Professional Documents
Culture Documents
Kedokteran Keluarga
Email: ema.manalu@gmail.com
Pendahuluan
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah secara menetap diatas atau sama dengan
140/90 mmHg. Berbagai factor resiko yang sudah dikenal seperti gaya hidup tidak aktif,
merokok, dislipidemi, kelebihan berat badan terutama kelebihan lingkar perut dan stress
mempunyai peran sebesar 90-95% dalam terjadinya hipertensi.1
Dalam panduan penanganan hipertensi, perubahan gaya hidup direkomendasikan
meliputi diet sehat (makanan tinggi buah, sayuran, produk susu rendah lemak, rendah lemak
jenuh, kolesterol, dan rendah garam), aktivitas fisik teratur, konsumsi alcohol risiko rendah,
,memperoleh dan mempertahankan berat badan ideal, lingkar pinggang ideal dan lingkungan
bebas asap rokok.
Sampai saat ini hipertensi masih tetap menjadi masalah karena beberapa hal, antara
lain meningkatnya prevalensi hipertensi, masih banyaknya pasien hipertensi yang belum
mendapat pengobatan maupun yang sudah diobati tetapi tekanan darahnya belum mencapai
target, serta adanya penyakit penyerta dan komplikasi yang dapat meningkatkan morbiditas
dan mortalitas.1
Rumusan Masalah
Masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah mengenai penyakit Hipertensi,
yang umumnya terjadi pada usia dewasa. Belakangan penderita Hipertensi di dalam
masyarakat meningkat karena faktor pola hidup yang makin memburuk, misalnya saja
kurangnya berolahraga, makan makanan atau minum minuman yang tidak sehat (asin dan
berlemak) dan sebagainya.1
1
Tujuan
Dengan melakukan kegiatan kunjungan langsung kepada pasien puskesmas, diharapkan dapat
menambah wawasan mengenai Hipertensi yang ada pada kasus di lapangan. Kasus di
lapangan dapat saja memiliki variasi dan sedikit berbeda dengan teori yang ada, namun
dengan sedikit dasar, pencegahan dan penanganan terhadap Hipertensi ini tidak lagi asing.
Dengan mengetahui kejadian Hipertensi di lapangan, diharapkan menambah pengetahuan
yang lebih baik mengenai Hipertensi ditinjau dari sisi kemasyarakatannya.1
Sasaran
Sasaran yang kita tuju adalah pasien yang merupakan penderita Hipertensi, dan juga
sekelompok masyarakat atau komunitas yang harus kita berikan edukasi guna mencegah
peningkatan penderita penyakit Hipertensi.1
PEMBAHASAN
Definisi
Menurut WHO adalah peningkatan tekanan sistolik lebih besar atau sama dengan 140
mmHg dan atau tekanan diastolik sama atau lebih besar dari 90 mmHg secara konsisten
dalam beberapa waktu. Hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya didefinisikan sebagai
hipertensi esensial. Beberapa penulis lebih memilih istilah hipertensi primer, untuk
membedakannya dengan hipertensi lain yang sekunder karena sebab-sebab yang diketahui.2
Metode
Metode yang penulis gunakan untuk mengumpulkan data ini adalah dengan
melakukan kunjungan langsung ke rumah pasien dengan mendapat alamat dan data dasar dari
Puskesmas Grogol 3
Klasifikasi Hipertensi
Menurut The Seventh Report of The Joint National Committee on Prevention,
Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure (JNC 7) klasifikasi tekanan
darah pada orang dewasa terbagi menjadi kelompok normal, prahipertensi, hipertensi derajat
I, dan derajat II.2
2
Etiologi
Pada 90-95% orang mengalami peningkatan tekanan darah (hipertensi esensial) yang
sebabnya tidak diketahui yang ditingkatkan oleh gaya hidup yang kurang aktif, merokok,
berat badan berlebih, diet tinggi lemak, konsumsi alcohol dan stress. Pada 5-10% orang
(hipertensi sekunder) mempunyai penyakit lain yang mendasari menyebabkan tingginya
tekanan darah dan memerlukan pengobatan segera.3
Terdapat faktor-faktor risiko yang berperan dalam hipertensi. Faktor resiko yang
dapat diubah dan tidak dapat diubah.
