You are on page 1of 5

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No.

1 (2013) 1-7 1

Kajian Aspek Teknis Dan Aspek Ekonomis


Proyek Packing Plant PT. Semen Indonesia
Di Banjarmasin
Diyah Tri Sulistyorini, Yusronia Eka Putri R.W & Retno IndryanI
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111
E-mail: diyah.tri.sulistyorini@gmail.com, iput@ce.its.ac.id & retno_i@ce.its.ac.id

Abstrak - Pembangunan Packing Plant PT. Semen Semen Indonesia Group merasa bertanggung jawab
Indonesia di wilayah Banjarmasin ini memunculkan terhadap kontinuitas supply semen nasional. Karena itu untuk
serangkaian pertanyaan penting diantaranya dimana lokasi mengantisipasi kelangkaan tersebut di berbagai wilayah
yang akan dibangun, berapa kapasitas silo semen yang akan Indonesia, sebagai langkah antisipasi korporasi terhadap
dibangun, kapan akan dibangun, sumber pendanaan dari peningkatan kapasitas produksi pabrik semen milik PT. Semen
mana yang akan digunakan dan apakah pembangunan Indonesia, dan memudahkan distribusi semen keseluruh
Packing Plant akan menguntungkan PT. Semen Indonesia. penjuru tanah air serta dalam rangka menunjang kegiatan
Semua pertanyaan itu perlu dikaji terlebih dahulu. Tugas produksi semen nasional untuk mengimbangi permintaan
Akhir ini bertujuan untuk mengevaluasi kelayakan pasar yang semakin besar maka PT. Semen Indonesia
dibangunnya Packing Plant Banjarmasin baik dari segi memutuskan untuk membangun sebuah packing plant di 18
teknik maupun ekonomis. wilayah di seluruh Indonesia salah satunya Packing Plant di
Kajian aspek teknis memaparkan kelayakan proyek wilayah Banjarmasin-Kalimantan Selatan untuk melayani
dari segi peraturan daerah setempat yaitu persyaratan permintaan semen di wilayah Kalimantan.
wilayah darat dan wilayah perairan. Persyaratan wilayah Namun demikian, pembangunan packing plant PT. Semen
darat meliputi kondisi tanah, bangunan, daerah hijau dan Indonesia di beberapa wilayah Indonesia memunculkan
persyaratan lainnya. Persyaratan wilayah perairan meliputi serangkaian pertanyaan penting diantaranya dimana lokasi
kondisi sedimentasi, pasang surut sungai, alur pelayaran, yang akan dibangun, berapa kapasitas silo semen yang akan
karakteristik kapal dan persyaratan lainnya yang dibangun, kapan akan dibangun, sumber pendanaan dari mana
mendukung kelayakan dari segi aspek teknis. Kajian aspek yang akan digunakan dan apakah pembangunan packing plant
ekonomis memaparkan kelayakan proyek dari segi efisiensi yang akan dibangun sangat menguntungkan PT. Semen
biaya transportasi dengan ada dan tidak adanya Packing Indonesia. Semua pertanyaan itu perlu dikaji terlebih dahulu.
Plant ini dibangun yang dibandingkan dengan biaya Karena pembangunan packing plant semen memerlukan biaya
investasi proyek. investasi yang sangat besar untuk infrastruktur yaitu dermaga,
Dari segi teknis, perencanaan pembangunan proyek silo semen, bangunan pengantongan dan bangunan penunjang
ini memenuhi syarat zoning yang ditetapkan. Sedangkan lainnya yang masuk dalam area packing plant tersebut.
dari segi ekonomis, harapan mendapatkan efisiensi biaya Pengkajian ini dilakukan secara bertahap feasibilitas dari
transportasi terpenuhi. Berdasarkan hasil perhitungan investasi packing plant pada lokasi tersebut apakah
efisiensi biaya transportasi antara kondisi existing dan menguntungkan atau tidak.
rencana didapatkan efisiensi biaya transportasi sebesar Rp.
17.990.676.595/ thn. Namun apabila dibandingkan dengan
biaya investasi sebesar Rp. 148.733.861,14 efisiensi biaya II. METODOLOGI
transportasi tersebut masih terlalu kecil.
A. Model dan Konsep Penelitian
Kata Kunci : Aspek Ekonomis,Aspek Teknis,Packing Plant. Pada penelitian ini akan dikaji dua aspek yang
berkaitan dengan pembangunan proyek Packing Plant
Banjarmasin. Kedua kajian ini membahas kelayakan
I. PENDAHULUAN proyek Packing Plant Banjarmasin dari segi teknik dan
Semen adalah komoditas yang penting bagi Indonesia ekonomis.
untuk mengimplementasikan program-program pembangunan
nasional dan rehabilitasi infrastruktur akibat bencana tsunami.
Konsumsi semen nasional yang menunjukan trend
kenaikan dalam jangka yang panjang dengan rata-rata
pertumbuhan sebesar 6,79% per tahun untuk jangka waktu 20
tahun mendatang. Dan pada akhir tahun 2012 Indonesia akan
mengalami shortage sebanyak 2.330 juta ton semen dan akan
terus meningkat pada masa-masa yang akan datang.
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1 (2013) 1-7 2

