You are on page 1of 28

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang,

Pelayanan keperawatan merupakan salah satu faktor yang


berperan utama dalam menentukan keberhasilan pelayanan kesehatan
secara umum. Bila ditinjau dari berbagai teori secara khusus pada
dasarnya asuhan keperawatan adalah faktor penting dalam surgical
pasien karena menggunakan proses pendekatan yang mencakup seluruh
aspek biopsikososial dan spiritual yang komprehensif dengan tetap
mengacu pada upaya kesehatan bagi seluruh masyarakat yaitu upaya
promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
Upaya penanggulangan diabetes mellitus yang dikenal masyarakat
umum sebagai gangguan sistem endokrim yang kebanyakan diderita
masyarakat. akibat yang dapat ditimbulkan pada diabetes mellitus, klien
akan mengalami gangguan system endokrim dimana akan
menyebabkan rasa nyeri.
Asuhan keperawatan yang diberikan pada klien dengan diabetes
mellitus adalah perawatan untuk mencegah terjadinya infeksi.

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan umum
Untuk memperoleh gambaran tentang pelaksanaan asuhan
keperawatan pada Ny A dengan gangguan system endokrim
(diabetes mellitus)
2. Tujuan khusus
Untuk memperoleh gambaran nyata dalam :

1
a. Pengkajian terhadap semua keluhan dan kebutuhan klien,
sehingga dapat dianalisa untuk dibuat diagnosa keperawatan.
b. Membuat Perencanaan Keperawatan Sesuai dengan diagnosa
keperawatan dengan mengikutsertakan klien dan keluarga.
c. Mengikuti sejauh mana keperawatan dalam menanggulangi
masalah-masalah yang timbul pada klien Ny A dengan gangguan
sistem endokrim (Diabetes Melitus) di ruang perawatan I di RSU
Haji Makassar.
d. Melakukan evaluasi akhir keperawatan pada Ny A dengan
gangguan sistem endokrim (Diabetes Melitus) di RSU Haji
Makassar.

2
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Medis

1. Pengertian

Diabetes mellitus (DM) adalah gangguan metabolic kronis yang


tidak dapat disembuhkan tetapi dapat di kontrol yang karakteristikkan
dengan hiperglikemia defesiensi insulin atau ketidak adekuatan
gangguan insulin (berbara engran, 1999).
Klassifikasi diabetes Melitus
Menurut klasifikasi kliniksnya diabetes mellitus dapat dibagi
menjadi beberapa Tipe diantaranya :
1. DM tipe I :
Insulin dependent diabetes (IDDM) diaktifkan dengan kekurangan
produk insulin, individu terus memerlukan insulin dan terjadi pada
segala usia tetapi biasanya usia muda (< 30 tahun)
2. DM tipe II :
Non insulin dependent diabetes mellitus (NIDDM) tidak terlalu
bergantung pada insulin dan terjadi pada segala usia biasanya
diatas 30 tahun penderita biasanya bertubuh gemuk pada saat
diagnosis.

3. Diabetes mellitus sekunder


Diabetes mellitus yang terjadi akibat gangguan endokrin dan faktor
genetic yang dihubungkan dengan intokransi terhadap glukosa
juga diabetes yang dibangkatkan oleh zat-zat kimia atau obat
seperti kortikosteroid
4. Gastational Diabetes Melitus (GDM)

3
Diabetes mellitus yang terjadi pada saat kehamilan.
2. Etiologi
Berdasarkan jenis tipe dari DM ada beberapa macam etiologi
antara lain :
a. Diabetes Tipe I ( IDDM )
Diabetes Tipe I ditandai dengan penghancuran sel-sel betha
pangreas ada tiga faktor resiko yang mempengaruhi antara lain:
1.Faktor Genetik
2.Faktor Imunologi
3.Faktor Lingkungan
b. Diabetes Tipe II ( NIDDM )
Diabetes Tipe II di tandai oleh adanya resisitensi insulin dan
gangguan sekresi insulin:
Faktor-faktor resiko yang memepengaruhi antara lain:

1.Usia ( 65 Tahun )
2.Obesitas
3.Riwayat Keluarga
4.Kelompok Etnik
c. Diabetes Melitus Sekunder
Faktor-faktor yang mempengaruhi antara lain:
1.Kerusakan Pangreas
2.Gangguan Endokrin

