You are on page 1of 28

Disusun Oleh :

Nama : Nevi Kurniati

NIM : 01022681721028

Mata Kuliah : Ekonomi Makro

Dosen : Dr. Anna Yulianita, S.E, M.Si

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS ILMU EKONOMI

PASCASARJANA UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2017/2018
BAB I

PENDAHULUAN

Pasar dalam secara umum didefinisikan sebagai tempat bertemunya antara penjual
dan pembeli untuk melakukan transaksi ekonomi yaitu membeli atau menjual barang dan jasa
atau sumber daya ekonomi atau faktor faktor produksi lainnya. Dalam ilmu ekonomi pasar
didefinisikan sebagai besarnya permintaan dan penawaran pada suatu jenis barang atau jasa
tertentu.
Jadi pasar merupakan permintaan dan penawaran secara keseluruhan untuk barang
atau jasa tertentu. Pasar dalam ekonomi makro meliputi; pasar barang atau jasa, pasar tenaga
kerja, pasar uang dan modal.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pasar Barang atau Jasa


Pasar barang adalah pasar dimana semua barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu
negara dan dalam jangka waktu tertentu. Permintaan dalam pasar barang merupakan agregasi
dari semua permintaan akan barang dan jasa di dalam negeri, sementara yang menjadi
penawarannya adalah semua barang dan jasa yang diproduksi dalam negeri.
Ciri-Ciri Pasar Barang
Adanya calon penjual dan pembeli didalam pasar
Adanya suatu barang atau jasa yang hendak diperjual belikan didalam pasar
Adanya sebuah Interaksi antara sih penjual dan pembeli baik secara langsung maupun
tidak langsung
Adanya suatu proses permintaan dan penawaran oleh kedua belah pihak.
Macam-Macam Pasar Barang
Pasar barang bisa dibagi lagi menjadi dua macam, yaitu sebagai berikut :

1. Pasar Barang Nyata/Riil


Pasar barang nyata ialah sebuah pasar yang menjual produk dalam bentuk barang yang
bentuk dan fisiknya jelas. Pasar ini mempertemukan antara penjual dengan pembeli secara
langsung (face to face) dan ada tawar-menawar, ada barang dagangan, ada transaksi,
penyerahan barang secara langsung.
Contohnya yaitu Pasar Kebayoran Lama, Pasar Senen, pasar malam, pasar kaget, dan lain-
lain.

2. Pasar Barang Abstrak


Pasar barang abstrak yaitu sebuah pasar yang menjual produk yang tidak terlihat atau tidak
riil secara fisik. Pasar ini mempertemukan penjual dan pembeli, di mana penjual hanya
membawa contoh barang saja atau dalam pasar tersebut tawar-menawar dilakukan melalui
internet, surat kabar, telepon, faximile.
Contoh jenis pasar ini adalah pasar komoditas yang menjual barang semu seperti pasar karet,
pasar tembakau, pasar timah, pasar kopi dan lain sebagainya.

2.1.1 Pasar Barang atau jasa dilihat dari Teori Klasik


Menurut teori klasik, di pasar barang tidak mungkin terjadi kelebihan produksi atau
kekurangan produksi untuk jangka waktu yang lama. Pendapat semacam ini dilandasi oleh
adanya kepercayaan di kalangan kaum klasik bahwa di dunia yang nyata ini :
a) Hukum Say (Says law) yang mengatakan bahwa setiap barang yang diproduksi selalu
ada yang membutuhkannya (memintanya) (supply creates its own demand) berlaku dan
b) harga-harga dari hampir semua barang-barang dan jasa-jasa adalah fleksibel, yaitu bias
dengan mudah berubah (naik atau turun) sesuai dengan tarik-menarik antara
penawarannya dan permintaannya.

Hukum Say mengatakan bahwa supply creates its own demand, berdasarkan logika
bahwa setiap proses produksi mempunyai dua akibat :
a) menghasilkan barang/jasa sebagai hasil produksi, dan
b) memberikan penghasilan kepada pemilik faktor-faktor produksi yang digunakan dalam
proses produksi tersebut, yang jumlahnya senilai dengan nilai dari hasil produksi tersebut.
Jadi secara total di dalam suatu masyarakat pada suatu waktu selalu terdapat cukup
penghasilan untuk dibelanjakan pada hasil-hasil produksinya. Kekurangan permintaan akan
suatu barang tertentu masih bisa terjadi, tetapi bahwa secara agregat permintaan masyarakat
tidak cukup untuk membeli hasil-hasil produksinya sendiri adalah tidak masuk akal.
Kelebihan produksi secara umum adalah tidak mungkin. Harga-harga cukup fleksibel
untuk menampung tarik menarik permintaan dan penawaran, maka bila seandainya barang A
yang telah diproduksi tidak bisa terjual, mekanisme harga akan mengakibatkan harga barang
A turun, dan akan mengakibatkan sesuai dengan hukum permintaan, kenaikan dari jumlah
barang A yang diminta konsumen. Kalau harga barang A cukup fleksibel, maka harga
tersebut akan terus turun sampai semua kelebihan produksi barang A habis terjual.
Perekonomian sekali lagi ada pada posisi keseimbangan antara permintaan dan penawaran
baik secara makro maupun secara mikro (full employment). Jadi bagi suatu perekonomian
(laissez faire) posisi di luar posisi keseimbangan ini selalu merupakan keadaan sementara
saja. Posisi keseimbangan (full employment) inilah yang merupakan posisi yang normal
bagi perekonomian.

