Professional Documents
Culture Documents
Plaa, PhD
Manusia hidup dalam lingkungan kimiawi dan menghi- khususnva udara, tanah, dan air. Meskipun manusia di-
rup, menelan, serta menyerap dari kulit, banyak zat ki- anggap sebagai spesies sasaran khusus, spesies lain juga
miawi ini. Toksikologi mernbahas seputar efek merugikan penting berpotensi menjadi sasaran biologis.
berbagai agen kirniawi ini terhadap semua sistem makhluk Polusi udara merupakan suatu produk industrialisasi,
hidup. Namury pada bidang biomedis, ahli toksikoiogi pengernbangan teknologi, dan meningkatnya urbanisasi.
terutama menangani efek simpang yang timbul pada rna- Manusia juga dapat terpajan oleh zat kimia yang digunakan
nusia akibat pajanan obat dan zat kimiawi lainnya, serta dalam lingkungan pertanian seperti pestisida atau dalam
pembuktian keamanan atau bahaya potensial yang terkait pemrosesan rnakanan yarrg dapat tertahan sebagai residu
penggurraannya. atau kandungan dalam produk makanan. Komisi Gabung-
alnpara Ahli dalam Zat Adittf Makanan dari The Food and
Toksikologi Okupasi Agriculfure Organization dan the World Health Organiza'
Toksikologi okupasi membahas seputar zat kimiawi tion (FAO/WHO) menggunakan istilah acceptable daily
yang dijumpai di tenlpat kerja. Penekanan utama dalam intake (ADll untuk menandakan asupan harian zat kimia-
toksikologi okupasi adalah untuk mengetahui agen yang wi yang tampaknya tidak memunculkan risiko yang terlalu
bersangkutan, menjabarkan kondisi yang berujung pada bermakna selama seumur hidup. Panduan ini dievaluasi
penggunaannya yang aman, dan mencegah penyerapan- ulang seiring diketahuinya informasi baru.
nya dalam jurn-lah yang berbahaya. Berbagai panduan
telah disusun untuk menciptakan kadar dalam udara Ekotoksikologi
ruangan yang aman untuk berbagai zat kimiawi yang Ekotoksikologi membahas seputar efek toksik agen kimia
dijumpai di tempat kerja. The American Conference of dar-r fisik terhadap populasi dan komunitas organisme hidup
Governmental Industrial Hygienists secara periodik me- di dalam ekosistem tertentu; hal ini rneliputi jalur trans-
nyusun daftar rekornendasi nilai ambang batas/threslrcld fer dan interaksi agen-agen tersebut dengan lingkungan.
Iimiting aalue (TLV) bagi sekitar 600 zat kimiawi. Panduan Toksikologi tradisional membahas seputar efek toksik
ini dievaluasi ulang seiring diketahuinya informasi baru. terhadap organisme individu; ekotoksikologi membal-ras
seputar dampaknya terhadap populasi organisme hidup
Toksikologi Lingkungan atau ekosistem. Sembari memunculkan efek yang besar
Toksikologi lingkungan membahas seputar dampak zat terhadap organisme indiuidual, suatu peristiwa lingkung-
kin.ria berupa potrutan lingkungan yang berpotensi meru- an mungkin saja tidak berclampak penting terhadap po-
gikan bagi organisme hidup. lsnlah lingku;ngan mencakup pulasi atau ekosistem. Olel-r sebab itu, istilah "toksikologi
segala sesuatu yang beracla di sekitar organisme individu, lingkungan" dan "ekotoksikologi" tidaklah sama.
967
968 / BAB s7
Tabel5T-1. Nilai ambang batas (TLV) beberapa yang tidak sempuma. Kadar rerata CO di atmosfer adalah
polutan udara dan pelarutnya. (NA= 1;63L sekitar 0,1 ppm; pada keadaan lalu-lintas yang padat,
"6u.;
kadarnya dapat melebihi 100 ppm. Anjuran nilai ambang
batas tahun 2005 (TLV-TWA dan TLV-STEL) disajikan
pada Tabel 57-1.
Benzena
.------.-----:---..-.9"r!.-..------- - "..?'"v ._.".".
Karbon monoksida 25 NA Mekanisme Kerja
Karbon tetraklorida 10 CO bergabung secara reversibel dengan tenpat pengikat-
Kloroform 10 NA an oksigen di hemoglobin dan memiliki afinitas terhadap
hemoglobin sekitar 220 kali afinitas oksigen. Produk
. |ilr g.s.:"1.9i.:I:i 9 r yang terbentuk, yakni karboksihemoglobin, tidak dapat
Ozon 0,05 NA
mengangkut oksigen. Lebil-r lanjut, karboksihemoglobin
Sulfur dioksida merlgganggu disosiasi oksigen dari oksihernoglobin yang
TetrAkloroetil en 25 100 tersisa sehingga mengurangi transfer oksigen ke jaringan.
Toluena 50 Otak dan jarltung merupakan organ-organ yang paling
350 450
terkena dampaknya. Orang dewasa normal yang tidak
1,1,1-Trikloroetan
merokok memiliki kadar karboksihemoglobin kurang dari
Trikloroetilen 100
1% saturasi (1% hemoglobin total berada dalam bentuk
rTLV-TWA adalah batas kadar zat pemajan yang dapat dialami pekerja
karboksihernogtobin); tingkat ini dikaitkan dengan pem-
secaia berulang selama hari kerja normal (8 jam) atau minggu kerja
normal (40 jam) tanpa mengalami efek samping. bentukan CO endogen dari katabolisme heme' Perokok
2TLV-STEL adalah kadar maksimum yang tidak boleh dilampaui sama
dapat memiliki saturasi sebesar 5-10%, bergantung pada
sekali selama periode pajanan selama 15 menit.
kebiasaan merokoknya. Individu yar-rg menghirup udara
yang mengandung 0,1% CO (1000 ppm) akan memiliki
kadar karboksil-remoglobin sebesar 50%.
nya dan menumpuk zat kin-ria di dalam tubuhnya. Polu-
tan yang memiliki dampak terluas terhadap lingkungan
Efek Klinis
didegradasi dengan buruk; relatif mobil di udara, air, dan
tanah; mengalami bioakumulasi; dan juga mengalami bio- Tanda-tanda utama intoksikasi CO merupakan tanda-
magnifikasi. tanda hipoksia, dan berkembang'menurut urutan beri-
kut: (1) gangguan psikomotor; (2) nyeri kepala dan rasa
tegang di daerah temporal; (3) bingung dan berkurangnya
ketajaman penglihatan; (4) takikardia, takipnea, sinkop,
W ZAT KIMIA TERTENTU
dan koma; dan (5) koma dalam, kejang, syok, dan gagal
napas. Terdapat keberagarnan respons individu yang luas
POLUTAN UDARA terhadap kadar karboksihemoglobin tertentu. Kadar kar-
Terdapat lima zat utama yang menyusun sekitar 98% polu- boksihemoglobin di bawah 15% jarang menimbulkan ge-
tan udara: karbon monoksida (sekitar 52%), sulfur oksida jala; kolaps dan sinkop dapat terjadi pada kadar sekitar
(sekitar 14%), hidrokarbon (sekitar 74%), nitrogen oksida 40%; di atas 50%, dapat timbul kematian. Hipoksia ber-
(sekitar 1,4%), dan n'rateri partikel (sekitar 4%). Sumber zat kepanjangan dan penurunan kesadaran pascahipoksik
kimia ini meliputi transportasi, industri, pembangkit te- dapat rnenyebabkan kerusakan nirpulih pada otak dan
naga listrik, pemanasan ruangan, dan sampah buangan. rniokardium. Efek klinis ini dapat diperburuk oleh kerja
Sulfur dioksida dan asap yang berasal dari pembakaran berat, ketinggian, dan suhu ruangan tinggi' Penyakit kar-
batu bara yang tidak sempurna menimbulkan efek sim- diovaskular diperkirakan meningkatkan risiko yang ter-
pang akut, khususnya di antara orang berusia lanjut dan kait dengan pajanan CO. Gangguan neuropsikiatrik yang
individu yang sebelumnya telah menderita penyakit jan- lambat dapat muncul pascaintoksikasi, dan perbaikan
tung atau paru. Polusi udara dalam ruangan dianggap perilakunya terjadi secara lambat. Meskipun intoksikasi
berkontribusi menyebabkan bronkitis, penyakit obstruksi CO biasanya dianggap sebagai suatu bentuk toksisitas
ventilasi, emfisema paru, asma bronkiaf dan kanker paru. akuf terdapat beberapa temuan yang menyatakan bahwa
pajanan kronik terhadap CO berkadar rendah dapat me-
t. Karhon Monoksida nimbulkan efek yang tidak diinginkan, termasuk timbulrrya
Karbon monoksida (CO) adalah suatu gas yar-rg tidak penyakit koroner aterosklerotik pada perokok. Namun,
berwarna, tidak berasa, tidak berbau, dan tidak iritatii belum ada bukti eksperimental yang meyakinkan. |anin
yang merupakan produk sampingan akibat pembakaran cukup peka terhadap efek pajanan CO.
970 I BABsT
mencukupi. Penetrasi ozon ke dalam paru bergantung konfirmasi karena agen ini semakin banyak digunakan.
pada volume alun (tidal ztolume); akibatnya, olahraga dapat Hepatotoksisitas juga merupakan efek toksik yang sering
meningkatkan jumlah ozon yang mencapai paru bagian timbul pada manusia setelah pajanan akut atau kronik,
distal. Beberapa efek O, menyerupai efek radiasi sehing- dan derajat keparahan lesinya bergantung pada jumlah
ga menandakan bahwa toksisitas O, dapat terjadi akibat zat yang diserap. Karbon tetraklorida merupakan zat
pembentukan radikal bebas reaktif. Gas ini menyebab- yang paling poten menimbulkan gangguan ini. Nefrotok-
kan pernapasan dangkal dan cepat serta penurunan ke- sisitas dapat terjadi pada manusia yang terpajan karbon
teregangan paru. Peningkatan sensitivitas paru terhadap tetraklorida, kloroform, dan trikloroetilen. Akibat penggu-
bronkokonstriktor juga diamati. Pajanan sekitar 0,1 ppm naan kloroform, karbon tetraklorida, trikloroetilen, dan
selama 10-30 menit menyebabkan iritasi dan kekeringan tetrakloroetilen, karsinogenisitas telah diamati melalui
di tenggorok; di atas 0,1 ppm, akan terjadi perubahan penelitian terhadap pajanan seumur hidup yang dilaku-
ketajaman penglihatan, nyeri substernal, dan dispnea. kan pada tikus dan mencit. Potensi efek pajanan jangka-
Fungsi paru terganggu pada kadar yang melarnpaui 0,8 panjang zat-zat ini pada kadar yang rendah masih harus
ppm. Hiper-responsivitas dan inflamasi saluran udara ditentukan. Namun, suatu kajian literatur epidemiologis
telah diamati pada manusia. pada pajanan okupasional tetrakloroetilen terhadap para
Penelitian pada hewan mengindikasikan bahwa res- pekerja tidak menemukan kaitan antara kanker payudata,
pons paru terhadap O, merupakan respons yang dinamik. prostat, kulit, atau otak dan pajanan agen tersebut, se-
Perubahan morfologis dan biokimiawi merupakan hasil mentara kaitannya dengan kanker rongga mulut, hati,
cedera langsung dan respons sekunder terhadap cedera pankreas, atau paru tampaknya juga tidak mungkin. Data
awal. Pajanan jangka-panjang pada binatang menghasil- menunjukkan bahwa batas keamanan untuk manusia
kan perubahan morfologi dan fungsi paru. Bronkitis kro- sangatlah besar dalam hal potensi efek karsinogenik pa-
nik, bronkiolitis, fibrosis, dan perubahan emfisematosa janan rumah tangga terhadap kloroform atau kadar tri-
telah dilaporkan pada berbagai macam spesies yang ter- kloroetilen yang relevan di lingkungan.
pajan pada kadar di atas 1 ppm. Tidak ada terapi spesifik
untuk intoksikasi akut Or. Tatalaksananya bergantung Terapi
pada tindakan terapeutik yang diterapkan pada iritasi Tidak terdapat terapi spesifik untuk intoksikasi akut
paru dalam dan edema paru nonkardiogenik (lihat Nitro- akibat pajanan hidrokarbon terhalogenasi' Penatalaksana-
gen Oksida, di atas). an bergantungpada sistem organ yang terlibat.
Toluena (metilbenzena) tidak memiliki sifat mielo- dapat tereksitasi dan rnenyebabkan cetusan berulang cepat
toksik benzena ataupun menyebabkan leukemia. Namun, pada kebar-ryakan neuron. Transpor ion kalsium dihambat.
toluena merupakan suafu depresan sistem saraf pusat. Kejadian ini memengaruhi repolarisasi dan rneningkat-
Lihat Tabel 57-1 untuk nilai ambang batas. Pajanan se- kan eksitabilitas neuron. Efek utamanya adalah perang-
banyak 800 ppm dapat menyebabkan kelelahan berat sangan sistem saraf pusat. Pada penggunaan DDT, tremor
dan ataksia; 10.000 ppm dapat menyebabkan penurunan mungkin merupakan manifestasi utama, kemungkinan
kesadaran yang cepat. Efek kronik akibat pajanan toluena berlanjut dengan konvulsi, sementara pada penggunaan
jangka-panjang tidaklah jelas karena penelitian pada ma- senyawa lain, kejang sering kali muncul sebagai tanda
nusia mengenai efek zat terhadap perilaku biasanya ber- pertama intoksikasi. Tidak terdapat terapi spesifik untuk
kenaan dengan pajanan terhadap beberapa pelaru! bukan keadaan intoksikasi akut sehingga penatalaksanaannya
hanya toluena. Namun, pada penelitian okupasional yang bersifat simtomatik.
terbatas, interaksi metabolik dan modifikasi efek toluena Pemberian jangka-panjang beberapa agan ini untuk
belum diamati pada pekerja yang juga terpajan oleh pe- jangka waktu lama pada hewan percobaan di laborato-
laru t Iain. rium menyebabkan meningkatnya tumorigenisitas; belum
terdapat kesepakatan mengenai potensi sifat karsinogenik
INSEKTISIDA zat-zat ini, dan ekstrapolasi pengamatan ini pada manusia
masih diperdebatkan. Bukti adanya efek karsinogenik pa-
1. lnsektisida Organoklorin
da manusia masih belum ditetapkan. Pada suatu pene-
Agen ini biasanya digolongkan rnenjadi empat kelornpok: litian epidemiologis yang besar, hidak dijumpai adanya
DDT (klorofenotan) dan analognya, benzena l-reksaklorida, hubungan antara risiko kanker payudara dan kadar serum
siklodien, dan toksafen (Tabel 57-2). Keempatnya me- DDE, metabolit utama DDT. Serupa dengan l-ral ini, hasil
rupakan senyawa aril, karboksiklik, atau heterosiklik yang suatu penelitian kasus-kontrol yang dilakukan untuk me-
mengandung substituen klorin. Tiap senyawa berbeda nyelidiki hubungan antara kadar DDE dan DDT dalam
dalam hal biotransformasi dan kapasitas penyimpanan jaringan adiposa payudara dan risiko kanker payudara
dalam jaringan; toksisitas dan penyimpanannya tidak se- tidak menyokong adanya hubungan positif.
lalu berkorelasi. Senyawa tersebut dapat diserap lewat
kulit atau melalui inhalasi atau ingesti oral. Namun, ter- Toksikologi Lingkungan
dapat perbedaan kuanbitatif yang penting antara berbagai Insektisida organoklorin dianggap merupakan zat ki-
macam turunan; DDT dalam larutan diserap dengan miawi yang persisten. Degradasinya cukup lambat jika
buruk lewat kulit, sementara penyerapan dieldrin lewat dibandingkan dengan insektisida lain, dan bioakumulasi,
kulit sangat efisien. khususnya di ekosistem air, diamati dengan baik. Mo-
bilitasnya di tanah bergantung pada kornposisi tanah;
Toksikologi Manusia keberadaan materi organik memudahkan adsorpsi zat
Efek toksik akut berbagai insektisida organoklorin pada kimia ini ke partikel tanah, sementara adsorpsinya buruk
manusia secara kualitatif serupa. Agen-agen ini meng- di tanah berpasir. Setelah diadsorpsi, materi tersebut tidak
ganggu inaktivasi kanal natrium pada membran yang akan mudah terlepas.
'Angka toksisitas: Kemungkinan dosis oral yang letal bagi manusia untuk golongan 3 = 500-5000 mgikg, golongan 4 = 50-500 mg/kg, dan golongan
5 = 5-50 mg/kg. (Lihat Gosselin et al, 1984.)
,ADl acceptab Ie daily intake (mg/kg/hari).
=
PENGANTAR TOKSIKOLOGI: OKUPASI & LINGKUNGAN I 973
Karena dampaknya pada lingkungan, penggunaan in- psikologis dalam durasi yang bervariasi, telah dikaitkan
sektisida organoklorin telah sangat dikurangi di Amerika dengan pajanan insektisida ini dalam kadar tinggi. Lebih
Utara dan Eropa. Namun, beberapa insektisida masih di- lanjut, terdapat beberapa indikasi mengenai hubungan
gunakan di negara tropis. antara aktivitas arilesterase yang rendah dan kompleks
gejala neurologis pada veteran Perang Teluk.
