You are on page 1of 10

Tinjauan Pustaka

Laporan Kasus Hipertensi Dengan Pendekatan

Kedokteran Keluarga

Ema Febianti Siskanondang Manalu/102012411/FF21

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jl. Arjuna Utara no. 6 Jakarta Barat 11470

No. Telp. 021-56942061.

Email: ema.manalu@gmail.com

Pendahuluan

Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah secara menetap diatas atau sama dengan
140/90 mmHg. Berbagai factor resiko yang sudah dikenal seperti gaya hidup tidak aktif,
merokok, dislipidemi, kelebihan berat badan terutama kelebihan lingkar perut dan stress
mempunyai peran sebesar 90-95% dalam terjadinya hipertensi.1
Dalam panduan penanganan hipertensi, perubahan gaya hidup direkomendasikan
meliputi diet sehat (makanan tinggi buah, sayuran, produk susu rendah lemak, rendah lemak
jenuh, kolesterol, dan rendah garam), aktivitas fisik teratur, konsumsi alcohol risiko rendah,
,memperoleh dan mempertahankan berat badan ideal, lingkar pinggang ideal dan lingkungan
bebas asap rokok.
Sampai saat ini hipertensi masih tetap menjadi masalah karena beberapa hal, antara
lain meningkatnya prevalensi hipertensi, masih banyaknya pasien hipertensi yang belum
mendapat pengobatan maupun yang sudah diobati tetapi tekanan darahnya belum mencapai
target, serta adanya penyakit penyerta dan komplikasi yang dapat meningkatkan morbiditas
dan mortalitas.1

Rumusan Masalah

Masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah mengenai penyakit Hipertensi,
yang umumnya terjadi pada usia dewasa. Belakangan penderita Hipertensi di dalam
masyarakat meningkat karena faktor pola hidup yang makin memburuk, misalnya saja
kurangnya berolahraga, makan makanan atau minum minuman yang tidak sehat (asin dan
berlemak) dan sebagainya.1

1
Tujuan

Dengan melakukan kegiatan kunjungan langsung kepada pasien puskesmas, diharapkan dapat
menambah wawasan mengenai Hipertensi yang ada pada kasus di lapangan. Kasus di
lapangan dapat saja memiliki variasi dan sedikit berbeda dengan teori yang ada, namun
dengan sedikit dasar, pencegahan dan penanganan terhadap Hipertensi ini tidak lagi asing.
Dengan mengetahui kejadian Hipertensi di lapangan, diharapkan menambah pengetahuan
yang lebih baik mengenai Hipertensi ditinjau dari sisi kemasyarakatannya.1

Sasaran
Sasaran yang kita tuju adalah pasien yang merupakan penderita Hipertensi, dan juga
sekelompok masyarakat atau komunitas yang harus kita berikan edukasi guna mencegah
peningkatan penderita penyakit Hipertensi.1

PEMBAHASAN

Definisi
Menurut WHO adalah peningkatan tekanan sistolik lebih besar atau sama dengan 140
mmHg dan atau tekanan diastolik sama atau lebih besar dari 90 mmHg secara konsisten
dalam beberapa waktu. Hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya didefinisikan sebagai
hipertensi esensial. Beberapa penulis lebih memilih istilah hipertensi primer, untuk
membedakannya dengan hipertensi lain yang sekunder karena sebab-sebab yang diketahui.2

Metode
Metode yang penulis gunakan untuk mengumpulkan data ini adalah dengan
melakukan kunjungan langsung ke rumah pasien dengan mendapat alamat dan data dasar dari
Puskesmas Grogol 3

Klasifikasi Hipertensi
Menurut The Seventh Report of The Joint National Committee on Prevention,
Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure (JNC 7) klasifikasi tekanan
darah pada orang dewasa terbagi menjadi kelompok normal, prahipertensi, hipertensi derajat
I, dan derajat II.2

Klasifikasi Tekanan Darah TDS (mmHg) TDD (mmHg)


Normal Klasifikasi Tekanan Darah Menurut JNC 7< 80
< 120
Prahipertensi 120 139 80 89
Hipertensi derajat 1 140 159 90 99
Hipertensi derajat 2 >160 >100

