You are on page 1of 40

Gabriel L.

Plaa, PhD

Manusia hidup dalam lingkungan kimiawi dan menghi- khususnva udara, tanah, dan air. Meskipun manusia di-
rup, menelan, serta menyerap dari kulit, banyak zat ki- anggap sebagai spesies sasaran khusus, spesies lain juga
miawi ini. Toksikologi mernbahas seputar efek merugikan penting berpotensi menjadi sasaran biologis.
berbagai agen kirniawi ini terhadap semua sistem makhluk Polusi udara merupakan suatu produk industrialisasi,
hidup. Namury pada bidang biomedis, ahli toksikoiogi pengernbangan teknologi, dan meningkatnya urbanisasi.
terutama menangani efek simpang yang timbul pada rna- Manusia juga dapat terpajan oleh zat kimia yang digunakan
nusia akibat pajanan obat dan zat kimiawi lainnya, serta dalam lingkungan pertanian seperti pestisida atau dalam
pembuktian keamanan atau bahaya potensial yang terkait pemrosesan rnakanan yarrg dapat tertahan sebagai residu
penggurraannya. atau kandungan dalam produk makanan. Komisi Gabung-
alnpara Ahli dalam Zat Adittf Makanan dari The Food and
Toksikologi Okupasi Agriculfure Organization dan the World Health Organiza'
Toksikologi okupasi membahas seputar zat kimiawi tion (FAO/WHO) menggunakan istilah acceptable daily
yang dijumpai di tenlpat kerja. Penekanan utama dalam intake (ADll untuk menandakan asupan harian zat kimia-
toksikologi okupasi adalah untuk mengetahui agen yang wi yang tampaknya tidak memunculkan risiko yang terlalu
bersangkutan, menjabarkan kondisi yang berujung pada bermakna selama seumur hidup. Panduan ini dievaluasi
penggunaannya yang aman, dan mencegah penyerapan- ulang seiring diketahuinya informasi baru.
nya dalam jurn-lah yang berbahaya. Berbagai panduan
telah disusun untuk menciptakan kadar dalam udara Ekotoksikologi
ruangan yang aman untuk berbagai zat kimiawi yang Ekotoksikologi membahas seputar efek toksik agen kimia
dijumpai di tempat kerja. The American Conference of dar-r fisik terhadap populasi dan komunitas organisme hidup
Governmental Industrial Hygienists secara periodik me- di dalam ekosistem tertentu; hal ini rneliputi jalur trans-
nyusun daftar rekornendasi nilai ambang batas/threslrcld fer dan interaksi agen-agen tersebut dengan lingkungan.
Iimiting aalue (TLV) bagi sekitar 600 zat kimiawi. Panduan Toksikologi tradisional membahas seputar efek toksik
ini dievaluasi ulang seiring diketahuinya informasi baru. terhadap organisme individu; ekotoksikologi membal-ras
seputar dampaknya terhadap populasi organisme hidup
Toksikologi Lingkungan atau ekosistem. Sembari memunculkan efek yang besar
Toksikologi lingkungan membahas seputar dampak zat terhadap organisme indiuidual, suatu peristiwa lingkung-
kin.ria berupa potrutan lingkungan yang berpotensi meru- an mungkin saja tidak berclampak penting terhadap po-
gikan bagi organisme hidup. lsnlah lingku;ngan mencakup pulasi atau ekosistem. Olel-r sebab itu, istilah "toksikologi
segala sesuatu yang beracla di sekitar organisme individu, lingkungan" dan "ekotoksikologi" tidaklah sama.

967
968 / BAB s7

jinak dan manusia mungkin akan memakan ikan dari Great


'Jika asupan suatu kontaminan yang bertahan lama
oleh organisme melebihi kemampuan organisme untuk iakes sehingga residu PCB juga ditemukan dalam spesies
memetabolisme atau mengekskresi zat tersebut, zat kimia ini.
akan terakumulasi dalam jaringan organisme' Hal ini di-
sebut bioakumulasi.
Meskipun kadar kontaminan ini dapat hampir tidak
terdeteksi dalam air, kadarnya dapat bertambah ratusan
hingga ribuan kali begitu kontaminan masuk ke dalam
rantai makanan. Hal ini disebut biomagnifikasi' Fitoplankton 0,0025 1

Biomagnifikasi bifenil terpoliklorinasi (PCB) dalam Zooplankton 0,123 49,2


Great Lakes di Amerika Utara digambarkan melalui nilai- 1,04
Rainbow smelt 416
nilai residu berikut yang tersedia dari Environment Canada,
suatu laporan yang diterbitkan oleh pemerintah Kanada, Lake trout 4,83 1'932
dan sumber lain. Camar herring 124 49.500
Oleh sebab itu. biomagnifikasi zat ini dalam rantai ma-
lSumber: Environment Canada, The State of Canada's Environment'
kanan, yang dimulai dari fitoplankton dan berakhir pada
1991, Government of Canada, Ottawa; dan publikasi lainnya'
camar herring, hampir mencapai 50.000 kali lipat' Binatang

ISTILAH & DEFINISI DALAM TOKSIKOLOGI Durasi Paianan


Bahaya Potensial & Risiko Reaksi toksik dapat berbeda secara kualitatif menurut du-
rasi pajanan. Suatu pajanan tunggal-atau pajanan multi-
Bahaya (hazard) adalah kemampuan ngen kimiawi untuk me-
kondisi pel yang terjadi selama 1 atart 2 hari-mewakili paianan
nyebabkan kerusakan dalam suatu keadaan atau situasi;
ik.rt. Puluttut multipel yang berlanjut untuk waktu yang
penggunaan dan pajhnan menjadi pertimbangan utama'
lama menandakan suatu paianan kronik' Pada lingkungan
Untuk menilai bahayaini, kita perlu mengetahui toksisitas
okupasi, dapat terjadi pajanan akut (misalnya, kebocoran
bawaan suatu zat dan jumlah pajanan yang kemungkinan
yang tidak disengaja) dan kronik (misalnya, Penanganan
dialami individu. Manusia dapat menggunakan zat yang
suatu zat kimia secara berulang), sementara pada zat
berpotensi toksik dengan aman ketika berbagai tindakan
kimia yang dijumpai di lingkungan (misalnya, poluian
untuk memperkecil absorpsi ditetapkan dan dipatuhi'
dalam air tanah), pajanan kronik lebih sering timbul'
Risiko dijabarkan sebagai perkiraan frekuensi terjadinya
efekyang tidnk diinginkanyang ditimbulkan oleh pajanan agen
PERTIMBANGAN LI NGKUNGAN
kimiawi atau fisik. Perkiraan suatu risiko menggunakan
data dosis-respons dan melakukan ekstrapolasi dari hu- Beberapa si{at kimiawi dan fisik sangat penting diketahui
bungan yang diamati ke perkiraan respons pada dosis untuk memperkirakan bahaya potensial yang dimiliki
yang terjadi pada keadaan pajanan yang sesungguhnya' oleh zat toksik lingkungan. Selain keterangan mengenai
iutrrto autt kesesuaian data biologis yang digunakan pada etek zat toksik terhad ap betbagai organisme, pengetahu-
perkiraan tersebut menjadi faktor pembatas utama' an tentang sifat-sifat berikut penting untuk memperkira-
kan dampak pada lingkungan: Degradabilitas suatv zat;
Jalur Paianan mobilitasnya melalui udara, air, dan tanah; ada tidaknya
me- bioakumulasi; dan transpor serta biomagnifikasinya me-
Jalur masuk zat kimia ke dalam tubuh berbeda-beda
nurut keadaan pajanamya. Pada lingkungan industri' lalui rantai makanan. pihat Kotak: Bioakumulasi & Bio-
inhalasi merupakan jalur masuk utama. jalur transdermal magnifikasi.) Zat kimia yang didegradasi dengan buruk
juga cukup penting, tetapi jalur ingesti oral relatif kecil' 1ot"-t jat.,r abiotik maupun
biotik) memunculkan persis-
Akibakrya, tindakan pencegahan sebagian besar dirancang iensi dalam lingkungan sehingga dapat terakumulasi' Zat
untuk menghilangkan penyerapan melalui inhalasi atau lipofilik canderung terbioakumulasi dalam lemak tubuh'
kontak topikai. Polutan atmosferik masuk melalui inha- yurrg *uny"babkan timbulnya residu jaringan' Ketika
lasi, sementara pada polutan air dan tanah, ingesti oral ,,rut -t toksik tergabung dalam rantai makanan' terjadi
merupakan jalur pajanan utama pada manusia' biomagnifikasi karena satu spesies memakan spesies lain-
PENGANTAR TOKSIKOLOGI: OKUPASI & LINGKUNGAN I 969

Tabel5T-1. Nilai ambang batas (TLV) beberapa yang tidak sempuma. Kadar rerata CO di atmosfer adalah
polutan udara dan pelarutnya. (NA= 1;63L sekitar 0,1 ppm; pada keadaan lalu-lintas yang padat,
"6u.;
kadarnya dapat melebihi 100 ppm. Anjuran nilai ambang
batas tahun 2005 (TLV-TWA dan TLV-STEL) disajikan
pada Tabel 57-1.
Benzena
.------.-----:---..-.9"r!.-..------- - "..?'"v ._.".".
Karbon monoksida 25 NA Mekanisme Kerja
Karbon tetraklorida 10 CO bergabung secara reversibel dengan tenpat pengikat-
Kloroform 10 NA an oksigen di hemoglobin dan memiliki afinitas terhadap
hemoglobin sekitar 220 kali afinitas oksigen. Produk
. |ilr g.s.:"1.9i.:I:i 9 r yang terbentuk, yakni karboksihemoglobin, tidak dapat
Ozon 0,05 NA
mengangkut oksigen. Lebil-r lanjut, karboksihemoglobin
Sulfur dioksida merlgganggu disosiasi oksigen dari oksihernoglobin yang
TetrAkloroetil en 25 100 tersisa sehingga mengurangi transfer oksigen ke jaringan.
Toluena 50 Otak dan jarltung merupakan organ-organ yang paling
350 450
terkena dampaknya. Orang dewasa normal yang tidak
1,1,1-Trikloroetan
merokok memiliki kadar karboksihemoglobin kurang dari
Trikloroetilen 100
1% saturasi (1% hemoglobin total berada dalam bentuk
rTLV-TWA adalah batas kadar zat pemajan yang dapat dialami pekerja
karboksihernogtobin); tingkat ini dikaitkan dengan pem-
secaia berulang selama hari kerja normal (8 jam) atau minggu kerja
normal (40 jam) tanpa mengalami efek samping. bentukan CO endogen dari katabolisme heme' Perokok
2TLV-STEL adalah kadar maksimum yang tidak boleh dilampaui sama
dapat memiliki saturasi sebesar 5-10%, bergantung pada
sekali selama periode pajanan selama 15 menit.
kebiasaan merokoknya. Individu yar-rg menghirup udara
yang mengandung 0,1% CO (1000 ppm) akan memiliki
kadar karboksil-remoglobin sebesar 50%.
nya dan menumpuk zat kin-ria di dalam tubuhnya. Polu-
tan yang memiliki dampak terluas terhadap lingkungan
Efek Klinis
didegradasi dengan buruk; relatif mobil di udara, air, dan
tanah; mengalami bioakumulasi; dan juga mengalami bio- Tanda-tanda utama intoksikasi CO merupakan tanda-
magnifikasi. tanda hipoksia, dan berkembang'menurut urutan beri-
kut: (1) gangguan psikomotor; (2) nyeri kepala dan rasa
tegang di daerah temporal; (3) bingung dan berkurangnya
ketajaman penglihatan; (4) takikardia, takipnea, sinkop,
W ZAT KIMIA TERTENTU
dan koma; dan (5) koma dalam, kejang, syok, dan gagal
napas. Terdapat keberagarnan respons individu yang luas
POLUTAN UDARA terhadap kadar karboksihemoglobin tertentu. Kadar kar-
Terdapat lima zat utama yang menyusun sekitar 98% polu- boksihemoglobin di bawah 15% jarang menimbulkan ge-
tan udara: karbon monoksida (sekitar 52%), sulfur oksida jala; kolaps dan sinkop dapat terjadi pada kadar sekitar
(sekitar 14%), hidrokarbon (sekitar 74%), nitrogen oksida 40%; di atas 50%, dapat timbul kematian. Hipoksia ber-
(sekitar 1,4%), dan n'rateri partikel (sekitar 4%). Sumber zat kepanjangan dan penurunan kesadaran pascahipoksik
kimia ini meliputi transportasi, industri, pembangkit te- dapat rnenyebabkan kerusakan nirpulih pada otak dan
naga listrik, pemanasan ruangan, dan sampah buangan. rniokardium. Efek klinis ini dapat diperburuk oleh kerja
Sulfur dioksida dan asap yang berasal dari pembakaran berat, ketinggian, dan suhu ruangan tinggi' Penyakit kar-
batu bara yang tidak sempurna menimbulkan efek sim- diovaskular diperkirakan meningkatkan risiko yang ter-
pang akut, khususnya di antara orang berusia lanjut dan kait dengan pajanan CO. Gangguan neuropsikiatrik yang
individu yang sebelumnya telah menderita penyakit jan- lambat dapat muncul pascaintoksikasi, dan perbaikan
tung atau paru. Polusi udara dalam ruangan dianggap perilakunya terjadi secara lambat. Meskipun intoksikasi
berkontribusi menyebabkan bronkitis, penyakit obstruksi CO biasanya dianggap sebagai suatu bentuk toksisitas
ventilasi, emfisema paru, asma bronkiaf dan kanker paru. akuf terdapat beberapa temuan yang menyatakan bahwa
pajanan kronik terhadap CO berkadar rendah dapat me-
t. Karhon Monoksida nimbulkan efek yang tidak diinginkan, termasuk timbulrrya
Karbon monoksida (CO) adalah suatu gas yar-rg tidak penyakit koroner aterosklerotik pada perokok. Namun,
berwarna, tidak berasa, tidak berbau, dan tidak iritatii belum ada bukti eksperimental yang meyakinkan. |anin
yang merupakan produk sampingan akibat pembakaran cukup peka terhadap efek pajanan CO.
970 I BABsT

Terapi di tempat tertutup) segar; pajanan NO, pada petani dalam


gudang pakan temak dapat menyebabkan silo-filler"s
Pada kasus intoksikasi aku! pemindahan pasien dari
disease. Nilai ambang batas 2005 disajikan dalam Tabel 57-1.
sumber pajanan dan rumatan pemapasan sangat penting
dilakukan, yang diikuti dengan pemberian oksigen-
Mekanisme Keria
antagonis spesifik CO-dalam batasan toksisitas oksigen.
Dengan tekanan oksigen dalam udara ruangan 1 atm, NO, adalah iritan paru bagian dalam yang mampu me-
waktu-paruh eliminasi CO adalah sekitar 320 menif de- nimbulkan edema paru. Sel alveoli tipe I tampaknya
ngan oksigen 100%, waktu-paruhnya adalah sekitar 80 merupakan sel yang terutama terkena dampak pajanan
menit; dan dengan oksigen hiperbarik (2-3 atm), waktu- akut. Pajanan 25 ppm bersifat iritatif terhadap beberapa
paruhnya dapat diturunkan hingga sekitar 20 menit. individu; 50 ppm cukup iritatif bagi mata dan hidung.
Masih terdapat pertanyaan seputar efikasi oksigen hi- Pajanan 50 ppm selama 1 jam dapat menyebabkan edema
perbarik pada terapi intoksikasi CO, dan indikasi.absolut paru dan mungkin lesi paru subakut atau kronik; 100 ppm
penggunaannya masih belum ditetapkan. dapat menyebabkan edema paru dan kematian.

2. Sulfur Dioksida Efek Klinis & Terapi


Sulfur dioksida (SOr) adalah gas iritan tak berwarna yang Tanda dan gejala pajanan akut NO, meliputi iritasi mata
terutama dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil dan hidung batuk, produksi sputum mukoid atau berbusa,
yang mengandung sulfur. Nilai ambang batas tahun 2005 dispnea, dan nyeri dada. Fdema paru dapat timbul dalam
disajikan pada Tabel 57-1.
waktu 1-2 jam. Pada beberapa individu, tanda klinis meng-
hilang dalam waktu sekitar 2 minggu; pasien tersebut
Mekanisme Keria kemudian masuk ke dalam tahap kedua dengan derajat
keparahan yang mendadak meningkaf meliputi edema
Saat berkontak dengan membran yang lembap, SO, mem-
paru berulang atau destruksi fibrotik bronkiolus terminalis
bentuk asam sulfurosa, dan menimbulkan efek iritasi yang
brerat pada mata, membran mukosa, dan kulit. Diperkirakan @ronkiolitis obliterans). Pajanan kronik NO, sebanyak 1G
25 pp- pada hewan percobaan laboratorium menyebabkan
bahwa sekitar 90% SO, yang diinhalasi diserap pada saluran
perubahan edematosa; jadi, efek kronik pada manusia perlu
napas bagian atas, tempatnya menimbulkan efek utama.
dipikirkan. Tidak terdapat terapi spesifik untuk intoksikasi
Inhalasi SO, menyebabkan konstriksi bronkus; refleks para-
akut NQ; tindakan terapeutik untuk penatalaksanaan iritasi
simpatis dan perubahan tonus otot polos tampaknya ter-
libat dalam reaksi ini. Pajanan 5 pp- selama 10 menit me-
paru dalam dan edema paru nonkardiogenik dilakukan.
Tindakan ini meliputi rumatan pertukaran gas melalui oksi-
nyebabkan peningkatan resistensi terhadap aliran udara
genasi dan ventilasi alveolar yang adekuat. Terapi obat dapat
pada kebanyakan manusia. Pajanan terhadap 5-10 ppm di-
meliputi bronkodilator, sedatif, dan antibiotik.
laporkan menyebabkan bronkospasme beraf 1U20% orang
dalam populasi dewasa muda yang sehat diperkirakan reak-
tif terhadap kadar yang lebih rendah. Fenomena adaptasi 4. Ozon
terhadap kadar iritatif diketahui terjadi pada para pekerja. Ozon (Or) adalah gas iritan berwarna kebiruan yang nor-
Penderita asma terutama sensitif terhadap SOr. mahlya terdapat di atmosfer bumi, tempatnya menjadi
penyerap sinar ultraviolet yang penting. Di tempat kerja,
Efek Klinis & Terapi ozon dapat dijumpai di sekitar peralatan listrik bertekanan-
Tanda dan gejala intoksikasi meliputi iritasi mata, hidung, tinggi dan di sekitar alat penghasil ozon untuk pemurnian
dan tenggorok serta refleks bronkokonstriksi. Jika pajanan udara dan air. Ozon juga merupakan oksidator penting
berat terjadi, edema paru dengan awitan lambat dapat pada udara kota yang berpolusi. Efek ozon berkadar-
timbul. Efek kumulatif akibat pajanan kronik SO, ber- rendah dalam ruangan berdasarkan kunjungan pasien ke
kadar-rendah tidak mencolok, khususnya pada manusia' berbagai rumah sakit di Ontario, Kanada untuk masalah
Namun, pajanan kronik ini menyebabkan perburukan pe- paru menunjukkan gradien yang hampir linear antara
nyakit kardiopulmonal kronik. Terapinya tidak spesifik pajanan (kadar 1 jam, 20-100 ppb) dan respons. Lihat Tabel
untuk SO, tetapi bergantung pada manuver terapeutik 57-1 untuk melihat nilai ambang batas tahun 2005.
yang digunakan dalam terapi iritasi saluran napas.
Efek Klinis & Terapi
3. Nitrogen Oksida O" adalah iritan membran mukosa. Pajanan ringan O, me-
Nitrogen dioksida (NOr) adalah suatu gas iritan berwama nimbulkan iritasi saluran napas bagian atas, sementara
kecoklatan yang kadang (timbul) pada pembakaran. NO, pajanan berat dapat menimbulkan iritasi paru dalam,
juga terbentuk dari silase (makanan ternak yang disimpan yang disertai edema paru jika diinhalasi pada kadar yang
PENGANTAR TOKSIKOLOGI: OKUPASI & LINGKUNGAN I 971

mencukupi. Penetrasi ozon ke dalam paru bergantung konfirmasi karena agen ini semakin banyak digunakan.
pada volume alun (tidal ztolume); akibatnya, olahraga dapat Hepatotoksisitas juga merupakan efek toksik yang sering
meningkatkan jumlah ozon yang mencapai paru bagian timbul pada manusia setelah pajanan akut atau kronik,
distal. Beberapa efek O, menyerupai efek radiasi sehing- dan derajat keparahan lesinya bergantung pada jumlah
ga menandakan bahwa toksisitas O, dapat terjadi akibat zat yang diserap. Karbon tetraklorida merupakan zat
pembentukan radikal bebas reaktif. Gas ini menyebab- yang paling poten menimbulkan gangguan ini. Nefrotok-
kan pernapasan dangkal dan cepat serta penurunan ke- sisitas dapat terjadi pada manusia yang terpajan karbon
teregangan paru. Peningkatan sensitivitas paru terhadap tetraklorida, kloroform, dan trikloroetilen. Akibat penggu-
bronkokonstriktor juga diamati. Pajanan sekitar 0,1 ppm naan kloroform, karbon tetraklorida, trikloroetilen, dan
selama 10-30 menit menyebabkan iritasi dan kekeringan tetrakloroetilen, karsinogenisitas telah diamati melalui
di tenggorok; di atas 0,1 ppm, akan terjadi perubahan penelitian terhadap pajanan seumur hidup yang dilaku-
ketajaman penglihatan, nyeri substernal, dan dispnea. kan pada tikus dan mencit. Potensi efek pajanan jangka-
Fungsi paru terganggu pada kadar yang melarnpaui 0,8 panjang zat-zat ini pada kadar yang rendah masih harus
ppm. Hiper-responsivitas dan inflamasi saluran udara ditentukan. Namun, suatu kajian literatur epidemiologis
telah diamati pada manusia. pada pajanan okupasional tetrakloroetilen terhadap para
Penelitian pada hewan mengindikasikan bahwa res- pekerja tidak menemukan kaitan antara kanker payudata,
pons paru terhadap O, merupakan respons yang dinamik. prostat, kulit, atau otak dan pajanan agen tersebut, se-
Perubahan morfologis dan biokimiawi merupakan hasil mentara kaitannya dengan kanker rongga mulut, hati,
cedera langsung dan respons sekunder terhadap cedera pankreas, atau paru tampaknya juga tidak mungkin. Data
awal. Pajanan jangka-panjang pada binatang menghasil- menunjukkan bahwa batas keamanan untuk manusia
kan perubahan morfologi dan fungsi paru. Bronkitis kro- sangatlah besar dalam hal potensi efek karsinogenik pa-
nik, bronkiolitis, fibrosis, dan perubahan emfisematosa janan rumah tangga terhadap kloroform atau kadar tri-
telah dilaporkan pada berbagai macam spesies yang ter- kloroetilen yang relevan di lingkungan.
pajan pada kadar di atas 1 ppm. Tidak ada terapi spesifik
untuk intoksikasi akut Or. Tatalaksananya bergantung Terapi
pada tindakan terapeutik yang diterapkan pada iritasi Tidak terdapat terapi spesifik untuk intoksikasi akut
paru dalam dan edema paru nonkardiogenik (lihat Nitro- akibat pajanan hidrokarbon terhalogenasi' Penatalaksana-
gen Oksida, di atas). an bergantungpada sistem organ yang terlibat.