2. lnsektisida Organofosforus Selain inhibisi kolinesterase-dan tidak bergantung pa-
da inhibisi asetilkolinesterasi-beberapa agen ini mampu
Agen-agen ini, beberapa disajikan pada Tabel 57-3, di-
memfosforilasi enzim lain yang terdapat dalam jaringan
gunakan untuk memerangi berbagai macam hama. Agen
saraf, yakni esterase target neuropati. Hal ini menyebab-
ini merupakan pestisida yang bermanfaat ketika berkontak
kan terjadinya neurotoksisitas lambat yang ditandai dengan
langsung dengan serangga atau ketika digunakan sebagai
polineuropati, terkait dengan paralisis dan degenerasi akso-
obat sistemis tumbuhan; agen ini dimasukkan ke dalam
nal (organophosphorus ester-induced delayed polyneuropathy;
tumbuhan dan memunculkan efeknya pada serangga
OPIDP); ayam betina sangat sensitif terhadap sifat ini dan
yang memakan tanaman. Beberapa agen digunakan dalam
terbukti sangat berguna untuk mempelajari patogenesis
pengobatan manusia dan hewan sebagai antiparasitik
.lesi dan mengidentifikasi turunan organofosforus yang ber-
lokal atau sistemis (lihat Bab 7 dan 54). Senyawa ini di-
potensi neurotoksik. Pada manusia, neurotoksisitas pada
serap lewat kulit, saluran napas dan gastrointestinal. Bio-
penggunaan triortokresil fosfat (TOCP), suatu senyawa
transformasinya cepat, khususnya jika dibandingkan
organofosforus noninsektisidal, telah diamati dan diper-
dengan angka biotransformasi insektisida hidrokarbon
kirakan terjadi pada penggunaan insektisida diklorvos,
ttirklorinasi. Batas pajanan okupasional inhalasi manusia
triklorforu leptofos, metamidofos, mipafox, dan trikloro-
yang dianjurkan saat ini untuk 30 pestisida organofosfat
nat. Polineuropati biasanya dimulai dengan rasa terbakar
dikaji ulang oleh Storm dan para kolaborator pada tahun
dan kesemutary khususnya di kaki, disertai timbulnya
2000.
kelemahan motorik beberapa hari kemudian. Gangguan
sensorik dan motorik dapat meluas ke tungkai dan tangan.
Toksikologi Manusia
Gaya berjalan (galf) turut terkena dampaknya, dan dapat
Pada mamalia serta serangga, efek utama agen ini adalah timbul ataksia. Tidak ada terapi spesifik untuk bentuk
inhibisi asetilkolinesterase melalui fosforisasi situs estera- neurotoksisilas lambat ini.
tik. Tanda dan gejala khas intoksikasi akut ditimbulkan
oleh inhibisi enzim ini dan akumulasi asetilkolin; beberapa Toksikologi Lingkungan
agen juga memiliki aktivitas kolinergik langsung. Efek ini Insektisida organofosforus tidak dianggap sebagai pes-
dan terapinya dijabarkan pada Bab 7 dan 8 dalam buku tisida persisten karena relatif tidak stabil dan terpecah di
ini. Perubahan fungsi neurologis dan kognitif, serta gejala lingkungan. Sebagai suatu golongan, agen ini dianggap
berdampak kecil pada lingkungan meskipun memiliki efek
akut terhadap organisme.
Tabel 57-3. lnsektisida organofosforus.
3, Insektisida Karhamat
Senyawa ini (Tabel 57-4) menghambat asetilkolinesterase
0,005 melalui karbamoilasi situs esteratik. Oleh sebab itu, kar-
Chlorfenvinphos 0,002 bamat memiliki silat toksik terkait inhibisi enzim ini
Diazinon 0,002 seperti yang dijelaskan pada insektisida organofosforus.
Efek dan terapi zat ini dijabarkan pada Bab 7 dan8. Durasi
Dichlorvos 0.004
efek klinis akibat karbamat lebih singkat ketimbang du-
Dimethoate 0,01
rasi efek yang diamati pada senyawa organofosforus. Jarak
Fenitrothion 0,005 antar dosis yang menyebabkan intoksikasi minor dan
Leptophos yang menyebabkan kematian lebih besar pada karbamat
Malathion 0,02 ketimbang pada agen organofosforus. Reaktivasi spontan
kolinesterase tampak lebih cepat terjadi pascainhibisi kar-
Parathion 0,005
bamat. Meskipun pendekatan klinis terhadap keracunan
Parathion-methyl 0,02
karbamat serupa dengan pendekatan klinis untuk orga-
Trichlorfon 0,01 nofosfat, penggunaan pralidoksim tidak dianjurkan.
tAngka toksisitas: Kemungkinan dosis oral yang letal pada manusia Insektisida karbamat dianggap merupakan pestisida
untuk golongan 4 = 50-500 mE/kg, golongan 5 = 5-50 mgrkg, dan nonpersisten dan hanya sedikit berdampak terhadap
golongan 6 = < S mgfkg. (Lihat Gosselin et al, 1984.)
2ADl
= acceptable daily intake (mg/kg/hari). lingkungan.
974 I BABsT
.\-
1=\ i 11
!il_/" cl\Z\
0-cH2-cooH
I
o-cH3 GI
0 cH2 CoOH
t'-.,-Z\ I
lll
\-,, cl
I I
cHs cl
RotEnone 2,4.5-Trichlorophenoxyacetic acid (2,4,5'T)
H3C. .CH3 9
n /'\
X cool1-.,,,r-.'-6s-6H:cH2
t"\, A ll
I4*,
C:C HH
HaG
/\ H
Pyrcthrin I
?natemesis dan tinja berdarah). Akan tetapi, dalam bebe- perburuk lesi paru. Pasien memerlukan observasi jangka-
rapa hari te4adi toksisitas yang tertunda, disertai distres panjang karena fase proliferatif ini muntul 1-2 minggu
pernapasan dan timbulnya edema paru hemoragik ko- pascaingesti.
ngestif serta proliferasi selular yang luas. Terlihat juga
keterlibatan hati, ginjal, dan miokardium. Interval antara POLUTAN LINGKUNGAN
ingestinya dan kematian dapat mencapai beberapa minggu'
1 Terpol iklori naii
. Bifenil
Karena toksisitas paru yang lambat ini, pembersihan se-
gera parakuat dari saluran cerna harus dilakukan. Lavase Bifenil terpoliklorinasi (PCB, bifenil koplanar) telah
lambung, penggunaan katartik, dan penggunaan adsorben digunakan untuk berbagai tujuan sebagai cairan peng-
untuk mencegah absorpsi lebih lanjut telah dianjurkan; hantar panas dan dielektrik, plasticizer, pengembang
pascaabsorpsi, terapi hanya berhasil pada kurang dari poles (wax extender), dan pemadam api. Penggunaan dan
50% kasus. Oksigen harus digunakan secara hati-hati pembuatannya dalam bidang industri di AS dihentikan
untuk melawan dispnea atau sianosis karena dapat mem- pada tahun 1977. Sayangnya, senyawa ini tetap bertahan
975 I BABsT
di lingkungan. Produk PCB yang dahulu diperdagang- yang dihasilkan oleh aktivitas manusia. Seperti PCB, zat
kan sebenarnya merupakan campuran isomer PCB dan kimia ini sangat stabil dan lipofilik. Metabolismenya buruk
homolognya yang mengandung klonn 12-68%. Zat ki- dan sangat resisten terhadap degradasi lingkungan.
miawi ini sangal. stabil dan lipofilik, dimetabolisasi secara Pada binatang percobaan di laboratorium, TCDD
buruk, dan sangat resisten terhadap degradasi lingkungan; yang diberikan pada dosis yang sesuai menghasilkan
mereka terbioakumulasi dalam rantai makanan. Makanan berbagai macam efek toksik, termasuk sindrom pelisutan
merupakan sumtrer utama residu PCB pada manusia. (penurunan berat badan yang hebat clisertai penurunan
Pajanan serius terhadap PCB-yang bertahan selama massa otot dan jaringan adiposa), atrofi timus, perubahan
beberapa bulan-terjadi di ]epang pada tahun 1968 aki- epidermal, hepatotoksisitas, imunotoksisitas, efek terha-
bat kontaminasi minyak untuk memasak dengan media dap reproduksi dan perkembangary teratogenisitas, dan
penghantar yang mengandung PCB (penyakit yusho). karsinogenisitas. Untungnya, kebanyakan efek ini tidak
Terjadinya kemungkinan efek terhadap janin dan per- dijumpai pada manusia. Efek yang dijumpai pada pekerja'
kembangan anak dari perempuan yang keracunan PCB yang terlibat dalam pembuatan2,4,5-T (sehingga dianggap
telah dilaporkan. Saat ini diketahui bahwa minyak untuk terpaian TCDD) terutama terdiri atas dermatitis kontak
memasak yang terkontaminasi tidak hanya mengandung dan klorakne. Pada pasien yarlg mengalami intoksikasi
PCB tetapi juga dibenzofurans terpoliklorinasi (PCDF) TCDD berat, hanya timbul klorakne.
dan kuaterfenil terpoliklorinasi (PCQ). Akibatnya, efek- TCDD dalarn 2,4,5-T dipercaya berperan besar me-
efek merugikan yang awalnya diperkirakan timbul akibat nimbulkan toksisitas lain yang terkait dengan herbisida ini
PCB saat ini diduga terutama disebabkan oleh kontami- pada manusia. Terdapat beberapa temuan epidemiologis
nan lain. Pekerja yang terpajan oleh PCB di tempat kerja- yang menandakan adanya hubungan antara pajanan oku-
nya telah menunjukkan beberapa tanda klinis: masalah pasi terhadap herbisida fenoksi dan tingginya insidens
dermatologis (klorakne, folikulitis, eritema, kekeiingan, limfoma non-Hodgkin. Namury bukti hubungan antara
ruam, hiperkeratosis, hiperpigmentasi), beberapa kelainan peningkatan sarkoma jaringan lunak dan herbisida di-
hati, dan peningkatan kadar trigliserida plasma. anggap masih belum jelas. Di lain pihak, kontaminan
Efek PCB sendiri terhadap reproduksi dan perkem- TCDD dalam herbisida ini dapat berperan menimbulkan
bangan, serta efek karsinogeniknya, masih belum dipastikan sarkoma jaringan lunak.
pada manusia-baik pada pekerja maupun pada populasi
umum-meskipun beberapa orang telah terpajan PCB 2. Pengganggu Endakrin
dalam kadar yang sangat tinggi. Beberapa efek simpang Efek bahaya potensial beberapa zat kimia di iing-
terhadap perilaku anak berusia G1 tahun telah dilapor- kungan cukup mendapat sorotan karena sifatnya yang
kan terjadi, tetapi efeknya tidak serupa satu sama lain. menyerupai estrogen atau antiandrogenik. Senyawa yang
Hubungan antara pajanan PCB pranatal dan penurunan memengaruhi fungsi tiroid juga menjadi persoalan. Sejak
fungsi intelektual anak digambarkan terjadi pada anak tahun 1998, proses prioritisasi, skrining, dan pengujian zat
yang lahir dari ibu yang banyak memakan ikan yang kimia untuk memeriksa sifat tersebut telah berkembang di
terkontaminasi. Banyaknya bukti yang didapat dari pene- seluruh dunia. Zat kimia ini menyerupai, meningkatkary
litian pada manusia menyatakan bahwa PCB hanya se- atau menghambat efek hormon. Zat kimia ini meliputi
dikit berbahaya bagi kesehatan manusia, kecuali pada si- beberapa konsLituen tanaman (fitoestrogen) dan beberapa
tuasi ketika makanan terkontaminasi oleh kongener PCB mikoestrogen serta zat kimia dalam industri, khususnya
berkadar tinggi. agen organoklorin persisten, seperti DDT dan PCB. Bebe-
Dibervo-p-dioksin terpoliklorinasi (PCDD) atau rapa pemadam api terbrominasi saat ini sedang diselidiki.
dioksin telah disebutkan sebelurnnya sebagai kelompok kemungkinannya sebagai pengganggu endokrin. Ter-
kongener yang anggota terpentingnya adalah 2,3,7,V dapat kekhawatiran karena meningkatnya kontaminasi
tetraklorodibenzo-p-dioksin (TCDD). Selain itu, terdapat zat-zat tersebut di lingkungan, adanya bioakumulasi,
kelompok senyawa seperti-dioksin yang lebih besar, me- dan potensi toksisitasnya. Analisis in vitro sendiri tidak
liputi beberapa dibenzofurans terpoliklorinasi (PCDF) dapat diandalkan untuk tujuan pengaturannya sehingga
dan bifenil koplanar. Sementara PCB dahulu digunakan penelitian terhadap binatang sangat penting dilakukan.
secara komersial, PCDD dan PCDF merupakan produk Terjadinya modifikasi respons endokrin pada beberapa
samping yang tidak diinginkan, yang dijurnpai di lingku- reptil dan invertebrata laut telah dijumpai. Namun, pada
ngan sebagai kontaminan akibat proses pembakaran yang manusia, hubungan kausal antara pajanan agen lingkungan
tidak sempurna. Konbarninasi PCDD dan PCDF terhadap spesifik dan efek simpang terhadap kesehatan akibat mo'
lingkungan global dianggap mewakili masalah rnodern dulasi endokrin belum dipastikan.
PENGANTAR TOKSIKOLOGI: OKUPASI & LINGKUNGAN I 977
REFERENSI Silberhorn EM, Glauert HP, Robertson LW: Carcinogenicity of
polyhalogenated biphenyls: PCBs and PPBs. CRC Crit Rev
Polusi Udara Toxicol 1990;20:440.
Bumett RT et al: Effects of low ambient levels of ozone and Pestisida & Herbisida
sulfate's on the fi'equency of repiratory admissions to Ontario Ecobichon DJ: Our changing perspectives on benefits and
hospitals. Environ Res 1994;65:172. risks of pesticides: A historical overview. Neurotoxicology
Folinsbee LJ: Human health effects of air pollution. Environ Health 2000;21,:211,.
Perspect 1993;100:45. Ecobichon DJ, Joy RM (editor): Pesticidts and New.ologicnl Diseases,
Raub JA et al: Carbon monoxide poisoning-a putrlic health 2"red. CRC,1994.
perspective. Toxicology 2000 ;L45:L. Haley RW et al: Association of low PON1 type Q (type A)
arylesterase aclivity with neurologic symptom complexes in
Toksikologi Okupasi
Gulf War ve terals. Toxicol Appl Pharmac al 7999;1,57 :227 .
House RA, Liss GM, Wills MC: Peripheral sensory neuropathy Jorgenson JL: Aldrin and dieldrin: A review of research on
associated with 1,1,1-trichlorethane. Arch Environ Health their producfion, environmental deposition and fate, bio-
1994;51,:196. accumulation, toxicology, and epidemiology in the United
Klaassen CD (editor): Casarett nnd DotLll's Toxicology, 6,h ed. States. Environ Health Perspect 2001;109(Suppl 1):113.
McGraw-Hill, 2001. Krieger N et al: Breast cancer and serum organochlorines: A
Mundt KA, Birk T, Burch MT: Critical review of the epidemio- prospective study among white, black and Asian women. J
logical literature on occupational exposure to perchloroethy- Natl Cancer Inst 1994;86:589.
lene and cancer. int Arch Occup Environ }J:ealil:.2003;76:472. Lotti M, Moretto A: Organophosphate-induced delayed poly-
Ukai H et a-1: Occupational exposure to solvent mixtures: Effects on neuropathy. Toxicol Rev 2005;24:37.
heaith and metabolism. Occup Environ Health 1994;51:523. Machemer LD, Pickel M: Carbamate insecticides. Toxicology
1994;91,:29.
Toksikologi dan Ekotoksikologi Lingkungan MacMahon B: Pesticide residues and breast cancer? J Natl Cancer
Inst1994;86:572.
Birnbaum LS, Staska DF: Brominated flame retar.dants: Cause for Morrison HI et aI: Herbicides and carrcer. J Natl Cancer Inst
concem? Environ Health Perspect 2O04;112:9. 1.992;84:1,866.
Crisp TM et a-1: Environmental endocrine disruption: An effects
assessment and analysis. Environ Health Persp 1998;106(Suppl .Ray DE, Fry JR: A reassessment of the neurotoxicity of pyrethroid
insechicides. Pharmacol Ther 2006;17L:774.
1):11. Sabapathy NN: Quaternary ammonium compoulds. Toxicology
Daston GP, Cook JC, Kavlock RJ: Uncertainties for endocrine 1994;97:93.
drsrupters: Our view on progress. Toxicol Sci 2003;74:245. Soderlurrd DM et al: Mechanisms of pyretJrrold neurotoxicity:
Degen GH, Bolt HM: Endocrine disruptors: Update on xeno- lmplications for cumulative risk assessment. Toxicology
estrogens. Int Arch Occup Environ Health 2000;73:433. 2002;171:3.
Geusau A et al: Severe 2,3,7 ,9-tetrachlorodibenzo-p-dioxin (TCDD) Sieenland K et al: Chronic neurological sequelae to organophos-
intoxication: Clinical and laboratory effects. Environ Health phate pesticide poisoning. Am j Public ts1ea1th1994;84:731.
Persp 2001;1 09:8b5. Storm JE, Rozman KI(, Doull J: Occupational exposure limits for 30
Hamm JI, Chen CY, Bimbaum l,S: A mixh-rre of dioxin, furans, organophosphate pesticides based on inhibition of red blood
and non-ortho PCBs based upon consensus toxic equivalency ccll acetylcholinesterase. Toxicology 2000;150:1.
factors produces dioxin-like reproductive ef{ects. Toxicol Sci ZhengT et al: DDE and DDT in breast adipose tissue and risk of
2003;74:182. female breast cancer. Am J Epidemiol 1999;150:453.