B. Tahapan Penelitian c. Tata Bangun terhadap Ketentuan Planologi


LATAR BELAKANG
1) Koefisien Dasar Bangunan (KDB)
- Kapasitas produksi PT. Semen Indonesia
yang semakin meningkat tiap tahunnya.
KDB maksimum yang ditetapkan pemerintah
- Meningkatnya kebutuhan semen di wilayah
Kalimantan.
daerah Banjarmasin sebesar 60% (enam puluh
persen).
2) Koefisien Lantai Bangunan (KLB)
RUMUSAN MASALAH
adalah angka persentase perbandingan antara
- Identifikasi biaya dan besarnya biaya yang di
perhitungkan dalam menetapkan nilai investasi
luas seluruh lantai bangunan gedung dan luas tanah
proyek. perpetakan/daerah perencanaan yang dikuasai
- Analisi kelayakan investasi yang dilakukan dari segi
aspek ekonomis dan teknis. sesuai rencana tata ruang dan rencana tata
bangunan dan lingkungan.
3) Koefisien Daerah Hijau (KDH)
STUDI LITERATUR KDH maksimum yang ditetapkan pemerintah
- Analisa investasi proyek
- Analisa Benefit Cost Ratio. daerah Banjarmasin sebesar 30% (tiga puluh
- Analisa Kelayakan proyek dari aspek
teknis & ekonomis. persen).
d. Kondisi Teknis Lokasi
Analisa ini digunakan untuk mengetahui lokasi dan
PENGUMPULAN DATA kondisi area rencana lokasi dermaga Packing Plant,
kondisi tanah dan curah hujan rata-rata per tahunnya,
kedalaman sungai Barito didepan lokasi dan kondisi
DATA PRIMER
wawancara langsung dengan
DATA SEKUNDER
a. Gambar desain rencana
topografi lahan.
owner/ pemilik proyek yaitu
Departemen Rancang Bangun
b. Biaya Tetap & Variabel
c. Literatur yang berkaitan.
e. Pelabuhan Sekitarnya
PT. Semen Indonesia. Pelabuhan sekitar ini digunakan untuk mengetahui
pelabuhan-pelabuhan yang berada disekitar lokasi
proyek.
ANALISIS KELAYAKAN f. Gelombang Pantai/ Sungai
INVESTASI
Menentukan gelombang pantai termasuk
didalamnya arus pantai/ sungai dan kecepatan angin
ANALISA KELAYAKAN TEKNIS ANALISA KELAYAKAN EKONOMI
dilakukan berdasarkan hasil survey Hidrografi serta
- Tata Bangunan terhadap ketentuan planologi
yang meliputi:
- Mengidentifikasi Efisiensi biaya
transportasi karena adanya Packing
ketentuan-ketentuan yang menunjang hasil
KDB (Koefisien Dasar Bangunan) Plant Hidrografi tersebut.
KLB (Koefisien Luas Bangunan) - Perbandingan efisiensi biaya
KDH (Koefisien Daerah Hijau).
- Kriteria fasilitas pelabuhan dan pengelolaan
transportasi dengan biaya investasi
proyek
g. Tinjauan Sedimentasi
fasilitas pelabuhan. Sedimentasi adalah proses pembentukan sedimen
yang diakibatkan endapan material pembentuk atau
asalnya pada suatu tempat yang disebut lingkungan
KESIMPULAN &
pengendapat berupa sungai, muara dan
SARAN delta.(Pettijon, 1975).
Gambar 1 Flowsheet Tahap Penelitian h. Tinjauan Pasang Surut Muka Air Sungai
Untuk menganalisa pasang surut muka air sungai
C. Analisa Data dilakukan dengan analisa berdasarkan hasil survay
Hidrografi yang dipadukan dengan literatur-literatur
I. Aspek Teknis
yang ada.
Berikut merupakan analisa dan pembahasan data
dilihat dari aspek teknis:
II. Aspek Ekonomis
a. Zoning
Dalam analisa aspek ekonomis ini perlu dilakukan
Zoning ini digunakan untuk mengetahui fungsi
analisa terhadap besaran ongkos transportasi
bangunan berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah
menggunakan moda laut dengan mempertimbangkan
(RTRW) dan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan
seluruh biaya-biaya yang dibutuhkan untuk
Perkotaan (RDTRKP) daerah setempat.
operasional armada kapal. Hal ini dilakukan agar
b. Garis Sepadan Bangunan
mendapatkan nilai saving dari manfaat dibangunnya
Garis Sepadan Bangunan adalah jarak dari bagian
Packing Plant Banjarmasin ini. Adapun biaya-biaya
paling depan bangunan terhadap as jalan
yang harus diperhitungkan antara lain:
dihadapannya. GSB ini merupakan persyaratan teknis
batas lokasi proyek dengan bangunan-bangunan yang
1) Biaya Tetap (fixed cost)
Adalah biaya-biaya yang dikeluarkan untuk
ada di sebelahnya. GSB ini berdasarkan persyaratan
aspek-aspek operasional sehari-hari kapal dengan
masing-masing wilayah karena tiap wilayah memiliki
tujuan untuk membuat kapal selalu dalam kondisi
GSB yang berbeda-beda.
siap berlayar. Komponen penyusun biaya tetap
(fixed cost) adalah sebagai berikut:
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1 (2013) 1-7 3

