You are on page 1of 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Cacat adalah suatu keadaan, Kecacatan seseorang bisa didapatkan dari 2


cara yaitu karena kecelakaan dan memang sudah menjadi bawaan sejak lahir.

Seseorang yang mengalami kecacatan sejak lahir kita mengenal dengan istilah cacat
kongengital.

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan

D. Manfaat

1
A. Definisi
Hydrocephalus berasal dari bahasa Latin yaitu "Hydro" yang berarti "air" dan "Cephalus"
yang berarti "kepala" atau dikenal dengan kepala air adalah penyakit yang terjadi akibat
gangguan aliran cairan di dalam otak (cairan serebro spinal) atau akumulasi cairan
serebrospinal dalam ventrikel serebral, ruang subarachnoid, atau ruang subdural
(Wikipedia)
Hydrocephalus adalah kelainan patologis otak yang mengakibatkan bertambahnya cairan
serebrospinal dengan tekanan intrakranial yang meninggi, sehingga terdapat pelebaran
ventrikel (Hassan, 2002).
Hydrocephalus adalah suatu keadaan dimana terdapat timbunan likuor serebrospinalis yang
berlebihan dalam ventrikel-ventrikel, yang disertai dengan tekanan intracranial (sarwono,
2007).
Hydrocephalus merupakan keadaan patologis otak yang mengakibatkan bertambahnya
cairan serebro spinalis tanpa atau pernah dengan tekanan intracranial yang meninggi
sehingga terdapat pelebaran ruangan tempat mengalirnya cairan serebro spinal (Ngastiyah,
1997).

B. Pembagian
Hidrosefalus memberikan gejala bila disertai tekanan CSS yang meninggi. Terdapat 2
macam hidrosefalus, yaitu:
- Hidrosefalus obstruktif tekanan CSS yang tinggi disebabkan oleh obstruksi pada salah satu
tempat antara pembentukan CSS oleh fleksus koroidialis dan keluarnya dari ventrikel IV
melalui foramen Luschka dan Magendie
- Hidrosefalus komunikans ialah bila tekanan CSS yang meninggi tanpa penyumbatan system
ventrikel.
- Pembagian lainnya adalah hidrosefalus bawaan dan didapat.

C. Anatomi dan Fisiologi


Ruangan CSS mulai terbentuk pada minggu kelima masa embrio, terdiri atas system
ventrikel, sisterna magna pada dasar otak dan ruang subaraknoid yang meliputi seluruh susunan
saraf. CSS yang dibentuk dalam system ventrikel oleh pleksus koroidialis kembali di dalam
peredaran darah melalui kapiler dalam piameter dan araknoid yang meliputi susunan saraf
pusat. Hubungan antara system ventrikel dan ruang subaraknoid melalui foramen Magendie di
median dan foramen Luschka di sebelah lateral ventrikel IV.
Aliran CSS yang normal adalah dari ventrikel lateralis melalui foramen Monroi ke ventrikel
III, dari tempat ini melalui saluran sempit akuaduktus Sylvii ke ventrikel IV dan melalui
foramen Luschka dan Magendie ke dalam subaraknoid melalui sitem magna. Penutupan
sisterna basalis menyebabkan gangguan kecepatan resorpsi CSS oleh system kapiler.

D. Etiologi
Gangguan aliran cairan yang menyebabkan cairan tersebut bertambah banyak yang
selanjutnya akan menekan jaringan otak disekitarnya, khususnya pusat-pusat syaraf yang vital.
Menurut Lembaga Nasional Instutite of Neurological Disordes and Stroke (NINDS), gangguan
aliran cairan otak ada tiga jenis, yaitu :
1. Gangguan aliran adanya hambatan sirkulasi.