Jacobson JL, Jacobson SW: Associationof prenatal exposure to
an environmental contaminant with intellectual function in Toksikologi Klinis
childhood. J Toxicol Clin Toxicol 2002;40:467. Buckley A et al: Hyperbaric oxygen for carbon monoxide poi-
Kimbrough RD: Polychiorinated biphenyls (PCBs) and human soning: A systematic review and critical arralysis of the
health: An upclate. CRC Crii Rev Toxicol 7995;25:1,33. evidence. Toxicol Rev 2005;24:75.
Lavin AL, Jacobson OF, DeSesso JM: An assessment of the car- Ellenhorn MJ: Ellenhorn's Medicnl Toxicology, 2'd ed. Lippincott
cinogenic potential of trichioroethylene in humans. Human Williams & Wilkins, 1997.
Ecol Risk Assess 2000;6:575. Gosselin RE, Smith RP, Hodge HC: Clinical Toxicology of Cotftlnercial
Lvesque B et al: Cancer risk associated with household exposure Products,5'h ed. Williams & Wilkins, 1984.
to chloroform. J Toxicol Environ Health A 2002;65:489. Kao iW, Nanagas KA: Carbon monoxide poisoning. Emerg Med
Safe SH: Endocrine disruptors and human heaith-is there a Chn North Am 2004;22:985.
problem? An update. Environ Health Persp 2000;108:487. Olson KR et al (editor); Poisortirtg t Dng Orerdose,5'h ed. McGraw-
Schecter A: Dioxitts and Health. Plenum, 1994. Hill,2006.
Michael J.Kosnett, MD, MpH
Beberapa logarn seperti besi rnen-riliki arti penting dalam bermanfaat bagi tubuh manusia. Pada organ target yang
kehidupan, sementara logam lainnya seperti timbai ter- penting seperti sistem saraf pusat yang sedang berkem-
dapat pada semua organisme tapi tidak memiliki manfaat bang, belum ditetapkan batas aman pajanan timbal.
biologik yang bermakna. Jika dirunut-runut, beberapa
dari penyakit tertura yang diderita oleh manusia ternyata Farmakokinetik
disebabkan oleh keracunan logam berat yang terjadi di Timbal anorganik diserap secara perlahan tetapi konsisten
pertambangan logam, pemurnian (re.ftning), dar-r penggu- melalui saluran napas dan cerna. Timbal anorganik diserap
naaru1ya. Bahkan, dengan diketahuinya berbagai macam dengan buruk melalui kulit, tapi senyawa timbal organik,
bahaya yang ditimbulkan oieh logam berat saat ini, in- misalnya bensin antiknock bertimbal, diserap dengan baik
siderr intoksikasinya tetaplah bermakna dan kebutuhan melalui jalur ini. Penyerapan debu timbal melalui saluran
akan tindak Frencegahan dan terapi efektif tetaplah tinggi. napas merupakan penyebab tersering keracunan dalam
Bila terjadi intoksikasi, dapat digunakan molekul kelator industri. Saluran cerna merupakan jaiur utama masuknya
(d.ari cheln, "cakar") atau prnduk biotransformasi in vivo- timbal pada pajanan di luar industri (Tabel 58-1). Besarnya
nya unfurk mengikat logam dan rnemfasilitasi ekskresinya penyerapan melalui saluran cerna bervariasi menurut
dari tubuh. Obat kelator dibahas dalam bagian dua bab sifat senyawa timbal, tapi pada umumnya, orang dewasa
ini. menyerap sekitar 10-15% timbal yang diingesti, sementara
anak usia muda menyerap hingga 50%. Rendahnya kal-
)rttii::iil::ir;ir,*S*!ltr:;]]'lii:,i.1i,il,i*t,i::t:i.,:ti.t:rl,:.r:r',;:.,::tl::i];,trt:i,1.:,i,$Jz:;'j1lii*Ikti'liiillii* siurn dalam diet, defisiensi besi, dan ingesti timbal pada
ili: TOKSIKOLOGI I-OGAM BERAr keadaan lambung kosong dapat meningkatkan penyerap-
an timbal.
Setelah diserap dari saluran napas atau cema, timbal
TIRNtsAL
terikat pada eritrosit dan awalnya terdistribusi secara
Keracunan timbal n'rerupakan salah satu perrvakit akibat luas di jaringan lunak seperti sulnsum tulang, otak, ginjal,
kerja dan lingkungan yang paling tua di seiurul.r dunia. hati, otot, dan gonad; kemudian ke permukaan subperios-
Meskipun Lrahayanya telah cliketahui, timbal tetap banyak teum tulang; lalu ke matriks tulang. Timbal juga melintasi
digunakan dalam perdagangan, terinasuk clalam produksi plasenta sehingga berpotensi membahayakan janin. Ki-
aki, aioi logam, solder, kaca, plastik dan keramik. Paparan netik pembersihan timbai dari hrbuh mengkuLi model
tirnbal pada lingkungan, yang terjadi di mar-ra-mana ka- rnultikompartemen, sebagian besar terdiri atas darah dan
rena distribusi antropogenik timbal dalam udara, air, dan jaringan lunak, dengan waktu-paruir sekitar 1-2 bulan; dan
makanan, telah sangat menurun clalam 3 dekade terakhir tulang rangka, dengan waktu-paruh mencapai beberapa
akibat menurunnya penggunaan timbal dalarn bensin dan tahun hingga beberapa dekade. Sekitar 70% timbal yang
penggunaan lainnya. Meskipun parameter kesehatan ma- dieliminasi terdapat dalam urine, dan sisanya yang lebih
syarakat ini, bersama dengan perbaikan kondisi tempat kecil diekskresi rnelalui empedu, kulit, rambut, kuku, ke-
kerja, telah menurunkan insiden keracunan lirnbal berat ringat, dan air susu dari payudara. Fraksi timbal yang tidak
secara llyata, tetap terdapat kekhawatiran yang cukup segera diekskresi, yaihr sekitar separuh dari tirnbal yang
nyata mengenai pajanan timbal kadar-rendah. Terdapat diserap, dapat tergabung ke dalam tulang rangka; 90%
banyak bukti yang menunjukkar-r bahr.va tjmbal tnemiliki tin'rbal dalam tubuh sebagian besar orang dewasa tersim-
eiek simpang subklinis sainar terhadap fungsi neuro- pan dalam tulang rangka. Pada pasien dengan kandung-
kognitif dan tekanan darah prada kadar limbal darah yang an timbal dalarn tubuh yang tinggi, pelepasan timbal dari
dahulu dianggap "norrnal" atau "aman". Tirnbal tidak tulang rangka secara larnbat dapat meningkatkan kadar
978
INTOKSIKASI LOGAM BERAT & KELATOR I 979
timbal darah selama beberapa tahun setelah pajanan ber- fungsi enzimatik; gangguan terhadap efek kation esen-
henti; secara keadaan peremajaan (h'rmoaer) tulang yang sial, khususnya kalsium, besi, dan seng; gangguan status
tinggi dan patologik, seperti pada hipertiroidisme atau redoks selular, dan pengubahan struktur membran dan
imobilisasi berkepanjangan, menyebabkan terjadinya intok- reseptor sel.
sikasi timbal yang nyata. Kandungan timbal dalam tulang
A. Srsreru Snnnp
telah dihitung menggunakan fluoresensi sinar-x noninvasif,
satu teknik yang memberikan pengukuran terbaik untuk Sistem saraf pusat janin dan anak usia muda yang masih
penyerapan timbal kumulatif jangka-panjang. berkembang menjadi organ target yang paling sensibif
terhadap efek toksik timbal. Penelitian epidemiologik me-
Farmakodinamik nunjukkan bahwa kadar timbal darah yang kurang dari 5
Timbal memiliki efek toksik multisistemik yang diper- mcg/dL dapat menyebabkan timbulnya defisit subklinis
antarai oleh berbagai macam cara kerja, termasuk inhibisi fungsi neurokognitif pada anak usia muda yang terpajan
980 / BAB s8
timbal, tanpa ada batasan yang jelas rnengenai berapa menyebabkan timbulnya fibrosis interstisial dan nefroskle-
kadar yang tidak akan menimbulkan efek. Ketajaman rosis ginjal. Nefropati timbal mungkin memiiiki periode
pendengaranjuga dapat berkurang. Orang dewasa kurang laten selama beberapa tahun. Timbal dapat mengganggu
sensitif terhadap efek timbal pada SSp, tapi kadar timbal ekskresi asam urat oleh ginjal, menyebabkan berulang-
darah 'yang melebihi 30 mcg/ dL dapat secara perlahan nya serangan artritis gout " saturnine gout" . pajanan timbal
menimbulkan efek perilaku dan neurokognitif sehingga akut dosis-tinggi kadang menyebabkan azotemta selintas,
timbul gejala dan tanda seperti iritabilitas, kelelahan, kemungkinan akibat vasokonstriksi intraginjal.
penurunan libido, anoreksia, gangguan tidur, gangguan
koordinasi visual-motorik, dan menurunnya waktu reaksi. D. Oncnn RepRoouxsr
Nyeri kepala, artralgla, dan mialgia juga sering dikeluhkan. Pajanan timbal dosis-tinggi merupakan faktor risiko
Tremor dapat timbul tapi lebih jarang. Ensefalopati tim- terjadinya iahir mati atau aborsi spontan yang telah
bal, biasanya ditimbulkan oleh kadar timbal daral-r di atas diketahui. Penelitian epidemiologik mengenai clampak
100 mcg/dl, sering disertai dengan peningkatan tekanan pajanan timbal kadar,rendah terhadap hasil akl-rir re-
intrakranial dan dapat menimbulkan ataksia, stupor, koma, produksi seperti berat badan lahir rendah, pelahiran
konvulsi, dan kematian. Penelitian terbaru memperlihat- praterm, atau aborsi spontan menunjukkan berbagai
kan bahwa timbal dapat mempercepat penurunan fungsi macam hasil. Namun, penelitian kasus-kontrol nested
kognitif terkait usia pada orang dewasa tua. Terdapat va- yang dirancang dengan baik akhir-akhir ini mendeteksi
riasi antarindividu yang luas mengenai besarnya pajanan odds ratio untuk aborsi spontan sekitar 1,8 (gS"/" CI 1,1-
timbal yang diperlukan untuk menimbulkan tanda clan 3,1) untuk tiap peningkatan kadar timbal dalam darah
gejala terkait pajanan timbal. ibu sebesar 5 mcg/dl dalam kisran 5-20 mcg/dL.
' Neuropati perifer dapat timbul pascapajanan timbal Pada laki-laki, kadar timbal darah di atas 40 mcg/ dL
kronik dosis-tinggi, biasanya terjadi pada kadar timbal rnenyebabkan penurunan atau abnormalitas produksi
darah di atas 100 mcg/ dL selama berbulan-bulan hingga sperma.
bertahun-tahun. Neuropati, terutama motorik, dapat mun-
E. Snlunnru Cenrun
cul secara klinis disertai kelemahan ekstensor tanpa nyeri,
Keracunan timbal moderat dapat menyebabkan hilang-
khususnya eksfremitas atas, sehingga menimbulk an utrist-
nya nafsu makan, konstipasi, dan, yang lebih jarang, diare.
drop klasik. Tanda praklinis disfungsi saraf perifer akibat
Pada dosis yang tinggi, dapat terjadi serangan nyeri kolik
timbal dapat dideteksi melalui uji elektrodiagnostik.
abdomen berat ("kolik tirnbal") yang berulang. Mekanis-
B. Drnex me kolik timbal tidak jelas tapi dipercaya rnelibatkan kon-
Timbal dapat menginduksi anemia yang dapat bersifat traksi spasmodik otot polos dinding usus. Pada individu
normositik atau mikrositik dan hipokromik. Timbal meng- yang rnendapat pajanan timbal berat dan memiliki higiene
ganggu sintesis heme dengan menyekat penggabungan gigi yang buruk, reaksi timbal dalam sirkulasi dengan
besi ke dalam protoporfirin IX dan dengan menghambat ion sulfur yang dilepaskan oleh kerja mikroba dapat me-
fungsi enzim pada jalur sintesis heme, termasuk asam nyebabkan timbulnya tirnbunan timbal sulfida berwarna
aminolevulinat dehidratase dan ferokelatase. Dalam 2-8 gelap pada batas gusi (" gingianl lead lines"). Meskipun dulu
minggu setelah peningkatan kadar timbal dalam darah sering disebut sebagai petunjuk diagnostik, gingianl lead
(umumnya hingga 30-50 m cg/ dL atau lebih besar), pening- Iines saat ini relatif sudah jarang menjadi tanda adanl'a
katan prekursor heme, khususnya protoporfirin eritrosit pajanan timbal.
bebas atau kelat sengnya, yakni protoporfirin seng, dapat
F. Stsreu Knnorovnsrulnh
terdeteksi pada pemeriksaan darah utuh. Timbal juga
menyebabkan anemia dengan meningkatkan kerapuhan Data mekanistik epidemiologik, eksperimental, dan in
membran eritrosit dan mempersingkat usia hidup sel vitro menunjukkan bahwa pajanan timbal menir-rgkatkan
darah merah. Hemolisis murni dapat terjadi pada pajanan tekanan darah pada penderita yang rentan. Pada popu-
tinggi. Adanya bintik basofilik (basophilic stippling) pada lasi yang terpajan timbal dari lingkungan atau pekerjaan,
apus darah tepi, yang dipikirkan terjadi akibat inhibisi kadar timbal darahnya terkait dengan peningkatan tekanan
enzim 3lS'-pirimidin nukleotidase oleh timbal, kadang darah sistolik dan diastolik. Penelitian pada kaum laki-laki
memberi petunjuk diagnostik-meskipun tidak sensitif serta perempuan dalam usia pertengahan dan lanjut usia
dan nonspesifik menunjukkan bahwa pajanan timbal dalam kadar-rendah
- adanya intoksikasi timbal.
pada populasi umum merupakan faktor risiko independer-r
C. Grnrlrl terjadinya hipertensi. Timbal juga dapat rneningkatkan
Pajanan timbal kronik dosis-tinggi, yang biasanya dikait- tekanan darah pada binatang percobaan. Efek ini mungkin
kan dengan kadar timbal .dalam darah lebih dari 80 mcg/ disebabkan oleh interaksinya dengan kontraksi otot polos
dL selama beberhpa bulan hingga beberapa tahun, dapat pembuluh darah berperantara-kalsium.
INTOK5IKASI LOGAM BERAT & KELATOR I 981
Bentuk Utama lntoksikasi Timbal kumulatif jangka-panjang, dan hubungannya dengan ber-
A. Krnncuunr,r TrMenr Aruoncmrrx (Taerl 58-1) bagai gangguan terkait-timbal menjadi subjek berbagai
penelitian yang masih terus dilakukan. Pengukuran eks-
1. Akut-Saat ini, jarang timbul keracunan timbal anor- kresi timbal dalam urine setelah pemberian agen penge-
ganik akut. Keracunah ini biasanya disebabkan oleh in- lasi dosis tunggal (kadang disebut "uji tantangan kelasi")
halasi sejumlah besar asap timbal oksida industri atau, terutama menggambarkan kandungan timbal dalam ja-
pada anak kecil, akibat ingesti oral timbal dosis besar yang ringan lunak dan mungkin bukan'merupakan penanda
terkandung dalam cat berbahan dasar timbai atau makan- adanya pajanan timbal jangka-panjang, pajanan yang su-
an atau minuman yang terkontaminasi. dah sangat lama, atau kandungan timbal dalam tulang
Mula timbulnya gejala berat biasanya terjadi setelah rangka yang dapat dipercaya.
pajanan berulang selama beberapa hari atau minggu dan
bermanifestasi sebagai tanda serta gejala ensefalopati atau B. KrnncuuN ORGANoTTMBAL
kolik. Tanda-tanda anemia hemolitik (atau anemia dengan Keracunan senyawa organotimbal sekarang sangat jarang
bintik basofilik jika pajanannya subakut) serta peningkatan ditemui, sebagian besar karena tidak lagi dipakainya
aminotransferase hati dapat terjadi. Diagnosis keracunan timbal tetraetil dan tetrametil sebagai zat aditif antiknock
timbal anorganik akut mungkin sulit ditegakkary dan ber- bensin di seluruh dunia. Namury senyawa organotimbal
gantung pada gejala yang muncul, penyakit ini dapat keliru seperti timbal stearat atau timbal naftenat masih diguna-
didiagnosis sebagai apendisitis, ulkus peptik, pankreatitis, kan dalam beberapa proses komersial tertenfu. Karena
atau meningitis infeksius. Manifestasi subakuhrya, meliputi volatilitas atau kelarutannya dalam lemak, senyawa orga-
nyeri kepala, kelelahan, kram abdomen intermiten, mial- notimbal cenderung diserap dengan baik melalui saluran
gia, dan artralgia, sering kali keliru dianggap sebagai pe- napas atau kulit. Senyawa organotimbal memiliki target
nyakit virus mirip-flu sehingga penderitanya fidak mencari utama sistem saraf pusat, memunculkan efek bergan-
pertolongan medis. Bila baru saja terjadi ingesti potongan tung-dosis yang meliputi defi.sit neurokognitif, insomnia,
cat, glasir, atau pemberat yang mengandung timbal, dapat delirium, halusinasi, tremor, kejang, dan kematjan.
terlihat radiopasitas pada radiografi abdomen.