3.Faktor Genetik yang dihubungkan dengan interaksi terhadap


glukosa

4.zat-zat kimia atau obat seperti kortikosteroid

d. Gestational Diabetes Melitus ( GDM )

4
Faktor-faktor resiko yang berpengaruh antara alin :
1.Obesitas
2.Usia di atas 30 tahun
3.Riwayat diabetes dalam keluarga
4.Pernah melahirkan anak bayi yang besar ( lebih 41/2 kg )
3. Patofisiologi
Pada diabeted Tipe I terdapat ketidakmampuan untuk
menghsilkan insulin karena sel-sel betha pangreas lelah di hancurkan
oleh proses autoimun. Hiperglikimia. Puasa terjadi akibat produksi
glikosa yang tidak teratur oleh hati di samping dalam jati meskipun
tetap dalam darah dan menimbulkan hiperglekimia, post prandiat (
sesudah makan ).
Pada diabetes tipe II terdapat dua masalah utama yang
berhubungan dengan insulin yaitu resistensi insulin dengan gangguan
sekresi insulin, namanya insulin akan terkait, dengan reseptor
tersebut, terjai suatu rangkaian reaksi dalam metabolism glukosa
dalam se, resistensi insulin pada diabetes tipe II disertai dengan
penurunan reaksi intrasel ini. Dengan ini demikian insulin efektif untuk
mestimulasi pengambilan glukosa oleh jaringan.
Olka konsentrasi glukosa dalam darah cukup tinggi, ginjal tidak
dapat menyerap kembali glukosa yang tersaring keluar, akibatnya,
glukosa tersebut muncul dalam urin ( Glukosaria ) ketika glukosa
berlebihan, keadaan ini dinamakan di unasis osmatik, sebagai akibat
dari kehilangan cairan yang berlebihan paien yang akan mengalami
peningkatan dalam berkemih ( Poliuria ) dan rasa haus ( Polidipsi ).
Definisi insulin juga mengga metabolism protein dan lemak
yang menyebabkan penurunan berat badan, pasien dapat mengalami
peningkatan selera makan ( Polipagia ) akibat menurunnya simpanan
kalori, gejala lainnya mencakup kelelahan dan kelemahan.

5
4. Menifestasi Klinik
Menifestasi Klinik yang khas pada penderita diabetes mellitus yaitu :
a. Keluhan klasik b. keluhan lain
Poliuria Kesemutan
Polidipsia Gatal
Polipagia Mata kabur
Lemas Impotensi pada pria
Penurunan BB Pruritus vurua mellitus (DM)
Menifestasi klinik menurut klasifikasinya diabetes mellitus ( DM )

a. DM Tipe I ( IDDM )

1.Tahap awal 2. Tahap lanjut

Polidipsia Mual, Sering Kencing


Polipagia Lesu, mengantuk
Poliuria Elektrolik terganggu, napas
Lemas bau keton
Penurunan BB Shock hipovolemik, nadi
cepat lemah
b.DM Tipe II ( NIDDIM )

1. Tahap awal 2. Tahap lanjut

Lemah Gangguan pengelihatan


Lelah Gatal gatal
Polidipsi Gejala koma hiperglikemik
Polipagia Mati rasa / kesemutan
Infeksi kulit

6
5. Insiden

Di duga terdapat sekitar 10 juta kasua diabetes mellitus ( DM ) di


amerika serikat dan setiap tahunnya di diagnose 600.000 kasus baru.
DM merupakan penyebab kematian ketiga di AS dan merupakan
penyebab utama kebutuhan akibat retipati diabetic. Wanita lebih tinggi
frekuensinya di banding pria kemungkinan karena faktor obesitas dan
kehamilan menurut peneliti epidemologi yang sampai saat ini di
laksanakan di Indonesia berkisar 1,4 1,6 %.
Di duga dalam jangka 30 tahun penduduk Indonesia akan naik
sebesar 40% dengan peningkatan jumlah pasien diabetes yang jauh
lebih besar yaitu 85 138 %. ( Tjokonegero Artjotmo ).
6. Komplikasi
a. Komplikasi Akut
1. Komplikasi Metabolik
a. Kefoasidosis
b. Koma tuperglikemik non ketotik
c. Hipoglikemia
d. Asidosis lactate.
2. Infeksi berat
b. Komplikasi Kronik
1. Komplikasi Vaskuler
a. Makrovaskuler : PJK, stroke, pembuluh darah perifer
b. Mikrovaskuler : Vetinopati, nefrofati.
2. Komplikasi Neuropati
Neuropati sensorimotorik, neuropati otonomik, gastropod nesis,
diare diabetic, impotensi, gangguan reflex kadrovaskuler.
3. Campuran Vasculer neuropati, ulkus kaki.
4. Komplikasi pada kulit.

