Professional Documents
Culture Documents
KB dan KEPENDUDUKAN
KONTRASEPSI
I. IMPLAN
A. Pemasangan Implan
Langkah 1
Persilahkan pasien mencuci seluruh lengan dengan sabun dan air mengalir dan membilasnya
Langkah 2
Tutup tempat tidur pasien (dan penyangga lengan bila ada) dengan kain bersih
Langkah 3
Persilahkan pasien berbaring dengan lengan yang lebih jarang digunakan diletakkan pada
penyangga lengan. Lengan harus disangga dengan baik dan dapat digerakkan lurus atau
sedikit bengkok sesuai dengan posisi yang disukai klinisi untuk memudahkan pemasangan.
Langkah 4
Tentukan tempat pemasangan yang optimal, 8 cm diatas lipatan siku,gunakan template dan
spidol untuk menandai tempat insisi dan kedua kapsul akan dipasang
Langkah 5
Siapkan alat-alat dan buka bungkus steril tanpa menyentuh alat-alat dibawahnya
Langkah 6
Buka hati-hati kemasan steril implant dengan menarik kedua lapisan pembungkusnya dan
jatuhkan seluruh kapsul kedalam mangkok steril
Langkah 2
Pakai sarung tangan steril
Langkah 3
Atur alat dan bahan sehingga mudah tercapai. Pastikan jumlah kapsul
Langkah 4
Lakukan tindakan aseptic dan antiseptic pada lengan yang telah ditandai
Langkah 5
Pasang duk steril pada lengan pada daerah yang telah ditandai
Langkah 6
Injeksikan obat anestesi dengan jarum tepat dibawah kulit pada tempat insisi lakukan
aspirasi untuk memastikan jarum tidak masuk kedalam pembuluh darah suntikan sedikit
obat anestesi untuk membuat gelembung kecil dibawah kulit tanpa memindahkan jarum,
masukan kebawah kulit (subdermis) sekitar 4 cm tarik jarum pelan-pelan sehingga
membentuk jalur sambil menyuntikkan obat anestesi sebanyak 1 ml diantara tempat untuk
memasang kapsul 1 dan 2 (1 ml cukup untuk setiap jalur) 0 pijat lengan agar penyebaran
obat anestesi merata
Langkah 7
Gunakan gagang inserter untuk mendorong kapsul kearah ujung trokar sampai terasa tahanan
(jangan dipaksa)
Langkah 8
Pegang gagang inserter dengan erat ditempatnya dengan 1 tangan untuk menstabilkan. Tarik
tabung trokar dengan menggunakan ibu jari dan telunjuk kearah luka insisi sampai tanda (2)
muncul ditepi luka insisi dan pangkalnya menyentuh gagang inserter
Langkah 9
Saat pangkal trokar menyentuh gagang inserter, tanda (2) harus terlihat ditepi luka insisi dan
kapsul saat itu keluar dari trokar tepat berada dibawah kulit raba ujung kapsul dengan jari
untuk memastikan kapsul sudah keluar seluruhnya dari trokar
Langkah 10
Tanpa mengeluarkan seluruh trokar, putar ujung trokar kearah lateral kanan dan kembalikan
lagi ke posisi semula untuk memastikan kapsul pertama bebas geser trokar 150, ikuti
pola seperti kipas yang terdapat pada lengan. Mula-mula fiksasi kapsul pertama dengan
telunjuk dan masukkan kembali trokar pelan-pelan sepanjang sisi jari telunjuk tersebut sampai
tanda (1). Hal ini akan memastikan jarak yang tepat antara kapsul dan mencegah trokar
menusuk kapsul yang dipasang sebelumnya.
Bila tanda (1) sudah tercapai masukkan kapsul berikutnya kedalam trokar dan lakukan
seperti sebelumnya (langkah 5 9) sampai seluruh kapsul terpasang.