2
Contohnya : tumor otak yang terdapat didalam ventrikel akan menghambat aliran cairan otak.
Penyebab penyumbatan aliran CSS yang sering terdapat pada bayi dan anak ialah :
a. Kelainan Bawaan (Kongenital)
Stenosis akuaduktus Sylvii
Spina bifida dan kranium bifida
Sindrom Dandy-Walker
Kista araknoid dan anomali pembuluh darah
b. Infeksi
Akibat infeksi dapat timbul perlekatan meningen. Secara patologis terlihat penebalan
jaringan piamater dan araknoid sekitar sisterna basalis dan daerah lain. Penyebab lain infeksi
adalah toxoplasmosis.
c. Neoplasma
Hidrosefalus oleh obstruksi mekanik yang dapat terjadi di setiap tempat aliran CSS. Pada
anak yang terbanyak menyebabkan penyumbatan ventrikel IV atau akuaduktus Sylvii bagian
terakhir biasanya suatu glioma yang berasal dari serebelum, penyumbatan bagian depan
ventrikel III disebabkan kraniofaringioma.
d. Perdarahan
Perdarahan sebelum dan sesudah lahir dalam otak, dapat menyebabkan fibrosis
leptomeningen terutama pada daerah basal otak, selain penyumbatan yang terjadi akibat
organisasi dari darah itu sendiri (Allan H. Ropper, 2005:360).
2. Aliran cairan otak tidak tersumbat, tetapi sebaliknya cairan itu diproduksi berlebihan,
akibatnya cairan otak bertambah banyak. Contoh : tumor ganas disel-sel yang memproduksi
cairan otak.
3. Cairan otak yang mengalir jumlahnya normal dan tidak ada sumbatan, tetapi ada gangguan
dalam proses penyerapan cairan kepembuluh darah balik, sehingga otomatis jumlah cairan
akan meningkat pula. Contoh : bila ada cairan nanah ( meningitis atau infeksi selaput otak)
atau darah (akibat trauma) di sekitar tempat penyerapan.
Ketidakseimbangan antara produksi dan penyerapan, dapat perlahan atau progresif,
menyebabkan ventrikel-ventrikel tersebut melebar, kemudian menekan jaringan otak sekitarnya.
Tulang tengkorak bayi di bawah dua tahun yang belum menutup akan memungkinkan kepala
bayi membesar. Pembesaran kepala merupakan salah satu petunjuk klinis yang penting untuk
mendeteksi hydrocephalus.

E. Manifestasi Klinis
Tanda awal dan gejala hidrosefalus tergantung pada awitan dan derajat ketidakseimbangan
kapasitas produksi dan resorbsi CSS (Darsono, 2005). Gejala-gejala yang menonjol merupakan
refleksi adanya hipertensi intrakranial. Manifestasi klinis dari hidrosefalus pada anak
dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu :
1. Awitan hidrosefalus terjadi pada masa neonatus
Meliputi pembesaran kepala abnormal, gambaran tetap hidrosefalus kongenital dan pada
masa bayi. Lingkaran kepala neonatus biasanya adalah 35-40 cm, dan pertumbuhan ukuran
lingkar kepala terbesar adalah selama tahun pertama kehidupan. Kranium terdistensi dalam
semua arah, tetapi terutama pada daerah frontal. Tampak dorsum nasi lebih besar dari biasa.
Fontanella terbuka dan tegang, sutura masih terbuka bebas. Tulang-tulang kepala menjadi

3
sangat tipis. Vena-vena di sisi samping kepala tampak melebar dan berkelok. (Peter Paul
Rickham, 2003)
2. Awitan hidrosefalus terjadi pada akhir masa kanak-kanak
Pembesaran kepala tidak bermakna, tetapi nyeri kepala sebagai manifestasi hipertensi
intrakranial. Lokasi nyeri kepala tidak khas. Dapat disertai keluhan penglihatan ganda
(diplopia) dan jarang diikuti penurunan visus. Secara umum gejala yang paling umum terjadi
pada pasien-pasien hidrosefalus di bawah usia dua tahun adalah pembesaran abnormal yang
progresif dari ukuran kepala. Makrokrania mengesankan sebagai salah satu tanda bila ukuran
lingkar kepala lebih besar dari dua deviasi standar di atas ukuran normal. Makrokrania biasanya
disertai empat gejala hipertensi intrakranial lainnya yaitu:
a. Fontanel anterior yang sangat tegang.
b. Sutura kranium tampak atau teraba melebar.
c. Kulit kepala licin mengkilap dan tampak vena-vena superfisial menonjol.
d. Fenomena matahari tenggelam (sunset phenomenon).
Gejala hipertensi intrakranial lebih menonjol pada anak yang lebih besar dibandingkan
dengan bayi. Gejalanya mencakup: nyeri kepala, muntah, gangguan kesadaran, gangguan
okulomotor, dan pada kasus yang telah lanjut ada gejala gangguan batang otak akibat herniasi
tonsiler (bradikardia, aritmia respirasi). (Darsono, 2005:213)