7
7. Pengelolaan Farmakologi
1. Obat Hipoglikemia Oral ( OHO )
a. Golongan Sulfoyluria ( Mis : Glikuidon ) dengan cara
Mestimulasi pelepsan insulin yang tersimpan
Menurungkan ambang sekresi insulin
Meningkatkan sekresi insulin sebagai akibat rangsangan
glukosa.
b. Biguanrd
Biguanid menurunkan kadar glukosa darah tapi tidak sampai
dibawah normal, obat ini di anjurkan untuk pasien gemuk
c. Inhibitor alfa slukosidase
Obat ini bekerja secara kompetitik menghambat kerja enzim alfa
glukosidase dari dalam saluran cerna sehingga menurunkan
hiperglikemia pase prandial
d. Insulin sensitizing agent.
Thoazolidinedrones darah golongan obat yang mempunyai efek
farmakologi meningkatkan sensivitas insulin dari berbagai
masalah akibat resistensi insulin tanpa menyebabkan
hipoglikemia.
2. Insulin
Indikasi penggunaan insulin pada NIDDM ialah :
DM dengan BB menurun cepat ( kurus )
Pasien ketoasidosis, Asidosis, Laktat, Koma hosmolar
DM pada ibu hamil

8
B. KONSEP DASAR KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Aktivitas / Istirahat
Gejala : Lemah,letih.sulit bergerak berjalan, kram otot, tonus otot
menurun, gangguan istirahat tidur.
Tanda : Takikardia, Takipnea, pada istirahat atau dengan aktivitas.
b. Sirkulasi
Gejala : Adanya riwayat hipertensi, kesemutan pada aktivitas,uikus
pada kaki, penyembuhan yang lama.
Tanda : takikardia perubahan tekanan darah postural, hipertensi, nadi
yang menurun/ tidak ada.distritmia, kulit panas, kering dan
kemerahan,bola mata cekung.
c. Integritas
Gejala : stress,ketergantungan pada orang lain, masalah financial
yang berhubungan dengan kondisi.
Tanda : ansietes, peka rangsak.
d. Eliminasi
Gejala : perubahan pola berkemih ( poliuria ), nokturia, rasa nyeri/
terbakar. Kesulitan berkemih ( infeksi ). Nyeri tekan pada
abdomen.
Tanda : urine encer, pucat, kuning, poliuria ( dapat berkembang
menjadi oliguria jika terjadi hipopolemia berat urine berkabut,
bau busuk ( infeksi ). Abdomen keras adanya asietas bising
usia lemah dan menurun. Hiperaktif ( diare ).
e. Makanan dan cairan
Gejala : hilang nafsu makan, muas dan muntah, tidak mengikuti diet,
peningkatan masukan glokosa/ karbohidrat, penurunan berat
badan lebih dari periode beberap hari / minggu habis periode
penggunaan di uretik.

9
Tanda :kulit kering / bersisik, tugor jelek, kekuatan / distensi
abdomen,munta, pembesaran tiroid. ( peningkatan kebutuhan
metabolic dengan peningkatan gula darah ) bau halitosis/
manis, bau buah ( nafas asoton ).
f. Neurosensori
Gejala : pusing / pening sakit kepala, kesemutan, kelemahan pada
otot, gangguan pengelihatan.
Tanda :disorientasi, mengantuk, latergi,stupor / koma.
g. Nyeri / kenyamanan
Gejala ; Abdomen yang tegang / nyeri
Tanda : wajah meringis dengan palpitasi, tampak sangat berhati-hati
h. Pernapasan
Gejala : merasa kekurangan oksigen, batuk dengan / tampak sputum
perulem ( tergantung adanya infeksi ).