Pada pemasangan kapsul berikutnya untuk mengurangi risiko infeksi atau ekspulsi, pastikan
bahwa ujung kapsul yang terdekat 5 mm dari tepi luka insisi. Juga pastikan jarak antara
ujung setiap kapsul yang terdekat dengan tepi luka insisi (ujung kecil dari pola seperti kipas)
tidak lebih dari lebar 1 kapsul
Langkah 11
Saat memasang kapsul satu demi satu, jangan mencabut trokar dari luka insisi. Hal ini akan
mengurangi trauma pada jaringan, menurunkan kemungkinan infeksi dan mempersingkat
waktu pemasangan
Langkah 12
Sebelum mencabut trokar, raba kapsul untuk memastikan kedua kapsul semuanya telah
terpasang
Langkah 13
Bila sebuah kapsul keluar atau terlalu dekat dengan luka insisi, harus dicabut dengan hati-hati
dan dipasang kembali ditempat yang tepat
Langkah 14
Setelah kedua kapsul terpasang semuanya dan posisi setiap kapsul sudah diperiksa, keluarkan
trokar pelan-pelan. Tekan tempat insisi dengan jari menggunakan kasa selama 1 menit untuk
menghentikan perdarahan. Bersihkan tempat pemasangan dengan kasa antiseptik
PERAWATAN PASIEN
1. Buat catatan pada rekam medic tempat pemasangan kapsul dan kejadian tidak umum
yang mungkin terjadi selama pemasangan
2. Amati pasien 15 20 menit untuk kemungkinan perdarahan dari luka insisi atau efek
lain sebelum memulangkan pasien. Beri petunjuk untuk perawatan luka insisi setelah
pemasangan, kalau bisa diberikan secara tertulis
PENCABUTAN IMPLAN
PERSIAPAN SEBELUM TINDAKAN
Langkah 1
Persilahkan pasien untuk mencuci seluruh lengan dengan sabun dan air mengalir serta
membilasnya. Pastikan tidak ada sisa sabun
Langkah 2
Tutup tempat tidur pasien dan penyangga lengan dengan kain bersih yang kering
Langkah 3
Persilahkan pasien berbaring dengan lengan yang lebih jarang digunakan diletakkan pada
lengan penyangga atau meja samping
Langkah 4
Raba kedua kapsul untuk menentukan lokasinya. Untuk menentukan tempat insisi, raba (tanpa
sarung tangan) ujung kapsul dekat lipatan siku.
Langkah 5
Pastikan posisi dari setiap kapsul dengan membuat tanda pada kedua ujung setiap kapsul
dengan menggunakan spidol
Langkah 6
Siapkan tempat alat-alat dan buka bungkus steril tanpa menyentuh alat-alat didalamnya
Langkah 2
Pakai sarung tangan steril atau DTT (ganti sarung tangan untuk setiap pasien guna mencegah
kontaminasi silang
Langkah 3
Atur alat dan bahan sehingga mudah dicapai
Langkah 4
Usap tempat pencabutan dengan kasa berantiseptik. Gunakan klem steril atau DTT untuk
memegang kasa tersebut. Usap dari temapat yang akan di insisi ke arah luar dengan gerakan
melingkar 8-13 cm dan dibiarkan kering ( 2 menit) sebelum memulai tindakan
Langkah 5
Gunakan doek lubang untuk menutupi lengan. Lubang tersebut harus cukup lebar untuk
memaparkan lokasi kapsul
Langkah 6
Sekali lagi raba seluruh kapsul untuk menentukan lokasinya
Langkah 7
Pastikan pasien tidak alergi terhadap obat anestesi, isi spuit dengan 3 ml obat anestesi (1%
tanpa epinefrin) masukkan jarum tepat dibawah kulit yang akan diinsisi lakukan
aspirasi untuk memastikan jarum tidak masuk kedalam pembuluh darah suntikkan sedikit
obat anestesi untuk membuat gelembung kecil dibawah kulit masukkan jarum secara hati-
hati dibawah ujung kapsul pertama sampai panjang kapsul (1 cm) tarik jarum pelan-
pelan sambil menyuntikkan obat anestesi ( 0.5 ml) untuk mengangkat ujung kapsul
Tanpa mencabut jarum, geser ujung jarum dan masukan ke bawah kapsul yang lain. Jangan
menyuntikkan obat anestesi diatas kapsul karena akan membuat jaringan menjadi oedem
sehingga kapsul sulit diraba. Bila perlu tambahkan lagi anestesi selama proses pencabutan.
Sebelum memulai, sentuh tempat insisi dengan ujung jarum atau scalpel untuk memastikan
obat anestesi telah bekerja
Langkah 2
Buat insisi melintang kecil 4 mm dengan menggunakan skalpel
Langkah 3
Mulai dengan mencabut kapsul yang mudah teraba dari luar atau yang terdekat dengan insisi
Langkah 4
Dorong ujung kapsul dengan jari tangan sampai ujung kapsul tampak pada luka insisi
masukkan klem lengkung (mosquito/crile) dengan lengkungan jepitan mengarah ke atas
jepit ujung kapsul dengan klem tersebut
(Bila kapsul sulit digerakkan kearah insisi mungkin karena jaringan yang mengelilingi kapsul.
