You are on page 1of 2

Manajemen Strategik AirAsia (Merger & Corporate Level Strategy)

Merger
Maskapai penerbangan asal Malaysia, AirAsia Berhad, akan menggabungkan PT
Indonesia AirAsia dengan PT Indonesia AirAsia X (Ekstra). Berdasarkan keterangan dari
Kementrian Perhubungan, maskapai penerbangan Indonesia AirAsia masih mencatat
ekuitas yang negatif, langkah merger sendiri dilakukan untuk mencapai ekuitas positif.
Menurut Suprasetyo (Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub), maskapai Indonesia
AirAsia sudah mengirimkan surat pemberitahuan kepada Kemenhub terkait rencana
merger tersebut pada pekan lalu. Saat ini, kata Suprasetyo, surat tersebut sudah ada di
Direktorat Angkatan Udara untuk ditindaklanjuti. Nantinya, pesawat-pesawat Indonesia
AirAsia akan menggunakan Indonesia AirAsia X (Ekstra) (10/05/2016, sumber :
tekno.kompas.com)
Corporate Level Strategy
AirAsia berfokus pada segmen maskapai berbiaya rendah atau low cost carrier (LCC).
Trik AirAsia dalam menyajikan tarif rendah adalah konsisten menjaga biaya rendah
dibutuhkan efisiensi di setiap bagian bisnisnya, hal ini tidak terlepas dari strategi
perusahaan dalam menerapkan cost leadership yang baik.
Komponen utama model bisnis Maskapai Low Cost Carrier (LCC) :
Pemanfaatan Pesawat yang tinggi
Pesawat harus terbang sesering mungkin, masa perputaran pesawat AirAsia adalah 25
menit. Bandingkan dengan Full Service Carrier (FSC) yang masa perputarannya 1
jam. Rata-rata, pemanfaatan AirAsia per pesawat adalah 12 jam blok per hari, sebuah
pesawat FSC dimanfaatkan hanya 8 jam blok per hari.
Tidak ada benefit tambahan
Demi menghindari munculnya benefit tambahan, maskapai membuat kebijakan :
Tidak adanya makanan & minuman gratis. Untuk apa memberikan sesuatu
secara cuma-cuma ? Para penumpang dipersilahkan untuk membeli makanan &
minuman dengan harga yang terjangkau di kabin pesawat
Maskapai penerbangan tidak menggunakan tiket tercetak. Meminimalkan
kerumitan di pihak pelanggan, yang tidak lagi perlu khawatir untuk direpotkan
dengan kewajiban memegang tiket sebelum bepergian dan memberi efek biaya
rendah bagi maskapai (dalam hal kertas, percetakan, pendistribusian).
Tidak ada pengembalian uang tiket untuk calon penumpang yang datang
terlambat
Tidak adanya loyalty program, para pelanggan setia pada tarif yang rendah, jadi
tidak perlu mengadakan program frequent flyer seperti maskapai penerbangan
BUMN
Beroperasi dengan efektif
Pesawat terbang berisi para pilot, pramugari/pramugara, mekanik dan personil
pelaksana mengkhususkan diri untuk satu jenis pesawat terbang
Tempat duduk berkelas tunggal. Hanya ada satu jenis kelas tempat duduk, yaitu
kelas standar, dan para penumpang bebas duduk di tempat duduk yang mereka
pilih. Jika ingin mendapatkan ruang kaki yang lega dan berada di bagian depan
kabin dapat memesan Hot Seat dengan Premium Flex Rate
Jaringan dari poin-ke-poin
Maskapai bertarif rendah menghindari hub-dan-spoke dan merangkul jaringan poin ke
poin yang sederhana. Hampir seluruh penerbangan AirAsia berjarak tempuh pendek
(3 jam penerbangan atau kurang)
Sistem distribusi andalan
Maskapai bertarif rendah akan menjaga saluran distribusi mereka sesederhana dan
mungkin akan meliputi seluruh elemen profil dari calon penumpang. Misalnya,
AirAsia dapat melayani penumpang Eropa yang paling modern melalui penjualan via
internet dan kartu kredit

You might also like