i. Keamanan
gejala : kulit kering, gatal,ulkal kulit.
Tanda : Demam, diaforosis, kulit rusak,lesi,ulserasi, menurunnya
kekuatan umum atau rentang gerak,parestesia, termasuk
paralisis obat-obatan pernapasan ( jika kadar kalium menurun
dengan cukup tajam ).
j. Seksualitas
Gejala : rabas vagina ( infeksi ) masalah inpoten pada pria cenderung
kesulitan organisme pada wanita.
k. Penyuluhan dan pembelajaran
Gejala : faktor resiko keluarga : DM, penyakit jantung, stroke,
hipertensi, penyembuhan yang lambat, pengguanan obat seperti
steroid, di suntik di uretik ( tlasid ), di lantin dan fenobaibitar, dapat
meningkatkan kadar glukosa darah.

10
2. Pengumpulan data
Setelah pengkajian maka data dapat di kelompokkan menjadi data
objektif dari data subjektif
3. Analisa data
Analisa data adalah kemampuan kognitif menghasilkan data dan
menghubungkan data tersebut dengan konsep teori dan prinsip yang
relevan untuk membuat kesimpulan dan menentukan masalah kesehatan
dan keperawatan klien dengan cara :
Meneliti kembali data yang terkumpul
Mengelompokkan data sesuia kebutuhan bio-psiko-sosial- dan
spiritual
Membuat kesimpulan tentang masalah keperawatan yang di
temukan.
4. Diagnose keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman nyeri b/d terputusnya komunitas jaringan
2. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan
3. Kekurangan volume cairan dan elektrolit b/d deuresis osmotik
4. Kecemasan b/d perubahan status kecemasan.
5. Rencana keperawatan
1). Gangguan rasa nyaman nyeri b/d terputusnya komunitas jaringan
Tujuan
Rasa nyaman teratasi dengan kriteri :
1.untuk mengurangi rasa nyeri
2. klien Nampak ceria
3.luka pada jari kaki kanan sembuh
Intervensi
1.kaji tingkat nyeri, lokasi dan frekuensi
2. observasi TTV

11
3. anjurkan kepada klien untuk teknik relaksasi napas dalam
4. penatalaksanaan pemberian obat oral getik
Rasional
1. Untuk mengetahui tingkat nyeri sebagai pedoman untuk
melanjutkan intervensi
2. Peningkatan TTV merupakan indicator terjadinya nyeri
3. Mengurangi rasa nyeri yang dirasakan serta dapat menurunkan
ketegangan
4. Analgetik belanja dengan cara menekan SSP pada Tharamus
dan cortex
2). Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d anoreksia
Tujuan
Kebutuhan nutrisi dengan kriteria:
1. Klien tidak mual
2. Klien merasa segar
3. Nafsu makan bertambah
4. Klien tidak muntah
5. Nampak porsi makan di habiskan
Intervensi
1. Kaji nafsu makan klien
2. Beri makan dalam porsi kecil tapi sering
3. Berikan diet
4. Jaga kebersihan mulut klien
Rasional
1. Mengetahui kebutuhan nutrisi klien
2. Rasa tidak enak, bau adalah pencegahan utama terhadap nafsu
makan
3. Memenuhi kebutuhan nutrisi yang cukup

12
4. Meningkatkan nafsu makan
3).kekurangan volume cairan b/d deuresis osmotic
Tujuan
Kebutuhan cairan dan elektronik terpenuhi dengan kriteria :
1. Klien tidak pusing
2. Klien tidak mual
3. Klien merasa segar
4. Klien tidak muntah
5. Bibir klien lembab
6. TTU dalam batas normal
Intervensi
1. Kaji keadaan mual dan muntah klien
2. Pantau intake dan output cairan
3. Observasi TTV
4. Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian obat anti
histamine
Rasional
1. Untuk mengatasi mual dan muntah
2. Untuk menghindari terjadinya kelebihan dan kekurangan cairan
dalm tubuh
3. Dengan melakukan TTV, kita lebih mudah untuk mengetahui
keadaan umum klien
4. Dengan pemberian obat dengan mengatasi rasa nyeri pada
penyakit klien
4). Kecemasan b/d perubahan status kecemasan
Tujuan
Kecemasan klien berkurang dengan kriteria :
1. Klien tidak cemas

