You are on page 1of 6

TINJAUAN PUSTAKA

Gangguan Vena Menahun


Ronald Winardi Kartika
Bagian Bedah Jantung Paru dan Pembuluh Darah, RS Husada, Jakarta, Indonesia

ABSTRAK
Gangguan vena menahun atau Chronic Venous Insufficiency (CVI) adalah gangguan aliran balik darah dari tungkai ke jantung yang bersifat
menahun, dan sering dikaitkan dengan varises. Prevalensi varises diperkirakan antara 5-30% populasi dewasa. CVI dapat menyebabkan nyeri,
bengkak, perubahan kulit, dan ulserasi pada ekstremitas bawah. Penatalaksanaan CVI meliputi pengobatan konservatif dan intervensi aktif.

Kata kunci: Gangguan vena menahun, varises

ABSTRACT
Chronic venous insufficiency (CVI) is a chronic disorder of backflow of blood from legs to the heart, and it is commonly associated with
varicose veins. The prevalence of varicose vein is estimated between 5-30% of the adult population. CVI can cause pain, swelling, skin
changes, and ulceration of the lower extremities. Management of CVI includes conservative treatment and active intervention. Ronald Winardi
Kartika. Chronic Venous Insufficiency

Keywords: Chronic venous insufficiency, varicose veins

PENDAHULUAN Istilah ini umumnya mengacu pada pem- Di AS, diperkirakan 2,5 juta orang menderita
Gangguan vena menahun atau Chronic buluh darah di tungkai, meskipun varises CVI dan 20%-nya berkembang menjadi ulkus
Venous Insufficiency (CVI) adalah gangguan dapat juga terjadi di tempat lain.3,4 vena.2
aliran balik darah dari tungkai ke jantung
yang bersifat menahun.1 CVI merupakan EPIDEMIOLOGI Prognosis ulkus vena secara keseluruhan
kondisi mengenai sistem vena ekstremitas Prevalensi varises diperkirakan antara 5-30% buruk, sering terlambat dalam hal penyem-
bawah yang dapat menyebabkan berbagai populasi dewasa, lebih sering terjadi pada buhan dan terjadi kekambuhan ulkus. Lebih
patologi, meliputi nyeri, bengkak, perubahan perempuan dibandingkan pria (3:1), meski- dari 50% ulkus vena memerlukan terapi
kulit, dan ulserasi.2 CVI terjadi jika katup vena pun studi saat ini menunjukkan prevalensi hingga lebih dari 1 tahun. Ketidakmampuan
tidak berfungsi dengan baik, dan terjadi lebih besar pada pria.2 The San Valentino terkait ulkus vena dapat menyebabkan
gangguan sirkulasi darah pada vena tungkai. Screening Project menemukan bahwa di hilangnya jam kerja produktif, diperkirakan
CVI sering dikaitkan dengan varises, yaitu antara 30.000 subjek yang dinilai secara klinis 2 juta hari kerja/tahun.2
kondisi vena tampak membesar, berliku-liku, dan ultrasonografi duplex, prevalensi varises
dan kebiruan di bawah permukaan kulit. sebesar 7% dan CVI simptomatik 0,86%. Dari STADIUM
Framingham Heart Study diperkirakan bahwa CVI mempunyai beberapa stadium menurut
insiden tahunan varises pada perempuan klasifikasi CEAP (Clinical, Etiology, Anatomy,
2,6% dan pada pria 1,9%.2 Pathology) dengan penanganan yang ber-
beda-beda. Adapun stadium CVI secara klinis
Varises mempunyai dampak bermakna bagi menurut klasifikasi CEAP adalah:2
perawatan kesehatan, setiap tahun jutaan C0 : tidak ada tanda-tanda penyakit
orang berobat ke dokter karena masalah vena yang terlihat atau teraba
kosmetik. Konsekuensi masalah kosmetik C1 : telangiektasia atau vena retikuler
pada varises dapat mempengaruhi kualitas C2 : varises (dibedakan dari vena reti-
hidup dan dikaitkan dengan manifestasi lain kuler dengan diameter > 3 mm)
yang lebih serius, seperti ulkus vena yang C3 : edema
prevalensinya diperkirakan sekitar 0,3%, C4 : perubahan pada kulit sekunder ter-
meskipun ulkus aktif atau yang telah sembuh hadap penyakit vena kronik
Gambar 1 Tungkai dengan CVI dan tungkai normal ditemukan pada sekitar 1% populasi dewasa. - C4a : pigmentasi atau eksim
Alamat korespondensi email: ronaldkartika@gmail.com

