Professional Documents
Culture Documents
iii
ANALISIS PEMBERIAN IZIN KONSENSI DI RIAU
Tim Penyusun
Raflis
Winahyu Dwi Utami
Widya Astuti
Melki Rumania
Fitri Ismah
Reviewer
Dr. Mexsasai Indra, S.H., M.H.
Andiko, S.H., M.H.
Ir. Rahmad Hidayat
Editor
Ilham Muhammad Yasir
Winahyu Dwi Utami
Diterbitkan oleh
Yayasan Hutanriau
PUSTAKA PELAJAR
Celeban Timur UH III/548 Yogyakarta 55167
Telp. [0274] 381542 Faks. [0274] 383083
E-mail: pustakapelajar@yahoo.com
Website: pustakapelajar.co.id
ISBN: 978-602-229-496-2
iv
Studi Kasus: Siak dan Pelalawan 2014
Kata Pengantar
Ir. Rahmad Hidayat
Dewan Pengawas Yayasan Hutan Riau
Sangat ironis, ada satu atau kelompok orang yang entah datang
dari ujung bumi mana, menguasai ratusan ribu hektar dengan dukungan
negara atas sumber daya hutan yang telah dimiliki turun-temurun oleh
satu atau lebih kelompok masyarakat adat. Ratusan bahkan jutaan
orang tidak memiliki dengan aman satu petak tanah untuk tapak rumah.
Kondisi seperti ini muncul dan terus berulang akibat perselingkungan
norma antara penguasa dan pengusaha serta didewakannya per-
v
ANALISIS PEMBERIAN IZIN KONSENSI DI RIAU
vi
Studi Kasus: Siak dan Pelalawan
Kami senang akhirnya hutan desa sudah keluar izin. Itu perjuangan dari
2009, kata Eddy Saritonga, Ketua Lembaga Pengelola Hutan Desa (HD)
Segamai, di Jakarta, Kamis(7/3/13). Pria ini sehari-hari bekerja sebagai guru
sekolah dasar (SD), sekaligus ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD)
di Desa Segamai, Kecamatan Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan, Riau.
(Mongabay, 10 Maret 2013/ http://www.mongabay.co.id/2013/03/10/lebih-
4-tahun-menanti-akhirnya-hutan-desa-segamai-serapung-terwujud/)
vii
ANALISIS PEMBERIAN IZIN KONSENSI DI RIAU
ha dari total izin yang diberikan seluas 441.414 ha, sedangkan untuk
rakyat baru 4000 ha. Kalau diterjemahkan secara matematis, alokasi
untuk rakyat hanya 0,9 persen. Sedangkan untuk Kabupaten Siak per-
bandingannya adalah 184.850 ha untuk izin kepada perusahaan HTI
dan perkebunan sawit di lahan gambut dengan kedalaman lebih dari 3
meter dan 0 ha untuk masyarakat, apalagi kalau dibandingkan dengan
izin total seluas 1.442.215 ha, kalau disandingkan alokasi untuk rakyat
0 persen. Hanya satu kata.... teramat sangat menyedihkan.
Untuk proses perizinan PAK Hutan Desa untuk kedua desa di Kabu-
paten Pelalawan tersebut telah menempuh perjalanan waktu hampir 4
tahun, dengan melalui labirin gelap birokrasi dari daerah sampai ke
pusat. PAK bukan izin final, namun masih harus diikuti oleh izin Hak
Pengelolaan Hutan Desa (HPHD) yang ditandatangani oleh gubernur.
Dan sampai hari ini HPHD-nya pun belum ada. Padahal di dalam
peraturan menteri, apabila setelah 2 tahun PAK diterbitkan dan tidak
diikuti oleh HPHD, maka PAK tersebut akan batal demi hukum. Rumit
dan berbelit. Lalu apakah kita masih bisa berkomentar lagi terkait hal
ini? Ini sangat berbeda dengan proses perizinan untuk HTI dan perke-
bunan sawit, di mana pemerintah pusat dan daerah telah seia sekata
agar proses perizinan untuk kalangan dunia usaha tidak boleh lebih
dari 90 hari, bandingkan dengan proses izin untuk hutan desa yang
hampir 4 tahun.
viii
Studi Kasus: Siak dan Pelalawan
desa bukan hanya kayu, namun lebih dari itu justru hasil hutan non
kayu yang menjadi aspek pemanfaatan utama. Bagi masyarakat, hutan
merupakan bagian dari kehidupan, bagaikan ibu yang menghidupi
mereka. Sehingga ketersediaan ruang ekspresi menjadi harga mati.