13
2. Klien Nampak ceria
3. TTV dalam batas normal
Intervensi
1. Kaji tingkat kecemasan klien
2. Berikan helth education
3. Berikan kesempatan pada klien / keluarganya untuk
mengungkapkan perasaannya
4. Tekanan pentingnya pemeriksaan gula darah secar rutin
Rasinal
1. Untuk mengetahui sejauh mana kemasan klien sehingga
memudahkan intervensi selanjutnya
2. Meningkatkan klien tentang pengetahuan penyakitnya
3. Mengurangi beban psikologik klien
4. Menciptakan gambaran nyata dari kenyataan atau keadaan klien

6. Implementasi

Tahap Implementasi merupakan pelaksanaan rencana asuhan


keperawatan yang telah dibuat berdasarkan ilmu pengetahuan dan
keterampilan yang dimiiki perawat sehingga dapat mengkaji masalah klien
impelmentasi disesuaikan dengan kondisi klien

7. Evaluasi
Tujuan evaluasi untuk menilai apakah tujuan dalam rencana
keperawatan tercapai atau tidak dan untuk melakukan pengkajian ulang

14
PENYIMPANAN KDM

Defisiensi Insulin

Glukagon penurunan pemakaian glukosa


oleh sel
Glukonsogenesis
Hiperglikemia

Kekurangan Volume Cairan


Lemak Protein Glykosuria

Ketedonesis Bun Osmotic Dieresis

Ketonimia Nitrogen Urine


Dehidrasi
PH
Hemoleonsentrasi
Mual Muntah Asidosis
Trambosis
Koma
Kematian Atlosklorosis

Resiko Gangguan
Nutrisi kurang Makrovaskuler Mikrovaskuler
dari kebutuhan

Jantung Serebral Ekstrimitas Retina Ginjal

Miokard Infark stake Gengten Retinopati Neropati

Gangguan Penglihatan
Gangguan Integritas Kulit Kulit
Gagal Ginjal
Resiko Injury Penglihatan
Kulit

15
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
Tgl Masuk RS : 01 Agustus 2009
Tgl Pengkajian : 03 Agustus 2009
No. Register : 04 31 96
Ruangan : Perawatan 1. Kamar 8
Dx Medis : Diabetes Melitus (DM)
A. Pengkajian
1. Biodata
a. Identitas Klien
Nama : NY +A
Umur ; 60 tahun
Jenis kelamin : perempuan
Status : Janda
Suku / bangsa : Bugis / Indonesia
Agama :Islam
Pendidikan : SLTP / Sederajat
Pekerjaan : wirausaha
Alamat : Jl. Barukang utara No. 4
b. Identitas Penaggung
Nama : NYS
Umur : 45 tahun
Pekerjaan :-
Jenis Kelamin : permpuan
Status : Kawin
Suku / Bangsa : Bugis / Indonesia
Agama : Islam
Alamat : Jln. Barukang
Hub. Dengan klien : Adik Klien

16
2. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan utama :
Nyeri pada jari kaki kanan
2. Riwayat keluhan Utama
Klien Ny A masuk di RSU Haji Makassar pada tanggal 1
agustus 2009.klien Ny A megalami lemas selama beberapa
minggu.klien mengeluh mual dan pusing, dan nafsu makan
berkurang
Pada saat pengkajian klien Nampak meringis dan lemah. Klien
Nampak muntah, klien mengatakan gelisah dan cemas terhadap
penyakitnya
3. Kesehatan lalu
Klien peernah dirawat di RS Ibnu Sina 10 bulan yang lalu
dengan penyakit yang sama Diabetes Mellitus (DM).

17
4. Riwayat kesehatan Klien

A. Genogram 3 generasi

GEN I

GEN II ?

GEN III

KET :
= Laki-laki
= Klien
= Perempuan
= Meninggal
= Cerai
= Serumah
= Garis Keturunan
= Garis Perkawinan
? = Tanda Tanya

Gen I : Nenek dan kakek klien dari bapak dan ibu meninggal tetapi belum diketahui
penyebabnya.
Gen II : Bapak dan Ibu Klien meninggal belum diketahui penyebabnya.
Gen III : Klien anak pertama dari 7 bersaudara dan sudah meninggal 5 orang tapi
belum diketahui penyebabnya.

