Professional Documents
Culture Documents
KATA PENGANTAR
Penyusun
2
DAFTAR ISI
Cover
Kata Pengantar ..........................................................................................i
Daftar isi .....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................1
B. Tujuan..................................................................................................2
BAB IV PENUTUP.....................................................................................9
A. Kesimpulan .........................................................................................9
B. Saran...................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................10
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mutu pelayanan kesehatan merupakan tingkat kesempurnaan
pelayanan kesehatan yang diselenggarakan sesuai dengan kode etik
dan standar pelayanan yang ditetapkan, sehingga menimbulkan
kepuasan bagi setiap pasien (Kemenkes dalam Muninjaya 2014).
Pelayanan yang bermutu sangat diperlukan karena merupakan
hak setiap pelanggan, dan dapat memberi peluang untuk
memenangkan persaingan dengan pemberi layanan kesehatan
lainnya. Kualitas pelayanan dan nilai berdampak langsung terhadap
pelanggan.
Mutu pelayanan kesehatan menjadi hal yang penting dalam
organisasi pelayanan kesehatan, peningkatan kesadaran masyarakat
tentang kesehatan dan pelayanan kesehatan mendorong setiap
organisasi pelayanan kesehatan untuk sadar mutu dalam memberikan
pelayanan kepada pengguna jasa organisasi pelayanan kesehatan.
Setiap permasalahan yang muncul dalam organisasi pelayanan
kesehatan khususnya berkaitan dengan mutu layanan kesehatan,
terdapat tiga konsep utama yang selalu muncul. Konsep tersebut
adalah akses, biaya, dan mutu (Herlambang, 2016).
Menurut Azrul Azwar (1999) dalam Bustami (2011) menyebutkan
bahwa mutu pelayanan kesehatan adalah derajat dipenuhinya
kebutuhan masyarakat atau perorangan terhadap asuhan kesehatan
yang sesuai dengan standar profesi yang baik dengan pemanfaatan
sumber daya secara wajar, efisien, efekif dalam keterbatasan
kemampuan pemerintah dan masyarakat, serta diselenggarakan
secara aman dan memuaskan pelanggan sesuai dengan norma dan
etika yang baik.
2
B. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini yaitu :
1. Untuk mengetahui Definisi Mutu Menurut Donabedian.
2. Untuk mengetahui Konsep Mutu Menurut Donabedian.
3. Untuk mengetahui Pendekatan Model Mutu Menurut Donabedian
3
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi
Menurut Donabedian (1980), Mutu adalah sifat/nilai yang dimiliki
oleh suatu program/produk/pelayanan.
D. Pendekatan Proses
Sebuah proses adalah interaksi kegiatan dalam sebuah
organisasi. Kebanyakan proses loop terus-menerus dalam sebuah
organisasi dengan persyaratan masukan pasti dan output yang
dihasilkan. ISO Sistem Manajemen Mutu mempromosikan
penggunaan pendekatan proses saat menyusun melaksanakan dan
5
E. Pendekatan Outcome
Tentang output/outcome, Donabedian memberikan penjelasan
bahwa outcome secara tidak langsung dapat digunakan sebagai
pendekatan untuk menilai pelayanan kesehatan. Dalam menilai
apakah hasilnya bermutu atau tidak, diukur dengan dengan standar
hasil (yang diharapkan) dari pelayanan medis yang telah dikerjakan.
Indikator mutu rumah sakit akan mencerminkan mutu pelayanan
dari rumah sakit tersebut. Fungsi dari penetapan indikator tersebut
antara lain sebagai alat untuk melaksanakan manajemen kontrol dan
alat untuk mendukung pengambilan keputusan dalam rangka
perencanaan kegiatan untuk masa yang akan datang.
Pemerintah juga telah mengeluarkan peraturan menyangkut
standar pelayanan minimal (Kepmenkes No. 129 Tahun 2008). Rumah
sakit dapat menjadikan peraturan tersebut sebagai acuan dalam
mengukur indikator pelayanan rumah sakit.
Outcome dapat dibedakan menjadi outcome jangka pendek dan
jangka panjang. Outcome jangka pendek adalah hasil dari segala
suatu tindakan tertentu atau prosedur tertentu. Outcome jangka
panjang adalah status kesehatan dan kemampuan fungsional pasien.
7
BAB III
PEMBAHASAN
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Mutu pelayanan kesehatan adalah derajat kesempurnaan
pelayanan kesehatan yang sesuai dengan standar profesi dan
pelayanan dengan menggunakan potensi sumber daya yang tersedia
secara wajar, efisien dan efektif serta diberikan secara aman dan
memuaskan norma, etika, hukum, dan sosial budaya dengan
memperhatikan keterbatasan dan kemampuan pemerintah dan
masyarakat.
Penilaian kualitas pelayanan kesehatan dilakukan melalui 3
pendekatan yaitu melalui pendekatan struktur atau input, proses dan
hasil. Untuk menjamin kualitas pelayanan maka diperlukan adanya
kebijakan. Kebijakan tersebut diantaranya peningkatan kemampuan
dan mutu pelayanan kesehatan, penetapan dan penerapan standar,
peningkatan mutu sumber daya manusia, penyelenggaraan quality
assurance, percepatan pelaksanaan akreditasi, peningkatan
kerjasama serta koordinasi dan peningkatan peran serta masyarakat.
B. Saran
Dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan perlu adanya penilaian
mutu untuk menjamin bahwa pelayanan kesehatan yang diberikan
kepada pasien telah sesuai dengan standar pelayanan yang berlaku.
Berdasarkan teori Donabedian terdapat tiga pendekatan mutu yang
dapat diukur yaitu unsur input, proses dan outcome.
Setiap pelayanan kesehatan pasti terdapat unsur input, proses
dan outcome. Untuk dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan,
10
unsur input, proses dan outcome haruslah dapat dipantau dan dinilai
yang apabila ditemukan penyimpangan segera dilakukan perbaikan.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.gudangmateri.com/2010/10/aturan-standar-mutu-pelayanan-
kesehatan.html