You are on page 1of 4

Jurusan Teknik Sipil FT UGM 10/24/2004

Saluran Drainasi Perumahan

Metoda Numerik
Persamaan Non-Linier

Untuk merancang saluran drainasi, maka harus


Djoko Luknanto diprakirakan jumlah debit (Q) yang masuk kedalam
Staf Pengajar saluran drainasi.
Jurusan Teknik Sipil FT UGM Kemudian dengan Q tersebut diprakirakan
kedalaman air (h) di saluran tersebut, sehingga
kedalaman saluran yang harus digali dapat
ditentukan.
24/10/2004 Djoko Luknanto (luknanto@ugm.ac.id) 2

Menghitung Kedalaman Air Contoh hitungan


B i = 0,0005 Q = AV, A = Bh,
n = 0,025 R = A/P, P = B + 2h
h h=?
V=
1 2 / 3 1/ 2
R I
n
B=3m
1 A
Sebuah saluran mempunyai kemiringan dasar = ( ) 2 / 3 I 1/ 2
3
i = 0,0005, dan debit Q = 10,00 m /detik. Tampang
Sebuah saluran n P 2/3
irigasi mengalirkan air 1 3h
lintang saluran berbentuk persegi panjang, dengan dengan debit: 10 = (3h) 0,00051/ 2
Q = 10 m3/d 0,025 3 + 2h
lebar dasar B = 3,00 m.
2/3
Nilai koefisien kekasaran saluran Manning, n = 0,025, Berapa kedalaman 3h 3h
air yang terjadi, h = ? 10 0,00051/ 2 = 0
koefisien koreksi tenaga kinetik, = 1,00 dan 0,025 3 + 2h
2
percepatan gravitasi, g = 9,80 m/detik . Hitung berapa
kedalaman air saluran. f(h) = 0 h = ?
24/10/2004 Djoko Luknanto (luknanto@ugm.ac.id) 3 24/10/2004 Djoko Luknanto (luknanto@ugm.ac.id) 4

Mencari Akar Persamaan Metode Bagi Paruh (Bisection)

Di dalam matematika aplikasi pencarian Jika terdapat suatu f(x) yang


akar persamaan f(x)=0 sering dijumpai. menerus [a,b] dan
Biasanya jawaban analitis dari
persamaan diatas tidak ada, sehingga
harus dicari jawaban numeriknya yang
f(a)*f(b) < 0,
biasa dilaksanakan dengan metode
iterasi. maka menurut Teorema 1.1 paling
Contoh: tidak f(x) mempunyai satu akar f(x)
f(x)= x cos(x) = 0 mempunyai satu akar [a,b].

24/10/2004 Djoko Luknanto (luknanto@ugm.ac.id) 5 24/10/2004 Djoko Luknanto (luknanto@ugm.ac.id) 6

Djoko Luknanto (luknanto@ugm.ac.id) 1


Jurusan Teknik Sipil FT UGM 10/24/2004

Bisection: visualisasi konsep Bisection: algoritma


y
y=f(x)
Algoritma:
Bisect (f, a, b , , akar)
metode ini diulang-ulang
1. Hitung c := (a+b)/2

c = (a+b)/2
sampai abs(c-b) <
2. Jika abs (b c) , maka akar:= c, dan
c = (a+b)/2

c = (a+b)/2
f(b)>0
exit
nilai awal
a bbaru
3. Jika {sign f(b)sign f(c)} 0, maka a := c ,
abaru x jika tidak b := c
abaru b
nilai awal
4. Kembali ke langkah Nomor 1.
f(a)<0
akar sesungguhnya
yang akan dicari Contoh:
f(x)= x cos(x) = 0
Visualisasi metode bagi paruh
24/10/2004 Djoko Luknanto (luknanto@ugm.ac.id) 7 24/10/2004 Djoko Luknanto (luknanto@ugm.ac.id) 8