2. Kronik-Penderita intoksikasi timbal kronik biasanya
Terapi
memperlihatkan berbagai manifestasi multisistem, lerma- A. KrnncurunN TTMBAL AuoRcnulx
suk keluhan konstitusional anoreksia, kelemahan, dan ma- Terapi keracunan timbal anorganik melibatkan penghen-
laisei keluhan neurologik, termasuk nyeri kepala, kesulitan tian pajanan segera, asuhan suportif, dan penggunaan
berkonsenlrasi, iritabilitas atau mood depresif; kelelahan, terapi kelasi dengan hatihati. (Kelasi dibahas lebih lanjut
artralgia atau mialgia; dan gejala saluran cerna. Kecuriga- dalam bab ini.) Ensefalopati timbal . merupakan suatu
an kuat akan adanya keracunan timbal harus dipikirkan kegawatdaruratan medis yang memerlukan asuhan su-
pada Liap penderita yang menunjukkan gejala nyeri ke- portif intensif. Edema otak dapat membaik dengan korti-
pala, nyeri abdomery dan anemia; adanya gejala neuropati kosteroid dan manitol, dan diperlukan antikonvulsan
motorik, gout, dan insufisiensi ginjal juga harus turut di- untuk mengatasi kejang. Radiopasitas pada radiograf
curigai. Intoksikasi timbal kronik harus dipertimbangkan abdomen memberi petunjuk adanya benda bertimbal,
pada tiap anak dengan gejala defisit neurokognitif, retar yang memerlukan dekontaminasi gastrointestinal. Aliran
dasi pertumbuhan, atau keterlambatan perkembangan. urine yang adekuat harus dipertahankan, tapi hidrasi
Diagnosis paling baik ditegakkan melalui pengukuran berlebihan haruslah dihindari. Edetat kalsium dinatrium
timbal dalam darah utuh. Meskipun uji ini menggambar- (CaNaTEDTA) intravena diberikan pada dosis sebesar
kan timbal yang sedang bersirkulasi dalam darah dan 1000-1500 mg/m2/hari (sekitar 30-50 mg/kglhari) dengan
jaringan lunak serta bukan merupakan penanda yang infus kontinu hingga 5 hari. Beberapa klinisi menganjur-
terpercaya untuk menunjukkan pajanan timbal terkini kan terapi kelasi untuk ensefalopati timbal dimulai dengan
atau kumulatif, kebanyakan pasien dengan penyakit penyuntikan dimerkaprol intramuskular, diikuti dengan
yang disebabkan oleh timbal akan memiiiki kadar timbal pemberian dimerkaprol danEDTA 4 jam kemudian. Kelasi
darah di atas normal. Rerata kadar timbal darah dasar di parenteral dibatasi hingga 5 hari atau kurang; pada waktu
Amerika Utara dan Eropa telah menurun cukup drastis ini, dapat diberikan terapi oral dengan kelator lain yakni
beberapa dekade terakhir ini, dan rerata geometrik kadar suksimer. Pada intoksikasi timbal simtomatik tanpa diser-
timbal darah di Amerika Serikat pada tahun 2W1'-2W2 tai ensefalopati, terapi kadang dimulai dengan suksimer'
diperkirakan sebesar 1.,45 mcg/ dL. Meskipun terutama Hasil akhir kelasi biasanya berupa hilangnya gejala atau
merupakan alat penelitian, kadar timbal dalam tulang kembalinya kadar timbal darah ke rentang Pramor-
yang dinilai meialui pengukuran dengan fluoresensi bid. Pada pasien yang mendapat pajanan timbal kronik,
sinar-x K noninvasif telah dikaitkan dengan pajanan timbal penghentian kelasi mungkin diikuti oleh peningkatan
982 / BAB s8
kembali (upward rebound) kadar timbal darah karena timbal digunakan pada paruh pertama abad ke-20 sampai di-
mengalami reekuilibrasi dari cadangan timbal dalam gantikan oleh penisilin dan agen lainnya yang lebih efektif
tulang. dan kurang toksik.
Meskipr.in sebagian besar klinisi mendukung kelasi pada Organoarsenikal lainnya, terutama lewisit (dikloro[2-
pasien'simtomatik dengan peningkatan kadar timbal darah, klorovinil]arsin), dikembangkan pada awal abad ke-20
keputusan untuk mengelasi penderita yang asimtomatik sebagai agen perang kimiawi. Arsenik trioksida diperke-
lebih diperdebatkan. Sejak 1991, the Centers for Disease Con- nalkan kembali dalam the United States Pharmacopeia
trol and Prevention telah merekomendasikan kelasi untuk pada tahun 2000 sebagai obat yang tidak dipasarkan secara
semua anak dengan kadar timbal darah sebesar 45 mcg/ dL luas (orphan drug) untuk digunakan terbatas pada terapi
atau lebih besar. Namury uji klinis teracak terkontrol-plasebo leukemia promielositik akut yang relaps dan semakin
tersamar-ganda terhadap suksimer pada anak dengan ka- banyak digunakan pada protokol terapi kanker eksperi-
dar timbal darah di antara?5 mcg/ dL dan 44 mcg/dl me- mental (lihat Bab 55). Melarsoprol, arsenikal trivalen lain-
nunjukkan bahwa obat ini tidak bermanfaat pada fungsi nya, digunakan dalam terapi tripanosomiasis Afrika tahap
neurokognitif atau penurunan timbal darah jangka-panjang. lanjut (lihat Bab 53).
Penggunaan agen kelasi sebagai profilaksis di tempat kerja
tidak dapat menjadi pengganti upaya penurunan atau pen- Farmakokinetik
cegahan pajanan berlebihan.
Senyawa arsenik mudah-larut. diserap dengan baik me-
B. KenncurnN TTMBAL Oncrrurr lalui saluran napas dan cerna (Tabel 58-1). Penyerapan
Terapi inisial terdiri atas dekontaminasi kulit dan pen- perkutaneus terbatas tapi dapat memiliki arti klinis yang
.cegahan pajanan lebih lanjut. Terapi kejang memerlukan bermakna pascapajanan berat terhadap reagen arsenik
penggunaan antikonvulsan yang tepat. Kelasi empirik terkonsentrasi. Kebanyakan arsenik anorganik yang ter-
dapat dicoba jika kadar timbal dalam darah tinggi. serap mengalami metilasi, terutama di hati, menjadi asam
monometilarsonat dan asam dimetilarsinat, yang dieks-
ARSENIK kresi dalam urine bersama dengan arsenik anorganik resi-
dual. Bila penyerapan harian kronik arsenik anorganik
Arsenik merupakan unsur yang terdapat secara alamiah
mudah-larut kurang dari 1000 mcg, sekitar dua pertiga dari
dalam kerak bumi dan sudah sejak lama digunakan se-
dosis yang diserap diekskresi dalam urine. Pascaingesti
bagai konstituen produk komersial dan industri, sebagai
masif, waktu-paruh eliminasinya diperpanjang. Inhalasi
komponen obat, dan sebagai agen untuk meracun. Baru-
senyawa arsenik dengan kelarutan yang rendah meng-
baru ini, arsenik juga digunakan dalam berbagai bidang
hasilkan retensi berkepanjangan dalam paru dan mungkin
komersial, seperti dalam pembuatan semikonduktor, tidak tercermin pada ekskresi arsenat dalam urine. Arse-
pengawet kayu dalam bidang industri (misalnya, tiang
nik berikatan dengan gugus sulfhidril yang terdapat pada
layar atau tiang kabel telepon), aloi nonferosus, kaca, jaringan keratin, sehingga setelah pajanan dihentikan, ka-
gel insektisida untuk umpan semut, dan obat dalam dar arsenik rambut, kuku, dan kulit dapat tetap tinggi
kedokteran hewan. Di beberapa daerah di dunia, air tanah
meskipun nilainya dalam urine telah kembali normal.
dapat mengandung arsenik dalam kadar tinggi yang telah
Namun, arsenik yang terdapat dalam rambut dan kuku
luluh dari kandungan mineral alamiah. Arsenik dalam air
akibat penumpukan ekstemal mungkin tidak dapat di-
minum di delta sungai Gangga di India dan Bangladesh
bedakan dari penumpukan akibat penyerapan internal.
saat ini diketahui sebagai salah satu masalah kesehatan
lingkungan yang paling mengkhawatirkan di dunia.
Farmakodinamik
Arsiry suatu gas hidrida dengan efek hemolitik yang po-
ten, terutama diproduksi untuk digunakan dalam industri Senyawa arsenik dianggap memunculkan efek toksiknya
semikonduktor tapi juga dapat dihasilkan secara tidak melalui beberapa mekanisme kerja. Gangguan fungsi
sengaja ketika bijih yang mengandung arsenik berkontak enzim dapat terjadi akibat ikatan gugus sulfhidril oleh
dengan larutan asam. arsenik trivalen atau akibat substitusi oleh fosfat. Arsenik
Menarik untuk disimak bahwa larutan Fowler, yang anorganik atau metabolitnya dapat memicu stres oksidatif,
mengandung kalium arsenit 1%, digunakan secara luas mengubah ekspresi gen, dan mengganggu transduksi
sebagai obat untuk berbagai macam penyakit dari abad sinyal sel. Meskipun menurut dasar molar arsenik trivalen
ke-18 sampai pertengahan abad ke-20. Arsenik organik anorganik (As3*, arsenit) umumnya dua sampai sepuluh
merupakan antibiotikn farmaseutika pertama dan banyak kali secara akut lebih toksik daripada arsenik pentavalen
anorganik (Ass*, arsenat), diketahui terjadi interkonversi in
*"Peluru aiaib" Paul Ehrlich pada sifilis (arsfenarnin; Salvarsan) merupakan vivo, dan telah timbul toksisitas arsenik spektrum penuh
suatu arsenikal. pascapajanan kedua bentuk arsenik tersebut. Penelitian
INTOKSIKASI LOGAM BERAT & KELATOR I 983
terbaru menunjukkan bahwa bentuk trivalen metabolit kecuali pada pasien anurik, kadar arsenik daiam darah
yang termetilasi (misalnya, asam monometilarsonosa tidak boleh digunakan unfuk lujuan diagnostik.'Ierapin-ya
[MMAIil) mungkin bersifat lebih toksik daripada senya- didasarkan pada dekontaminasi usus yang tepa! asuhan
wa induk anorganiknya. Gas arsin dioksidasi in vivo dan suportif intensif, dan kelasi segera dengan ur"dtiol, 3-5
memunctrlkan efek hemolitik kuat yang terkait dengan m9/kg intravena tiap 4-6 jam, atau dimerkaproi, 3-5 mg/
perubahan aliran ion di sepanjang membran eritrosit; kg intramuskular tiap 4-6 jam. Pada peneiiLian binatang,
namun/ gas arsin juga mengganggu pernapasan selular di efektivitas kelasi paling tinggi jika diberikan dalam hi-
jaringan lain. Arsenik dikenal sebagai karsinogen manusia tungar"r menit hingga jam pascapajanan arsenik; karena
dan terkait dengan kanker paru, kulit, dan kandung kemih. itu, jika kecurigaan diagnostik tinggi, terapi tidak boleh
Organisme laut dapat mengandung sejumlah besar orga- ditunda untuk beberapa hari hingga rninggu yarrg sering
noarsenik trimetilasi yang diserap ciengan baik-yaitu kali diperlukan untuk memperoleh konJirmasi laboratorik.
arsenobetaine-dan berbagai macam aula arsenik. Arse- Suksimer juga telah terbukti efektif pada perrelitian bina-
nobetain belum pernah dilaporkan men'riliki efek toksik tang dan memiliki indeks terapeutik yang iebih tinggi
bila diingesti oleh mamalia dan diekskresi dalam urine claripada dimerkaprol. Namun, karena hanya tersedia se-
tanpa mengalami perubahan; sebagian aula arsenik di- bagai obat oral di Amerika Serikat, penggunaan suksimer
metabolisasi menjadi asam dimetilarsinat. mungkin tidak disarankan pada terapi awal keracunan
arsenik akut, karena gashoenteritis berat dan edema
Bentuk Utama lntoksikasi Arsenik splangnik dapat membatasi penyerapan melalui jalur ini.
A. KenncunnN ARsENTK Auoncnux Arur B. Krnncunnn ARserur Aluoncnrurx Knorurx
Dplam hitungan beberapa menit sampai beberapa jam Keracunan arsenik anorganik kronik juga menirnbulkan
setelah terpajan senyawa arsenik anorganik mudahlarut berbagai gejala dan tanda multisistemik. Manifestasi efek
dosis-tinggi (puluhan hingga ratusan miligram), banyak nonkarsinbgenik yang nyata dapat terlihat pascaabsorpsi
sistem yang terpengaruh. Tanda dan gejala awal pada kronik lebih dari 500-1000 mcg/hari. Waktu munculnya
saluran cerna meliputi mual, muntah, diare, dan nyeri gejala akan bervariasi menurut dosis dan toleransi antar-
perut. Kebocoran kapiler difus, bersama dengan hilang- individu. Gejala konstitusional kelelahan, penurunan berat
nya cairan dari saluran cerna, menyebabkan terjadinya badan, dan kelemahan dapat teriihat, bersama dengan
hipotensi, syok, dan kematian. Toksisitas kardiopulmonal, anemia, keluhan saluran cerna nonspesifik, dan neuropati
termasuk kardiomiopati kongestif, edema paru kardioge- perifer sensorimotorik, yang terutama memperiihatkan
nik atau nonkardiogenik, dan aritmia ventrikular, dapat gambaran disestesia dengan pola s to cking-glooe. Perubahan
terjadi segera atau setelah tertunda selama beberapa hari. kulit-salah satu di antara berbagai efek khas arsenik-
Pansitopenia biasanya timbul dalam waktu satu minggu, biasanya muncul setelah beberapa tairun pajanan dan
dan bintik basofilik pada eritrosit dapat muncul segera melibatkan pola hiperpigmentasi "tetesan air hujan", dan
setelahnya. Efek sistem saraf pusat, termasuk delirium, en- hiperkeratosis pada teiapak tangan dan kaki. Penyakit
sefalopati, dan koma, dapat timbul pada beberapa hari per- vaskt.rlar perifer dan hipertensi portal nonsirotik dapat
tama intoksikasi. Neuropati perifer sensorimotorik asen- juga terladi. Penelitian epidemiologik menunjukkan ada-
dens dapat mulai muncul setelah tertunda 2-6 minggu. nya kemungkinan hubungan dengan hipertensi, diabetes,
Neuropati ini pada akhirnya dapat melibatkan musku- dan penyakit paru kronik nonmaligna. Kanker paru, kuiit,
latur proksimal dan menimbulkan gagal napas neuro- kandung kemih, dan kemungkinan kanker di tempat
muskular. Beberapa bulan setelah satu episode keracunan lain, dapat timbul beberapa tahun setelal-r pajanan c{osis
akut, striae putih transversal (garis Aldrich-Mees) dapat arsenik yang tidak cukup tinggi untuk memunculkan efek
muncul pada kuku. akut atau kronik lainnya. Pemberian arsenit dalarn regimen
Keracunan arsenik anorganik akut harus dipertim- kemoterapi kanker, sering kali dalam dosis harian 10-20
bangkan pada individu yang memperlihatkan gejala awal mg selama beberapa minggu hingga bulan, menyebabkan
gastroenteritis mendadak bersama dengan hipotensi dan pemanjangan interval QT pada elektrokardiogram dan se-
asidosis metabolik. Kecurigaan kemudian harus diting- sekali menyebabkan aritmia ventrikuiar maligna seperti
katkan jika temuan-temuan awal di atas diikuti dengan torsade de pointes.
disfungsi jantung, pansitopenia, dan neuropati perifer. Diagnosis keracunan arsenik kronik melibatkan inte-
Diagnosis dapat dikonfirmasi dengan bukti adanya pe- grasi antara temuan klinis dan konfirmasi adanya pajanan.
ningkatan jumlah arsenik anorganik dan metabolitnya Kadar arsenik total dalam urine, biasanya kurang dari 30
dalam urine (biasanya dalam rentang beberapa ribu mikro- mcg/L atau 50 mcg/24 jam pada populasi umum, dapat
gram pada 2-3 hari pertama setelah keracunan simtomatik kembali normal dalam hitungan hari hingga minggu se-
akut). Arsenik menghilang dengan cepat dari daratu dan telah pajanan berhenti. Karena dapat megandung sejurnlah
984 / BAB s8
besar organoarsenik nontoksik, semua makanan laut emas artisanal. Penggunaan merkuri pada farmaseutika
harus dihindari selama setidaknya 3 hari sebelum sampel dan biosida sangat berkurang beberapa tahun terakhir
urine dikirimkan untuk tujuan diagnostik. Kandungan ini, tapi sesekali masih digunakan dalam antiseptik dan
arsenik dalam rambut dan kuku (biasanya kurang dari 1 obat tradisional. Pajanan merkuri pada lingkungan akibat
ppm) 'kadang dapat mengungkapkan adanya peningkatan pembakaran bahan bakar fosil-atau bioakumulasi metil-
pajanan di masa lalu, tapi hasilnya harus ditafsirkan secara rnerkuri pada ikan-tetap menimbulkan kekhawatiran
hati-hati terhadap adanya potensi kontaminasi eksternal. pada beberapa daerah di dunia. Pajanan merkuri kadar-
rendah yang dilepaskan dari amalgam pengisi gigi dapat
C. Kenncurunru Gns Anslnr
terjadi, tapi toksisitas sistemik dari sumber ini belum
Keracunan gas arsin menghasilkan pola intoksikasi ber- dipastikan.