36 CDK-224/ vol. 42 no. 1, th. 2015


TINJAUAN PUSTAKA

- C4b : lipodermatosklerosis atau atrophie terjadi akibat inkompetensi katup vena Kegagalan katup vena yang berlokasi di
blanche dalam aksial atau superfisial, atau kombinasi saphenofemoral junction dan sapheno-
C5 : ulkus vena sembuh keduanya. Faktor ini dapat dieksaserbasi popliteal junction, menyebabkan tekanan
C6 : ulkus vena aktif oleh disfungsi pompa otot pada ekstremitas tinggi pada vena superfisial, sehingga terjadi
bawah; mekanisme ini dapat menyebabkan dilatasi vena dan varises yang menyebar
FAKTOR RISIKO hipertensi vena khususnya saat berdiri atau dari proximal junction ke ekstremitas bawah.
Faktor risiko terkait CVI meliputi usia (di atas berjalan. Hipertensi vena yang berlanjut dapat Inkompetensi katup perforator juga dapat
30 tahun), jenis kelamin, riwayat varises dalam menyebabkan perubahan pada kulit seperti menyebabkan darah mengalir dari vena
keluarga, obesitas, kehamilan, menopause, hiperpigmentasi, fibrosis jaringan subkutan dalam balik ke belakang ke sistem superfisial
flebitis, dan riwayat cedera tungkai. Terdapat (lipodermatosklerosis), dan akhirnya dapat dan bersama transmisi tekanan tinggi
juga faktor lingkungan atau perilaku terkait terjadi ulkus.2 yang ditimbulkan oleh pompa otot betis,
dengan CVI, seperti berdiri dan duduk ter- menyebabkan dilatasi vena berlebihan dan
lalu lama.2,3 Gangguan vena menahun tidak Kegagalan katup vena dalam dapat me- kegagalan sekunder katup vena superfisial.2
mungkin disebabkan karena menyilangkan nyebabkan volume darah dipompa ke luar
tungkai atau pergelangan kaki, meskipun hal ekstremitas, dan diisi kembali oleh aliran Obstruksi aliran vena tampaknya mempunyai
ini dapat memperburuk kondisi varises yang darah arteri dan aliran vena retrograde peranan bermakna dalam patogenesis CVI.
telah ada.4 patologis. Tekanan vena segera setelah Pompa otot dapat menyebabkan aliran vena
ambulasi dapat sedikit meningkat atau bahkan dari ekstremitas distal menjadi tidak efektif,
PATOFISIOLOGI normal, tetapi vena terisi kembali dengan seperti yang sering terjadi pada refluks
Vena mempunyai daun katup untuk men- cepat disertai terjadinya peningkatan tekanan atau obstruksi berat. Disfungsi pompa otot
cegah darah mengalir mundur (retrograde vena tanpa kontraksi otot. Disfungsi atau tampaknya merupakan mekanisme utama
atau refluks aliran). Pompa vena otot inkompetensi katup sistem vena superfisial terjadinya inkompetensi vena superfisial dan
tungkai mengembalikan darah ke jantung juga menyebabkan aliran retrograde darah komplikasinya, seperti ulkus vena.2
(mekanisme pompa otot betis) melawan dan peningkatan tekanan hidrostatik.2
efek gravitasi. Jika pembuluh darah menjadi Perubahan hemodinamik vena besar
varises, katup vena tidak berfungsi lagi Kegagalan katup dapat primer akibat ekstremitas bawah dapat ditransmisikan
(inkompetensi katup).2,5 kelemahan dinding pembuluh darah atau ke dalam mikrosirkulasi dan menyebabkan
daun katup yang sudah ada, sekunder terjadinya mikroangiopati vena, meliputi
Patologi vena terjadi jika tekanan vena terhadap cedera langsung, flebitis superfisial, pemanjangan, dilatasi, dan berkelak-
meningkat dan kembalinya darah terganggu atau distensi vena berlebihan akibat efek keloknya kapiler, penebalan membran
melalui beberapa mekanisme. Hal ini dapat hormonal atau tekanan yang tinggi.2 basalis dengan peningkatan serat kolagen
dan elastin, kerusakan endotel dengan
pelebaran ruang interendotel, serta
peningkatan edema perikapiler dengan
pembentukan halo. Kelainan kapiler dengan
peningkatan permeabilitas dan tekanan
vena yang tinggi menyebabkan akumulasi
cairan, makromolekul, dan ekstravasasi sel
darah merah ke ruang interstisial. Selain itu,
fragmentasi dan destruksi mikrolimfatik
juga dapat mengganggu drainase dari
ekstremitas, dan disfungsi saraf lokal dapat
menyebabkan perubahan mekanisme
regulasi.2