PELARUT 2. Hidrokarbon Aromatik


ifatik Terhalogenasi Benzena banyak digunakan karena sifat pelarutnya dan
1 . Hidrokarbon Al
sebagai zat antara sintesis zat kimia lainnya. Anjuran nilai
Agen ini banyak digunakan sebagai pelarut dalam bidang ambang batas 2005 disajikan pada Tabel 57-1. Efek akut
industri, agen pembersih lemak/gemuk, dan agen pem- benzena yang toksik adalah depresi sistem saraf pusat.
bersih. Zat yang termasuk golongan ini meliputi karbon Pajanan sebanyak 7500 ppm selama 30 menit dapat ber-
tetraklorida, kloroform, trikloroetilen, tetrakloroetilen (per- sifat fatal. Pajanan kadar yang lebih besar dari 3000 ppm
kloroetilen), dan 1,1,1-trikloroetan (metil kloroform). Lihat dapat menyebabkan euforia, mual, masalah lokomotor,
Tabel 57-1 untuk nilai ambang batas yang dianjurkan. dan koma; vertigo, mengantuk, nyeri kepala, dan mual
dapat terjadi pada kadar yang berkisar antara 250 dan 500
Mekanisme Keria & Efek Klinis ppm. Tidak terdapat terapi spesifik untuk efek toksik akut
Pada hewan percobaan laboratorium, hidrokarbon terha- benzena.
logenasi menyebabkan depresi sistem saraf pusat, keru- Pajanan kronik benzena dapat menyebabkan efek tok-
sakan hati, kerusakan ginjal, dan kardiotoksisitas dalam sik yang sangat bera| efek yang paling signifikan adalah
berbagai tingkatan. Zat ini merupakan depresan sistem kerusakan sumsum tulang yang tersembunyi dan tidak da-
saraf pusat pada manusia, meskipun potensi relatifnya sa- pat diperkirakan; anemia aplastik, leukopenia, pansitope-
ngat bervariasi; kloroform merupakan agen yang paling nia, atau trombositopenia dapat terjadi. Sel sumsum tulang
poten dan dahulu banyak digunakan sebagai agen anes- pada tahap perkembangan dini tampaknya paling sensitif
tesi. Pajanan kronik tetrakloroetilen dapat menyebabkan terhadap benzena. Gejala dini intoksikasi benzena kronik
gangguan ingatan dan neuropati perifer. PadaL994, tetda' mungkin agak tidak jelas (nyeri kepala, kelelahan, dan
pat temuan yang mengisyaratkan bahwa 1,1,1-trikloroetan hilangnya nafsu makan). Data epidemiologis menunjuk-
yang digunakan pada beberapa upaya pembersihan lemak kan adanya hubungan antara pajanan benzena kronik dan
menyebabkan neuropati perifer. Dugaan ini perlu di- peningkatan insidens leukemia pada para pekerja.
972 I BAB57

Toluena (metilbenzena) tidak memiliki sifat mielo- dapat tereksitasi dan rnenyebabkan cetusan berulang cepat
toksik benzena ataupun menyebabkan leukemia. Namun, pada kebar-ryakan neuron. Transpor ion kalsium dihambat.
toluena merupakan suafu depresan sistem saraf pusat. Kejadian ini memengaruhi repolarisasi dan rneningkat-
Lihat Tabel 57-1 untuk nilai ambang batas. Pajanan se- kan eksitabilitas neuron. Efek utamanya adalah perang-
banyak 800 ppm dapat menyebabkan kelelahan berat sangan sistem saraf pusat. Pada penggunaan DDT, tremor
dan ataksia; 10.000 ppm dapat menyebabkan penurunan mungkin merupakan manifestasi utama, kemungkinan
kesadaran yang cepat. Efek kronik akibat pajanan toluena berlanjut dengan konvulsi, sementara pada penggunaan
jangka-panjang tidaklah jelas karena penelitian pada ma- senyawa lain, kejang sering kali muncul sebagai tanda
nusia mengenai efek zat terhadap perilaku biasanya ber- pertama intoksikasi. Tidak terdapat terapi spesifik untuk
kenaan dengan pajanan terhadap beberapa pelaru! bukan keadaan intoksikasi akut sehingga penatalaksanaannya
hanya toluena. Namun, pada penelitian okupasional yang bersifat simtomatik.
terbatas, interaksi metabolik dan modifikasi efek toluena Pemberian jangka-panjang beberapa agan ini untuk
belum diamati pada pekerja yang juga terpajan oleh pe- jangka waktu lama pada hewan percobaan di laborato-
laru t Iain. rium menyebabkan meningkatnya tumorigenisitas; belum
terdapat kesepakatan mengenai potensi sifat karsinogenik
INSEKTISIDA zat-zat ini, dan ekstrapolasi pengamatan ini pada manusia
masih diperdebatkan. Bukti adanya efek karsinogenik pa-
1. lnsektisida Organoklorin
da manusia masih belum ditetapkan. Pada suatu pene-
Agen ini biasanya digolongkan rnenjadi empat kelornpok: litian epidemiologis yang besar, hidak dijumpai adanya
DDT (klorofenotan) dan analognya, benzena l-reksaklorida, hubungan antara risiko kanker payudara dan kadar serum
siklodien, dan toksafen (Tabel 57-2). Keempatnya me- DDE, metabolit utama DDT. Serupa dengan l-ral ini, hasil
rupakan senyawa aril, karboksiklik, atau heterosiklik yang suatu penelitian kasus-kontrol yang dilakukan untuk me-
mengandung substituen klorin. Tiap senyawa berbeda nyelidiki hubungan antara kadar DDE dan DDT dalam
dalam hal biotransformasi dan kapasitas penyimpanan jaringan adiposa payudara dan risiko kanker payudara
dalam jaringan; toksisitas dan penyimpanannya tidak se- tidak menyokong adanya hubungan positif.
lalu berkorelasi. Senyawa tersebut dapat diserap lewat
kulit atau melalui inhalasi atau ingesti oral. Namun, ter- Toksikologi Lingkungan
dapat perbedaan kuanbitatif yang penting antara berbagai Insektisida organoklorin dianggap merupakan zat ki-
macam turunan; DDT dalam larutan diserap dengan miawi yang persisten. Degradasinya cukup lambat jika
buruk lewat kulit, sementara penyerapan dieldrin lewat dibandingkan dengan insektisida lain, dan bioakumulasi,
kulit sangat efisien. khususnya di ekosistem air, diamati dengan baik. Mo-
bilitasnya di tanah bergantung pada kornposisi tanah;
Toksikologi Manusia keberadaan materi organik memudahkan adsorpsi zat
Efek toksik akut berbagai insektisida organoklorin pada kimia ini ke partikel tanah, sementara adsorpsinya buruk
manusia secara kualitatif serupa. Agen-agen ini meng- di tanah berpasir. Setelah diadsorpsi, materi tersebut tidak
ganggu inaktivasi kanal natrium pada membran yang akan mudah terlepas.

Tabel 57-2. lnsektisida organoklorin.

DDT dan analognya D i klorod ifen i ltrikloroetan (DDT) 4 0,005


Metoksiklor 3
Tetraklord ifen iletan (TDE) 3 1',
Benzena heksaklorida Benzena heksaklorida (BHC; heksaklorosikloheksan) 4 0,008
Lindan 4 0,008
Siklodien Aldrin 5 0,0001
Klordan 4 0,0005
Dieldrin 5 0,0001
Heptaklor 4 0,0001
Toksafen Toksafen (campeklor)

'Angka toksisitas: Kemungkinan dosis oral yang letal bagi manusia untuk golongan 3 = 500-5000 mgikg, golongan 4 = 50-500 mg/kg, dan golongan
5 = 5-50 mg/kg. (Lihat Gosselin et al, 1984.)
,ADl acceptab Ie daily intake (mg/kg/hari).
=
PENGANTAR TOKSIKOLOGI: OKUPASI & LINGKUNGAN I 973

Karena dampaknya pada lingkungan, penggunaan in- psikologis dalam durasi yang bervariasi, telah dikaitkan
sektisida organoklorin telah sangat dikurangi di Amerika dengan pajanan insektisida ini dalam kadar tinggi. Lebih
Utara dan Eropa. Namun, beberapa insektisida masih di- lanjut, terdapat beberapa indikasi mengenai hubungan
gunakan di negara tropis. antara aktivitas arilesterase yang rendah dan kompleks
gejala neurologis pada veteran Perang Teluk.
2. lnsektisida Organofosforus Selain inhibisi kolinesterase-dan tidak bergantung pa-
da inhibisi asetilkolinesterasi-beberapa agen ini mampu
Agen-agen ini, beberapa disajikan pada Tabel 57-3, di-
memfosforilasi enzim lain yang terdapat dalam jaringan
gunakan untuk memerangi berbagai macam hama. Agen
saraf, yakni esterase target neuropati. Hal ini menyebab-
ini merupakan pestisida yang bermanfaat ketika berkontak
kan terjadinya neurotoksisitas lambat yang ditandai dengan
langsung dengan serangga atau ketika digunakan sebagai
polineuropati, terkait dengan paralisis dan degenerasi akso-
obat sistemis tumbuhan; agen ini dimasukkan ke dalam
nal (organophosphorus ester-induced delayed polyneuropathy;
tumbuhan dan memunculkan efeknya pada serangga
OPIDP); ayam betina sangat sensitif terhadap sifat ini dan
yang memakan tanaman. Beberapa agen digunakan dalam
terbukti sangat berguna untuk mempelajari patogenesis
pengobatan manusia dan hewan sebagai antiparasitik
.lesi dan mengidentifikasi turunan organofosforus yang ber-
lokal atau sistemis (lihat Bab 7 dan 54). Senyawa ini di-
potensi neurotoksik. Pada manusia, neurotoksisitas pada
serap lewat kulit, saluran napas dan gastrointestinal. Bio-
penggunaan triortokresil fosfat (TOCP), suatu senyawa
transformasinya cepat, khususnya jika dibandingkan
organofosforus noninsektisidal, telah diamati dan diper-
dengan angka biotransformasi insektisida hidrokarbon
kirakan terjadi pada penggunaan insektisida diklorvos,
ttirklorinasi. Batas pajanan okupasional inhalasi manusia
triklorforu leptofos, metamidofos, mipafox, dan trikloro-
yang dianjurkan saat ini untuk 30 pestisida organofosfat
nat. Polineuropati biasanya dimulai dengan rasa terbakar
dikaji ulang oleh Storm dan para kolaborator pada tahun
dan kesemutary khususnya di kaki, disertai timbulnya
2000.
kelemahan motorik beberapa hari kemudian. Gangguan
sensorik dan motorik dapat meluas ke tungkai dan tangan.
Toksikologi Manusia
Gaya berjalan (galf) turut terkena dampaknya, dan dapat
Pada mamalia serta serangga, efek utama agen ini adalah timbul ataksia. Tidak ada terapi spesifik untuk bentuk
inhibisi asetilkolinesterase melalui fosforisasi situs estera- neurotoksisilas lambat ini.
tik. Tanda dan gejala khas intoksikasi akut ditimbulkan
oleh inhibisi enzim ini dan akumulasi asetilkolin; beberapa Toksikologi Lingkungan
agen juga memiliki aktivitas kolinergik langsung. Efek ini Insektisida organofosforus tidak dianggap sebagai pes-
dan terapinya dijabarkan pada Bab 7 dan 8 dalam buku tisida persisten karena relatif tidak stabil dan terpecah di
ini. Perubahan fungsi neurologis dan kognitif, serta gejala lingkungan. Sebagai suatu golongan, agen ini dianggap
berdampak kecil pada lingkungan meskipun memiliki efek
akut terhadap organisme.
Tabel 57-3. lnsektisida organofosforus.
3, Insektisida Karhamat
Senyawa ini (Tabel 57-4) menghambat asetilkolinesterase
0,005 melalui karbamoilasi situs esteratik. Oleh sebab itu, kar-
Chlorfenvinphos 0,002 bamat memiliki silat toksik terkait inhibisi enzim ini
Diazinon 0,002 seperti yang dijelaskan pada insektisida organofosforus.
Efek dan terapi zat ini dijabarkan pada Bab 7 dan8. Durasi
Dichlorvos 0.004
efek klinis akibat karbamat lebih singkat ketimbang du-
Dimethoate 0,01
rasi efek yang diamati pada senyawa organofosforus. Jarak
Fenitrothion 0,005 antar dosis yang menyebabkan intoksikasi minor dan
Leptophos yang menyebabkan kematian lebih besar pada karbamat
Malathion 0,02 ketimbang pada agen organofosforus. Reaktivasi spontan
kolinesterase tampak lebih cepat terjadi pascainhibisi kar-
Parathion 0,005
bamat. Meskipun pendekatan klinis terhadap keracunan
Parathion-methyl 0,02
karbamat serupa dengan pendekatan klinis untuk orga-
Trichlorfon 0,01 nofosfat, penggunaan pralidoksim tidak dianjurkan.
tAngka toksisitas: Kemungkinan dosis oral yang letal pada manusia Insektisida karbamat dianggap merupakan pestisida
untuk golongan 4 = 50-500 mE/kg, golongan 5 = 5-50 mgrkg, dan nonpersisten dan hanya sedikit berdampak terhadap
golongan 6 = < S mgfkg. (Lihat Gosselin et al, 1984.)
2ADl
= acceptable daily intake (mg/kg/hari). lingkungan.
974 I BABsT

Tabel 57-4. lnsektisida karbamat. bergerbang-tegangan serta. reseptor benzodiazepin tipe


perifer diperkirakan menjadi target ester-ester ini. Terapi
biasanya bersifat simtomatik. Antikonvulsan tidak selalu
Aldikarb efektif. Agonis kanal klorida, yakni ivermektin, serta pe-
Aminokarb ntobarbital dan mefenesin dapat berrnanfaat. Kerusakan
Karbaril 0,01
yang paling sering dilaporkan terjadi pada manusia diaki-
batkan oleh sifat alergenik zat ini, khususnya dermatitis
Karbofuran 0.01
kontak. Parestesi kutaneus telah diamati pada pekerja pe-
Dimetan
nyemprot piretroid sintetis. Pajanan okupasi berat terhadap
Dimetilan piretroid sintetis di Cina menimbulkan efek yang nyata
lsolan terhadap sistem saraf pusat, termasuk kejang.
Methomil
Propoksu r 0,02
HERBISIDA
Piramat 1, Herbisida Klorofenoksi
Pirolan Asam ttl-diklorof enoksiasetat Q,*D), asam 2,4,Ftriklo-
Zektran rofenoksiasetat (2,4,5-T), dan garam serta estemya meru-
lAngka toksisitas: Kemungkinah dosis oral yang letal bagi manusia pakan senyawa utama herbisida yang digunakan untuk
untuk
golongan 4 = 50-500 mg/kg, golongan 5 = 5-50 mg/kg, dan golongan 6 menghancurkan guhna (Gambar 57-1). Angka toksisitas
= < 5 mg/kg. (Lihat Gosselin et al, 1984.) masing-masing senyawa ini adalah 4 atatt 3 sehingga ke-
,ADl acceptab/e daily intake (mg/kg/hari).
=
mungkinan dosis letal bagi manusia untuk senyawa terse-
but masing-masing, adalah50-500 atau 500-5000 mg/kg.
Pada manusia,2,4-D dosis besar dapat menimbulkan
4. Insektisida Botani koma dar-r hipotonia otot umum. Pada keadaan yang
Insektisida yang berasal dari sumber alamiah meliputi )arang, kelernahan otot dan hipotonia nyata dapat berta-
nikotin, rotenon, dan piretrum. Nikotin diperoleh dari han selama beberapa minggu. Pada penggunaan2,4,5-T,
daun kering Nicotiana tabacum danN rustica. Nikotin cepat dapat timbul koma, tetapi disfungsi ototnya kurang
diserap dari permukaan mukosa; alkaloid bebasnya, dan nyata. Pada hewan percobaan di laboratorium, tanda-
bukan garamnya, cepat diserap dari kulit. Nikotin be- tanda disfungsi hati dan ginjal juga telah dilaporkan. Ter-
reaksi dengan reseptor asetilkolin membran pascasinaps dapat bukti terbatas yang menyatakan bahwa pajanan
(ganglia simpatis dan parasimpatis, taut neuromuskular), okupasi terhadap herbisida fenoksi menyebabkan pening-
yang menghasilkan depolarisasi membran. Dosis toksik katan risiko limfoma non-Hodgkin; namun, bukti adanya
menimbulkan perangsangan yang dengan cepat diikuti sarkoma jaringan lunak masih belum terlalu jelas.
oleh blokade transmisi. Efek ini dijabarkan pada Bab 7. Profil toksikologik agen-agen ini, khususnya 2,4,5-T,
Terapinya bertujuan untuk menjaga tanda vital dan me- membingungkan karena terdapat kontaminan kimiawi
nekan kejang. (dioksin) yang dihasilkan selama proses pembuatan (lihat
Rotenon (Gambar 57-1) diperoleh dari Derris elliptica, D bawah). 2,3,7,8-T etr akloro dibenzo-p-dioksin (TCDD) ada-
mallaccensis, Lonchocarpus utilis, dan L urucu. Ingesti rote- lah kontaminan yang paling penting.
non per oral menimbulkan iritasi saluran cerna. Konjungti-
vitis, dermatitis, faringitis, dan rinitis dapat pula timbul. 2. Herhisida Bipiridil
Terapinya bersifat simtomatik. Parakuat adalah agen terpenting dalam golongan ini (Gam-
Piretrum terdiri atas enam ester insektisida yang bar 57-"1). Mekanisme kerjanya dianggap serupa dengan
telah dikenal: piretrin I (Gambar 57-1), piretrin II, cinerin tanaman dan binatang dan melibatkan reduksi elektron-
I, cinerin II, jasmolin I, dan jasmolin II. Sekitar 30% dari tunggal herbisida menjadi spesies radikal bebas. Angka
insektisida yang digunakan di seluruh dunia merupakan toksisitasnya 4 sehingga kemungkinan dosis letalnya bagi
piretroid sintetis. Piretrum dapat diserap pascainhalasi manusia adalah 50-500 mg/kg. Beberapa intoksikasi yang
atau ingesti; absorpsi dari kulit tidak bermakna. Ester- Ietal bagi manusia (baik secara tidak sengaja maupun
ester ini mengalami biotransformasi yang ekstensif. Insek- bunuh diri) telah dilaporkan. Parakuat terakumulasi secara
tisida piretrum tidak terlalu bersifat toksik bagi mamalia. perlahan di paru melalui proses aktif dan menyebabkan
Ketika diserap dalam jumlah cukup, efek toksik terutama edema paru, alveolitis, dan fibrosis progresif.
timbul di sistem saraf pusat; eksitasi, kejang, dan paralisis Pada manusia, tanda dan gejala pertama yang timbul
tetanik dapat timbul. Kanal natriurn, kalsium, dan klorida pascapajanan oral terjadi akibat iritasi saluran cerna (he-
PENGANTAR TOKSIKOLOGI: OKUPASI & LINGKUNGAN I 975

Paraquat dichlorido 2,3,7,8-Tetrachlorodibenzodioxin (TGDD)

.\-
1=\ i 11
!il_/" cl\Z\
0-cH2-cooH
I

Dichlorodiphenyltrlchloroethane (DDT) lil


\-,/ T

o-cH3 GI

2,4-Dlchtorophenoryacetic acid (2,4'D)

0 cH2 CoOH

t'-.,-Z\ I

lll
\-,, cl
I I

cHs cl
RotEnone 2,4.5-Trichlorophenoxyacetic acid (2,4,5'T)

H3C. .CH3 9

n /'\
X cool1-.,,,r-.'-6s-6H:cH2
t"\, A ll
I4*,
C:C HH
HaG
/\ H

Pyrcthrin I

Gambar 57-1. Struktur kimiawi beberapa herbisida dan pestisida terpilih'

?natemesis dan tinja berdarah). Akan tetapi, dalam bebe- perburuk lesi paru. Pasien memerlukan observasi jangka-
rapa hari te4adi toksisitas yang tertunda, disertai distres panjang karena fase proliferatif ini muntul 1-2 minggu
pernapasan dan timbulnya edema paru hemoragik ko- pascaingesti.
ngestif serta proliferasi selular yang luas. Terlihat juga
keterlibatan hati, ginjal, dan miokardium. Interval antara POLUTAN LINGKUNGAN
ingestinya dan kematian dapat mencapai beberapa minggu'
1 Terpol iklori naii
. Bifenil
Karena toksisitas paru yang lambat ini, pembersihan se-
gera parakuat dari saluran cerna harus dilakukan. Lavase Bifenil terpoliklorinasi (PCB, bifenil koplanar) telah
lambung, penggunaan katartik, dan penggunaan adsorben digunakan untuk berbagai tujuan sebagai cairan peng-
untuk mencegah absorpsi lebih lanjut telah dianjurkan; hantar panas dan dielektrik, plasticizer, pengembang
pascaabsorpsi, terapi hanya berhasil pada kurang dari poles (wax extender), dan pemadam api. Penggunaan dan
50% kasus. Oksigen harus digunakan secara hati-hati pembuatannya dalam bidang industri di AS dihentikan
untuk melawan dispnea atau sianosis karena dapat mem- pada tahun 1977. Sayangnya, senyawa ini tetap bertahan
975 I BABsT

di lingkungan. Produk PCB yang dahulu diperdagang- yang dihasilkan oleh aktivitas manusia. Seperti PCB, zat
kan sebenarnya merupakan campuran isomer PCB dan kimia ini sangat stabil dan lipofilik. Metabolismenya buruk
homolognya yang mengandung klonn 12-68%. Zat ki- dan sangat resisten terhadap degradasi lingkungan.
miawi ini sangal. stabil dan lipofilik, dimetabolisasi secara Pada binatang percobaan di laboratorium, TCDD
buruk, dan sangat resisten terhadap degradasi lingkungan; yang diberikan pada dosis yang sesuai menghasilkan
mereka terbioakumulasi dalam rantai makanan. Makanan berbagai macam efek toksik, termasuk sindrom pelisutan
merupakan sumtrer utama residu PCB pada manusia. (penurunan berat badan yang hebat clisertai penurunan
Pajanan serius terhadap PCB-yang bertahan selama massa otot dan jaringan adiposa), atrofi timus, perubahan
beberapa bulan-terjadi di ]epang pada tahun 1968 aki- epidermal, hepatotoksisitas, imunotoksisitas, efek terha-
bat kontaminasi minyak untuk memasak dengan media dap reproduksi dan perkembangary teratogenisitas, dan
penghantar yang mengandung PCB (penyakit yusho). karsinogenisitas. Untungnya, kebanyakan efek ini tidak
Terjadinya kemungkinan efek terhadap janin dan per- dijumpai pada manusia. Efek yang dijumpai pada pekerja'
kembangan anak dari perempuan yang keracunan PCB yang terlibat dalam pembuatan2,4,5-T (sehingga dianggap
telah dilaporkan. Saat ini diketahui bahwa minyak untuk terpaian TCDD) terutama terdiri atas dermatitis kontak
memasak yang terkontaminasi tidak hanya mengandung dan klorakne. Pada pasien yarlg mengalami intoksikasi
PCB tetapi juga dibenzofurans terpoliklorinasi (PCDF) TCDD berat, hanya timbul klorakne.
dan kuaterfenil terpoliklorinasi (PCQ). Akibatnya, efek- TCDD dalarn 2,4,5-T dipercaya berperan besar me-
efek merugikan yang awalnya diperkirakan timbul akibat nimbulkan toksisitas lain yang terkait dengan herbisida ini
PCB saat ini diduga terutama disebabkan oleh kontami- pada manusia. Terdapat beberapa temuan epidemiologis
nan lain. Pekerja yang terpajan oleh PCB di tempat kerja- yang menandakan adanya hubungan antara pajanan oku-
nya telah menunjukkan beberapa tanda klinis: masalah pasi terhadap herbisida fenoksi dan tingginya insidens
dermatologis (klorakne, folikulitis, eritema, kekeiingan, limfoma non-Hodgkin. Namury bukti hubungan antara
ruam, hiperkeratosis, hiperpigmentasi), beberapa kelainan peningkatan sarkoma jaringan lunak dan herbisida di-
hati, dan peningkatan kadar trigliserida plasma. anggap masih belum jelas. Di lain pihak, kontaminan
Efek PCB sendiri terhadap reproduksi dan perkem- TCDD dalam herbisida ini dapat berperan menimbulkan
bangan, serta efek karsinogeniknya, masih belum dipastikan sarkoma jaringan lunak.
pada manusia-baik pada pekerja maupun pada populasi
umum-meskipun beberapa orang telah terpajan PCB 2. Pengganggu Endakrin
dalam kadar yang sangat tinggi. Beberapa efek simpang Efek bahaya potensial beberapa zat kimia di iing-
terhadap perilaku anak berusia G1 tahun telah dilapor- kungan cukup mendapat sorotan karena sifatnya yang
kan terjadi, tetapi efeknya tidak serupa satu sama lain. menyerupai estrogen atau antiandrogenik. Senyawa yang
Hubungan antara pajanan PCB pranatal dan penurunan memengaruhi fungsi tiroid juga menjadi persoalan. Sejak
fungsi intelektual anak digambarkan terjadi pada anak tahun 1998, proses prioritisasi, skrining, dan pengujian zat
yang lahir dari ibu yang banyak memakan ikan yang kimia untuk memeriksa sifat tersebut telah berkembang di
terkontaminasi. Banyaknya bukti yang didapat dari pene- seluruh dunia. Zat kimia ini menyerupai, meningkatkary
litian pada manusia menyatakan bahwa PCB hanya se- atau menghambat efek hormon. Zat kimia ini meliputi
dikit berbahaya bagi kesehatan manusia, kecuali pada si- beberapa konsLituen tanaman (fitoestrogen) dan beberapa
tuasi ketika makanan terkontaminasi oleh kongener PCB mikoestrogen serta zat kimia dalam industri, khususnya
berkadar tinggi. agen organoklorin persisten, seperti DDT dan PCB. Bebe-
Dibervo-p-dioksin terpoliklorinasi (PCDD) atau rapa pemadam api terbrominasi saat ini sedang diselidiki.
dioksin telah disebutkan sebelurnnya sebagai kelompok kemungkinannya sebagai pengganggu endokrin. Ter-
kongener yang anggota terpentingnya adalah 2,3,7,V dapat kekhawatiran karena meningkatnya kontaminasi
tetraklorodibenzo-p-dioksin (TCDD). Selain itu, terdapat zat-zat tersebut di lingkungan, adanya bioakumulasi,
kelompok senyawa seperti-dioksin yang lebih besar, me- dan potensi toksisitasnya. Analisis in vitro sendiri tidak
liputi beberapa dibenzofurans terpoliklorinasi (PCDF) dapat diandalkan untuk tujuan pengaturannya sehingga
dan bifenil koplanar. Sementara PCB dahulu digunakan penelitian terhadap binatang sangat penting dilakukan.
secara komersial, PCDD dan PCDF merupakan produk Terjadinya modifikasi respons endokrin pada beberapa
samping yang tidak diinginkan, yang dijurnpai di lingku- reptil dan invertebrata laut telah dijumpai. Namun, pada
ngan sebagai kontaminan akibat proses pembakaran yang manusia, hubungan kausal antara pajanan agen lingkungan
tidak sempurna. Konbarninasi PCDD dan PCDF terhadap spesifik dan efek simpang terhadap kesehatan akibat mo'
lingkungan global dianggap mewakili masalah rnodern dulasi endokrin belum dipastikan.
PENGANTAR TOKSIKOLOGI: OKUPASI & LINGKUNGAN I 977
REFERENSI Silberhorn EM, Glauert HP, Robertson LW: Carcinogenicity of
polyhalogenated biphenyls: PCBs and PPBs. CRC Crit Rev
Polusi Udara Toxicol 1990;20:440.
Bumett RT et al: Effects of low ambient levels of ozone and Pestisida & Herbisida
sulfate's on the fi'equency of repiratory admissions to Ontario Ecobichon DJ: Our changing perspectives on benefits and
hospitals. Environ Res 1994;65:172. risks of pesticides: A historical overview. Neurotoxicology
Folinsbee LJ: Human health effects of air pollution. Environ Health 2000;21,:211,.
Perspect 1993;100:45. Ecobichon DJ, Joy RM (editor): Pesticidts and New.ologicnl Diseases,
Raub JA et al: Carbon monoxide poisoning-a putrlic health 2"red. CRC,1994.
perspective. Toxicology 2000 ;L45:L. Haley RW et al: Association of low PON1 type Q (type A)
arylesterase aclivity with neurologic symptom complexes in
Toksikologi Okupasi
Gulf War ve terals. Toxicol Appl Pharmac al 7999;1,57 :227 .