2.1.2 Pasar Barang atau jasa dilihat dari Teori Keynes


Kemungkinan Kelebihan Produksi. Keynes menolak Hukum Say. Menurut Keynes
kelebihan produksi secara umum bisa terjadi. Kelebihan penawaran (supply) ini terjadi bila
permintaan (demand) masyarakat akan barang-barang/jasa tidak cukup kuat. Keynes masih
menerima pendapat Say bahwa setiap proses produksi mempunyai akibat ganda, yaitu
menghasilkan output dan penghasilan. Tetapi daya beli yang dimiliki oleh masyarakat tidak
selalu harus sama dengan daya beli yang betul-betul dibelanjakan oleh masyarakat di pasar
barang. Sebagian dari daya beli tersebut memang dibelanjakan (permintaan efektif) dan
sebagian lagi akan ditabung. Menabung tidak menambah permintaan efektif di pasar barang.
Untuk menerangkan pendapat Keynes, misalnya dalam perekonomian hanya ada dua
sektor : sektor rumah tangga dan sektor produsen. Daya beli sektor rumah tangga sebagian
ditabung di lembaga keuangan. Hanya apabila tabungan tersebut dipinjamkan kepada sektor
produsen untuk membiayai investasi mereka, maka daya beli tersebut menjadi permintaan
efektif di pasar barang. Kalau misalnya para produsen hanya mau mempergunakan separoh
dari tabungan tersebut, maka ini berarti bahwa permintaan efektif di pasar barang berjumlah
kurang dari nilai keseluruhan output yang ditawarkan di pasar tersebut. Dengan kata lain
tidak semua barang yang diproduksi akan terbeli.
KemungkinanKekurangan Produksi. Besar kecilnya permintaan efektif (total) sangat
tergantung pada keputusan para konsumen (rumah tangga) mengenai besar pengeluaran
konsumsinya dan keputusan para produsen mengenai besarnya investasi yang mereka ingin
laksanakan dalam periode tersebut.
Menurut Keynes, keputusan pengeluaran konsumsi rumah tangga cukup stabil dan
biasanya hanya berubah apabila tingkat pendapatan rumah tangga berubah. Menurut Keynes,
yang sulit diterka adalah perilaku produsen dalam pengeluaran investasinya, sehingga gejolak
pengeluaran investasi inilah yang sangat menentukan gejolak GDP dan kesempatan kerja.
Apabila pengeluaran investasi yang diinginkan para produsen ternyata lebih besar
daripada dana yang ditabung oleh sektor rumah tangga, maka ini berarti bahwa permintaan
efektif lebih besar daripada nilai output yang tersedia. Berapa besar kelebihan permintaan
efektif ini akan mengakibatkan kenaikan GDP dan berapa besar akan mengakibatkan
kenaikan harga, tergantung pada tersedianya kapasitas produksi yang belum terpakai dalam
masyarakat. Bila masih cukup banyak kapasitas produksi yang belum bekerja secara penuh,
maka kelebihan permintaan efektif akan menaikan produksi (GDP) pada periode berikutnya
tanpa menaikkan harga-harga. Tetapi apabila kapasitas produksi sudah dalam pengerjaan
penuh, maka kelebihan permintaan efektif tersebut tidak bisa diimbangi dengan kenaikan
produksi (GDP), sehingga kelebihan permintaan seluruhnya akan mengakibatkan kenaikan
harga-harga (inflasi).

2.1. 3 Keseimbangan Pasar Barang atau jasa


Kapan keseimbangan pasar barang dan jasa terjadi. Keseimbangan pasar barang-jasa
tercapai bila penawaran barang dan jasa (aggregate supply) telah sama dengan
permintaannya (aggregate demand) atau bila total produksi sama dengan total pengeluaran.
Y = AE
C+S=C+I
S=I
f(Y) = f(r)
Pada saat itu, tingkat tabungan (saving) yang mewakili sisi penawaran agregrat, telah
sama dengan investasi (invesment) yang mewakili sisi permintaan agregrat. Kondisi tersebut
digambarkan oleh sebuah kurva yang disebut kurva IS (IS curve). Nama kurva IS dikaitkan
dengan kondisi dimana invesment = saving (I=S). Dengan demikian kurva IS didefinisikan
sebagai kurva yang menunjukkan hubungan antara berbagai tingkat bunga dengan
pendapatan nasional yang menjamin (memungkinkan) pasar barang dalam keadaan seimbang.
2.1.3.1 Penurunan Kurva IS
Untuk menurunkan kurva IS dibutuhkan dua kurva, yaitu kurva keseimbangan
keynesina dan kurva permintaan investasi. Agar proses penurunan (derivasi) kurva IS dapat
lebih mudah diiuti, fungsi konsumsi dan investasi diasumsikan linier. Diagram I
menunjukkan penurunan kurva IS
DIAGRAM I

Diagram I menunjukkan fungsi investasi, dimana penurunan di dalam tingkat bunga


yaitu dari i0 ke i1 telah menyebabkan investasi naik dari I0 ke I1 . Dalam diagram II
ditunjukkan bagaimana kenaikan dalam investasi akibat dari penurunan tingkat bunga telah
menyebabkan kurva permintaan atau pengeluaran agregat (AD) bergeser ke kiri atas yaitu
dari AD0 ke AD1 , yang selanjutnya akan mendorong pendapatan naik dari Y0 ke Y1 .
Sedangkan diagram III menunjukkan kurva IS yang menghubungkan tingkat bunga dan
pendapatan, dimana tingkat bunga yang semakin rendah telah menyebabkan pendapatan
semakin besar, dan sebaliknya.

2.1.3.2 Pegeseran Kurva IS


Seandainya pengaruh kebijakan fiskal pemerintah diabaikan, maka kurva IS akan
bergeser jika pengeluaran investasi otonomus berubah. Diagram II berikut menunjukkan jika
investasi otonomus makin besar,

Investasi
Investasi otonomus meningkat
otonomus
menurun

0 Y

2.2 Pasar Tenaga Kerja

Pasar Tenaga Kerja dapat diartikan sebagai suatu pasar yang mempertemukan penjual
dan pembeli tenaga kerja. Sebagai penjual tenaga kerja di dalam pasar ini ialah para pencari
kerja (Pemilik Tenaga Kerja), sedangkan sebagai pembelinya yaitu orang-orang / lembaga
yang memerlukan tenaga kerja. Pasar tenaga kerja diselenggarakan dengan maksud untuk
mengkoordinasi pertemuan antara para pencari kerja dan orang-orang atau lembaga-lembaga
yang membutuhkan tenaga kerja.
Dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja dari perusahaan, maka pasar
tenaga kerja ini dirasakan bisa memberikan jalan keluar bagi perusahaan untuk memenuhinya.
Dengan demikian tidak terkesan hanya pencari kerja yang mendapat keuntungan dari adanya
pasar ini. Untuk menciptakan kondisi yang sinergi antara kedua belah pihak, yakni antara
penjual dan pemberi tenaga kerja maka diperlukan kerjasama yang baik antara semua pihak
yang terkait, yaitu penjual tenaga kerja, pembeli tenaga kerja, dan pemerintah.
Fungsi Pasar Tenaga Kerja
Pasar tenaga kerja memiliki fungsi yang sangat luas, baik dalam sektor ekonomi
maupun sektor-sektor yang lain. Fungsi Pasar Tenaga Kerja yakni sebagai berikut :
Berfungsi untuk Sarana Penyaluran Tenaga Kerja,
Berfungsi untuk sarana untuk mendapatkan informasi tentang ketenagakerjaan,
Berfungsi untuk sarana untuk mempertemukan pencari kerja dan orang atau lembaga
yang membutuhkan tenaga kerja.

Manfaat Pasar Tenaga Kerja


Manfaat adanya bursa tenaga kerja yakni :
Bermanfaat untuk membantu para pencari kerja dalam mendapatkan pekerjaan
sehingga bisa mengurangi penggangguran,
Bermanfaat untuk membantu orang-orang atau lembaga-lembaga yang memerlukan
tenaga kerja untuk memperoleh tenaga kerja,
Bermanfaat untuk membantu pemerintah dalam mengatasi permasalahan
ketenagakerjaan.

