You are on page 1of 17

0

DAFTAR ISI

PENDAHULUAN...................................................................................................1
Latar Belakang.................................................................................................1
Tujuan Praktikum.............................................................................................2

TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................................3

BAHAN DAN METODE........................................................................................7


Waktu dan Tempat ...........................................................................................7
Bahan dan Alat.................................................................................................7
Prosedur Praktikum..........................................................................................7

HASIL DAN PEMBAHASAN..............................................................................10


Hasil...............................................................................................................10
Perhitungan....................................................................................................10
Pembahasan....................................................................................................13

KESIMPULAN......................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................17

LAMPIRAN
1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Fluida adalah zat-zat yang mampu dan yang menyesuaikan diri dengan

bentuk wadah tempatnya. Bila berada dalam keseimbangan, fluida tidak dapat

menahan gaya tangensial atau gaya geser. Semua fluida memiliki sesuatu derajat

kompresibilitas dan memberikan tahanan kecil terhadap perubahan bentuk.

Secara umum orifice merupakan bentuk suatu plat yang mempunyai

lubang di tengahnya. Bentuk dari orifice flowmeter dan restriction orifice adalah

bentuk yang sering di jumpai secara umum perbedaannya terdapat pada profil

lubang dari kedua orifice tersebut. Orifice untuk flowmeter umumnya mempunyai

profil lubang yang awalnya lurus, tetapi bertakik (bevel) dengan kemiringan

sekitar 45, sedangkan restriction orifice mempunyai profil lubang yang lurus.

Pada orifice flowmeter, karena bentuk lubangnya yang mempunyai takik

yang berarti mengurangi jarak tempuh dari flowmeter tersebut mengalami

perbedaan penampang melintang, maka profil tekanan yang terjadi setelah

melewati orifice akan menurun, tetapi kemudian kembali ketekanan semula dan

terdapat sedikit hilang tekan permanen (permanent pressure loss) sehingga

perbedaan tekanan orifice dan tekanan downstream tidak terlalu besar.

Sedangkan pada restriction orifice karena bentuk lubangnya yang lurus

dan cukup panjang tergantung ketebalan plat maka besarnya hilang tekan

permanen ini cukup besar sehingga perbedaan antara tekanan upstream dan

tekanan downstream cukup mencolok. Dalam kasus ini, aliran fluida dalam

keadaan di cekik (choked flow).


2

Dalam rangka masalah desain, orifice untuk flowmeter selalu di desain

untuk flow dan subsonic velocity dalam rangka menjamin keakurasian pengukuran

aliran, sedangkan restriction orifice selalu didesain untuk flow dalam sonic

velocity untuk menjamin adanya cooked flow.

Sejatinya fungsi utama restriction orifice adalah membatasi aliran

(hunting flow). Fungsi pembatasan tekanan (hunting pressure) dari restriction

orifice pada hakikatnya merupakan konsekuensi dari relasi antara pressure drop

dan flowrate. Fenomena choked flow sendiri adalah terrjadinya mass flowrate

yang konstan meskipun downstream pressure-nya menurun akibat sonic velocity.

Dalam aplikasi selnya pada tumbuhan, fungsi pembatasan aliran dan pembatasan

tekanan sama- sama dapat diterapkan dengan menggunakan restricion orifice.

Dalam mempelajari aliran fluida sering kali kita menggunakan asumsi fluida

ideal. Fluida seperti itu diasumsikan tidak mempunyai kekentalan. Meskipun hal

ini merupakan situasi ideal yang tidak pernah ada.

Tujuan Praktikum

Untuk menghitung lamanya waktu pengosongan tangki


3

TINJAUAN PUSTAKA

Aliran teoritis dari tangki besar melalui lubang relatif kecil dengan luas a

pada kedalaman h di bawah permukaan air bebas dapat dicari dengan prinsip dari

kekekalan energi. Misalkan pada tangki terbuka ke atmosfer, tekanan pada

permukaan bebas maupun pada lubang adalah atmosferik, dengan demikian

v2
persamaan Bernoulli memberikan : h , v adalah kecepatan pengeluaran
2g

teoritis dan h adalah Z1 Z2 dalam persamaan Bernoulli. Kecepatan pengeluraan


3
sebenarnya adalah

Q = Cd a 2 gh

( Dugdale, 1986 ).