F. Manifestasi Klinis
Hydrocephalus sebaiknya diketahui sejak dini, karena hydrocephalus akan menimbulkan
komplikasi apabila tidak segera mendapat penanganan. Manifestasi klinis antara lain ialah :
- Ubun-ubun besar bayi akan melebar dan menonjol
- Pembuluh darah dikulit kepala makin jelas.
- Gangguan sensorik-motorik.
- Gangguan penglihatan( buta ).
- Gerakan bola mata terganggu (juling)
- Terjadi penurunan aktivitas mental yang progresif.
- Bayi rewel, kejang, muntah-muntah, panas yang sulit dikendalikan.
- Gangguan pada fungsi vital akibat peninggian tekanan dalam ruang tengkorak yang berupa
pernapasan lambat, denyut nadi turun dan naiknya tekanan darah sistolik.

G. Penatalaksanaan
1. Medik
- Mengurangi produksi CSS dengan merusak sebagian pleksus koroidialis dengan
tindakan pembedahan. Obat azetasolamid (Diamox) dikatakan mempunyai khasiat
inhibisi pembentukan CSS
- Memperbaiki hubungan antara tempat produksi CSS dengan tempat absorpsi yaitu
menghubungkan ventrikel dengan subaraknoid
- Pengeluaran cairan CSS ke dalam organ ekstrakranial
2. Keperawatan
- Pemasangan infuse dengan cairan glukosa (5-10%) dan NaCl 0,9%
- Selama kesadaran menurun makanan diberikan melalui sonde dan secara bertahap jika
kesadaran mulai ada, susu dapat diberikan per oral

4
- Untuk mencegah dekubitus, kepala pasien harus dialasi bantal yang lembut dan
perhatikan agar kulit kepala tetap kering. Buatkan bantal yang terbentuk cincin, jika ada
yang dapat diisi udara atau karet spons atau kasur air.

Sumber :

Ngastiyah.1997. Perawatan Anak Sakit. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC

Saifuddin, Abdul Bari. 2006. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Jakarta : YBPSP

Ragil. Desember 2011. Hidrosefalus Available at : http://ilmu-pasti-pengungkap-


kebenaran.blogspot.com/2011/12/makalah-hidrosefalus.html diunduh pada tanggal 25 November
2013

ASUHAN KEBIDANAN PADA NEONATUS 6 JAM DENGAN HIDROSEPALUS

DI RSUD KABUPATEN BULELENG


5
Tanggal : 15 November 2013

Tanggal Pengkajian : 15 November 2013 Pukul : 12.00 Wita

I. PENGKAJIAN DATA

A. Data Subjektif

1. Biodata
a. Identitas Bayi :
Nama : Bayi Ny.CA
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 6 jam
Tanggal Lahir/ Jam : 15 November 2013/ 06.00 Wita
Anak ke :1
Status : Anak Kandung
b. Identitas Orang Tua
Ayah Ibu
Nama : Tn. PD Ny. CA
Umur : 29 tahun 26 tahun
Agama : Hindu Hindu
Suku/Bangsa : Bali/ Indonesia Bali/Indonesia
Pendidikan : SMA SMA
Pekerjaan : Wiraswasta IRT
Alamat Rumah : Jalan Jelantik Gingsir No. 5 Singaraja