Varises dibedakan dari vena retikuler (vena


biru) dan telangiektasia (spider veins) yang
juga melibatkan insufisiensi katup, dari
ukuran dan lokasi pembuluh darah yang
terkena.6

TANDA DAN GEJALA


Varises paling umum mengenai vena
superfisial tungkai, yang muncul pada
tekanan tinggi saat berdiri. Tanda dan gejala
Gambar 2 Katup Vena Normal dan Varises varises meliputi:1,2,5

CDK-224/ vol. 42 no. 1, th. 2015 37


TINJAUAN PUSTAKA

Tungkai terasa nyeri dan berat (sering dengan varises harus diperiksa mengguna- mengurangi risiko kerusakan dan infeksi kulit.
lebih buruk pada malam hari dan setelah kan duplex Doppler ultrasound.7 Aplikasi gel topikal membantu mengelola
latihan atau berdiri lama) gejala yang berkaitan dengan varises, seperti
Pelebaran vena dekat permukaan kulit PENATALAKSANAAN peradangan, nyeri, bengkak, gatal, dan kulit
Munculnya spider veins (telangiektasia) di Penatalaksanaan gangguan vena menahun kering. Steroid topikal diperlukan jika terjadi
tungkai yang terkena meliputi terapi konservatif untuk mengu- dermatitis stasis. Silver-impregnated dressing
Pergelangan kaki bengkak, terutama pada rangi gejala dan membantu mencegah efektif mengontrol infeksi dan memulihkan
malam hari komplikasi sekunder serta progresivitas integritas jaringan. Pengobatan topikal
Perubahan warna kulit menjadi kuning penyakit, dan intervensi aktif. Pemberian bersifat non-invasif dan memiliki tingkat
kecoklatan yang mengilap di dekat terapi secara spesifik didasarkan pada kepatuhan pasien yang baik.
pembuluh darah yang terkena beratnya penyakit, di mana stadium klinis
Kemerahan, kering, dan gatal di daerah CEAP 4-6 sering memerlukan terapi invasif, Intervensi Aktif
kulit, yang disebut dermatitis atau eksim dan perlu dirujuk ke spesialis vaskuler. Intervensi medis aktif dalam varises dapat
stasis vena Stadium klinis CEAP 3 dengan edema masif dibagi menjadi teknik non-bedah dan teknik
Kram bisa terjadi terutama saat per- juga perlu dirujuk ke spesialis vaskuler. Pasien bedah.
gerakan tiba-tiba, seperti gerakan berdiri CVI lanjut yang tidak ditangani berisiko terjadi
Cedera ringan pada daerah yang terkena ulkus, ulkus kambuhan, dan ulkus vena yang Teknik Non-Bedah
dapat menyebabkan perdarahan lebih dari tidak sembuh dengan infeksi progresif dan Teknik non-bedah antara lain meliputi
normal atau membutuhkan waktu lama limfedema.2 skleroterapi dan terapi ablasi dengan
untuk penyembuhannya radiofrequency atau laser endovena.2
Pada beberapa orang, kulit di atas Terapi Konservatif2,3,8
pergelangan kaki dapat mengisut (lipo- Gejala varises dapat dikontrol dengan Skleroterapi
dermatosklerosis) karena lemak di bawah kulit tindakan berikut ini: Skleroterapi telah digunakan dalam
menjadi keras 1) Mengangkat tungkai, tindakan ini pengobatan varises selama lebih dari 150
Bercak bekas luka yang memutih dan mengurangi edema dan tekanan intra- tahun. Skleroterapi vena merupakan suatu
tidak teratur dapat muncul pada per- abdominal, serta sering mengurangi gejala modalitas terapi untuk telangiektasis
gelangan kaki; dikenal sebagai atrophie sementara. obliterasi, varises, dan segmen vena dengan