beda yang didominasi oleh efek hemolitik nyata. Setelah
satu periode laten yang dapat berkisar dari 2 jam hingga Farmakokinetik
24jam pascainhalasi (bergantung pada derajat pajanan),
Absorpsi merkuri cukup bervariasi bergantung pada
dapat terjadi hemolisis intravaskular masif. Gejala awai
bentuk kimiawi logam. Unsur merkuri cukup mudah
dapat meliputi malaise, nyeri kepala, dispnea, kelemahan,
menguap clan clapat diserap dari paru (Iabel 5B-1). Mer-
mual, muntah, nyeri abdomery ikterus, dan hemoglo-
kuri diserap dengan buruk dari saluran cerna yang utuh.
binuria. Gagal ginjal oligurik, akibat deposisi hemoglobin
Merkuri inhalasi merupakan sumber utarna pajanan di
dalam tubulus ginjal, sering kali muncul dalam waktu
tempat kerja. Senyawa alkilmerkuri rantai-pendek orga-
1-3 hari. Pada pajanan masif, efek mematikan terhadap
nik bersifat mudah menguap dan berpotensi berbahaya
pernapasan selular dapat timbul sebelum terjadi gagal
melalui inhalasi serta ingesti. Penyerapan merkuri logam
ginjal. Kadar arsenik dalam urine meningkat tapi jarang
dan merkuri anorganik perkutaneus dapat menimbulkan
dapat digunakan untuk memastikan diagnosis selama pe-
kekhawatiran klinis pascapajanan kronik jangka-panjang
riode kritis penyakit. Asuhan suportif intensif - termasuk
atau akut yang masif. Senyawa alkilmerkuri tampaknya
transfusi pertukaran, hidrasi agresif, dan, pada kasus gagal
diserap dengan baik melalui kulit, dan kontak akut dengan
ginjal akut, hemodialisis-merupakan terapi utama. Agen
beberapa tetes dimetilmerkuri menyebabkan toksisitas
kelasi yang ada saat ini belum terbukti memiliki nilai klinis
lambat dan berat. Pascaabsorpsi, merkuri didistribusikan
dalam keracunan arsin.
ke jaringan dalam beberapa jam, dengan kadar tertinggi
dijumpai dalam ginjal. Merkuri anorganik diekskresi me-
MERKURI
lalui urine dan feses. Ekskresi merkuri anorganik meng-
Merkuri logam sebagai "quicksilaer" -satu-satunya logam ikuti model multikomponen: kebanyakan diekskresi
yang dalam keadaan normal berupa cairan-telah menarik dalam hitungan minggu hingga bulan, tapi sekelumit
perhatian para peneliti ilmiah sejak dahulu kala. Sejak la- merkuri dapat tetap terkandung dalam ginjal dan otak
ma, diketahui bahwa pertambangan merkuri berbahaya ba- selama beberapa tahun. Pascainhalasi uap unsur merkuri,
gi kesehatan. Seiring bertambahnya penggunaan merkuri kadar merkuri urine rnenurun dengan waktu-paruh se-
di industri dalam 200 tahun terakhir ini, dikenal bentuk kitar 1-3 bulan. Metilmerkuri, yang merniliki waktu-paruh
toksisitas baru yang diketahui terkait dengan berbagai ma- dalam darah dan seluruh tubuh sekitar 50 hari, menjalani
cam transformasi logam. Pada awal tahun 1950-an, terjadi ekskresi empedu dan sirkulasi enterohepatik, dengan lebih
wabah defek lahir dan pbnyakit neurologik misterius di dari duapertiganya akan diekskresi dalam feses. Merkuri
pedesaan nelayan Jepang di Minamata. Agen penyebabnya berikatan dengan gugus sulfhidril dalam jaringan ter-
telah ditetapkan yaitu metilmerkuri dalam makanan laut keratinisasi, dan, seperti pada tirnbal dan arsenik, kelu-
yang terkontaminasi, yang temyata berasal dari pembuangan mitnya dapat dijumpai di rambut dan kuku.
limbah industri pabrik terdekat ke dalam teluk. Selain unsur
merkuri dan alkilmerkuri (termasuk metilmerkuri), merkuri Bentuk Utama Entoksikasi Merkuri
penting iainnya meliputi garam merkuri anorganik dan Merkuri berinteraksi dengan gugus sul{hidril in vivo,
senyawa merkuri aril, masing-masing dapat menimbulkan menghambat enzim dan mengubah membran sel. Pola
pola toksisitas klinis yang unik. intoksikasi klinis dari merkuri sangat bergantung pada
Sebagian besar merkuri ditambang sebagai HgS yang bentuk kimiawi logam dan jalur serta derajat keparahan
terkandung dalam bijih sirrabar dan diubah secara komer- pajanan.
sial menjadi berbagai macam bentuk kimiawi. Penggunaan
merkuri yang penting dalam industri dan produk komersial A. Axur
ditemukan dalam produksi elektrolitik klorin dan soda Inhalasi akut uap unsur merkuri dapat menyebabkan
kaustik; pembuatan peralatan listrik, termometer, dan per- pneumonitis kimiawi dan edema paru nonkardiogenik.
alatan lain; lampu fluoresens; amalgam gigi; dan produksi Dapat terjadi gingivostomatitis akut, dan sekuelae neuro-
INTOKSIKASI LOGAM BERAT & KELATOR I 985
togik (lihat bawah) juga dapat muncul. Ingesti akut garam menghasilkan kadar merkuri dalam urine kurang dari 35
merkuri anorganik, seperti merkuri klorida, yang, dapat mcg per gram kreatinin dan kadar merkuri dalam darah
menyebabkan gastroenteritis korosif hemoragik yang ber- utuh pada akhir minggu kerja kurang dari 15 ncg/L.
potensi membahayakan jiwa, diikuti dengan nekrosis tu- Untuk memperkecil risiko neurotoksisitas developmental
bular akut dan gagal ginjal oligurik dalam hitungan jam dari metilmerkuri, the US Environmental Protection
hingga hari. Agency and Food and Drug Administration teiah meng-
anjurkan ibu hamil, perempuan yang akan hamil, ibu
B. Knorrr
pengasuh, dan anak usia muda untuk tidak mengonsumsi
Keracunan kronik akibat inhalasi uap merkuri menimbul- ikan dengan kadar merkuri tinggi (misalnya, ikan pedang),
kan trias klasik tremor, gangguan neuropsikiatrik, dan dan untuk membatasi konsumsi ikan dengan kadar mer-
gingivostomatitis. Tremor biasanya dimulai sebagai tremor kuri yang lebih rendah hingga tidak melebihi 12 ounce
intensional halus di tangan, tapi wajah juga dapat ikut (340 g, atau dua kali makan sedang) tiap minggu.
terlibat, dan dapat terjadi perburukan menjadi gerakan
koreiform ekstremitas. Manifestasi neuropsikiatrik, ter- Terapi
masuk hilangnya ingatan, kelelahan, insomnia, dan ano-
A. Palmrnru Axur
reksia, sering kali terladi. Mood pend.erita secara samar
berubah menjadi malu, menarik diri, dan depresi disertai Selain asuhan suportif intensif, kelasi segera dengan
dengan kemarahan yang meledak-ledak atau blushing unitiol oral atau intravena, dimerkaprol intramuskular,
(pola perilaku yang disebut sebagai eretisme). Penelitian atau suksimer oral mungkin bermanfaat menghilangkan
terbaru menunjukkan bahwa pajanan dosis rendah dapat nefrotoksisitas pascapajanan akut garam merkuri anorga-
menghasilkan efek neurologis subklinis. Gingivostomati- nik. Hidrasi agresif dapat membantu mempertahankan
tis, kadang disertai dengan longgarnya akar gigi, mung- keluaran urine, tapi jika terjadi gagal ginjal akut, mungkin
kin dilaporkan setelah pajanan dosis-tinggi. Bukti adanya diperlukan hemodialisis atau hemodiafiltrasi bersama ke-
kerusakan saraf perifer dapat dideteksi melalui uji elek- lasi dalam hitungan hari hingga minggu. Karena efikasi
trodiagnostik, tapi jarang timbul neuropati perifer yang kelasi menurun seiring waktu sejak terjadinya pajanan,
nyata. Akrodinia merupakan reaksi idiosinkratik yang terapi tidak boleh ditunda sampai timbul oliguria atau
tidak biasa terhadap pajanan merkuri subakut atau kronik efek sistemik utama lainnya.
dan biasanya terjadi pada anak-anak. Akrodinia ditandai B. Prumrrv KnoNrx
dengan eritema yang nyeri pada ekstremitas dan dapat
Unitiol dan suksimer meningkatkan ekskresi merkuri
terkait dengan hipertensi, diaforesis, anoreksia, insomnia,
urine setelah inhalasi unsur merkuri akut atau kronik, tapi
iritabilitas atau apati, dan ruam miliaria.
dampak terapi tersebut terhadap hasil akhir klinis tidak
Intoksikasi metilmerkuri terutama mempengaruhi
diketahui. Dimerkaprol terbukti meredistribusi merkuri
sistem saraf pusat dan menyebabkan parestesia, ataksia,
ke sistem saraf pusat dari lokasi jaringan lain, dan karena
gangguan pendengara4, disartria, dan penyempitan la-
otak merupakan organ target utama, dimerkaprol tidak
pang pandang secara progresif. Tanda dan gejala awal da-
boleh digunakan pada terapi terhadap pajanan merkuri
pat timbul beberapa minggu hingga bulan pascapajanan
elemental atau organik. Data-data terbatas menunjukkan
awal. Metilmerkuri merupakan toksin reproduktif. bahwa suksimer, unitiol, dan N-asetil-L-sistein (NAC)
Pajanan pranatal terhadap metilmerkuri dosis-tinggi da-
dapat meningkatkan bersihan metilmerkuri dari tubuh.
pat menyebabkan retardasi mental dan sindrom seperti
palsi serebral pada anak. Pajanan pranatal kadar-rendah
menimbulkan risiko defisit subklinis pada perkembangan
sistem saraf. Dimetilmerkuri jarang dijumpai tapi me- ffi FARMAKOLOGI KELATOR
rupakan benfuk organomerkuri yang sangat neurotoksik
dan dapat mematikan hanya dalam jumlah kecil. Agen pengelasi adalah obat yang digunakan untuk
Diagnosis intoksikasi merkuri melibatkan integrasi mencegah atau memulihkan efek toksik logam berat pada
anamnesis dan temuan pemeriksaan fisik dengan uji kon- suatu enzim atau tdrget selular lainnya, atau untuk mem-
firmasi laboratorium atau bukti pajanan lainnya. Jika tidak percepat eliminasi logam dari tubuh. Agen pengelasi bia-
ada pajanan di tempat kerja, kadar merkuri urine biasa- sanya merupakan molekul fleksibel dengan dua atau
nya kurang dari 5 mcg/L, dan merkuri dalam darah utuh lebih gugus elektronegatif yang membentuk ikatan kova-
biasanya kurang dari 5 mcg/L. Pada "1990, the Biological len-koordinat stabil dengan atom logam kationik' Pada
Exposure Index (BEI) Committee of the American Con- beberapa kasus, misalnya, suksimer, senyawa induk me-
ference of Governmental Industrial Hygienists (ACGIH) merlukan biotransformasi in vivo untuk menjadi agen
menganjurkan bahwa pajanan di tempat kerja harus kompleks aktif. Kompleks logam-kelator yang terbentuk
986 / BAB s8
diekskresi oleh tubuh. Edetat (etilendiamintetraasetat, polidentat. Gugus ligan pengelasi meliputi gugus fung-
Gambar 58-1) menjadi contoh yang penting. sional seperti -OH, -SH, dan -NH, yang dapat memberikan
Efisiensi kelator sebagian ditentukan oleh jurnlah elektron untuk berkoordinasi dengan logam. Ikatan seperti
gugus ligan pada molekul yang tersedia untuk berikatan demikian efektif mencegah interaksi logam dengan gugus
dengan logam. Semakin banyak jumlah gugus ligan fungsional serupa pada enzim atau protein lain, koenzim,
tersebut, semakin stabil kompleks logam-kelator yang nukleofil selular, dan membran.
terbentuk. Bergantung pada jumlah ikatan ligan-logam, Selain mengeluarkan logam target yang memberikan
kompleks tersebut dapat disebut sebagai mono-, bi-, atau efek toksik bagi tubutr, beberapa agen pengelat (seperti
kalsium EDTA yang digunakan pada intoksikasi timbal)
dapat meningkatkan ekskresi kation esensial seperti seng
atau tembaga. Namun, efek samping ini jarang memiliki
A
o o arti klinis dalam jangka waktu yang terbatas, yang menjadi
ll il ciri khas kebanyakan kelasi terapeutik.
HO-C
\ cH" cH" '/c-
oH Pada beberapa kasus, efek agen pengelat terapeutik,
./ yang memobilisasi logam, tidak hanya meningkatkan eks-
/ NN
\//\
cH.- cH^
kresi logam tersebut-yakni efek yang diinginkan-tapi
cH" z cH^ juga meredistribusikan beberapa logam ke organ vital
Na
t' z
l'
C-O lainnya. Efek ini telah ditunjukkan pada dimerkaprol,
-O-Cil - Na
yang meredistribusi merkuri dan arsenik ke dalam otak
lt lt
U o sembari meningkatkan pula ekskresi merkuri dan arsenik
dalam urine. Meskipun beberapa agen pengelat rnemiliki
kemampuan untuk memobilisasi kadmium, kecenderung-
an agerl pengelat untuk meredistribusi kadmium ke ginjal
" \-o o*//o
/
H,C
\/
Ca
\ dan meningkatkan nefrotoksisitas telah menghilangkan
CH. nilai terapeutik agen tersebut dalam intoksikasi kadmium.
g'\*r'\,/' Pada kebanyakan kasus, kemampuan agen pengelat
ll /. \ /N\C-C-O-Na
Na-O-C-CH) -H2H2H2
C-C
ii unfuk mencegah atau menurunkan efek simpang logam
toksik tampaknya paling besar bila agen pengelat tersebut
diberikan secepatnya setelah pajanan iogam akut. Peng-
gunaan agen pengelasi selama beberapa hari hingga
beberapa minggu setelah berhentinya pajanan logam
akut-atau penggunaannya pada terapi intoksikasi logam
kronik-masih juga dapat meningkatkan ekskresi logam.
Namun, pada titik ini, kemampuan peningkatan ekskresi
untuk meredakan efek patologik pajanan logam mungkin
menurun.
Agen kelasi yang paling penting dan yang saat ini
digunakan di AS dijelaskan di bawah ini.
DIMERKAPROL (2,3-
DIMERKAPTOPROPANOL, BAL)
Dimerkaprol (Gambar 58-2), suatu cairan yang berminyak
Gambar 58-1. Pembentukan garam dan kelat dengan dan tak berwarna dengan bau seperti merkaptan yang
edetate (ethylenediaminetetraacetate; EDTA). A: Dalam kuat, diciptakan di Inggris Raya selama Perang Dunia II
larutan garam dinatrium EDTA. ion natrium dan hidrogen sebagai antidotum terapeutik pada kasus keracunan le-
tersedia secara kimiawi dan biologis. B: Dalam larutan
wisit, agen senjata perang yang mengandung arsenik. Di-
kalsium dinatrium edetate; kalsium terikat oleh ikatan
kovalen-koordinat dengan nitrogen serta oleh ikatan ionik merkaprol kemudian dikenal sebagai Bitish anti-Lanisite
biasa. lon kalsium secara efektif dikeluarkan dari larutan. C: atau BAL. Karena larutan akueous dimerkaprol bersifat
Pada kelat timbal-edetate, timbal tergabung ke dalam lima tidak stabil dan cepat beroksidasi, dimerkaprol dibuat
cincin heterosiklik. (Dimodifikasi dan direproduksi atas izin,
dalam bentuk larutan 10% dalam minyak kacang dan
dari Meyers FH, Jawetz E, Goidfien A'. Review of Medical
Pharmacology, Tth ed. Awalnya diterbitkan oleh Lange Medical harus diberikan melalui penyuntikan intramuskular, yang
Publications. McGraw-Hill, 1 980.) sering kaii menimbulkan rasa sakit.
INTOKSIKASI LOGAM BERAT & KELATOR I 987
H^N CONH Bila digunakan dalam dosis terapeutik, dimerkaprol
'\ CONH
HC-SH H3C-C-CH-C-OH
Jr, fi air-unitiol dan suksimer-memiliki indeks terapeutik
ix-sn
I i" "' I I
yang lebih tinggi dan sudah menggantikan dimerkaprol
H2C-OH iootr sH NH2 pada berbagai keadaan.
