You are on page 1of 7

UPAYA MENINGKATKAN DISIPLIN GURU DALAM KEHADIRAN

MENGAJAR DI KELAS MELALUI KETELADANAN KEPALA


SEKOLAH DI SMP NEGERI 5 SENGKANG KABUPATEN WAJO

Hanatidah Altar
SMPN 5 Sengkang Kabupaten Wajo
Telp.: 082335454848

Abstract: The Effort to Improve The Teacher Discipline in the Presence of The Classroom
through Exemplary Principals in SMP Negeri 5 Sengkang, Wajo Regency. This experiment is
Action Research which aims to determine the increase in the presence of teacher discipline in
classroom through exemplary principals in SMP Negeri 5 Wajo. The subjects of this experiment
were 13 educators (teachers) in SMP Negeri 5 Sengkang. The experiment was conducted in the
first semester of academic year 2012-2013. The results showed that the exemplary principals can
improve the discipline of teacher in the presence to teach in the classroom, which in the pre-cycle
of learning implementation at the first meeting in 2012-2013 academic year, all of the teachers
come on time. on the Implementation of learning in the first cycle, there are 10 teachers came late,
and after learning implementation in the second cycle, the teacher presence to teach in class
increase until 80% based on the teachers responses of regarding the principal ideals. Based on the
observation, 77% Teachers are still come late with interval 5 minutes, because the location of the
study is difficult to reach.

Abstrak: Upaya meningkatkan disiplin guru dalam kehadiran mengajar di kelas melalui
keteladanan kepala sekolah di SMPNegeri 5 sengkang Kabupaten Wajo. Penelitian ini adalah
Penelitian Tindakan Sekolah (Action Research) yang bertujuan untuk mengetahui peningkatan
disiplin Guru dalam kehadiran mengajar di kelas melalui keteladanan kepala sekolah di SMP
Negeri 5 Sengkang Kabupaten Wajo. Subyek penelitian ini adalah 13 orang tenaga pendidik
(guru) SMP Negeri 5 Sengkang. Penelitian dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran
2012/2013. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keteladanan kepala sekolah dapat meningkatkan
kedisiplinan guru dalam kehadiran mengajar di kelas, dimana pada pelaksanaan pembelajaran pra-
siklus pada pertemuan pertama semua Guru hadir tepat waktu, karena merupakan hari pertama
sekolah untuk tahun pelajaran 2012/2013. Pelaksanaan pembelajaran pada siklus I ada 10 orang
Guru yang terlambat masuk mengajar di kelas, dan setelah pelaksanaan pembelajaran pada siklus
II kedisiplinan guru dalam kehadiran mengajar di kelas mencapai 80% berdasarkan tanggapan
responden (Guru) mengenai keteladanan kepala sekolah. Berdasarkan hasil observasi 77% Guru
yang masih terlambat kurang dari 5 menit, karena lokasi penelitian memang agak sulit terjangkau.

Kata kunci: disiplin, kehadiran mengajar, keteladanan kepala sekolah

A. PENDAHULUAN
Usaha meningkatkan mutu pendidikan sesuai berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan belajar
dengan cita-cita bangsa Indonesia, untuk mengajar di sekolah. Oleh karena itu, tugas dan
mewujudkan kesejahteraan umum dan men- peran guru bukan saja mendidik, mengajar dan
cerdaskan kehidupan bangsa, di mana pendidikan melatih tetapi juga bagaimana guru dapat
mempunyai peranan penting dalam mening- membaca situasi kelas/kondisi siswanya dalam
katkan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha menerima pelajaran.
Esa, kecerdasan, dan ketrampilan. Untuk me- Guna meningkatkan peranan guru dalam
ningkatkan mutu pendidikan maka diadakan proses belajar mengajar dan hasil belajar siswa,
proses belajar mengajar, guru merupakan figur maka guru diharapkan mampu menciptakan
sentral, di tangan gurulah terletak kemungkinan lingkungan belajar yang efektif dan akan mampu