blanche 2) Olahraga teratur, seperti berjalan, dapat refluks. Skleroterapi dapat digunakan sebagai
memperkuat otot betis, sehingga memulih- terapi primer atau bersama dengan prosedur
Selain masalah kosmetik, varises bisa kan fungsi pompa otot betis. bedah untuk pengobatan CVI, sclerosant
menyakitkan/nyeri, terutama saat berdiri. 3) Pemakaian stocking kompresi yang disuntikkan ke dalam pembuluh darah
Varises lama dan berat dapat menyebabkan merupakan andalan terapi konservatif telah untuk membuat pembuluh darah menciut.
tungkai bengkak, eksim vena, penebalan terbukti dapat memperbaiki pembengkak- Skleroterapi diindikasikan untuk berbagai
kulit (lipodermatosklerosis), dan ulserasi. an, pertukaran nutrisi, dan meningkatkan kondisi termasuk spider veins (< 1 mm),
Komplikasi yang mengancam jiwa jarang mikrosirkulasi pada tungkai yang terkena varises dengan diameter 1-4 mm, perdarahan
terjadi, namun varises mungkin disalah- varises. Stocking pendukung atau stocking varises, dan hemangioma kavernosus kecil
artikan dengan trombosis vena dalam, yang kompresi adalah stocking tungkai atau (malformasi vaskuler).2,10
mungkin mengancam jiwa.5 celana ketat yang terbuat dari bahan elastis
yang kuat. Stocking ini akan menekan varises Obat yang biasa digunakan sebagai
DIAGNOSIS untuk menghambat perkembangannya dan sclerosant adalah polidokanol, natrium
CVI terutama didiagnosis dengan pemeriksa- membantu aliran darah di tungkai, serta tetradesil sulfat (STS), larutan salin
an fisik. Akurasi pemeriksaan fisik dapat mengurangi rasa nyeri.9 hipertonik, gliserin dan gliserin dikromasi.
ditingkatkan dengan bantuan alat Doppler, 4) Pemakaian perangkat kompresi pneu- Kanter dan Thibault pada tahun 1996 me-
sehingga pemeriksa dapat mendengarkan matik intermiten, telah terbukti mengurangi laporkan tingkat keberhasilan 76% setelah
aliran darah. Namun, pemeriksaan paling pembengkakan dan meningkatkan 24 bulan pengobatan saphenofemoral
akurat dan rinci adalah dengan venous sirkulasi. junction dan inkompetensi vena safena
duplex ultrasound yang dapat memberikan 5) Diosmin / hesperidin dan flavonoid besar dengan larutan STS 3%.11 Cairan STS
gambaran vena, sehingga adanya hambatan lainnya. dan polidokanol dapat dicampur dengan
akibat bekuan darah atau gangguan fungsi 6) Obat anti-inflamasi seperti ibuprofen berbagai konsentrasi sclerosant dan berbagai
vena dapat dideteksi.3 atau aspirin dapat digunakan sebagai proporsi sclerosant/gas, dengan udara atau
bagian dari pengobatan untuk trombo- CO2 atau O2 untuk membuat busa. Bentuk
Pada awalnya pemeriksaan teknik pencitraan flebitis superfisial bersama dengan busa memungkinkan lebih banyak pembuluh
dilakukan hanya jika ada kecurigaan klinis stocking. darah vena dapat diterapi per sesi dengan
insufisiensi vena dalam, jika terjadi berulang, 7) Karena CVI progresif dapat menyebab- keberhasilan sebanding. Penggunaannya
atau jika melibatkan sapheno-popliteal kan integritas kulit terganggu, penting untuk yang berbeda dengan sclerosant cair masih
junction. Namun, saat ini semua pasien menjaga kelembapan kulit yang terkena untuk agak kontroversial.12