Dlmercaprol Succlmer Penlclllamlne
(2,3dlmercaptopropanol) (DMSA) suKsrMER (ASAM
Gambar 58-2. Struktur kimiawi beberapa kelator. DTMERKAPTOSUKSTNAT, DMSA)
Ferroxamine (ferrioxamine) tanpa besi terkelasi disebut Suksimer adalah analog dimerkaprol larut-air, dar seperti
deferoxamine. Ferroxamine digambarkan di sini untuk
menunjukkan gugus-gugus fungsional; besi sebenarnya
halnya dimerkaprol, suksimer, melalui penelitian pada
tertahan dalam suatu sistem terkuru ng (caged system). binatang, terbukti mencegah dan memulihkan inhibisi
Struktur kompleks logam-kelator in vivo untuk dimerkaprol, terinduksi-logam terhadap enzim yang mengandung sul-
suksimer, penisilamin, dan unitiol (lihat teks) tidak diketahui fhidril dan melindungi terhadap efek letal akut arsenik.
dan mungkin melibatkan pembentukan disulfida campuran
Pada manusia, terapi suksimer terkait dengan meningkat-
dengan asam amino. (Dimodifikasi dan direproduksi, atas
izin, dari Meyers FH, Jawetz E, Goldfien A: Review of Medical nya ekskresi timbal melalui urine dan penurunan kadar
Pharmacology, 7'h ed. McGraw-Hill, 1980.) timbal dalam darah. Suksimer mungkin juga menurunkan
kandungan merkuri dalam ginjal, yang merupakan organ
target utama dari garam merkuri anorganik. Di AS, suksi-
Pada model binatang, dimerkaprol mencegah dan mer diformulasikan secara eksklusif untuk penggunaan
memulihkan inhibisi terinduksi-arsenik terhadap enzim oral, tapi formulasi intravenanya berhasil digunakan di
yang mengandung sulftridril dan, jika diberikan segera mana-marur. Suksimer oral cepat diserap dengan derajat
setelah pajanan, dapat melindungi dari efek letal arsenik penyerapan yang bervariasi. Kadar puncaknya dalarn da-
anorganik dan organik. Data pada manusia mengindi- rah tercapai dalam waktu sekitar 3 jam. In vivo, obat ini
kasikan bahwa dimerkaprol dapat meningkatkan angka berikatan dengan asam amino sistein untuk membentuk
ekskresi arsenik dan timbal serta memberikan manfaat disulfida campuran 1:1 dan 1:2, kemungkinan dalam ginjal,'
terapeutik dalam terapi intoksikasi akut oleh arsenik, dan kemungkinan kompleks inilah yang merupakan gugus
timbal dan merkuri. kelasi yang aktif. Waktu-paruh eliminasi suksimer yang
mengalami transformasi adalah sekitar 2-4 jam.
lndikasi & Toksisitas
Dimerkaprol disetujui oleh FDA sebagai terapi agen tung-
lndikasi & Toksisitas
gal pada keracunan akut arsenik dan merkuri anorganik Suksimer saat ini disetujui oleh FDA untuk terapi pada
serta pada terapi keracunan timbal berat bila digunakan anak dengan kadar timbal darah yang lebih besar dari 45
bersama dengan edetat kalsium dinatrium (EDTA; lihat mcg/ dL, tapi suksimer juga banyak digunakan pada orang
bawah). Meskipun penelitian mengenai metabolismenya dewasa. Dosis biasanya adalah 10 mg/kg diberikan per oral
pada manusia masih terbatas, dimerkaprol intramuskular tiga kali sehari. Pemberian suksimer oral sebanding dengan
tampaknya cepat diserap, dimetabolisasi, dan diekskresi EDTA parenteral dalam menurunkdn kadar timbal darah
oleh ginjal dalam waktu 48 jam. Model binatang menun- dan telah menggantikan EDTA pada terapi pasien rawat
jukkan bahwa dimerkaprol dapat pula menjalani ekskresi jalan yang mampu menyerap obat oral. Namun, meskipun
melalui empedu, tapi peran jalur ekskretorik ini pada kemampuan suksimer dan EDTA untuk meningkatkan eli-
manusia dan perincian lain mengenai biotransformasinya minasi timbal telah terbukti, manfaat kedua obat tersebut
tidak jelas. dalam memulihkan toksisitas timbal yang telah terjadi
988 / BAB s8
atau meningkatkan hasil akhir terapi masih harus ditenhr_ gunaan EDTA dosis rendah dengan hemodialisis atau
kan rnelalui uji klinis terkonhol plasebo. Berdasarkan he'rofiltrasi. Telah dilaporkan ada.ya nefrotoksisitas akibat
efek protektifnya terhadap arsenik pada binatang dan ke- EDTA, tapi pada kebanyakan kasus hal ini dapat clicegah
mampuannya untuk mernobilisasi merkuri dari ginjal, dengan mempertahankan aliran urine aclekuat, menghin_
suksirner juga telah digunakan pada terapi keracunan ar- dari pemberian dosis yang berlebihan, clan penrbatasan lama
senik dan merkuri. Suksirner ditoleransi dengan baik pada terapi hingga 5 hari atau kurang. EDTA dapat rnenyebabkarr
beberapa uji klinis terbatas. Darnpaknya terhaclap caclang- deplesi seng semer-rta ra yang tidak rnenriliki arti klinis yang
an kalsium, besi, dan rnagnesium dalam tubuh sangatlah jelas. Analog EDTA, garam kalsium clan seng dinatrium
kecil. Suksimer sedikit memicu peningkatau ekskresi seng dari asam dietilentriaminpentaasetat (DTPA), yakni pente_
dalam urine, yang arti klinisnya kecil atau ticlak ada sama tat, telah digunakan untuk mengeluarkan (,,clekorporasi,,)
sekali. Gangguan pada saluran cema, termasuk anoreksia, uranium dan beberapa radioisotop transuranik, dan pacla
mual, muntah, dan diare, adalah kumpulan efek samping tahun 2004 EDTA disetujui oleh FDA untuk cligunakan
yang paling sering dijumpai, ditemukan pada kurang clari dalarn terapi kontaminasi plutoniunr, amerisiurn, clan
10% pasien. Ruam, kadang memerlukan pengl-rentian terapi, kurium.
telah dilaporkan pada kurang dari5% pasien. peningkatan
ringau arninotransferase hati yang reversibel telah tercatat uNtTtoL (ASAM
pada 6-70% pasien, dan telah dilaporkan aclanya kasus-
DTMERKAPTOPROPANASULFONAT, DMPS)
kasus neutropenia ringan sampai sedang.
Unitiol, agen pengelasi dir.nerkapto yang rnerupakan
analog dirnerkaprol larut-air, telah tersedia dalarn forrnu_
EDETAT KALSIUM D|NATRIUM (ASAM
larium resrni di Rusia dan beberapa negara bekas Soviet
ETt rEND tAM TNTETRAASETAT [EDTA])
lainnya sejak 1958 clan di Jerman sejak "1976. Unitiol
Asam etilendiamintetraasetat (Gambar 5g-1) adalah ke_ secara legal telah tersedia dari gabungan ahli iannasi cli
lator berbagai logam divalen dan trivalen yang efisier.r in AS sejak 1999. Unitiol dapat diberikan secar.a oral clan in_
vitro. Untuk mencegah habisnya cadangan kalsium yang Lravena. Bioavailabilitas melalui jalur oral adalah sekitar
berpotensi membahayakan jiwa, obat ir-ri hanya boleh 50%, dengan kadar puncak dalarn clarah tercapai dalarn
diberikan sebagai garam kalsium dinatrium. penetrasi waktu sekitar 3,7 jam. Lebih dari B0% dosis intravena
EDTA ke rnernbran sel relatif buruk sehingga lebih efektif diekskresi dalam urine, terutama sebagai sulfida DMpS
mengelat ion logam ekstrasel daripada ion intrasel. siklik. Waktu-paruh eliminasi unitiol total (olrat incluk
Sifat ionik EDTA yang sangat polar menrbatasi pe- dan produk transformasinya) adaiah sekitar 20 jam, Uni-
nyerapan oralnya. Lebih lanjut lagi, EDTA oral mening_ tiol rnemperlihatkan efek protektif terhaclap efek toksik
katkan penverapan timbal dari saluran cerna. Akibahrya, merkuri dan arsenik pada model binatang, dan unitiol
EDTA harus diberikan melalui infus intravena. pada meningkatkan ekskresi merkuri, arsenik, clan timbal pada
pasien dengan fungsi ginjal 1,ang normal, EDTA cepat rnanusia.
diekskresi melalui filtrasi glomerulus, dengan 50% clari
SH SH SO,H
di urine dalarn waktu 1 jarn. EDTA
dosis injeksi terdapat
memobilisasi timbal dari jaringan lunak, menyebabkan
ttt-
cH2_CH_CH2
peningkatan ekskresi timbal dalam urine yang nyata dan Unithiol
penurunan kadar timbal darah. pada penderita insufisien_
si ginjal, ekskresi obat-dan efeknya yang memobilisasi lndikasi & Toksisitas
logam - mungkin tertunda.
Unitiol tidak memiliki indikasi penggunaan yang clisetujui
FDA, tapi berbagai penelitian eksperimental terhadapnya
lndikasi & Toksisitas dan profil farmakologik serta farmakodinarniknya me_
Edetat kalsiurn dinatriurn terutarna diindikasikan pada nunjukkan bahwa unitiol intravena memberikan manfaat
kelasi tirnbal, tapi EDTA juga bermanfaat pacla kasus ke- rnelebihi dimerkaprol intramuskular atau suksimer oral
racunan seng, mangan, dan beberapa radionuklida berat. dalarn terapi awal keracunan akut berat oleh arsenik atau
Meskipun terdapat beberapa klairn dalam literatur ke- merkuri anorganik. Preparat unitiol akueous (biasanya 50
dokteran alternatif, EDTA belum terbukti bermanfaat mg/mL dalam air steril) dapat diberikan dengan dosis 3_5
dalarn terapi penyakit kardiovaskular aterosklerotik. mg/kg tiap 4 jarn melalui infus intravena lan;rbat selama
Karena obat dan logam yang dimobilisasi diekskresi lebih dari 20 menit. Jika terapi selama beberapa hari ter_
melalui urine, EDTA dikontraindikasikan relahif pada pa- sebut disertai dengan stabilisasi status karcliovaskular clan
sien anurik. Dalam keadaan seperti ini, dianjurkan peng- gastrointestinal pasien, obat dapat digarrti dengan pern_
l
kapan atau adsorpsi mekanis. Biru Prussia taklarut, yang ini merupakan bagian dari materi medis dan farmaseutikal
digunakan sebagai obat oral, diserap secara minimal dari dalam theStrategic NationalStockpile yang diurus oleh CDC
saluran cema (<1%). Karena kompleks yang dibentuk (http: / / www.bt.cdc. gov/ stockpile/ #material) (C atatan:
oleh biru Prussia bersama cesium atau talium tidak da- Meskipun bentuk biru Prussia mudah-larut, seperti ka-
pat diserap, pemberian kelator per oral mengurangi ab- lium ferik heksasianoferat, mungkin lebih bermanfaat da-
sorpsi kation-kation tersebut melalui saluran cerna atau lam keracunan talium, hanya bentuk tak-larutnya saja yang
mengganggu sirkulasi enterohepatik dan enteroenteriknya saat ini tersedia sebagai materi farmaseutikal.)
sehingga mempercepat eliminasinya melalui feses. Pada Pascapajanan 137Cs atau garam talium, dosis dewasa
rangkaian kasus klinis, penggunaan biru Prussia telah di- yang disetujui adalah 3 g per oral tiga kali sehari; dosis
kaitkan dengan penurunan waktu-paruh biologik (yakni, yang setara pada anak (usia 2-12 tahun) adalah 1 g per
retensi in vivo) radioaktif cesium dan talium. oral tiga kali sehari. Pemantauan radioaktivitas (137Cs)
dalam urine dan feses serta kadar talium dalam urine
lndikasi & Toksisitas secara serial dapat memberikan panduan mengenai durasi
Pada 2003, FDA menyetujui biru Prussia untuk digunakan terapi yang dianjurkan. Asuhan suportif tambahan untuk
dalam terapi kontaminasi radioaktif cesium (137Cs), dan penyakit radiasi akut (r37Cs) atau toksisitas talium sistemik
pada intoksikasi garam talium. harus diberikan sesuai kebutuhan.
Keputusan ini didasari oleh adanya kekhawatiran me- Biru Prussia belum dikaitkan dengan efek simpang
ngenai potensi kontaminasi radioaktif cesium yang luas berat apapun. Konstipasi, yang dapat terjadi pada beberapa
pada manusia akibat penggunaannya oleh teroris sebagai kasus, harus diterapi dengan laksatif atau peningkatan
materi radioaktif yang dapat terpenc ar (" dirty bomb"). Obat serat pada diet.
Lebih dari satu juta kasus keracunan akut terjadi di AS yur,g besar menandakan bahwa obat lebih sulit
%
tiap tahun, meskipun hanya sebagian kecil saja yang ber- dibersihkan dari darah oleh peralatan yang bertujuan
sifat fatal. Sebagian besar kematian terjadi akibat bunuh untuk memurnikan darah, seperti hemodialisis. Contoh
diri dengan cara overdosis secara sengaja oleh remaja atau obat dengan volume distribusi yang besar (>5 L/kg)
orang dewasa. Kematian anak akibat tertelannya obat meliputi antideprepan, antipsikotik, antimalaria, narkotik,
atau produk rumah tangga beracun secara tidak sengaja propanolol, dan verapamil. Obat dengan volume distri-
telah sangat menurun dalam 30 tahun terakhir ini sebagai busi yang relatif kecil (<1 L/kg) meliputi salisilat, etanol,
hasil dari pengemasan yang aman dan penyuluhan yang fenobarbital, litium, asam valproat, dan fenitoin (lihat
efektif tentang pencegahan keracunan. Tabel 3-1).
Bahkan pada pajanan berat, keracunan jarang bersifat
fatal jika korbannya segera mendapat pertolongan medis Bersihan
dan asuhan suportif yang baik. Tatalaksana gagal napas, Bersihan adalah ukuran volume plasma yang dibersihkan
hipotensi, kejang, dan gangguan termoregulasi secara dari obat tiap unit waktu (lihat Bab 3). Bagi kebanyakan
cermat dapat meningkatkan angka harapan hidup pasien
obat, bersihan total adalah jumlah bersihan melalui eks-
yang mencapai rumah sakit dalam keadaan hidup.
kresi oleh ginjal dan metabolisme oleh hati. Dalam meren-
Bab ini mengulas tentang prinsip dasar keracunan, canakan strategi detoksifikasi, harus diketahui kontribusi
tatalaksana awal, dan terapi khusus pada keracunary tiap organ dalam bersihan total. Sebagai contoh, jika suatu
termasuk metode untuk meningkatkan eliminasi obat dan
obat dibersihkan 95o/o oleh metabolisme hati dan hanya
toksin.
5% yang dibersihkan oleh ekskresi ginjal, peningkatan
kadar racun dalam urine yang dramatispun hanya akan
berdampak sedikit terhadap eliminasi secara keseluruhan.
r TOKSIKOKINETIK & Overdosis obat dapat mengubah proses farmakokine-
TOKSIKODINAMIK fik yang normal sehingga hal ini harus dipertimbangkan
ketika menghitung kinetik pada pasien keracunan. Se-
Istilah toksikokinetik mendeskripsikan absorpsi, distri- bagai contoh, disolusi tablet atau waktu pengosongan
lambung dapat melambat sehingga penyerapan dan efek
busi, ekskresi, dan metabolisme toksin, dosis toksik agen
toksik puncak obat tertunda. Obat dapat mencederai sa-
terapeutik, dan metabolitnya. Istilah toksikodinamik di-
war epitel saluran cema sehingga meningkatkan absorp-
gunakan untuk mendeskripsikan efek merugikan suafu
sinya. Jika kemampuan hati untuk memetabolisasi obat
substansi terhadap fungsi vital. Meskipun terdapat banyak
kesamaan antara farmakokinetik dan toksikokjnetik se-
terlampaui, akan lebih banyak lagi obat yang masuk ke
dalam sirkulasi. Dengan peningkatan kadar obat dalam
bagian besar substansi, ada pula perbedaan yang bermak-
darah yang dramatis, kapasitas ikatan dengan protein
na. Perhatian yang sama ditujukan pula pada farmakodi-
dapat terlampaui, menyebabkan peningkatan fraksi obat
namik dan toksikodinamik.
bebas dan efek toksik yang lebih besar. pada dosis nor-
mal, kebanyakan obat dieliminasi dengan laju yang pro-
ASPEK KHUSUS TOKSIKOKINETIK
porsional dengan kadar plasma (kinetik ordo-pertama).