Target, hanya akan menjadi target di atas kertas tanpa bukti yang
jelas tanpa dibarengi oleh advokasi untuk mempengaruhi para peng-
ambil kebijakan di provinsi dan kabupaten agar mulai mempersiapkan
peta arahan untuk skema perhutanan sosial, dan mereview izin-izin
yang mangkrak. Sehingga dari situ bisa terlihat di wilayah mana alokasi
ruang ekspresi masyarakat bisa diberikan.
ix
ANALISIS PEMBERIAN IZIN KONSENSI DI RIAU
x
Studi Kasus: Siak dan Pelalawan
1
Susanto Kurniawan, Raflis, 2014, Korupsi Perizinan Kehutanan (Kasus
Riau) halaman 49.
2
http://m.wartaeko nomi.co.id/berita21654/15-juta-hektare-hutan-riau-di-
kelola-ilegal.html
xi
ANALISIS PEMBERIAN IZIN KONSENSI DI RIAU
xii
Studi Kasus: Siak dan Pelalawan 2014
Kata Pengantar
Dr. Tjokorda Nirarta Samadhi
Direktur World Resources Institute Indonesia
MASIH terbayang jelas di benak saya, bagaimana krisis asap kabut dari
kebakaran hutan dan lahan gambut di Riau pada bulan Juni 2013 serta
awal triwulan 2014 yang lalu telah mengakibatkan banyak korban di
sana: jalanan yang penuh dengan wajah bermasker, anak-anak kita
yang tidak bisa belajar di sekolah dengan tenang, sampai dengan
mereka yang harus masuk rumah sakit karena kesulitan bernapas.
Tragedi ini dialami bukan saja oleh saudara-saudara kita di tanah air
sendiri, tetapi juga para tetangga di negara-negara seberang selat.
Bandar udara di Pekanbaru harus ditutup selama beberapa waktu,
kualitas udara di Singapura terdeteksi sebagai yang terburuk sepanjang
sejarah, dan Malaysia terpaksa meliburkan sekolah-sekolah. Jika ditotal,
kerugian yang diakibatkan kejadian di awal triwulan 2014 sendiri men-
capai setidaknya 50 triliun rupiah1; ini belum termasuk episode-episode
kebakaran sebelum dan setelahnya. Sementara itu, penelitian lain juga
menemukan bahwa pada 2012, kebakaran hutan di provinsi Riau me-
1
Menurut BNPB yang dikutip Tribunnews.com, 17 September 2014, seperti
yang dapat dilihat di http://www.tribunnews.com/nasional/2014/09/17/bnpb-
kerugian-negara-rp-50-t-akibat-kebakaran-hutan-di-riau.
xiii
ANALISIS PEMBERIAN IZIN KONSENSI DI RIAU
lepaskan emisi karbon sebanyak 1,5-2 miliar ton hanya dalam satu
pekansetara dengan 10% total emisi tahunan Indonesia.2
2
Catriona Moss, Hilangnya lahan gambut mengemisi karbon senilai 2.800
tahun dalam sekejap mata: Riset pada Blog CIFOR, 23 Januari 2015, seperti
yang dapat dilihat di: http://blog.cifor.org/26501/hilangnya-lahan-gambut-
mengemisi-karbon-senilai-2-800-tahun-dalam-sekejap-mata-riset#.VVwJW5O
qpBc.
xiv
Studi Kasus: Siak dan Pelalawan
xv
ANALISIS PEMBERIAN IZIN KONSENSI DI RIAU
banyak mengambil hikmah ajar dari proses yang telah dilalui oleh teman-
teman Hutanriau.
xvi
Studi Kasus: Siak dan Pelalawan 2014
Daftar Isi
KATA PENGANTAR v
Rahmad Hidayat
Dewan Pengawas Yayasan Hutan Riau
KATA PENGANTAR xiii
Dr. Tjokorda Nirarta Samadhi
Direktur World Resources Institute Indonesia
DAFTAR ISI xvii
DAFTAR GAMBAR xix
DAFTAR TABEL xx
DAFTAR LAMPIRAN xxi
BAB 1. PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Tujuan Penelitian 4
BAB 2. ANALISIS PERIZINAN 7
2.1. Proses Pemberian Izin di Indonesia. 7
2.2. Izin Pemanfaatan Lahan di Kabupaten Siak dan
Pelalawan 15
2.3. Review Perizinan di Kabupaten Siak dan Pelalawan
Provinsi Riau 16
xvii
ANALISIS PEMBERIAN IZIN KONSENSI DI RIAU
DAFTAR PUSTAKA 35
LAMPIRAN 39
xviii
Studi Kasus: Siak dan Pelalawan 2014
Daftar Gambar
xix
ANALISIS PEMBERIAN IZIN KONSENSI DI RIAU
Daftar Tabel
xx
Studi Kasus: Siak dan Pelalawan 2014
Daftar Lampiran
xxi
ANALISIS PEMBERIAN IZIN KONSENSI DI RIAU
xxii
Studi Kasus: Siak dan Pelalawan
Bab 1
PENDAHULUAN
1
Strategi Nasional REDD+ http://www.reddplus.go.id/program/strategi-
nasional-redd.