Faktor Faktor yang dapat diubah termasuk gaya hidup, antara lain :3
- Merokok
- Kurang aktivitas fisik
- Kelebihan berat badan
- Diet tinggi lemak
- Asupan garam berlebih
- Konsumsi alcohol berlebih
Faktor Faktor yang tidak dapat diubah, antara lain :3
- Riwayat keluarga dengan hipertensi
- Usia > 45 tahun pada pria dan >55 tahun pada wanita
- Etnik / suku bangsa
Patofisiologi.
Teori terkini mengenai hipertensi :4
o Peningkatan aktivitas sistem saraf simpatis (SNS)
1) Respons maladaptive terhadap stimulasi saraf simpatis.
2) Perubahan gen pada reseptor ditambah kadar katekolamin serum
yang menetap.
o Peningkatan aktivitas sistem rennin-angiotensin-aldosteron (RAA)
1) Secara langsung menyebabkan vasokonstriksi tetapi juga
meningkatkan aktivitas SNS dan menurunkan kadar
prostaglandin vasodilator dan oksida nitrat.
2) Memediasi kerusakan organ akhir pad jantung (hipertrofi),
pembuluh darah, dan ginjal.
3) Memediasi remodeling arteri (perubahan struktural pada dinding
pembuluh darah)
o Defek pada transport garam dan air
1) Gangguan aktivitas peptida natriuretik otak, peptida natriuretik
atrial, adrenomedulin, urodilatin, dan endotelin.
2) Berhubungan dengan asupan diet kalsium, magnesium, dan
kalium yang rendah.
3
- Ayunan langkah yang tidak mantap karena kerusakan susunan saraf pusat
- Nokturia karena peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi glomerulus
- Edema dependen dan pembengkakan akibat peningkatan tekanan kapiler
Pemeriksaan Penunjang
- Hematologi lengkap
- Gula darah
- Profil lemak
- Fungsi ginjal : Urea N, kreatinin, asam urat, albumin urin kuantitatif
- Gangguan elektrolit : Natrium, kalium
- EKG
Penatalaksanaan
Pada dasarnya penatalaksanaan atau pengobatan hipertensi meliputi terapi
farmakologik dan non farmakologik. Terapi non farmakologi antara lain dengan mengubah
pola hidup antara lain dengan mengurangi asupan garam, alkohol, rokok, menurunkan berat
badan, melakukan olah raga secara teratur, mengendalikan stress, emosi dan lebih tawakal.
Dan terapi farmakologik ditentukan oleh jenis hipertensi berdasarkan faktor resiko.6
Pilihan obat :
Hipertensi tanpa komplikasi : Diuretik, Beta bloker, penghambat kanal kalsium.
Indikasi tertentu : Inhibitor ACE, penghambat reseptor, Angiostensin II, alfa
bloker, beta bloker, antagonis Ca, diuretic.
Indikasi yang sesuai :
(1)diabetes mellitus type 1 dengan proteinuria : inhibitor ACE.
(2) Gagal jantung : inhibitor ACE, diuretic.
(3) Hipertensi sistolik terisolasi : diuretic, antagonis Ca, dihidropiridin kerja lama.
(4) Infark miokard : beta bloker (non-ISA), inhibitor ACE (dengan disfungsi
sistolik).
Setelah keberhasilan dalam menontrol tekanan darah selama setahun, terutama bila
terjadi modifikasi gaya hidup yang bermakna, pasien hipertensi tanpa komplikasi dapat
dipertimbangkan untuk menjalani terapi pengurangan, meliputi :
- Pengurangan obat harus dilakukan secara perlahan dengan tindak lanjut yang
ketat.