Metode Newton Metode Newton: formula

Deret Taylor Jadi:


f ( xn ) 1 f " ( )
1
f ( x ) = f ( x n ) + ( x x n ) f ' ( x n ) + ( x x n ) 2 f " ( ) = xn ( xn ) 2
2 f ' ( xn ) 2 f ' ( xn )
Jika akar dari f(x), salah satunya adalah maka dapat didekati dengan
, maka f ( xn )
x n +1 = x n n0
f (x = ) = 0 f ' ( xn )
1
f ( x) = f ( xn ) + ( xn ) f ' ( xn ) + ( xn ) 2 f " ( ) = 0 dengan errornya
2
f " ( )
f ( xn ) 1 2 f " ( ) x n +1 = ( x n ) 2 n0
+ ( xn ) + ( xn ) =0 2 f ' ( xn )
f ' ( xn ) 2 f ' ( xn )

24/10/2004 Djoko Luknanto (luknanto@ugm.ac.id) 9 24/10/2004 Djoko Luknanto (luknanto@ugm.ac.id) 10

Metode Newton: visualisasi Metode Newton: algoritma


y
y=f(x) Algoritma:
Newton (f, df, x0, , itmax, ierr , akar)
1. Keterangan : df adalah f(x), itmax adalah iterasi
maximum, ierr adalah error flag
metode ini diulang-ulang
sampai abs(x1- x0) < 2. noiter:=1
f(x0) 3. penyebut:=df(x0)
f(x0)
4. jika penyebut = 0 maka ierr:=2, dan exit
f(x0) f(x0) 5. x1:= x0 - f(x0)/penyebut
x1 x0 x0
x1 x1 x 6. jika |x1 x0|, maka ierr:= 0, akar:= x1, dan exit
x0
nilai awal 7. jika noiter = itmax maka ierr:= 1, dan exit
8. noiter:= noiter +1, x0:=x1, dan ulangi langkah 3.
akar sesungguhnya
yang akan dicari Contoh:
f(x)= x cos(x) = 0
Visualisasi metode Newton
24/10/2004 Djoko Luknanto (luknanto@ugm.ac.id) 11 24/10/2004 Djoko Luknanto (luknanto@ugm.ac.id) 12

Djoko Luknanto (luknanto@ugm.ac.id) 2


Jurusan Teknik Sipil FT UGM 10/24/2004

Metode Sekan Metode Sekan: visualisasi


y
Metoda Sekan dapat dijabarkan dari
metoda Newton yaitu
f ( xn ) akar sesungguhnya
x n +1 = x n n0
f ' ( xn ) nilai awal
x0 x2 x3 x1 x4
x
dengan nilai derivatif pertama didekati x5 nilai awal
sehingga diperoleh
y=f(x)
f ( xn )
xn +1 = xn n 1
f ( xn ) f ( xn 1 )
Seperti metoda Newton nilai awal x0 dan x1
xn xn 1 tidak diharuskan mengapit akar sebenarnya

24/10/2004 Djoko Luknanto (luknanto@ugm.ac.id) 13 24/10/2004 Djoko Luknanto (luknanto@ugm.ac.id) 14

Perbandingan Tingkat Kelajuan: definisi


Metode Bagi Paruh Metoda Newton
n a b c = (a +b )/2 n xn
Nilai awal
f (x n )
=B6-COS(B6)
Suatu deret hasil suatu iterasi
Nilai awal Nilai awal =(B4+C4)/2

1 0,00000 1,00000 0,5000000


1 1,00000000000 0,45969769413
2 0,75036386784 0,01892307382
{xn | n 0} dikatakan menuju ke
2 0,50000 1,00000 0,7500000
3 0,50000 0,75000 0,6250000
3 0,73911289091 0,00004645590
4 0,73908513339 0,00000000028
titik dengan derajat p 1, jika
4 0,62500 0,75000 0,6875000 5 0,73908513322 0,00000000000

x n +1 c x n
p
5 0,68750 0,75000 0,7187500
6 0,71875 0,75000 0,7343750 Metoda Sekan n0
7 0,73438 0,75000 0,7421875
n x n -1 xn
8 0,73438 0,74219 0,7382813

untuk beberapa nilai c > 0.