1
ANALISIS PEMBERIAN IZIN KONSENSI DI RIAU
2
Masterplan MP3EI 2011-2025, Cetakan Pertama (Jakarta: Kementerian
Koordinator Bidang Perekonomian, 2011), Hlm 22.
3
Takdir Rahmadi, Hukum Lingkungan di Indonesia (Jakarta: Rajawali Press,
2014), Hlm. 173.
2
Studi Kasus: Siak dan Pelalawan
Salah satu strategi nasional REDD+ terkait hal itu adalah melakukan
penegakan hukum terhadap izin yang sudah diberikan dan melanggar
ketentuan perundang-undangan sesuai dengan sanksi yang diatur dalam
UU No.26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, UU No.31 Tahun 1999
tentang Tindak Pidana Korupsi, UU No.32 Tahun 2009 tentang Per-
lindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, serta peraturan lain
yang terkait4.
4
Satuan Tugas Persiapan Kelembagaan 2012; Strategi Nasional REDD+
Indonesia Hlm. 20.
5
Susanto Kurniawan, Raflis, 2014, Korupsi Perizinan Kehutanan (Kasus
Riau). Hlm. 49.
3
ANALISIS PEMBERIAN IZIN KONSENSI DI RIAU
1.2.Tujuan Penelitian
4
Studi Kasus: Siak dan Pelalawan
kawasan bergambut.
Mengidentifikasi gap, efektivitas, efisiensi untuk perbaikan
proses tata kelola hutan pada tingkat teknis dan kebijakan.
5
ANALISIS PEMBERIAN IZIN KONSENSI DI RIAU
6
Studi Kasus: Siak dan Pelalawan
Bab 2
ANALISIS PERIZINAN
6
Ahmad Redi, Hukum Sumber Daya Alam dalam Sektor Kehutanan, Cetakan
Pertama (Jakarta: Sinar Grafika, 2014), Hlm 13.
7
ANALISIS PEMBERIAN IZIN KONSENSI DI RIAU
Dalam hal pemberian Izin HTI dan Perkebunan, selain diatur dalam
UU No.41 Tahun 1999 tentang Kehutanan juga diatur dalam UU No.39
Tahun 2014 tentang Perkebunan. Sesuai dengan UU Perkebunan, izin
perkebunan diberikan oleh kepala daerah (Bupati/Gubernur) sedang-
kan Izin HTI dikeluarkan oleh menteri sebagaimana diatur dalam PP
No.6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Rencana Pengelolaan Hutan
serta Pemanfaatan Hutan.
8
Studi Kasus: Siak dan Pelalawan
7
Pasal 12 UU No. 39 Tahun 2014.
8
Pasal 7 Ayat 1 Poin a Keputusan Menteri Pertanian Nomor 357/Kpts/HK.350/
5/2002 Tentang Pedoman Perizinan Usaha Perkebunan.
9
ANALISIS PEMBERIAN IZIN KONSENSI DI RIAU
10
Studi Kasus: Siak dan Pelalawan
11
ANALISIS PEMBERIAN IZIN KONSENSI DI RIAU
hutan alam, IUPHHK pada hutan tanaman industri dalam hutan tanaman
pada hutan produksi (IUPHHK-HTI) dan Izin Usaha Pemanfaatan Hasil
Hutan Kayu Restorasi Ekosistem (IUPHHK-RE) terdiri atas perorangan,
koperasi, Badan Usaha Milik Swasta Indonesia (BUMSI), Badan Usaha
Milik Negara (BUMN), atau Badan Usaha Milik Daerah9.
9
Ibid, Hlm. 162-164.