Penghasilan : Rp. 1.000.0000,00 Rp.0,00


Alamat Pekerjaan : Jalan Raya Penarukan -

No. Telp : 081999232323 081337666789


Gol. Darah : A 0

2. Alasan Dirawat
Bayi baru lahir berumur 6 jam perlu perawatan intensif dan akan dilakukan pemeriksaan fisik
lengkap.

3. Keluhan Utama
Bayi dikeluhkan kesulitan dalam menetek dan ukuran kepala bayi lebih besar dari tubuh

4. Riwayat Prenatal
6
GAPAH : G1P0000

Masa Gestasi : 37 Minggu


Penerimaan Kehamilan : Ibu mengatakan kehamilan ini direncanakan dan
diharapkan oleh ibu, suami, keluarga ibu dan suami
Riwayat ANC : Ibu melakukan ANC sebanyak 4 kali. 3 kali di bidan
dan 1 kali di dr. Sp.OG
TW II 2 kali di bidan. Ibu tidak merasakan keluhan.
Ibu mendapatkan 30 tablet asam folat, 90 tablet, kalk
dan vit. C
TW III 1 kali di bidan. Pada pemeriksaan didapatkan
TFU 35 cm pada UK 34 minggu. Bidan menyarankan
untuk pemeriksaan USG. Ibu melakukan pemeriksaan
USG pada tanggal 28 Oktober 2013. Hasil USG
kepala tampak lebih besar dari tubuh
Penyulit Selama Kehamilan : -
Imunisasi TT : TT 4 saat ANC kedua pada TW II di bidan pada
tanggal 8 September 2013
Prilaku/ Kebiasaan yang : Ibu mengatakan bahwa dari ibu, suami atau kerabat
Mempengaruhi Kesejahteraan tidak ada prilaku yang merugikan janinnya seperti
Janin merokok, minum-minum alcohol.

5. Riwayat Intranatal
Tempat Bersalin : RSUD Kabupaten Buleleng
Penolong : dr. Swastika, Sp.OG
Jenis Persalinan / Tanggal : SC/ 15 November 2013
Kala I : 12 jam, kesulitan penurunan kepala. Tindakan:
disarankan SC
Kala II : Tindakan SC, tanpa penyulit. Bayi lahir tidak
langsung menangis. Bayi menangis setelah dapat
rangsangan taktil, gerak tidak aktif.
Kala III : 10 menit, tanpa penyulit. Keadaan plasenta normal,
tidak ada kalsifikasi, tidak ada gumpalan darah mati.
Kala IV : Terdapat jahitan pada abdomen. Penyulit : kesulitan
dalam IMD, dan Bounding Attachment. Tindakan:
Penundaan IMD dan Bounding dan bayi langsung
7
dirawat di ruang perinatology.
Kondisi Bayi Baru Lahir : Pada jam 06.00 wita lahir bayi perempuan, dengan
warna kulit agak kemerahan, sianosis perifer, gerak
kurang aktif, dan menangis melengking setelah
rangsangan taktil.
Antropometri : BB : 3000 gram, PB : 50 cm, LK : 39 cm, LD : 34
cm
6. Riwayat Postnatal
Apgar Skor : 8, 9
IMD dan rooming in : Tidak dilakukan karena bayi mengalami hirosefalus dan ibu masih dalam
pengaruh obat bius.
Skor Bounding : 7 (Ibu tampak kecewa 1, ibu menerima keadaan bayinya 3, mefokuskan
perawatan pada diri sendiri dan bayi 3)
Vit K : 30 menit setelah kelahiran
Riwayat Nutrisi : Bayi diberikan PASI berupa susu formula karena kolostum ibu belum
keluar. Pasi diberikan menggunakan sendok
Riwayat Eleminasi : BAK 6 kali, dengan warna jernih, dan berbau pesing.
BAB 1 kali warna kuning kehijauan dengan konsistensi agak lembek.
Riwayat Pengetahuan : Ibu mengatakan belum mengetahui bagaimana cara merawat tali pusat,
belum mengetahui cara merangsang payudaranya agar terjadi pengeluaran
ASI, belum memahami cara perawatan luka operasi, ibu belum
mengetahui cara merawat bayi hidrosefalus.

Riwayat Biologi : Bayi tidak kesulitan dalam bernafas, tidak ada pernapasan cuping hidung.
Bayi bergerak tidak terlalu aktif.

Riwayat Psikologis : Ibu dan suami agak kecewa dengan bayinya yang mengalami hidrosefalus.
Kelahiran bayi direncanakan dan diterima oleh ibu, suami dan keluarga
besar.

Sosial Budaya Spiritual : Ibu mengatakan akan mengasuh bayinya sendiri dengan
bantuan suami dan keluarganya. Ibu mengatakan ada ritual memandikan
bayi yang berumur 42 hari kesungai.