16
Altar, Upaya Meningkatkan Disiplin Guru dalam Kehadiran Mengajar di Kelas melalui Keteladanan 17

mengelola kelas. Guru adalah pendidik Negeri 5 Sengkang Kabupaten Wajo. Waktu
profesional dengan tugas utama mendidik dan Penelitian 11 Juli 2012 s.d. 30 Juli 2012 dan
mengevaluasi peserta didik, pada pendidikan dilanjutkan 05 September 2012 s.d 30 September
dasar dan pendidikan menengah. 2012.
Dalam informasi tentang wawasan SMPN 5 Sengkang adalah salah satu
wiyatamandala, kedisiplinan guru diartikan SMP Negeri berada di wilayah Kecamatan
sebagai sikap mental yang mengandung kerelaan Tempe, Kabupaten Wajo, yang beralamat di Jl.
mematuhi semua ketentuan, peraturan dan norma Leppangeng No.30, Kelurahan Cempalagi,
yang berlaku dalam menunaikan tugas dan Kecamatan Tempe Kabupaten Wajo. SMP
tangung jawab. Dari pengertian tersebut Negeri 5 Sengkang berjarak kira-kira 10 km dari
disimpulkan; kedisiplinan guru adalah sikap ibukota kabupaten memiliki jumlah siswa
penuh kerelaan dalam mematuhi semua aturan sebanyak 115 orang dengan akses jalan dan
dan norma yang ada dalam menjalankan transportasi umum yang sangat minim.
tugasnya sebagai bentuk tanggung jawabnya. Pendekatan yang digunakan dalam
Keberhasilan proses pembelajaran sangat penelitian tindakan ini ialah pendekatan kualitatif
bergantung pada beberapa faktor diantaranya artinya, penelitian ini dilakukan karena
adalah faktor guru. Guru sangat memegang ditemukan permasalahan rendahnya tingkat
peranan penting dalam keberhasilan proses kedisiplinan guru dalam kehadiran di kelas.
pembelajaran. Guru yang mempunyai kom- Permasalahan ini ditindak lanjuti dengan cara
petensi yang baik tentunya akan sangat menerapkan sebuah model pembinaan kepada
mendukung keberhasilan proses pembelajaran. guru berupa keteladanan (contoh) yang dilakukan
Peranan guru selain sebagai seorang pengajar, oleh kepala sekolah, kegiatan tersebut diamati
guru juga berperan sebagai seorang pendidik. kemudian dianalisis dan direfleksi. Hasil
Pendidik adalah setiap orang yang dengan refleksisi kemudian diterapkan kembali pada
sengaja mempengaruhi orang lain untuk siklus-siklus berikutnya.
mencapai tingkat kemanusiaan yang lebih tinggi Peneliti menggunakan model ini karena
(Barnado, 1989: 44). Sebagai pendidik, seorang dianggap paling praktis dan aktual. Kegiatan
guru harus memiliki kesadaran atau merasa penelitian tindakan sekolah ini, terdiri atas
mempunyai tugas dan kewajiban untuk beberapa tahap, yaitu: Perencanaan, Pelaksanaan,
mendidik. Tugas mendidik adalah tugas yang Pengamatan, dan Refleksi. Langkah-langkah
amat mulia atas dasar panggilan yang teramat penelitian tindakan sekolah ini dapat dilihat
suci. Sebagai komponen sentral dalam sistem Gambar 1.1.
pendidikan, pendidik mempunyai peran utama
perencanaan
dalam membangun fondasi hari depan corak
refleksi
kemanusiaan. Untuk mewujudkan hal itu, pelaksanaan
keteladanan dari seorang guru sebagai pendidik SIKLUS I
sangat dibutuhkan. Pengamatan dan
Keteladanan Kepala Sekolah dapat Evaluasi
dilihat dari prilaku guru sehari-hari baik di dalam
sekolah maupun di luar sekolah. Selain refleksi SIKLUS II
pelaksanaan
keteladanan kepala sekolah, kedisiplinan guru
juga menjadi salah satu hal penting yang harus Pengamatan dan
dimiliki oleh guru sebagai seorang pengajar dan Evaluasi
pendidik. Fakta lapangan yang sering dijumpai di
sekolah adalah kurang disiplinnya guru, terutama ?
masalah disiplin guru masuk ke dalam kelas pada Gambar 1. Langkah-langkah Penelitian
saat kegiatan pembelajaran di kelas. Tindakan Sekolah