House RA, Liss GM, Wills MC: Peripheral sensory neuropathy Jorgenson JL: Aldrin and dieldrin: A review of research on
associated with 1,1,1-trichlorethane. Arch Environ Health their producfion, environmental deposition and fate, bio-
1994;51,:196. accumulation, toxicology, and epidemiology in the United
Klaassen CD (editor): Casarett nnd DotLll's Toxicology, 6,h ed. States. Environ Health Perspect 2001;109(Suppl 1):113.
McGraw-Hill, 2001. Krieger N et al: Breast cancer and serum organochlorines: A
Mundt KA, Birk T, Burch MT: Critical review of the epidemio- prospective study among white, black and Asian women. J
logical literature on occupational exposure to perchloroethy- Natl Cancer Inst 1994;86:589.
lene and cancer. int Arch Occup Environ }J:ealil:.2003;76:472. Lotti M, Moretto A: Organophosphate-induced delayed poly-
Ukai H et a-1: Occupational exposure to solvent mixtures: Effects on neuropathy. Toxicol Rev 2005;24:37.
heaith and metabolism. Occup Environ Health 1994;51:523. Machemer LD, Pickel M: Carbamate insecticides. Toxicology
1994;91,:29.
Toksikologi dan Ekotoksikologi Lingkungan MacMahon B: Pesticide residues and breast cancer? J Natl Cancer
Inst1994;86:572.
Birnbaum LS, Staska DF: Brominated flame retar.dants: Cause for Morrison HI et aI: Herbicides and carrcer. J Natl Cancer Inst
concem? Environ Health Perspect 2O04;112:9. 1.992;84:1,866.
Crisp TM et a-1: Environmental endocrine disruption: An effects
assessment and analysis. Environ Health Persp 1998;106(Suppl .Ray DE, Fry JR: A reassessment of the neurotoxicity of pyrethroid
insechicides. Pharmacol Ther 2006;17L:774.
1):11. Sabapathy NN: Quaternary ammonium compoulds. Toxicology
Daston GP, Cook JC, Kavlock RJ: Uncertainties for endocrine 1994;97:93.
drsrupters: Our view on progress. Toxicol Sci 2003;74:245. Soderlurrd DM et al: Mechanisms of pyretJrrold neurotoxicity:
Degen GH, Bolt HM: Endocrine disruptors: Update on xeno- lmplications for cumulative risk assessment. Toxicology
estrogens. Int Arch Occup Environ Health 2000;73:433. 2002;171:3.
Geusau A et al: Severe 2,3,7 ,9-tetrachlorodibenzo-p-dioxin (TCDD) Sieenland K et al: Chronic neurological sequelae to organophos-
intoxication: Clinical and laboratory effects. Environ Health phate pesticide poisoning. Am j Public ts1ea1th1994;84:731.
Persp 2001;1 09:8b5. Storm JE, Rozman KI(, Doull J: Occupational exposure limits for 30
Hamm JI, Chen CY, Bimbaum l,S: A mixh-rre of dioxin, furans, organophosphate pesticides based on inhibition of red blood
and non-ortho PCBs based upon consensus toxic equivalency ccll acetylcholinesterase. Toxicology 2000;150:1.
factors produces dioxin-like reproductive ef{ects. Toxicol Sci ZhengT et al: DDE and DDT in breast adipose tissue and risk of
2003;74:182. female breast cancer. Am J Epidemiol 1999;150:453.
Jacobson JL, Jacobson SW: Associationof prenatal exposure to
an environmental contaminant with intellectual function in Toksikologi Klinis
childhood. J Toxicol Clin Toxicol 2002;40:467. Buckley A et al: Hyperbaric oxygen for carbon monoxide poi-
Kimbrough RD: Polychiorinated biphenyls (PCBs) and human soning: A systematic review and critical arralysis of the
health: An upclate. CRC Crii Rev Toxicol 7995;25:1,33. evidence. Toxicol Rev 2005;24:75.
Lavin AL, Jacobson OF, DeSesso JM: An assessment of the car- Ellenhorn MJ: Ellenhorn's Medicnl Toxicology, 2'd ed. Lippincott
cinogenic potential of trichioroethylene in humans. Human Williams & Wilkins, 1997.
Ecol Risk Assess 2000;6:575. Gosselin RE, Smith RP, Hodge HC: Clinical Toxicology of Cotftlnercial
Lvesque B et al: Cancer risk associated with household exposure Products,5'h ed. Williams & Wilkins, 1984.
to chloroform. J Toxicol Environ Health A 2002;65:489. Kao iW, Nanagas KA: Carbon monoxide poisoning. Emerg Med
Safe SH: Endocrine disruptors and human heaith-is there a Chn North Am 2004;22:985.
problem? An update. Environ Health Persp 2000;108:487. Olson KR et al (editor); Poisortirtg t Dng Orerdose,5'h ed. McGraw-
Schecter A: Dioxitts and Health. Plenum, 1994. Hill,2006.
Michael J.Kosnett, MD, MpH

Beberapa logarn seperti besi rnen-riliki arti penting dalam bermanfaat bagi tubuh manusia. Pada organ target yang
kehidupan, sementara logam lainnya seperti timbai ter- penting seperti sistem saraf pusat yang sedang berkem-
dapat pada semua organisme tapi tidak memiliki manfaat bang, belum ditetapkan batas aman pajanan timbal.
biologik yang bermakna. Jika dirunut-runut, beberapa
dari penyakit tertura yang diderita oleh manusia ternyata Farmakokinetik
disebabkan oleh keracunan logam berat yang terjadi di Timbal anorganik diserap secara perlahan tetapi konsisten
pertambangan logam, pemurnian (re.ftning), dar-r penggu- melalui saluran napas dan cerna. Timbal anorganik diserap
naaru1ya. Bahkan, dengan diketahuinya berbagai macam dengan buruk melalui kulit, tapi senyawa timbal organik,
bahaya yang ditimbulkan oieh logam berat saat ini, in- misalnya bensin antiknock bertimbal, diserap dengan baik
siderr intoksikasinya tetaplah bermakna dan kebutuhan melalui jalur ini. Penyerapan debu timbal melalui saluran
akan tindak Frencegahan dan terapi efektif tetaplah tinggi. napas merupakan penyebab tersering keracunan dalam
Bila terjadi intoksikasi, dapat digunakan molekul kelator industri. Saluran cerna merupakan jaiur utama masuknya
(d.ari cheln, "cakar") atau prnduk biotransformasi in vivo- timbal pada pajanan di luar industri (Tabel 58-1). Besarnya
nya unfurk mengikat logam dan rnemfasilitasi ekskresinya penyerapan melalui saluran cerna bervariasi menurut
dari tubuh. Obat kelator dibahas dalam bagian dua bab sifat senyawa timbal, tapi pada umumnya, orang dewasa
ini. menyerap sekitar 10-15% timbal yang diingesti, sementara
anak usia muda menyerap hingga 50%. Rendahnya kal-
)rttii::iil::ir;ir,*S*!ltr:;]]'lii:,i.1i,il,i*t,i::t:i.,:ti.t:rl,:.r:r',;:.,::tl::i];,trt:i,1.:,i,$Jz:;'j1lii*Ikti'liiillii* siurn dalam diet, defisiensi besi, dan ingesti timbal pada
ili: TOKSIKOLOGI I-OGAM BERAr keadaan lambung kosong dapat meningkatkan penyerap-
an timbal.
Setelah diserap dari saluran napas atau cema, timbal
TIRNtsAL
terikat pada eritrosit dan awalnya terdistribusi secara
Keracunan timbal n'rerupakan salah satu perrvakit akibat luas di jaringan lunak seperti sulnsum tulang, otak, ginjal,
kerja dan lingkungan yang paling tua di seiurul.r dunia. hati, otot, dan gonad; kemudian ke permukaan subperios-
Meskipun Lrahayanya telah cliketahui, timbal tetap banyak teum tulang; lalu ke matriks tulang. Timbal juga melintasi
digunakan dalam perdagangan, terinasuk clalam produksi plasenta sehingga berpotensi membahayakan janin. Ki-
aki, aioi logam, solder, kaca, plastik dan keramik. Paparan netik pembersihan timbai dari hrbuh mengkuLi model
tirnbal pada lingkungan, yang terjadi di mar-ra-mana ka- rnultikompartemen, sebagian besar terdiri atas darah dan
rena distribusi antropogenik timbal dalam udara, air, dan jaringan lunak, dengan waktu-paruir sekitar 1-2 bulan; dan
makanan, telah sangat menurun clalam 3 dekade terakhir tulang rangka, dengan waktu-paruh mencapai beberapa
akibat menurunnya penggunaan timbal dalarn bensin dan tahun hingga beberapa dekade. Sekitar 70% timbal yang
penggunaan lainnya. Meskipun parameter kesehatan ma- dieliminasi terdapat dalam urine, dan sisanya yang lebih
syarakat ini, bersama dengan perbaikan kondisi tempat kecil diekskresi rnelalui empedu, kulit, rambut, kuku, ke-
kerja, telah menurunkan insiden keracunan lirnbal berat ringat, dan air susu dari payudara. Fraksi timbal yang tidak
secara llyata, tetap terdapat kekhawatiran yang cukup segera diekskresi, yaihr sekitar separuh dari tirnbal yang
nyata mengenai pajanan timbal kadar-rendah. Terdapat diserap, dapat tergabung ke dalam tulang rangka; 90%
banyak bukti yang menunjukkar-r bahr.va tjmbal tnemiliki tin'rbal dalam tubuh sebagian besar orang dewasa tersim-
eiek simpang subklinis sainar terhadap fungsi neuro- pan dalam tulang rangka. Pada pasien dengan kandung-
kognitif dan tekanan darah prada kadar limbal darah yang an timbal dalarn tubuh yang tinggi, pelepasan timbal dari
dahulu dianggap "norrnal" atau "aman". Tirnbal tidak tulang rangka secara larnbat dapat meningkatkan kadar

978
INTOKSIKASI LOGAM BERAT & KELATOR I 979

Tabel 58-1. Toksikologi senyawa arsenik, timbal, dan merkuri terpilih.

Arsenik Garam arsenik Saluran Sebagian besar Kardiovaskular: Menghambat Metilasi.


anorganik cerna, saluran jaringan lunak syok, aritmia. enzim; Ginjal (utama);
napas (semua (tertinggi pada SSP: ensefalopati, mengganggu keringat dan
permukaan hati, ginjal). neuropatiperifer. fosforilasioksidatif; feses(sedikit)
mukosa), kulit Sangat terikat Gastroenteritis: mengubah
pada kulit, pansitopenia; penyampaian sinYal
rambut, kuku kanker (di banyak sel, ekspresi gen
tempat)
Timbal 6aram dan Saluran cerna, Jaringan lunak Defisit 55P; Menghambat Ginjai (utama);
oksida timbal napas d ired istri busi neuropati perifer; enzim; feses dan air susu
anorganik ke tulang anemia; nefropati; mengganggu dari PaYudara
rangka (>9070 hipertensi; kation esensial; (sedikit)
kandungan toksisitas mengubah struktur
dalam tubuh reproduktif membran
orang dewasa)
Organik saluran
Kulit, Jaringan lunak, Ensefa lopati Dea lkilasi Urine dan feses
(timbal saluran
cerna, terutama hati, hepatik (cepat) + (utama); keringat
tetraetil) napas 55P trialkilmetabolit (sed ikit)
(lambat) +
terdisosiasi menjadi
timbal
Merkuri Unsur merkuri Saluran napas Jaringan lunak, SSP: tremor, Menghambat Unsur Hg diubah
terutama ginjal, perilaku (eretisme); enzim; mengubah menjadi Hg".
ssP gingivosto- membran Urine (utama);
matitis; neuropati feses (sedikit)
perifer; akrodinia;
pneumonitis (dosis-
ueql ._._.._..
Anorganik: Saluran cerna, Jaringan lunak, Nekrosis Menghambat Urine
Hg- (kurang kulit (minor) terutama ginjal tubular akut; enzim; mengubah
toksik); Hg'?t g a stroe nte r i ti s; membran
efek 55P (arang)
ll:.9'.Llg.!:ill
Organik: alkil, Saluran cerna, Jaringan lunak Efek S5B defek Menghambat Deasilasi. Feses
ari I kulit, saluran sewaktu lahir enzim; mengubah (alkil, utama);
napas (sedikit) mikrotubulus, urine (H92.
struktur neuronal pascadeasilasi,
sed ik it)

timbal darah selama beberapa tahun setelah pajanan ber- fungsi enzimatik; gangguan terhadap efek kation esen-
henti; secara keadaan peremajaan (h'rmoaer) tulang yang sial, khususnya kalsium, besi, dan seng; gangguan status
tinggi dan patologik, seperti pada hipertiroidisme atau redoks selular, dan pengubahan struktur membran dan
imobilisasi berkepanjangan, menyebabkan terjadinya intok- reseptor sel.
sikasi timbal yang nyata. Kandungan timbal dalam tulang
A. Srsreru Snnnp
telah dihitung menggunakan fluoresensi sinar-x noninvasif,
satu teknik yang memberikan pengukuran terbaik untuk Sistem saraf pusat janin dan anak usia muda yang masih
penyerapan timbal kumulatif jangka-panjang. berkembang menjadi organ target yang paling sensibif
terhadap efek toksik timbal. Penelitian epidemiologik me-
Farmakodinamik nunjukkan bahwa kadar timbal darah yang kurang dari 5
Timbal memiliki efek toksik multisistemik yang diper- mcg/dL dapat menyebabkan timbulnya defisit subklinis
antarai oleh berbagai macam cara kerja, termasuk inhibisi fungsi neurokognitif pada anak usia muda yang terpajan
980 / BAB s8

timbal, tanpa ada batasan yang jelas rnengenai berapa menyebabkan timbulnya fibrosis interstisial dan nefroskle-
kadar yang tidak akan menimbulkan efek. Ketajaman rosis ginjal. Nefropati timbal mungkin memiiiki periode
pendengaranjuga dapat berkurang. Orang dewasa kurang laten selama beberapa tahun. Timbal dapat mengganggu
sensitif terhadap efek timbal pada SSp, tapi kadar timbal ekskresi asam urat oleh ginjal, menyebabkan berulang-
darah 'yang melebihi 30 mcg/ dL dapat secara perlahan nya serangan artritis gout " saturnine gout" . pajanan timbal
menimbulkan efek perilaku dan neurokognitif sehingga akut dosis-tinggi kadang menyebabkan azotemta selintas,
timbul gejala dan tanda seperti iritabilitas, kelelahan, kemungkinan akibat vasokonstriksi intraginjal.
penurunan libido, anoreksia, gangguan tidur, gangguan
koordinasi visual-motorik, dan menurunnya waktu reaksi. D. Oncnn RepRoouxsr
Nyeri kepala, artralgla, dan mialgia juga sering dikeluhkan. Pajanan timbal dosis-tinggi merupakan faktor risiko
Tremor dapat timbul tapi lebih jarang. Ensefalopati tim- terjadinya iahir mati atau aborsi spontan yang telah
bal, biasanya ditimbulkan oleh kadar timbal daral-r di atas diketahui. Penelitian epidemiologik mengenai clampak
100 mcg/dl, sering disertai dengan peningkatan tekanan pajanan timbal kadar,rendah terhadap hasil akl-rir re-
intrakranial dan dapat menimbulkan ataksia, stupor, koma, produksi seperti berat badan lahir rendah, pelahiran
konvulsi, dan kematian. Penelitian terbaru memperlihat- praterm, atau aborsi spontan menunjukkan berbagai
kan bahwa timbal dapat mempercepat penurunan fungsi macam hasil. Namun, penelitian kasus-kontrol nested
kognitif terkait usia pada orang dewasa tua. Terdapat va- yang dirancang dengan baik akhir-akhir ini mendeteksi
riasi antarindividu yang luas mengenai besarnya pajanan odds ratio untuk aborsi spontan sekitar 1,8 (gS"/" CI 1,1-
timbal yang diperlukan untuk menimbulkan tanda clan 3,1) untuk tiap peningkatan kadar timbal dalam darah
gejala terkait pajanan timbal. ibu sebesar 5 mcg/dl dalam kisran 5-20 mcg/dL.
' Neuropati perifer dapat timbul pascapajanan timbal Pada laki-laki, kadar timbal darah di atas 40 mcg/ dL
kronik dosis-tinggi, biasanya terjadi pada kadar timbal rnenyebabkan penurunan atau abnormalitas produksi
darah di atas 100 mcg/ dL selama berbulan-bulan hingga sperma.
bertahun-tahun. Neuropati, terutama motorik, dapat mun-
E. Snlunnru Cenrun
cul secara klinis disertai kelemahan ekstensor tanpa nyeri,
Keracunan timbal moderat dapat menyebabkan hilang-
khususnya eksfremitas atas, sehingga menimbulk an utrist-
nya nafsu makan, konstipasi, dan, yang lebih jarang, diare.
drop klasik. Tanda praklinis disfungsi saraf perifer akibat
Pada dosis yang tinggi, dapat terjadi serangan nyeri kolik
timbal dapat dideteksi melalui uji elektrodiagnostik.
abdomen berat ("kolik tirnbal") yang berulang. Mekanis-
B. Drnex me kolik timbal tidak jelas tapi dipercaya rnelibatkan kon-
Timbal dapat menginduksi anemia yang dapat bersifat traksi spasmodik otot polos dinding usus. Pada individu
normositik atau mikrositik dan hipokromik. Timbal meng- yang rnendapat pajanan timbal berat dan memiliki higiene
ganggu sintesis heme dengan menyekat penggabungan gigi yang buruk, reaksi timbal dalam sirkulasi dengan
besi ke dalam protoporfirin IX dan dengan menghambat ion sulfur yang dilepaskan oleh kerja mikroba dapat me-
fungsi enzim pada jalur sintesis heme, termasuk asam nyebabkan timbulnya tirnbunan timbal sulfida berwarna
aminolevulinat dehidratase dan ferokelatase. Dalam 2-8 gelap pada batas gusi (" gingianl lead lines"). Meskipun dulu
minggu setelah peningkatan kadar timbal dalam darah sering disebut sebagai petunjuk diagnostik, gingianl lead
(umumnya hingga 30-50 m cg/ dL atau lebih besar), pening- Iines saat ini relatif sudah jarang menjadi tanda adanl'a
katan prekursor heme, khususnya protoporfirin eritrosit pajanan timbal.
bebas atau kelat sengnya, yakni protoporfirin seng, dapat
F. Stsreu Knnorovnsrulnh
terdeteksi pada pemeriksaan darah utuh. Timbal juga
menyebabkan anemia dengan meningkatkan kerapuhan Data mekanistik epidemiologik, eksperimental, dan in
membran eritrosit dan mempersingkat usia hidup sel vitro menunjukkan bahwa pajanan timbal menir-rgkatkan
darah merah. Hemolisis murni dapat terjadi pada pajanan tekanan darah pada penderita yang rentan. Pada popu-
tinggi. Adanya bintik basofilik (basophilic stippling) pada lasi yang terpajan timbal dari lingkungan atau pekerjaan,
apus darah tepi, yang dipikirkan terjadi akibat inhibisi kadar timbal darahnya terkait dengan peningkatan tekanan
enzim 3lS'-pirimidin nukleotidase oleh timbal, kadang darah sistolik dan diastolik. Penelitian pada kaum laki-laki
memberi petunjuk diagnostik-meskipun tidak sensitif serta perempuan dalam usia pertengahan dan lanjut usia
dan nonspesifik menunjukkan bahwa pajanan timbal dalam kadar-rendah
- adanya intoksikasi timbal.
pada populasi umum merupakan faktor risiko independer-r
C. Grnrlrl terjadinya hipertensi. Timbal juga dapat rneningkatkan
Pajanan timbal kronik dosis-tinggi, yang biasanya dikait- tekanan darah pada binatang percobaan. Efek ini mungkin
kan dengan kadar timbal .dalam darah lebih dari 80 mcg/ disebabkan oleh interaksinya dengan kontraksi otot polos
dL selama beberhpa bulan hingga beberapa tahun, dapat pembuluh darah berperantara-kalsium.
INTOK5IKASI LOGAM BERAT & KELATOR I 981
Bentuk Utama lntoksikasi Timbal kumulatif jangka-panjang, dan hubungannya dengan ber-
A. Krnncuunr,r TrMenr Aruoncmrrx (Taerl 58-1) bagai gangguan terkait-timbal menjadi subjek berbagai
penelitian yang masih terus dilakukan. Pengukuran eks-
1. Akut-Saat ini, jarang timbul keracunan timbal anor- kresi timbal dalam urine setelah pemberian agen penge-
ganik akut. Keracunah ini biasanya disebabkan oleh in- lasi dosis tunggal (kadang disebut "uji tantangan kelasi")
halasi sejumlah besar asap timbal oksida industri atau, terutama menggambarkan kandungan timbal dalam ja-
pada anak kecil, akibat ingesti oral timbal dosis besar yang ringan lunak dan mungkin bukan'merupakan penanda
terkandung dalam cat berbahan dasar timbai atau makan- adanya pajanan timbal jangka-panjang, pajanan yang su-
an atau minuman yang terkontaminasi. dah sangat lama, atau kandungan timbal dalam tulang
Mula timbulnya gejala berat biasanya terjadi setelah rangka yang dapat dipercaya.
pajanan berulang selama beberapa hari atau minggu dan
bermanifestasi sebagai tanda serta gejala ensefalopati atau B. KrnncuuN ORGANoTTMBAL
kolik. Tanda-tanda anemia hemolitik (atau anemia dengan Keracunan senyawa organotimbal sekarang sangat jarang
bintik basofilik jika pajanannya subakut) serta peningkatan ditemui, sebagian besar karena tidak lagi dipakainya
aminotransferase hati dapat terjadi. Diagnosis keracunan timbal tetraetil dan tetrametil sebagai zat aditif antiknock
timbal anorganik akut mungkin sulit ditegakkary dan ber- bensin di seluruh dunia. Namury senyawa organotimbal
gantung pada gejala yang muncul, penyakit ini dapat keliru seperti timbal stearat atau timbal naftenat masih diguna-
didiagnosis sebagai apendisitis, ulkus peptik, pankreatitis, kan dalam beberapa proses komersial tertenfu. Karena
atau meningitis infeksius. Manifestasi subakuhrya, meliputi volatilitas atau kelarutannya dalam lemak, senyawa orga-
nyeri kepala, kelelahan, kram abdomen intermiten, mial- notimbal cenderung diserap dengan baik melalui saluran
gia, dan artralgia, sering kali keliru dianggap sebagai pe- napas atau kulit. Senyawa organotimbal memiliki target
nyakit virus mirip-flu sehingga penderitanya fidak mencari utama sistem saraf pusat, memunculkan efek bergan-
pertolongan medis. Bila baru saja terjadi ingesti potongan tung-dosis yang meliputi defi.sit neurokognitif, insomnia,
cat, glasir, atau pemberat yang mengandung timbal, dapat delirium, halusinasi, tremor, kejang, dan kematjan.
terlihat radiopasitas pada radiografi abdomen.
2. Kronik-Penderita intoksikasi timbal kronik biasanya
Terapi
memperlihatkan berbagai manifestasi multisistem, lerma- A. KrnncurunN TTMBAL AuoRcnulx
suk keluhan konstitusional anoreksia, kelemahan, dan ma- Terapi keracunan timbal anorganik melibatkan penghen-
laisei keluhan neurologik, termasuk nyeri kepala, kesulitan tian pajanan segera, asuhan suportif, dan penggunaan
berkonsenlrasi, iritabilitas atau mood depresif; kelelahan, terapi kelasi dengan hatihati. (Kelasi dibahas lebih lanjut
artralgia atau mialgia; dan gejala saluran cerna. Kecuriga- dalam bab ini.) Ensefalopati timbal . merupakan suatu
an kuat akan adanya keracunan timbal harus dipikirkan kegawatdaruratan medis yang memerlukan asuhan su-
pada Liap penderita yang menunjukkan gejala nyeri ke- portif intensif. Edema otak dapat membaik dengan korti-
pala, nyeri abdomery dan anemia; adanya gejala neuropati kosteroid dan manitol, dan diperlukan antikonvulsan
motorik, gout, dan insufisiensi ginjal juga harus turut di- untuk mengatasi kejang. Radiopasitas pada radiograf
curigai. Intoksikasi timbal kronik harus dipertimbangkan abdomen memberi petunjuk adanya benda bertimbal,
pada tiap anak dengan gejala defisit neurokognitif, retar yang memerlukan dekontaminasi gastrointestinal. Aliran
dasi pertumbuhan, atau keterlambatan perkembangan. urine yang adekuat harus dipertahankan, tapi hidrasi
Diagnosis paling baik ditegakkan melalui pengukuran berlebihan haruslah dihindari. Edetat kalsium dinatrium
timbal dalam darah utuh. Meskipun uji ini menggambar- (CaNaTEDTA) intravena diberikan pada dosis sebesar
kan timbal yang sedang bersirkulasi dalam darah dan 1000-1500 mg/m2/hari (sekitar 30-50 mg/kglhari) dengan
jaringan lunak serta bukan merupakan penanda yang infus kontinu hingga 5 hari. Beberapa klinisi menganjur-
terpercaya untuk menunjukkan pajanan timbal terkini kan terapi kelasi untuk ensefalopati timbal dimulai dengan
atau kumulatif, kebanyakan pasien dengan penyakit penyuntikan dimerkaprol intramuskular, diikuti dengan
yang disebabkan oleh timbal akan memiiiki kadar timbal pemberian dimerkaprol danEDTA 4 jam kemudian. Kelasi
darah di atas normal. Rerata kadar timbal darah dasar di parenteral dibatasi hingga 5 hari atau kurang; pada waktu
Amerika Utara dan Eropa telah menurun cukup drastis ini, dapat diberikan terapi oral dengan kelator lain yakni
beberapa dekade terakhir ini, dan rerata geometrik kadar suksimer. Pada intoksikasi timbal simtomatik tanpa diser-
timbal darah di Amerika Serikat pada tahun 2W1'-2W2 tai ensefalopati, terapi kadang dimulai dengan suksimer'
diperkirakan sebesar 1.,45 mcg/ dL. Meskipun terutama Hasil akhir kelasi biasanya berupa hilangnya gejala atau
merupakan alat penelitian, kadar timbal dalam tulang kembalinya kadar timbal darah ke rentang Pramor-
yang dinilai meialui pengukuran dengan fluoresensi bid. Pada pasien yang mendapat pajanan timbal kronik,
sinar-x K noninvasif telah dikaitkan dengan pajanan timbal penghentian kelasi mungkin diikuti oleh peningkatan
982 / BAB s8