7. Riwayat Imunisasi : Imunisasi Hb 0 pada pukul 09.30 Wita


8. Riwayat Kesehatan Ibu

8
Ibu mengatakan tidak pernah atau sedang menderita penyakit seperti hipertensi, DM, jantung,
hepatitis, PMS, asma, epilepsy dan gangguan jiwa
Ibu mengatakan tidak pernah dan tidak sedang mengkonsumsi obat-obat seperti obat TBC,
epilepsy, hipertensi atau jantung

B. Data Objektif

1. Keadaan Umum

Tangis bayi melengking (suara tinggi), gerak kurang aktif, warna kulit kemerahan, turgor kulit
baik. Tonus otot meningkat (Agak sulit ketika menekuk dan meluruskan lengan bawah sendi
siku dan tungkai bawah di sendi lutut)
2. Tanda-Tanda Vital

TD : 96/20 mmHg
HR : 110 x/mnt
RR : 68 x/mnt tidak teratur
Suhu :370 C

3. Pemeriksaan Fisik

a. Kepala : Kepala tampak lebih besar dari pada tubuh, tampak pelebaran vena
pada kulit kepala, fontanela mayor teraba tegang dan keras, berada
lebih tinggi dari permukaan tengkorak dahi tampak mengkilap. Sutura
terbuka lebar. Wajah tidak simetris.

b. Mata : Sklera tampak di atas iris, terdapat sunset phenomena, reflek pupil
lambat, strabismus.

c. Hidung : Tidak ada pernapasan cuping hidung

d. Leher : Tampak normal

e. Dada : Dada simetris, tidak ada retraksi dada/stridor

f. Abdomen : Tampak normal. Tidak terdapat pembesaran hati, ginjal

9
g. Anogenital : Tampak normal. Labia minor ditutupi labia mayora. Anus
berlubang. Terdapat pengeluaran meconium.

h. Ektermitas atas : Simetris. Jari tangan berjumlah 10. Tidak ada sianosis perifer

i. Ektermitas bawah : Simetris. Jari kaki berjumlah 10. Tidak ada sianosis perifer

j. Punggung : Tulang belakang lurus. Tampak normal.

k. Reflexs : Refleks glabella (-),

Reflexs Rooting -, Sucking -, Swallowing

Refleks Tonick Neck -, Reflexs Grabs (+), Refleks Moro (+), Refleks Babinski (+).

II. INTERPRETASI DATA DASAR

Diagnose :

Neonatus Cukup Bulan SMK Lahir Section Secaria Umur 6 Jam dengan Hidrosefalus

Dasar :

DS :

Bayi baru berumur 6 jam, dengan masa gestasi 37 minggu

Ukuran kepala bayi dikeluhkan lebih besar dari badan bayi.

BB bayi sesuai dengan UK.

Terjadi perlambatan penurunan kepala bayi, sehingga dilakukan SC

DO :

LK 39 cm, LD 34 cm (LK 3 cm lebih besar daripada LD)

Tampak pelebaran vena pada kulit kepala, fontanela mayor teraba tegang dan keras, berada
lebih tinggi dari permukaan tengkorak dahi tampak mengkilap. Sutura terbuka lebar. Wajah
tidak simetris.

10
Masalah :

Ibu mengatakan belum mengetahui bagaimana cara merawat tali pusat,

Ibu belum mengetahui cara merangsang payudaranya agar terjadi pengeluaran ASI,

Ibu belum memahami cara perawatan luka operasi.

Ibu belum mengetahui cara merawat bayi dengan hidrosefalus.

Bayi dikeluhkan tidak mau menetek, tangis melengking dan muntah

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA POTENSIAL

Diagnosa Potensial :

Neonatus potensial terjadi hipotermi, dehidrasi, hipoglikemia, decubitus, dan infeksi serta kejang.

Dasar :

Apabila penanganan hidrosefalus tidak tepat dan cepat maka dapat menyebabkan kehilangan panas
yang berlebih dari kepala sehingga dapat menimbulkan hipotermi. Yang mana bila berkelanjutan
dapat menyebabkan dehidrasi. Dalam bayi yang hidrosefalus akan kesulitan dalam menetek
sehingga memungkinkan kurangnya asupan nutrisi sehingga dapat menimbulkan hipoglikemi. Pada
bayi hidrosefalus keadaan kepala yang makin membesar menyebabkan kulit kepala menjadi tipis
dan meregang serta keadaan bayi yang tidak dapat menggerakkan kepalanya menyebabkan
mudahnya terjadi dukubitus. Apabila keadaan decubitus tidak tertangani dengan baik maka akan
berisiko menjadi infeksi. Akibat sumbatan CSS menyebabkan tekanan intracranial meninggi
sehingga dapat menyebabkan ganguaan neurologi.