Jenis-Jenis Pasar Tenaga Kerja


1. Pasar tenaga kerja terdidik, terlatih, tidak terdidik dan tidak terlatih.
Tenaga kerja terdidik yaitu tenaga kerja yang memerlukan pendidikan khusus seperti
dokter, akuntan, guru, dan lain-lain. Adapun tenaga kerja terlatih yaitu tenaga kerja yang
memerlukan latihan dan pengalaman seperti montir, sopir, koki, dan lain-lain.
Ciri-Cirinya :
Pasar tenaga kerja terdidik yaitu pasar yang mempertemukan permintaan dan
penawaran tenaga kerja terdidik.
Pasar tenaga kerja terlatih yaitu pasar yang mempertemukan permintaan dan
penawaran tenaga kerja terlatih.
Pasar tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih yaitu pasar yang
mempertemukan permintaan dan penawaran tenaga kerja tidak terdidik dan tidak
terlatih, seperti tukang angkut, tukang batu, dan lain-lain.
2. Pasar tenaga kerja utama dan biasa

Pasar tenaga kerja utama (primary labour market) yaitu pasar tenaga kerja yang
mempunyai ciri-ciri, sebagai berikut:
o Terjadi pada lingkungan perusahaan besar,
o Manajemen perusahaan sangat baik,
o Tingkat pendidikan dan keterampilan yang dibutuhkan sangat tinggi,
o Gaji dan upah tinggi,
o Jaminan sosial yang baik,
o Disiplin pegawai sangat tinggi,
o Jumlah perpindahan pegawai sedikit.

Pasar tenaga kerja biasa (secondary labour market) yaitu pasar tenaga kerja yang
mempunyai ciri-ciri, sebagai berikut:
o Terjadi pada lingkungan perusahaan kecil,
o Manajemen perusahaan kurang baik,
o Tingkat pendidikan dan keterampilan yang dibutuhkan rendah,
o Gaji dan upah rendah,
o Jaminan sosial kurang baik,
o Disiplin pegawai rendah,
o Sering terjadi perpindahan pegawai.

3. Pasar tenaga kerja intern dan ekstern

Pasar tenaga kerja intern yaitu pasar yang mendahulukan para pegawai yang sudah ada
untuk mengisi lowongan kerja yang dibutuhkan. Ini berarti berkaitan dengan pemberian
promosi (kenaikan jabatan) bagi pegawai yang bersangkutan. Pasar tenaga kerja ekstern
yaitu pasar yang mempersilakan orang luar untuk mengisi lowongan kerja yang dibutuhkan.

4. Pasar tenaga kerja dalam negeri dan luar negeri


Pasar tenaga kerja dalam negeri yaitu pasar tenaga kerja yang terjadi di dalam negeri.
Pasar tenaga kerja luar negeri yaitu pasar tenaga kerja yang terjadi di luar negeri.
Indonesia sebagai negara yang mempunyai jumlah penduduk yang tinggi (kurang
lebih 220 juta) dengan banyaknya jumlah pengangguran akibat krisis ekonomi yang
berkepanjangan dan memunculkan maraknya kejadian PHK (Pemusatan Hubungan Kerja)
sangat membutuhkan jasa pasar tenaga kerja luar negeri. Dengan adanya pasar tenaga kerja
luar negeri, Indonesia dapat mengurangi jumlah pengangguran sekaligus menambah devisa
negara.
5. Pasar Tenaga Kerja Persaingan Sempurna

Dalam pasar tenaga kerja persaingan sempurna terdapat banyak sekali perusahaan.
Oleh karena itu, para tenaga kerja dapat menawarkan jasanya secara perseorangan pada
perusahaan yang diinginkan. Pada pasar ini, setiap tenaga kerja bertindak demi kepentingan
masing-masing dan tidak mendirikan perserikatan seperti serikat pekerja demi mewakili
kepentingan bersama. Pada pasar ini berlaku pula hukum permintaan dan hukum penawaran
seperti pada pasar barang dan jasa (pasar output). Itu berarti, semakin tinggi upah tenaga
kerja, semakin sedikit permintaan terhadap tenaga kerja. Sebaliknya, semakin rendah upah
tenaga kerja, semakin banyak permintaan terhadap tenaga kerja. Hal demikian berlaku pula
pada penawaran, yakni semakin tinggi upah tenaga kerja semakin banyak penawaran tenaga
kerja. Sebaliknya, semakin rendah upah tenaga kerja semakin sedikit penawaran tenaga kerja.

6. Pasar Tenaga Kerja Monopoli

Berbeda dengan pasar tenaga kerja persaingan sempurna, pada pasar ini seluruh
tenaga kerja bersatu, menyatukan kekuatan dan kepentingan dengan bergabung dalam serikat
pekerja atau serikat buruh. Serikat pekerja bertugas mewakili para pekerja dalam menuntut
upah dan fasilitas-fasilitas lain kepada perusahaan demi meningkatkan kesejahteraan pekerja.
Karena bergabung dalam satu kekuatan, yakni serikat pekerja maka para tenaga kerja
memiliki hak monopoli dalam menjual atau menawarkan tenaganya.
Dalam pasar tenaga kerja monopoli, penentuan tingkat upah bisa dilakukan dengan
cara sebagai berikut.
Menuntut upah lebih tinggi dari upah ekuilibrium.
Membatasi penawaran tenaga kerja.
Menambah permintaan tenaga kerja.

7. Pasar Tenaga Kerja Monopsoni

Pasar tenaga kerja monopsoni terjadi jika di satu wilayah tertentu hanya ada satu
perusahaan yang bersedia meminta tenaga kerja, sedangkan para tenaga kerja tidak
mempunyai organisasi seperti serikat pekerja. Ini berarti, kekuatan perusahaan jauh lebih
besar dibanding tenaga kerja. Akibatnya upah yang terjadi umumnya di bawah upah
ekuilibrium atau upah keseimbangan.
8. Pasar Tenaga Kerja Monopoli Bilateral
Pasar tenaga kerja monopoli bilateral terjadi jika terdapat dua kekuatan yang saling
bertentangan. Kekuatan pertama berasal dari para tenaga kerja yang bersatu dalam serikat
pekerja, dan kekuatan kedua berasal dari satu perusahaan yang merupakan satu-satunya
perusahaan yang memakai tenaga kerja. Serikat pekerja yang memberikan penawaran tenaga
kerja mempunyai posisi yang sama kuat dengan perusahaan yang melakukan permintaan
tenaga kerja, sehingga terjadilah keadaan saling memonopoli, yang disebut monopoli bilateral

Kelebihan & Kekurangan Pasar Tenaga Kerja


Kelebihan adanya pasar tenaga kerja :

Untuk membantu mengurangi pengangguran.