B. METODE Tindakan yang dilakukan dalam


penelitian ini adalah pemberian contoh kepada
Subjek penelitian tindakan sekolah ini
guru mengenai kedisiplinan guru dalam
adalah guru di SMPN 5 Sengkang Kabupaten
kehadiran di kelas dalam proses pembelajaran
Wajo sebanyak 12 orang Guru PNS dan 1 orang
oleh kepala sekolah. Diharapkan dengan
Guru non PNS. Lokasi penelitian adalah di SMP
keteladanan yang diberikan oleh kepala sekolah
18 Jurnal Bionature, Volume 15, Nomor 1, April 2014, hlm. 16-22

akan terjadi perubahan atau peningkatan tujuan menghadapi tantangan/tujuan melakukan


kedisiplinan guru dalam kehadiran di kelas inovasi/tindakan. Dalam penelitian ini penulis
dalam proses pembelajaran. Teknik mengambil rencana untuk melakukan tindakan
pengumpulan data pada penelitian ini adalah melalui keteladanan kepala sekolah untuk
melalui data kualitatif yang diperoleh dari meningkatkan kedisiplinan guru dalam kehadiran
observasi, pengamatan, dan wawancara. mengajar di kelas pada proses belajar mengajar,
Instrumen penelitian yang digunakan (c) merumusan indikator keberhasilan penerapan
dalam penelitian tindakan sekolah ini adalah: Keteladanan Kepala Sekolah dalam mening-
Skala Penilaian, Lembar Observasi/Pengamatan, katkan disiplin guru dalam kehadiran mengajar
dan Angket. Analisis data yang digunakan dalam di kelas pada proses belajar mengajar. Indikator
penelitian ini adalah analisa data kualitatif yang keberhasilan penerapan tindakan ini penulis
bersumber dari data primer maupun empiris. tetapkan sebesar 75%, artinya tindakan ini
Melalui analisis data ini, dapat diketahui ada dinyatakan berhasil bila 75% guru tidak
tidaknya peningkatan kedisiplinan guru dalam terlambat masuk mengajar di kelas dalam proses
kehadiran di kelas yang merupakan fokus dari pembelajaran, (d) merumuskan langkah-langkah
penelitian tindakan sekolah ini. kegiatan penyelesaian masalah/kegiatan meng-
hadapi tantangan/kegiatan melakukan tindakan.
C. HASIL DAN PEMBAHASAN Langkah-langkah yang diambil penulis dalam
melakukan tindakan antara lain adalah
SMPN 5 Sengkang didirikan tahun 1984,
melakukan sosialisasi kepada para guru meng-
berada di wilayah kelurahan Cempalagi
enai penelitian yang akan dilaksanakan, serta
kecamatan Tempe kabupaten Wajo, sekitar 10
menyampaikan tujuan dari penerapan tindakan
km dari ibukota kabupaten dengan akses jalan
yang dilakukan oleh penulis. Kepada para guru
masuk sulit dan lokasi sekolah agak terpencil.
disampaikan mengenai Keteladanan Kepala Se-
Saat ini Tenaga Pendidik dan Tenaga
kolah yang akan diterapkan dalam penelitian ini.