Volume Distribusi
]ika kadarnya dalam plasma sangat tinggi dan metabo-
Volume distribusi (Vo) diartikan sebagai volume semu lisme normalnya menjadi jenuh, laju eliminasinya dapat
tempat terdistribusinya suatu substansi (lihat Bab 3). menjadi tetap (kinetik ordo-nol). Perubahan kinetik ini
992
TATALAKSANA PASIEN KERACUNAN I 993
dapat sangat memanjangkan waktu-paruh obat dalam lidah yang jatuh, aspirasi isi lambung ke dalam jalan
serum dan meningkatkan toksisitasnya. napas trakeobronkial, atau henti napas. Ketiganya meru-
phkan penyebab kematian tersering akibat overdosis
ASPEK SPESIAL TOKSIKODINAMIK narkotik dan obat hipnotik-sedatif (rnisalnya, barbiturat
Prinsip umum dosis-respons yang dijelaskan dalam Bab 2 darr alkohol).
relevan dalam memperkirakan potensi keparahan intoksi- Toksisitas kardiovaskular juga sering kali dijumpai
kasi. Bila mernbicarakan tentang data dosis-respons kuan- pada keracunan. Hipotensi dapat disebabkan oleh dep-
tal, harus dipikirkan pula indeks terapeutik maupun kurva resi kontraktilitas jantung; hipovolemia disebabkan oleh
respons terapeutik dan toksk yang saling bertumpang- muntah, diare, atau sekuestrasi cairan; kolaps vaskular
tindih. Sebagai contoh, dua obat dapat memiliki indeks perifer akibat blokade tonus vaskular yang diperantarai
terapeutik yang sama tapi rentang aman pemberian dosis oleh adrerroseptor-d.; atau aritrnia jantung. Hipotermia atau
yang tidak sama jika kemiringan kurva dosis-responsnya hipertermia akibat pajanan serta efek gangguan regulasi
tidak sama. Untuk beberapa obat, n'risalnya hipnotik-se- suhu berbagai obat juga dapat menimbulkan hipotensi.
datif, efek toksik utama merupakan perluasan langsung Arihnia letal seperti takikardia dan fibrilasi venfrikular
kerja terapeutiknya, seperti yang diperlihatkan oleh dapat disebabkar-r oleh overdosis berbagai macam obat
kurva respons-dosisnya yang bertingkat (lihat Gambar kardioaktif seperti efedrin, amfetamin, kokain, digitalis,
22-1).Pada kasus obat dengan kurva dosis-respons linear dan teofilirr; dan obat yang dianggap bukan merupakan
(obat A), efek letalnya dapat tirnbul pada dosis obat se- kardioaktif, seperti antidepresan trisiklik, antihistamin,
besar sepuluh kali lipat dosis terapeutik normal. Sebalik- dan beberapa analog opioid.
nya, obat dengan kurva yang mencapai plateau (obat B) Dapat tirnbul hipoksia selular meskipun ventilasi
dapat tidak berefek letal meskipun dosisnya mencapai 100 sudah adekuat dan oksigen sudah diberikan bila kera-
kali dosis normal. cunarr disebabkan oleh sianida, hidrogen sulfida, karbon
Pada kebanyakan obat, setidaknya sebagian dari efek monoksida, dan racun lain yang mengganggu transpor
toksik akan cukup berbeda dengan efek terapeutiknya. atau penggunaan oksigen. Pada pasien seperti demikian,
Sebagai contoh, intoksikasi obat yang merniliki efek se- hipoksia selular ditunjukkan dengan adanya takikardia,
perti atropin (misalnya, antidepresan trisiklik) akatr me- hipotensi, asidosis laktat berat, dan tanda iskemia pada
ngurangi produksi keringat sehingga panas lebih sulit elektrokardiogram.
dipancarkan ke luar. Pada intoksikasi anticlepresan tri- Kejang, hiperaktivitas otot, dan kekakuan dapat me-
siklik, juga dapat terjadi perringkatan aktivitas otot atau ninrbuikan kematian. Kejang dapat menyebabkan aspi-
kejang; dengan demikian, produksi panas tubuh rneningkat rasi paru, hipoksia, dan cedera otak. Hipertermia dapat
sehingga clapat timbul hiperpireksia letal. Overdosis obat disebabkan oleh hiperaktivitas otot menetap dan dapat
yang menekan sisten kardiovaskular, misalnl'a, penyekat rnerryebabkan luruhnya otot dan mioglobinuria, gagal
p atau penr.ekat kanal kalsiurn, ticlak hanya secara nyata ginjal, asidosis laktat, dan hiperkalemia. Obat dan racun
mengubah fungsi jantung tapi juga semua fungsi yang yang sering kali rnenyebabkan kejang meliputi anfi-
bergantung pada aliran darah, terlnasuk elirninasi toksin depresan, isoniazid (INH), difenhidramin, kokain, dan
dan obat lain melalui ginjal dan irati. amfetamin.
Kerusakan sistem organ lainnya dapat terjadi pasca-
keracunan dan kadang terlambat muncul. Parakuat me-
fS PENDEKATAN TERHADAP nyerang jaringan paru, merlyebabkan fibrosis paru, yang
dimulai beberapa hari setelah ingesti. Nekrosis hati masif
PASIEN KERACUNAN yang disebabkan oleh keracunan asetaminofen atau
jarnur-jarnur tertentu menimbulkan ensefalopati hepatik
BAGAIMANA PASIEN KERACUNAN DAPAT dan ker.natian dalam wakts 48-72 jam atau lebih lama
MENINGGAL DUNIA? pascaingesti.
Pemaharnan mengenai nekanisme umum kernatian aki- Akl'rirnya, beberapa pasier-r dapat meninggal dunia se-
bat keracunan dapat mernbantu mernprel5i6p(arr dokter belurn dirawat inap karena efek perilaku akibat obat yang di-
untuk mengobati pasien secara efektif. Banyak toksin ingesti dapat menyebabkan cedera trauma. Intoksikasi alko-
menekan sistern saraf pusat (SSP) dan menyebabkan ob- hol dan obat hipnotik-sedatif lainnya rnerupakan faktor yang
tundasi atau koma. Pasien koma seriug kali kehilangan sering kali berperan menimbulkan kecelakaan kendaraan
refleks protektif pada jalan napas serta dorongan untuk bermotor. Pasien yang berada di bawah pengaruh halusino-
bernapas. Oleh sebab .itu, pasien demikian dapat me- gen seperti fensiklidin (PCP) atau LSD dapat meninggal
ninggal dunia sebagai akibat obstruksi jalan napas oleh karena perkelahian'atau jatuh dari ketinggian.
994 / BAB s9
otot sering ditimbulkan oleh atropin dan agen antikoli- Beberapa toksin memiliki efek nefrotoksik langsung;
nergik larnn;'a, serta kokain dan obat simpatomimetik pada kasus lain, gagal ginjal disebabkan oleh syok atau
Iainnya. Kekakuan otot dapat disebabkan oleh haloperi- nrioglobinuria. Kadar nitrogen urea darah (blood urea
dol dan agen antipsikotik lainnya, sindrom serotonin, nitrogen, BUN) dan kreatinin harus diukur, dan urinalisis
dan oleh striknin. Kejang sering kali disebabkan oleh harus dilakukan. Peningkatan kreatin kinase (CK) serum
overdosis antidepresan (khususnya antidepresan trisiklik
dan bupropion), kokain, arnfetamin, teofilin, isoniazid, dan
difenhidramin. Koma flasid yang disertai ticlak adanya
refleks dan bahkan adanya elektroensefalogram isoelektrik
Tabel 59-1. Contoh asidosis yang disertai jarak anion
yang dipicu oleh obat.
dapat dijumpai pada koma dalam akibat hipnotik-sedatif
atau intoksikasi depresan SSP laimya dan keadaan ini
dapat disalahartikan sebagai kematian otak.
dan mioglobin dalarn urine rnernberi petunjuk adanya goksin dan glikosida jantung laimrya. Hipoksernia akibat
nekrosis otot akibat kejang atau kekakuan otot. Kristal keracunan karbon rnonoksida dapat menyebabkan per-
oksalat dalam urine memberi petunjuk adanlrs keracunan ubahan iskemik pada elektrokardiogram.
etilen glikol.
F. Hnst Perucrrnnnru
D. OsuouurAs SERUM
Foto polos abdonen mungkin bermanfaat karena bebe-
Osmolalitas serum hasil perl'ritungan sangat bergantung rapa tablet, khususnya besi dan kaliurn, bersifat radioopak.
pada natrium dan glukosa serum serta nitrogerr urea Racliograf dacla mungkir.r menunjukkan adanya pneumo-
darah. Osrnolalitas serum dapat diiritung rnenggunakan nia aspirasi, pneumonia hidrokarbon, atau edema paru.
rumus berikut: Jika clicurigai terjadi traurna kepala, dianjurkan melaku-
kan pemirrdaian contputctl tonrography (CT).
Glukosa(mg/dL), BUN(mg/dL)
2xNa* (meq/L)+
18 Uji Skrining Toksikologi
Hasil perhitungan ini nomralnl'a aclalah 280-290 Terdapat kesalahpaharnan yang diyakini banyak orang
mOsm/L. Etanol dan alkohol lainnya dapat berperan bahwa "skrining" toksikologi luas adalah cara terbaik
nyata terhadap osn'rolalitas serum hasil perrgukuran tapi, untuk mendiagnosis dan menatalaksana keracunan akut.
karena zat'zat tersebut tidak termasuk clalam perhifungan, Paclahal, skrining toksikologi yang komprehensif meng-
menciptakan jarak osmolar: habiskan waktu, mahal, dan sering kali tidak dapat di-
andalkan. Hasil perneriksaan mungkin baru akan keluar
Jarak Osmolalitas hasil Osmolalitas hasil beberapa hari kemudian. Lebih lagi, banyak obat-obat yang
osmolar= pengukuran - perhitungan sangat toksik seperti penyekat kanal kalsium, penyekat
Tabel 59-2 menyajikan kadar dan kor.rtribusi vang p, dan isoniazid tidak termasuk dalam proses skrining.
diharapkan terhadap osrnolalitas serum pacla kasus ke- Penreriksaan klinis pada pasien dan uji laboratorium ru-
racunan etanol, metanol, etilen glikol, darr isopropanol. tin terpilih biasanya cukup untuk mernbuat diagnosis
tentatif dan rencana terapi yang sesuai. Meskipun uji skri-
E. EurrnoxnRDloGRAM
ning berguna dalam mengonfirmasi kecurigaan aclanya
Pelebaran durasi kompieks QRS yarrg lebih besar clari 100 intoksikasi atau untuk menyingkirkan adanya intoksikasi
milisekon merupakan ciri khtrs overdosis anticlepresarr sebagiti penyebab timbulnya tanda-tanda kematian otak se-
hisiklik dan kuiniclin (Gambar 59-l). Interval eT. dapat rnu, uji ini tidak boleh sampai menunda pemberian terapi.
memanjar.rg lebih dari 440 rrilisekon pacla ban1,3p 1orr.r, Bila dipertimbangkar.r pemberian antidot atau terapi
keracunan, termasuk kuirridin, antidepresan trisiklik, be- spesifik lain, uji laboratorium kuantitatif dapat diindikasi-
berapa antidepresan dan antipsikotik terbaru, litiunt, dan kan. Sebagai contoh, penentuan kadar asetarninofen clalam
arsenik (lilrat pula http:/ / wwr.torsades.org/). Berbagai serum bergurra dalam menilai kebutuhan terapi antidotal
macam blokade atrioventrikular (AV) serta aritmia ven- clengan asetilsistein. Kaclar teofilin, karbamazepin, litium,
trikular dan atrial sering dijumpai pada keracunan cli- salisilat, asam valproat, dan obat lainnya dalam serum
r.nenginclikasikan perlunya hemodialisis (Tabel 59-3).
Dekontaminasi
Tabel 59-2.Beberapa zat yang menyebabkan
timbulnya jarak osmolar. Prosedur c{ekontaminasi harus dijalankan secara simultan
dengan stabilisasi awal, perrilaian diagnostik, dan evaluasi
laboratorium. Dekontaminasi mencakup pembersihan tok-
sin dari kulit atau saluran cerna.
A. Kuur
Pakaian yang terkontaminasi seluruhnya harus clibuang
.Y:ll:1s1..... .99 ........ ?! dan clirnasukkan dalam kantung dua lapis untuk rnence-
..llly.i:.1.:.ely.!eL . ?99 35 gah timbulnya penyakit pada penyedia layarran kesehatan
lsopropanol 3s0 60 darr untuk arralisis laboratoriurn. Kulit yang terkontami-
'Zat lain yang dapat meningkatkan jarak osmolar meliputj aseton,
nasi harus dicuci dengan sabun dan air..
manitol, dan magnesium.
Catatan: Kebanyakan laboratorium menggunakan nretode titik beku B. Snlunnru Cenrun
untuk menentukan osmolalitas. Namun, jika digunakan metode litik
penguapan, alkohol akan menguap sehingga kontribusinya terhadap N4uncul perdebatan seputar efektivitas pengosongan lam-
osmolalitas akan hilang. bung dengan agen en-reLik atau lavase lambung, terutama
TATALAKSANA PASIEN KERACUNAN / gg7
Acetylcysteine Acetaminophen Hasil terbaik jika diberikan dalam waktu 8-10 jam pascaoverdosis.
(Acetabate. lkuti uji fungsi hati dan kadar acetaminophen dalam darah.
Mucomyst) gi!_91!::_!_.:9.:3t9.lr_'!lg-".:l_ei_Yy:.qp.l! pet
*sl*9t.9 epl:
Atropine Anticholinesterase: Dosis uji 1-2 mg (untuk anak, 0,05 mg/kg) diberikan tV dan diulang
organophosphate. carbamate sampai gejala atropinisme muncul (takikardia, dilatasi pupil, ileus).
Dosis dapat digandakan tiap 10-15 menit, dengan penurunan
sekresi sebagai titik akhir terapeutik.
Bicarbonate, Obat kardiotoksik pendepresi 1-2 mEqlkg lV bolus biasanya meredakan efek kardiotoksik (eRS
natrium membran (antidepresan trisiklik, yang lebar, hipotensi). Berikan secara hati-hati pada gagal jantung
quinidine, dll.) (hindari kelebihan natrium)
Calcium Fluoride; penyekat kanal kalsium Dosis besar mungkin diperlukan pada overdosis penyekat kanal
kalsium berat. Mulai dengan 15 mg/kg lV.
Deferoxamine Garam besi Jika terjadi keracunan berat, berikan 15 mg/kg/jam lV. Urine dapat
berwarna merah muda. Deferoxamine 100 mg mengikat besi
8,5 mg.
Antibodi digoxin Digoxin dan glikosida jantung Satu vial mengikat digoxin 0,5 mg; indikasinya meliputi aritmia
terkait berat, hiperkalemia
Esmolol Theophyll ine, caffeine, Penyekat p kerja-singkat meredakan takikardia terinduksi B, dan
metaproterenol (kemungkinan) vasodilatasi terinduksi Fr. lnfuskan 25-50 mcg/kg/
menit lV.
Ethanol Methanol, ethylene glycol Terapi ethanol dapat dimulai sebelum diagnosis laboratorium
terkonfirmasi. Dosis /oading dihitung sedemikian rupa sehingga
kadar ethanol dalam darah setidaknya 100 mg/dL (42 gl70 kg pada
orang dewasa)
Flumazenil Benzodiazepin Dosis dewasa adalah 0,2 mg lV. diulang bila perlu sampai
kadar maksimum 3 mg. Jangan berikan pada penderita kejang,
ketergantungan benzodiazepin, atau overdosis trisiklik.
Fomepizole Methanol, ethylene glycol Lebih nyaman dan mudah digunakan daripada ethanol. Dosis
_._____..__.p9.19.e.y"t_9.?t.ly_?19"11r.-":9.t'_i!_I.q:iI.9iry*.9?.t!.91_..___.___...._..___._...
Physostigmine Disarankanuntukagen Dosis dewasa adalah 0,5-1 mg lV, diberikan secara perlahan.
antikolinergik antimuskarinik; tidak Efeknya selintas (30-50 menit), dan dosis efektif terendahnya
untuk antidepresan trisiklik dapat diulang jika gejala kembali muncul. Dapat menyebabkan
bradikardia, peningkatan sekresi bronkus, kejang. Persiapkan
atropine untuk meredakan efek berlebihan. Jarigan gunakan pada
.._.._._....?.y:g::i:_.y.ti_!.se:_::.!..!ti:i!lfr.........___...___._.-.__:..__
Pralidoxime Penghambat organophosphate Dosis dewasa adalah 1 g lV, yang harus diulang tiap 3-4 jam bila
(2-PAM) cholinesterase perlu atau dianjurkan dalam bentuk infus konstan 250-400 mg/
jam. Dosis anak sekitar 250 mg. Tidak terbukti bermanfaat pada
keracunan carbamate.
