Professional Documents
Culture Documents
DISUSUN OLEH :
NAMA : PENI SEFIAH INDRAWATI
NIM : A1C314002
DOSEN PENGAMPU: 1. DRS. MENZA HENDRI, M. Pd
2. AHMAD SYARKOWI, M.Pd
1. TAKSONOMI BLOOM
Taksonomi berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani yaitu tassein yang berarti
mengklasifikasi dan nomos yang berarti aturan. Jadi Taksonomi berarti hierarkhi
klasifikasi atas prinsip dasar atau aturan. Istilah ini kemudian digunakan oleh Benjamin
Samuel Bloom, seorang psikolog bidang pendidikan yang melakukan penelitian dan
pengembangan mengenai kemampuan berpikir dalam proses pembelajaran.
Jadi, Taksonomi Bloom adalah struktur hierarkhi yang mengidentifikasikan skills
mulai dari tingkat yang rendah hingga yang tinggi. Tentunya untuk mencapai tujuan
yang lebih tinggi, level yang rendah harus dipenuhi lebih dulu. Dalam kerangka konsep
ini, tujuan pendidikan ini oleh Bloom dibagi menjadi tiga domain/ranah kemampuan
intelektual (intellectual behaviors) yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.
Ranah Kognitif berisi perilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti
pengetahuan, dan keterampilan berpikir. Ranah afektif mencakup perilaku terkait dengan
emosi, misalnya perasaan, nilai, minat, motivasi, dan sikap. Sedangkan ranah
Psikomotorik berisi perilaku yang menekankan fungsi manipulatif dan keterampilan
motorik / kemampuan fisik, berenang, dan mengoperasikan mesin. Para trainer biasanya
mengkaitkan ketiga ranah ini dengan Knowledge, Skill and Attitude (KSA). Kognitif
menekankan pada Knowledge, Afektif pada Attitude, dan Psikomotorik pada Skill.
Sebenarnya di Indonesia pun, kita memiliki tokoh pendidikan, Ki Hajar Dewantara yang
terkenal dengan doktrinnya Cipta, Rasa dan Karsa atau Penalaran, Penghayatan, dan
Pengamalan. Cipta dapat diidentikkan dengan ranah kognitif , rasa dengan ranah afektif
dan karsa dengan ranah psikomotorik.
Ranah kognitif mengurutkan keahlian berpikir sesuai dengan tujuan yang
diharapkan. Proses berpikir menggambarkan tahap berpikir yang harus dikuasai oleh
siswa agar mampu mengaplikasikan teori kedalam perbuatan. Ranah kognitif ini terdiri
atas enam level, yaitu: (1) knowledge (pengetahuan),(2) comprehension (pemahaman
atau persepsi), (3) application (penerapan), (4) analysis (penguraian atau penjabaran), (5)
synthesis (pemaduan), dan (6) evaluation (penilaian).
Level ranah ini dapat digambarkan dalam bentuk piramida berikut:
Tiga level pertama (terbawah) merupakan Lower Order Thinking Skills, sedangkan tiga
level berikutnya Higher Order Thinking Skill. Namun demikian pembuatan level ini bukan
berarti bahwa lower level tidak penting. Justru lower order thinking skill ini harus dilalui dulu
untuk naik ke tingkat berikutnya. Skema ini hanya menunjukkan bahwa semakin tinggi
semakin sulit kemampuan berpikirnya.
No.
Kategori Penjelasan Kata kerja kunci
Mendefinisikan, menyusun daftar,
1.
Pengetahuan Kemampuan menyebutkan atau menamai,
menjelaskan kembali menyatakan, mengidentifikasikan,
Contoh: menyatakan kebijakan. mengetahui, menyebutkan, membuat
rerangka, menggaris bawahi,
menggambarkan,
menjodohkan, memilih
2.
Pemahaman Kemampuan memahami Menerangkan, menjelaskan , menguraikan,
instruksi/masalah, membedakan, menginterpretasikan,
merumuskan, memperkirakan,
menginterpretasikan dan meramalkan,
menggeneralisir, menterjemahkan,
menyatakan kembali dengan mengubah,
kata-kata sendiri memberi contoh, memperluas, menyatakan
Contoh : Menuliskan kembali kembali, menganalogikan, merangkum
atau merangkum materi
Pelajaran
3.