Untuk membantu bagi pencari kerja maupun pengusaha/ perusahaan yang
membutuhkan tenaga kerja.
Untuk menambah devisa negara.
Untuk mudah mendapatkan sebuah informasi tentang lowongan pekerjaan baik di
dalam negeri maupun di luar negeri.
Untuk membantu dengan cepat mengisi posisi pekerjaan dengan tenaga kerja yang
sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
Kelemahan adanya pasar tenaga kerja :
Munculnya kegiatan percaloan tenaga kerja.
Munculnya tindakan penipuan dan kekerasan terhadap calon tenaga kerja.

2. 2.1 Pasar Tenaga Kerja Teori Klasik


Menurut teori klasik, bila harga dari tenaga kerja (upah) juga cukup fleksibel maka
permintaan akan tenaga kerja selalu seimbang dengan penawaran akan tenaga kerja. Bahwa
tidak ada kemungkinan timbulnya pengangguran suka rela, artinya pada tingkat upah (riil)
yang berlaku di pasar tenaga kerja semua orang yang bersedia untuk bekerja pada tingkat
upah tersebut akan memperoleh pekerjaan. Mereka yang menganggur, hanyalah mereka
yang tidak bersedia bekerja pada tingkat upah yang berlaku (penganggur yang sukarela).
Proses permintaan dan penawaran tenaga kerja pada pasar tenaga kerja disajikan pada
Gambar 2.2.1
Upah

S
F

Gambar 2.2.1 Teori Klasik : Pasar Tenaga Kerja


W1
W2

D1

D2
O NU NF Orang

Sumbu vertikal menunjukkan tingkat upah riil, sumbu horizontal menunjukkan


jumlah orang yang bekerja di dalam satu masyarakat. D1 adalah kurva permintaan akan
tenaga kerja (total dari kebutuhan oleh produsen-produsen dan pemerintah). S adalah kurva
penawaran tenaga kerja yang menunjukkan berapa orang yang bersedia bekerja pada berbagai
tingkat upah riil. F menunjukkan jumlah angkatan kerja, yaitu semua orang yang mampu dan
bersedia bekerja. Pada posisi ini perekonomian berada pada full employment, di mana
seluruh angkatan kerja yang bersedia bekerja dapat bekerja. Kalau suatu waktu produsen
mengurangi produksinya (karena barang banyak yang belum laku), maka kurva permintaan
akan tenaga kerja akan bergeser ke kiri menjadi D2. Tingkat upah yang berlaku turun dari w1
ke w2, dan jumlah orang yang bekerja turun dari NF ke NU. NF dikurangi NU adalah jumlah
orang yang tidak bekerja, dan mereka menganggur secara sukarela karena tidak mau bekerja
pada tingkat upah yang baru (w2). Bila harga-harga barang sudah saling menyesuaikan maka
semua barang akan terjual dan tingkat produksi menjadi normal kembali, sehingga D2
bergeser kembali ke D1. Akibatnya posisi full employment tercapai kembali, dan sekali lagi
semua yang ada di angkatan kerja bias bekerja, pada tingkat upah riil lama (w1).

2. 2.2 Pasar Tenaga Kerja Menurut Teori Keynes


Dalam teori Keynes, pasar tenaga kerja mengikuti pasar barang. Apabila output (Q)
naik maka jumlah orang yang mendapat pekerjaan atau tingkat employment (N) juga naik.
Sebaliknya, N turun apabila Q turun. Menurut Keynes, anggapan-anggapan kaum Klasik
khususnya mengenai fleksibelitas sempurna dari harga-harga dan tingkat upah dan reaksi
yang cepat dan rasional dari para pelaku ekonomi, tidak selalu cocok dengan kenyataan.
Proses menuju ekuilibrium yang baru, dalam kenyataan, memakan waktu yang kadang-
kadang cukup lama, tergantung pada berapa besar hambatan-hambatan yang merintangi
proses tersebut. Hambatan-hambatan ini termasuk : (a) ketegaran dan fleksibilitas yang tidak
sempurna dari harga-harga dan (terutama) upah, meskipun pengangguran ada di mana-mana,
dan (b) kelambatan reaksi para pelaku ekonomi (produsen, konsumen, buruh) terhadap situasi
ekonomi yang baru.
Kasus hambatan yang sering adalah adanya ketegaran tingkat upah (nominal) untuk
turun, meskipun pada masa depresi dan pengangguran masal. Dari segi kebijaksanaan,
konsepsi Keynes menyarankan bahwa seyogyanya pemerintah tidak mengandalkan pada
proses alamiah dari kaum Klasik. Untuk membawa perekonomiannya ke posisi full
empoyment, pemerintah harus aktif melakukan sesuatu, dan bukanya hanya menunggu
bekerjanya proses alamiah tersebut. Satu tindakan yang bisa uang diambil pemerintah dalam
menghadapi keadaan depresi dan pengangguran adalah meningkatkan pengeluaran
pemerintah (G). Kenaikan G melalui proses multiplier akan menaikkan permintaan agregat
(Z).
Pada kasus sebaliknya, Z naik, maka tindakan pemerintah adalah menurunkan G
melalui misalnya pengurangan pos-pos pengeluaran pemerintah (APBN), dan dapat diperkuat
dengan menaikkan pajak dan tingkat bunga.

Gambar 2.2.2 Teori Keynes : Pasar Tenaga Kerja


2.3 Pasar Uang dan Modal
Pasar uang dan modal adalah interaksi antara permintaan serta penawaran uang dalam
arti hak penggunaan uang di mana yang membutuhkan uang adalah pihak yang akan
mengelola dana yang didapat untuk menghasilkan lebih banyak keuntungan.
Pihak yang menawarkan uang dan modal adalah pihak yang rela menunda
penggunaan uang untuk mendapatkan keuntungan dari dana yang dikeluarkannya untuk
dikelola.Pasar finansial dipengaruhi oleh kebijakan Moneter yaitu kebijakan pemerintah
untuk mempengaruhi jumlah uang yang beredar dan suku bunga.

Fungsi Pasar Uang


Kebutuhan akan adanya pasar uang dilatar belakangi adanya kebutuhan pengusaha
untuk mendapatkan sejumlah dana dalam jangka pendek atau sifatnya harus segera dipenuhi.
Pasar uang mempunyai fungsi yaitu sebagai sarana alternatif bagi lembaga-lembaga
keuangan, perusahaan non keuangan dan peserta - peserta lainnya baik dalam memenuhi
kebutuhan dana jangka pendek maupun dalam rangka memijamkan dana atas kelebihan
likuiditasnya. Pasar uang juga berfungsi sebagai sarana pengendali moneter dalam
melaksanakan operasi pasar terbuka. SBI (Serrifikat Bank Indonesia) sebagai instrumen
dalam melakukan operasi pasar terbuka digunakan untuk kontraksi moneter. Lembaga-
lembaga yang aktif di pasar uang adalah bank komersial, bank dagang, penyalur uang, dan
bank sentral pemerintah. Fungsi yang lain adalah :
1. Mempermudah masyarakat memperoleh dana-dana jangka pendek untuk membiayai
modal kerja atau keperluan jangka pendek lainnya;
2. Memberikan kesempatan masyarakat berpartisipasi dalam pembangunan dengan
membeli Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan Surat Berharga Pasar Uang (SBPU); dan
3. Menunjang program pemerataan pendapatan bagi masyarakat.

