkan dan diletakkan di
koridor/di depan kamar bedah.
c. Peraatan kamar bedah harus dibersihkan/dicuci dengan cairan desinfektan atau
cairan sabun. Perhatian harus ditujukan pada bagiab peralatan yang dapat menjadi
tempat berakumulasinya sisa organis, seperti bagian dari meja operasi, di bawah
matras.
d. Permukaan dinding dicuci dengan menggunakan air mengalir.
e. Lantai disemprot dengan menggunakan desinfektan/deterjen, kemudian permukaan
lantai disikat. Setelah bersih dikeringkan.
f. Setelah lantai bersih dan kering, peralatan yang sudah dibersihkan dapat
dipindahkan kembali dan diatur didalam kamar bedah.

3. Pembersihan Sewaktu
Pembersihan sewaktu dilakukan bila kamar bedah digunakan untuk pembedahan pada
kasus infeksi, dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Pembersihan kamar bedah secara menyeluruh, meliputi dinding, meja operasi, meja
instrumen dan semua peralatan yang ada dalam kamar bedah.
b. Instrumen dan alat bekas pakai harus dipindahkan/tidak boleh dicampur dengan
alat lain sebelum di desinfektan.
c. Pemakaian kamar bedah untuk pasien berikutnya diijinkan setelah pembersihan
menyeluruh dan sterilisasi ruangan selesai.

Sterilisasi kamar bedah dapat dengan cara :


1). Pemakaian sinar ultra violet yang dinyalakan selama 24 jam.
2). Memakai desinfektan yang disemprotkan dengan alat (foging). Waktu yang
dibutuhkan lebih pendek dibandingkan dengan pemakaian ultra violet, yaitu
kurang lebih satu jam untuk menyemprotkan cairan dan satu jam lagi baru dapat
dipakai.
d. Hal-hal yang harus diperhatikan pada penanganan kasus infeksi dan penyakit
menular adalah :
1). Keluarga pasien diberi tahu tentang penyakit pasien dan perawatanyang harus
dilaksanakan terhadap pasien tersebut.
2). Petugas yang menolong pasien harus :
a). Memakai sarung tangan
b). Tidak ada luka atau goresan di kulit atau tergores alat bekas pasien.
c). Memahami cara penularan penyakit tersebut.
d). Memperhatikan teknik isolasi dan teknik aseptik.
e). Jumlah tenaga yang kontak dengan pasien dibatasi/tertentu.
f). Selama menengani pasien tidak boleh menolong pasien lain dalam waktu
yang bersamaan
3). Pasang pengumuman di depan kamar operasi yang sedang dipakai yang
menyatakan bahwa dilarang masuk karena ada kasus infeksi.
4). Bagian anggota tubuh yang akan dan sudah diamputasi dibungkus rapat dengan
kantong plastik tebal dan cukup besar agar bau tidak menyebar dan
menimbulkan infeksi silang.
5). Ruang tindakan secara periodik dan teratur dilakukan uji mikrobiologi terhadap
debu, maupun terhadap alat kesehatan yang ada.
PENAGANAN LIMBAH
Pemmbuangan dan penanganan limbah kamar operasi tergantung pada jenis
limbah, dengan prinsip limbah padat ditangani terpisah dengan limbah cair :
1. Limbah cair dibuang ditempat khusus yang berisi larutan desinfektan yang
selanjutnya mengalir ke tempat pengelolaan limbah cair rumah sakit.
2. Limbah pada anggota tubuh ditempatkan dalam kantong/tempat tertutup yang
selanjutnya dibakar/dikubur di rumah sakit sesuai ketentuan yang berlaku, atau
diserah terimakan kepada keluarga pasien bila memungkinkan.
3. Limbah non infeksi yang kering dan bash di tempatkan pada tempat yang tertutup
serta tidak mudah bertebaran dan selanjutnya di buang ke tempat pembuangan
sampat rumah sakit.
4. Limbah infeksius di tempatkan pada tempat yang tertutup dan tidak mudah bocor
serta diberi label warna merah untuk dimusnahkan.

You might also like