You are on page 1of 1

Patofisiologi prematur

Terdapat banyak penyebab gangguan pertumbuhan intrauterine yang berefek terhadap


janin dengan gangguan yang berbeda beda. Pada pertumbuhan intrauterine normal,
pertambahan berat plasenta sejalan dengan pertambahan berat janin, tetapi walaupun untuk bayi
besar memerlukan plasenta yang besar, tidak demikian sebaliknya. Namun demikian berat lahir
memiliki hubungan yang berarti dengan berat plasenta. Berat lahir juga berhubungan sekali
dengan luar permukaan villus plasenta.
Selama embryogenesis status gizi ibu memiliki efek kecil terhdap pertumbuhan bayi,
hal itu terjadi karena kebanyakan wanita memiliki cukup banyak simpanan nutrisi untuk embrio
yang tumbuh lambat. Meskipun demikian pada fase pertumbuhan trimester ketiga saat hypertropi
seluler janin dimulai, kebutuhan nutrisi janin dapat melebihi persediaan ibu, jika masukkan
nutrisi ibu kurang.
Pada bayi premature akan mengalami berat badan lahir rendah, pembentukan substansi
surfaktan yang belum sempurna dan imaturnya system imunulogi yang memerlukan perawatan
lebih intensif lagi.\

Persalinan preterm dapat diperkirakan dengan mencari faktor resiko mayor atau minor. Faktor
resiko minor ialah penyakit yang disertai demam, perdarahan pervaginam pada kehamilan lebih
dari 12 minggu, riwayat pielonefritis, merokok lebih dari 10 batang perhari, riwayat abortus pada
trimester II, riwayat abortus pada trimester I lebih dari 2 kali.Faktor resiko mayor adalah
kehamilan multiple, hidramnion, anomali uterus, serviks terbuka lebih dari 1 cm pada kehamilan
32 minggu, serviks mendatar atau memendek kurang dari 1 cm pada kehamilan 32 minggu,
riwayat abortus pada trimester II lebih dari 1 kali, riwayat persalinan preterm sebelumnya,
operasi abdominal pada kehamilan preterm, riwayat operasi konisasi, dan iritabilitas
uterus.Pasien tergolong resiko tinggi bila dijumpai 1 atau lebih faktor resiko mayor atau bila ada
2 atau lebioh resiko minor atau bila ditemukan keduanya. (Kapita selekta, 2000 : 274)

PATOFISIOLOGI POSTMATUR
Risiko kehamilan lewat waktu antara lain adalah gangguan pertumbuhan janin, gawat janin,
sampai kematian janin dalam rahim. Resiko gawat janin dapat terjadi 3 kali dari pada kehamilan aterm1.
Kulit janin akan menjadi keriput, lemak di bawah kulit menipis bahkan sampai hilang, lama-lama kulit
janin dapat mengelupas dan mengering seperti kertas perkamen. Rambut dan kuku memanjang dan
cairan ketuban berkurang sampai habis. Akibat kekurangan oksigen akan terjadi gawat janin yang
menyebabkan janin buang air besar dalam rahim yang akan mewarnai cairan ketuban menjadi hijau
pekat.
Pada saat janin lahir dapat terjadi aspirasi (cairan terisap ke dalam saluran napas) air ketuban yang
dapat menimbulkan kumpulan gejala MAS (meconeum aspiration syndrome). Keadaan ini dapat
menyebabkan kematian janin. Komplikasi yang dapat mungkin terjadi pada bayi ialah suhu yang tidak
stabil, hipoglikemia, polisitemia, dan kelainan neurologik.
Kehamilan lewat bulan dapat juga menyebabkan resiko pada ibu, antara lain distosia karena aksi uterus
tidak terkoordinir, janin besar, dan moulding (moulage) kepala kurang. Sehingga sering dijumpai partus
lama, kesalahan letak, inersia uteri, distosia bahu, dan perdarahan postpartum.

You might also like