18
B. PEMERIKSAAN FISIK
1. Status Kesehatan
a. Keadaan umum : luka kakim pada bagian kanan
b. Kesadaran : baik
c. Tinggi badan :-
d. Berat badan :-
e. TTV
TD : 110/70 mmHg
S : 36,3 0c
N : 80 x /i
P : 20 x/i
2. Kepala
a. Infeksi
1. Bentuk kepala oval
2. Distribusi rambut tidak merata
3. Keadaan rambut tampak bersih
4. Warna rambut hitam
5. Rambut tidak mudah rontok
b. Palpasi
1. Tidak nyeri tekan
2. Tidak ada benjolan
3. Rambut terasa kasar
3. Muka
a. Inpeksi
1. Muka tidak simestris kiri dan kanan
2. Bentuk wajah bulat
3. Tidak ada ditemukan adanya gerakan abnormal
4. Ekspresi wajah Nampak cemas
b. Palpasi

19
1. Tidak ada nyeri tekan
2. Tidak ada benjolan
4. Mata
a. Inpeksi
1. Kedua mata simestris kiri dan kanan
2. Kedua kelopak mata simestris kiri dan kanan
3. Klien dapat membuka dan menutup kelopak mata
4. Bola mata dapat bergerak kedelapan arah
5. Ketajaman pengelihatan masih utuh
5. Telinga
a. Inpeksi
1. Posisi telinga simestris kiri dan kanan
2. Kanalis auditorius tampak kotor
3. Tidak tampak serame pada liang telinga
4. Tidak menggunakan alat bantu pendengaran
5. Tidak tampak adanya secret
b. Palpasi
1. Tidak ada nyeri tekan
2. Tidak ada benjolan
6. Hidung dan Sinus
a. Inspeksi
1. Bentuk Hidung klien Nampak peset
2. Tidak tampak adanya sekret
3. Lubang hidung simestrik kiri dan kanan
4. Tidak tampak adanya sputum deviasi
b. Palpasi
1. Tidak teraba adanya massa
2. Tidak adanya nyeri tekan pada sinus
7. Mulut dan Tenggorokan

20
a. Inspeksi
1. Keadaan gigi masih utuh
2. Tidak tampak peradangan pada gusi
3. Lidah tampak kotor
4. Kemampuan bicara klien baik
5. Klien tidak memakai gigi palsu
6. Bibir klien kering

b. Palpasi
1. Tidak ada nyeri tekan
2. Tidak ada benjolan
3. Todak mengalami nyeri saat menelan
8. Leher
a. Inspeksi
1. Tidak Nampak adanya peningkatan Vena Juguloris
2. Tidak tamapak adanya pembesar kelenjar tiroid
3. Tidak teraba adanya pembesaran kelenjar limfe
9. Dada dan Paru
a. Inspeksi
1. Bentuk dada normal ( bulat )
2. Tidak tampak retraksi dinding dada
3. Tidak tampak adanya benjolan
4. Irama nafas teratur
b. Palpasi
1. Tidak ada nyeri tekan pada dada
2. Getaran dada simestris kiri dan kanan
c. Perkusi

21
1. Bunyi resonan pada area paru
d. Auskultasi
1. Bunyi napas vesikuler di seluruh lapang paruh
2. Tidak ada bunyi napas tambahan
( Rochi dan Wheezing ).
10. Abdomen
a. Inspeksi
1. Warna kulit sama dengan sekitarnya
2. Tidak tampak adanya luka pada abdomen
3. Tidak ada pembesaran pada abdomen
b. Palpasi
1. Tidak ada nyeri tekan
2. Hepar tidak teraba
3. Tidak ada nyeri tekan pada ginjal
c. Perkusi
1. Bunyi timpani pada area penil
d. Auskultasi
1. Peristaltik usus normal 3-6 x / menit
2. Tidak terdengar bising usus
11. Jantung
a. Inspeksi
1. Tidak tampak adanya pembesaran jantung
2. Ictus cordis tidak tampak
b. Palpasi
1. Ictus cordis tidak teraba
2. Tidak ada nyeri tekan

22
c. Perkusi
1. Bunyi perak pada area jantung
12. Ekstremitas
a. Ekstremitas atas
- Simestris kiri dan kanan
b. Ekstremitas bawah
- Tidak simestris kiri dan kanan
- Terdapat luka pada jari kanan