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN TINDAKAN SEGERA

- Observasi TTV bayi di dalam incubator

- Pertahankan suhu lingkungan tetap stabil

- Beri cairan pengganti ASI

V. PERENCANAAN (15 November 2013 pukul 12.15 Wita)

Jelaskan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga.

Rasionalisasi : Agar ibu dan keluarga mengetahui bagaimana keadaan bayinya

Minta persetujuan orang tua/ penanggung jawab terhadap tindakan medis yang akan dilakukan.
11
Rasionalisasi: Sebagai bukti bahwa tindakan yang kita lakukan sudah mendapat persetujuan
orang tua bayi, dan jika terjadi masalah/tuntutan dapat menggunakan informed concent sebagai
bukti/pertanggungjawaban.

Jaga kehangatan bayi.

Rasionalisasi : Kondisi kepala yang lebih besar akan mempermudah mekanisne pelepasan panas
karena area kulit kepala lebih luas sehingga memudahkan terjadi hipotermi.

Observasi TTV dan ubah posisi bayi maksimal setiap 2 jam serta monitor area yang tertekan.

Rasionalisasi: Karena kepala yang makin membesar menyebabkan kulit kepala menjadi tipis dan
meregang serta keadaan bayi yang tidak dapat menggerakkan kepalanya menyebabkan
mudahnya terjadi infeksi dekubitus.

Gunakan bantal dari karet busa atau tempat tidur air.

Rasionalisasi: Bayi dengan hidrosefalus dan pada kasus ini bayi premature keadaan kulit kepala
tipis sehingga mudah terjadi cedera sehingga dibutuhkan bantal dari karet busa atau tempat tidur
air.

Berikan nutrisi sesuai kebutuhan.

Rasionalisasi: Karena bayi pada hidrosefalus mengalami kesulitan menetek sehingga dapat
menyebabkan hipoglikemia.

VI. PELAKSANAAN (15 November 2013 Pukul 12.20 Wita)

- Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga.

Evaluasi sementara: Ibu dan keluarga dapat menerima penjelasaan dimana kondisi bayi kurang
bulan dan hidrosefalus

- Meminta persetujuan orang tua/ penanggung jawab terhadap tindakan medis yang akan
dilakukan.

Evaluasi sementara: Informed consent telah ditandatangani oleh ayah kandung Bayi Ny. CA

- Menjaga kehangatan tubuh bayi.

Evaluasi sementara : Bayi sedang di rawat di dalam incubator dengan suhu 34 0C yang dijaga
tetap stabil
12
- Mengobservasi TTV dan merubah posisi bayi maksimal setiap 2 jam serta monitor area yang
tertekan.

Evaluasi sementara: Mengobservasi TTV dan merubah posisi dapat dilakukan setiap 2 jam

- Menggunakan bantal dari karet busa atau tempat tidur air.

Evaluasi sementara: Bayi sudah menggunakan bantal dari karet busa.

- Memberikan nutrisi sesuai kebutuhan.

Evaluasi sementara: Nutrisi berupa susu formula telah diberikan menggunakan sendok setiap 3
jam dengan porsi 15 cc.

VII. EVALUASI

Tanggal : 15 November 2013 Pukul : 12.30 Wita

- Ibu dan keluarga dapat menerima penjelasaan dimana kondisi bayi kurang bulan dan
hidrosefalus

- Informed consent telah ditandatangani oleh ayah kandung Bayi Ny. CA

- Kehangatan bayi tubuh bayi dijaga. Suhu dalam incubator dipertahankan tetap stabil pada suhu
340C dan bayi menggunakan selimut

- Mengobservasi TTV dan merubah posisi dapat dilakukan setiap 2 jam, dimana dalam 2 jam
pertama didapat TTV:

TD : 95/15 mmHg

HR : 110 x/mnt

RR : 68 x/mnt

Suhu : 370 C

- Bayi sudah menggunakan bantal dari karet busa.

- Nutrisi berupa susu telah diberikan setiap 3 jam dengan porsi 15 cc menggunakan sendok

13

You might also like