Kependidikan berjumlah 22 orang dan proses
Pada siklus pertama ini, akan dipampang
pembelajaran berlangsung pada ruangan belajar
/ditempel diruang guru, maupun diruang TU,
sebanyak 6 rombongan belajar.
peringkat nama-nama guru yang paling rendah
Kondisi wilayah sekitar merupakan
tingkat keterlambatan masuk kelasnya sampai
daerah pertanian dan industri batu bata atau batu
yang paling tinggi tingkat keterlambatannya, (e)
merah, Siswa-siswi SMP Negeri 5 Sengkang
mengidentifikasi warga sekolah dan atau pihak-
berasal dari wilayah sekitar yang meliputi
pihak terkait lainnya yang terlibat dalam
Kelurahan Cempalagi dan kelurahan
penyelesaian masalah/menghadapi tantangan/
Pattirosompe yang berada dekat dengan
melakukan tindakan. Penulis melakukan iden-
lingkungan sekolah. Sebagian besar orang tua
tifikasi siapa saja yang dilibatkan dalam
siswa bekerja sebagai Petani, Buruh dan
penelitian ini. Pihak-pihak yang dilibatkan dalam
Wiraswasta sehingga mempercayakan sekolah
penelitian ini adalah: guru, guru piket, TU, dan
tempat belajar dengan sistem pembelajaran
siswa, (f) Mengidentifikasi metode pengumpulan
CBSA (PAIKEM) KTSP yang berkarakter
data yang akan digunakan. Metode pengumpulan
dengan harapan supaya anak-anak terkondisi
data yang diambil oleh penulis merupakan data
pergaulannya dengan lingkungan sosial yang
kualitatif melalui observasi, pengamatan serta
kondusif (baik).
wawancara kepada siswa mengenai kehadiran
Pada siklus 1 penulis membuat peren-
guru di kelas pada kegiatan belajar mengajar, (g)
canaan. Perencanaan adalah langkah awal yang
Penyusunan instrumen pengamatan dan evaluasi.
dilakukan oleh penulis saat akan memulai
Dalam pengambilan data, penulis menggunakan
tindakan. Agar perencanaan mudah dipahami dan
instrument berupa lembar observasi/peng-
dilaksanakan oleh penulis yang akan melakukan
amatan, skala penilaian serta angket yang
tindakan, maka penulis membuat rencana
disebarkan kepada guru dan siswa, untuk
tindakan sebagai berikut: (a) merumusan masalah
mengetahui penilaian mengenai tingkat keha-
yang akan dicari solusinya. Dalam penelitian ini
diran guru di kelas dan keteladanan Kepala
masalah yang akan dicari solusinya adalah masih
Sekolah dalam proses kegiatan belajar mengajar,
banyaknya guru yang kurang disiplin dalam
(h) Mengidenifikasi fasilitas yang diperlukan.
kehadiran di kelas pada proses belajar mengajar,
Fasilitas atau alat bantu yang digunakan
(b) merumusan tujuan penyelesaian masalah/
Altar, Upaya Meningkatkan Disiplin Guru dalam Kehadiran Mengajar di Kelas melalui Keteladanan 19

