You are on page 1of 3

Khutbah Pertama

Amma badu
Maasyirol muslimin jamaah shalat Jumat rahimani wa rahimakumullah

Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam yang telah memberikan kita berbagai karunia. Karunia terbesar
yang Allah berikan adalah karunia Iman dan Islam. Moga kita semakin bersyukur atas nikmat tersebut dan
kita bisa buktikan dengan semakin meningkatkan ketakwaan kita pada Allah Taala.
Perintah dalam ayat tentang takwa,


Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah
sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam. (QS. Ali Imran: 102)
Takwa inilah yang nanti menyelamatkan kita dari siksa neraka.
Shalawat dan salam semoga tercurah pada junjungan dan suri tauladan kita, Nabi akhir zaman, Nabi besar
kita Muhammad shallallahu alaihi wa sallam, kepada Ummahatul Mukmin, kepada para sahabat tercinta,
kepada khulafaur rosyidin (Abu Bakr, Umar, Utsman dan Ali radhiyallahu anhum) serta yang mengikuti
para salaf tadi dengan baik hingga akhir zaman.

Para jamaah shalat jumat rahimani wa rahimakumullah

Kita sudah pernah dengar kata Jahannam. Jahannam adalah di antara nama neraka.
Kenapa disebut Jahannam. Jahannam secara bahasa berarti sumur yang dalam. Kaitannya dengan sifat
neraka dapat kita lihat dari dalamnya neraka disebutkan dalam hadits berikut. Dari Abu
Hurairah radhiyallahu anhu, ia berkata,
Kami dulu pernah bersama Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Tiba-tiba terdengar suara sesuatu yang
jatuh. Nabi shallallahu alaihi wa sallam lantas bertanya, Tahukah kalian, apakah itu? Para sahabat pun
menjawab, Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui. Nabi shallallahu alaihi wa sallam kemudian
menjelaskan, Ini adalah batu yang dilemparkan ke dalam neraka sejak 70 tahun yang lalu dan batu tersebut
baru sampai di dasar neraka saat ini. (HR. Muslim, no. 2844)
Jamaah shalat Jumat yang semoga senantiasa dirahmati oleh Allah
Perlu dipahami bahwa orang yang masuk neraka menurut pemahaman Ahlus Sunnah wal Jamaah ada dua
golongan:
orang-orang kafir, mereka kekal di dalam neraka,
orang-orang mukmin yang berbuat dosa besar, mereka akan keluar dari neraka dan akan masuk surga.
Orang kafir dan yang berbuat syirik akbar (besar) akan masuk neraka dan kekal di dalamnya. Sedangkan
pelaku dosa besar masih dalam masyiah (kehendak Allah).
Yang termasuk bentuk syirik:
Jika ada yang meyakini bahwa penguasa langit adalah Allah dan penguasa bumi adalah selain Allah, atau
meyakini bahwa penguasa langit adalah berserikat antara Allah dan makhluk, atau meyakini bahwa Allah itu
memiliki penolong dalam penciptaan langit dan bumi, maka ia musyrik. Ini syirik dalam rububiyah.
Sujud kepada selain Allah, nadzar kepada selain Allah, menyajikan tumbal pada selain Allah. Ini syirik dalam
uluhiyah.
Yang termasuk dosa besar:
Selingkuh atau berzina.
Pemakan riba dan yang mendukung dalam riba.
Mabuk, minum minuman keras walau ada yang tidak sampai mabuk.
Meninggalkan shalat walau hanya satu shalat saja, bahkan meninggalkan shalat lebih parah dari selingkuh,
pemakan riba, dan mabuk-mabukan.
Tentang dosa syirik dan dosa besar disebutkan dalam ayat,


Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain
dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. (QS. An Nisa: 48).
Penulis Fath Al-Majid, Syaikh Abdurrahman bin Hasan Alu Syaikh rahimahullah berkata, Syirik adalah dosa
yang amat besar karena Allah sampai mengatakan bahwa Dia tidak akan mengampuninya bagi siapa yang
tidak bertaubat dari dosa syirik tersebut. Sedangkan dosa di bawah syirik, maka itu masih di bawah
kehendak Allah. Jika Allah kehendaki ketika ia berjumpa dengan Allah, maka bisa diampuni. Jika tidak,
maka ia akan disiksa. Jika demikian seharusnya seseorang begitu takut terhadap syirik karena besarnya
dosa tersebut di sisi Allah.
Orang yang berbuat syirik jelas tidak akan mendapatkan syafaat. Kalau sudah masuk neraka tidak akan
keluar dari neraka.
Allah Taala berfirman,





Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan
kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolong
pun. (QS. Al-Maidah: 72).
Bagi orang kafir (termasuk yang berbuat syirik) untuk keluar dari neraka bagaikan unta masuk dalam lubang
jarum sebagaimana dalam ayat,




Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri terhadapnya,
sekali-kali tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit dan tidak (pula) mereka masuk surga, hingga
unta masuk ke lubang jarum. Demikianlah Kami memberi pembalasan kepada orang-orang yang berbuat
kejahatan. (QS. Al-Araf: 40)
Namun pelaku dosa besar yang masuk neraka yang disebut Jahannamiyyun selama masih ada iman ada
peluang untuk masuk surga dengan syafaat Nabi shallallahu alaihi wa sallam. Dari Imran bin
Hushain radhiyallahu anhu, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,





Ada suatu kaum keluar dari neraka dengan Syafaat Muhammad -shallallahu alaihi wa sallam-, lalu ia
memasuki surga. Mereka disebut dengan Jahannamiyyin. (HR. Bukhari, no. 6566)
Demikian juga dinyatakan oleh Imam Al-Muzani yang merupakan murid utama dari Imam Syafii dalam
kitabnya Syarh As-Sunnah,



Orang yang kafir yang menentang Rabbnya, di hari kiamat mereka akan terhalang dari melihat Allah dan
mereka akan diseret ke neraka. Kecuali yang Allah kehendaki dari kalangan ahli tauhid, maka mereka
akan keluar dari neraka.
Coba juga perhatikan cerita tentang orang yang terakhir keluar dari neraka dan terakhir kali masuk surga.
Ibnu Masud radhiyallahu anhu berkata, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
Sesungguhnya aku tahu siapa orang yang paling terakhir dikeluarkan dari neraka dan paling terakhir masuk
ke surga. Yaitu seorang laki-laki yang keluar dari neraka dengan merangkak.
Kemudian Allah berfirman kepadanya, Pergilah engkau, masuklah engkau ke surga.
Ia pun mendatangi surga, tetapi ia membayangkan bahwa surga itu telah penuh.
Ia kembali dan berkata, Wahai Rabbku, aku mendatangi surga tetapi sepertinya telah penuh.
Allah berfirman kepadanya, Pergilah engkau dan masuklah surga.
Ia pun mendatangi surga, tetapi ia masih membayangkan bahwa surga itu telah penuh.
Kemudian ia kembali dan berkata, Wahai Rabbku, aku mendatangi surga tetapi sepertinya telah penuh.
Allah berfirman kepadanya, Pergilah engkau dan masuklah surga, karena untukmu surga seperti dunia dan
sepuluh kali lipat darinya.
Orang tersebut berkata, Apakah Engkau memperolok-olokku atau menertawakanku, sedangkan Engkau
adalah Raja Diraja?
Ibnu Masud berkata, Aku melihat Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam tertawa sampai tampak gigi
geraham beliau. Kemudian beliau bersabda, Itulah penghuni surga yang paling rendah derajatnya. (HR.
Bukhari, no. 6571, 7511; Muslim, no. 186).
Hadits di atas menunjukkan bahwa jika orang beriman yang masih memiliki iman walaupun kecil, ketika
masuk neraka, tidak akan kekal di dalamnya.
Demikian khutbah pertama ini.




Khutbah Kedua











Amma badu
Maasyirol muslimin jamaah shalat Jumat rahimani wa rahimakumullah

Dari pembahasan khutbah pertama tadi, beberapa hal bisa disimpulkan:


Pelaku syirik (menyekutukan Allah) lebih bahaya dari dosa besar.
Pelaku syirik kekal dalam neraka.
Pelaku dosa besar yang disebut Jahannamiyyun selama masih ada iman tidak kekal dalam neraka,
tergantung masyiah (kehendak) Allah.
Keliru jika ada yang meyakini bahwa orang muslim yang masuk neraka tidak akan keluar-keluar dari neraka.
Padahal surat Al-Araf ayat 40 ditujukan pada orang-orang kafir, bukan orang muslim yang masih memiliki
iman yang nantinya punya peluang keluar dari neraka dan masuk dalam surga.
Semoga Allah menjauhkan kita dari siksa neraka dan menjadikan kita orang-orang yang masuk tanpa hisab
dan tanpa azab.





.













.

You might also like