Instrumen pasar uang


Instrumen atau surat-surat berharga yang diperjualbelikan dalam pasar uang jenisnya
cukup bervariasi termasuk surat-surat berharga yang diterbitkan oleh badan-badan usaha
swasta dan negara serta lembaga-lembaga pemerintah. Instrumen pasar uang yang ada di
Indonesia, meliputi :
1. Sertifikat Bank Indonesia (SBI) .
SBI adalah surat berharga yang diterbitkan oleh BI sebagai pengakuan hutang yang
berjangka waktu pendek dan diperjual belikan dengan diskonto. Contoh :

Auction of Bank Indonesia Certificates (SBI) and


Bank Indonesia Certificates Sharia (SBIS)
12 July 2012
Auction Date 12 July 2012

Instrument SBI SBIS

Tenor 9 months (273 days) 9 months (272 days)

Settlement Date 12 July 2012 12 July 2012

Due Date 11 April 2013 10 April 2013

Overall Indicative Target Rp9.000,00 Rp300,00

Received Offer Rp8.308,00 Rp132,00

Range of Bid Rate 4,25%-5,00% -

Frequency of Auction 86 5

Absorbed Amount Rp6.285,00 Rp132,00

Stop Out Rate (SOR) SBI 4,50% (full amount) -

Weighted Average SBIs 4,45727% -


Auction

Return of SBIS - 4, 45727%


2. Surat Berharga Pasar Uang (SBBU)
SBPU adalah surat berharga yang diperjualbelikan secara diskonto dengan BI atau
lembaga lainnya yang ditunjuk sebagai pelaksanannya.

3. Sertifikat Deposito
Sertifikat Deposito adalah deposito berjangka dimana bukti simpananya dapat diperjual
belikan.

4. Call Money
Call Money adalah pinjaman singkat antar bank yang sewaktu-waktu dapat ditarik
dengan jangka waktu berkisar antara 1 hari s/d 1 minggu.

5. Commercial Paper
Commercial Paper adalah surat utang tanpa jaminan dengan jangka waktu 2 hari s/d 270
hari.
6. Repurchase Agreement
Repurchase Agreement adalah penjualan suatu surat berharga disertai komitmen dari
penjual bahwa penjual akan membeli kembali surat berharga tersebut pada waktu dan harga
tertentu.

7. Treasury Bills
Treasury Bills adalah surat utang yang diterbitkan oleh negara dengan jangka waktu 90
hari - 1 tahun

8. Promissory Notes
Promissory Notes adalah surat sanggup bayar yang membuktikan adanya utang piutang
jangka pendek antara.

Indikator Pasar Uang


Indikator pasar uang sangat diperlukan untuk mengukur atau paling tidak mengamati
perkembangan pasar uang, Indikator pasar uang meliputi:
1) Suku bunga Pasar Uang Antar Bank (Rp) : Tingkat bunga yang dikenakan oleh bank
terhadap bank lain dalam hal pinjam meminjam dana dalam bentuk rupiah.
2) Volume transaksi Pasar Uang Antar Bank (Rp) : Jumlah transaksi antar bank dalam hal
pinjam meminjam dalam bentuk rupiah.
3) Suku bunga Pasar Uang Antar Bank (US$) : Tingkat bunga yang dikenakan oleh bank
terhadap bank lain dalam hal pinjam meminjam danadalam bentuk US $.
4) Volume transaksi Pasar Uang Antar Bank (US$) : Jumlah transaksi antar bank dalam hal
pinjam meminjam dalam bentuk US $.
5) J1BOR (Jakarta Interbank Offered) : Suku bunga yang ditawarkan untuk transaksi
pinjam meminjam antar bank.
6) Suku bunga deposito Rupiah (%/Th) : Tingkat bunga yang diberikan para deposan yang
mendepositokan uangnya dalam bentuk Rupiah
7) Suku bunga deposito US$ (%/Th) : Tingkat bunga yang diberikan para deposan yang
mendepositokan uangnya dalam bentuk US $.
8) Nilai Tukar Rupiah (Kurs) : Harga suatu mata uang terhadap mata uang lainnya atau nilai
dari suatu mata uang terhadap mata uang lainnya
9) Suku bunga kredit : Tingkat bunga kredit yang dikenakan bank atau lembaga keuangan
lainnya kepada para kreditor
10) Inflasi : Kenaikan tingkat harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus suatu
waktu tertentu
11) Indeks Harga Konsumen (IHK) : Angka indeks yang menunjukkan tingkat harga barang
dan jasa yang harus dibeli konsumen dalam suatu periode tertentu.
12) Sertifikat Bank Indonesi (SBI) : Instrumen investasi jangka pendek yang bebas resiko.

Manfaat Pasar Uang


Tanpa adanya pasar keuangan ini maka peminjam uang (kreditur) akan mengalami
kesulitan dalam menemukan debitur yang bersedia untuk memberikan pinjaman kepadanya.
Pengantara seperti bank membantu dalam melakukan proses ini, dimana bank menerima
deposito dari nasabahnya yang memiliki uang untuk ditabung dan kemudian bank dapat
meminjamkan uang ini kepada orang yang berniat untuk meminjam uang.
Bank biasanya memberikan pinjaman uang dalam bentuk kredit dan kredit pemilikan
rumah. Ilustrasi pada tabel dibawah ini dapat menjelaskan hubungan antara pasar keuangan
dan peminjam serta pemberi pinjaman :
Hubungan antara peminjam dan pemberi pinjaman

Pemberi pinjaman Perantara keuangan Pasar keuangan Peminjam

Antarbank Individu
Banks Bursa efek Perusahaan
Perusahaan Asuransi Pasar uang Pemerintah pusat
Individu Dana Pensiun Pasar obligasi Pemerinmtah daerah
Perusahaan Reksadana Valuta asing Perusahaan public

Pemberi Pinjaman
Individu tidak pernah menganggap dirinya sebagai pemberi pinjaman namun mereka
meminjamkan sejumlah uang kepada pihak lainnya dalam berbagai cara seperti misalnya:
1. Menyimpan uangnya dalam bentuk tabungan atau deposito di bank ;
2. Menjadi peserta program dana pensiun;
3. Membayar premi asuransi ;
4. Investasi dalam obligasi pemerintah; atau
5. Investasi dalam saham perusahaan.