Penerapan Kemampuan menggunakan Menerapkan, mengubah, menghitung,
konsep dalam praktek atau melengkapi, menemukan. membuktikan,
situasi yang baru menggunakan, mendemonstrasikan,
memanipulasi, memodifikasi,
Contoh: Menggunakan menyesuaikan,
menunjukkan, mengoperasikan,
pedoman/ aturan dalam menyiapkan,
menghitung gaji pegawai. menyediakan, menghasilkan.
Menganalisa, mendiskriminasikan,
4.
Analisa Kemampuan memisahkan membuat
konsep kedalam beberapa skema /diagram, membedakan,
komponen untuk memperoleh membandingkan, mengkontraskan,
6.
Evaluasi Kemampuan mengevaluasi dan Mengkaji ulang, membandingkan,
menyimpulkan, mengkritik,
menilai sesuatu berdasarkan mengkontraskan,
norma, acuan atau kriteria. mempertentangkan menjustifikasi,
Contoh: Membandingkan hasil mempertahankan, mengevaluasi,
ujian siswa dengan kunci membuktikan, memperhitungkan,
menghasilkan, menyesuaikan,
jawaban. mengkoreksi,
melengkapi, menemukan.
Ranah Afektif mencakup segala sesuatu yang terkait dengan emosi, misalnya perasaan,
nilai, penghargaan, semangat,minat, motivasi, dan sikap. Lima kategori ranah ini diurutkan
mulai dari perilaku yang sederhana hingga yang paling kompleks.
No.
Kategori Penjelasan Kata kerja kunci
Kemampuan untuk menanyakan, mengikuti, memberi,
1.
Penerimaan menunjukkan menahan /
atensi dan penghargaan mengendalikan diri, mengidentifikasi,
terhadap orang lain memperhatikan, menjawab.
Contoh: mendengar pendapat
orang lain, mengingat nama
Seseorang
Kemampuan membentuk
4.
Organisasi system Mentaati, mematuhi, merancang, mengatur,
nilai dan budaya organisasi mengidentifikasikan, mengkombinasikan,
mengorganisisr, merumuskan,
dengan mengharmonisasikan menyamakan,
perbedaan nilai. mempertahankan, menghubungkan,
mengintegrasikan, menjelaskan,
Contoh: Menyepakati dan mengaitkan,
mentaati etika profesi, menggabungkan, memperbaiki,
mengakui menyepakati,
perlunya keseimbangan antara menyusun, menyempurnakan, menyatukan
kebebasan dan tanggung jawab pendapat, menyesuaikan, melengkapi,
membandingkan, memodifikasi
Melakukan, melaksanakan,
5.
Karakterisasi Kemampuan mengendalikan memperlihatkan
perilaku berdasarkan nilai yang membedakan, memisahkan, menunjukkan,
mempengaruhi, mendengarkan,
dianut dan memperbaiki memodifikasi,
hubungan intrapersonal, mempraktekkan, mengusulkan, merevisi,
memperbaiki, membatasi,
interpersonal dan social. mempertanyakan,
Contoh: Menunjukkan rasa mempersoalkan, menyatakan, bertindak,
percaya diri ketika bekerja Membuktikan, mempertimbangkan.
sendiri, kooperatif dalam
aktivitas kelompok
6. Taksonomi Guilford
Guilford telah menggambarkan pola yang merupakan struktur intelek dalam bentuk
kubus.
Selanjutnya Guilford juga telah berbicara lebih luas tentang implikasi model ini di
bidang pendidikan. Dikatakan bahwa untuk melatih kemampuan intelektual tertentu,
dibutuhkan latihan tertentu pula.