4A dan 4B adalah langkah memeotong jaringan parut tersebut)
Langkah 4A
Masukkan klem lengkung melalui luka insisi teruskan sampai berada dibawah ujung
kapsul dekat siku buka dan tutup jepitan klem untuk memotong secara tumpul jaringan
parut yang mengelilingi ujung kapsul
Langkah 4B
Dorong dan menekan (fiksasi) ujung kapsul pertama sedekat mungkin pada luka insisi dengan
jari telunjuk dan jari tengah masukkan lagi klem lengkung sampai berada dibawah ujung
kapsul jepit kapsul didekat ujungnya (5 10 mm) secara hati-hati tarik keluar melalui luka
insisi
Langkah 5
Bersihkan dan buka jaringan ikat yang mengelilingi kapsul dengan menggosok-gosok pakai
kasa steril untuk memaparkan ujung bawah kapsul
Setelah kapsul berhasil dicabut taruh dalam mangkok kecil berisi klorin 0.5% hitung
dan lihat keadaan kapsul kapsul utuh akan mengapung sedangkan kapsul putus akan
tenggelam secara pelan-pelan
Langkah 6
Sebelum mengakhiri tindakan, hitung untuk memastikan semua kapsul telah dicabut dan
tunjukkan kepada pasien. Hal ini sangat penting untuk meyakinkan pasien
JENIS
1. AKDR NON-HORMONAL
a. Menuurut bentuknya :
Bentuk terbuka (open device)
Misalnya : lippesLoop, CUT, Cu-7, marguiles, spring coil, multiload,
nova-T
Bentuk tertutup(closed device)
Misalnya : ota-ring, atigon, dan graten berg ring
Un Medicated IUD
Misalnya : Lippes Loop, marguiles, Saf-T coil, antigon.
b. LNG-20
Mengandung 46-60mg levonorgestrel, dengan pelepasan 20mcg perhari
Sedang diteliti di Finlandia
Angka kegagalan/kehamilan sangat rendah : <0,5 per 100 wanita pertahun
Penghentian pemakaian oleh karena persoalan-persoalan perdarahan
ternyata lebih tinggi dibandingkan IUD lainnya, karena 25% mengalami
amenore atau perdarahan haid yang sangat sedikit.
3. Maryani (2002), jenis alat kontrasepsi dalam rahim yang sering dipakai di Indonesia
adalah :
a. Copper-T
Berbentuk huruf T
Terbuat dari polyethelen
Dibagian vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga halus yang mempunyai
efek anti fertilisasi (anti pembuahan) yang cukup baik
b. Copper-7
Berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan pemasangan
Ukuran diameter batang vertikalnya 32mm dan ditambahkan gulungan
kawat tembaga yang luasnya 200mm2, fungsinya sama seperti pada jenis
copper-T
c. Multi Load
Terbuat dari plastic (polyethelene) dengan 2 tangkai kiri dan kanan
berbentuk sayap fleksibel
Panjangnya 3,6cm, batangnya diberi gulungan kawat tembaga dengan
luaspermukaan 250mm2 atau 375mm2 untuk menambah efektifitas
Ada 3 ukuran : small, medium, dan mini
d. Lippes Loop
Terbuat dari bahan polyethelene, bentuknya spiral / huruf S bersambung,
untuk memudahkan control, dipasang benang pada ekornya.
Terdiri dari 4 jenis yang berbeda menurut ukuran panjang bagian atasnya.
Tipe A berukuran 25mm (benang biru), tipe B 27,5 mm (benang hitam),
tipe C berukuran 30mm (benang kuning) dan tipe D 30 mm (tebal, benang
putih)
Angka kegagalan rendah
Keuntungannya bila terjadi perforasi jarang menyebabkan lukaatau
penyumbatan khusus sebab terbuat dari bahan plastic.
Karena banyak ditemukan komplikasi maka jenis ini tidak diproduksi lagi
CARA KERJA
Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba fallopi
Mempengaruhi fertilitas sebelum ovum mencapai kavum uteri
AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupun AKDR
membuat sperma sulit masuk ke dalam alat reproduksi wanita dan mengurangi
kemampuan sperma untuk fertilisasi
Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus
KEUNTUNGAN
Sebagai kontrasepsi, efektivitasnya tinggi
Sangat efektif 0,6-0,8 kehamilan/100 perempuan dalam 1 tahun pertama ( 1
kegagalan dalam 125-170 kehamilan)
AKDR dapat efektif segera setelah pemasangan
Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari Cu-T 380A dan tidak perlu diganti)
Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat
Tidak mempengaruhi hubungan seksual
Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut hamil
Tidak ada efek samping hormonal dengan Cu AKDR (CuT-380A)
Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI
Daoat dipasang seger setelah melahirkan atau sesudah abortus (apabila tidak terjadi
infeksi)
Dapat digunakan saat menopause (1tahun atau lebih setelah haid terakhir
Tidak ada interaksi dengan obat-obatan
KERUGIAN
Efek samping yang umum terjadi :
Perubahan siklus haid (umumnya pada 3 bulan pertama dan akan berkurang
setelah 3 bulan)
Haid lebih lama dan banyak
Perdarahan (spotting) antarmenstruasi
Saat haid lebih sakit
Komplikasi lain :
Merasa sakit dan kejang selama 3-5 hari setelah pemasangan
Perdarahan berat pada waktu haid/diantaranya yang dapat menimbulkan
anemia
Perforasi dinding uterus (sangat jarang apabila pemasangannya benar)
Tidak mencegah IMS ternasuk HIV/AIDS
Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS / perempuan yang sering berganti
pasangan
Penyakit radang panggul terjadi sesudah perempuan dengan IMS memakai AKDR.