Nilai H pada orifice diukur dari titik tengah orifice hingga ke permukaan

bebas. Ketinggian tersebut diasumsikan tetap konstan. Persamaan Bernoulli

diaplikasikan dari permukaan bebas hingga kebagian tengah vena kontrakta

dengan tekanan atmosfer lokal dan data elevasi, mengabaikan kehilangan yang

terjadi diperoleh v 2 gh . Ini hanya kecepatan teoritis, karena kehilangan

diantara permukaan bebas dan bagian tengah orifice diabaikan. Rasio dari

kecepatan aktual (va ) dengan kecepatan teoritis (vt) disebut koefisien kecepatan

(Cv) yaitu Cv = va.vt atau ditulis dengan va = Cv 2 gh .

(Streeter and Wylie, 1985).

Ingat kembali ilmu fisika atau dinamika bahwa setiap benda yang

dijatuhkan dari keadaan diam melalui jarak sepanjang h dalam suatu ruang hampa

akan mempunyai kecepatan v = 2 gh sama dengan kecepatan zat cair


4

meninggalkan nosel. Hal ini konsisten terhadap kenyataan bahwa seluruh energi

potensial diubah menjadi energi kinetik, jika efek viskosi (gesekan) diabaikan.

Jika dinyatakan dalam head, head ketinggian dititik 1 dikonversikan menjadi

head kecepatan dititik 2. Ingat tekanan sama dititik 1 dan 2 (Munson, dkk,2004)

Konsentrik orifice tidak dapat digunanakan dengan fluida yang kotor

karena fluida yang kotor perlahan-lahan akan menimbulkan sesuatu ditempatnya

sehingga dapat menimbulkan tampilan yang sangat merugikan. Daripada

konsentrik orifice sering digunakan, ini seperti sebuah bagian solid/kuat yang

tidak terakumulasi sehingga besarnya sesuai. Beberapa peralatan menawarkan

bagian yang terlengkap dari orifice dengan sensor pembeda tekanan dan sinyal

transmisi di dalamnya (Hayward, 1979).

Tiga jenis peralatan yang paling umum digunakan untuk mengukur laju

aliran fluida pipa sesaat adalah orifice meter, nozzle meter dan venturi meter.

Masing-masing dari alat pengukur ini bekerja berdasarkan prinsip bahwa

pengurangan luas aliran dalam sebuah pipa menyebabkan peningkatan kecepatan

yang disertai dengan penurunan tekanan. Korelasi dari perbedaan tekanan dengan

kecepatan memberikan cara untuk mengukur laju aliran tersebut. Tanpa adanya

pengaruh viskos dengan asumsi pipa horizontal (Munson, dkk., 2005).

Orifice ialah sebuah perangkat yang digunakan untuk mengukur laju aliran

fluida. Menggunakan prinsip yang sama seperti venturi, nozzle yaitu prinsip

Beronulli yang menyatakan bahwa ada hubungan antra tekanan fluida dan

kecepatan fluida kketika meningkatkan kecepatan, tekanan berkurang dan

sebaliknya. Orifice merupakan sebuah plat tipis dengan lubang ditengah. Cairan

dipaksa untuk berkumpul untuk pergi melalui lubang kecil, titik konvensional
5

maksimum sebenarnya terjadi pada atau tak lama bilir orofice fisik pada titik kaya

di sebut contracta (Anonimous, 2011).

Pada suatu tangki dengan tampang lintang seragam A yang mengalirkan

zat cair melalui lubang dengan luas a yang terlatak pada dasarnya. Pada suatu saat

permukaan zat cair didalam tangki adalah pada ketinggian h diatas lubang.

Kecepatan aliran pada saat tersebut adalah V = Cv. Dalam suatu interval waktu

tertentu permukaan zat cair dapat turun sehingga pengurangan volume zat cair

pada tangki dapat terjadi (Triatmodjo, 1994).

.
6

BAHAN DAN METODE

Waktu dan Tempat

Praktikum dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 10 Desember 2011 di

Laboraturium Mekanika Fluida, Program Studi Keteknikan Pertanian, Fakultas

Pertanian, Universitas Sumatera Utara.

