You are on page 1of 3

PEMERINTAH KBUPATEN BARITO UTARA

DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS LANJAS
Jl. YetroSinseng No. 67 MuaraTewehTlp. 0519 21370 Email : puskesmaslanjas0202@gmail.com

KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS LANJAS


Nomor : 800/ /SK-UKP/PKM-LJS/2016

TENTANG
KEBIJAKAN KEWAJIBAN TENAGA KLINIS DALAM PENINGKATAN MUTU
KLINIS DAN KESELAMATAN PASIEN DI UPT PUSKESMAS LANJAS

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


KEPALA UPT PUSKESMAS LANJAS

Menimbang : a. bahwa pasien mempunyai hak untuk memperoleh


pelayanan yang bermutu dan aman;
b. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan dan
keselamatan pasien di UPT Puskesmas Lanjas perlu
disusun kebijakan kewajiban tenaga klinis dalam
peningkatan mutu dan keselamatan pasien;

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun


2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun
2009 tentang Rumah Sakit
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 75 tahun 2014, tentang Puskesmas;
4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 1457/MENKES/SK/X/2003 tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota;

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS TENTANG KEWAJIBAN


TENAGA KLINIS DALAM PENINGKATAN MUTU KLINIS DAN
KESELAMATAN PASIEN DI UPT PUSKESMAS LANJAS

Kesatu : Kepala Puskesmas dan seluruh penanggung jawab UKP dan


penanggung jawab UKM wajib berpartisipasi dalam program
mutu dan keselamatan pasien mulai dari perencanaan,
pelaksanaan, monitoring dan evaluasi.

Kedua : Para pimpinan wajib melakukan kolaborasi dalam


pelaksanaan Program mutu dan keselamatan pasien yang
diselenggarakan di seluruh jajaran puskesmas.

Ketiga : Perencanaan mutu disusun oleh seluruh jajaran UPT


Puskesmas Lanjas dengan pendekatan multi disiplin, dan
dikoordinasikan oleh Penanggung jawab Manajemen Mutu.
Keempat : Perencanaan mutu berisi minimal:

a. Area prioritas berdasarkan data dan informasi, baik


dari hasil monitoring dan evaluasi indikator, maupun
keluhan pasien/keluarga/staf dengan
mempertimbangan kekritisan, risiko tinggi dan
kecenderungan terjadinya masalah. identifikasi ...
b. Salah satu area prioritas adalah sasaran keselamatan
pasien
c. Kegiatan-kegiatan pengukuran dan pengendalian mutu
dan keselamatan pasien yang terkoordinasi dari
semua unit kerja dan unit pelayanan.
d. Pengukuran mutu dan keselamatan pasien dilakukan
dengan pemilihan indikator, pengumpulan data, untuk
kemudian dianalisis dan ditindak lanjuti dalam upaya
peningkatan mutu dan keselamatan pasien.
e. Indikator meliputi indikator manajerial, indikator
kinerja UKM, dan indikator klinis, yang meliputi
indikator struktur, proses, dan outcome.
f. Upaya-upaya perbaikan mutu dan keselamatan pasien
melalui standarisasi, perancangan sistem, rancang
ulang sistem untuk peningkatan mutu dan
keselamatan pasien.
g. Penerapan manajemen risiko pada semua lini
pelayanan baik pelayanan klinis maupun
penyelenggaraan UKM.
h. Manajemen risiko klinis untuk mencegah terjadinya
kejadian sentinel, kejadian tidak diharapkan, kejadian
nyaris cedera, dan keadaan potensial cedera.
i. Program dan Kegiatan-kegiatan peningkatan mutu
pelayanan klinis dan keselamatan pasien, termasuk di
dalamnya program peningkatan mutu laboratorium
dan program peningkatan mutu pelayanan obat.
j. Program pelatihan yang terkait dengan peningkatan
mutu dan keselamatan pasien.
k. Rencana pertemuan sosialisasi dan koordinasi untuk
menyampaikan permasalahan, tindak lanjut, dan
kemajuan tindak lanjut yang dilakukan.
l. Rencana monitoring dan evaluasi program mutu dan
keselamatan pasien

Kelima : Perancangan sistem/proses pelayanan memperhatikan


butir-butir di bawah ini:

a. Konsisten dengan visi, misi, tujuan dan tata nilai


Puskesmas, dan perencanaan Puskesmas,
b. Memenuhi kebutuhan pasien, keluarga, dan staf,
c. Menggunakan pedoman penyelenggaraan UKM,
pedoman praktik klinis, standar pelayanan klinis,
kepustakaan ilmiah dan berbagai panduan dari profesi
maupun panduan dari Kementerian Kesehatan,
d. Sesuai dengan praktik bisnis yang sehat,
e. Mempertimbangkan informasi dari manajemen risiko,
f. Dibangun sesuai dengan pengetahuan dan
keterampilan yang ada di Puskesmas,
g. Dibangun berbasis praktik klinis yang baik,
h. Menggunakan informasi dari kegiatan peningkatan
yang terkait,
i. Mengintegrasikan serta menggabungkan berbagai
proses dan sistem pelayanan.
Keenam : Seluruh kegiatan mutu dan keselamatan pasien harus
didokumentasikan.

Ketujuh : Penanggung jawab Manajemen Mutu wajib melaporkan


kegiatan peningkatan mutu dan keselamatan pasien kepada
Kepala Puskesmas tiap triwulan.

Kedelapan : Berdasarkan pertimbangan hasil keluhan pasien/keluarga


dan staf, serta mempertimbangkan kekritisan, risiko tinggi,
dan potensial bermasalah, maka area prioritas yang perlu
mendapat perhatian dalam peningkatan mutu dan
keselamatan pasien adalah Pelayanan Laboratorium dan
Pelayanan Farmasi

Kesembilan : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan


dengan ketentuan apabila dikemudian hari terdapat
kekeliruan akan diadakan perbaikan/perubahan
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Muara Teweh


pada tanggal : 18 Januari 2016

KEPALA UPT PUSKESMAS LANJAS,

SURYA ANDI NS
NIP. 19760221 200604 1 011

You might also like