Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh:
B. Tujuan
Tujuan Umun :
Dengan adanya pengkajian yang dilakukan akan didapatkan data yang dapat
menunjang timbulnya masalah dalam keluarga dengan tahap perkembangan anak
baru lahir. Serta dengan adanya asuhan keperawatan yang akan diberikan akan
dapat membantu dan mengurangi masalah-masalah yang timbul pada keluarga
tersebut.
Tujuan Khusus :
Mengenal masalah kesehatan keluarga
Memutuskan tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah kesehatan keluarga
Melakukan tindakan perawatan kesehatan yang tepat pada anggota keluarga yang
sakit, mempunyai gangguan fungsi tubuh, dan keluarga yang membutuhkan
bantuan sesuai dengan kemampuan keluarga.
Memelihara dan memodifikasi lingkungan keluarga (fisik, psikis, dan sosial)
sehingga dapat meningkatkan kesehatan keluarga
Memanfaatkan sumber daya yang ada dalam masyarakat (misal, puskesmas,
posyandu, atau sarana kesehatan lain) untuk memperoleh pelayanan kesehatan
sesuai kebutuhan keluarga.
BAB II
TINJAUAN TEORI
Penyakit
Meskipun benar bahwa banyak kematian dalam bulan-bulan pertama disebabkan
karena penyakit gastrointestinal atau komplikasi pernapasan, tetapi jumlah
kematian yang dulu disebabkan karena penyakit parah sekarang jauh berkurang
karena sekarang bayi diberi suntikan dan vaksinasi untuk memperkebal tubuh
terhadap penyakit yang dulu merupakan penyakit yang fatal.
Tetapi penyakit ringan seperti selesma dan gangguan pencernaan umum terjadi.
Diagnosa yang tetap dan perawatan medis yang baik dapat mencegah akibat yang
buruk. Tetapi kalau diabaikan, seperti yang terjadi dalam selesma, gangguan-
gangguan yang lebih parah berkembang cepat, terutama radang telinga.
Penyakit yang lama dapat mengganggu pola pertumbuhan normal. Tidak semua
bayi setelah sembuh dapat mengejar perkembangan pertumbuhannya.
Seberapa jauh pola pertumbuhan dipengaruhi oleh penyakit yang lama diderita
sampai sekarang belum dapat ditentukan.
Kecelakaan
Pada tahun pertama kecelakaan tidak banyak terjadi karena bayi sangat terlindung
dalam tempat tidur atau kereta tidurnya. Namun dalam tahun kedua pada saat bayi
dapat bergerak lebih bebas dan tidak sangat dilindungi, kecelakaan lebih sering
terjadi. Kecelakaan seperti luka memar dan luka garuk merupakan kecelakaan
ringan dan tidak meninggalkan akibat yang permanen. Jenis lain seperti pukulan
di kepala atau sobekan-sobekan merupakan kecelakaan yang cukup parah dan
dapat meninggalkan bekas luka atau bahkan mengakibatkan akibat yang fatal.
Tetapi kecelakaan ringan sekalipun dapat meninggalkan luka psikologis. Bayi
sering menakuti situasi yang sama dengan situasi yang menimbulkan kecelakaan
atau ia mengembangkan sikaf takut sebagai akibat seringnya mengalami
kecelakaan.
Kurang Gizi
Kekurangan gizi yang dapat disebabkan karena kurang makan atau diet yang tidak
seimbang, tidak saja dapat merusak pertumbuhan fisik tetapi juga merusak
perkembangan mental. Hal ini dapat menyebabkan rintangan dalam pertumbuhan
dan mengakibatkan cacat fisik seperti gigi busuk, kaki bengkak dan
kecenderungan menderita banyak penyakit.
Karena otak tumbuh dan berkembang sangat cepat dalam masa bayi maka dapat
sangat dipengaruhi oleh kurangnya gizi. Dua tahun pertama disebut periode kritis
dalam pertumbuhan otak karena adanya peningkatan yang mencolok dalam
perkembangan sel-sel otak pada masa ini, oleh karena itu merupakan periode
dimana otak sangat rentan terhadap kerusakan. Kalau pada saat ini bayi menderita
kekurangan gizi tidak dapat dijamin bahwa perkembangan selanjutnya akan
berjalan normal.