38 CDK-224/ vol. 42 no. 1, th. 2015


TINJAUAN PUSTAKA

Di Eropa, skleroterapi foam polidokanol darah (Gambar 3). Medical Services Advisory setidaknya sama efektif secara keseluruhan
dengan panduan duplex ultrasound menjadi Committee (MSAC) Australia pada tahun untuk pengobatan varises, sebagai prosedur
standar terapi telangiektasia intrakutan, 2008 telah menetapkan bahwa perawatan komparatif dari ligasi persimpangan dan
varises subkutan, vena perforasi transfasial, laser endovena untuk varises tampaknya stripping vena untuk pengobatan varises.17
dan malformasi vena.2 Sebuah tinjauan lebih efektif dalam jangka pendek, dan Terapi laser dengan diode 810 nm atau 940
Cochrane Collaboration menyimpulkan
bahwa dalam jangka pendek (1 tahun),
skleroterapi lebih baik daripada operasi
untuk keberhasilan pengobatan, tingkat
komplikasi dan biaya, tetapi setelah 5 tahun,
operasi lebih baik, meskipun penelitian ini
lemah.13,14

Komplikasi skleroterapi jarang terjadi,


meliputi hiperpigmentasi kulit sekitar,
pembekuan darah dan ulserasi. Reaksi
anafilaksis sangat jarang tetapi dapat
mengancam jiwa, dan dokter harus memiliki
peralatan resusitasi yang siap digunakan.
Ada satu kasus stroke yang dilaporkan se-
telah skleroterapi yang dipandu USG dengan
injeksi sclerosant busa dosis besar.2,14,15

Terapi ablasi
Terapi ablasi adalah penggunaan energi
termal dalam bentuk radiofrequency atau
laser untuk mengobliterasi vena. Gambar 3 EVLT

Radiofrequency Ablation
Teknik ini seringkali digunakan pada refluks
vena safena sebagai alternatif stripping. Panas
yang terbentuk menyebabkan injuri termal
lokal pada dinding vena yang menyebabkan
trombosis dan akhirnya fibrosis. Dengan
endovenous radiofrequency ablation (ERA)
vena safena besar, 85% pasien mengalami
obliterasi lengkap setelah 2 tahun dengan
rekanalisasi sekitar 11%, namun 90% pasien
bebas dari refluks vena safena, dan 95%
melaporkan perbaikan gejala.2

Komplikasi ERA meliputi luka bakar, pares-


tesia, flebitis klinis, dengan sedikit lebih
tinggi kejadian trombosis vena dalam (0,57%)
dan emboli paru (0,17%). Suatu studi selama
3 tahun telah membandingkan ERA yang
tingkat kekambuhannya 33%, dengan operasi
terbuka yang memiliki tingkat kekambuhan
23%.16

Endovenous Laser Therapy


Endovenous Laser Therapy (EVLT) adalah teknik
pengobatan gangguan vena menahun meng-
gunakan energi laser, biasanya dilakukan
oleh phlebologist, ahli radiologi intervensi,
atau ahli bedah jantung paru dan pembuluh Gambar 4 Skema Keputusan Klinis untuk EVLT varises