Bahan dan Alat

Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu air sebagai fluida

yang dialirkan pada wadah cat plastik dan lilin mainan sebagai penyumbat

lubang ada wadah cat plastik.

Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu wadah cat plastik

sebagai tangki yang telah dilubangi bawahnya, gelas ukur untuk menghitung

volume air, penggaris sebagai alat ukur ketinggian air dari permukaan ke lubang

pada wadah cat plastik dan batas ketinggian pengosongan tangki, ember plastik

sebagai tempat air yang ditampung, stopwatch untuk menghitung lamanya waktu

pengosongan tangki.

Prosedur Praktikum

Disipakan kaleng dalam ukuran besar

Dilubangi bagian bawah pada lubang

Diukur diameter kaleng dan diameter lubang

Diisi kaleng dengan air pada ketinggian 34 cm (H1) dari dasar lubang dan

disumbat

Dibuat batas untuk air pada ketinggian 15 cm (H2)

Dibuka penyumbat kaleng pada lubang bawah.


7

Disiapkan ember untuk menampung air yang akan keluar dari lubang

bawah kaleng.

Ditutup lubang sampai batas ketinggian air 15 cm.

Dicatat waktu yang digunakan sampai ketinggian 15 cm.

Diukur banyak air yang keluar volumenya.

Diulang percobaan sebanyak tiga kali

Dihitung lamanya waktu pengosongan tangki dengan menggunakan

rumus:

A = r 2

2 xA H 1 H 2
T. teori = A 2g

2 XA h1 h 2
T. Praktek = Cd .a 2 g

Qa
Cd = Qt

V
Qa =
t

Va = 2 gh1 h 2

Qt = A. Va

Keterangan :

T. Teori = waktu dalam teori (det)

T. Praktek = waktu dalam praktek (det)

A = luas penampang (m)

H = tinggi awal (m)

H = tinggi akhir (m)


8

Cd = koefisien debit

g = gravitasi (m/s)

Qa = debit praktek (m/det)

Qt = debit teori (m/det)


9

HASIL DAN PEMBAHASAN

Waktu Volume Debit (m/s) Koefisien


Ulangan Tteori Taktual
Qa Qt
(detik) (mL) Debit(Cd)
1 162 11600 7,19.10-5 9,65.10-5 0,75 269,48 s 36,18 s
2 161 11900 7,39.10-5 9,65.10-5 0,77 269,48 s 35,24 s
3 165 11250 6,81.10-5 9,65.10-5 0,71 269,48 s 38,18 s
Rata-rata 7,13.10-5 9,65.10-5 0,74 269,48 s 36,53 s

ALubang = lubang

` = 0,50 .

Akaleng = kaleng

= 683,14 .

Va =

=
10

= 1,93

Q =

= 7,19 .

Q =

= 7,39 .

Q =

= 6,82 .

Qt = A lubang . Va

= 0,50 .

= 9,65 .
11

C =

= 0,75

C =

= 0,77

C =

= 0,71

Tteori =

= 269,48 s
12

Taktual1 =

= 36,18 s

Taktual2 =

= 35,24 s

Taktual3 =

= 38,18 s

Pembahasan
13

Dari data yang diperoleh didapati bahwa Qa1, Qa2, Qa3 masing-masing

adalah 7,19.10-5 ; 7,39.10-5 dan 6,82.10-5. Koefisien debit Cd1, Cd2, Cd3 masing-

masing adalah 0,75; 0,77 dan 0,71. Tteori yang didapat adalah 252,37 s dan

Taktual1, Taktual2, Taktual3 masing-masing adalah 336,75 s; 328,82 s dan 349,4 s.

Aplikasi orifice bawah dalam kehidupan sehari-hari adalah pengisian

minyak ke dalam suatu wadah yang dialirkan melalui bagian bawahnya sehingga

dapat diprediksi waktunya.

Faktor yang mempengaruhi Tteori adalah luas penampang kaleng, luas

penampang lubang, ketinggian dan daya gravitasi bumi. Semakin besar luas

penampang kaleng maka akan semakin besar Tteori. Dengan kata lain Tteori

berbanding lurus dengan penampang serta tinggi air dalam kaleng.