Perusahaan cenderung menjadi peminjam untuk permodalannya. Apabila perusahaan


mengalami kelebihan dana tunai yang tidak digunakan dalam jangka waktu pendek maka
mereka meminjamkan uang tersebut melalui pasar pinjaman jangka pendek yang disebut
pasar uang. Sedikit perusahaan yang memilki struktur arus kas yang kuat, dan perusahaan
seperti inilah yang cenderung menjadi pemberi pinjaman dibanding meminjam uang.

Peminjam
1) Individu meminjam uang melalui kredit bank untuk kebutuhan jangka pendek maupun
panjang guna pembiayaan pembelian rumah.
2) Perusahaan meminjam uang untuk membantu kebutuhan jangka pendek maupun panjang
guna perputaran dananya maupun untuk pengembangan bisnis.
3) Pemerintah seringkali menghadapi suatu masalah dimana pengeluaran mereka lebih
besar daripada pemasukan pajaknya maka guna menutupi kekurangan ini dibutuhkan
pinjaman. Pemerintah juga melakukan peminjaman bagi keperluan badan usaha milik
negara, pemerintah daerah, otoritas setempat dan sektor publik lainnya. Peminjaman ini
dilakukan dengan cara menerbitkan obligasi pemerintah.
4) Pemerintah daerah dapat meminjam atas nama daerahnya sebagaimana halnya dengan
penerimaan pinjaman dari pemerintah pusat.
5) Badan usaha milik negara dan perusahaan publik biasanya termasuk industri nasional
dalam layanan publik seperti perusahaan kereta api pos, perusahaan listrik negara, air
minum dan perusahaan penyedia layanan publik lainnya.

2.3.1 Pasar Uang Menurut Teori Klasik


Di pasar uang permintaan akan uang bertemu dengan penawaran akan uang.
Mengenai permintaan akan uang, kaum klasik mempunyai suatu teori yang cukup terkenal,
yang dinamakan Teori Kuantitas. Teori Kuantitas mengatakan bahwa masyarakat
memerlukan uang tunai untuk keperluan transaksi tukar-menukar mereka (misalnya jual beli
barang dan jasa). Menurut kaum klasik, karena uang tidak bisa menghasilkan apa-apa
kecuali mempermudah transaksi, maka uang akan diminta oleh masyarakat sejumlah yang
tidak lebih dari apa yang dibutuhkan oleh masyarakat untuk membiayai proses transaksi
mereka. Jadi semakin banyak transaksi yang dilakukan semakin banyak uang tunai yang
dibutuhkan oleh masyarakat.
Volume transaksi tersebut tergantung pada dua hal, yaitu : volume barang/jasa yang
diproduksi oleh masyarakat (diukur dengan GDP riil atau GDP pada harga konstan), dan
tingkat harga umum. Semakin besar GDP semakin banyak transaksi yang diharapkan untuk
dilaksanakan oleh para anggota masyarakat. Semakin tinggi harga-harga barang, semakin
besar uang tunai yang dibutuhkan untuk menutup setiap transaksi.
Penawaran akan uang Ms = ditentukan oleh kebijaksanaan moneter
Permintaan akan uang Md = kPQ
di mana, k = suatu konstanta, Q = GDP dengan harga konstan , P = tingkat harga umum (rata-
rata).
Mekanisme pasar akan menyamakan penawaran akan uang dengan permintaan akan uang,
sehingga :
Ms = Md = kPQ

Persamaan ini bisa ditafsirkan, bahwa kalau volume uang yang beredar (Md) ditambah
dengan, misalnya 10%, maka tingkat harga umum (P) akan naik dengan 10% pula, kecuali
bila k dan Q berubah (yang dalam jangka pendek dianggap tidak berubah).
Secara ringkas : pasar uang mempertemukan permintaan akan uang (teori Kuantitas)
dan penawaran akan uang. Selanjutnya permintaan dan penawaran akan uang ini
menentukan tingkat harga umum.

2.3.2 Pasar Uang Menurut Teori Keynes


Pasar uang adalah pertemuan antara permintaan dan penawaran akan uang.
Permintaan akan uang adalah kebutuhan masyarakat akan uang tunai untuk menunjang
kegiatan ekonominya. Sedangkan penawaran akan uang adalah jumlah uang yang disediakan
oleh pemerintah dan bank-bank, yaitu seluruh uang kartal dan uang giral yang beredar.
Terdapat 3 (tiga) motif yang mendorong orang untuk melakukan permintaan terhadap uang,
yaitu :
1. Motif transaksi: permintaan uang untuk membeli barang dan jasa
2. Motif berjaga-jaga: permintaan uang untuk keadaan yang tidak mencnlu
3. Motif spekulasi: permintaan uang untuk digunakan pada masa yang akan datang dan belum
diketahui keuntungannya.

Motif Transaksi ( Transaction Motive )


Motif ini timbul karena uang digunakan untuk melakukan pembayaran secara reguler
terhadap transaksi yang dilakukan. Besarnya permintaan uang untuk tujuan transaksi ini
ditentukan oleh besarnya tingkat pendapatan (MDt = f(Y) ), artinya semakin besar tingkat
pendapatan yang dihasilkan, maka jumlah uang diminta untuk transaksi juga mengalami
peningkatan demikian sebaliknya. Pada saat pendapatan sebesar Y0, permintaan uang untuk
transaksi sebanyak M0. Dan pada saat pendapatan naik menjadi Y1, permintaan uang untuk
transaksi sebanyak M1.
Motif Berjaga-jaga ( Precautionary Motive )
Selain untuk membiayai transaksi, maka uang diminta pula oleh masyarakat untuk
keperluan di masa mendatang yang sifatnya berjaga-jaga. Menurut Keynes jumlah uang yang
dipegang unutk berjaga-jaga tergantung dari tingkat pendapatan. Semakin tinggi pendapatan
seseorang, maka semakin tinggi pula uang yang dipegang untuk berjaga-jaga di masa yang
akan datang. Dari penjelasan diatas adapat disimpulkan dengan persamaan sbb ( MDb =
f(Y) ).

Dari Gambar tersebut tampak bahwa saat pendapatan sebesar Y0, permintaan uang untuk
berjaga-jaga sebanyak M0. Ketika pendapatan naik menjadi Y1, permintaan uang untuk
berjaga-jaga juga naik sebanyak M1.

Motif Spekuliasi ( Spekulative Motive )


Pada suatu sistem ekonomi modern dimana lembaga keuangan masyarakat sudah
mengalami perkembangan yang sangat pesat mendorong masyarakatnya untuk menggunakan
uangnya bagi kegiatan spekulasi, yaitu disimpan atau digunakan untuk membeli surat-surat
berharga, seperti obligasi pemerintah, saham, atau instrumen lainnya. Faktor yang
mempengaruhi besarnya permintaan uang dengan motif ini adalah besarnya suku bunga,
dividen surat-surat berharga, ataupun capital gain, fungsi permintaannya adalah ( MDs = f(i)).
Hubungan antara permintaan uang untuk spekulasi dengan suku bunga adalah
negative. Artinya setiap adanya kenaikan suku bunga, maka permintaan uang untuk spekulasi
akan berkurang. Dan begitupun sebaliknya, apabila tingkat suku bunga menurun, maka
permintaan uang untuk spekulasi akan meningkat. Dari penjelasan ini dapat ditulis dengan
persamaan ( N = R/i ), dimana N itu adalah harga/nilai surat berharga, R adalah pendapatan
dari surat berharga dan juga i adalah suku bunga dari surat berharga.