Nilai awal Nilai awal
9 0,73828 0,74219 0,7402344
1 1,0000000000 2,0000000000
10 0,73828 0,74023 0,7392578
2 2,0000000000 0,7650346824

Jika p = 1, deretnya disebut menuju


11 0,73828 0,73926 0,7387695
3 0,7650346824 0,7422994069
12 0,73877 0,73926 0,7390137 4 0,7422994069 0,7391032702

ke titik secara linier.


13 0,73901 0,73926 0,7391357 5 0,7391032702 0,7390851461
14 0,73901 0,73914 0,7390747 6 0,7390851461 0,7390851332
15 0,73907 0,73914 0,7391052 7 0,7390851332 0,7390851332
16 0,73907 0,73911 0,7390900 8 0,7390851332 0,7390851332

24/10/2004 Djoko Luknanto (luknanto@ugm.ac.id) 15 24/10/2004 Djoko Luknanto (luknanto@ugm.ac.id) 16

1
cn ( ) n (b a )
2

Tingkat Kelajuan Bisection: Apa yang terjadi?


y=f(x)
Metoda Bagi Paruh p = 1 y
1
c n ( ) n (b a )
c = (a+b)/2

2
c = (a+b)/2

c = (a+b)/2

f(b)>0
Metoda Newton p = 2
nilai awal
2
f " ( ) a 1 4 bbaru
x
x n +1 = ( x n ) 2 abaru 3 abaru 5 b
2 f ' ( ) f(a)<0
akar sesungguhnya
nilai awal

= konstanta ( x n ) 2 yang akan dicari

Jika f(x) mempunyai banyak akar (1,2,3,4,5)


Metoda Sekan p = (1+5) = 1,618 maka nilai akar dari metoda Bisection mungkin
bukan akar yang kita maksudkan semula yaitu 1,
namun hasilnya justru akar yang lain yaitu 5
24/10/2004 Djoko Luknanto (luknanto@ugm.ac.id) 17 24/10/2004 Djoko Luknanto (luknanto@ugm.ac.id) 18

Djoko Luknanto (luknanto@ugm.ac.id) 3


Jurusan Teknik Sipil FT UGM 10/24/2004

Bisection: Apa yang terjadi? Newton: Apa yang terjadi?


y y=f(x) Apa yang terjadi dengan metode Newton?
y

f(x0)
f(a)>0 akar sesungguhnya f(x0)
yang akan dicari y=f(x)
akar sesungguhnya
yang akan dicari f(b)>0

x1 x
x0
nilai awal
x f(x1)
a b f(x1)
nilai awal nilai awal

Untuk f(x) semacam diatas maka untuk metode


bagi paruh, nilai awal f(a), f(b) yang berlawanan Walaupun mempunyai tingkat kelajuan tertinggi,
namun metoda Newton gagal memperoleh hasil
tanda tidak pernah diperoleh. dalam kasus ini.
24/10/2004 Djoko Luknanto (luknanto@ugm.ac.id) 19 24/10/2004 Djoko Luknanto (luknanto@ugm.ac.id) 20

Metoda Adaptive

Tampak bahwa untuk fungsi yang


sama metoda Bisection (walaupun
lebih lambat) akan selalu mampu
mendapatkan nilai .
Oleh karena itu dalam
pemrograman komputer kadang
kedua metoda (Newton dan
Bisection) digabung untuk selalu
menghasilkan nilai (Bisection),
namun secepat metoda Newton.
24/10/2004 Djoko Luknanto (luknanto@ugm.ac.id) 21

Djoko Luknanto (luknanto@ugm.ac.id) 4

You might also like