- Pasien harus selalu diperiksa secara teratur karena hipertensi dapat kembali
setelah beberapa bulan bahkan beberapa tahun setelah obat dihentikan.6
Terapi yang adekuat secara bermakna menurunkan risiko terjadinya penyakit jantung,
stroke, dan gagal jantung kongestif. Keberhasilan terapi bergantung pada pendidikan pasien,
pemilihan obat yang tepat, tindak lanjut yang cermat, dan pembahasan strategi secara
berulang bersama pasien.6
BAB III
LAPORAN KASUS
I. Identitas Pasien
4
a. Nama : Pak. Basuri
b. Umur : 70 tahun
c. Jenis Kelamin : Laki-Laki
d. Pekerjaan : Pedagang
e. Pendidikan : SD (tamat)
f. Alamat : Semeru 6 RT/RW: 05/09 NO: 10A
g. Telepon : tidak punya
5
h. Jamban keluarga : ada
i. Sumber Air minum : air aquades
j. Sumber Pencemaran air : ada
k. Pemanfaatan pekarangan : tidak ada
l. Sistem pembuangan air limbah : ada
m. Tempat pembuangan sampah : ada
n. Sanitasi lingkungan : kurang
V. Spiritual Keluarga
a. Kegiatan beribadah : baik
b. Keyakinan tentang Kesehatan: baik
Anamnesis :
A. Keluhan Utama : sering sakit kepala
6
E. Riwayat Pengobatan : Captopril (awal) diganti dengan nifedipine
10mg, amoxicilin 500mg
F. Riwayat Keluarga : Ayah dari orang tua Pak Basuri mengidap
Hipertensi tapi sudah meninggal
G. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Tanda vital :
TD : 140/100 mm
RR : 24 x/menit
Nadi : 80 x/menit
Suhu : 37 C
b. Preventif :
Mengupayakan pasien untuk tidak mengkonsumsi makanan-makanan yang
mengandung kadar gula dan garam yang tinggi atau makanan yang mengandung
banyak lemak, dan memperbanyak makan serat, seperti buah dan sayuran.
Meminum obat-obatan secara teratur untuk mencegah timbulnya gejala.
c. Kuratif :
Pihak Puskesmas tetap terus memberi pengobatan setiap kali pasien datang untuk
memeriksakan kesehatannya. Obat yang diberikan adalah Nifedipine
d. Rehabilitatif :
Mengupayakan pasien untuk tetap terus memeriksakan dirinya ke Puskesmas
agar tekanan darah tetap terkontrol dan tetap memotivasi pasien agar menelan
obat yang diberi secara teratur.
7
K. Prognosis
a. Penyakit :
Bila pasien teratur meminum obat yang diberikan dan selalu memeriksa tekanan
darahnya ke Puskesmas secara teratur, dan didukung dengan pola hidup sehat yang baik
maka prognosis penyakit pasien adalah baik (dubia et bonam).
b. Keluarga :
Adanya hubungan yang baik antar anggota keluarga pasien serta keluarga yang sangat
mendukung kesehatan pasien dapat membuat suasana keluarga yang sehat jasmani dan
rohani dan prognosisnya baik untuk pasien maupun keluarganya.
c. Masyarakat :
Adanya hubungan sosial yang baik antar masyarakat di tempat pasien tinggal yang
sangat mendukung kesehatan pasien dapat membesarkan hati pasien untuk mengontrol
penyakitnya. Prognosisnya dubya ad bonam untuk pasien maupun masyarakat.
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Diagnosis pada pasien ini adalah hipertensi Grade I terkontrol . Keberhasilan dalam
penatalaksanaan penyakit sangat bergantung pada motivasi dan perhatian keluarga terhadap
penyakit pasien.
Daftar Pustaka
1. Perhimpunan Hipertensi Indonesia. Konsesus Penatalaksanaan Hipertensi Dengan
Modifikasi Gaya Hidup. Jakarta : InaSH, 2011.
2. Yogiantoro, Mohammad. Hipertensi Esensial dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam
Edisi V Jilid III. Jakarta : Interna Publishing, 2009.
3. Nafrialdi. Antihipertensi dalam Buku Farmakologi dan Terapi Edisi 5. Jakarta : Balai
Penerbit FKUI, 2008
4. Departemen Kesehatan RI. Pedoman Teknis Penemuan dan Penatalaksanaan Penyakit
Hipertensi. Jakarta : Deartemen Kesehatan R.I. , 2006.
5. Perhimpunan Hipertensi Indonesia. Ringkasan Eksklusif Penaggulangan Hipertensi.
Jakarta : InaSH, 2007.
8
6. Roesma, Jose. Krisis Hipertensi dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi V Jilid
III. Jakarta : Interna Publishing, 2009.
LAMPIRAN DOKUMENTASI
9
Gambar 5. Kamar mandi dan WC Gambar 6. Kamar tidur 1
10