kembali (upward rebound) kadar timbal darah karena timbal digunakan pada paruh pertama abad ke-20 sampai di-
mengalami reekuilibrasi dari cadangan timbal dalam gantikan oleh penisilin dan agen lainnya yang lebih efektif
tulang. dan kurang toksik.
Meskipr.in sebagian besar klinisi mendukung kelasi pada Organoarsenikal lainnya, terutama lewisit (dikloro[2-
pasien'simtomatik dengan peningkatan kadar timbal darah, klorovinil]arsin), dikembangkan pada awal abad ke-20
keputusan untuk mengelasi penderita yang asimtomatik sebagai agen perang kimiawi. Arsenik trioksida diperke-
lebih diperdebatkan. Sejak 1991, the Centers for Disease Con- nalkan kembali dalam the United States Pharmacopeia
trol and Prevention telah merekomendasikan kelasi untuk pada tahun 2000 sebagai obat yang tidak dipasarkan secara
semua anak dengan kadar timbal darah sebesar 45 mcg/ dL luas (orphan drug) untuk digunakan terbatas pada terapi
atau lebih besar. Namury uji klinis teracak terkontrol-plasebo leukemia promielositik akut yang relaps dan semakin
tersamar-ganda terhadap suksimer pada anak dengan ka- banyak digunakan pada protokol terapi kanker eksperi-
dar timbal darah di antara?5 mcg/ dL dan 44 mcg/dl me- mental (lihat Bab 55). Melarsoprol, arsenikal trivalen lain-
nunjukkan bahwa obat ini tidak bermanfaat pada fungsi nya, digunakan dalam terapi tripanosomiasis Afrika tahap
neurokognitif atau penurunan timbal darah jangka-panjang. lanjut (lihat Bab 53).
Penggunaan agen kelasi sebagai profilaksis di tempat kerja
tidak dapat menjadi pengganti upaya penurunan atau pen- Farmakokinetik
cegahan pajanan berlebihan.
Senyawa arsenik mudah-larut. diserap dengan baik me-
B. KenncurnN TTMBAL Oncrrurr lalui saluran napas dan cerna (Tabel 58-1). Penyerapan
Terapi inisial terdiri atas dekontaminasi kulit dan pen- perkutaneus terbatas tapi dapat memiliki arti klinis yang
.cegahan pajanan lebih lanjut. Terapi kejang memerlukan bermakna pascapajanan berat terhadap reagen arsenik
penggunaan antikonvulsan yang tepat. Kelasi empirik terkonsentrasi. Kebanyakan arsenik anorganik yang ter-
dapat dicoba jika kadar timbal dalam darah tinggi. serap mengalami metilasi, terutama di hati, menjadi asam
monometilarsonat dan asam dimetilarsinat, yang dieks-
ARSENIK kresi dalam urine bersama dengan arsenik anorganik resi-
dual. Bila penyerapan harian kronik arsenik anorganik
Arsenik merupakan unsur yang terdapat secara alamiah
mudah-larut kurang dari 1000 mcg, sekitar dua pertiga dari
dalam kerak bumi dan sudah sejak lama digunakan se-
dosis yang diserap diekskresi dalam urine. Pascaingesti
bagai konstituen produk komersial dan industri, sebagai
masif, waktu-paruh eliminasinya diperpanjang. Inhalasi
komponen obat, dan sebagai agen untuk meracun. Baru-
senyawa arsenik dengan kelarutan yang rendah meng-
baru ini, arsenik juga digunakan dalam berbagai bidang
hasilkan retensi berkepanjangan dalam paru dan mungkin
komersial, seperti dalam pembuatan semikonduktor, tidak tercermin pada ekskresi arsenat dalam urine. Arse-
pengawet kayu dalam bidang industri (misalnya, tiang
nik berikatan dengan gugus sulfhidril yang terdapat pada
layar atau tiang kabel telepon), aloi nonferosus, kaca, jaringan keratin, sehingga setelah pajanan dihentikan, ka-
gel insektisida untuk umpan semut, dan obat dalam dar arsenik rambut, kuku, dan kulit dapat tetap tinggi
kedokteran hewan. Di beberapa daerah di dunia, air tanah
meskipun nilainya dalam urine telah kembali normal.
dapat mengandung arsenik dalam kadar tinggi yang telah
Namun, arsenik yang terdapat dalam rambut dan kuku
luluh dari kandungan mineral alamiah. Arsenik dalam air
akibat penumpukan ekstemal mungkin tidak dapat di-
minum di delta sungai Gangga di India dan Bangladesh
bedakan dari penumpukan akibat penyerapan internal.
saat ini diketahui sebagai salah satu masalah kesehatan
lingkungan yang paling mengkhawatirkan di dunia.
Farmakodinamik
Arsiry suatu gas hidrida dengan efek hemolitik yang po-
ten, terutama diproduksi untuk digunakan dalam industri Senyawa arsenik dianggap memunculkan efek toksiknya
semikonduktor tapi juga dapat dihasilkan secara tidak melalui beberapa mekanisme kerja. Gangguan fungsi
sengaja ketika bijih yang mengandung arsenik berkontak enzim dapat terjadi akibat ikatan gugus sulfhidril oleh
dengan larutan asam. arsenik trivalen atau akibat substitusi oleh fosfat. Arsenik
Menarik untuk disimak bahwa larutan Fowler, yang anorganik atau metabolitnya dapat memicu stres oksidatif,
mengandung kalium arsenit 1%, digunakan secara luas mengubah ekspresi gen, dan mengganggu transduksi
sebagai obat untuk berbagai macam penyakit dari abad sinyal sel. Meskipun menurut dasar molar arsenik trivalen
ke-18 sampai pertengahan abad ke-20. Arsenik organik anorganik (As3*, arsenit) umumnya dua sampai sepuluh
merupakan antibiotikn farmaseutika pertama dan banyak kali secara akut lebih toksik daripada arsenik pentavalen
anorganik (Ass*, arsenat), diketahui terjadi interkonversi in
*"Peluru aiaib" Paul Ehrlich pada sifilis (arsfenarnin; Salvarsan) merupakan vivo, dan telah timbul toksisitas arsenik spektrum penuh
suatu arsenikal. pascapajanan kedua bentuk arsenik tersebut. Penelitian
INTOKSIKASI LOGAM BERAT & KELATOR I 983
terbaru menunjukkan bahwa bentuk trivalen metabolit kecuali pada pasien anurik, kadar arsenik daiam darah
yang termetilasi (misalnya, asam monometilarsonosa tidak boleh digunakan unfuk lujuan diagnostik.'Ierapin-ya
[MMAIil) mungkin bersifat lebih toksik daripada senya- didasarkan pada dekontaminasi usus yang tepa! asuhan
wa induk anorganiknya. Gas arsin dioksidasi in vivo dan suportif intensif, dan kelasi segera dengan ur"dtiol, 3-5
memunctrlkan efek hemolitik kuat yang terkait dengan m9/kg intravena tiap 4-6 jam, atau dimerkaproi, 3-5 mg/
perubahan aliran ion di sepanjang membran eritrosit; kg intramuskular tiap 4-6 jam. Pada peneiiLian binatang,
namun/ gas arsin juga mengganggu pernapasan selular di efektivitas kelasi paling tinggi jika diberikan dalam hi-
jaringan lain. Arsenik dikenal sebagai karsinogen manusia tungar"r menit hingga jam pascapajanan arsenik; karena
dan terkait dengan kanker paru, kulit, dan kandung kemih. itu, jika kecurigaan diagnostik tinggi, terapi tidak boleh
Organisme laut dapat mengandung sejumlah besar orga- ditunda untuk beberapa hari hingga rninggu yarrg sering
noarsenik trimetilasi yang diserap ciengan baik-yaitu kali diperlukan untuk memperoleh konJirmasi laboratorik.
arsenobetaine-dan berbagai macam aula arsenik. Arse- Suksimer juga telah terbukti efektif pada perrelitian bina-
nobetain belum pernah dilaporkan men'riliki efek toksik tang dan memiliki indeks terapeutik yang iebih tinggi
bila diingesti oleh mamalia dan diekskresi dalam urine claripada dimerkaprol. Namun, karena hanya tersedia se-
tanpa mengalami perubahan; sebagian aula arsenik di- bagai obat oral di Amerika Serikat, penggunaan suksimer
metabolisasi menjadi asam dimetilarsinat. mungkin tidak disarankan pada terapi awal keracunan
arsenik akut, karena gashoenteritis berat dan edema
Bentuk Utama lntoksikasi Arsenik splangnik dapat membatasi penyerapan melalui jalur ini.
A. KenncunnN ARsENTK Auoncnux Arur B. Krnncunnn ARserur Aluoncnrurx Knorurx
Dplam hitungan beberapa menit sampai beberapa jam Keracunan arsenik anorganik kronik juga menirnbulkan
setelah terpajan senyawa arsenik anorganik mudahlarut berbagai gejala dan tanda multisistemik. Manifestasi efek
dosis-tinggi (puluhan hingga ratusan miligram), banyak nonkarsinbgenik yang nyata dapat terlihat pascaabsorpsi
sistem yang terpengaruh. Tanda dan gejala awal pada kronik lebih dari 500-1000 mcg/hari. Waktu munculnya
saluran cerna meliputi mual, muntah, diare, dan nyeri gejala akan bervariasi menurut dosis dan toleransi antar-
perut. Kebocoran kapiler difus, bersama dengan hilang- individu. Gejala konstitusional kelelahan, penurunan berat
nya cairan dari saluran cerna, menyebabkan terjadinya badan, dan kelemahan dapat teriihat, bersama dengan
hipotensi, syok, dan kematian. Toksisitas kardiopulmonal, anemia, keluhan saluran cerna nonspesifik, dan neuropati
termasuk kardiomiopati kongestif, edema paru kardioge- perifer sensorimotorik, yang terutama memperiihatkan
nik atau nonkardiogenik, dan aritmia ventrikular, dapat gambaran disestesia dengan pola s to cking-glooe. Perubahan
terjadi segera atau setelah tertunda selama beberapa hari. kulit-salah satu di antara berbagai efek khas arsenik-
Pansitopenia biasanya timbul dalam waktu satu minggu, biasanya muncul setelah beberapa tairun pajanan dan
dan bintik basofilik pada eritrosit dapat muncul segera melibatkan pola hiperpigmentasi "tetesan air hujan", dan
setelahnya. Efek sistem saraf pusat, termasuk delirium, en- hiperkeratosis pada teiapak tangan dan kaki. Penyakit
sefalopati, dan koma, dapat timbul pada beberapa hari per- vaskt.rlar perifer dan hipertensi portal nonsirotik dapat
tama intoksikasi. Neuropati perifer sensorimotorik asen- juga terladi. Penelitian epidemiologik menunjukkan ada-
dens dapat mulai muncul setelah tertunda 2-6 minggu. nya kemungkinan hubungan dengan hipertensi, diabetes,
Neuropati ini pada akhirnya dapat melibatkan musku- dan penyakit paru kronik nonmaligna. Kanker paru, kuiit,
latur proksimal dan menimbulkan gagal napas neuro- kandung kemih, dan kemungkinan kanker di tempat
muskular. Beberapa bulan setelah satu episode keracunan lain, dapat timbul beberapa tahun setelal-r pajanan c{osis
akut, striae putih transversal (garis Aldrich-Mees) dapat arsenik yang tidak cukup tinggi untuk memunculkan efek
muncul pada kuku. akut atau kronik lainnya. Pemberian arsenit dalarn regimen
Keracunan arsenik anorganik akut harus dipertim- kemoterapi kanker, sering kali dalam dosis harian 10-20
bangkan pada individu yang memperlihatkan gejala awal mg selama beberapa minggu hingga bulan, menyebabkan
gastroenteritis mendadak bersama dengan hipotensi dan pemanjangan interval QT pada elektrokardiogram dan se-
asidosis metabolik. Kecurigaan kemudian harus diting- sekali menyebabkan aritmia ventrikuiar maligna seperti
katkan jika temuan-temuan awal di atas diikuti dengan torsade de pointes.
disfungsi jantung, pansitopenia, dan neuropati perifer. Diagnosis keracunan arsenik kronik melibatkan inte-
Diagnosis dapat dikonfirmasi dengan bukti adanya pe- grasi antara temuan klinis dan konfirmasi adanya pajanan.
ningkatan jumlah arsenik anorganik dan metabolitnya Kadar arsenik total dalam urine, biasanya kurang dari 30
dalam urine (biasanya dalam rentang beberapa ribu mikro- mcg/L atau 50 mcg/24 jam pada populasi umum, dapat
gram pada 2-3 hari pertama setelah keracunan simtomatik kembali normal dalam hitungan hari hingga minggu se-
akut). Arsenik menghilang dengan cepat dari daratu dan telah pajanan berhenti. Karena dapat megandung sejurnlah
984 / BAB s8

besar organoarsenik nontoksik, semua makanan laut emas artisanal. Penggunaan merkuri pada farmaseutika
harus dihindari selama setidaknya 3 hari sebelum sampel dan biosida sangat berkurang beberapa tahun terakhir
urine dikirimkan untuk tujuan diagnostik. Kandungan ini, tapi sesekali masih digunakan dalam antiseptik dan
arsenik dalam rambut dan kuku (biasanya kurang dari 1 obat tradisional. Pajanan merkuri pada lingkungan akibat
ppm) 'kadang dapat mengungkapkan adanya peningkatan pembakaran bahan bakar fosil-atau bioakumulasi metil-
pajanan di masa lalu, tapi hasilnya harus ditafsirkan secara rnerkuri pada ikan-tetap menimbulkan kekhawatiran
hati-hati terhadap adanya potensi kontaminasi eksternal. pada beberapa daerah di dunia. Pajanan merkuri kadar-
rendah yang dilepaskan dari amalgam pengisi gigi dapat
C. Kenncurunru Gns Anslnr
terjadi, tapi toksisitas sistemik dari sumber ini belum
Keracunan gas arsin menghasilkan pola intoksikasi ber- dipastikan.
beda yang didominasi oleh efek hemolitik nyata. Setelah
satu periode laten yang dapat berkisar dari 2 jam hingga Farmakokinetik
24jam pascainhalasi (bergantung pada derajat pajanan),
Absorpsi merkuri cukup bervariasi bergantung pada
dapat terjadi hemolisis intravaskular masif. Gejala awai
bentuk kimiawi logam. Unsur merkuri cukup mudah
dapat meliputi malaise, nyeri kepala, dispnea, kelemahan,
menguap clan clapat diserap dari paru (Iabel 5B-1). Mer-
mual, muntah, nyeri abdomery ikterus, dan hemoglo-
kuri diserap dengan buruk dari saluran cerna yang utuh.
binuria. Gagal ginjal oligurik, akibat deposisi hemoglobin
Merkuri inhalasi merupakan sumber utarna pajanan di
dalam tubulus ginjal, sering kali muncul dalam waktu
tempat kerja. Senyawa alkilmerkuri rantai-pendek orga-
1-3 hari. Pada pajanan masif, efek mematikan terhadap
nik bersifat mudah menguap dan berpotensi berbahaya
pernapasan selular dapat timbul sebelum terjadi gagal
melalui inhalasi serta ingesti. Penyerapan merkuri logam
ginjal. Kadar arsenik dalam urine meningkat tapi jarang
dan merkuri anorganik perkutaneus dapat menimbulkan
dapat digunakan untuk memastikan diagnosis selama pe-
kekhawatiran klinis pascapajanan kronik jangka-panjang
riode kritis penyakit. Asuhan suportif intensif - termasuk
atau akut yang masif. Senyawa alkilmerkuri tampaknya
transfusi pertukaran, hidrasi agresif, dan, pada kasus gagal
diserap dengan baik melalui kulit, dan kontak akut dengan
ginjal akut, hemodialisis-merupakan terapi utama. Agen
beberapa tetes dimetilmerkuri menyebabkan toksisitas
kelasi yang ada saat ini belum terbukti memiliki nilai klinis
lambat dan berat. Pascaabsorpsi, merkuri didistribusikan
dalam keracunan arsin.
ke jaringan dalam beberapa jam, dengan kadar tertinggi
dijumpai dalam ginjal. Merkuri anorganik diekskresi me-
MERKURI
lalui urine dan feses. Ekskresi merkuri anorganik meng-
Merkuri logam sebagai "quicksilaer" -satu-satunya logam ikuti model multikomponen: kebanyakan diekskresi
yang dalam keadaan normal berupa cairan-telah menarik dalam hitungan minggu hingga bulan, tapi sekelumit
perhatian para peneliti ilmiah sejak dahulu kala. Sejak la- merkuri dapat tetap terkandung dalam ginjal dan otak
ma, diketahui bahwa pertambangan merkuri berbahaya ba- selama beberapa tahun. Pascainhalasi uap unsur merkuri,
gi kesehatan. Seiring bertambahnya penggunaan merkuri kadar merkuri urine rnenurun dengan waktu-paruh se-
di industri dalam 200 tahun terakhir ini, dikenal bentuk kitar 1-3 bulan. Metilmerkuri, yang merniliki waktu-paruh
toksisitas baru yang diketahui terkait dengan berbagai ma- dalam darah dan seluruh tubuh sekitar 50 hari, menjalani
cam transformasi logam. Pada awal tahun 1950-an, terjadi ekskresi empedu dan sirkulasi enterohepatik, dengan lebih
wabah defek lahir dan pbnyakit neurologik misterius di dari duapertiganya akan diekskresi dalam feses. Merkuri
pedesaan nelayan Jepang di Minamata. Agen penyebabnya berikatan dengan gugus sulfhidril dalam jaringan ter-
telah ditetapkan yaitu metilmerkuri dalam makanan laut keratinisasi, dan, seperti pada tirnbal dan arsenik, kelu-
yang terkontaminasi, yang temyata berasal dari pembuangan mitnya dapat dijumpai di rambut dan kuku.
limbah industri pabrik terdekat ke dalam teluk. Selain unsur
merkuri dan alkilmerkuri (termasuk metilmerkuri), merkuri Bentuk Utama Entoksikasi Merkuri
penting iainnya meliputi garam merkuri anorganik dan Merkuri berinteraksi dengan gugus sul{hidril in vivo,
senyawa merkuri aril, masing-masing dapat menimbulkan menghambat enzim dan mengubah membran sel. Pola
pola toksisitas klinis yang unik. intoksikasi klinis dari merkuri sangat bergantung pada
Sebagian besar merkuri ditambang sebagai HgS yang bentuk kimiawi logam dan jalur serta derajat keparahan
terkandung dalam bijih sirrabar dan diubah secara komer- pajanan.
sial menjadi berbagai macam bentuk kimiawi. Penggunaan
merkuri yang penting dalam industri dan produk komersial A. Axur
ditemukan dalam produksi elektrolitik klorin dan soda Inhalasi akut uap unsur merkuri dapat menyebabkan
kaustik; pembuatan peralatan listrik, termometer, dan per- pneumonitis kimiawi dan edema paru nonkardiogenik.
alatan lain; lampu fluoresens; amalgam gigi; dan produksi Dapat terjadi gingivostomatitis akut, dan sekuelae neuro-
INTOKSIKASI LOGAM BERAT & KELATOR I 985
togik (lihat bawah) juga dapat muncul. Ingesti akut garam menghasilkan kadar merkuri dalam urine kurang dari 35
merkuri anorganik, seperti merkuri klorida, yang, dapat mcg per gram kreatinin dan kadar merkuri dalam darah
menyebabkan gastroenteritis korosif hemoragik yang ber- utuh pada akhir minggu kerja kurang dari 15 ncg/L.
potensi membahayakan jiwa, diikuti dengan nekrosis tu- Untuk memperkecil risiko neurotoksisitas developmental
bular akut dan gagal ginjal oligurik dalam hitungan jam dari metilmerkuri, the US Environmental Protection
hingga hari. Agency and Food and Drug Administration teiah meng-
anjurkan ibu hamil, perempuan yang akan hamil, ibu
B. Knorrr
pengasuh, dan anak usia muda untuk tidak mengonsumsi
Keracunan kronik akibat inhalasi uap merkuri menimbul- ikan dengan kadar merkuri tinggi (misalnya, ikan pedang),
kan trias klasik tremor, gangguan neuropsikiatrik, dan dan untuk membatasi konsumsi ikan dengan kadar mer-
gingivostomatitis. Tremor biasanya dimulai sebagai tremor kuri yang lebih rendah hingga tidak melebihi 12 ounce
intensional halus di tangan, tapi wajah juga dapat ikut (340 g, atau dua kali makan sedang) tiap minggu.
terlibat, dan dapat terjadi perburukan menjadi gerakan
koreiform ekstremitas. Manifestasi neuropsikiatrik, ter- Terapi
masuk hilangnya ingatan, kelelahan, insomnia, dan ano-
A. Palmrnru Axur
reksia, sering kali terladi. Mood pend.erita secara samar
berubah menjadi malu, menarik diri, dan depresi disertai Selain asuhan suportif intensif, kelasi segera dengan
dengan kemarahan yang meledak-ledak atau blushing unitiol oral atau intravena, dimerkaprol intramuskular,
(pola perilaku yang disebut sebagai eretisme). Penelitian atau suksimer oral mungkin bermanfaat menghilangkan
terbaru menunjukkan bahwa pajanan dosis rendah dapat nefrotoksisitas pascapajanan akut garam merkuri anorga-
menghasilkan efek neurologis subklinis. Gingivostomati- nik. Hidrasi agresif dapat membantu mempertahankan
tis, kadang disertai dengan longgarnya akar gigi, mung- keluaran urine, tapi jika terjadi gagal ginjal akut, mungkin
kin dilaporkan setelah pajanan dosis-tinggi. Bukti adanya diperlukan hemodialisis atau hemodiafiltrasi bersama ke-
kerusakan saraf perifer dapat dideteksi melalui uji elek- lasi dalam hitungan hari hingga minggu. Karena efikasi
trodiagnostik, tapi jarang timbul neuropati perifer yang kelasi menurun seiring waktu sejak terjadinya pajanan,
nyata. Akrodinia merupakan reaksi idiosinkratik yang terapi tidak boleh ditunda sampai timbul oliguria atau
tidak biasa terhadap pajanan merkuri subakut atau kronik efek sistemik utama lainnya.
dan biasanya terjadi pada anak-anak. Akrodinia ditandai B. Prumrrv KnoNrx
dengan eritema yang nyeri pada ekstremitas dan dapat
Unitiol dan suksimer meningkatkan ekskresi merkuri
terkait dengan hipertensi, diaforesis, anoreksia, insomnia,
urine setelah inhalasi unsur merkuri akut atau kronik, tapi
iritabilitas atau apati, dan ruam miliaria.
dampak terapi tersebut terhadap hasil akhir klinis tidak
Intoksikasi metilmerkuri terutama mempengaruhi
diketahui. Dimerkaprol terbukti meredistribusi merkuri
sistem saraf pusat dan menyebabkan parestesia, ataksia,
ke sistem saraf pusat dari lokasi jaringan lain, dan karena
gangguan pendengara4, disartria, dan penyempitan la-
otak merupakan organ target utama, dimerkaprol tidak
pang pandang secara progresif. Tanda dan gejala awal da-
boleh digunakan pada terapi terhadap pajanan merkuri
pat timbul beberapa minggu hingga bulan pascapajanan
elemental atau organik. Data-data terbatas menunjukkan
awal. Metilmerkuri merupakan toksin reproduktif. bahwa suksimer, unitiol, dan N-asetil-L-sistein (NAC)
Pajanan pranatal terhadap metilmerkuri dosis-tinggi da-
dapat meningkatkan bersihan metilmerkuri dari tubuh.
pat menyebabkan retardasi mental dan sindrom seperti
palsi serebral pada anak. Pajanan pranatal kadar-rendah
menimbulkan risiko defisit subklinis pada perkembangan
sistem saraf. Dimetilmerkuri jarang dijumpai tapi me- ffi FARMAKOLOGI KELATOR
rupakan benfuk organomerkuri yang sangat neurotoksik
dan dapat mematikan hanya dalam jumlah kecil. Agen pengelasi adalah obat yang digunakan untuk
Diagnosis intoksikasi merkuri melibatkan integrasi mencegah atau memulihkan efek toksik logam berat pada
anamnesis dan temuan pemeriksaan fisik dengan uji kon- suatu enzim atau tdrget selular lainnya, atau untuk mem-
firmasi laboratorium atau bukti pajanan lainnya. Jika tidak percepat eliminasi logam dari tubuh. Agen pengelasi bia-
ada pajanan di tempat kerja, kadar merkuri urine biasa- sanya merupakan molekul fleksibel dengan dua atau
nya kurang dari 5 mcg/L, dan merkuri dalam darah utuh lebih gugus elektronegatif yang membentuk ikatan kova-
biasanya kurang dari 5 mcg/L. Pada "1990, the Biological len-koordinat stabil dengan atom logam kationik' Pada
Exposure Index (BEI) Committee of the American Con- beberapa kasus, misalnya, suksimer, senyawa induk me-
ference of Governmental Industrial Hygienists (ACGIH) merlukan biotransformasi in vivo untuk menjadi agen
menganjurkan bahwa pajanan di tempat kerja harus kompleks aktif. Kompleks logam-kelator yang terbentuk
986 / BAB s8

diekskresi oleh tubuh. Edetat (etilendiamintetraasetat, polidentat. Gugus ligan pengelasi meliputi gugus fung-
Gambar 58-1) menjadi contoh yang penting. sional seperti -OH, -SH, dan -NH, yang dapat memberikan
Efisiensi kelator sebagian ditentukan oleh jurnlah elektron untuk berkoordinasi dengan logam. Ikatan seperti
gugus ligan pada molekul yang tersedia untuk berikatan demikian efektif mencegah interaksi logam dengan gugus
dengan logam. Semakin banyak jumlah gugus ligan fungsional serupa pada enzim atau protein lain, koenzim,
tersebut, semakin stabil kompleks logam-kelator yang nukleofil selular, dan membran.
terbentuk. Bergantung pada jumlah ikatan ligan-logam, Selain mengeluarkan logam target yang memberikan
kompleks tersebut dapat disebut sebagai mono-, bi-, atau efek toksik bagi tubutr, beberapa agen pengelat (seperti
kalsium EDTA yang digunakan pada intoksikasi timbal)
dapat meningkatkan ekskresi kation esensial seperti seng
atau tembaga. Namun, efek samping ini jarang memiliki
A
o o arti klinis dalam jangka waktu yang terbatas, yang menjadi
ll il ciri khas kebanyakan kelasi terapeutik.
HO-C
\ cH" cH" '/c-
oH Pada beberapa kasus, efek agen pengelat terapeutik,
./ yang memobilisasi logam, tidak hanya meningkatkan eks-
/ NN
\//\
cH.- cH^
kresi logam tersebut-yakni efek yang diinginkan-tapi
cH" z cH^ juga meredistribusikan beberapa logam ke organ vital
Na
t' z
l'
C-O lainnya. Efek ini telah ditunjukkan pada dimerkaprol,
-O-Cil - Na
yang meredistribusi merkuri dan arsenik ke dalam otak
lt lt
U o sembari meningkatkan pula ekskresi merkuri dan arsenik
dalam urine. Meskipun beberapa agen pengelat rnemiliki
kemampuan untuk memobilisasi kadmium, kecenderung-
an agerl pengelat untuk meredistribusi kadmium ke ginjal
" \-o o*//o
/
H,C
\/
Ca
\ dan meningkatkan nefrotoksisitas telah menghilangkan
CH. nilai terapeutik agen tersebut dalam intoksikasi kadmium.
g'\*r'\,/' Pada kebanyakan kasus, kemampuan agen pengelat
ll /. \ /N\C-C-O-Na
Na-O-C-CH) -H2H2H2
C-C
ii unfuk mencegah atau menurunkan efek simpang logam
toksik tampaknya paling besar bila agen pengelat tersebut
diberikan secepatnya setelah pajanan iogam akut. Peng-
gunaan agen pengelasi selama beberapa hari hingga
beberapa minggu setelah berhentinya pajanan logam
akut-atau penggunaannya pada terapi intoksikasi logam
kronik-masih juga dapat meningkatkan ekskresi logam.
Namun, pada titik ini, kemampuan peningkatan ekskresi
untuk meredakan efek patologik pajanan logam mungkin
menurun.
Agen kelasi yang paling penting dan yang saat ini
digunakan di AS dijelaskan di bawah ini.