2
Etiologi
Pada 90-95% orang mengalami peningkatan tekanan darah (hipertensi esensial) yang
sebabnya tidak diketahui yang ditingkatkan oleh gaya hidup yang kurang aktif, merokok,
berat badan berlebih, diet tinggi lemak, konsumsi alcohol dan stress. Pada 5-10% orang
(hipertensi sekunder) mempunyai penyakit lain yang mendasari menyebabkan tingginya
tekanan darah dan memerlukan pengobatan segera.3
Terdapat faktor-faktor risiko yang berperan dalam hipertensi. Faktor resiko yang
dapat diubah dan tidak dapat diubah.
Faktor Faktor yang dapat diubah termasuk gaya hidup, antara lain :3
- Merokok
- Kurang aktivitas fisik
- Kelebihan berat badan
- Diet tinggi lemak
- Asupan garam berlebih
- Konsumsi alcohol berlebih
Faktor Faktor yang tidak dapat diubah, antara lain :3
- Riwayat keluarga dengan hipertensi
- Usia > 45 tahun pada pria dan >55 tahun pada wanita
- Etnik / suku bangsa
Patofisiologi.
Teori terkini mengenai hipertensi :4
o Peningkatan aktivitas sistem saraf simpatis (SNS)
1) Respons maladaptive terhadap stimulasi saraf simpatis.
2) Perubahan gen pada reseptor ditambah kadar katekolamin serum
yang menetap.
o Peningkatan aktivitas sistem rennin-angiotensin-aldosteron (RAA)
1) Secara langsung menyebabkan vasokonstriksi tetapi juga
meningkatkan aktivitas SNS dan menurunkan kadar
prostaglandin vasodilator dan oksida nitrat.
2) Memediasi kerusakan organ akhir pad jantung (hipertrofi),
pembuluh darah, dan ginjal.
3) Memediasi remodeling arteri (perubahan struktural pada dinding
pembuluh darah)
o Defek pada transport garam dan air
1) Gangguan aktivitas peptida natriuretik otak, peptida natriuretik
atrial, adrenomedulin, urodilatin, dan endotelin.
2) Berhubungan dengan asupan diet kalsium, magnesium, dan
kalium yang rendah.

Tanda dan Gejala


Peningkatan tekanan darah kadang-kadang merupakan satu-satunya gejala pada
hipertensi esensial dan tergantung dari tinggi rendahnya tekanan darah, gejala yang timbul
dapat berbeda-beda.5
Kadang-kadang hipertensi esensial berjalan tanpa gejala, dan baru timbul gejala
setelah terjadi komplikasi pada organ target seperti pada ginjal, mata, otak dan jantung
(Julius, 2008). Sebagian besar manifestasi klinis timbul setelah mengalami hipertensi
bertahun-tahun, dan berupa :5
- Nyeri kepala saat terjaga, kadang-kadang disertai mual dan muntah, akibat
peningkatan tekanan darah intrakranium
- Penglihatan kabur akibat kerusakan retina karena hipertensi

3
- Ayunan langkah yang tidak mantap karena kerusakan susunan saraf pusat
- Nokturia karena peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi glomerulus
- Edema dependen dan pembengkakan akibat peningkatan tekanan kapiler

Pemeriksaan Penunjang
- Hematologi lengkap
- Gula darah
- Profil lemak
- Fungsi ginjal : Urea N, kreatinin, asam urat, albumin urin kuantitatif
- Gangguan elektrolit : Natrium, kalium
- EKG

Penatalaksanaan
Pada dasarnya penatalaksanaan atau pengobatan hipertensi meliputi terapi
farmakologik dan non farmakologik. Terapi non farmakologi antara lain dengan mengubah
pola hidup antara lain dengan mengurangi asupan garam, alkohol, rokok, menurunkan berat
badan, melakukan olah raga secara teratur, mengendalikan stress, emosi dan lebih tawakal.
Dan terapi farmakologik ditentukan oleh jenis hipertensi berdasarkan faktor resiko.6

Pilihan obat :
Hipertensi tanpa komplikasi : Diuretik, Beta bloker, penghambat kanal kalsium.
Indikasi tertentu : Inhibitor ACE, penghambat reseptor, Angiostensin II, alfa
bloker, beta bloker, antagonis Ca, diuretic.
Indikasi yang sesuai :
(1)diabetes mellitus type 1 dengan proteinuria : inhibitor ACE.
(2) Gagal jantung : inhibitor ACE, diuretic.
(3) Hipertensi sistolik terisolasi : diuretic, antagonis Ca, dihidropiridin kerja lama.
(4) Infark miokard : beta bloker (non-ISA), inhibitor ACE (dengan disfungsi
sistolik).