Tabel 1. Rekapitulasi Tingkat Keterlambatan Guru pada Kehadiran di Kelas Siklus I


Waktu keterlambatan
kurang dari 10 menit 10 menit s.d 15 menit lebih dari 15 menit
Jumlah 3 3 3
Persentase (%) 23 23 34

penelitian ini antara lain: kertas (lembar hasil pengamatan, baik dari guru piket, dari siswa
pengamatan), alat tulis berupa balpoin, serta jam maupun dari penulis, (d) Kegiatan tersebut
dinding yang ada disetiap kelas, serta rekap dilakukan terus setiap hari kepada setiap guru
jumlah kehadiran dari setiap guru. selama tujuh minggu (dua siklus).
Sesuai dengan rencana, tiga kali Pengamatan atau observasi dilakukan
pertemuan berturut-turut kepala sekolah hadir 30 oleh peneliti dengan menggunakan lembar
menit sebelum jam pelajaran pertama dimulai observasi selama satu minggu (satu siklus),
dan masuk di kelas tepat jam pertama dimulai untuk semua guru yang berjumlah 13 orang.
yaitu pukul 07.30 WITA dengan membawa Selama pengamatan peneliti dibantu atau
perangkat pembelajaran yang lengkap dan berkolaborasi dengan guru piket.
meninggalkan kelas tepat pada saat pergantian Pengamatan oleh peneliti meliputi: (a)
jam pelajaran berikutnya. Kehadiran guru di kelas, (b) Tingkat
Pelaksanaan penelitian tindakan sekolah keterlambatan guru masuk kelas, (c) Waktu
selanjutnya dilaksanakan melalui beberapa meninggalkan kelas setelah selesai pelajaran.
kegiatan, antara lain: (a) Menyebarkan lembar Dari hasil pengamatan serta rekap dari tingkat
pengamatan kepada setiap Ketua Kelas atau kehadiran guru di kelas pada proses belajar
Sekretaris kelas sebanyak 115 eks., sesuai mengajar dapat dilihat pada Tabel 1. Dari hasil
dengan banyaknya jumlah rombongan belajar di rekapitulasi tingkat keterlambatan guru di kelas
SMP Negeri 5 Sengkang sebanyak 6 rombongan pada proses pembelajaran diperoleh data,
belajar. Dalam lembar pengamatan itu, telah sebanyak 3 orang guru terlambat masuk kelas
dibuat daftar guru yang mengajar dikelas itu kurang dari 10 menit, 3 orang guru terlambat
setiap jam dan diberi kolom jam masuk kelas masuk kelas 10 menit sampai dengan 15 menit,
serta jam keluar kelas. Lembar pengamatan dapat dan 4 orang guru terlambat masuk kelas lebih
dilihat pada lampiran, (b) Berkoordinasi dengan dari 15 menit, serta 3 orang guru yang hadir tepat
petugas piketyang setiap hari terdiri dari 2 orang waktu mengajar di kelas. Untuk lebih jelasnya
petugas, yaitu dari guru yang tidak mempunyai dapat digambarkan pada Gambar 2.
jam mengajar pada hari itu dan satu orang dari Dari hasil rekapitulasi tingkat ke-
tata usaha. Petugas piket akan mengedarkan terlambatan guru di kelas pada proses
daftar hadir guru di kelas yang telah dibuat agar pembelajaran diperoleh data, sebanyak 3 orang
dapat melihat tingkat kehadiran guru disetiap hadir tepat waktu mengajar di kelas, 10 orang
kelas dan disetiap pergantian jam pelajaran. Guru guru terlambat masuk kelas kurang dari 10
yang terlambat lebih dari 15 menit, dianggap menit, tidak ada lagi guru yang terlambat baik
tidak hadir dan diberi tanda silang, (c) Setelah 10 menit sampai 15 menit maupun lebih dari 15
selesai jam pelajaran, dilakukan rekapitulasi dari menit.

5
J 4
o 3
u 2
r
m 1
a 0
l Jumlah
n kurang dari 10 10 menit s.d 15 lebih dari 15
a
g menit menit menit
h

Waktu keterlambatan

Gambar 2. Tingkat Keterlambatan Guru Masuk Kelas pada Proses Belajar Mengajar pada
Siklus Pertama
20 Jurnal Bionature, Volume 15, Nomor 1, April 2014, hlm. 16-22