23
POLA AKTIVITAS SEHARI - HARI

No Aktivitas Sebelum sakit Saat sakit


1. Nutrisi
Selera Makan Baik Menurun
Frekuensi Makan 3x 1 hari dan dihabiskan 3x1 hari porsi makan
tidak dihabiskan
Hanya 5 sendok

Jenis Makanan Nasi,sayur dll Bubur,sayur


Makan Yan Disukai Nasi,bakso Tidak lagi di komsumsi
Makanan Pantang Tidak ada Yang mengandung KH.
Muntah -
2. Cairan
Jenis Minuman Macam-macam. The,air Air hangat
putih dll
Jumlah tidak menentu
Frekuensi Tidak teratur
Tidak ada
Minuman Pantangan Minuman yang berkarbonasi
3.
Eliminasi
Bab
2x/ 24 jam Tidak menentu
- Frekuensi
Lembek Belum pernah berak
- konsistensi
Kuning, coklat Coklat
- warna
BAK
Tidak teratur Tidak teratur
- Frekuensi
Tidak teratur Tidak teratur
- Jumlah
4.
Istirahat tidur
13,00 15,00 13.00 14.00
- Tidur Siang
21.00 04.30 23.00 03.00

24
- Tidur Malam Tidak ada Sering terbangun
5. - Kesulitan
Personal Hygiene. 2 x sehari Tidak teratur
- mandi 2 x sehari Tidak teratur
- cuci rambut 2 x seminggu Tidak pernah
- gunting kuku 2 x sehari 1 2 sehari
- ganti pakaian
Aktivitas lain Jalan jalan Tidak pernah
- olahraga Tidak teratur
- shalat

25
POLA INTERAKSI SOSIAL
1.Orang yang terdekat dengan klien adalah : saudaranya
2.Jika ada masalahnya dibicarakan dengan saudara atau keluarganya.
3.Interaksi dengan keluarga baik
4.Interaksi dengan petugas kesehatan lain dan pasien baik
5.Klien mudah bergaul

KESEHATAN SOSIAL
1. Keadaan rumah dan lingkunagn baik
2. Status rumah milik sendiri
3. Lingkungan rumah tidak kebanjiran di musim hujan
4. Jumlah penghuni rumah 4.

KEGIATAN KEAGAMAAN
1. Sebelum sakit klien jarang shalat
2. Klien jarang mengikuti keagamaan
PENGOBATAN DAN PERAWATAN
1. Pengobatan
a. Cairan dan injeksi
2. Perawatan.
a. Pasangan infuse
b. Istirahat yang cukup
c. TTV

26
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Berdasarkan asuhan keperawatan yang penulis yang telah
dilaksanankan pada Ny A dengan gangguan sistem endokrim
Diabetes Melitus hari pertama yang dimulai pada tgl 03-08 Agustus
2009, menemukan berbagai masalah yang timbul yang begitu
kompleks dalam penanganannya untuk mengatasi masalah tersebut
penulis menggunakan proses keperawatan yang mengacu pada
berbagai teori.
2. Dari penkajian yang dilakaukan, maka diperoleh 4 diagnosa.
3. Pelaksanaan tindakan keperawatan berdasarkan rencana
keperawatan dilakukan secara komprehensif mulai observasi, tindakan
mandiri perawat,dan HE.
4. Evaluasi meripakan tahap akhir dari proses keperawatan dengan
memantau dan melaporkan status masalah
B. Saran
1. Timbulnya keluhan laiinyang menyertai keluhan utama dapat dicegah
dengan perawatan secara koperensif, olehnya itu diharapkan
perawatan perlu dilakukan pengkajian secara menyeluruh untuk
memperoleh data semaksimal munkin.
2. Perlu ditingkatkan pelayanan yang cepat dan tepat
3. Diharapkan perawat melakukan pendidikan kesehatan setiap saat
yang berhubungan dengan gangguan sistem endokrik (Diabetes
Mellitus).

27
DAFTAR PUSTAKA

Doengoes, Marilum, 2000. Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3.


Catatan 1. EGC: Jakarta.

Suddarth dan Brunner, 2002. Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8. Vol 2.


Catatan 1, EGC : Jakarta.

Sylvia Endersop. 2001. Patofisiologi, Edisi 4. EGC : Jakarta.

28

You might also like