1) Biaya Labuh (BL) Sedangkan jarak antara pagar proyek dan tepi jalan
Biaya yang dikeluarkan berkenaan dengan adalah 2,5 m. Sehingga GSB sisi depan layak/
adanya kapal yang melakukan kegiatan angkutan memenuhi persyaratan.
laut dan kunjungan ke pelabuhan. 3. Garis Sempadan Bangunan (GSB) sisi samping kanan-
2) Biaya Tambat (BT) kiri yang dapat digunakan adalah minimum selebar 1
Biaya yang dikeluarkan berkenaan dengan m dari batas kavling atau atas dasar kesepakatan
kapal yang dilakukan kegiatan penambatan di dengan tetangga yang saling berbatasan. Sedangkan
pelabuhan. Besarnya biaya ini tergantung pada jarak antara pagar proyek sisi samping kanan-kiri
GRT kapal dan tarif serta lamanya kapal di dengan tetangga yang saling berbatasan adalah 1 m.
dermaga. Besarnya biaya ini pertahun : Sehingga GSB sisi sisi samping kanan-kiri layak/
BT = Tarif Tambat / GT / etmal x Jumlah Etmal memenuhi persyaratan.
x GT x 100% 4. Garis Sempadan Bangunan (GSB) sisi belakang yang
3) Biaya perbekalan (B.Perb) dapat digunakan adalah 15 m dari tepi sungai.
Biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan Sedangkan pada lokasi proyek jarak antara pagar
perbekalan ABK (konsumsi) selama di kapal belakang proyek dan bangunan ditepi sungai adalah 30
(baik berlayar maupun tidak). Besarnya biaya ini m. Sehingga GSB sisi belakang layak/ memenuhi
adalah : persyaratan.
B. Perb = Jumlah ABK x Uang makan /hr/org x 5. KDB yang disyaratkan pada perda Banjarmasin adalah
365 hari sebesar 60%, sedangkan dari analisa KDB proyek
4) Biaya Perjalanan (Voyage cost) Packing Plant didapatkan KDB sebesar 36,34% maka
Biaya perjalanan merupakan biaya-biaya KDB proyek Packing Plant layak/ memenuhi
variable yang dikeluarkan kapal untuk kebutuhan persyaratan.
selama pelayaran. Komponen voyage cost adalah
6. KDH yang disyaratkan pada perda Banjarmasin adalah
bahan bakar untuk mesin induk atau untuk motor
sebesar 30%, sedangkan dari analisa KDH proyek
baru, Komponen-komponen penyusun biaya
Packing Plant didapatkan KDH sebesar 65% maka
perjalanan adalah:
KDH proyek Packing Plant layak/ memenuhi
a. Biaya anak buah kapal (ABK)
persyaratan.
Biaya ini adalah merupakan komposisi
terhadap kegiatan yang dilakukan oleh anak 7. KLB yang disyaratkan pada perda Banjarmasin adalah
buah kapal. Besarnya upah tiap ABK sebesar 800%, sedangkan dari analisa KLB proyek
tergantung dari jabatannya di kapal, adalah : Packing Plant didapatkan KLB sebesar 36,34 % maka