7. Taksonomi Ki Hajar Dewantara (Cipta-Rasa-Karsa)
Bagi Ki Hajar Dewantara, para guru hendaknya menjadi pribadi yang bermutu
dalam kepribadian dan kerohanian, baru kemudian menyediakan diri untuk menjadi
pahlawan dan juga menyiapkan para peserta didik untuk menjadi pembela nusa dan
bangsa.Pendidikan yang humanis menekankan pentingnya pelestarian eksistensi
manusia, dalam arti membantu manusia lebih manusiawi, lebih berbudaya, sebagai
manusia yang utuh dan berkembang (menurut Ki Hajar Dewantara menyangkut daya
cipta (kognitif), daya rasa (afektif), dan daya karsa (psikomotorik).
Dalam kehidupan manusia tidak bisa terlepas dari 3 hal yaitu Cipta, Rasa dan Karsa.
Cipta adalah kesadaran manusia untuk menyadari adanya hidup itu sendiri. Daya cipta
merupaka anugrah besar yang diberikan kepada Manusia. Dengan adanya unsur Cipta,
manusia bisa menyadari adanya Sang Pencipta. Adanya kita karena adanya Sang
Pencipta yang Abadi dialah Allah AR-Rahman AR-Rahim. Dengan Keberadaan-Nya
lah, kita diberi Anugrah untuk bisa merasakan, dan merasakan semua yang ada. Rasa
adalah mediator atau sarana kita mengenal Sang Maha Kekal atau yang selalu ada tidak
berawal dan berakhir. Dan semua Manusia tidak pernah lepas dari Rasa. Karena adanya
Rasa, timbulah keinginan apa yang disebut dalam bahasa jawa yaitu Karsa. Maksud
Karsa adalah dalam bentuk keinginan yang diaplikasikan. Banyak orang tua jawa
mengatakan ketika kita bisa menyelaraskan 3 komponen diatas, kita akan bisa
merasakan nikmatnya kehidupan. Kita bisa merasakan Kebesaran Tuhan. Secara Fisik,
kita bisa menempatkan unsur-unsur tersebut dalam tubuh manusia. Untuk Cipta berada
di Kepala manusia, Rasa di Dada Manusia, dan Karsa terletak di perut manusia.
Makanya tidak heran Hati biasa dikatakan di dada, karena Rasa merupakan manifestasi
dari Hati.
8. Taksonomi Gagne
Robert Gagne lahir tahun 1916 di North Andover, MA. Beliau mendapatkan gelar
A.B. di Yale tahun 1937 dan pada tahun 1940 mendapat gelar Ph.D. Psychology dari
Universitas Brown. Mengajar di Connecticut College for Women dari 1940-49 dan
kemudian di Penn State University dari 1945-1946. Antara 1949-1958, Gagne menjadi
direktur perceptual and motor skills laborartory di U.S. Air force. Pada saat itu dia
mulai mengembangkan beberapa idenya yaitu teori belajar yang disebut"The
Conditions of Learning". Pada 25 tahun terakhir beliau adalah professor di Department
of Education Research at Florida State University di Tallahassee.
Gagne melihat proses belajar mengajar dibagi menjadi beberapa komponen
penting yaitu :
1. Fase fase pembelajaran
2. Kategori utama kapabilitas/kemampuan manusia/outcomes
3. Kondisi atau tipe pembelajaran
4. Kejadian-kejadian instruksional
Robert Gagne seorang ahli psikologi pendidikan mengembangkan teori belajar yang
mencapai kulminasinya (titik uncak) pada The Condition of Learning. Banyak
gagasan Gagne tentang teori belajar, seperti belajar konsep dan model pemrosesan
informasi, pada bukunya The Condition of Learning mengemukakan bahwa:Learning
is change in human disposition or capacity, wich persists over a period time, and which
is not simply ascribable to process a groeth. Belajar adalah perubahan yang terjadi
dalam kemampuan manusia setelah belajar secara terus menerus, bukan hanya
disebabkan karena proses pertumbuhan saja. Gagne berkeyakinan bahwa belajar
dipengaruhi oleh faktor dari luar diri dan faktor dalm diri dan keduanya saling
berinteraksi.