Kalau pertumbuhan dan perkembangan otak terganggu anak tidak dapat mencapai
potensi-potensi intelektualnya, sekalipun sudah menjadi lebih besar anak tidak
dapat melakukan tugas-tugas intelektual yang seharusnya dapat dilakukan
seandainya perkembangan yang normal tidak terganggu oleh rusaknya
perkembangan otak karena kekurangan gizi.
2. Bahaya Fisiologis
Kebiasaan Makan
Bayi yang menetek terlampau lama menunjukkan tanda-tanda tegang. Mereka
lebih lama terlibat dalam kegiatan menghisap lainnya (seperti menghisap ibu jari),
lebih banyak mengalami kesulitan tidur dan lebih gelisah dari pada bayi yang
periode meneteknya lebih singkat. Kalau terlambat disapih bayi cenderung
menolak jenis makanan yang baru dan cenderung menghisap ibu jari sebagai
pengganti puting susu ibu. Bayi juga akan menolak makanan yang agak padat
kalau makanan agak keras terlampau cepat diperkenalkan, bukan karena rasanya
melainkan karena kekerasannya.
Kebiasaan Tidur
Menangis, permainan yang berat dengan orang dewasa, atau
kegaduhan dapat membuat anak menjadi tegang dan sulit tidur. Jadwal
tidur yang tidak memenuhi persyaratan membuat bayi tegang dan
menolak tidur.
Kebiasaan Pembuangan
Kebiasaan ini tidak dapat dibentuk sebelum saraf dan otot-otot berkembang
dengan baik. Mencoba melatih pembuangan terlampau awal membuat bayi tidak
mau berkerja sama dalam membentuk kebiasaan ini kalau ia sudah matang
nantinya. Sebaliknya, penundaan melatih pembuangan mengakibatkan kebiasaan
yang tidak teratur dan kurangnya motivasi. Mengompol merupakan hal yang
umum bila latihan bila tidak dilakukan sesuai dengan kesiapan perkembangan
bayi.
3. Bahaya Psikologis
Bahaya dalam perkembangan motorik
Kalau perkembangan motorik terlambat, bayi akan sangat dirugikan pada saat
mulai bermain dengan teman-teman sebaya. Semakin banyak kelambatan dalam
pengendalian motorik, akan semakin lambat ia memperoleh keterampilan yang
dimiliki anak-anak lain. Lagi pula, karena keinginan mandiri sudah mulai
berkembang pada awal tahun kedua, maka bayi yang perkembangan motoriknya
terlambat akan merasa kecewa kalau gagal dalam usahanya melakukan sesuatu
secara sendirian. Yang juga sangat mengganggu dalam penyesuaian diri anak
adalah tekanan dari orang tua untuk mencapai pengendalian motorik dan untuk
belajar keterampilan motorik sebelum ia cukup matang untuk melakukannya. Di
bawah kondisi ini bayi sering mengembangkan sikap menolak dan negativistik
yang akan melemahkan motivasinya dan menyebabkan tertunda mempelajari
tugas-tugas yang seharusnya sudah dapat kuasai.
Bahaya Dalam Berbicara
Kelambatan dalam berbicara, seperti halnya kelambtan dalam pengendalian
motorik, menjadi serius dalam masa bayi karena pada masa ini diletakkan dasar-
dasar untuk alat komunikasi yang nanti diperlukan kalau cakrawala sosial meluas.
Dalam masa awal kanak-kanak, ketika minat terhadap orang-orang di luar rumah
mulai timbul, anak yang mengalami kelambatan berbicara akan merasa
dikucilkan. Kelambatan berbicara disebabkan karena beberapa hal, yang paling
sering adalah intelegensi yang rendah, kurangnya perangsangan (terutama dalam
tahun pertama) dan kelahiran kembar. Kalau orang tua atau pengasuh tidak
merangsang anak untuk berceloteh atau mencoba mulai bicara, maka kebanyakan
bayi akan kehilangan minat untuk mencoba bicara. Kelambatan bicara pada bayi
kembar banyak dapat disebabkan karena kelambatan perkembangan yang
merupakan ciri dari bayi tersebut atau karena bayi biasanya belajar saling
berkomunikasi dengan bentuk prabicara.