DIMERKAPROL (2,3-
DIMERKAPTOPROPANOL, BAL)
Dimerkaprol (Gambar 58-2), suatu cairan yang berminyak
Gambar 58-1. Pembentukan garam dan kelat dengan dan tak berwarna dengan bau seperti merkaptan yang
edetate (ethylenediaminetetraacetate; EDTA). A: Dalam kuat, diciptakan di Inggris Raya selama Perang Dunia II
larutan garam dinatrium EDTA. ion natrium dan hidrogen sebagai antidotum terapeutik pada kasus keracunan le-
tersedia secara kimiawi dan biologis. B: Dalam larutan
wisit, agen senjata perang yang mengandung arsenik. Di-
kalsium dinatrium edetate; kalsium terikat oleh ikatan
kovalen-koordinat dengan nitrogen serta oleh ikatan ionik merkaprol kemudian dikenal sebagai Bitish anti-Lanisite
biasa. lon kalsium secara efektif dikeluarkan dari larutan. C: atau BAL. Karena larutan akueous dimerkaprol bersifat
Pada kelat timbal-edetate, timbal tergabung ke dalam lima tidak stabil dan cepat beroksidasi, dimerkaprol dibuat
cincin heterosiklik. (Dimodifikasi dan direproduksi atas izin,
dalam bentuk larutan 10% dalam minyak kacang dan
dari Meyers FH, Jawetz E, Goidfien A'. Review of Medical
Pharmacology, Tth ed. Awalnya diterbitkan oleh Lange Medical harus diberikan melalui penyuntikan intramuskular, yang
Publications. McGraw-Hill, 1 980.) sering kaii menimbulkan rasa sakit.
INTOKSIKASI LOGAM BERAT & KELATOR I 987
H^N CONH Bila digunakan dalam dosis terapeutik, dimerkaprol
'\ CONH

terkait dengan tingginya insiden efek simpang, termasuk


(c.Hz)s
/\ /\
(c.Hy's lcHzls (c.H/s
(9H2)s 9H, hipertensi, takikardia, mual, muntah, lakrimasi, salivasi,
demam (khususnya pada anak), dan nyeri pada lokasi
\/N-C \/ N-C \/ N-C penyuntikan. Penggunaannya juga dapat menimbulkan
til lll lll trombositopenia dan peningkatan masa protrombin-
..-
000000 dua faktor yang membatasi injeksi intramuskular karena
-\\r(/ adanya risiko pembentukan hematoma pada lokasi pe-
nyuntikan. Meskipun memiliki efek protektif pada bina-
Foroxamlne tang yang mengalami intoksikasi akut, dimerkaprol dapat
meredistribusi arsenik dan merkuri ke dalam sistem saraf
pusat sehingga dimerkaprol tidak dianjurkan pada terapi
cooH
H2c-sH lr-r, keracunan kronik. Analog dimerkaprol yang larut dalam

HC-SH H3C-C-CH-C-OH
Jr, fi air-unitiol dan suksimer-memiliki indeks terapeutik
ix-sn
I i" "' I I
yang lebih tinggi dan sudah menggantikan dimerkaprol
H2C-OH iootr sH NH2 pada berbagai keadaan.
Dlmercaprol Succlmer Penlclllamlne
(2,3dlmercaptopropanol) (DMSA) suKsrMER (ASAM
Gambar 58-2. Struktur kimiawi beberapa kelator. DTMERKAPTOSUKSTNAT, DMSA)
Ferroxamine (ferrioxamine) tanpa besi terkelasi disebut Suksimer adalah analog dimerkaprol larut-air, dar seperti
deferoxamine. Ferroxamine digambarkan di sini untuk
menunjukkan gugus-gugus fungsional; besi sebenarnya
halnya dimerkaprol, suksimer, melalui penelitian pada
tertahan dalam suatu sistem terkuru ng (caged system). binatang, terbukti mencegah dan memulihkan inhibisi
Struktur kompleks logam-kelator in vivo untuk dimerkaprol, terinduksi-logam terhadap enzim yang mengandung sul-
suksimer, penisilamin, dan unitiol (lihat teks) tidak diketahui fhidril dan melindungi terhadap efek letal akut arsenik.
dan mungkin melibatkan pembentukan disulfida campuran
Pada manusia, terapi suksimer terkait dengan meningkat-
dengan asam amino. (Dimodifikasi dan direproduksi, atas
izin, dari Meyers FH, Jawetz E, Goldfien A: Review of Medical nya ekskresi timbal melalui urine dan penurunan kadar
Pharmacology, 7'h ed. McGraw-Hill, 1980.) timbal dalam darah. Suksimer mungkin juga menurunkan
kandungan merkuri dalam ginjal, yang merupakan organ
target utama dari garam merkuri anorganik. Di AS, suksi-
Pada model binatang, dimerkaprol mencegah dan mer diformulasikan secara eksklusif untuk penggunaan
memulihkan inhibisi terinduksi-arsenik terhadap enzim oral, tapi formulasi intravenanya berhasil digunakan di
yang mengandung sulftridril dan, jika diberikan segera mana-marur. Suksimer oral cepat diserap dengan derajat
setelah pajanan, dapat melindungi dari efek letal arsenik penyerapan yang bervariasi. Kadar puncaknya dalarn da-
anorganik dan organik. Data pada manusia mengindi- rah tercapai dalam waktu sekitar 3 jam. In vivo, obat ini
kasikan bahwa dimerkaprol dapat meningkatkan angka berikatan dengan asam amino sistein untuk membentuk
ekskresi arsenik dan timbal serta memberikan manfaat disulfida campuran 1:1 dan 1:2, kemungkinan dalam ginjal,'
terapeutik dalam terapi intoksikasi akut oleh arsenik, dan kemungkinan kompleks inilah yang merupakan gugus
timbal dan merkuri. kelasi yang aktif. Waktu-paruh eliminasi suksimer yang
mengalami transformasi adalah sekitar 2-4 jam.
lndikasi & Toksisitas
Dimerkaprol disetujui oleh FDA sebagai terapi agen tung-
lndikasi & Toksisitas
gal pada keracunan akut arsenik dan merkuri anorganik Suksimer saat ini disetujui oleh FDA untuk terapi pada
serta pada terapi keracunan timbal berat bila digunakan anak dengan kadar timbal darah yang lebih besar dari 45
bersama dengan edetat kalsium dinatrium (EDTA; lihat mcg/ dL, tapi suksimer juga banyak digunakan pada orang
bawah). Meskipun penelitian mengenai metabolismenya dewasa. Dosis biasanya adalah 10 mg/kg diberikan per oral
pada manusia masih terbatas, dimerkaprol intramuskular tiga kali sehari. Pemberian suksimer oral sebanding dengan
tampaknya cepat diserap, dimetabolisasi, dan diekskresi EDTA parenteral dalam menurunkdn kadar timbal darah
oleh ginjal dalam waktu 48 jam. Model binatang menun- dan telah menggantikan EDTA pada terapi pasien rawat
jukkan bahwa dimerkaprol dapat pula menjalani ekskresi jalan yang mampu menyerap obat oral. Namun, meskipun
melalui empedu, tapi peran jalur ekskretorik ini pada kemampuan suksimer dan EDTA untuk meningkatkan eli-
manusia dan perincian lain mengenai biotransformasinya minasi timbal telah terbukti, manfaat kedua obat tersebut
tidak jelas. dalam memulihkan toksisitas timbal yang telah terjadi
988 / BAB s8

atau meningkatkan hasil akhir terapi masih harus ditenhr_ gunaan EDTA dosis rendah dengan hemodialisis atau
kan rnelalui uji klinis terkonhol plasebo. Berdasarkan he'rofiltrasi. Telah dilaporkan ada.ya nefrotoksisitas akibat
efek protektifnya terhadap arsenik pada binatang dan ke- EDTA, tapi pada kebanyakan kasus hal ini dapat clicegah
mampuannya untuk mernobilisasi merkuri dari ginjal, dengan mempertahankan aliran urine aclekuat, menghin_
suksirner juga telah digunakan pada terapi keracunan ar- dari pemberian dosis yang berlebihan, clan penrbatasan lama
senik dan merkuri. Suksirner ditoleransi dengan baik pada terapi hingga 5 hari atau kurang. EDTA dapat rnenyebabkarr
beberapa uji klinis terbatas. Darnpaknya terhaclap caclang- deplesi seng semer-rta ra yang tidak rnenriliki arti klinis yang
an kalsium, besi, dan rnagnesium dalam tubuh sangatlah jelas. Analog EDTA, garam kalsium clan seng dinatrium
kecil. Suksimer sedikit memicu peningkatau ekskresi seng dari asam dietilentriaminpentaasetat (DTPA), yakni pente_
dalam urine, yang arti klinisnya kecil atau ticlak ada sama tat, telah digunakan untuk mengeluarkan (,,clekorporasi,,)
sekali. Gangguan pada saluran cema, termasuk anoreksia, uranium dan beberapa radioisotop transuranik, dan pacla
mual, muntah, dan diare, adalah kumpulan efek samping tahun 2004 EDTA disetujui oleh FDA untuk cligunakan
yang paling sering dijumpai, ditemukan pada kurang clari dalarn terapi kontaminasi plutoniunr, amerisiurn, clan
10% pasien. Ruam, kadang memerlukan pengl-rentian terapi, kurium.
telah dilaporkan pada kurang dari5% pasien. peningkatan
ringau arninotransferase hati yang reversibel telah tercatat uNtTtoL (ASAM
pada 6-70% pasien, dan telah dilaporkan aclanya kasus-
DTMERKAPTOPROPANASULFONAT, DMPS)
kasus neutropenia ringan sampai sedang.
Unitiol, agen pengelasi dir.nerkapto yang rnerupakan
analog dirnerkaprol larut-air, telah tersedia dalarn forrnu_
EDETAT KALSIUM D|NATRIUM (ASAM
larium resrni di Rusia dan beberapa negara bekas Soviet
ETt rEND tAM TNTETRAASETAT [EDTA])
lainnya sejak 1958 clan di Jerman sejak "1976. Unitiol
Asam etilendiamintetraasetat (Gambar 5g-1) adalah ke_ secara legal telah tersedia dari gabungan ahli iannasi cli
lator berbagai logam divalen dan trivalen yang efisier.r in AS sejak 1999. Unitiol dapat diberikan secar.a oral clan in_
vitro. Untuk mencegah habisnya cadangan kalsium yang Lravena. Bioavailabilitas melalui jalur oral adalah sekitar
berpotensi membahayakan jiwa, obat ir-ri hanya boleh 50%, dengan kadar puncak dalarn clarah tercapai dalarn
diberikan sebagai garam kalsium dinatrium. penetrasi waktu sekitar 3,7 jam. Lebih dari B0% dosis intravena
EDTA ke rnernbran sel relatif buruk sehingga lebih efektif diekskresi dalam urine, terutama sebagai sulfida DMpS
mengelat ion logam ekstrasel daripada ion intrasel. siklik. Waktu-paruh eliminasi unitiol total (olrat incluk
Sifat ionik EDTA yang sangat polar menrbatasi pe- dan produk transformasinya) adaiah sekitar 20 jam, Uni-
nyerapan oralnya. Lebih lanjut lagi, EDTA oral mening_ tiol rnemperlihatkan efek protektif terhaclap efek toksik
katkan penverapan timbal dari saluran cerna. Akibahrya, merkuri dan arsenik pada model binatang, dan unitiol
EDTA harus diberikan melalui infus intravena. pada meningkatkan ekskresi merkuri, arsenik, clan timbal pada
pasien dengan fungsi ginjal 1,ang normal, EDTA cepat rnanusia.
diekskresi melalui filtrasi glomerulus, dengan 50% clari
SH SH SO,H
di urine dalarn waktu 1 jarn. EDTA
dosis injeksi terdapat
memobilisasi timbal dari jaringan lunak, menyebabkan
ttt-
cH2_CH_CH2
peningkatan ekskresi timbal dalam urine yang nyata dan Unithiol
penurunan kadar timbal darah. pada penderita insufisien_
si ginjal, ekskresi obat-dan efeknya yang memobilisasi lndikasi & Toksisitas
logam - mungkin tertunda.
Unitiol tidak memiliki indikasi penggunaan yang clisetujui
FDA, tapi berbagai penelitian eksperimental terhadapnya
lndikasi & Toksisitas dan profil farmakologik serta farmakodinarniknya me_
Edetat kalsiurn dinatriurn terutarna diindikasikan pada nunjukkan bahwa unitiol intravena memberikan manfaat
kelasi tirnbal, tapi EDTA juga bermanfaat pacla kasus ke- rnelebihi dimerkaprol intramuskular atau suksimer oral
racunan seng, mangan, dan beberapa radionuklida berat. dalarn terapi awal keracunan akut berat oleh arsenik atau
Meskipun terdapat beberapa klairn dalam literatur ke- merkuri anorganik. Preparat unitiol akueous (biasanya 50
dokteran alternatif, EDTA belum terbukti bermanfaat mg/mL dalam air steril) dapat diberikan dengan dosis 3_5
dalarn terapi penyakit kardiovaskular aterosklerotik. mg/kg tiap 4 jarn melalui infus intravena lan;rbat selama
Karena obat dan logam yang dimobilisasi diekskresi lebih dari 20 menit. Jika terapi selama beberapa hari ter_
melalui urine, EDTA dikontraindikasikan relahif pada pa- sebut disertai dengan stabilisasi status karcliovaskular clan
sien anurik. Dalam keadaan seperti ini, dianjurkan peng- gastrointestinal pasien, obat dapat digarrti dengan pern_
l

INTOKSIKASI LOGAM BERAT & KELATOR / 989


berian oral pada dosis 4-8 mg/kg tiap 6-8 jam. Unitiol logam kelumit esensial. Lebih lanjut lagi, meskipun
oral dapat juga dianggap sebagai alternatif suksimer oral berkompetisi untuk mengikat besi yang terikat secara
dalam terapi intoksikasi timbal. longgar dalam protein pembawa besi (hemosiderin dan
Unitiol dilaporkan memiliki insiden efek simpang yang feritin), deferoksamin tidak dapat berkornpetisi untuk
rendah secara keseluruhan (<4%). Reaksi dermatologik mendapatkan iron yang terkelasi secira biologis, seperti
swasima (eksantema atau urtikaria obat) merupakan efek yang terdapat dalam hemoprotein dan sitokrom mikroso-
simpang yang paling sering dilaporkan terjadi, rneskipun mal dan mitokondrial. Akibatnya, deferoksamin merupa-
sesekali dilaporkan pula kasus reaksi alergi mayor, seperti kan kelator parenteral pilihan pada keracunan besi (lihat
eritema multiforme dan sindrom Stevens-Johnson. Karena Bab 33 dan 59). Deferoksamin plus hemodialisis juga ber-
infus intravena cepat dapat menyebabkan vasodilatasi dan manfaat dalam terapi keracunan aluminium pada gagal
hipotensi, unitiol harus diinfuskan secara perlahan dalam ginjal. Deferoksamin diserap dengan buruk bila diberikan
rentang waktu 15-20 menit. per oral dan dapat meningkatkan penyerapan besi jika
diberikan melalui jalur ini. Oleh sebab itu, deferoksamin
PENISILAMIN (o-DIMETILSISTEIN) harus diberikan secara intramuskular atau, lebih baik,
Penisilamin (Gambar 58-2) adalah turunan penisilin be- secara intravena. Obat ini tampaknya dimetabolisasi, tapi
rupa kristal putih larut-air. o-Penisilamin kurang toksik jalurnya tidak diketahui. Komplek kelator-besinya di-
dibandingkan dengan isomer r- sehingga lebih dianjurkan ekskresi daiam urine, sering kali mengubah wama urine
dalam terapi. Penisilamin cepat diserap dari usus dan menjadi jingga-kemerahan.
resisten terhadap degradasi metabolik. Pernberian deferoksamin intravena secara cepat
dapat menimbulkan hipotensi. Timbul berbagai respons
lndikasi & Toksisitas simpang idiosinkratik seperti flushing, keluhan perut, dan
Penisilmain terutama digunakan pada terapi keracunan ruam. Komplikasi paru (rnisalnya, sindrom distres perna-
tembaga atau untuk mencegah akumulasi tembaga, se- pasan akut) dilaporkan terjadi pada beberapa pasien yang
perfi pada penyakit Wilson (degenerasi hepatolentikular). mendapat infus deferoksamin lebih lama dari 24 jam, d,an
Penisilamin juga sesekali digunakan pada terapi artritis telah dipastikan terjadi neurotoksisitas dan peningkatan
reumatoid berat (lihat Bab 36). Kemampuannya untuk kerentanan terhadap beberapa infeksi tertentu (misalnya,
n.reningkatkan ekskresi timbal dan merkuri dalam urine dengan Yersinia enterocolitica) pascaterapi jangka-panjang
pada keadaan berlebihnya beban besi (iron oaerload) dalam
membuatnya sesekali digunakan dalam terapi rawdt jalan
pada kasus intoksikasi kedua logam tersebut, tapi suksi- tubuh (misalnya, talasemia major).
mer/ yang memiliki kemampuan lebih besar untuk memo-
bilisasi logam dan profil efek samping yang lebih kecil, DEFERASIROKS
telah banyak menggantikan penisilamin untuk fujuan ini. Deferasiroks merupakan kelator tridentata dengan afinitas
Sepertiga pasien pengguna penisilamin mengalami tinggi terhadap besi dan afinitas rendah terhadap logam
efek simpang obat ini. Reaksi hipersensitivitas yang timbul lain, misalnya, seng dan".tembaga. Obat ini aktif secara oral
meliputi ruam, pruritus, dan demam obat, sehingga obat dan diserap dengan baik. Dalam sirkulasi, deferasiroks
harus digunakan dengan sangat hati-hati, atau tidak da- mengikat besi, dan kompleksnya diekskresi dalam em-
pat timbul pada penggunaan, pada pasien dengan riwa- pedu. Deferasiroks baru-baru ini disetujui penggunaannya
yat alergi penisilin. Nefrotoksisitas disertai proteinuria untuk terapi oral berlebihnya beban besi akibat transfusi
juga telah dilaporkan terjadi, dan penggunaan obat yang darah, masalah yang dijumpai dalam terapi talasemia dan
terlalu lama dapat menyebabkan insufisiensi ginjal. Pan- sindrom mielodisplasia.
sitopenia ditimbulkan oleh asupan obat yang terlalu lama.
Defisiensi piridoksin merupakan efek toksik yang sering BtRU PRUSStA (FER|K HEKSASTANOFERAT)
ditimbulkan oleh obat ini dalam bentuk lain tapi jarang
Ferik heksasianoferat (biru Prussia taklarut) merupakan
disebabkan oleh bentuk o. Turunan terasetilasinya, yakni
senyawa kristal terhidrasi yang mengandung atom Ferl
N-asetilpenisilarnin, digunakan secara eksperimental pa-
dan Ferrr, yang terkoordinasi dengan gugus sianida dalam
da keracunan merkuri dan memiliki kapasitas memobili-
struktur geometrik kubus. Meskipun telah digunakan
sasi logam yang lebih besar, tapi bentuk ini tidak diper-
sebagai zat pigmen biru tua selama hampir 300 tahury
dagangkan.
potensi rnanfaatnya sebagai kelator farmaseutikal baru
dikenal 3 dekade yang lalu. Senyawa ini memiliki afi-
DEFEROKSAMIN nitas yang tinggi terhadap beberapa kation univalen ter_
Deferoksamin diisolasi dari Streptomyces pilosus. Obat tenfu, khususnya cesium dan talium; secara primer melalui
ini sangat erat mengikat besi tapi buruk dalam mengikat perfukaran ion, dan secara sekunder melalui pemerang-
990 / BAB s8

kapan atau adsorpsi mekanis. Biru Prussia taklarut, yang ini merupakan bagian dari materi medis dan farmaseutikal
digunakan sebagai obat oral, diserap secara minimal dari dalam theStrategic NationalStockpile yang diurus oleh CDC
saluran cema (<1%). Karena kompleks yang dibentuk (http: / / www.bt.cdc. gov/ stockpile/ #material) (C atatan:
oleh biru Prussia bersama cesium atau talium tidak da- Meskipun bentuk biru Prussia mudah-larut, seperti ka-
pat diserap, pemberian kelator per oral mengurangi ab- lium ferik heksasianoferat, mungkin lebih bermanfaat da-
sorpsi kation-kation tersebut melalui saluran cerna atau lam keracunan talium, hanya bentuk tak-larutnya saja yang
mengganggu sirkulasi enterohepatik dan enteroenteriknya saat ini tersedia sebagai materi farmaseutikal.)
sehingga mempercepat eliminasinya melalui feses. Pada Pascapajanan 137Cs atau garam talium, dosis dewasa
rangkaian kasus klinis, penggunaan biru Prussia telah di- yang disetujui adalah 3 g per oral tiga kali sehari; dosis
kaitkan dengan penurunan waktu-paruh biologik (yakni, yang setara pada anak (usia 2-12 tahun) adalah 1 g per
retensi in vivo) radioaktif cesium dan talium. oral tiga kali sehari. Pemantauan radioaktivitas (137Cs)
dalam urine dan feses serta kadar talium dalam urine
lndikasi & Toksisitas secara serial dapat memberikan panduan mengenai durasi
Pada 2003, FDA menyetujui biru Prussia untuk digunakan terapi yang dianjurkan. Asuhan suportif tambahan untuk
dalam terapi kontaminasi radioaktif cesium (137Cs), dan penyakit radiasi akut (r37Cs) atau toksisitas talium sistemik
pada intoksikasi garam talium. harus diberikan sesuai kebutuhan.
Keputusan ini didasari oleh adanya kekhawatiran me- Biru Prussia belum dikaitkan dengan efek simpang
ngenai potensi kontaminasi radioaktif cesium yang luas berat apapun. Konstipasi, yang dapat terjadi pada beberapa
pada manusia akibat penggunaannya oleh teroris sebagai kasus, harus diterapi dengan laksatif atau peningkatan
materi radioaktif yang dapat terpenc ar (" dirty bomb"). Obat serat pada diet.