Hubungan Ta, Tt dan Cd adalah pada Ta, Cd sangat berpengaruh,

sedangkan pada Tt tidak ada pengaruh Ta, Cd berbanding terbalik dengan Ta.

Semakin besar Cd maka Ta semakin kecil.

Pengukuran debit fluida dilakukan untuk mengetahui fluida yang dialirkan

untuk memperoleh harga debitnya. Debit dicari dengan rumus Q=A.V hal ini

sesuai dengan literatur Anonimous (2010) yang menyatakan bahwa aliran pada

umumnya diukur berdasarkan besarnya kecepatan fluida yang melewati luas

penampang tertentu yaitu Q=A.V. Jika penampang pipa berubah, maka kecepatan

aliran tertentu (V) dari aliran pun harus berubah. Jika penampang pipa menjadi

lebih kecil maka kecepatan harus meningkat A dengan kecepatan.

Kelebihan orifice adalah kecepatan alih lebih tinggi karena dipengaruhi

oleh gaya gravitasi. Kekurangan orifice adalah pancaran air yang langsung
14

menuju bawah sehingga penampang air yang keluar lebih sulit dan akurat,

tergantung dari pemasangannya.

Ta>Tt ada pengaruh koefisien hidraulika yaitu koefisien debit, sedangkan

pada Tt tidak. Hal ini menyebabkan pada Ta perbandingan luas lubang terhadap

Ta kecil maka Ta menjadi lebih besar.

Qa<Qt karena pada Qa mempunyai pengaruh kecepatan (V) padanya.

Karena makin besar kecepatan air maka semakin besar debit air. Faktor lain

adalah Qa dipengaruhi oleh adanya luas penampung (A), makin besar luas

penampang, maka semakin besar pula debit airnya, dan begitu pula sebaliknya.
15

KESIMPULAN

1. Dari percobaan diperoleh koefisien debit rata-rata 7, 39 x 10-1 Waktu teoritis

252,37 detik.

2. Waktu pengosongan tangki dipengaruhi oleh luas penampang ( A ) dan besar

debit praktek serta ketinggian antara lubang dengan permukaan air ( h ).

3. Semakin besar debit suatu aliran, maka semakin besar pula koefisien debitnya.

4. Semakin besar luas orifice maka semakin singkat waktu pengosongan tangki.

5. Prinsip kerja orifice bawah adalah dengan menyalurkan air melalui lubang

pada bawah tangki sehingga dapat dihitung besar debit dan lama waktu

pengosongan tangki.

6. Orifice adalah suatu plat yang diberi lubang pada bagian bawah atau samping

untuk mengukur laju aliran dan waktu.

7. Jenis-jenis orifice terdiri dari orifice samping dan orifice bawah pada tangki.

8. Aplikasi orifice bawah pada tangki adalah pada dispenser air minum dan pada

alat infus.

9. Faktor-faktor yang mempengaruhi lamanya waktu pengosongan tangki adalah

luas penampang tangki, luas lubang orifice, koefisien debit, tinggi lubang dari

permukaan air dan gravitasi bum.

10. Semakin kecil diameter lubang maka air yang keluar (volume yang

tertampung) akan semakin sedikit

16
16

DAFTAR PUSTAKA

Anomious, 2011. http://respository.usu.ac.id [10 Desember 2011]

Dugdale, R., H., 1986. Mekanika Fluida. Penerjemah Bambang Priambodo.


Erlangga, Jakarta.

Hayward, A.T., 1979. Flowmeters. Malmilian Publishing Ltd, London.

Munson, B., R., D. F. Young, dan T.H. Okiishi, 2004. Mekanika Fluida Jilid I.
Penerjemah Harinaldi dan Budiarto. Erlangga, Jakarta.

Munson, B., R., D. F. Young, dan T.H. Okiishi, 2005. Mekanika Fluida Jilid II
Penerjemah Harinaldi dan Budiarto. Erlangga, Jakarta.

Streeter, V., L., and E.B.Wylie, 1985. Fluid Mechanics Eight Edition.
Mc Graw Hill Book Company, USA.

Triatmodjo, B., 1996. Hidraulika I. Beta Offset, Yogyakarta.

17

You might also like