You are on page 1of 8

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

KEGIATAN INDERA PENGELIHATAN


DI UPT PUSKESMAS MENGWI III

UPT PUSKESMAS MENGWI III


2017
0
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...........................................................................................................................................
I. PENDAHULUAN..................................................................................................................
II. LATAR BELAKANG............................................................................................................
III. TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS................................................................
IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN...................................................
V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN.......................................................................
VI. SASARAN................................................................................................................................
VII. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN......................................................................
VIII. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN........................
IX. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN.............................

1
PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG
DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS MENGWI III
Jl. Raya Sempidi, Mengwi, Badung - Bali Telp. (0361) 422527
Email : puskesmasmengwi3@gmail.com

KERANGKA ACUAN KEGIATAN


INDERA PENGELIHATAN
DI UPT PUSKESMAS MENGWI III

I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan
nasional yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan
masyarakat untuk hidup sehat sehingga terwujud derajat kesehatan yang optimal.
Keberhasilan pembangunan kesehatan berperan penting dalam meningkatkan kualitas
sumber daya manusia (SDM). Indera penglihatan sangat menentukan kualitas sumber
daya manusia, karena 83 % informasi sehari-hari masuknya melalui jalur penglihatan,
melalui pendengaran 11 %, penciuman 3,5 %, peraba 1,5 %, dan pengecap 1,0 %.
Dari hasil survey Kesehatan Indera Penglihatan dan Pendengaran tahun 1993-
1996 yang dilakukan di 8 Provinsi menunjukkan bahwa prevalensi kebutaan di
Indonesia 1,5 %. Menurut WHO prevalensi kebutaan yang melebihi 1 % bukan hanya
masalah medis saja tetapi sudah merupakan maslah social yang petlu ditangani secara
lintas program dan lintas sector. Penyebab utama kebutaan adalah katarak (0,78%),
glaucoma (0,20%), kelainan refraksi (0,14%), dan penyakit-penyakit lain yang
berhubungan dengan usia lanjut (0,38%).
Dalam rangka menurunkan angka kebutaan ini, WHO telah mencanangkan
program Vision 2020: The Right to Sight pada tanggal 30 September 1999, yang
kemudian ditindaklanjuti dengan pencanangan Vision 2020: The Right to Sight di
Indonesia pada tanggal 15 Februari 2000 oleh Ibu Megawati Soekarnoputri. Dalam
sidang world Health Assembly ke 59 di Geneva, Mei 2006 dibahas berbagai isu
penting diantaranya pemberantasan kebutaan yang masih menjadi masalah dunia,

2
dengan penyebab terbanyak adalah katarak dan trachoma. Di Indonesia xeroftalmia
masih menjadi penyebab kebutaan yang disebabkan kekurangan vitamin A.
Sebagai tindak lanjut atas pencanangan Vision 2020 ini Departemen
Kesehatan telah menyusun kebijakan-kebijakan di bidang Kesehatan Indera
Penglihatan yaitu: Rencana Strategi Nasional Penanggulangan Gangguan Penglihatan
dan Kebutaan (Renstranas PGPK) untuk mencapai Vision 2020 dan Pedoman
Manajemen Kesehatan Indera Penglihatan dan Pendengaran. Kegiatan
penanggulangan gangguan penglihatan dan kebutaan di Provinsi dan Kabupaten/Kota
akan difokuskan pada 4 penyebab utama kebutaan yaitu katarak, kelainan refraksi,
xeroftalmia, dan glaucoma. Namun demikian adanya focus penanggulangan tersebut
tidak menutup kemungkinan untuk mengangkat penyebab kebutaan yang spesifik
yang ada di wilayah tersebut. Kegiatan pelayanan kesehatan Indera dilaksanakan oleh
Puskesmas sebagai sarana pelayanan kesehatan strata pertama dan Balai Kesehatan
Mata Masyarakat (BKMM)/ Balai Kesehatan Indera Masyarakat (BKIM) dan Rumah
Sakit Umum (RSU) sebagai sarana rujukan.
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
yang menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja dan
mempunyai funsi sebagai 1) Penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, 2)
Pusat pemberdayaan masyarakat dan 3) Pusat pelayanan kesehatan strata pertama
yang meliputi pelayanan kesehatan perorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat.
Dalam mencapai Visi: Kecamatan Sehat, Puskesmas menyelenggarakan upaya
kesehatan wajib yaitu upaya promosi kesehatan, kesehatan lingkungan, kesehatan ibu
dan anak serta KB, upaya perbaikan gizi masyarakat, pencegahan dan pemberantasan
penyakit menular serta upaya pengobatan. Selain itu sesuai dengan masalah daerah
setempat dapat dilaksanakan upaya kesehatan pengembangan. Kesehatan Indera
Penglihatan termasuk dalam upaya kesehatan pengembangan Puskesmas yang dapat
diintegrasikan dengan upaya kesehatan lainnya.
Agar program kesehatan Indera Penglihatan ini dapat dikelola baik dari aspek
manajemen di tingkat Puskesmas maupun aspek pelayanan kepada masyarakat yang
mencakup promotif, preventif, dan kuratif, maka diperlukan suatu pedoman pelayanan
kesehatan Indera Penglihatan di Puskesmas. Pedoman ini akan menjadi acuan bagi
petugas Puskesmas dalam pelaksanaan dan pengembangan program kesehatan Indera
Penglihatan di wilayah kerja Puskesmas Mengwi III.
3
B. TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS
1. Tujuan Umum
Meningkatkan derajat kesehatan Indera Penglihatan masyarakat di wilayah kerja
Puskesmas.
2. Tujuan Khusus
a. Menungkatmya pengetahuan dan ketrampilan petugas kesehtan dan kader
b. Meningkatnya kesadaran, sikap dan perilaku masyarakat untuk memelihara
kesehatan dalam menanggulangi gangguan penglihatan dan kebutaan
c. Meningkatnya jangkauan pelayanan Kesehatan Indera Penglihatan kepada
masyarakat
d. Meningkatnya cakupan pelayanan Kesehatan Indera Penglihatan masyarakat
melalui deteksi dini
C. SASARAN
1. Sasaran Primer:
a. Bayi
b. Balita
c. Anak usia sekolah/remaja
d. Usia produktif
e. Usia lanjut
2.Sasaran Sekunder:
a. Tenaga kesehatan
b. Kader
c. Tokoh masyarakat, dll