Bahaya Emosi Yang Umum Pada Masa Bayi
- Kurangnya kasih sayang
- Tekanan
- Terlampau banyak kasih sayang
- Emosi yang kuat
Bahaya Sosial
Bahaya sosial yang utama adalah kurangnya kesempatan dan motivasi untuk
belajar menjadi sosial. Ini mendorong lambatnya sifat-sifat egosentris
berlangsung, yang merupakan ciri dari setiap bayi, dan mengakibatkan
perkembangan sikaf introvert. Kurangnya kesempatan untuk kontak sosial dalam
setiap usia akan mengganggu, terutama dari usia 6 minggu sampai 6 bulan yang
merupakan saat keritis dalam pengembangan sikap yang mempengaruhi pola
sosialisasi. Meskipun sikap sosial dapat dan memang berubah, banyak individu
yang membentuk sikap sosial yang kurang baik pada saat bayi akan terus bersikap
kurang sosial kalau besar nanti.
Bahaya Bermain
Bermain pada masa bayi merupakan bahaya potensial, baik secara fisik maupun
psikologis. Banyak mainan dapat menimbulkan goresan, memar atau
menyebabkan bayi tercekik karena ada bagian yang lepas. Bahaya psikologis yang
utama adalah bahwa bayi sangat bergantung pada mainan untuk memperoleh
hiburan dan tidak belajar bermain yang melibatkan interaksi dengan orang-orang
lain. Televisi, yang digunakan pengganti pengasuh, tidak mendorong anak untuk
memainkan peran aktif dalam bermain.
Bahaya dalam Pengertian
Meskipun pengertian merupakan tahap perkembangan yang masih sangat
sederhana namun dapat merupakan bahaya psikologis yang bahaya. Dalam
perkembangan konsep, relatif mudah untuk memperbaiki konsep yang salah
tentang orang, benda atau situasi dengan konsep yang benar. Tetapi, semua
konsep mempunyai bobot emosi, dan disinilah letak bahayanya. Kalau, misalnya,
bayi belajar mengasosiasikan kembang gula dengan perilaku yang baik dan
menganggap sayur-sayuran sebagai bentuk hukuman, bobot emosi dari konsep ini
akan mengakibatkan suka atau tidak terhadap jenis makanan.
Bahaya Moralitas
Bahaya psikologis yang serius untuk perkembangan moral di masa depan terjadi
bila bayi mendapatkan bahwa ia lebih banyak memperoleh perhatian kalau ia
melakukan sesuatu yang mengganggu atau melawan orang lain daripada kalau
melakukan tindakan yang lebih diterima.
Bahaya Hubungan Keluarga pada Masa Bayi
- Perpisahan dengan Ibu
- Gagal mengembangkan perilaku akrab
- Merosotnya hubungan keluarga
- Terlampau melindungi
- Latihan yang tidak konsisten
- Penganiayaan anak
PERANAN PERAWAT
Ada beberapa peran perawat yang bisa dilakukan pada keluarga dengan tahap
perkembangan anak baru lahir :
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
Dalam tahap pengkajian, data yang perlu diperoleh oleh perawat, yaitu
data yang berhubungan dengan keluarga dan anak.
Pengkajian yang berhubungan dengan keluarga :
1. Identitas
3. Lingkungan
Karakteristik Rumah
Rumah Bpk. F terdiri dari satu kamar mandi, dua kamar tidur, dan satu dapur serta
satu ruang tamu. Lantai rumah cukup bersih terbuat dari semen dan dinding
terbuat dari papan serta batu bata. Atap rumah terbuat dari seng dan belum
mempunyai plapon sehingga terasa panas. Halaman rumah tampak bersih. sumber
air berasal dari sumur.
Karakteristik Tetangga dan Komunitas
Keluarga Bpk. F baru satu setengah tahun tinggal di sana sehingga belum begitu
mengenal tetangganya tetapi Ny.A cukup baik dalam bersosialisasi dengan
tetangganya.
Mobilitas Geografis Keluarga
Keluarga Bpk. F baru satu setengah tahun tinggal di sp. Timbangan Indralaya,
sebelum menikah mereka tinggal di rumah orang tua masing-masing.
Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat
Keluarga Bpk.F tidak aktif mengikuti kegiatan dalam masyarakat karena Bpk.F
mempunyai kesibukan yang banyak menyita waktunya dan perasaan lelah setelah
pulang bekerja.
Sistem Pendukung Keluarga
Ibu dari Bpk.F sekali-kali mengunjungi dan mengasuh An.W.
4. Struktur Keluarga
Struktur Peran
Bpk. F adalah kepala keluarga yang bekerja sebagai petani yang bekerja dari pagi
sampai siang bahkan bisa sampai sore. Ny. A adalah seorang Ibu Rumah Tangga
yang bertugas mengurus rumah dan mengasuh anak mereka. Dalam menjalankan
peran masing-masing anggota keluarga tidak ada masalah.
Nilai dan Norma Keluarga
Keluaraga Bpk.F menerapkan aturan sesuai dengan ajaran agama islam karena
keluarga ini mengajarkan kepada anggota keluarga untuk membaca doa sebelum
makan dan harus mencuci tangan sebelum makan serta menjaga kebersihan anak
bayi mereka.
Pola Komunikasi Keluarga
Pola komunikasi yang digunakan dalam keluarga Bpk.F adalah komunikasi
terbuka setiap anggota keluarga bila ada masalah maka Bpk. F dan Ny.A akan
berkomunikasi untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Struktur Kekuatan Keluarga
Pemegang keputusan pada keluarga Bpk.F adalah Bpk.F. Namun, tetap saja
berkomunikasi atau meminta pendapat dengan Ny.A
5. Fungsi Keluarga
Fungsi Ekonomi
Bpk.F bekerja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Keluarga Bpk.F juga
memiliki tabungan untuk keperluan anak sekolah dan keperluan mendadak.
Fungsi Status Sosial
Keluarga Bpk.F adalah keluarga biasa yang tidak mempunyai peran dalam
kegiatan dan struktur organisasi yang ada dalam masyarakat. Hal ini dikarenakan
mereka adalah keluarga baru dan juga disebabkan oleh kesibukan pekerjaan dan
mengasuh anak.
Fungsi Pendidikan
Pendidikan Bpk.F dan Ny.A hanya sebatas SMA namun.
Fungsi Sosialisasi
Setiap anggota keluarga memberikan perhatian dan kasih sayang kepada anggota
keluarga yang lain. Tanggung jawab mengurus anak merupakan tanggung jawab
bersama terutama oleh Bpk.F dan Ny.A. ketika malam hari Bpk.F suka mengajak
an.W bermain dan mengobrol. Akan tetapi, Bpk.F dan Ny.A jarang bahkan
mungkin tidak pernah mengikuti kegiatan kemasyarakatan.
Fungsi Pemenuhan (Perawatan/ Pemeliharaan) Kesehatan
Mengenal Masalah Kesehatan
Ny.A mengatakan apabila Ny.A, Bpk.F, bayi mereka sakit mereka
selalu membawa ke puskesmas atau ke pusat pelayanan kesehatan terdekat.
Kemampuan Menggunakan Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Keluarga Bpk.F sudah mampu menggunakan fasilitas pelayanan
kesehatan.
Fungsi Religius
Keluarga Bpk.F menjalankan sholat tetapi tidak 5 waktu. Keluarga Bpk.F tidak
aktif mengikuti kegiatan pengajian yang ada di lingkungan tempat tinggalnya.
Fungsi Rekreasi
Keluarga Bpk.F tidak ada jadwal atau rencana khusus untuk berekreasi karena
keterbatasan masalah ekonomi dan waktu, keluarga Bpk.F juga tidak terlalu
senang untuk keluar rumah, mereka lebih senang tinggal diam di rumah.
Fungsi Reproduksi
Keluarga Bpk.F mempunyai 1 orang anak kandung yang masih berusia 1 bulan.
Keluarga ini tidak mempunyai masalah pada fungsi refroduksi.
Fungsi Afeksi
Semua anggota keluarga Bpk.F saling menyayangi satu sama lain, jika ada yang
sakit atau mengalami kesusahan maka anggota keluarga akan saling membantu.
6. Stress dan Koping Keluarga