CDK-224/ vol. 42 no. 1, th. 2015 39


TINJAUAN PUSTAKA

nm telah memberikan hasil sangat baik, Teknik Bedah (0,06 %), dan komplikasi luka termasuk infeksi
dengan obliterasi vena safena pada 93% Pada CVI berat, ulkus vena sering memer- (2,2%).19 Ada bukti bahwa vena safena besar
pasien setelah 2 tahun.2 lukan terapi hingga 6 bulan sebelum tumbuh kembali setelah stripping. Untuk
sembuh total, sering kambuh terutama jika operasi, dilaporkan tingkat kekambuhan
Tingkat komplikasi yang lebih berat seperti terapi kompresi tidak dipertahankan. Pada setelah 10 tahun berkisar 5-60%.20 Selain
DVT (deep vein thrombosis), cedera saraf CVI yang refrakter terhadap obat dan terapi itu, karena stripping menghilangkan batang
dan parestesia, infeksi pasca-operasi dan yang kurang invasif, maka teknik bedah utama safena, tidak tersedia lagi vena untuk
hematoma, tampaknya lebih besar setelah harus dipertimbangkan untuk melengkapi cangkokan bypass vena di masa depan
ligasi dan stripping daripada setelah EVLT. terapi kompresi, termasuk pada pasien yang (penyakit arteri koroner atau tungkai).21
Komplikasi EVLT meliputi luka bakar ringan tidak nyaman dengan disabilitas menetap,
pada kulit (0,4%) dan parestesia sementara atau pada ulkus vena yang tidak kunjung Ligasi Vena dan Phlebectomy
(2,1%).18 sembuh dengan upaya medis maksimal, Ligasi saphenofemoral junction telah diper-
dan pada pasien yang tidak mampu patuh timbangkan sebagai terapi standar untuk
Komplikasi EVLT dapat dikategorikan sebagai terhadap terapi kompresi, atau dengan varises banyak pasien CVI. Kumpulan varises vena
komplikasi minor atau serius. Komplikasi kambuhan.2 besar yang berhubungan dengan vena safena
minor meliputi memar (51%), hematoma inkompeten dapat diavulsi dengan teknik
(2,3%), mati rasa sementara (3,8%), flebitis Beberapa teknik bedah meliputi stripping stab phelebctomy. Ligasi dan stripping CVI
(7,4%), indurasi (46,7%), dan sensasi sesak yang lebih invasif hingga prosedur yang tingkatan 2-6 dengan refluks vena superfisial
(24,8%). Komplikasi lebih serius meliputi kurang invasif seperti cryosurgery.2 telah menghasilkan perbaikan bermakna
luka bakar pada kulit (0,5%), trombosis vena hemodinamika vena, dan menghilangkan
dalam (0,4%), emboli paru (0,1%), dan cedera Stripping gejala CVI stadium lanjut, serta membantu
saraf (0,8%). Kerusakan retina merupakan Stripping adalah pengambilan seluruh atau penyembuhan ulkus.2
komplikasi serius tetapi sangat jarang (< sebagian batang utama vena safena (besar/
1%) yang dapat terjadi selama penggunaan panjang atau lebih kecil/pendek). Komplikasi Cryosurgery
laser.17 meliputi trombosis vena (5,3%), emboli paru Dalam teknik ini, sebuah cryoprobe diturun-
kan melalui vena safena panjang setelah
ligasi saphenofemoral. Kemudian probe
didinginkan dengan NO2 atau CO2 hingga
suhu -85oC. Vena tersebut membeku ke arah
probe dan dapat ditarik secara retrograde
setelah 5 detik pembekuan. Ini adalah varian
stripping. Satu-satunya keunggulan teknik
ini adalah untuk menghindari sayatan distal
dalam pelepasan stripper.22

SIMPULAN
Ganggguan vena menahun banyak dijumpai
di semua kalangan, pada tahapan tertentu
sangat mengganggu pasien. Gejalanya
mulai dengan hanya keluhan kosmetik, rasa
berat dan kram pada kaki, hingga ulkus yang
sulit sembuh. Gangguan vena menahun
mempunyai beberapa stadium klinis sesuai
dengan penanganan yang berbeda. Stocking
kompresi merupakan terapi konservatif
andalan, dan pada pasien yang refrakter ter-
hadap obat dan terapi yang kurang invasif,
Gambar 5 Vena Safena Besar dan Kecil teknik bedah harus dipertimbangkan.

DAFTAR PUSTAKA
1. Chronic venous insufficiency [Internet]. 2012 [cited 2014 June 6]. Available from: http://www.summitmedicalgroup.com/library/adult_health/aha_venous_insufficiency/
2. Eberhardt RT, Raffetto JD. Chronic venous insufficiency. Circulation 2005;111:2398-409.
3. Chronic venous insufficiency [Internet]. 2012 [cited 2014 June 6]. Available from: http://vasculardisease.org/chronic-venous-insufficiency-cvi/
4. Understanding varicose veins - the basics [Internet]. 2014 [cited 2014 June 6]. Available from: http://www.webmd.com/skin-problems-and-treatments/understanding-varicose-veins-
basics.
5. Varicose vein [Internet]. 2010 [cited 2014 June 6]. Available from: http://www.webcitation.org/5r1PRrJul.