BGABK = (gaji ABK) x Trip KLB proyek Packing Plant layak/ memenuhi
b. Biaya pemakaian bahan bakar (BBM) persyaratan.
Konsumsi bahan bakar kapal ditentukan 8. Kebutuhan Lahan Parkir untuk Proyek packing plant
oleh beberapa variabel seperti ukuran kapal, ini mempunyai lahan parkir truck sebesar 1.341,8196
jarak pelayaran, kecepatan, cuaca (gelombang, m2. Pada table 2.1 menunjukkan bahwa area parkir
arus laut, angin), jenis dan kualitas bahan bakar. truck packing plant ini memenuhi persyaratan yaitu
Biaya bahan bakar dan pelumas juga tergantung untuk luasan 2000 m2 ke bawah dengan kebutuhan
pada konsumsi harian bahan bakar selama parkir minimum digunakan oleh 17 truk. Sedangkan
berlayar di laut dan dipelabuhan. Besarnya untuk luas area parkir mainoffice yang sebesar
biaya ini adalah ; 176,928 m2 telah memenuhi persyaratan perda kota
BBMlaut = Jumlah BBM x Harga BBM x F Banjarmasin karena didalam perda untuk jenis
Dimana : bangunan perkantoran minimum mempunyai area
Fr :Frekuensi kapal/tahun parkir seluas 100 m2 atau sebanyak 3-4 mobil. Pada
area mainoffice tempat parkir memiliki luasan
176,928m2 dengan rincian 125 m2 untuk menampung 5
III. ANALISA DAN PEMBAHASAN mobil dan sisanya 51,928 m2 bisa menampung 24
A. Aspek Teknis motor.
Dari hasil kajian aspek teknis yang telah dianalisa bisa 9. Di sekitar area packing plant tinggi geombang yang
ditarik kesimpulan bahwa Proyek Packing Plant PT. terjadi sebesar kurang dari 1m sehingga wilayah
Semen Indonesia yang terletak di JL. Ir. PM. Noor layak perairan packing plant masih aman dari gelombang
secara teknis. Kelayakan ini mencangkup antara lain: pantai karena gelombang pantai yang masuk ke
1. Lokasi dan luas lahan proyek yang strategis berada perairan packing plant ini merupakan gelombang
dikawasan Industri Banjarmasin yang terletak ditepi pantai rambatan dari laut yang masuk ke sungai.
Sungai Barito yang merupakan arus lalu lintas sungai 10. Arus maksimum yang terjadi di perairan Packing plant
teramai di Kalimantan. ini berkecepatan 0,69 m/dt pada arah 162o. Kecepatan
2. Garis Sempadan Bangunan (GSB) sisi depan yang arus ini masih di bawah dari kecepatan arus maksimal
dapat digunakan adalah 2,5 m dihitung dari tepi jalan. yang mampu di terima kapal agar dapat bermanuver
dengan baik yaitu 3 knots = 1.5 m/detik sehingga
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1 (2013) 1-7 4