12
Studi Kasus: Siak dan Pelalawan
Jangka waktu izin usaha pemanfaatan hasil hutan kayu dalam hutan
alam pada hutan produksi diberikan paling lama 55 tahun. Izin usaha
pemanfaatan hasil hutan kayu dalam hutan alam dapat diperpanjang
berdasarkan evaluasi yang dilakukan setiap 5 tahun oleh Menteri Kehu-
tanan. Jangka waktu IUPHHK restorasi ekosistem dalam hutan alam
pada hutan produksi, diberikan paling lama 100 tahun. Izin usaha pe-
manfaatan hasil hutan kayu restorasi ekosistem dalam hutan alam di-
evaluasi setiap 5 tahun oleh Menteri Kehutanan sebagai dasar kelang-
sungan izin.
Jangka waktu IUPPHK pada HTR dalam hutan tanaman pada hutan
produksi diberikan paling lama 100 tahun. Izin usaha pemanfaatan hasil
hutan kayu pada HTR dalam hutan tanaman dievaluasi setiap 5 tahun
13
ANALISIS PEMBERIAN IZIN KONSENSI DI RIAU
Izin usaha pemanfaatan hasil hutan kayu pada hutan alam diberikan
oleh Menteri Kehutanan berdasarkan rekomendasi gubernur yang telah
mendapatkan pertimbangan dari bupati atau walikota. Izin usaha pe-
manfaatan hasil hutan kayu restorasi ekosistem dalam hutan alam di-
berikan oleh Menteri dengan tembusan kepada gubernur, bupati atau
walikota, dan kepala KPH. Izin usaha pemanfaatan hasil hutan kayu
pada HTI dalam hutan tanaman diberikan oleh Menteri, berdasarkan
rekomendasi gubernur yang telah mendapatkan pertimbangan dari bu-
pati dan walikota. Izin usaha pemanfaatan hasil hutan kayu pada HTR
dalam hutan tanaman diberikan oleh Menteri Kehutanan dan dapat
dilimpahkan kepada bupati atau walikota atau pejabat yang ditunjuk.
Izin usaha pemanfaatan hasil hutan kayu pada HTHR dalam hutan ta-
naman diberikan oleh Menteri Kehutanan atau pejabat yang ditunjuk
berdasarkan rekomendasi gubernur yang mendapatkan pertimbangan
dari bupati atau walikota.
14
Studi Kasus: Siak dan Pelalawan
15
ANALISIS PEMBERIAN IZIN KONSENSI DI RIAU
Gambar 1. Peta dan Diagram Izin HTI dan Perkebunan di Kabupaten Siak
Gambar 2. Peta dan Diagram Izin HTI dan Perkebunan di Kabupaten Pelalawan
16
Studi Kasus: Siak dan Pelalawan
Tabel 1. Jumlah Luasan Izin HTI dan Perkebunan yang Berada di Lahan Gambut
dengan Kedalaman Lebih dari 3 Meter
Gambar 3. Peta Perizinan di Kawasan Gambut di Kabupaten Siak dan Kabupaten Pelalawan
17
ANALISIS PEMBERIAN IZIN KONSENSI DI RIAU
18
Studi Kasus: Siak dan Pelalawan
Tabel 2. Perizinan yang Tidak Sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
No Kabupaten Izin HTI (ha) Izin Perkebunan (ha) Total
1 Siak 126.737 57.866 184.603
2 Pelalawan 269.802 170.270 440.071
Total 396.538 228.136 624.674
Sumber: Hasil Analisis
19
ANALISIS PEMBERIAN IZIN KONSENSI DI RIAU
20
Studi Kasus: Siak dan Pelalawan
Tabel 3. Perizinan yang Tidak Sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi
21
ANALISIS PEMBERIAN IZIN KONSENSI DI RIAU
22
Studi Kasus: Siak dan Pelalawan
HTI Perkebunan
No Kabupaten Pelanggaran Luas Izin Pelanggaran Luas Izin
(ha) % (ha) (ha) % (ha)
1 Siak 175.461 56% 315.778 115.854 45% 255.313
2 Pelalawan 434.129 91% 479.488 237.677 61% 391.540
Jumlah 609.590 77% 795.266 353.531 55% 646.853
10
http://www.ombudsman.go.id/phocadownload/buku/bukusakumaladminis-
trasiombudsmanri.pdf.
23
ANALISIS PEMBERIAN IZIN KONSENSI DI RIAU
Selain itu, rencana tata ruang wilayah provinsi harus disusun dan
disesuaikan dengan waktu paling lambat 2 tahun dan Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten harus disesuaikan paling lambat 3 tahun13.
