Professional Documents
Culture Documents
Order-Dorik (Doric-Order)
Berdasarkan berbagai teori, order dorik berkembang dimulai dari
bentuk sederhana, terdiri dari kolom dan balok-balok kayu dengan atap
datar dari bahan alami juga bagian dari pohon. Kemudian berkembang
dengan dengan konstruksi sama seperti di atas, namun mengguanakan
atap pelana. Kemudian berkembang, terutama pada bangunan-bangunan
penting seperti kuil, menggunakan batu sebagai bahan konstruksi
termasuk kolom dan balok. Kolom dibentuk oleh tumpukan batu masing-
masing berbentuk tambur (silindris tapi tinngginya tidak melebihi
diameter).
Arsitektur order dorik mempunyai kolom yang gemuk. Kolom dorik
terdiri tanpa base, langsung di atas crepidoma yang biasanya memiliki
tinggi tiga tingkat tangga. Tinggi kolom termasuk capital disbanding
dengan diameter antara 4 : 1 hingga 6 : 1 sehingga kolom-kolom terlihat
rapat.
Order-Ionik (Ionic-Order)
Kelompok suku Ionian adalah bagian dari orang-orang Yunani, yang
mendiami kepulauan Ionian di timur dari Laut Agean. Sehingga setelah
Order Dorik berkembang diseluruh wilayah Yunani termasuk Yunani
daratan, dikembangkan aliran baru dari arsitektur Order Yunani dari orang-
orang Ionian. Aliran baru ini disebut Order Ionik. Order atau susunan
konstruksi kolom dan entablature Ionic, mempunyai perbedaan tidak
banyak, namun mendasar pada proporsi dan dekorasi kolom.
Dibanding dengan kepala kolom order dorik yang hanya terdiri dari
abacus berupa lembaran penumpu dan echinus, sederhana, kepala atau
capital Ionik lebih rumit dan lebih indah. Selaain penyederhanaan atau
abtraksi dari bentuk shell kerang, yang bentuknya melingkar-lengkar-
spiral. Architrave di mana terdapat balok melintang dari Order Ionik rata-
rata lebih kecil daripada yang ada pada Order Dorik.
Bila perbandingan tinggi dan diameter Kolom Dorik antara 4 hingga 6
kali, tinggi kolom Ionik sekitar 9 kali diameter terkecil, sehingga lebih
langsing.
Order Korintien (Corinthian Order)
Suku bangsa korintin (Corinth), mendiami yunani daratan sebelah
barat, termasuk Athena, berseberangan dengan pulau Ionik yang berada
disebelah timur Laut Agean. Di wilyah ini berkembang pula sebuah order
yang berbeda ciri dengan kedua order sebelumnya. Aliran ini disebut
Order-Koritien.
Kolom dan landasan (base) Korintien identic dengan Ionik yang
langsing disbanding kolom Order-Dorik. Diameter berbanding tingginya
sekitar 1:9, 1:10 sehingga terlihat langsing seperti pada Order-Ionik.
Perbedaan prinsip pada kepala (capital) order korintien dengan order lain,
lebih bervariasi rumit dan proporsi denga kolom di bawahnya lebih tinggi
(perbandinga sekitar 1 1/6 x diameter kolom).
BAB 2 ARSITEKTUR ROMAWI
(Sekitar 300 SM 365 M)
Arsitektur Romawi adalah turunan dari arsitektur Yunani, dibangun atas
dasar horizontal dan vertical. Pada jaman romawi awal, kuil-kuil Romawi
berarsitektur order, tidak berbeda dengan Yunani. Kemudian ada hal baru
pada arsitektur Romawi, sama sekali tidak ada pada arsitektur Yunani,
yaitu penggunaan bentuk-bentuk: lingkaran, bagian dari lingkaran atau
pelengkung (arch). Selanjutnya pelengkung dikembangkan ke dalam
bentuk tiga dimensional, sehingga berbentuk kubah (dome).
Perkembangan berikutnya, kolom dan balok yang merupakan bagian
utama pada arsitektur Yunani, dalam arsitektur Yunani lebih banyak
digunakan sebagai dekorasi.
Selain lengkung-lengkung dan kubah, system konstruksi yang
membedakan keduanya adalah dinding yang mendukung beban atau
dalam istilah konstruksi disebut bearing wall. Dinding menjadi elemen
utama dalam konstruksi arsitektur Romawi, sehingga peran kolom menjadi
berkurang. Pada arsitektur Romawi, mulai terlihat addanya kolom yang
menyatu dengan dinding atau pilaster, yang bentuknya Order, berkepala
Dorik, Ionik dan yang paling sering dipakai adalah Kontien. Pilaster
kemudian bentuk penampangnya tidak hanya silindris, tetapi banyak yang
segi empat. Tanpa mengabaikan keindahan Dorik dan Ionik, ini
membuktikan bahwa Order Kontien merupakan salah satu yang lebih
disenangi karena keindahannya, dibandingkan dua lainnya.