kapal akan dapat bermanuver dengan baik di perairan A Biaya Konstruksi Fisik
Uraian Biaya Total

ini. I Pekerjaan Sipil


1 Pagar Proyek Rp. 1,017,824,000
11. Pada dermaga packing plant ini kapal yang akan 3 Urugan Lahan & dinding penahan Tanah Proyek Rp. 2,346,000,000
4 Akses Jalan & saluran Proyek Rp. 2,311,872,211
bersadar memiliki kapasitas 8.000 DWT dengan draf 5 Mainoffice Rp. 1,602,178,000
kapal 8,0 m sedangkan kedalaman alur pelayaran 6
7
Mainsubstation
Pos Jaga Mainoffice
Rp.
Rp.
445,544,500
104,276,500
ambang luar adalah 9 m akibat dari adanya 8 Pos Jaga depan Rp. 166,598,000
9 Pos Jaga Belakang Rp. 69,678,000
pengerukan ambang luar Sungai Barito. Pada 10 Jembatan Timbang Rp. 539,000,000
kedalaman ini sarat air 7 m dapat masuk ke alur 11 Tempat Parkir Rp. 230,465,200
12 Parkir Truck Rp. 430,465,200
pelayaran tanpa menunggu pasang dahulu, sedangkan 13 Bangunan Pengantongan (Packer) Rp. 9,335,402,900
14 Bangunan Silo 1 kapasitas 6000 ton Rp. 17,735,548,550
untuk kapal dengan sarat air 9 m harus menunggu 15 Bangunan Silo 2 kapasitas 6000 ton Rp. 17,735,548,550
pasang terlebih dahulu. 16 Dermaga Rp. 9,337,509,190
Jumlah I Rp. 63,407,910,801
II Pekerjaan Mekanikal
1 Dedusting Rp. 3,000,000,000
B. Aspek Ekonomis 2 Airslide & Belt Conveyor Rp. 4,500,000,000
Dari hasil perhitungan biaya transportasi antara 3 Bucket Elevator ke bin Rp. 3,500,000,000
4 Steel Bin (25 ton) & Silo 2x3000 ton Rp. 9,000,000,000
kondisi existing dan rencana dapat dihitung effisiensi 5 Bucket Elevator ke Packer Rp. 3,000,000,000
6 Packer (1 unit) Rp. 6,750,000,000
diantara kedua ongkos tersebut. Dari hasil perhitungan 7 Mobile Unloading Rp. 10,000,000,000
diperoleh effisiensi biaya Rp. 17.164.613.235/ thn dan 8 Autopack (1 unit) Rp. 5,000,000,000
9 Utilitas Rp. 4,500,000,000
memerlukan biaya konstruksi Rp. 146.371.373.994 Jumlah II Rp. 49,250,000,000
III Pekerjaan Elektrikal
Kondisi Existing Kondisi Rencana 1 Bangunan Penunjang Packing Plant Rp. 2,625,000,000
No. Pembanding
(Tidak Ada Packing Plant) (Ada Packing Plant) 2 Mainsubstation Rp. 2,250,000,000
I Biaya Tetap 3 Transport semen Rp. 1,500,000,000
- Biaya Labuh Rp. 25,873,900 Rp. 17,728,500 4 Genset Rp. 5,000,000,000
- Biaya Tambat Rp. 116,432,550 Rp. 34,570,575 5 Tambah Power Rp. 1,500,000,000
- Biaya Perbekalan Rp. 94,900,000 Rp. 65,700,000 Jumlah III 12,875,000,000
Total Biaya Bangunan (a) Rp. 125,532,910,801
II Biaya Perjalanan B Biaya Manajemen Konstruksi
- Biaya Anak Buah Kapal Rp. 4,334,944,640 Rp. 941,178,240 1 Tahap persiapan/ pengadaan konsultan perencana 5% x (a) Rp. 6,276,645,540
- Biaya Pemakaian Bahan Bakar (BBM) Rp. 20,693,874,240 Rp. 7,784,640,000 2 Tahap review rencana teknis sampai dengan serah terima 10% x (a) Rp. 6,276,645,540
- Biaya Pemakaian Pelumas Rp. 1,217,286,720 Rp. 457,920,000 dokumen perencanaan
3 Tahap Pelelangan Pemborong 5% x (a) Rp. 6,276,645,540
III Jasa Kepelabuhan Penyebrangan Total Biaya Bangunan (b) Rp. 18,829,936,620
- Jasa Kapal Sandar untuk Dermaga Beton Rp. 253,500 Rp. 79,500 C Biaya Pengawas Konstruksi 1,60- 1,78 % x (a) Rp. 2,008,526,573
- Retribusi Tambat/Labuh kapal disetiap dermaga Rp. 7,605,000 Rp. 2,385,000 Total Biaya Bangunan (c) Rp. 2,008,526,573
- Retribusi Bongkar Muat Barang di Dermaga Rp. 422,500,000 - Biaya Investasi (a)+(b)+ Rp. 146,371,373,994