11
Brasmanto Nugroho, Reformasi Kelembagaan dan Tata Kepemerintahan:
faktor Kemungkinan Menuju Tata Kelola Kehutanan yang Baik, dalam Hariadi Karto-
dihardjo, ed., Kembali ke Jalan Yang Lurus: Kritik Penggunaan Ilmu dan Praktek
Kehutanan Indonesia, Cetakan Pertama (Yogyakarta: Forct Development dan
Tanah Air Beta, 2013), Hlm. 179.
12
Pasal 37 ayat 3 dan 4 UU No 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang.
13
Pasal 78 ayat 4 poin b dan c UU No 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang.
24
Studi Kasus: Siak dan Pelalawan
25
ANALISIS PEMBERIAN IZIN KONSENSI DI RIAU
26
Studi Kasus: Siak dan Pelalawan
14
http://nasional.inilah.com/read/detail/2139262/gubernur-riau-ditangkap-di-
cibubur#.VIrCDteSw9I.
27
ANALISIS PEMBERIAN IZIN KONSENSI DI RIAU
28
Studi Kasus: Siak dan Pelalawan
Bab 3
PENGUMPULAN DATA
3.1.1 Formal
15
SF. Marbun, Hukum Administrasi Negara II, Cetakan Pertama (Yogyakarta:
FH UII Press, 2013). Hlm 35-36.
29
ANALISIS PEMBERIAN IZIN KONSENSI DI RIAU
Selain itu, hal lain yang juga dilakukan adalah analisis kesesuaian
terhadap perubahan fungsi kawasan hutan dan perubahan rencana
tata ruang wilayah nasional. Terhadap perubahan fungsi kawasan hutan
yang melegalkan perizinan yang terbit sebelumnya, didefinisikan se-
bagai pemutihan pelanggaran.
16
Lihat lampiran
30
Studi Kasus: Siak dan Pelalawan
Bab 4
KESIMPULAN DAN
REKOMENDASI
Kesimpulan:
31
ANALISIS PEMBERIAN IZIN KONSENSI DI RIAU
Rekomendasi:
Terhadap Pemerintah
32
Studi Kasus: Siak dan Pelalawan
33
ANALISIS PEMBERIAN IZIN KONSENSI DI RIAU
Terhadap Masyarakat
34
Studi Kasus: Siak dan Pelalawan
DAFTAR PUSTAKA
Dokumentasi:
35
ANALISIS PEMBERIAN IZIN KONSENSI DI RIAU
Sumber Lainnya
36
Studi Kasus: Siak dan Pelalawan
37
ANALISIS PEMBERIAN IZIN KONSENSI DI RIAU
38
Studi Kasus: Siak dan Pelalawan
LAMPIRAN
Data yang digunakan dalam riset ini terdiri dari: Izin HTI, Izin Perkebunan,
Peta kawasan Hutan Provinsi Riau SK 173/1986, SK 7651/2011, SK
878/2014, Perda No. 10 Tahun 1994 Tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Provinsi Riau, Perda No. 01/2002 Tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten Siak, Perda No. 6 Tahun 2001 Tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pelalawan, Peta Kedalaman
Gambut Provinsi Riau dan PP 26/2008 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Nasional.
1. Izin HTI
Gambar 1.a Peta Izin HTI di Gambar 1.b Peta Izin HTI di
Kabupaten Siak Kabupaten Pelalawan
39
ANALISIS PEMBERIAN IZIN KONSENSI DI RIAU
2. Izin Perkebunan
Gambar 2.a Peta Izin Perkebunan Gambar 2.b Peta Izin Perkebunan
di Kabupaten Siak di Kabupaten Pelalawan
40
Studi Kasus: Siak dan Pelalawan
41
ANALISIS PEMBERIAN IZIN KONSENSI DI RIAU
42
Studi Kasus: Siak dan Pelalawan
8. Kedalaman Gambut
Lampiran II:
Analisis Ketidaksesuaian antara Izin HTI dan
Perkebunan dengan Ketentuan yang Berlaku
43
ANALISIS PEMBERIAN IZIN KONSENSI DI RIAU
Overlay
Overlay
Overlay
44
Studi Kasus: Siak dan Pelalawan
RTRWP Riau
(Perda 10/1994 )
Overlay
45
ANALISIS PEMBERIAN IZIN KONSENSI DI RIAU
Overlay
46
Studi Kasus: Siak dan Pelalawan
Overlay
Kesesuaian Ketidaksesuaian
47
ANALISIS PEMBERIAN IZIN KONSENSI DI RIAU
Overlay
Tidak Melanggar
melanggar
Dibatalkan dengan
kompensasi Batal demi hukum
48