Deferasirox (Exjade) Pentetate Calcium Trinatrium (tcalcium DTPAI dan


Oral: tablet 125,250, 500 mg Pentetate Zinc Trinatrium [zinc DTPA])
Deferoxamine (Desfera l) Parenteral: 200 mg/mL untuk suntikan
Parenteral: Bubuk untuk dilarutkan, 500 mg/ Prussian Blue (Radiogardase)
vial Oral: kapsul 500 mg
Dimercaprol (BAL in Oil) Succimer (Chemet)
Parenteral: 100 mg/mL untuk suntikan lM Oral: kapsul 100 mg
Edetate calcium [calcium EDTAI (Calcium Unithiol (Dimaval)
Disodium Versenate) Bubuk penyusun yang tersedia untuk dibuat
Parenteral: 200 mg/mL untuk suntikan sebagai kapsul oral, atau untuk infus (50
Penicillamine (Cuprimine, Depen) mg/mL)
Oral: kapsul 125,25O m9; tablet 250 mg

REFERENSI Nash D et al: Blood lead, blood pressure/ and hypertension


in perimenopausal and postmenopausal . women. JAMA
Timbal 2003;289:1523.
Borja-Aburto VH et al: Blood lead levels measured prospectively Rogan WJ et al: The effect of chelation therapy with succimer on
and risk of spontaneous abortion. Am J Epidemiol neuropsychological development in children exposed to lead.
1999;150:590. N Engl J Med 2001;3M:L421..
Canfield RL et al: Intellectual impairment in children with blood Third Nahonal Report on Human Exposure to Enviromental
lead concentrations below 10 pg per deciliter. N Engl J Med Chemicals. Lead. CDC, 2005. [http:/ /www.cdc)gov/
2003;348:1517. exposurereport/ 3rd/ pdl / results-01.htmll
Cheng Y et al: Bone lead and blood lead levels in relation to Weisskopf MG et al: Cumulative lead exposure and prospective
baseiine blood pressure and the prospective development of change in cognition among elderiy men. Am J Epidemiol
hypertension. Am J Epidemiol 2001;153:164. 20C4;1601'184.
"
r*

INTOKSIKASI LOGAM BERAT & KELATOR I 991


Arsenik Rice DC et al: Methods and rationale for derivation of a reference
dose for methylmercury by the U.S. EPA. Risk Anal
National Research Council. Arxnic in D.inkingWater:2001 Update. 2ffi3;:23:107.
National Academy Press, 2001. [http://search.nap.edu/ Third National Report on Human Exposure to Environmental
books/ 0309076293 / hfr,J / | Chemicals. Mercury. CDC, 2005. [http://www.cdc.gov/
PebickJS et al: Monomethylarsonous acid (MMAIT) and arsenite: exposurereport / 3r d. / pdf / results-O1.htmll
LD50 in hamsters and in vitro inhibition of pyruvate
dehydrogenase. Chem Res Toxicol 2O07;L4:651. Agen Pengelat
Urudkrishnan D et al: Torsades de pointes in 3 patients with
leukemia treated with arsenic trioxide. Blood 2001;97:1514.
Cremin JD et al: Oral succimer decreases the gastrointestinal
absorption of lead in juvenile monkeys. Environ Health
von Ehrenstein OS et al: Decrements in lung function related
Perspect 2001;109:613.
to arsenic in drinking water in West Bengal, India' Agl J
Epidemiol 2005;162:533. Dargan PI et al: Case report: Severe mercuric sulphate poisoning
treated with 2,3-dimercaptopropane-1-sulphonate and hae-
Me*uri modiafilhation. Crit Care 2003;7:R1.
Gong Z et al: Determination of arsenic metabolic complex excret-
Clarkson TW: The three modem faces of mercury. Environ Health ed in human urine after adrninistration of sodium ?3-dimer-
Perspect 2002;110(Suppl 1):11. capto-1-propane sulfonate. Chem Res Toxicol 2002;15:131 8.
EPA web site: [http:/ /www.epa. gov/waterscience/fishadvice/ Thompson DF, Called ED: Soluble or insoluble prussian blue for
advice.htnll radiocesium and thallium poisoning? Ann Pharmacother
ISRO [Life Sciences Research Office]. Reuiew and Analysis of 20M;38:1509.
tlu Potential Adoerse Health Effects of Dental
the Literahrc on Yokel RA et al: Entry, hal-f-life, and desferrioxamine-accelerated
Analgam. ISRO: Bethesda, ?fl0/' [http://www.lsto.orgf clearance of brain aluminum after a single 26.41 exposure.
amalgam/ frames-amal gam-report.htnrl] T oxicol Sci 200L;64:77 .
Nierenberg DW et al: Delayed cerebellar disease and death after
accidental exposure to dimethylmercury. N Engl J Med
t99.8:338:1672.
Kent R. Olson, MD

Lebih dari satu juta kasus keracunan akut terjadi di AS yur,g besar menandakan bahwa obat lebih sulit
%
tiap tahun, meskipun hanya sebagian kecil saja yang ber- dibersihkan dari darah oleh peralatan yang bertujuan
sifat fatal. Sebagian besar kematian terjadi akibat bunuh untuk memurnikan darah, seperti hemodialisis. Contoh
diri dengan cara overdosis secara sengaja oleh remaja atau obat dengan volume distribusi yang besar (>5 L/kg)
orang dewasa. Kematian anak akibat tertelannya obat meliputi antideprepan, antipsikotik, antimalaria, narkotik,
atau produk rumah tangga beracun secara tidak sengaja propanolol, dan verapamil. Obat dengan volume distri-
telah sangat menurun dalam 30 tahun terakhir ini sebagai busi yang relatif kecil (<1 L/kg) meliputi salisilat, etanol,
hasil dari pengemasan yang aman dan penyuluhan yang fenobarbital, litium, asam valproat, dan fenitoin (lihat
efektif tentang pencegahan keracunan. Tabel 3-1).
Bahkan pada pajanan berat, keracunan jarang bersifat
fatal jika korbannya segera mendapat pertolongan medis Bersihan
dan asuhan suportif yang baik. Tatalaksana gagal napas, Bersihan adalah ukuran volume plasma yang dibersihkan
hipotensi, kejang, dan gangguan termoregulasi secara dari obat tiap unit waktu (lihat Bab 3). Bagi kebanyakan
cermat dapat meningkatkan angka harapan hidup pasien
obat, bersihan total adalah jumlah bersihan melalui eks-
yang mencapai rumah sakit dalam keadaan hidup.
kresi oleh ginjal dan metabolisme oleh hati. Dalam meren-
Bab ini mengulas tentang prinsip dasar keracunan, canakan strategi detoksifikasi, harus diketahui kontribusi
tatalaksana awal, dan terapi khusus pada keracunary tiap organ dalam bersihan total. Sebagai contoh, jika suatu
termasuk metode untuk meningkatkan eliminasi obat dan
obat dibersihkan 95o/o oleh metabolisme hati dan hanya
toksin.
5% yang dibersihkan oleh ekskresi ginjal, peningkatan
kadar racun dalam urine yang dramatispun hanya akan
berdampak sedikit terhadap eliminasi secara keseluruhan.
r TOKSIKOKINETIK & Overdosis obat dapat mengubah proses farmakokine-
TOKSIKODINAMIK fik yang normal sehingga hal ini harus dipertimbangkan
ketika menghitung kinetik pada pasien keracunan. Se-
Istilah toksikokinetik mendeskripsikan absorpsi, distri- bagai contoh, disolusi tablet atau waktu pengosongan
lambung dapat melambat sehingga penyerapan dan efek
busi, ekskresi, dan metabolisme toksin, dosis toksik agen
toksik puncak obat tertunda. Obat dapat mencederai sa-
terapeutik, dan metabolitnya. Istilah toksikodinamik di-
war epitel saluran cema sehingga meningkatkan absorp-
gunakan untuk mendeskripsikan efek merugikan suafu
sinya. Jika kemampuan hati untuk memetabolisasi obat
substansi terhadap fungsi vital. Meskipun terdapat banyak
kesamaan antara farmakokinetik dan toksikokjnetik se-
terlampaui, akan lebih banyak lagi obat yang masuk ke
dalam sirkulasi. Dengan peningkatan kadar obat dalam
bagian besar substansi, ada pula perbedaan yang bermak-
darah yang dramatis, kapasitas ikatan dengan protein
na. Perhatian yang sama ditujukan pula pada farmakodi-
dapat terlampaui, menyebabkan peningkatan fraksi obat
namik dan toksikodinamik.
bebas dan efek toksik yang lebih besar. pada dosis nor-
mal, kebanyakan obat dieliminasi dengan laju yang pro-
ASPEK KHUSUS TOKSIKOKINETIK
porsional dengan kadar plasma (kinetik ordo-pertama).
Volume Distribusi
]ika kadarnya dalam plasma sangat tinggi dan metabo-
Volume distribusi (Vo) diartikan sebagai volume semu lisme normalnya menjadi jenuh, laju eliminasinya dapat
tempat terdistribusinya suatu substansi (lihat Bab 3). menjadi tetap (kinetik ordo-nol). Perubahan kinetik ini

992
TATALAKSANA PASIEN KERACUNAN I 993
dapat sangat memanjangkan waktu-paruh obat dalam lidah yang jatuh, aspirasi isi lambung ke dalam jalan
serum dan meningkatkan toksisitasnya. napas trakeobronkial, atau henti napas. Ketiganya meru-
phkan penyebab kematian tersering akibat overdosis
ASPEK SPESIAL TOKSIKODINAMIK narkotik dan obat hipnotik-sedatif (rnisalnya, barbiturat
Prinsip umum dosis-respons yang dijelaskan dalam Bab 2 darr alkohol).
relevan dalam memperkirakan potensi keparahan intoksi- Toksisitas kardiovaskular juga sering kali dijumpai
kasi. Bila mernbicarakan tentang data dosis-respons kuan- pada keracunan. Hipotensi dapat disebabkan oleh dep-
tal, harus dipikirkan pula indeks terapeutik maupun kurva resi kontraktilitas jantung; hipovolemia disebabkan oleh
respons terapeutik dan toksk yang saling bertumpang- muntah, diare, atau sekuestrasi cairan; kolaps vaskular
tindih. Sebagai contoh, dua obat dapat memiliki indeks perifer akibat blokade tonus vaskular yang diperantarai
terapeutik yang sama tapi rentang aman pemberian dosis oleh adrerroseptor-d.; atau aritrnia jantung. Hipotermia atau
yang tidak sama jika kemiringan kurva dosis-responsnya hipertermia akibat pajanan serta efek gangguan regulasi
tidak sama. Untuk beberapa obat, n'risalnya hipnotik-se- suhu berbagai obat juga dapat menimbulkan hipotensi.
datif, efek toksik utama merupakan perluasan langsung Arihnia letal seperti takikardia dan fibrilasi venfrikular
kerja terapeutiknya, seperti yang diperlihatkan oleh dapat disebabkar-r oleh overdosis berbagai macam obat
kurva respons-dosisnya yang bertingkat (lihat Gambar kardioaktif seperti efedrin, amfetamin, kokain, digitalis,
22-1).Pada kasus obat dengan kurva dosis-respons linear dan teofilirr; dan obat yang dianggap bukan merupakan
(obat A), efek letalnya dapat tirnbul pada dosis obat se- kardioaktif, seperti antidepresan trisiklik, antihistamin,
besar sepuluh kali lipat dosis terapeutik normal. Sebalik- dan beberapa analog opioid.
nya, obat dengan kurva yang mencapai plateau (obat B) Dapat tirnbul hipoksia selular meskipun ventilasi
dapat tidak berefek letal meskipun dosisnya mencapai 100 sudah adekuat dan oksigen sudah diberikan bila kera-
kali dosis normal. cunarr disebabkan oleh sianida, hidrogen sulfida, karbon
Pada kebanyakan obat, setidaknya sebagian dari efek monoksida, dan racun lain yang mengganggu transpor
toksik akan cukup berbeda dengan efek terapeutiknya. atau penggunaan oksigen. Pada pasien seperti demikian,
Sebagai contoh, intoksikasi obat yang merniliki efek se- hipoksia selular ditunjukkan dengan adanya takikardia,
perti atropin (misalnya, antidepresan trisiklik) akatr me- hipotensi, asidosis laktat berat, dan tanda iskemia pada
ngurangi produksi keringat sehingga panas lebih sulit elektrokardiogram.
dipancarkan ke luar. Pada intoksikasi anticlepresan tri- Kejang, hiperaktivitas otot, dan kekakuan dapat me-
siklik, juga dapat terjadi perringkatan aktivitas otot atau ninrbuikan kematian. Kejang dapat menyebabkan aspi-
kejang; dengan demikian, produksi panas tubuh rneningkat rasi paru, hipoksia, dan cedera otak. Hipertermia dapat
sehingga clapat timbul hiperpireksia letal. Overdosis obat disebabkan oleh hiperaktivitas otot menetap dan dapat
yang menekan sisten kardiovaskular, misalnl'a, penyekat rnerryebabkan luruhnya otot dan mioglobinuria, gagal
p atau penr.ekat kanal kalsiurn, ticlak hanya secara nyata ginjal, asidosis laktat, dan hiperkalemia. Obat dan racun
mengubah fungsi jantung tapi juga semua fungsi yang yang sering kali rnenyebabkan kejang meliputi anfi-
bergantung pada aliran darah, terlnasuk elirninasi toksin depresan, isoniazid (INH), difenhidramin, kokain, dan
dan obat lain melalui ginjal dan irati. amfetamin.
Kerusakan sistem organ lainnya dapat terjadi pasca-
keracunan dan kadang terlambat muncul. Parakuat me-
fS PENDEKATAN TERHADAP nyerang jaringan paru, merlyebabkan fibrosis paru, yang
dimulai beberapa hari setelah ingesti. Nekrosis hati masif
PASIEN KERACUNAN yang disebabkan oleh keracunan asetaminofen atau
jarnur-jarnur tertentu menimbulkan ensefalopati hepatik
BAGAIMANA PASIEN KERACUNAN DAPAT dan ker.natian dalam wakts 48-72 jam atau lebih lama
MENINGGAL DUNIA? pascaingesti.
Pemaharnan mengenai nekanisme umum kernatian aki- Akl'rirnya, beberapa pasier-r dapat meninggal dunia se-
bat keracunan dapat mernbantu mernprel5i6p(arr dokter belurn dirawat inap karena efek perilaku akibat obat yang di-
untuk mengobati pasien secara efektif. Banyak toksin ingesti dapat menyebabkan cedera trauma. Intoksikasi alko-
menekan sistern saraf pusat (SSP) dan menyebabkan ob- hol dan obat hipnotik-sedatif lainnya rnerupakan faktor yang
tundasi atau koma. Pasien koma seriug kali kehilangan sering kali berperan menimbulkan kecelakaan kendaraan
refleks protektif pada jalan napas serta dorongan untuk bermotor. Pasien yang berada di bawah pengaruh halusino-
bernapas. Oleh sebab .itu, pasien demikian dapat me- gen seperti fensiklidin (PCP) atau LSD dapat meninggal
ninggal dunia sebagai akibat obstruksi jalan napas oleh karena perkelahian'atau jatuh dari ketinggian.
994 / BAB s9

Anamnesis & Pemeriksaan Fisik


T TATALAKSANA AWAL PASIEN Setelah tindak ABCD awal telah dilakukan, kita dapat
KERACUNAN memulai evaluasi yang lebih terperinci untuk membuat
diagnosis spesifik, termasuk mengumpulkan data riwayat
Tatalaksana awal pasien koma, kejang, atau yang meng- pasien dan melakukan pemeriksaan fisik yang mengarah
alami perubahan status mental harus mengikuti pendekat- pada toksikologi. Penyebab lain koma atau kejang seperti
an yang sama tanpa melihat racun apa yang terlibat. Upaya trauma kepala, meningitis, atau gangguan metabolik
untuk menegakkan diagirosis toksikologik spesifik hanya harus diperiksa dan ditangani. Penjelasan beberapa sin-
akan menunda pemberian tindakan suportif yang menjadi drom toksik yang umum dimulai pada halaman 998.
dasar ("ABCD") tatalaksana keracunan.
A. Arnrtaruesls
Pertama, jalan napas (ainaay) harus dibersihkan
dari muntahan atau sumbatan lainnya, dan jika perlu, di- Pernyataan lisan penderita mengenai jumlah dan bahkan
jenis obat yang ditelan dalam kegawatdaruratan keracun-
pasangkan pipa jalan napas oral atau pipa endotrakea.
Pada banyak pasien, pengaturan posisi pasien pada posisi an mungkin tidak dapat diandalkan. Meskipun demikian,
dekubitus lateral sudah cukup untuk menyingkilkan lidah anggota keluarga, polisi, dan petugas pemadam keba-
yang jatuh menutup jalan napas. Pernapasan (breatlittg) karan atau paramedis harus diminta untuk menjelaskan
harus dinilai dengan pengamatan dan oksirnetri dan, jika lingkungan tempat terjadinya kegawatdaruratan kera-
meragukan, dengan mengukur gas darah arteri. Pasien cunan serta membawa tiap semprit botol kosong, produk
dengan insufisiensi napas harus diintubasi dan diberi rumah tangga, atau obat bebas lainnya yang ditemukan
ventilasi mekanik. Sirkulasi (circulatiotrl harus dinilai di dekat pasien yang dicurigai mengalami keracunan ke
dengan pemantauan denyut nadi, tekanan darah, volume instalasi gawat darurat.
urine yang keluar, dan evaluasi perfusi perifer secara B. PemrnrxsnAN FlstK
kontinu. Pemasangan jalur intravena dan pengambilan
Harus dilakukan pemeriksaan singkaf menekankan pada
darah harus dilakukan unLuk memeriksa glukosa serurn
area-area yang kemungkinan besar akan memberikan pe-
dan pemeriksaan rutin lairurya.
Kemudian, setiap pasien dengan perubahan stafus tunjuk mengenai diagnosis toksikologik, meliputi tanda
vital, mata dan mulut, kulit, abdomen, dan sistem saraf.
mental harus mendapat challenge fesf dengan dekstrosa
pekat, kecuali uji glukosa darah cepat menunjukkan 1. Tanda vital-Pemeriksaan cermat pada tanda vital
bahwa pasien tidak hipoglikemik. Orang dewasa rnen- (tekanan darah, denyut nadi, frekuensi napas, dan suhu)
dapat 25 g (larutan dekstrosa 50% sebanyak 50 mL) intra- penting dalam semua kegawatdaruratan toksikologik.
vena, sementara anak mendapat 0,5 g/kg (dekstrosa 25% Hipertensi dan takikardia sering dijumpai pada intoksi-
sebanyak 2 mL/kg). Pasien hipoglikemik dapat tampak kasi amfetamin, kokain, dan obat antimuskarinik (antiko-
seperti terintoksikasi, dan tidak ada cara yang cepat dan Iinergik). Hipotensi dan bradikardia merupakan ciri khas
cukup terpercaya untuk membedakan mereka dengan overdosis penyekat kanal kalsium, penyekat F, klonidiru
pasien keracunan. Pasien alkoholik atau yang mengalami dan hipnotik sedatif. Hipotensi disertai takikardia se-
malnutrisi juga harus mendapat tiamin 100 mg intra- ring disebabkan oleh antidepresan trisiklik, trazodon,
muskular atau dalam larutan infus intravena untuk men- quetiapin, vasodilator, dan agonis B. Frekuensi napas
cegah terjadinya sindrom Wemicke. cepat sering disebabkan oleh salisilat, karbon monoksida,
Antagonis opioid nalokson dapat diberikan clalarn dosis dan toksin lain yang menghasilkan asidosis metabolik
0,4-2 mg intravena. Nalokson akan memulihkan depresi atau asfiksia selular. Hipertermia dapat disebabkan oleh
napas dan SSP akibat semua jenis obat opioid (lihat Bab simpatomimetik, antikolinergik, salisilat, dan obat yang
31). Penting untuk diingat bahwa obat ini menirnbulkan ke- menimbulkan kejang atau kekakuan otot. Hipotermia
matian akibat depresi napas; karena'itu, jika bantuan jalan dapat disebabkan oleh tiap obat yang menekan SSP,
napas dan ventilasi telah diberikan, nalokson mungkin tidak terutama jika disertai dengan pajanan ke lingkungan
perlu diberikan. Dosis nalokson yang lebih besar mungkin dingin.
diperlufun bagi penderita overdosis propoksifen, kodein, 2. Mata-Mata adalah sumber informasi yang sangat ber-
dan beberapa opioid lairurya. Antagonis benzodiazepin flu- manfaat dalam kasus keracunan. Konstriksi pupil (miosis)
mazenil (lihat Bab 22) mungkin bermanfaat pada pasien yang sering disebabkan oleh opioid, klonidin, fenotiazin, dan
dicurigai mengalami overdosis benzodiazepin, tapi obat ini penghambat kolinesterase (misalnya, insektisida organo-
tidak boleh digunakan jika terdapat riwayat overdosis anti- fosfat), dan koma dalam akibat obat sedatif. Dilatasi pupil
depresan trisiklik atau gangguan kejang karena flurnazenil (midriasis) sering disebabkan oleh amfetamin, kokairy
dapat mencetuskan kejang pada pasien seperti clenrikian. LSD, dan atropin serta obat antikolinergik. Nistagmus
TATALAKSANA PASIEN KERACUNAN I 995
horizontal merupakan ciri khas keracunan fenitoin, al- oksigen terlarut dalan'r plasrna dan bukan kandungan
kohol, barbiturat, dan obat sedatif lainnya' Adanya nis- oksigen darah total atau saturasi oksil'remoglobin, dan
tagmus vertikal dan horizontal sangat mengindikasikan PO" dapat tampak normal pada penderita keracunan
keracunan fensiklidin. Ptosis dan oftalmoplegia merupa- karbon monoksida berat. Oksimetri denyut dapat pula
kan ciri khas botulisme. memberikan hasil normal yang semu pada keracunan
3. Mulut-N4ulut dapat menunjukkan tanda luka bakar karbon monoksida.
akibat zat korosif, atau jelaga akibat inhalasi asap. Dapat B. Elerrnour
tercium bau khas alkohol, pelarut hidrokarbon, atau amo-
Natrium, kalium, klorida, dan bikarbonat harus diukur.
nia. Keracunan akibat sianida dapat dikenali oleh beberapa jarak anion (anion gap) kemudian dihitung dengan
pemeriksa sebagai bau seperti almond pahit.
mengurangi anion dari kation:
4. Kulit-Kulitsering tampak merah, panas, dan kering
pada keracunan atropin dan antimuskarinik lain. Keri- Jarak anion = (Na. + K*) - (HCO'- + Cl-)
ngat berlebihan ditimbulkan oleh organofosfat, nikotin,
Biasanya, jumlah kation melebihi jurnlalr anion tidak
dan obat sin-rpatomimetik. Sianosis mungkin disebabkan
lebih dari 12--16 mEq/L. Jarak anion yang lebih besar dari
oleh hipoksemia atau oleh methemoglobinemia. Ikterus
harapan disebabkan oleh aclanya anion takterukur (laktat,
mengarahkan kita pada nekrosis hali akibat asetaminofen
dll.) yang menyertai asidosis metabolik. Hal ini dijumpai
atau keracunar. jamur Amarita plulloides.
pada berbagai kondisi, seperti ketoasidosis diabetik, gagal
5, Abdomen-Pemeriksaan abdotnen dapat mengungkap-
ginjal, atau asidosis laktat terinduksi syok. Obat yang da-
kan adanya ileus, yang merupakan ciri khas keracunan pat mernicu asidosis metabolik yang disertai n'reningkat-
antimuskarinik, opioid, dan obat sedatif. Bising usus yang nya jarak anion (Tabel 59-1) meliputi aspirin, metformin,
hiperaktif, kram abdomen, dan diare umum dijurnpai metanol, etilen glikol, isoniazid, dan besi.
pada keracunan organofosfat, besi, arsenik, teofilin, A Perubahan kadar kalium serum membahayakan
phalloidcs, dan A nuscaria.
karena dapat menimbulkan aritmia jantung. Obat yang
6, Sistem saraf-Pemeriksaan neurologik yang cermat dapat menyebabkan hiperkalemia walaupun furrgsi ginjal
amat penting dilakukan. Kejang fokal atau defisit rnotorik normal meliputi kalium sendiri, penyekat p, glikosida
lebih menunjukkan adanya lesi struktural (seperti perda- digitalis, diuretik hernat kalium, dan fluorida. Obat yang
rahan intrakranial akibat trauma) ketimbang ensefalopati menimbulkan hipokaleuria n'reliputi barium, agonis B,
toksik atau metabolik. Nistagmus, disartria, dan ataksia kafein, teofilin, dan tiazid dan diuretik loop.
adalah tanda khas pada keracunan fenitoin, karbamazepin,
alkohol, dan sedatif lainnl'a. Kedutan dan hiperaktivitas C. Ur Furucsr GTNJAL

otot sering ditimbulkan oleh atropin dan agen antikoli- Beberapa toksin memiliki efek nefrotoksik langsung;
nergik larnn;'a, serta kokain dan obat simpatomimetik pada kasus lain, gagal ginjal disebabkan oleh syok atau
Iainnya. Kekakuan otot dapat disebabkan oleh haloperi- nrioglobinuria. Kadar nitrogen urea darah (blood urea
dol dan agen antipsikotik lainnya, sindrom serotonin, nitrogen, BUN) dan kreatinin harus diukur, dan urinalisis
dan oleh striknin. Kejang sering kali disebabkan oleh harus dilakukan. Peningkatan kreatin kinase (CK) serum
overdosis antidepresan (khususnya antidepresan trisiklik
dan bupropion), kokain, arnfetamin, teofilin, isoniazid, dan
difenhidramin. Koma flasid yang disertai ticlak adanya
refleks dan bahkan adanya elektroensefalogram isoelektrik
Tabel 59-1. Contoh asidosis yang disertai jarak anion
yang dipicu oleh obat.
dapat dijumpai pada koma dalam akibat hipnotik-sedatif
atau intoksikasi depresan SSP laimya dan keadaan ini
dapat disalahartikan sebagai kematian otak.