Permintaan uang untuk motif transaksi dan berjaga-jaga adalah fungsi dari pendapatan L= kY
Permintaan uang untuk motif spekulasi adalah fungsi dari tingkat suku bunga L= f (i)
Permintaan total dari uang adalah L = kY hi

Pada saat suku bunga sebesar r0, permintaan uang untuk berspekulasi sebanyak M0. Dan
ketika suku bunga bertambah atau meningkat menjadi r1, permintaan uang untuk spekulasi
turun menjadi M1.

Penawaran uang
Pada hakikatnya, penawaran uang adalah jumlah uang yang tersedia dalam suatu
perekonomian. Kita telah mengenal kebijakan moneter, yaitu kebijakan yang bertujuan untuk
mengatur penawaran uang / mengatur jumlah uang yang beredar. Jadi penawaran uang
merupakan tugas pemerintah melalui bank sentral (Bank Indonesia). Yang dimaksud dengan
penawaran uang disini adalah jumlah uang yang beredar di masyarakat. Perubahan jumlah
uang yang beredar secara garis besar dipengaruhi oleh uang inti dan pelipat uang. Besarnya
uang inti sangat tergantung pada tindakan-tindakan yang ditentukan oleh pemerintah
khususnya bank sentral. Pelipat uang, di lain pihak, disamping dipengaruhi oleh perilaku
bank sentral juga ditentukan oleh perilaku agen-agen ekonomi lainnya seperti bank umum
dan masyarakat domestic.
Sangat perlu dipahami bahwa konsep uang sangat terkait pada konsep likuiditas.
Suatu asset likuid adalah asset yang dengan mudah dapat diuangkan dengantanpa kehilangan
risiko rugi. Pada satu sisi ekstrim dari spectrum likuiditas, uang tunai adalah asset yang
paling likuid dengan daya beli penuh. Pada tingkat spektrum likuiditas moderat kita
mengenal uang kuasi yang secara definitive tidak secara langsung berfungsi sebagai medium
of exchange. Pada sisi ekstrim lainnya kita mengenal asset-aset fisik yang sangat tidak likuid
sebagai alat pertukaran seperti rumah, tanah, obligasi jangka panjang dan sebagainya.

Kurva penawaran uang pada umumnya memiliki slope positif. Seperti halnya kurva
permintaan uang, jumlah uang yang beredar juga dipengaruhi oleh tingkat bunga. Faktor-
faktor yang mempengruhi pergeseran kurva penawaran uang, adalah:

1. Tingkat Bunga
Merupakan faktor utama yang mempengaruhi jumlah uang yang beredar dalam
perekonomian. Jika tingkat bunga terlalu tinggi, dunia usaha akan lesu.
2. Tingkat Inflasi
Inflasi yang tinggi dapat melumpuhkan perekonomian. Daya beli masyarakat menjadi
rendah dan perusahaan tidak dapat menjual barang dan jasa yang ditawarkannya.
3. Tingkat Produksi dan Pendapatan Nasional
Bila tingkat produksi dan pendapatan nasional rendah, pemerintah mungkin akan
memperbanyak jumlah uang yang beredar. Dengan tujuan untuk menggairahkan dunia
perbankan dan dunia usaha (melalui peningkatan suku bunga dan peningkatan harga).
4. Kondisi Kesehatan Dunia Perbankan
Setiap bank diharuskan memiliki cadangan uang yang cukup untuk menjaga dana
nasabah agar tetap aman. Bank Indonesia menetapkan tingkat sadangan tertentu, yang
sekaligus menjadi pengukur kesehatan bank.
5. Nilai Tukar Rupiah
Jika nilai tukar rupiah menurun, pemerintah akan menurunkan jumlah rupiah yang
beredar, sehingga sesuai hukum keseimbangan permintaan dan penawaran. Tingkat
bunga akan naik dan nilai rupiah pun terangkat.

Teori Preferensi Likuiditas


Edward dan Khan (1985), mengatakan bahwa faktor penentu suku bunga terbagi alas
2 (dua) faktor, yaitu internal dan eksternal. Faktor internal meliputi pendapatan nasional,
jumlah uang beredar, dan Ekspektasi Inflasi. Sedangkan faktor eksternalnya adalah
penjumlahan suku bunga luar negeri dan tingkat Ekspektasi perubahan nilai tukar valuta
asing. Seperti halnya dalam setiap analisis keseimbangan ekonomi, pembicaraan mengenai
keseimbangan di pasar uang juga akan melibatkan unsur utamanya, yaitu permintaan dan
penawaran uang. Bila mekanisme pasar dapat berjalan tanpa hambatan maka pada prinsipnya
keseimbangan di pasar uang dapat terjadi, dan merupakan wujud kekuatan tarik menarik
antara permintaan dan penawaran uang.
Teori ini berhubungan dengan apa yang dikatakan oleh ekonom Inggris John Maynard
Keyness, yang telah mengkritik teori ekonomi klasik tentang pengembangan teori tingkat
suku bunga. Menurut Keyness, teori klasik berlaku hanya untuk bunga jangka panjang. la
mengembangkan teori preferensi likuiditas ini untuk menjelaskan suku bunga untuk jangka
pendek. Tingkat suku bunga menurut Keyness adalah harga yang di keluarkan debitur untuk
mendorong seorang kreditur memindahkan sumber daya langka (uang) mereka, akan tetapi,
uang yang dikeluarkan debitur mempunyai kemungkinan adanya kerugian berupa risiko tidak
diterimanya tingkat bunga tertentu.
Di dalam teori ini terdapat dua macam investasi yang dikembangkan, yaitu uang dan
obligasi. Uang merupakan kekayaan yang paling likuid karena uang mempunyai kemampuan
untuk membeli setiap saat. Sedangkan obligasi tidak dapat untuk membeli sesuatu kecuali
kalau diubah terlebih dahulu ke dalam bentuk uang tunai. Keyness mengatakan bahwa,
permintaan terhadap uang merupakan tindakan rasional, meningkatnya permintaan uang akan
menaikkan tingkat suku bunga.
Keynes mengatakan bahwa permintaan akan uang untuk spekulasi saat ini tinggi
apabila tingkat bunga saat ini (dirasa) rendah, dan permintaan untuk spekulasi saat ini rendah
apabila tingkat bunga untuk spekulasi mempunyai hubungan yang berkebalikan dengan
tingkat bunga (saat ini). Ini adalah ini teori moneter Keynes.
Permintaan masyarakat total akan uang tunai adalah permintaannya untuk transaksi
plus permintaannya untuk spekulasi.