1000 i BAB s9
clepresan trisiklik karena dapat memperburuk kardio-
dapat menimbulkan dehidrasi dan pada akhirnya' hipo-
toksisitas, sehingga menirnbulkan blokade jantung atau
tensi. Kejang dan,aktivitas otot berperan dalam terjadi
asistol. Kateterisasi diperlukan untuk mencegah distensi
nya hipertermia dan rabdomiolisis' Pernah tercatat me-
kandung kemih yang berlebihan'
ningtutnya suhu tubuh hingga 42'C' Hiperterrnia dapat
,n.ny"butku.t kerusakan otak, hipotensi, koagulopati' dan
gagal ginjal. ANTIDEPRESAN
Terapi meliputi tindakan suportif umum seperti yang Antidepresan trisiklik (rnisalnya, amitriptilin, desipramin,
telah dijelaskan sebelumnya. Tidak ada antidot yang spe- cloksepin, banyak lainnya; lihat Bab 30) termasuk dalam
sifik. Kejang dan hipertermia merupakan manifestasi yang salah satu obat yang diresepkan yang paling sering me-
paling berbahaya sehingga harus diterapi secara agre- nyebabkan overdosis obat yang mengancam jiwa' Ingesti
rif. f"ju"g biasanya ditatalaksana dengan benzodiazepin hisiklik lebih clari 1 g (atau sekitar 15-20 ng/kg) dianggap
intravena (misalnya, lorazepam). Suhu tubuh diturunkan berpotensi rnetnatikan.
dengan melepas baju, menyemprot dengan air suam- Antidepresan trisiklik merupakan antagonis kompeti-
suam kuku, dan mendinginkan dengan cara menguap- tif pacla reseptor kolinergik muskarinik, dan gejala serta
kan menggunakan kipas angin' Pada suhu badan yang tancla antikolinergik (takikardia, dilatasi pupil, mulut
sangat tinggi (misalnya, > 40-41"C), diterapkan paralisis kering) sering clijurnpai bahkan pada dosis sedang' Be-
,,"u-ro^rlrknlar untuk menghilangkan aktivitas otot de- berapa trisiklik juga merupakan penyekat cr kuat yang
ngan cepat. dapat menyebabkan vasodilatasi' Kejang dan agitasi yang
cliperantarai melalui sentral dapat disertai dengan depresi
AGEN ANTIKOLINERGIK dan hipoter-rsi. Yang paling penting adalah trisiklik memi-
Berbagai macam obat bebas dan terbatas, begitu juga de- liki efek clepresan seperti-kuinidin yang memperlambat
ngan berrnacam-macam tanaman dan jarnur, dapat meng-
koncluksi disertai interval QRS yang lebar dan penekanan
hambat efek asetilkolin. Banyak obat yang digunakan kontraktilitas jantung. Toksisitas jantung ini rnerryebab-
untuk tujuan lain (misalnya, antihistamin) juga rnemilki kan aritmia berat (Gambar 59-1), termasuk blokade kon-
efek antikolinergik. Kebanyakan dari obat tersebut juga duksi ventrikular dan takikardia ventrikular'
memiliki efek yang berpotensi toksik-misalrrya' antihis- Terapi overclosis antidepresan trisiklik meliputi asuh-
tamin seperti difenhidramin dapat menyebabkan kejang; an suportif umum seperti telah clijelaskan sebelumnya'
antidepresan trisiklik, yang memiliki efek antikolinergik' N'lungkin diperlukan intubasi endotrakea dan ventilasi
efek seperti-kuinidin, dan efek penyekat o, dapat menim-
berbantu (assisted uentilatiott). Cairan intravena diberikan
bulkan toksisitas'kardiovaskular berat' untuk hipotensi, dan ditambahkan dopamin atau nore-
Sindrom antikolinergik klasik diingat sebagai "setne- pinefrin jika diperlukan. Banyak ahli toksikologi meng-
rah bit" (kemerahan pada kulit), "sepanas kelinci" (hiper- anjurkan norepinefrin sebagai obat pilihan awal pada
termia), "sekering tulang" (membran mukosa kering' tidak
hipotensi yang cliinduksi oleh trisiklik' Antidot untuk
berkeringat), "sebuta kelelawar" (per-rglihatan kabur' sik- toksisitas jantung menyerupai kuinidin (bermanifestasi
Ioplegia), dan "segila orang eksentrik" (kebingungan/ sebagai kompleks QRS yang lebar) adalah natrium bikar-
aenrium;. Pasien biasanya mengalami sinus takikardia' bonat: bolus 50-100 rnEq (atau L-2 mEq/kg) dapat me-
dan pupilnya biasanya berdilatasi (lihat Bab 8)' Delirium ningkatkan natrium ekstrasel dengan cepat sehingga
teragitasi atau koma dapat timbul' Kedutan otot sering nrenrbantu rnengatasi blokade kanal natriurn ' langan gu-
nakLtn fisostigLrlin,l Meskipun agen ini efektif memulihkan
te4adl, tapi kejang jarang muncul kecuali pasien telah
menelan antihistamin atau antidepresar"r trisiklik' Retensi gejala antikolinergik, fisostigmin dapat memperburuk pe-
nekanan koncluksi jantung dan menimbulkan kejang'
urine sering terjadi, terutama pada laki-laki berusia lanjut' .
Terapinya sebagian besar bersifat suportif' Pasien yang Penghambat monoamin oksidase (rnisalnya, tranil-
teragitasi memerlukan sedasi dengan benzodiazepin atau sipron'rin, fenelzin) adalah sekelornpok antidepresan tua
agen antipsikotik (misalnya, haloperidol)' Antidot khuzu-s
yang sesekali digunakan untuk depresi yang resisten'
,ri-ttuk ,irrd.om antikolirrergik perifer dan sentral adalah Obat ini clapat menvebabkan reaksi hipertensif berat bila
fisostigmin, yang mempunyai efek yang dramatis dan digunakan bersama makanan atau obat yang berinteraksi
.l"r-tgor-rr-,yu (lil-rat Bab 9); dan obat ini dapat berinteraksi
cepat serta terutama bermanfaat pada pasien yang sangat
ini diberikan dalam dosis kecil intravena derrgan selcctiue serotonin reuptnke inhibitor (SSRI)'
teragitasi. Obat
(0,S-1 mg), disertai dengan Pemantauan yaug certnat ka-
Antidepresan terbaru (misalnya, fluoksetin, parok-
rena dapat rnenimbulkan bradikardia dan kejang jika di- setin, citalopram, venlafaksin) kebanvakan berupa SSRI
clan umumnva lebih arnan daripada antidepresan trisiklik
berikan terlalu cepat. Fisostigrnin tidak boleh diberikan
kepada pasien yang dicurigai rnengalami overdosis anti- clan penghambat monoamin oksidase, meskipun obat ini
TATALAKSANA PASIEN KERACUNAN I 1OO1
obat yang tinggi. Penyekat B yang paling toksik aclalah KARBON MONOKSIDA &
propranolol. Dosis sekecil dua hingga tiga kali dosis tera-
GAS TOKSIK LAINNYA
peutik pun dapat menimbulkan toksisitas berat. Ilal ini
kemungkir-ran terjadi karena propranolol rnemiliki sifat Karbon monoksida (CO) adaiah gas tidak berwarna dan
tambahan: Pada dosis tinggi, propranolol menyebabkan tidak berbau yang dijumpai di rnana-mana karena gas
efek penyekatan kanal natrium senlpa dengan yang di- ini merupakan hasil pembakaran materi yang merlgan-
timbulkan oleh obat seperti-kuinidin, dan obat ini juga dung karbon (iihat Tabel 57-1). Keracunan karbon mo-
bersifat lipofilik, memungkinkannya untuk memasuki noksicia rnerupakan penysfrb utama kematian akibat
SSP (lihat Bab 10). keracunan di AS. Kebanyakan kasus dialami oleh korban
Bradikardia dan hipotensi merupakan manifestasi kebakaran, tapi pajanan secara tidak sengaja dan dengan
toksisitas yang paling sering dijumpai. Agen dengan akti- tujuan untuk bunuh diri juga sering dijumpai. Diagnosis
vitas agonis parsial (misalnya, pindolol) dapat menye- dan tatalaksana keracunan karbon monoksicla clijelaskan
babkan takikardia dan hipertensi. Kejang dan blokacte pada Bab 57. Gas toksik lainnva merupakan produk
konduksi jantung (kompleks QRS iebar) dapat rerlihat pernbakaran atau dilepaskan dalam kecelakaar-r industri
pada overdosis propranolol. (Tabel 5o-5).
Seperti telah dijelaskan sebelumrrya, harus diberikan
asuhan suportif umum. Obat-obatan yang biasa diguna- PENGHAMBAT KOLINESTERI\sE
kan untuk n'reningkatkan tekanan darah dan denyut jan- Penghamliat kolinesterase-organofosfat clan karbamat-
fung, seperti cairan intravena, obat agonis-B, dan atropin, (lihat Bab 7) banyak digunakan untuk membunuh se-
umumnya tidak efektif. Giukagon merupakan ar-rtidot rangga dan hama lainnya. Kebanyakan kasus keracunan
bermanfaat yang-seperti agonis B-bekerya pada sel jan- organofosfat atau karbamat berat terjadi akibat penelanan
tung untuk meningkatkan cAMP inLrasel tapi melakukan- secara sengaja oleh orang yang ingin bunuh diri, tapi ke-
nya dengan merangsang reseptor glukagon kelimbang racunan dapat pula terjadi di tempat kerja (penggunaan
adrenoseptor B. Glukagon dapat meningkatkar-r denyut atau pengemasan pestisida) atau, kadang-kadang, akibat
jantung dan tekanan daral-r bila diberikan dalam dosis kontaminasi nlakanan atau serangan teroris (misalnya,
tinggi (5-20 mg intravena). pelepasan agen senjata perang kirnia vang menyerang
saraf, yakni sarin, di sistem kereta bar,r'ah tanah Tokyo
PENYEKAT KANAL KALSIUM pada tahun 1995).
Antagonis kalsium dapat menl'ebabkan toksisitas berat Perangsangan reseptor rnuskarinik n'renye.babkan kram
atau kematian pada overdosis yang relatif kecil. Penyekat abclomery diare, salivasi berlebihan, berkeri,ngaf peningkatan
kanal kalsium ini menekan otomatisitas nodus sinus dan frekuerxi berkemih, dan peningkatan sekresi bronkus (lihat
memperlambat konduksi nodus AV (lihat Bab 12). Obat Bab 6 dan f. Perangsangan reseptor nikoil-Lik menvebabkan
ini juga menurunkan curah jantung dan tekanan darah. aktivasi ganglionik generalisata, yang dapat menimbulkan
Hipotensi berat terutama dijumpai pada penggunaan hipertensi dan takikardia atau bradikardia. Kedutan dan
nifedipin dan dihidropiridin terkai! tapi pada overdosis fasikulasi otot dapat berlanjut menjadi kelemahan dan
berat, semua efek kardiovaskular yang terdaftar dapat paralisis otot napas. Efek SSP n'reliputi agrtasi, kebingungan,
dijumpai pada tiap penyekat kanal kalsiurn. dan kejang. Jembatan keiedai DUMBELS (diare, ururasi,
Terapinya memerlukan asuhan suportif umum seperti miosis dan kelemahan otof bronkospasme, eksitasi, lakrimh-
yang telah dijelaskan sebelumr-rya. Karena kebanyakan si, dan seizure f kejang, szttenting/berkeringat, serta salivasi)
antagonis kalsium yang diingeshi merupakan bentuk lepas- membaltu kita mengingat gejala dan talda yang sering
lambat, antagonis kalsium ini masih dapat dikeluarkan dijurnpai. Uji darah dapat digunakan untuk memastikan
sebelum seluruhnya diserap; segera mulai irigasi seluruh adanya penurunan aktivitas enzim pada sel darah merah
usus dan berikan arang aktif oral, sebelum terjadi ileus (asetilkolinesterase) dan plasrna (butirilkolinesterase), I'ang
akibat antagonis kalsium. Kalsium, yang diberikan secara memberikan perkiraan tidak langsung terhadap aktivitas
intravena dalam dosis 2-10 g, merupakan antidot yang kolinesterase sinaptik
bermanfaat pada keadaan terdepresinya kontraktilitas jan- Asuhan suportif Lrmum harrs diberikan seperti yang
tung tapi tidak begitu efektif pada keadaan blokade rrodus telah dijelaskan sebelurnnya. Kewaspadaan ekstra harus
atau kolaps vaskular perifer. Obat lain yang dilaporkan diterapkan untuk memastikan bal-rwa penyelamat dan pe-
bermanfaat menatalaksana hipoter-rsi akibat keracunan nyedia layanan kesehatan tidak mengalarni keracunan aki-
penyekat kanal kalsium meliputi glukagon, vasopresin, bat terpajan baju atau kulit yang terkontarninasi. Hal ini
epinefriry dan insulin dosis tinggi yang diberikan bersama penting terutanra bagi kebanyakan zat yang poten seperti
dengan glukosa untuk mempertahankan keadaar-r euglike- paration atau agen gas saraf. Terapi antidotum terdiri dari
mia. atropin dan pralidoksim (lihat Bab B). Atropin merupakan
TATALAKSANA PASIEN KERACUNAN i 1OO3
Gasiritan (misalnya, klorin, Efek korosif pada saluran napas Batuk, stridor, mengi, pneumonia
amonia, sulfur dioksida, bagian atas dan bawah Terapi: Oksigen lembap, bronkodilator
Karbon monoksida Berikatan dengan hemoglobin, Nyeri kepala, pusing, mual, muntah, kejang, koma
menurunkan pengiriman oksigen Terapi: oksigen l00o/o
ke jaringan
Sianida Berikatan dengan sitokrom, Nyeri kepala, mual, muntah, sinkop, kejang, koma
menyekat penggunaan oksigen Terapi: Perangkat antidot sianida meliputi nitrit untuk
oleh sel memicu methemoglobinemia (yang mengikat sianida) dan
tiosulfat (yang mempercepat konversi sianida menjadi
tiosianat yang kurang toksik)
Hidrogen sulfida Serupa dengan sianida Serupa dengan sianida. Berbau seperti telur busuk
Terapi: Tidak ada antidot spesifik
Agen pengoksidasi Dapat menyebabkan Dispnea, sianosis (akibat warna coklat dari methemoglobin),
(misalnya, nitrogen methemoglobinemia sinkop, kejang, koma
oksida) Terapi: Biru metilen (yang mempercepat konversinya
kembali menjadi hemoglobin normal)
penghambat kompetifif yang efektif pada lokasi muskari- vena sesuai dengan dosis yang tercanfum dalam kemasan.
nik tapi tidak berefek pada lokasi nikotinik. Pralidoksim Gejalanya biasanya membaik dalam waktu 30-60 menit
yang diberikan cukup dini rnampu memperbaiki aktivitas pascapemberian antibodi. Antibodi digoksin dapat juga
kolinesterase dan aktif di lokasi muskarinik dan nikotinik. dicobakan pada kasus keracunan glikosida jantung lain-
nya (misalnya, digitoksin, oleander), meskipun diperlukan
DIGOKSIN dosis yang lebih besar akibat reaktivitas silang yang tidak
Digitalis dan glikosida jantung lainnya dijumpai dalam lengkap.
banyak tanaman (lihat Bab 13) dan dalam kulit beberapa
kodok. Toksisitas dapat terjadi akibat overdosis akut ETANOL & OBAT SEDATIF-HIPNOTIK
atau dari akumulasi digoksin pada penderita insufisiensi Overdosis etanol dan obat hipnotik-sedatif (misalnya,
ginjal atau penderita yang menggunakan obat yang meng- benzodrazepin, barbiturat, y-hidroksibutirat [GHB], kariso-
ganggu eliminasi digoksin. Penderita yang mendapat te- prodol [Soma]; lihat Bab 22 dan 23) sering terjadi karena
rapi digoksin jangka-panjang sering pula menggunakan zat-zat ini banyak tersedia dan banyak digunakan pula.
diuretik, yang dapat menimbulkan terjadinya deplesi Penderita overdosis etanol atau hipnotik-sedatif dapat
elektrolit (terutama kalium). menjadi euforik dan berisik ("mabuk") atau berada dalam
Muntah sering dialami oleh penderita overdosis keadaan stupor atau koma ("mabuk seperti orang mati").
digitalis. Hiperkalemia dapat disebabkan oleh overdosis Penderita koma sering kali mengalami depresi dorongan
digitalis akut atau keracunan beraf sementara hipokale- untuk bernapas. Depresi refleks protektifjalan napas dapat
mia dapat dijumpai pada penderita akibat terapi diuretik mengakibatkan aspirasi isi lambung. Hipotermia dapat
jangka-panjang (Digitalis tidak menyebabkan hipokale- terjadi karena adanya pajanan lingkungan dan menurun-
mia.) Dapat terjadi berbagai macam gangguan irama jan- nya gerak menggigil. Kadar etanol dalam darah yang lebih
tung, meliputi bradikardia sinus, blokade AV, takikardia besar daripada 300 mg/dl biasanya menimbulkan koma
atrial disertai blokade, irama jungsional yang dipercepat, dalam, tapi orang yang sudah biasa menggunakarurya
denyut ventrikular prematur, takikardia ventrikular bidi- secara rutin sering kali toleran terhadap efek etanol dan
reksional, dan aritmia ventrikular lainnya. masih dapat beraktivitas meskipun kadamya tinggi dalam
Asuhan suportif umum harus diberikan seperti telah darah. Penderita overdosis GHB sering mengalami koma
dijelaskan sebelumnya. Atropin sering kali efektif untuk dalam selama 3-4 jam dan kemudian sadar penuh dalam
bradikardia atau blokade AV. Penggunaan antibodi di- hitungan menit.
goksin (lihat Bab 13) telah memperbaharui'terapi pada Asuhan suportif umum harus diberikan. Melalui tin-
toksisitas digoksin; obat ini harus diberikan secara intra- dakan hati-hati untuk melindungi jalan napas (termasuk
1004 ,l BAB 59
dapat tertunda hingga beberapa jam setelah menelan refrakter pada penderita dengan kadar teofilin yang
tablet lepas-lambat. rendah.
Asuhan suportif umum harus diberikan. Dekontaminasi
usus secara agresif harus dilaksanakafl dengan pemberian REFERENSI
dosis arang aktil berulang dan irigasi seluruh usus. Dart RD (editor): Medical Toxicology, 3"1 ed. Lippincott Williams
Propranolol atau penyekat p lainnya (misalnya, esmolol) & Wilkins,2004.
merupakan antidot yang bermanfaat pada .hipotensi dan Ford M et a1 (editors): Clinical Toxicology. Saunders,2000.
Goldfrank LR et al (editor): Goldfrank's Toxicologic Emergencies,
takikardia yang diperantarai B. Fenobarbital lebih dianjur-
7tr' ed. McGraw-Hill, 2002.
kan daripada fenitoin pada kasus kejang; kebanyakan Olson KR et a1 (editors): Poisoning & Drug Overdose, 5'h ed.
antikorvulsan tidaklah efektif. Hemodialisis diindikasikan McGraw-Hil, 2006.
bila kadar serum lebih dari 100 mg/L dan pada kejang POISINDEX. (Revised Quarterly). Thompson/Micromedex.
1006