Prosedur Laboratorium dan Pencitraan


A. Gns Dennx ARrent Asidosis laktat Sianida, karbon monoksida,
Hipoventilasi akan meningkatkan PCO, (hiperkapnia) ibuprofen, isoniazid, metformin,
salisilat, asam valproat; tiap
dan menurunkan PO, (hipoksia). PO, yang rendah dapat kejang yang dipicu oleh obat,
pula disebabkan oleh pneumonia aspirasi atau edema paru hipoksia, atau hipotensi
yang dipicu oleh obat. Oksigenasi jaringan yang buruk
Catatan: Jarak anion yang dihitung dari (Na. + K-) - (HCOr-+ CIJ adalah
akibat hipoksia, hipotensi, atau keracunan sianida akarr 12-16 mEq/L; jika dihitung dari (Na-) - (HCO,-+ Cl ), nilainya adalah 8-12
menyebabkan asidosis metabolik. PO" hanya mengukur mEq/l.
996 / BAB s9

dan mioglobin dalarn urine rnernberi petunjuk adanya goksin dan glikosida jantung laimrya. Hipoksernia akibat
nekrosis otot akibat kejang atau kekakuan otot. Kristal keracunan karbon rnonoksida dapat menyebabkan per-
oksalat dalam urine memberi petunjuk adanlrs keracunan ubahan iskemik pada elektrokardiogram.
etilen glikol.
F. Hnst Perucrrnnnru
D. OsuouurAs SERUM
Foto polos abdonen mungkin bermanfaat karena bebe-
Osmolalitas serum hasil perl'ritungan sangat bergantung rapa tablet, khususnya besi dan kaliurn, bersifat radioopak.
pada natrium dan glukosa serum serta nitrogerr urea Racliograf dacla mungkir.r menunjukkan adanya pneumo-
darah. Osrnolalitas serum dapat diiritung rnenggunakan nia aspirasi, pneumonia hidrokarbon, atau edema paru.
rumus berikut: Jika clicurigai terjadi traurna kepala, dianjurkan melaku-
kan pemirrdaian contputctl tonrography (CT).
Glukosa(mg/dL), BUN(mg/dL)
2xNa* (meq/L)+
18 Uji Skrining Toksikologi
Hasil perhitungan ini nomralnl'a aclalah 280-290 Terdapat kesalahpaharnan yang diyakini banyak orang
mOsm/L. Etanol dan alkohol lainnya dapat berperan bahwa "skrining" toksikologi luas adalah cara terbaik
nyata terhadap osn'rolalitas serum hasil perrgukuran tapi, untuk mendiagnosis dan menatalaksana keracunan akut.
karena zat'zat tersebut tidak termasuk clalam perhifungan, Paclahal, skrining toksikologi yang komprehensif meng-
menciptakan jarak osmolar: habiskan waktu, mahal, dan sering kali tidak dapat di-
andalkan. Hasil perneriksaan mungkin baru akan keluar
Jarak Osmolalitas hasil Osmolalitas hasil beberapa hari kemudian. Lebih lagi, banyak obat-obat yang
osmolar= pengukuran - perhitungan sangat toksik seperti penyekat kanal kalsium, penyekat
Tabel 59-2 menyajikan kadar dan kor.rtribusi vang p, dan isoniazid tidak termasuk dalam proses skrining.
diharapkan terhadap osrnolalitas serum pacla kasus ke- Penreriksaan klinis pada pasien dan uji laboratorium ru-
racunan etanol, metanol, etilen glikol, darr isopropanol. tin terpilih biasanya cukup untuk mernbuat diagnosis
tentatif dan rencana terapi yang sesuai. Meskipun uji skri-
E. EurrnoxnRDloGRAM
ning berguna dalam mengonfirmasi kecurigaan aclanya
Pelebaran durasi kompieks QRS yarrg lebih besar clari 100 intoksikasi atau untuk menyingkirkan adanya intoksikasi
milisekon merupakan ciri khtrs overdosis anticlepresarr sebagiti penyebab timbulnya tanda-tanda kematian otak se-
hisiklik dan kuiniclin (Gambar 59-l). Interval eT. dapat rnu, uji ini tidak boleh sampai menunda pemberian terapi.
memanjar.rg lebih dari 440 rrilisekon pacla ban1,3p 1orr.r, Bila dipertimbangkar.r pemberian antidot atau terapi
keracunan, termasuk kuirridin, antidepresan trisiklik, be- spesifik lain, uji laboratorium kuantitatif dapat diindikasi-
berapa antidepresan dan antipsikotik terbaru, litiunt, dan kan. Sebagai contoh, penentuan kadar asetarninofen clalam
arsenik (lilrat pula http:/ / wwr.torsades.org/). Berbagai serum bergurra dalam menilai kebutuhan terapi antidotal
macam blokade atrioventrikular (AV) serta aritmia ven- clengan asetilsistein. Kaclar teofilin, karbamazepin, litium,
trikular dan atrial sering dijumpai pada keracunan cli- salisilat, asam valproat, dan obat lainnya dalam serum
r.nenginclikasikan perlunya hemodialisis (Tabel 59-3).

Dekontaminasi
Tabel 59-2.Beberapa zat yang menyebabkan
timbulnya jarak osmolar. Prosedur c{ekontaminasi harus dijalankan secara simultan
dengan stabilisasi awal, perrilaian diagnostik, dan evaluasi
laboratorium. Dekontaminasi mencakup pembersihan tok-
sin dari kulit atau saluran cerna.

A. Kuur
Pakaian yang terkontaminasi seluruhnya harus clibuang
.Y:ll:1s1..... .99 ........ ?! dan clirnasukkan dalam kantung dua lapis untuk rnence-
..llly.i:.1.:.ely.!eL . ?99 35 gah timbulnya penyakit pada penyedia layarran kesehatan
lsopropanol 3s0 60 darr untuk arralisis laboratoriurn. Kulit yang terkontami-
'Zat lain yang dapat meningkatkan jarak osmolar meliputj aseton,
nasi harus dicuci dengan sabun dan air..
manitol, dan magnesium.
Catatan: Kebanyakan laboratorium menggunakan nretode titik beku B. Snlunnru Cenrun
untuk menentukan osmolalitas. Namun, jika digunakan metode litik
penguapan, alkohol akan menguap sehingga kontribusinya terhadap N4uncul perdebatan seputar efektivitas pengosongan lam-
osmolalitas akan hilang. bung dengan agen en-reLik atau lavase lambung, terutama
TATALAKSANA PASIEN KERACUNAN / gg7

Gambar 59-L perubahan elektrokardioqram pada


overdosis antidepresan trisiklik. A: perlamiatan
konduksi intraventrikular menghasilkan pemanjangan
interval QRs (0,18 s; normal, o,6as;. a: aan c, ia[Jtiruia
supraventrikular disertai pelebaran progresif kompleks
exs menyerupai takikardia ventrikular. (Direproduksi,
atas izin, dari Benowitz NL, Goldschlag"i fV,
CurOiai
disturbances in the toxicologic patienti. rn, HaJolJirvr,
Winchester JF leditor]. Ctiniial Management
of iiisoning
and Drug Overdose. WB Saunders, ldg3.)

jika terapi dimulai lebih dari 1 jam pascaingesti. pada


jika racul yarlg dicurigai merupakan agen
kebanyakan ingesti, ahli toksikologi klinis menganjurkan korosif, suling_
an petroleurn, atau konvulsan kerja_cepat. Metocle
pemberian arang aktif unbuk mengikat racun yang induksi
terte_ emesis yang dulu bar.ryak digunakan seperti
lan dalarn usus sebelum terlanjur diserap. pacla keaclaan stimulasi
faring dengan jari, air garam, clan apomorfin tidak
tertentu, dapat dilakukan induksi emesis atau lavase efektif
atau berbahava sehingga tidak boleh cligunakan.
Iambung.
2. Lavase lambung-Bila pasien dalam keadaan
1. Emesis-Emesis dapat diincluksi clengan sifltp ipecac bangun
a_tau bila jalan napas dilindungi oleh
(bukan ekstrak ipecac), clan metode ini kadang cligunakan pipa endotrakea,
daprat dilakukan lavase lambung ,ll"r,ggurlukun
untuk mengobati ingesti pada anak di rurnah c1i bawah pipa oro_
gastrik atau nasogastrik. pipa yang digunaku., hur.r,
pengarahan melalui telepon oleh dokter atau petugas yu.g
sebesar rnungkin. Suhu larutan lavase (biasanya
pusat pengendalian racun. Ipecac tidak boleh cligunakan saline
0,09'/.) harus sesuai dengan suhu fubuh untuk
mencegah
hipoterntia.
3. Arang aktif
-Karena luas permukaannya yang luas,
arang aktif dapat merrgabsorpsi banyak obat dan
Tabel 59-i. Hemodialisis pada overdosis obat dan racun.
keracu nan.1 Arang aktif paling efektif jika diberikan dalam perban_
dingan setidakr-rya 10:1 antara arang aktif clan perkiraan
Hemodialisis dapat diindikasikan bergantung dosis toksin menurut berat. Aranglidak mengikat
fada aeralat besi,
keparahan keracunan atau kadar aalJm Oarah' litiunl, atau kalium, dan hanya ,".likit mengikat alkohol
Carbamazepine dan sianida. Arang tarnpaknya tidak bermlnfaat
Ethylene glycol clalam
Lithium
keracurran asam dan alkali rnineral korosif. penelitian
Methanol terbaru menunjukkan bahwa arang aktif oral yang
clibe_
Metformin rikan tersendiri muugkin sama efektifnya dengan pengo_
Phenobarbital songan usus yang diikuti dengan pemberian arang.
Sa icylate
Selain
I
itu, penelitian lair-r telah menur.rjukkan bahwa pemberian
Theophylline
Asam valproat
arang aktif oral secara berulang dapat meningkatkan
Hemodialisis tidak efektif atau tidak berguna: eliminasi sistemik beberapa obat (te;masuk karbama_
Amphetamine zepin, dapson, dan teofilin) rnelalui mekanisrne yang
Antidepresan disebut "dialisis usus".
Antipsikotik
Benzodiazepine 4. Katartik-Pemberian agen katartik (laksatif) dapat
Penyekat kanal kalsium mempercepat pengeluaran toksin dari saluran cema
dan
Digoxin menurunkan absorpsinya, rneskipun penelitian terkontrol
Metoprolol dan propanolol mengenai hal ini belum pernah dilakukan. Irigasi
Opioid seluruh
Berbagai obat dan racun lainnya y1u1 ctengan larutan polietilen glikol_elekrrolit seimbang
(GoLYTELY, Colyte) dapat rneningkatkan dekontaminasi
Daftar ini tidak lengkap.
usus setelah ingesti tablet besi, obat salut enterik,
paket
998 / BAB ss

mengandung obat ilegal, dan benda asing. Larutan ini


diberikan sebanyak 1,-2 L/ jam (500 ml/jam pada anak) #$ SINDROM TOKSIK YANG
selama beberapa jam sampai cairan yang keluar dari
rektum bersih.
SERING DIJUMPAI

Antidot Spesifik ASETAMINOFEN


Terdapat kesaldhpahaman yang telah dipercaya banyak Asetaminofen merupakan salah satu obat yang paling
orang bahwa terdapat antidot untuk tiap racun. Sesung- banyak digunakan dalam percobaan bunuh diri dan ke-
guhnya, antidot selektif hanya tersedia untuk beberapa racunan yang tidak disengaja, baik sebagai obat tunggal
golongan racun saja. Antidot utama dan ciri khasnya di- atau dalam kombinasi dengan obat lain. Ingesti akut ase-
sajikan pada Tabel 59-4. taminofen sebesar 150-200 mg/kg (anak) atau total 7 g
(dewasa) dianggap berpotensi toksik. Metabolihrya yang
Metode untuk Meningkatkan Eliminasi sangat toksik dihasilkan di hati (lihat Gambar 4-4).
Toksin Awalnya, pasien tidak menunjukkan gejala atau me-
Setelah dilakukan prosedur diagnostik dan dekontaminasi
rasakan sedikit keluhan saluran cerna (mual, muntah).
yang tepat serta diberikan antidot, perlu dipikirkan apakah Setelah 24-36 jam, muncul tanda-tanda kerusakan hati,
dengan peningkatan kadar aminotransferase dan hipopro-
peningkatan eliminasi racun melalui hemodialisis atau
alkalinisasi urine dapat meningkatkan hasil akhir klinis. trombinemia. Pada kasus-kasus berat, terjadi kerusakan
Tabel 59-3 menyajikan daftar intoksikasi yang mungkin hati fulminan yang menyebabkan ensefalopati hati dan
mendapat manfaat dengan dialisis. kematian. Gagal ginjal juga dapat timbul.
Derajat parahnya keracunan diperkirakan dari peng-
A. Pnosroun Drnlrsrs ukuran kadar asetaminofen dalam semm. fika kadarnya
1. Dialisis peritoneal-Prosedur ini relatif mudah dan lebih besar dari 150-200 mg/L sekitar 4 jam pascaingesti,
tersedia, tapi tidak efisien untuk mengeluarkan sebagian pasien berisiko menderita kerusakan hati. (Alkoholik
besar obat. kronik atau pasien yang menggunakan obat yang me-
ningkatkan produksi metabolit toksik oleh P450 berada
2. Hemodialisis-Hemodialisis lebih efisien daripada dia-
dalam risiko pada dosis rendah, bahkan mungkin pada
lisis peritoneal dan telah dipelajari dengan baik. Hemo-
dosis serendah 100 mg/L selama 4 jam.) Antidot asetilsis-
dialisis rnembantu koreksi ketidakseimbangan cairan dan
tein bekerja sebagai pengganti glutation dan langsung
elektrolit serta dapat juga meningkatkan pengeluaran me-
mengikat metabolit toksik yang dihasilkan. Asetilsistein
tabolit toksik (misalnya, format pada keracunan metanol,
paling efektif diberikan dini dan harus dimulai dalam
oksalat dan glikolat pada keracunan etilen glikol). Efisien-
waktu 8-10 jam jika memungkinkan. Transplantasi hati
si dialisis peritoneal dan hemodialisis dipengaruhi oleh
mungkin diperlukan pada penderita gagal hati fulminan.
berat molekular, kelarutan air, ikatan protein, bersihan en-
dogen, dan distribusi racun spesifik dalam tubuh. Hemo-
dialisis terutama bermanfaat dalam kasus overdosis; obat
AMFETAMIN & STIMULAN LAINNYA
yang mempresipitasi serangan dapat dikeluarkan dan Obat stimulan yang sering disalahgunakan di AS me-
ketidakseimbangan cairan dan elektrolit yang ada dapat liputi metamfetamin , " crystal"), metilendioksime-
(" crank"
dikoreksi (misalnya, intoksikasi salisilat). tamfetamin (MDMA, ;'ekstasi"), dan kokain (" crack") serta
zat-zat legal seperti pseudoefedrin (Sudafed) dan efedrin
B. Drunesrs Persn DAN MANrpurAsr pH URINE
(seperti yang terdapat dalam agen herbal Ma-huang) (lihat
Diuresis paksa-dahulu populer tapi belum terbukti Bab 32). Kafein sering ditambahkan ke dalam suplemen
manfaatnya-dapat menyebabkan kelebihan volume dan makanan yang dijual sebagai "penguat metabolik" atau
gangguan elektrolit sehingga tidak dianjurkan. Eliminasi "pembakar lemak" dan terkadang juga digabung dengan
beberapa racun melalui ginjal dapat ditingkatkan dengan pseudoefedrin dalam pil-pil "gelap" yang dijual sebagai
mengubah pH urine. Sebagai contoh, alkalinisasi urine pengganti amfetamin.
bermanfaat dalam kasus overdosis salisilat. Asidifikasi Dosis yang biasanya digunakan oleh penyalahguna sti-
dapat meningkatkan kadar obat dalam urine seperti fen- mulan menimbulkan euforia dan kewaspadaan serta rasa
siklidin dan amfetamin tapi tidak dianjurkan karena dapat kuat dan nyaman. Pada dosis yang lebih tinggi, dapat tim-
memperburuk komplikasi ginjal akibat rabdomiolisis, yang bul gelisah, agitasi, dan psikosis akut, disertai hipertensi
sering kali menyertai intoksikasi. dan takikardia. Hiperaktivitas otot yang berkepanjangan
TATALAKSANA PASIEN KERACUNAN I 999
Tabel 59-4. Contoh antidot spesifik.

Acetylcysteine Acetaminophen Hasil terbaik jika diberikan dalam waktu 8-10 jam pascaoverdosis.
(Acetabate. lkuti uji fungsi hati dan kadar acetaminophen dalam darah.
Mucomyst) gi!_91!::_!_.:9.:3t9.lr_'!lg-".:l_ei_Yy:.qp.l! pet
*sl*9t.9 epl:
Atropine Anticholinesterase: Dosis uji 1-2 mg (untuk anak, 0,05 mg/kg) diberikan tV dan diulang
organophosphate. carbamate sampai gejala atropinisme muncul (takikardia, dilatasi pupil, ileus).
Dosis dapat digandakan tiap 10-15 menit, dengan penurunan
sekresi sebagai titik akhir terapeutik.
Bicarbonate, Obat kardiotoksik pendepresi 1-2 mEqlkg lV bolus biasanya meredakan efek kardiotoksik (eRS
natrium membran (antidepresan trisiklik, yang lebar, hipotensi). Berikan secara hati-hati pada gagal jantung
quinidine, dll.) (hindari kelebihan natrium)
Calcium Fluoride; penyekat kanal kalsium Dosis besar mungkin diperlukan pada overdosis penyekat kanal
kalsium berat. Mulai dengan 15 mg/kg lV.
Deferoxamine Garam besi Jika terjadi keracunan berat, berikan 15 mg/kg/jam lV. Urine dapat
berwarna merah muda. Deferoxamine 100 mg mengikat besi
8,5 mg.
Antibodi digoxin Digoxin dan glikosida jantung Satu vial mengikat digoxin 0,5 mg; indikasinya meliputi aritmia
terkait berat, hiperkalemia
Esmolol Theophyll ine, caffeine, Penyekat p kerja-singkat meredakan takikardia terinduksi B, dan
metaproterenol (kemungkinan) vasodilatasi terinduksi Fr. lnfuskan 25-50 mcg/kg/
menit lV.

Ethanol Methanol, ethylene glycol Terapi ethanol dapat dimulai sebelum diagnosis laboratorium
terkonfirmasi. Dosis /oading dihitung sedemikian rupa sehingga
kadar ethanol dalam darah setidaknya 100 mg/dL (42 gl70 kg pada
orang dewasa)
Flumazenil Benzodiazepin Dosis dewasa adalah 0,2 mg lV. diulang bila perlu sampai
kadar maksimum 3 mg. Jangan berikan pada penderita kejang,
ketergantungan benzodiazepin, atau overdosis trisiklik.
Fomepizole Methanol, ethylene glycol Lebih nyaman dan mudah digunakan daripada ethanol. Dosis

Glucagon Penyekat p Bolus lV 5-10 mg meredakan hipotensi dan bradikardia yang


resisten terhadap obat agonis F. Dapat menimbulkan muntah.
Naloxone Obat narkotik, turunan opioid Suatu antagonis opioid spesifik; awalnya 1-2 mg oleh suntikan lV
lainnya lM, atau subkutan. Dosis yang lebih besar mungkin diperlukan
untuk meredakan efek overdosis propoksifen, kodein, atau turunan
fentanil. Durasi kerja (2-3 jam) mungkin lebih pendek daripada
opioid yang diantagonisasi.
Oksigen Karbon monoksida Berikan 1 00% mela ui sun gkup non re bre athi ng aliran-tinggi;
I

_._____..__.p9.19.e.y"t_9.?t.ly_?19"11r.-":9.t'_i!_I.q:iI.9iry*.9?.t!.91_..___.___...._..___._...
Physostigmine Disarankanuntukagen Dosis dewasa adalah 0,5-1 mg lV, diberikan secara perlahan.
antikolinergik antimuskarinik; tidak Efeknya selintas (30-50 menit), dan dosis efektif terendahnya
untuk antidepresan trisiklik dapat diulang jika gejala kembali muncul. Dapat menyebabkan
bradikardia, peningkatan sekresi bronkus, kejang. Persiapkan
atropine untuk meredakan efek berlebihan. Jarigan gunakan pada
.._.._._....?.y:g::i:_.y.ti_!.se:_::.!..!ti:i!lfr.........___...___._.-.__:..__
Pralidoxime Penghambat organophosphate Dosis dewasa adalah 1 g lV, yang harus diulang tiap 3-4 jam bila
(2-PAM) cholinesterase perlu atau dianjurkan dalam bentuk infus konstan 250-400 mg/
jam. Dosis anak sekitar 250 mg. Tidak terbukti bermanfaat pada
keracunan carbamate.
1000 i BAB s9
clepresan trisiklik karena dapat memperburuk kardio-
dapat menimbulkan dehidrasi dan pada akhirnya' hipo-
toksisitas, sehingga menirnbulkan blokade jantung atau
tensi. Kejang dan,aktivitas otot berperan dalam terjadi
asistol. Kateterisasi diperlukan untuk mencegah distensi
nya hipertermia dan rabdomiolisis' Pernah tercatat me-
kandung kemih yang berlebihan'
ningtutnya suhu tubuh hingga 42'C' Hiperterrnia dapat
,n.ny"butku.t kerusakan otak, hipotensi, koagulopati' dan
gagal ginjal. ANTIDEPRESAN
Terapi meliputi tindakan suportif umum seperti yang Antidepresan trisiklik (rnisalnya, amitriptilin, desipramin,
telah dijelaskan sebelumnya. Tidak ada antidot yang spe- cloksepin, banyak lainnya; lihat Bab 30) termasuk dalam
sifik. Kejang dan hipertermia merupakan manifestasi yang salah satu obat yang diresepkan yang paling sering me-
paling berbahaya sehingga harus diterapi secara agre- nyebabkan overdosis obat yang mengancam jiwa' Ingesti
rif. f"ju"g biasanya ditatalaksana dengan benzodiazepin hisiklik lebih clari 1 g (atau sekitar 15-20 ng/kg) dianggap
intravena (misalnya, lorazepam). Suhu tubuh diturunkan berpotensi rnetnatikan.
dengan melepas baju, menyemprot dengan air suam- Antidepresan trisiklik merupakan antagonis kompeti-
suam kuku, dan mendinginkan dengan cara menguap- tif pacla reseptor kolinergik muskarinik, dan gejala serta
kan menggunakan kipas angin' Pada suhu badan yang tancla antikolinergik (takikardia, dilatasi pupil, mulut
sangat tinggi (misalnya, > 40-41"C), diterapkan paralisis kering) sering clijurnpai bahkan pada dosis sedang' Be-
,,"u-ro^rlrknlar untuk menghilangkan aktivitas otot de- berapa trisiklik juga merupakan penyekat cr kuat yang
ngan cepat. dapat menyebabkan vasodilatasi' Kejang dan agitasi yang
cliperantarai melalui sentral dapat disertai dengan depresi
AGEN ANTIKOLINERGIK dan hipoter-rsi. Yang paling penting adalah trisiklik memi-
Berbagai macam obat bebas dan terbatas, begitu juga de- liki efek clepresan seperti-kuinidin yang memperlambat
ngan berrnacam-macam tanaman dan jarnur, dapat meng-
koncluksi disertai interval QRS yang lebar dan penekanan
hambat efek asetilkolin. Banyak obat yang digunakan kontraktilitas jantung. Toksisitas jantung ini rnerryebab-
untuk tujuan lain (misalnya, antihistamin) juga rnemilki kan aritmia berat (Gambar 59-1), termasuk blokade kon-
efek antikolinergik. Kebanyakan dari obat tersebut juga duksi ventrikular dan takikardia ventrikular'
memiliki efek yang berpotensi toksik-misalrrya' antihis- Terapi overclosis antidepresan trisiklik meliputi asuh-
tamin seperti difenhidramin dapat menyebabkan kejang; an suportif umum seperti telah clijelaskan sebelumnya'
antidepresan trisiklik, yang memiliki efek antikolinergik' N'lungkin diperlukan intubasi endotrakea dan ventilasi
efek seperti-kuinidin, dan efek penyekat o, dapat menim-
berbantu (assisted uentilatiott). Cairan intravena diberikan
bulkan toksisitas'kardiovaskular berat' untuk hipotensi, dan ditambahkan dopamin atau nore-
Sindrom antikolinergik klasik diingat sebagai "setne- pinefrin jika diperlukan. Banyak ahli toksikologi meng-
rah bit" (kemerahan pada kulit), "sepanas kelinci" (hiper- anjurkan norepinefrin sebagai obat pilihan awal pada
termia), "sekering tulang" (membran mukosa kering' tidak
hipotensi yang cliinduksi oleh trisiklik' Antidot untuk
berkeringat), "sebuta kelelawar" (per-rglihatan kabur' sik- toksisitas jantung menyerupai kuinidin (bermanifestasi
Ioplegia), dan "segila orang eksentrik" (kebingungan/ sebagai kompleks QRS yang lebar) adalah natrium bikar-
aenrium;. Pasien biasanya mengalami sinus takikardia' bonat: bolus 50-100 rnEq (atau L-2 mEq/kg) dapat me-
dan pupilnya biasanya berdilatasi (lihat Bab 8)' Delirium ningkatkan natrium ekstrasel dengan cepat sehingga
teragitasi atau koma dapat timbul' Kedutan otot sering nrenrbantu rnengatasi blokade kanal natriurn ' langan gu-
nakLtn fisostigLrlin,l Meskipun agen ini efektif memulihkan
te4adl, tapi kejang jarang muncul kecuali pasien telah
menelan antihistamin atau antidepresar"r trisiklik' Retensi gejala antikolinergik, fisostigmin dapat memperburuk pe-
nekanan koncluksi jantung dan menimbulkan kejang'
urine sering terjadi, terutama pada laki-laki berusia lanjut' .