4
II. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN
A. PERENCANAAN KEGIATAN
Puskesmas yang akan mengembangkan Upaya Kesehatan Indera Penglihatan
mempersiapkan;
1. Sumber daya yang ada:
a. Tenaga yang terlibat:
1) Dokter, perawat dan tenaga medis lainnya
2) Kader, guru sekolah dan tokoh masyarakat
3) Tenaga refraksionis
4) Sarana dan prasarana
5) Dana
2. Survei Mawas Diri (SMD) dan Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)
3. Penyusunan Usulan Kegiatan
Tabel 1. Contoh Matriks Rencana Kegiatan
No Kegiata Vol Tujuan Sasara Lokasi Pelaksan Waktu Biaya
. n n a
1.
2.
3.

B. PELAKSANAAN KEGIATAN

1. Sosialisasi
2. Pelatihan
3. Pelayanan Kesehatan Indera Penglihatan di Puskesmas:
a. Pelayanan di dalam gedung Puskesmas, berupa:
1) Penyuluhan kesehatan Indera Penglihatan
2) Penjaringan kasus-kasus penyakit mata dan kebutaan serta gangguan
fungsi penglihatan melalui rawat jalan pengobatan
3) Pemeriksaan dan tindakan medis pelayanan kesehatan Indera
Penglihatan Primer
4) Rujukan kasus-kasus penyakit mata
b. Pelayanan di luar gedung Puskesmas

5
Kegiatan Pelayanan Kesehatan Indera Penglihatan tersebut adalah:
1) Penyuluhan kesehatan kepada masyarakat anak sekolah, kelompok
pekerja non formal, dan lain-lain
2) Penjaringan kasus-kasus gangguan penglihatan dan kebutaan oleh kader,
guru UKS, dan petugas kesehatan
3) Pemberian kapsul vitamin A 2x dalam setahun vitamin A pada balita 6-
11 bulan (100.000 IU/kapsul biru), balita 1-5 tahun (200.000 IU/kapsul
merah. Sedang pada ibu nifas(< 42 hari diberikan 200.000 IU)
4) Pengobatan kasus-kasus penyakit mata serta pertolongan pertama pada
kedaruratan mata dapat dilakukan oleh dokter Puskesmas atau tenga
perawat Puskesmas dengan bimbingan dokter Puskesmas
5) Rujukan kasus ke Puskesmas

4. Pembinaan peran serta masyarakat


Langkah-langkah untuk menjalin kemitraan:
a. Identifikasi dan analisis masalah kesehatan Indera Penglihatan
Tabel 2. Contoh Matriks Analisis Masalah
MASALAH PERILAKU YG DIHARAPKAN DARI
KESEHATAN INDERA INDIVIDU/KELUARGA
PENGLIHATAN Dalam Mencegah Dalam Mengatasi
Katarak
Kelainan refraksi
Glaukoma
Xeroftalmia

b. Pemberdayaan masyarakat
c. Promosi Kesehatan Indera Penglihatan
d. Bina Suasana
5. Advokasi

C. PEMANTAUAN DAN EVALUASI


Pelaksanaan kegiatan harus diikuti dengan pemantauan secara berkala untuk
melakukan telaahan penyelenggaraan kegiatan dan hasil yang telah dicapai. Telaahan
bulanan terhadap penyelenggaraan kegiatan dan hasil yang telah dicapai Puskesmas
dibandingkan dengan rencana kegiatan dan standar pelayanan. Kesimpulan dirumuskan

6
dalam bentuk kinerja Puskesmas yang terdiri dari cakupan, mutu dan biaya serta masalah
dan hambatan yang ditemukan pada waktu penyelenggaraan kegiatan.
Telahaan bulanan ini dilakukan dalam Lokakarya Mini Bulanan Puskesmas.
Sebagai tindak lanjut pemantauan ini dirumuskan upaya pemecahan masalah dan diuraikan
dalam bentuk rencana kegiatan bulanan/triwulan yang akan datang. Pada akhir tahun saat
mengadakan evaluasi kegiatan.

D. PENCATATAN DAN PELAPORAN


Pencatatan dan pelaporan terdiri dari 3 komponen, yaitu komponen informasi melalui
kegiatan pencatatan, komponen pelaporan, dan komponen analisis dan evaluasi.
1. Pencatatan Program Kesehatan Indera Penglihatan
2. Pelaporan Program Kesehatan Indera Penglihatan
3. Analisis dan Evaluasi

You might also like