Setelah keberhasilan dalam menontrol tekanan darah selama setahun, terutama bila
terjadi modifikasi gaya hidup yang bermakna, pasien hipertensi tanpa komplikasi dapat
dipertimbangkan untuk menjalani terapi pengurangan, meliputi :
- Pengurangan obat harus dilakukan secara perlahan dengan tindak lanjut yang
ketat.
- Pasien harus selalu diperiksa secara teratur karena hipertensi dapat kembali
setelah beberapa bulan bahkan beberapa tahun setelah obat dihentikan.6

Terapi yang adekuat secara bermakna menurunkan risiko terjadinya penyakit jantung,
stroke, dan gagal jantung kongestif. Keberhasilan terapi bergantung pada pendidikan pasien,
pemilihan obat yang tepat, tindak lanjut yang cermat, dan pembahasan strategi secara
berulang bersama pasien.6

BAB III
LAPORAN KASUS

I. Identitas Pasien

4
a. Nama : Pak. Basuri
b. Umur : 70 tahun
c. Jenis Kelamin : Laki-Laki
d. Pekerjaan : Pedagang
e. Pendidikan : SD (tamat)
f. Alamat : Semeru 6 RT/RW: 05/09 NO: 10A
g. Telepon : tidak punya

II. Riwayat Biologis Keluarga


a. Keadaan Kesehatan sekarang : Cukup baik
Keadaan kesehatan dikatakan cukup baik karena baru saja mengkonsumsi obat
dari dokter
b. Kebersihan Perorangan : Baik
Kebersihan pasien dapat dikatakan baik karena yang terlihat dari hygiene rambut,
tangan dan kaki tampak bersih. Gigi geligi dan pakaian yang digunakan pun
tampak bersih.
c. Keluhan yang sering diderita : sakit kepala, badan terasa pegal-pegal
d. Penyakit keturunan : ada (hipertensi)
e. Penyakit kronis/menular : tidak ada
f. Kecacatan anggota keluarga : tidak ada
g. Pola Makan : Baik
Pola makan pasien dapat dikatakan baik karena dari yang terlihat dari pola
konsumsi harian cukup teratur. menurut pengakuan pasien, pasien mendapat
makanan dengan gizi yang lengkap yaitu karbohidrat, protein dan mineral dan
sedikit lemak.
h. Pola istirahat : Kurang
i. Jumlah Anggota Keluarga : 6 orang

III. Psikologis Keluarga


a. Kebiasaan buruk : tidak ada
b. Pengambil keputusan : pengambil keputusan adalah pasien.
c. Ketergantungan obat : tidak ada ketergantungan obat.
Keluarga tersebut hanya mengkonsumsi obat atas anjuran dari puskesmas atau
dokter praktik umum di sekitar rumah.
d. Tempat mencari pelayanan kesehatan: Puskesmas
e. Pola Rekreasi : Kurang

IV. Keadaan Rumah/Lingkungan


a. Jenis bangunan : Rumah permanen
b. Lantai rumah : Keramik
c. Luas rumah : 4 x 8 m2
d. Penerangan : cukup
e. Kebersihan : cukup
Kebersihan rumah pasien dapat digolongkan ke cukup karena rumah pasien tidak terlalu
bersih. Selain itu, kursi, dinding, plafon dan horden rumah pasien agak berdebu dan
sedikit berantakan.
f. Ventilasi : kurang
Ventilasi untuk keluar masuk cahaya dan udara sangat kurang.
g. Dapur : Ada

5
h. Jamban keluarga : ada
i. Sumber Air minum : air aquades
j. Sumber Pencemaran air : ada
k. Pemanfaatan pekarangan : tidak ada
l. Sistem pembuangan air limbah : ada
m. Tempat pembuangan sampah : ada
n. Sanitasi lingkungan : kurang

V. Spiritual Keluarga
a. Kegiatan beribadah : baik
b. Keyakinan tentang Kesehatan: baik

VI. Keadaan Sosial Keluarga


a. Tingkat pendidikan : rendah karena tamatan SD.
b. Hubungan anggota keluarga : baik
c. Hubungan dengan orang lain : baik
Karena pasien sering dibantu dengan tetangga sekitar dan saling menengur sapa bila
berpapasan
d. Kegiatan organisasi social : baik
e. Keadaan ekonomi : cukup

VII. Kultural Keluarga


a. Adat yang berpengaruh : jawa

VIII. Daftar Anggota Keluarga


No Nama Hub dgn Umur Pendidikan Pekerjaan Keadaan Imunisasi
KK kesehatan

1. Pak. Basuri Suami 70 thn SD Pedagang Sakit -


(Hipertensi)
2. Ibu. Asri Istri 64 thn SD Ibu RT Sakit -
(Hipertensi,
Jantung)
3. Bpk. Sahroni Anak 36 thn SMA Kuli Sehat Lengkap
4. Ibu. Eha Menantu 36 thn SMA Ibu RT Sehat Lengkap
5. Aldi Cucu 20 thn SMK Pelajar Sehat Lengkap
6. Fadli Cucu 11 thn SD Pelajar Sehat Lengkap