Dari data tersebut dapat ditarik Pengamatan/observasi dilakukan dengan


kesimpulan bahwa tingkat keterlambatan guru menggunakan lembar observasi selama tujuh
masuk kelas lebih dari 15 menit pada proses minggu (dua siklus), untuk semua guru yang
kegiatan belajar mengajar masih tinggi yaitu 4 berjumlah 13 orang. Selama pengamatan peneliti
orang atau 34%. Berdasarkan indikator yang dibantu atau berkolaborasi dengan guru piket.
telah ditetapkan bahwa keberhasilan tindakan ini Pengamatan meliputi: (a) kehadiran guru di kelas
adalah 75%, atau bila 75% guru tidak terlambat (b) tingkat keterlambatan guru masuk kelas
lebih dari 10 menit. Pada siklus pertama ini guru (c) waktu meninggalkan kelas setelah selesai
yang tidak terlambat lebih dari 10 menit baru pelajaran.
23%, jadi peneliti berkesimpulan harus diadakan Peneliti juga melakukan penilaian dari
penelitian atau tindakan lagi pada siklus hasil lembar observasi yang dibagikan kepada
berikutnya atau siklus kedua. semua siswa untuk mengamati kehadiran guru di
Setelah selesai satu siklus maka diadakan kelas. Dari hasil rekapitulasi tingkat
refleksi mengenai kelemahan/ kekurangan keterlambatan guru di kelas pada proses
pelaksanaan tindakan pada siklus 1. Refleksi pembelajaran diperoleh data, sebanyak 3 orang
dilaksanakan bersama kolaborator untuk hadir tepat waktu mengajar di kelas, 10 orang
menentukan tindakan perbaikan pada siklus guru terlambat masuk kelas kurang dari 10
berikutnya. menit, tidak ada lagi guru yang terlambat baik
Dari hasil refleksi pada siklus pertama, 10 menit sampai 15 menit maupun lebih dari 15
peneliti merencanakan untuk melakukan menit. Untuk lebih jelasnya, tingkat
tindakan sama pada siklus kedua. Peneliti keterlambatan guru masuk kelas pada proses
merencanakan untuk mengumumkan hasil belajar mengajar pada siklus kedua digambarkan
observasi mengenai tingkat keterlambatan guru pada Gambar 3.
masuk kelas dalam proses belajar mengajar, pada Dari hasil observasi pada siklus pertama
kegiatan upacara bendera hari Senin. Hal ini dan siklus kedua dapat dilihat ada penurunan
terlebih dahulu disosialisasikan kepada semua tingkat keterlambatan guru di kelas pada
guru pada saat refleksi siklus pertama. kegiatan belajar mengajar, atau terdapat
Didasarkan pada hasil observasi, hasil peningkatan kehadiran guru di kelas. Setelah
pengamatan dan hasil wawancara pada siklus I, selesai pelaksanaan tindakan pada siklus kedua
tindakan pada siklus II tidak berbeda, hanya maka diadakan refleksi mengenai kelemahan
beberapa peningkatan kualitas tindakan seperti atau kekurangan dari pelaksanaan tindakan pada
berikut ini: (a) setiap hari kepala sekolah hadir siklus kedua tersebut.
30 menit sebelum jam pertama dimulai dan Dari hasil observasi dan data yang
meninggalkan sekolah setelah jam pelajaran diperoleh, peneliti mengambil kesimpulan bahwa
terakhir selesai, (b) selalu membawa perangkat tindakan yang dilaksanakan pada siklus kedua
pembelajaran yang lengkap setiap masuk dinyatakan berhasil, karena terdapat 77 % guru
mengajar di kelas, (c) setiap hari mengecek yang terlambat kurang dari 10 menit, dan tidak
kehadiran guru mengajar di kelas melalui jurnal ada lagi guru yang terlambat baik 10 menit
kelas, (d) mengisi buku agenda Guru, (e) sampai 15 menit maupun lebih dari 15 menit
melaksanakan Supervisi. atau melebihi target yang telah ditentukan
sebesar 75 %.

12
10
8
6
4
2
0
kurang dari 10 menit 10 menit s.d 15 lebih dari 15 menit Jumlah
menit

Waktu keterlambatan

Gambar 3. Tingkat Keterlambatan Guru Masuk Kelas pada Proses Belajar Mengajar pada
Siklus Kedua
Altar, Upaya Meningkatkan Disiplin Guru dalam Kehadiran Mengajar di Kelas melalui Keteladanan 21

Tabel 2. Rekapitulasi Tingkat Keterlambatan Guru pada Kehadiran di Kelas Siklus II


Waktu Keterlambatan
kurang dari 10 menit 10 menit s.d 15 menit lebih dari 15 menit
Jumlah 10 0 0
Persentase (%) 77 0 0