IV Biaya Retribusi Sewa Perairan Pelabuhan Tabel 2 Biaya Konstruksi Packing Plant
- Sewa Perairan Pelabuhan khusus - Rp. 23,320,000
- Retribusi Bongkar Muat Barang di Dermaga - Rp. 424,000,000
Kelayakan aspek ekonomi ini dianalisis berdasarkan
TOTAL BIAYA:
I Biaya Tetap Rp. 237,206,450 Rp. 117,999,075
perbandingan antara effisiensi biaya transportasi dengan
II Biaya Perjalanan Rp. 26,246,105,600 Rp. 9,183,738,240 biaya investasi proyek Packing Plant. Berdasarkan
III Jasa Kepelabuhan Penyebrangan Rp. 430,358,500 Rp. 447,320,000
Jumlah Rp. 26,913,670,550 Rp. 9,749,057,315 rekapitulas didapatkan:
Selisih (Effisiensi Biaya) Rp. 17,164,613,235
Effisiensi Biaya Transportasi : Rp. 17.164.613.235
Tabel 1 Perbandingan Biaya Transport Biaya konstruksi : Rp. 146.371.373.994

Maka B/C < 1, manfaat yang ditimbulkan proyek


Packing Plant jika dilihat dari effisiensi biaya
transportasi lebih kecil dari biaya yang diperlukan untuk
konstruksi Packing sehingga perlu dianalisis manfaat-
manfaat yang lainnya.
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1 (2013) 1-7 5