Terapinya sebagian besar bersifat suportif' Pasien yang Penghambat monoamin oksidase (rnisalnya, tranil-
teragitasi memerlukan sedasi dengan benzodiazepin atau sipron'rin, fenelzin) adalah sekelornpok antidepresan tua
agen antipsikotik (misalnya, haloperidol)' Antidot khuzu-s
yang sesekali digunakan untuk depresi yang resisten'
,ri-ttuk ,irrd.om antikolirrergik perifer dan sentral adalah Obat ini clapat menvebabkan reaksi hipertensif berat bila
fisostigmin, yang mempunyai efek yang dramatis dan digunakan bersama makanan atau obat yang berinteraksi
.l"r-tgor-rr-,yu (lil-rat Bab 9); dan obat ini dapat berinteraksi
cepat serta terutama bermanfaat pada pasien yang sangat
ini diberikan dalam dosis kecil intravena derrgan selcctiue serotonin reuptnke inhibitor (SSRI)'
teragitasi. Obat
(0,S-1 mg), disertai dengan Pemantauan yaug certnat ka-
Antidepresan terbaru (misalnya, fluoksetin, parok-
rena dapat rnenimbulkan bradikardia dan kejang jika di- setin, citalopram, venlafaksin) kebanvakan berupa SSRI
clan umumnva lebih arnan daripada antidepresan trisiklik
berikan terlalu cepat. Fisostigrnin tidak boleh diberikan
kepada pasien yang dicurigai rnengalami overdosis anti- clan penghambat monoamin oksidase, meskipun obat ini
TATALAKSANA PASIEN KERACUNAN I 1OO1

dapat menyebabkan kejang. Bupropion (bukan termasuk Efek Komplikasi


SSRI) menyebabkan kejang bahkan pada dosis terapi.
Beberapa antidepresan menimbulkan pemanjangan QT (tt
lz
Gagal ginjal dan
dan aritmia torsade de pointes. SSRI dapat berinteraksi (u
E gagal napas
dengari SSRI lainnya atau terutama dengan penghambat o
monoafi-dn oksidase untuk menimbulkan sindrom sero- Kolaps vasomotor
(g
toniry yang ditandai dengan agitas.i, hiperaktivitas otot o)
Koma
dl Hipoprotrombinemia
dan hipertermia (lihat Bab 16).
J rro lntoksikasi
o)
ANTIPSIKOTIK g Demam, dehidrasi
(! Asidosis metabolik
Obat antipsikotik meliputi fenotiazin yang lebih tua dan E
butirofenon, serta obat atipikal yang lebih baru. Semua -8 so
o-
obat ini dapat menyebabkan depresi SSP, kejang, dan hi- (!
potensi. Beberapa obat dapat menyebabkan pernanjangan E(u
a Hiperventilasi sentral
QT. Penyekat dopamin D, yang poten juga berhubungan
dengan gangguan pergerakan seperti-parkinsonian (reaksi 50
(It
Tlnitus
distonik) dan pada kasus yang langka, dengan sindrom Y
Anti-inflamasi
neuroleptik maligna, yang ditandai dengan kekakuan Urikosurik
"pipa-timah", hipertermia, dan instabilitas otonorn (lihat
Bab 16 dan 29). lntoleransi gastrointestinal,
.- oerdarahan
th9lq":lf ieaksl hioersensitivitas
ASPTRTN (SALTSTLAT) canssuanhemostasis
illii,lff'J"r*
Akibat diperkenalkannya kemasan obat yang tidak dapat
Gambar 59-2. Perkiraan hubungan kadar salisilat plasma
dibuka oleh anak dan menurunnya penggunaan aspirin dengan farmakodinamik serta berbagai komplikasi.
pada anak, keracunan salisilat (lihat Bab 36) tidak terlalu (Dimodifikasi dan direproduksi, atas izin, dari Hollander J,
sering lagi menjadi penyebab kematian anak akibat ke- McCary D Jr: Arthritis and Allied Conditions. Lea & Febiger,
1912.)
racunan. Namun, salisilat masih menjadi penyebab berba-
gai macam keracunan dengan motif bunuh diri maupun
tidak sengaja. Ingesti salisilat akut lebih dari 200 mg/kg
kemungkinan dapat menimbulkan intoksikasi. Keracun-
terlarnbat muncul pascaoverdosis yang sangat besar atau
an dapat juga terladi akibat overmedikasi kronik; hal ini
ingesti tablet salut-enterik.
paling sering dialami pasien berusia lanjut pengguna sali-
Seperti telah dijelaskan sebelumnya, asuhan suportif
silat yang kebingungan akan dosisnya untuk mengobati
umum sangatlah penting. Pascaingesti aspirin yang masif
nyeri kronik. Keracunan menyebabkan pelepasan kopel
(lebih dari 100 tablet), dapat dianjurkan dekontaminasi
fosforilasi oksidatif dan disrupsi metabolisme sel norrnal.
usus agresit meliputi lavase lambung, pemberian arang
Tanda pertama terjadinya toksisitas salisilat sering
aktif berular-rg, dan irigasi seluruh usus. Cairan intravena
kali berupa hiperventilasi dan alkalosis respiratorik akibat
digunakan untuk mengganti kehilangan cairan yang di-
stimulasi medula oblongata (Gambar 59-2). Kemudiar-r,
sebabkan oleh takipnea, muntah, dan demam. Pada in-
akan terjadi asidosis metabolik, dan terjadi peningkatan
toksikasi sedang, diberikan nahium bikarbonat intravena
jarak anion akibat akumulasi laktat serta ekskresi bikar-
untuk mengalkaiinisasi urine dan memudahkan ekskresi
bonat oleh ginjal untuk mengompensasi alkalosis respi-
salisilat dengan memerangkap salisilat dalam bentuk po-
ratorik. Uji gas darah arteri sering kali memperlihatkan
larnya yang terionisasi. Pada keracunan berat (misalnya,
kelainan campuran alkalosis respiratorik dan asidosis
penderita asidosis berat, koma, dan kadar salisilat serum
metabolik ini. Suhu tubuh dapat meningkat akibat pele-
> 100 mg/dl-), dilakukan hemodialisis darurat untuk me-
pasan kopel fosforilasi oksidatif. Hipertermia berat dapat
ngeluarkan salisilat lebih cepat dan mengembalikan ke-
terjadi pada kasus yang paral-r. Muntah dan hiperpnea
seimbangan asam-basa serta status cairan'
serta hipertermia berperan dalam terjadinya kehilangan
cairan dan dehidrasi. Pada kasus keracunan yang sangat
bera! dapat terjadi asidosis metabolik yang nyata, kejang,
PENYEKAT BETA
koma, edema paru, dan kolaps katdiovaskular. Absorpsi Dalam keadaan overdosis, obat ini menyekat adrenosep-
salisilat dapat tertunda dan tanda-tanda toksisitas dapat tor B' dan Fr; selektivitas, jikalau ada, hilang pada dosis
1002 / BAB 59

obat yang tinggi. Penyekat B yang paling toksik aclalah KARBON MONOKSIDA &
propranolol. Dosis sekecil dua hingga tiga kali dosis tera-
GAS TOKSIK LAINNYA
peutik pun dapat menimbulkan toksisitas berat. Ilal ini
kemungkir-ran terjadi karena propranolol rnemiliki sifat Karbon monoksida (CO) adaiah gas tidak berwarna dan
tambahan: Pada dosis tinggi, propranolol menyebabkan tidak berbau yang dijumpai di rnana-mana karena gas
efek penyekatan kanal natrium senlpa dengan yang di- ini merupakan hasil pembakaran materi yang merlgan-
timbulkan oleh obat seperti-kuinidin, dan obat ini juga dung karbon (iihat Tabel 57-1). Keracunan karbon mo-
bersifat lipofilik, memungkinkannya untuk memasuki noksicia rnerupakan penysfrb utama kematian akibat
SSP (lihat Bab 10). keracunan di AS. Kebanyakan kasus dialami oleh korban
Bradikardia dan hipotensi merupakan manifestasi kebakaran, tapi pajanan secara tidak sengaja dan dengan
toksisitas yang paling sering dijumpai. Agen dengan akti- tujuan untuk bunuh diri juga sering dijumpai. Diagnosis
vitas agonis parsial (misalnya, pindolol) dapat menye- dan tatalaksana keracunan karbon monoksicla clijelaskan
babkan takikardia dan hipertensi. Kejang dan blokacte pada Bab 57. Gas toksik lainnva merupakan produk
konduksi jantung (kompleks QRS iebar) dapat rerlihat pernbakaran atau dilepaskan dalam kecelakaar-r industri
pada overdosis propranolol. (Tabel 5o-5).
Seperti telah dijelaskan sebelumrrya, harus diberikan
asuhan suportif umum. Obat-obatan yang biasa diguna- PENGHAMBAT KOLINESTERI\sE
kan untuk n'reningkatkan tekanan darah dan denyut jan- Penghamliat kolinesterase-organofosfat clan karbamat-
fung, seperti cairan intravena, obat agonis-B, dan atropin, (lihat Bab 7) banyak digunakan untuk membunuh se-
umumnya tidak efektif. Giukagon merupakan ar-rtidot rangga dan hama lainnya. Kebanyakan kasus keracunan
bermanfaat yang-seperti agonis B-bekerya pada sel jan- organofosfat atau karbamat berat terjadi akibat penelanan
tung untuk meningkatkan cAMP inLrasel tapi melakukan- secara sengaja oleh orang yang ingin bunuh diri, tapi ke-
nya dengan merangsang reseptor glukagon kelimbang racunan dapat pula terjadi di tempat kerja (penggunaan
adrenoseptor B. Glukagon dapat meningkatkar-r denyut atau pengemasan pestisida) atau, kadang-kadang, akibat
jantung dan tekanan daral-r bila diberikan dalam dosis kontaminasi nlakanan atau serangan teroris (misalnya,
tinggi (5-20 mg intravena). pelepasan agen senjata perang kirnia vang menyerang
saraf, yakni sarin, di sistem kereta bar,r'ah tanah Tokyo
PENYEKAT KANAL KALSIUM pada tahun 1995).
Antagonis kalsium dapat menl'ebabkan toksisitas berat Perangsangan reseptor rnuskarinik n'renye.babkan kram
atau kematian pada overdosis yang relatif kecil. Penyekat abclomery diare, salivasi berlebihan, berkeri,ngaf peningkatan
kanal kalsium ini menekan otomatisitas nodus sinus dan frekuerxi berkemih, dan peningkatan sekresi bronkus (lihat
memperlambat konduksi nodus AV (lihat Bab 12). Obat Bab 6 dan f. Perangsangan reseptor nikoil-Lik menvebabkan
ini juga menurunkan curah jantung dan tekanan darah. aktivasi ganglionik generalisata, yang dapat menimbulkan
Hipotensi berat terutama dijumpai pada penggunaan hipertensi dan takikardia atau bradikardia. Kedutan dan
nifedipin dan dihidropiridin terkai! tapi pada overdosis fasikulasi otot dapat berlanjut menjadi kelemahan dan
berat, semua efek kardiovaskular yang terdaftar dapat paralisis otot napas. Efek SSP n'reliputi agrtasi, kebingungan,
dijumpai pada tiap penyekat kanal kalsiurn. dan kejang. Jembatan keiedai DUMBELS (diare, ururasi,
Terapinya memerlukan asuhan suportif umum seperti miosis dan kelemahan otof bronkospasme, eksitasi, lakrimh-
yang telah dijelaskan sebelumr-rya. Karena kebanyakan si, dan seizure f kejang, szttenting/berkeringat, serta salivasi)
antagonis kalsium yang diingeshi merupakan bentuk lepas- membaltu kita mengingat gejala dan talda yang sering
lambat, antagonis kalsium ini masih dapat dikeluarkan dijurnpai. Uji darah dapat digunakan untuk memastikan
sebelum seluruhnya diserap; segera mulai irigasi seluruh adanya penurunan aktivitas enzim pada sel darah merah
usus dan berikan arang aktif oral, sebelum terjadi ileus (asetilkolinesterase) dan plasrna (butirilkolinesterase), I'ang
akibat antagonis kalsium. Kalsium, yang diberikan secara memberikan perkiraan tidak langsung terhadap aktivitas
intravena dalam dosis 2-10 g, merupakan antidot yang kolinesterase sinaptik
bermanfaat pada keadaan terdepresinya kontraktilitas jan- Asuhan suportif Lrmum harrs diberikan seperti yang
tung tapi tidak begitu efektif pada keadaan blokade rrodus telah dijelaskan sebelurnnya. Kewaspadaan ekstra harus
atau kolaps vaskular perifer. Obat lain yang dilaporkan diterapkan untuk memastikan bal-rwa penyelamat dan pe-
bermanfaat menatalaksana hipoter-rsi akibat keracunan nyedia layanan kesehatan tidak mengalarni keracunan aki-
penyekat kanal kalsium meliputi glukagon, vasopresin, bat terpajan baju atau kulit yang terkontarninasi. Hal ini
epinefriry dan insulin dosis tinggi yang diberikan bersama penting terutanra bagi kebanyakan zat yang poten seperti
dengan glukosa untuk mempertahankan keadaar-r euglike- paration atau agen gas saraf. Terapi antidotum terdiri dari
mia. atropin dan pralidoksim (lihat Bab B). Atropin merupakan
TATALAKSANA PASIEN KERACUNAN i 1OO3

Tabel 59-5. Ciri khas peracunan oleh beberapa gas.

Gasiritan (misalnya, klorin, Efek korosif pada saluran napas Batuk, stridor, mengi, pneumonia
amonia, sulfur dioksida, bagian atas dan bawah Terapi: Oksigen lembap, bronkodilator

Karbon monoksida Berikatan dengan hemoglobin, Nyeri kepala, pusing, mual, muntah, kejang, koma
menurunkan pengiriman oksigen Terapi: oksigen l00o/o
ke jaringan
Sianida Berikatan dengan sitokrom, Nyeri kepala, mual, muntah, sinkop, kejang, koma
menyekat penggunaan oksigen Terapi: Perangkat antidot sianida meliputi nitrit untuk
oleh sel memicu methemoglobinemia (yang mengikat sianida) dan
tiosulfat (yang mempercepat konversi sianida menjadi
tiosianat yang kurang toksik)
Hidrogen sulfida Serupa dengan sianida Serupa dengan sianida. Berbau seperti telur busuk
Terapi: Tidak ada antidot spesifik
Agen pengoksidasi Dapat menyebabkan Dispnea, sianosis (akibat warna coklat dari methemoglobin),
(misalnya, nitrogen methemoglobinemia sinkop, kejang, koma
oksida) Terapi: Biru metilen (yang mempercepat konversinya
kembali menjadi hemoglobin normal)

penghambat kompetifif yang efektif pada lokasi muskari- vena sesuai dengan dosis yang tercanfum dalam kemasan.
nik tapi tidak berefek pada lokasi nikotinik. Pralidoksim Gejalanya biasanya membaik dalam waktu 30-60 menit
yang diberikan cukup dini rnampu memperbaiki aktivitas pascapemberian antibodi. Antibodi digoksin dapat juga
kolinesterase dan aktif di lokasi muskarinik dan nikotinik. dicobakan pada kasus keracunan glikosida jantung lain-
nya (misalnya, digitoksin, oleander), meskipun diperlukan
DIGOKSIN dosis yang lebih besar akibat reaktivitas silang yang tidak
Digitalis dan glikosida jantung lainnya dijumpai dalam lengkap.
banyak tanaman (lihat Bab 13) dan dalam kulit beberapa
kodok. Toksisitas dapat terjadi akibat overdosis akut ETANOL & OBAT SEDATIF-HIPNOTIK
atau dari akumulasi digoksin pada penderita insufisiensi Overdosis etanol dan obat hipnotik-sedatif (misalnya,
ginjal atau penderita yang menggunakan obat yang meng- benzodrazepin, barbiturat, y-hidroksibutirat [GHB], kariso-
ganggu eliminasi digoksin. Penderita yang mendapat te- prodol [Soma]; lihat Bab 22 dan 23) sering terjadi karena
rapi digoksin jangka-panjang sering pula menggunakan zat-zat ini banyak tersedia dan banyak digunakan pula.
diuretik, yang dapat menimbulkan terjadinya deplesi Penderita overdosis etanol atau hipnotik-sedatif dapat
elektrolit (terutama kalium). menjadi euforik dan berisik ("mabuk") atau berada dalam
Muntah sering dialami oleh penderita overdosis keadaan stupor atau koma ("mabuk seperti orang mati").
digitalis. Hiperkalemia dapat disebabkan oleh overdosis Penderita koma sering kali mengalami depresi dorongan
digitalis akut atau keracunan beraf sementara hipokale- untuk bernapas. Depresi refleks protektifjalan napas dapat
mia dapat dijumpai pada penderita akibat terapi diuretik mengakibatkan aspirasi isi lambung. Hipotermia dapat
jangka-panjang (Digitalis tidak menyebabkan hipokale- terjadi karena adanya pajanan lingkungan dan menurun-
mia.) Dapat terjadi berbagai macam gangguan irama jan- nya gerak menggigil. Kadar etanol dalam darah yang lebih
tung, meliputi bradikardia sinus, blokade AV, takikardia besar daripada 300 mg/dl biasanya menimbulkan koma
atrial disertai blokade, irama jungsional yang dipercepat, dalam, tapi orang yang sudah biasa menggunakarurya
denyut ventrikular prematur, takikardia ventrikular bidi- secara rutin sering kali toleran terhadap efek etanol dan
reksional, dan aritmia ventrikular lainnya. masih dapat beraktivitas meskipun kadamya tinggi dalam
Asuhan suportif umum harus diberikan seperti telah darah. Penderita overdosis GHB sering mengalami koma
dijelaskan sebelumnya. Atropin sering kali efektif untuk dalam selama 3-4 jam dan kemudian sadar penuh dalam
bradikardia atau blokade AV. Penggunaan antibodi di- hitungan menit.
goksin (lihat Bab 13) telah memperbaharui'terapi pada Asuhan suportif umum harus diberikan. Melalui tin-
toksisitas digoksin; obat ini harus diberikan secara intra- dakan hati-hati untuk melindungi jalan napas (termasuk
1004 ,l BAB 59

intubasi endotrakea) dan membantu ventilasi, kebanyak- oPtotD


an pasien akan kembali pulih setelah efek obat habis.
Opioid (opium, morfin, heroin, meperidin, metadone, dll.)
Hipotensi biasanya berespons terhadap penghangatan
merupakan obat-obat yang sering disalahgunakan (lihat
tubuh (jika tubuh kedinginan), pemberian cairan intra-
Bab 31 dan 32), dan overdosis opioid merupakar-r hasil
vena, dan, jika perlu, dopamin. Penderita overdosis
yang sering dijumpai akibat penggunaan obat-obatan
benzodiazepin saja dapat terbangun pascapemberian
tanpa standar pembuatan yang dijual di jalanan. Lihat
flumazenil intravena, suafu antagonis benzodiazepin.
Bab 31 uiruk pembahasan lebih lanjut mengenai overdosis
Namun, obat ini tidak banyak digunakan sebagai terapi
opioid dan terapinya.
empirik pada overdosis obat karena dapat mencetuskan
kejang pada penderita yang kecanduan terhadap benzo-
KERACUNAN BISA ULAR DERIK
diazepin atau yang menggunakan obat konvulsan (mi-
salnya, antidepresan trisiklik). Tidak ada antidot untuk Di AS, ular derik merupakan reptil berbisa yang paling
etanol, barbiturat, atau sebagian besar hipnotik-sedatif sering dijumpai. Gigitannya jarang bersifat fatal, dan
lainnya. 20% kasus gigitan tidak disertai dengan keracunan bisa.
Nanrun, sekitar 60% gigitan menyebabkan rnorbiditas
yang signifikan akibat enzim pencerna yang destruktif
ETILEN GLIKOL & METANOL
dalam bisa. Bukti keracunan bisa ular derik meliputi nyeri
Alkohol-alkohol ini merupakan racun yang penting ka- hebat, pembengkakan, memar, pembentukan bula hemo-
rena kedua jenis alkohol tersebut dimetabolisme menjadi ragik, dan tanda gigitan yang nyata. Efek sistemiknya me-
asam organik yang sangat toksik (lihat Bab 23). Kese- liputi mual, muntah, fasikulasi otot, rasa kesemutan dan
muanya mampu menyebabkan depresi SSP dan keadaan tasa logam dalam mulut, syok, dan koagulopati sistemik
mabuk yang serupa dengan overdosis etanol. Namun, disertai masa pembekuan yang memanjang dan penurun-
produk metabolismenya - asam format (dari metanol) atau an hitung trombosit.
asam hipurat, oksalat, dar-r glikolat (dari etilen glikol)
- Penelitian telah menunjukkan bahwa obat-obat dalam
menyebabkan asidosis metabolik berat dan dapat me- kasus gawat darurat seperti insisi dan pengisapan, tor-
nimbulkan koma dan kebutaan (untuk asam format) atau nike! dan kantung es lebih bersifat merusak daripada
gagal ginjal (dari asam oksalat dan asam glikolat). Awal- bermanfaat. Sebaliknya, menghindari gerakan yang tidak
nya, penderita tampak mabuk, tapi setelah tertunda se- perlu men-rbantu membatasi penyebaran racun. Terapi
lama beberapa jam, asidosis metabolik berat akibat jarak definitifnya bergantung pada antivenin intravena dan
anion mulai tampak, disertai dengan hiperwenhilasi dan harus dimulai sesegera mungkin.
perubal-ran status mental. Penderita keracunan metanol
dapat mengalami gangguan penglihatan yang berkisar TEOFILIN
dari kaburnya penglihatan hingga kebutaan. Meskipun telah banyak digantikan oleh agonis B inhalasi,
Metabolisme etilen glikol dan metanol rnenjadi pro- teofilin terus digunakan dalam terapi bronkospasme pada
duknya yang toksik dapat disekat dengan rnenghambat beberapa penderita asma dan bronkitis (lihat Bab 20).
enzim alkohol dehidrogenase rnenggunakan obat yang Dosis 20-30 tablet dapat menyebabkan keracunan berat
berkompetisi. Etanol lebih dimetabolisasi oleh alkohol atau. mematikan. Keracunan teofilin kronik atau subakut
dehidrogenase, sehingga etanol dapat diberikan per oral dapat pula terjadi akibat overmedikasi yang tidak sengaja
atau intravena (5% tingkatan farmaseutikal) hingga ke atau penggunaan obat yang mengganggu metabolisme
tingkat sekitar 100 mg/dL. Sebagai alternatif, antidot fo- teofilin (misalnya, simetidin, siprofloksasin, eritromisin;
mepizol-penyekat efektif alkohol dehidrogenase yang lihat Bab 4).
tidak memicu intoksikasi etanol-dapat digunakan. Selain sinus takikardia dan tremor, muntah sering
kali dijumpai pascaoverdosis. Hipotensi, takikardia, hipo-
BESI DAN LOGAM LAINNYA kalemia, dan hiperglikemia dapat terladi, kemungkinan
Besi banyak digunakan dalam preparat vitamin bebas disebabkan oleh aktivasi adrenergik Fr. Penyebab aktivasi
dan menjadi penyebab utama kematian pada anak akibat ini tidak sepenuhnya dimengerti, tapi efeknya dapat di-
kera'cunan. Sedikitnya 10-12 multivitamin pranatal yang hilangkan dengan penggunaarl penyekat B (litrat bawah).
mengandung besi dapat menyebabkan penyakit berat Aritmia jantung meliputi takikardia atrial, kontraksi ven-
pada anak kecil. Keracunan logam lairurya (timbal, mer- trikular prematur, dan takikardia ventrikular. Pada ke-
kuri, arsenik) juga penting, terutama dalam bidang in- racunan berat (misalnya, overdosis akut dengan kadar
dustri. Lihat Bab 33 dan 58 untuk pembahasan lebih lanjut serum >100 mg/L),kejangsering kali muncul dan biasanya
mengenai keracunan besi dan logam lainnya. resisten terhadap antikonvulsan biasa. Mula toksisitas
TATALAKSANA PASIEN KERACUNAN / 1OO5

dapat tertunda hingga beberapa jam setelah menelan refrakter pada penderita dengan kadar teofilin yang
tablet lepas-lambat. rendah.
Asuhan suportif umum harus diberikan. Dekontaminasi
usus secara agresif harus dilaksanakafl dengan pemberian REFERENSI
dosis arang aktil berulang dan irigasi seluruh usus. Dart RD (editor): Medical Toxicology, 3"1 ed. Lippincott Williams
Propranolol atau penyekat p lainnya (misalnya, esmolol) & Wilkins,2004.
merupakan antidot yang bermanfaat pada .hipotensi dan Ford M et a1 (editors): Clinical Toxicology. Saunders,2000.
Goldfrank LR et al (editor): Goldfrank's Toxicologic Emergencies,
takikardia yang diperantarai B. Fenobarbital lebih dianjur-
7tr' ed. McGraw-Hill, 2002.
kan daripada fenitoin pada kasus kejang; kebanyakan Olson KR et a1 (editors): Poisoning & Drug Overdose, 5'h ed.
antikorvulsan tidaklah efektif. Hemodialisis diindikasikan McGraw-Hil, 2006.
bila kadar serum lebih dari 100 mg/L dan pada kejang POISINDEX. (Revised Quarterly). Thompson/Micromedex.
1006

You might also like