Pada tahap ini tidak ada lagi Guru yang ternyata terdapat 80% dari jumlah responden
terlambat masuk mengajar di kelas lebih dari 15 menyatakan bahwa Keteladanan Kepala Sekolah
menit, Guru yang biasanya terlambat masuk sangat berperanan dalam meningkatkan disiplin
mengajar di kelas terutama pada jam pelajaran Guru terutama dalam kehadiran mengajar di
pertama karena faktor transportasi menemukan kelas. Sedangkan yang 20% karena faktor trans-
solusinya, yaitu ikut pada teman sesama Guru portasi, yaitu guru yang masih menggunakan
atau Pegawai yang menggunakan transportasi transportasi umum, dimana akses jalan masuk ke
(kendaraan) pribadi. Hal ini dapat kita lihat pada sekolah memang agak sulit.
Tabel 2. Karena bagaimana pun seorang guru atau
Dari Tabel 3 diperoleh gambaran bahwa tenaga kependidikan (pegawai), merupakan
Keteladanan Kepala Sekolah dapat me- cermin bagi anak didiknya dalam sikap atau
ningkatkan disiplin Guru dalam kehadiran teladan, dan sikap disiplin guru dan tenaga
mengajar di kelas, terutama pada jam pelajaran kependidikan (pegawai) akan memberikan warna
pertama, hal ini ditandai dengan skor 3,46. terhadap hasil pendidikan yang jauh lebih baik.
Berdasarkan penelitian terhadap responden

Tabel 3. Tanggapan Responden tentang Upaya Meningkatkan Disiplin Guru dalam Kehadiran
Mengajar di Kelas melalui Keteladanan Kepala Sekolah
Rata-rata Tingkat
Kriteria Bobot F Nilai %
Skor % Partisipasi
Selalu 4 9 36 80
Tidak Selalu 3 2 6 13
Jarang 2 1 2 5
Tidak Pernah 1 1 1 2
Jumlah 13 45 100 3,46 Tinggi

D. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian, dalam meningkatkan disiplin Guru terutama
disimpulkan bahwa Keteladanan Kepala Sekolah dalam kehadiran mengajar di kelas. Sedangkan
dapat meningkatkan Kedisiplinan Guru dalam yang 20% karena factor transportasi, yaitu guru
kehadiran mengajar di kelas, hal ini terlihat 80% yang masih menggunakan transportasi umum,
dari jumlah responden menyatakan bahwa dimana akses jalan masuk ke sekolah memang
Keteladanan Kepala Sekolah sangat berperanan agak sulit.

E. DAFTAR PUSTAKA
Akhmad Sudrajat, (2010) Manfaat Prinsip dan Asas Departemen Pendidikan Nasional. (2003). Undang-undang
Pengembangan Budaya Sekolah. [On Line]. Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Tersedia: http://akhmadsudrajat.wordpress.com/ Nasional. Jakarta Depdiknas.
2010/03/04/manfaat-prinsip-dan-asas- Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik
pengembangan-budaya-sekolah/ [06 Oktober 2010] Indonesia. (1988). Kamus besar Bahasa Indonesia.
Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Jakarta.
Praktek. Jakarta: Rineka Cipta Djamaluddin Ancok. 1989. Teknik Penyusunan Skala
Aunurrahman. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Pengukuran. PPKM UGM. Yogyakarta.
Alfabeta Sanjaya, W. (2008). Kurikulum dan Pembelajaran. Teori dan
Boediono, Koster, Wayan. 2001. Teori dan Aplikasi Statistik Praktik Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan
dan Probabilitas. Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana Prenada
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Media Group.
22 Jurnal Bionature, Volume 15, Nomor 1, April 2014, hlm. 16-22

Sudjana. (2002). Manajemen Program Pendidikan. Syamsul Hadi, (2009). Kepemimpinan Pembelajaran,
Bandung. Falah Prodaction. Makalah Disampaikan pada Sosialisasi
Sugiyono. (2005). Metode Penelitian Administrasi. Akuntabilitas Kinerja Kepala Sekolah Dalam
Bandung, Alfabeta. Inovasi Pembelajaran. Departemen Pendidikan
Soetjipto. (1999). Profesi Keguruan. Jakarta : Proyek Nasional, Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu
Peningkatan Mutu Tenaga Kependidikan, Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Direktorat
Depdiknas. Jakarta. Tenaga Kependidikan.

You might also like