Md = P [k.Q + (r)]

di mana : Md = permintaan total akan uang dalam arti riil (Liquidity Preference), kQ =
permintaan akan uang untuk transaksi dan berjaga-jaga, (r) = permintaan akan uang untuk
motif spekulasi yang dinyatakan sebagai fungsi dari tingkat bunga yang berlaku (r).
Permintaan untuk berjaga-jaga diabaikan. Fungsi permintaan akan uang ini disebut juga
sebagai fungsi Liquidity Preference

Kurva Liquiditas Money (Kurva LM)


Kurva LM memiliki kemiringan positif. Kenaikan suku bunga akan menurunkan
permintaan saldo riil. Untuk mempertahankan agar tingkat permintaan saldo riil bisa sama
dengan tingkat penawaran tetap, pendapatan harus ditingkatkan. Semakin besar kepekaan
permintaan akan uang terhadap pendapatan, dan semakin rendah kepekaan permintaan akan
uang terhadap, maka semakin curamlah kurva LM.
Tingkat pendapatan mempengaruhi permintaan terhadap uang. Ketika pendapatan tinggi,
pengeluaran juga tinggi, sehingga masyarakat terlibat dalam lebih banyak transaksi yang
mensyaratkan penggunaan uang. Jadi, uang yang lebih banyak menunjukkan permintaan uang
yang lebih besar. Dapat dituliskan dalam fungsi permintaan uang sebagai berikut :
(M/P)d = L(r,y)

Kurva LM menggambarkan hubungan di antara tingkat pendapatan dan tingkat bunga.


Semakin tinggi tingkat pendapatan semakin tinggi permintaan terhadap keseimbangan uang
riil, dan semakin tinggi tingkat bunga keseimbangan. Karena itu, kurva LM miring ke atas.
Penurunan dalam penawaran dari keseimbangan riil menaikkan tingkat bunga yang
menyeimbangkan pasar uang. Maka penurunan dalam keseimbangan riil menggeser kurva
LM ke atas. Jadi kurva LM menunjukkan kombinasi tingkat bunga dan tingkat pendapatan
yang konsisten dengan keseimbangan dalam pasar untuk keseimbangan uang riil. Kurva LM
digambar untuk penawaran dari keseimbangan uang riil tertentu. Penurunan dalam
penawaran dari keseimbangan uang riil menggeser kurva LM ke atas. Kenaikan dalam
penawaran dari keseimbangan uang riil menggeser kurva LM ke bawah.

Hal-hal utama mengenai Kurva LM adalah sebagai berikut:


a. Kurva LM adalah kombinasi dari tingat suku bunga dan tingkat pendapatan, sehingga
pasar uang berada dalam situasi keseimbangan.
b. Bila pasar uang berada pada situasi yang seimbang, demikian juga dengan pasar
obligasi. Karenanya kurva LM adalah juga merupakan kombinasi dari tingkat
pendapatan dan suku bunga, sehingga pasar obligasi pada situasi keseimbangan.
c. Kurva LM miring secara positif. Karena penawaran uang adalah tetap, kenaikan
tingkat pendapatan, yang menaikkan jumlah uang yang diminta, haruslah disertai
dengan kenaikan suku bunga. Hal ini menurunkan jumlah uang yang diminta, dan
karenanya mempertahankan keseimbangan pasar uang.
d. Kurva LM bergeser oleh terjadinya perubahan penawaran uang. Kemudian
penawaran uang akan menggeser kurva LM ke sebelah kanan.

Kemiringan kurva LM
Derevasi Kurva LM. Panel disebelah kanan memperlihatkan pasar uang penawaran
saldo riil adalah garis vertical. Penawaran uang nominal M adalah ditentukan oleh Bank
Sentral, sedangkan tingkat bunga P dianggap sudah tertentu. Kurva-kurva permintaan
uang, L1dan L2, bersesuaian dengan tingkat pendapatan adalah Y1, maka yang berlaku
adalah L1, sedangkan suku bunga keseimbangan adalah i1 ini menciptakan titik E1pada kuva
LM pada panel (a). Pada tingkat pendapatan Y2, yang lebih besar dari Y1, tingkat suku bunga
keseimbangan adalah i2, yang melahirkan titik E2 pada kurva LM.
BAB III

KESIMPULAN

1. Keseimbangan pasar barangjasa terjadi jika tingkat tabungan (saving) yang mewakili sisi
penawaran agregrat, telah sama dengan investasi (invesment) yang mewakili sisi permintaan
agregrat.
2. Menurut Teori Keynes pasar tenaga kerja mengikuti pasar barang. Apabila output (Q) naik maka
jumlah orang yang mendapat pekerjaan atau tingkat employment (N) juga naik. Sebaliknya, N
turun apabila Q turun.
3. Dalam Pasar Uang dan modal Kurva LM menggambarkan hubungan di antara tingkat
pendapatan dan tingkat bunga. Semakin tinggi tingkat pendapatan semakin tinggi
permintaan terhadap keseimbangan uang riil, dan semakin tinggi tingkat bunga
keseimbangan.
Daftar Pustaka
Prathama Rahardja dan Mandala Manurung Jakarta 2001. Teori Ekonomi Makro Suatu
Pengantar. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
Suryani. Ekonomi Makro http://suryani-unis.blogspot.co.id/2013/06/ekonomi-makro.html
(diakses tanggal 13 Agustus 2017)

http://staffnew.uny.ac.id/upload/131405899/pendidikan/EKO.+MAKRO+-
+Pasar+Barang+dan+Pasar+Uang.pdf (diakses tanggal 13 Agustus 2017)

Alda Irchristiawan. http://aldairchristiawan.blogspot.co.id/2013/07/v-behaviorurldefaultvmlo.html


(diakses tanggal 13 Agustus 2017)

http://www.gurupendidikan.co.id/pasar-tenaga-kerja-pengertian-fungsi-jenis-dan-ciri-beserta-
kelebihan-kekurangannya-lengkap/ (diakses tanggal 13 Agustus 2017)

http://www.gurupendidikan.co.id/pasar-barang-pengertian-ciri-dan-macam-beserta-contohnya-
secara-lengkap/ (diakses tanggal 13 Agustus 2017)

http://sahatsijabat22.blogspot.co.id/2013/04/makalah-ekonomi-makro-pasar-uang-di.html (diakses
tanggal 13 Agustus 2017)

http://ekonomisku.blogspot.co.id/2015/04/kurva-permintaan-dan-penawaran-uang.html (diakses
tanggal 13 Agustus 2017)

http://privateselv.blogspot.co.id/2014/10/keseimbangan-kurva-is-lm.html (diakses tanggal 13


Agustus 2017)

You might also like