IV. KESIMPULAN/ RINGKASAN [3] Also, Robby, 2009. Analisa Investasi Infrastruktur
Hasil akhir dari penelitian ini adalah merupakan terhadap pertumbuhan ekonomi di Pulau Bawean.
jawaban dari permasalahan yang ada pada bab awal Tugas Tugas Akhir ITS. Surabaya.
Akhir ini, yaitu: [4] Mentri Perhubungan, 2002. Kepresmen Perhubungan
no. KM.55 tentang kepelabuhan. Jakarta
A. ASPEK TEKNIS [5] Mentri Perhubungan, 2002. Peraturan Pemerintah
Berdasarkan kajian aspek teknis packing plant ini no.69 tahun 2001 tentang kepelabuhan. Jakarta
layak secara teknis. Kelayakan ini meliputi antara [6] Nazifatul, Fuadiyah, 2009. Analisa Teknis &
lain: Finansial pembangunan Apartemen Trilium Office
and Residence. Tugas Akhir ITS. Surabaya.
1. Menurut persyaratan garis Sempadan Bangunan [7] Ramadan, Riza, 2010. Analisa teknis dan finansial
(GSB) dari segala sisi area Packing Plant ini Gedung Mitra Surabaya. Tugas Akhir ITS.
layak/ memenuhi persyaratan. Surabaya.
2. Menurut persyaratan KDB, KLB, KDH yang [8] Soeharto. Imam, 2002. Studi Kelayakan Proyek
disyaratkan pada perda Banjarmasin proyek Industri. Jakarta. PT. Erlangga
Packing Plant ini telah layak/ memenuhi [9] Subaganata, Bagus, 2009. Analisis Tarif Angkutan
persyaratan. Kapal Layar Motor Di Pelabuhan Laut Kuala
3. Untuk persyaratan kebutuhan Lahan Parkir untuk Pembuang Kabupaten Seruyan (Studi Kasus Kapal
Proyek packing plant, Luasan lahan Parkir 34 GT). Tugas Akhir Yayasan Wijaya Kusuma.
Packing Plant ini telah layak/ memenuhi Seruya.
persyaratan. [10] Sucita. I Ketut & Agung Budi Broto, 2010, Analisa
4. Untuk persyaratan yang meliputi wilayah perairan Investasi Proyek Rumah Sakit Internasional
baik itu tinggi gelombang, arus sungai, MH.Thamrin Bogor. Prosiding Semnas Teknik Sipil,
sedimentasi, karakteristik kapal dan alur Poltek Negeri Jakarta.
[11] Sudiarsa, Made, 2011. Analisis Ekonomi
pelayaran kapal telah layak/ memenuhi
Pengembangan Pelabuhan Amed Karangasem. Jurnal
persyaratan.
Matrix, Vol. 1 No.3 Nopember Politeknik Negeri
B. ASPEK EKONOMIS Bali. Bali.
Berdasarkan hasil perhitungan efisiensi biaya
transportasi antara kondisi existing dan rencana
didapatkan efisiensi biaya transportasi sebesar Rp.
17.990.676.595/ thn, artinya dengan adanya Packing
Plant akan memangkas biaya transportasi. Namun
jika dibandingkan dengan biaya investasi sebesar Rp.
146.371.373.994, efisiensi biaya transportasi tersebut
masih terlalu kecil.

UCAPAN TERIMA KASIH


Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu
Yusronia Eka Putri dan Ibu Retno Indryani selaku dosen
pembimbing yang telah memberikan arahan, dukungan
dan motivasi untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada segenap
jajaran Dosen, TU dan Teman Teman semua yang
telah membantu selama perkuliahan berlangsung.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Abduh Khar, Agin, 2012. Pengaruh Tingkat Hunian
pada Keputusan investasi Proyek Hotel Sartika
Gubeng Surabaya. Tugas Akhir ITS. Surabaya.
[2] Aditya Pratama Mahardika, Putu, 2012. Analisa Investasi
Pembangunan Proyek Myhome Ciputra World
Jakarta. Tugas Akhir ITS. Surabaya.

You might also like