Selain sebagian dari konstruksi telah disebut di atas,pilaster model
Order Yunani juga merupakan dekorasi. Gerbang, pintu dan bahkan
jendela di dalam arsitektur Romawi dan juga tidak sedikit pada arsitektur
klasik lainnya, menggunakan bentuk Order dari arsitektur Yunani sebagai
dekorasi berupa bingkai. Ini semua menjadi bukti bahwa konsep meng-
ekspose kolom dan balok, paduan horizontal-vertikal, aksi-reaksi dari
beban dan penyangga, menampilkan keindahan luar biasa.
Arsitektur Yunani, Order selalu berdenah segi empat panjang, dalam
arsitektur Romawi, mulai bervariasi, gabungan segi empat dengan
lingkaran seperti misalna kuil Pantheon di Roma. Kuil dibangun padda
100 125 M ini, menjadi tanda dari puncak jaman arsitektur Romawi.
Tidak sedikit pula dalam arsitektur Romawi, bentuk denah segi empat
digabung atau dikombinasikan dengan setengah lingkaran, seperti pada
Basilika Trajan.
Basilika Constantine di Roma (310-13 M), terletak di Forum Romawi, di
antara kuil Venus dan Forum Vespasian, semuanya berdenah dan
konstruksi gabungan antara bentk-bentuk segi empat dan bagian dari
lingkaran.
Jenis dan fungsi bangunan berkembang menjadi lebih banyak di jaman
Romawi dibandingkan jaman Yunani. Salah satunya permandian umum air
panas (Thermae), yang menjadi bukti kehidupan bermewa-mewah pada
jaman kejayaan Romawi. Denah dan konstruksi dari bangunan dalam
kategori ini juga terdiri dari gabungan atau komposisi bidang dan ruang
segi empat dengan lengkung-lengkung, kubah dan setengaah kubah.
Reruntuhan thermae Caracalla di Roma (211-17 M) dahulu
diperkirakan mempunyai fasilitas untuk 1600 tempat mandi. Thermae atau
permandian air panas mempunyai hall sentral, 5.77x24.08 M beratap vault
rib luar biasa besarnya apalagi bila diingat jaman didirikannya. Bangunan
seperti ini tidak mungkin didirikan dengan system konstruksi Yunani.
Dengan pelengkung yangpada dasarnya merupakan system struktur
yang dapat menyalurkan gaya secara merata, berbagai bangunan besar
dapat didirikan. Amphitheater yang pada jaman Yunani dibangun terikat
dengan adanya kemiringan lembah, dengan konstruksi pelengkung dapat
dibangun yang jauh lebih besar, di mana saja, termasuk di tengah-tengah
kota. Salah satu amphitheater terbesar dan termasyur hingga sekarang
masih ada bekasnya adalah Colloseum Roma (70-80 M).
Berkat konstruksi pelengkung bangunan-bangunan sipil seperti
jembatan, saluran air yang panjangnya berkilo-kilo bahkan menyeberang
di atas lembah dari bukit-bukit dapat didirikan seperti misalnya, Pont du
Grand di Nimes, Perancis.
Pelengkung yang pada dasarnya adalah bentuk yang dari segi fungsi
sangat tepat guna (efficient) dalam konstruksi, menampilkan suatu
keindahan dan kemegahan tersendiri. Hal ini dibuktikan dengan berbagai
monument romawi seperti antara lain pelengkung Trajan (114 M) di
Ancona dan pelengkung Constantine (312 M), di Roma. Satu dengan lain
bentuknya identic, berdasar pelengkung, yang disebut pertama
berpelengkung tunggal, lainnya tiga. Selain membuktikan keindahan dan
kemegahan dari bentuk pelengkung, pada berbagai monumen pelengkung
kemenangan Romawi, juga membuktikan keindahan arsitektur Order.
Pada monumen-monumen tersebut, bentu-bentuk Order Yunani terutama
Korintien, dipakai sebagai dekorasi.
Untuk membentuk pelengkung dan kubah, pada jaman Romawi sudah
menggunakan bahan semen sebagai bahan perekatnya dalam mendirikan
bangunan. Ini membuktikan bahwa bentuk pelengkung termasuk
pelengkung tiga dimensional yaitu kubah dan bahan perekat semen, telah
membuat perubahan sangat besar dan mendasar dalam sejarah
perkembangan arsitektur klasik. Berbagai bangunan besar dengan
bentangan lebar dapat didirikan, tanpa tiang-tiang di tengah, yang pada
jaman Yunani dengan system konstruksi kolom dan balok tidak mungkin
dibuat.
KRISTEN AWAL
(313 800)