Anamnesis :
A. Keluhan Utama : sering sakit kepala

B. Keluhan Tambahan : badan pegal-pegal

C. Riwayat Penyakit Sekarang : Tekanan darah masih tinggi, Pusing, Sering


stress, Pola tidurnya tidak teratur

D. Riwayat Penyakit Dahulu : Hipertensi

6
E. Riwayat Pengobatan : Captopril (awal) diganti dengan nifedipine
10mg, amoxicilin 500mg
F. Riwayat Keluarga : Ayah dari orang tua Pak Basuri mengidap
Hipertensi tapi sudah meninggal

G. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Tanda vital :
TD : 140/100 mm
RR : 24 x/menit
Nadi : 80 x/menit

Suhu : 37 C

H. Diagnosis Penyakit : Hipertensi grade 1

I. Diagnosis Keluarga : Dalam keluarga pasien, status kesehatan


semua keluarga pasien baik, kecuali istinya

J. Anjuran Penatalaksanaan Penyakit :


a. Promotif :
Meningkatkan kesadaran pasien terhadap kesehatannya, dengan memotivasi
pasien untuk tetap terus beraktifitas atau berolahraga yang ringan, misal berjalan
kaki pada pagi hari.
Mendorong keluarga pasien untuk mendukung pengobatan yang dijalani pasien.
Memberikan pengertian pada pasien bahwa penyakit yang diderita dapat
dikontrol untuk mencegah timbulnya komplikasi.

b. Preventif :
Mengupayakan pasien untuk tidak mengkonsumsi makanan-makanan yang
mengandung kadar gula dan garam yang tinggi atau makanan yang mengandung
banyak lemak, dan memperbanyak makan serat, seperti buah dan sayuran.
Meminum obat-obatan secara teratur untuk mencegah timbulnya gejala.

c. Kuratif :
Pihak Puskesmas tetap terus memberi pengobatan setiap kali pasien datang untuk
memeriksakan kesehatannya. Obat yang diberikan adalah Nifedipine

d. Rehabilitatif :
Mengupayakan pasien untuk tetap terus memeriksakan dirinya ke Puskesmas
agar tekanan darah tetap terkontrol dan tetap memotivasi pasien agar menelan
obat yang diberi secara teratur.

7
K. Prognosis
a. Penyakit :
Bila pasien teratur meminum obat yang diberikan dan selalu memeriksa tekanan
darahnya ke Puskesmas secara teratur, dan didukung dengan pola hidup sehat yang baik
maka prognosis penyakit pasien adalah baik (dubia et bonam).

b. Keluarga :
Adanya hubungan yang baik antar anggota keluarga pasien serta keluarga yang sangat
mendukung kesehatan pasien dapat membuat suasana keluarga yang sehat jasmani dan
rohani dan prognosisnya baik untuk pasien maupun keluarganya.

c. Masyarakat :
Adanya hubungan sosial yang baik antar masyarakat di tempat pasien tinggal yang
sangat mendukung kesehatan pasien dapat membesarkan hati pasien untuk mengontrol
penyakitnya. Prognosisnya dubya ad bonam untuk pasien maupun masyarakat.

BAB IV
PENUTUP

Kesimpulan
Diagnosis pada pasien ini adalah hipertensi Grade I terkontrol . Keberhasilan dalam
penatalaksanaan penyakit sangat bergantung pada motivasi dan perhatian keluarga terhadap
penyakit pasien.

Daftar Pustaka
1. Perhimpunan Hipertensi Indonesia. Konsesus Penatalaksanaan Hipertensi Dengan
Modifikasi Gaya Hidup. Jakarta : InaSH, 2011.
2. Yogiantoro, Mohammad. Hipertensi Esensial dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam
Edisi V Jilid III. Jakarta : Interna Publishing, 2009.
3. Nafrialdi. Antihipertensi dalam Buku Farmakologi dan Terapi Edisi 5. Jakarta : Balai
Penerbit FKUI, 2008
4. Departemen Kesehatan RI. Pedoman Teknis Penemuan dan Penatalaksanaan Penyakit
Hipertensi. Jakarta : Deartemen Kesehatan R.I. , 2006.
5. Perhimpunan Hipertensi Indonesia. Ringkasan Eksklusif Penaggulangan Hipertensi.
Jakarta : InaSH, 2007.

8
6. Roesma, Jose. Krisis Hipertensi dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi V Jilid
III. Jakarta : Interna Publishing, 2009.

LAMPIRAN DOKUMENTASI

gambar 1. Saya dan keluarga pasien gambar 2. Ruang tamu

Gambar 3. Ventilasi Gambar 4. Dapur

9
Gambar 5. Kamar mandi dan WC Gambar 6. Kamar tidur 1

Gambar 7. Gambar tidur 2 Gambar 8. Kamar tidur 3

10

You might also like