1. Fase-Fase Dalam Belajar
Gagne membagi proses belajar berlangsung dalam empat fase utama, yaitu:
Fase Receiving The Stimulus Situation
Fase Stage Of Acquition
Fase Storage
Fase Retrieval/Recall
Fase Motivasi
Fase Generalisasi
Fase Penampilan
Fase Umpan Balik,
2. Kategori Utama Kapabilitas
Setelah selesai belajar, penampilan yang dapat diamati sebagai hasil belajar adalah
kemampuan-kemampuan (capabilities). Kemampuan-kemampuan tersebut
dibedakan berdasarkan atas kondisi mencapai kemampuan tersebut berbeda-
beda. Ada lima kemampuan (kapabilitas) sebagai hasil belajar yang diberikan Gagne
yaitu :
Verbal Information
Intellectual Skills
Cognitive Strategies
Attitudes
Motor Skills
3. Kondisi Atau Tipe Pembelajaran
Signal Learning
Stimulus-Response
Chaining
Verbal Association
Discrimination Learning
Concept Learning
Rule Learning
Problem Solving
4. Kejadian-Kejadian Instruksional
Apakah yang terjadi dalam mengajar? Mengajar dapat kita pandang sebagai usaha
mengontrol kondisi ekstern. Kondisi ekstern merupakan satu bagian dari proses
belajar, namun termasuk tugas guru yang utama dalam mengajar.
Mengajar terdiri dari sejumlah kejadian-kejadian tertentu yang menurut Gagne
terkenal dengan Nine instructional events yang dapat diuraikan sebagai berikut :
Gain Attention
Inform Learners Of Objectives
Stimulate Recall Of Prior Learning
Present The Content
Elicit Performance /Practice
Provide Feedback
Assess Performance
Enhance Retention And Transfer To The Job
9. Taksonomi Anderson
Pada tahun 1990 seorang murid Benjamin Bloom yang bernama Lorin W.
Anderson melakukan penelitian dan mengasilkan perbaikan terhadap taksonomi
Bloom, revisinya diterbitkan tahun 2001. Perbaikan yang dilakukan adalah mengubah
taksonomi Bloom dari kata benda (noun) menjadi kata kerja (verb). Ini penting
dilakukan karena taksonomi Bloom sesungguhnya adalah penggambaran proses
berfikir. Selain itu juga dilakukan pergeseran urutan taksonomi yang menggambarkan
dari proses berfikir tingkat rendah (low order thinking) ke proses berfikir tingkat
tinggi (high order thinking).
Dimensi Taksonomi Anderson
Deskripsi dan kata kunci setiap kategori dapat dilihat dalam tabel di bawah ini.
KATEGORI KATA KUNCI
Remembering (ingatan): can the Menyebutkan definisi, menirukan ucapan,
student recall or remember the menyatakan susunan, mengucapkan, mengulang,
information? Dapatkah peserta didik menyatakan
mengucapkan atau mengingat informasi?
Understanding (pemahaman): Mengelompokkan, menggambarkan,
Dapatkah peserta didik menjelaskan menjelaskan identifikasi, menempatkan,
konsep, prinsip, hukum atau prosedur? melaporkan, menjelaskan, menerjemahkan,
pharaprase.
Applying (penerapan): Dapatkah Memilih, mendemonstrasikan, memerankan,
peserta didik menerapkan menggunakan, mengilustrasikan,
pemahamannya dalam situasi baru? menginterpretasi, menyusun jadwal, membuat
sketsa, memecahkan masalah, menulis
Analyzing (analisis): Dapatkah peserta Mengkaji, membandingkan, mengkontraskan,
didik memilah bagian-bagian membedakan, melakukan deskriminasi,
berdasarkan perbedaan dan memisahkan, menguji, melakukan eksperimen,
kesamaannya? mempertanyakan.
Evaluating (evaluasi): Dapatkah peserta Memberi argumentasi, mempertahankan,
didik menyatakan baik atau buruk menyatakan, memilih, memberi dukungan,
terhadap sebuah fenomena atau objek memberi penilaian, melakukan evaluasi
tertentu?
Creating (penciptaan): Dapatkah Merakit, mengubah, membangun, mencipta,
peserta didik menciptakan sebuah benda merancang, mendirikan, merumuskan, menulis.
atau pandangan?