40 CDK-224/ vol. 42 no. 1, th. 2015


TINJAUAN PUSTAKA

6. Weiss RA, Weiss MA. Doppler ultrasound findings in reticular veins of the thigh subdermic lateral venous system and implications for sclerotherapy. J Dermatol Surg Oncol. 1993;19(10):
947-51.
7. Blomgren L, Johansson G, Emanuelsson L, Dahlberg-kerman A, Thermaenius P, Bergqvist D. Late follow-up of a randomized trial of routine duplex imaging before varicose vein surgery.
Br J Surg.2011;98(8):1112-6.
8. Campbell B. Varicose veins and their management. BMJ 2006; 333(7562):287-92.
9. Curri SB. Changes of cutaneous microcirculation from elasto-compression in chronic venous insufficiency. In: Davy A, Stemmer R, editors. Phlebology. Montrouge, France: John Libbey
Eurotext; 1989.
10. Goldman MP. Sclerotherapy: Treatment of varicose and telangiectatic leg veins. 2nd ed. New York: Elsevier Health Sciences; 1995.
11. Kanter A, Thibault P. Saphenofemoral incompetence treated by ultrasound-guided sclerotherapy. Dermatol Surg. 1996;22(7):64852. doi:10.1016/1076-0512(96)00173-2.
12. Thibault P, Catherine B, Angie R. Injection sclerotherapy for varicose veins. In: Thibault P, editor. Cochrane database of systematic reviews. Cochrane Database Syst Rev. 2006;4:CD001732.
doi:10.1002/14651858.CD001732.pub2.
13. Rigby KA, Palfreyman SJ, Beverley C, Michaels JA. Surgery versus sclerotherapy for the treatment of varicose veins. In: Rigby, Kathryn A, editors. Cochrane Database Syst Rev. 2004;4:
CD004980. doi:10.1002/14651858.CD004980.
14. Finkelmeier WR. Sclerotherapy. In: ACS surgery: Principles & practice. Chapter 12. New York: WebMD; 2004.
15. Scurr JR, Fisher RK, Wallace SB. Anaphylaxis following foam sclerotherapy: A life threatening complication of non invasive treatment for varicose veins. EJVES Extra 2007;13(6):87-9.
doi:10.1016/j.ejvsextra.2007.02.005.
16. Kenneth M. An opinion - surgery for small saphenous reflux is obsolete! Venous digest 2005;12(7).
17. Medical Services Advisory Committee. Endovenous laser therapy (ELT) for varicose veins. MSAC application 1113. Commonwealth of Australia: Dept of Health and Ageing; 2008.
18. Elmore FA, Lackey D. Effectiveness of endovenous laser treatment in eliminating superficial venous reflux. Phlebology 2008;23:21-31.
19. Van Rij AM, Chai J, Hill GB, Christie RA. Incidence of deep vein thrombosis after varicose vein surgery. Br J Surg. 2004;91(12):1582-5. doi:10.1002/bjs.4701.
20. Munasinghe A, Smith C, Kianifard B, Price BA, Holdstock JM, Whiteley MS. Strip-tract revascularization after stripping of the great saphenous vein. Br J Surg. 2007;94(7):840-3. doi:10.1002/
bjs.5598.
21. Hammarsten J, Pedersen P, Cederlund CG, Campanello M. Long saphenous vein saving surgery for varicose veins: A long-term follow-up. Eur J Vasc Surg. 2010;4(4):361-4. doi:10.1016/
S0950-821X(05).
22. Shouten R, Mollen RM, Kuijpers HC. A comparison between cryosurgery and conventional stripping in varicose vein surgery: Perioperative features and complications. Ann Vasc Surg.
2006;3:306-11.

CDK-224/ vol. 42 no. 1, th. 2015 41

You might also like