PRP dapat memicu infertilitas
Prosedur medis , termasuk pemeriksaan pelvic diperlukan dalam pemasangan AKDR
Seringkali perempuan takut selama pemasangan
Sedikit nyeri dan perdarhan (spotting) terjadi segera setelah pemasangan AKDR.
Biasanya menghilang dalam 1-2 hari
AKDR harus dilepas oleh tenaga kesehatan terlatih
Mungkin AKDR keluar dari uterus tanpa diketahui (sering terjadi apabila AKDR
dipasang segera setelah melahirkan)
Tidak mencegah terjadinya kehamilan ektopik karena fungis AKDR untuk mencegah
kehamilan normal
Perempuan harus memeriksa posisi benang AKDR dari waktu ke waktu. Untuk
melakukan ini perempuan harus memasukkan jarinya kedalam vagina, sebagian
perempuan tidak mau melakukan ini.
SYARAT PEMAKAIAN
YANG DAPAT MENGGUNAKAN
Perempuan usia reproduktif
Perempuan pada keadaan nulipara
Perempuan yang menginginkan, menggunakan kontrasepsi jangka panjang
Perempuan menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi
Perempuan setelah melahirkan dan tidak menyusui bayinya
Perempuan yang mengalami abortus dan tidak terlihat adanya infeksi
Perempuan yang rendah risiko dengan IMS
Perempuan yang tidak menghendaki metode hormonal
Perempuan yang tidak menyukai untuk mengingat-ingat minum pil setiap hari
Perempuan yang tidak menghendaki kehamilan setelah 1-5 hari senggama
Begitu juga Perempuan dalam keadaan seperti dibawah ini dapat menggunakan
AKDR :
Penderita tumor jinak payudara
Penderita kanker payudara
Pusing-pusing, sakit kepala
Tekanan darah tinggi
Varises di tungkai atau di vulva
Penderita penyakit jantung (termasuk penyakit jantung katup dapat diberi
antibiotic sebelum pemasangan AKDR)
Pernah menderita stroke
Penderita DM
Penderita penyakit hati / empedu
Malaria
Skistosomiasis (tanpa anemia)
Penyakit tiroid
Epilepsy
Nonpelvic TBC
Setelah kehamilan ektopik
Setelah pembedahan pelvic
WAKTU PENGGUNAAN
Setiap waktu dalam siklus haid, yang dipastikan tidak hamil
Hari 1-7 siklus haid
Segera setelah melahirkan, selama 48 jam pertama atau 4 minggu pasca persalinan
; setelah 6 bulan apabila menggunakan metode MAL. Angka ekspulsi tinggi
pada pemasangan segera atau 48 jam pascapersalinan.
Setelah menderita abortus (segera/dalam waktu 7 hari) apabila tidak ada gejala
infeksi
Selama 1-5 hari setelah senggama yang tidak dilindungi
PETUNJUK BAGI PASIEN
kembali memeriksakan diri setelah 4-6 minggu pemasangan AKDR
selama bulan pertama pemasangan, periksalah tali secara rutinterutama setelah
haid
setelah bulan pertama pemasangan, hanya perlu memeriksa keberadaan benang
setelah haid apabila mengalami :
kram/kejang diperut bagian bawah
perdarahan (spotting) diantara haid/setelah senggama
nyeri setelah senggama/apabila pasangan mengalami tidak nyaman selama
melakukan hubungan seksual
cooper T -380A perlu dilepas setelah 10 tahun pemasangan, tetapi dapat dilakukan
lebih awal apabila diinginkan.
Kembali ke klinik apabila :
Tidak dapat meraba tali AKDR
Merasakan bagian keras dari AKDR
AKDR terlepas
Siklus terganggu/meleset
Terjadi pengeluaran cairan dari vagina yang mencurigakan
Adanya infeksi