Professional Documents
Culture Documents
Hanatidah Altar
SMPN 5 Sengkang Kabupaten Wajo
Telp.: 082335454848
Abstract: The Effort to Improve The Teacher Discipline in the Presence of The Classroom
through Exemplary Principals in SMP Negeri 5 Sengkang, Wajo Regency. This experiment is
Action Research which aims to determine the increase in the presence of teacher discipline in
classroom through exemplary principals in SMP Negeri 5 Wajo. The subjects of this experiment
were 13 educators (teachers) in SMP Negeri 5 Sengkang. The experiment was conducted in the
first semester of academic year 2012-2013. The results showed that the exemplary principals can
improve the discipline of teacher in the presence to teach in the classroom, which in the pre-cycle
of learning implementation at the first meeting in 2012-2013 academic year, all of the teachers
come on time. on the Implementation of learning in the first cycle, there are 10 teachers came late,
and after learning implementation in the second cycle, the teacher presence to teach in class
increase until 80% based on the teachers responses of regarding the principal ideals. Based on the
observation, 77% Teachers are still come late with interval 5 minutes, because the location of the
study is difficult to reach.
Abstrak: Upaya meningkatkan disiplin guru dalam kehadiran mengajar di kelas melalui
keteladanan kepala sekolah di SMPNegeri 5 sengkang Kabupaten Wajo. Penelitian ini adalah
Penelitian Tindakan Sekolah (Action Research) yang bertujuan untuk mengetahui peningkatan
disiplin Guru dalam kehadiran mengajar di kelas melalui keteladanan kepala sekolah di SMP
Negeri 5 Sengkang Kabupaten Wajo. Subyek penelitian ini adalah 13 orang tenaga pendidik
(guru) SMP Negeri 5 Sengkang. Penelitian dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran
2012/2013. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keteladanan kepala sekolah dapat meningkatkan
kedisiplinan guru dalam kehadiran mengajar di kelas, dimana pada pelaksanaan pembelajaran pra-
siklus pada pertemuan pertama semua Guru hadir tepat waktu, karena merupakan hari pertama
sekolah untuk tahun pelajaran 2012/2013. Pelaksanaan pembelajaran pada siklus I ada 10 orang
Guru yang terlambat masuk mengajar di kelas, dan setelah pelaksanaan pembelajaran pada siklus
II kedisiplinan guru dalam kehadiran mengajar di kelas mencapai 80% berdasarkan tanggapan
responden (Guru) mengenai keteladanan kepala sekolah. Berdasarkan hasil observasi 77% Guru
yang masih terlambat kurang dari 5 menit, karena lokasi penelitian memang agak sulit terjangkau.
A. PENDAHULUAN
Usaha meningkatkan mutu pendidikan sesuai berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan belajar
dengan cita-cita bangsa Indonesia, untuk mengajar di sekolah. Oleh karena itu, tugas dan
mewujudkan kesejahteraan umum dan men- peran guru bukan saja mendidik, mengajar dan
cerdaskan kehidupan bangsa, di mana pendidikan melatih tetapi juga bagaimana guru dapat
mempunyai peranan penting dalam mening- membaca situasi kelas/kondisi siswanya dalam
katkan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha menerima pelajaran.
Esa, kecerdasan, dan ketrampilan. Untuk me- Guna meningkatkan peranan guru dalam
ningkatkan mutu pendidikan maka diadakan proses belajar mengajar dan hasil belajar siswa,
proses belajar mengajar, guru merupakan figur maka guru diharapkan mampu menciptakan
sentral, di tangan gurulah terletak kemungkinan lingkungan belajar yang efektif dan akan mampu
16
Altar, Upaya Meningkatkan Disiplin Guru dalam Kehadiran Mengajar di Kelas melalui Keteladanan 17
mengelola kelas. Guru adalah pendidik Negeri 5 Sengkang Kabupaten Wajo. Waktu
profesional dengan tugas utama mendidik dan Penelitian 11 Juli 2012 s.d. 30 Juli 2012 dan
mengevaluasi peserta didik, pada pendidikan dilanjutkan 05 September 2012 s.d 30 September
dasar dan pendidikan menengah. 2012.
Dalam informasi tentang wawasan SMPN 5 Sengkang adalah salah satu
wiyatamandala, kedisiplinan guru diartikan SMP Negeri berada di wilayah Kecamatan
sebagai sikap mental yang mengandung kerelaan Tempe, Kabupaten Wajo, yang beralamat di Jl.
mematuhi semua ketentuan, peraturan dan norma Leppangeng No.30, Kelurahan Cempalagi,
yang berlaku dalam menunaikan tugas dan Kecamatan Tempe Kabupaten Wajo. SMP
tangung jawab. Dari pengertian tersebut Negeri 5 Sengkang berjarak kira-kira 10 km dari
disimpulkan; kedisiplinan guru adalah sikap ibukota kabupaten memiliki jumlah siswa
penuh kerelaan dalam mematuhi semua aturan sebanyak 115 orang dengan akses jalan dan
dan norma yang ada dalam menjalankan transportasi umum yang sangat minim.
tugasnya sebagai bentuk tanggung jawabnya. Pendekatan yang digunakan dalam
Keberhasilan proses pembelajaran sangat penelitian tindakan ini ialah pendekatan kualitatif
bergantung pada beberapa faktor diantaranya artinya, penelitian ini dilakukan karena
adalah faktor guru. Guru sangat memegang ditemukan permasalahan rendahnya tingkat
peranan penting dalam keberhasilan proses kedisiplinan guru dalam kehadiran di kelas.
pembelajaran. Guru yang mempunyai kom- Permasalahan ini ditindak lanjuti dengan cara
petensi yang baik tentunya akan sangat menerapkan sebuah model pembinaan kepada
mendukung keberhasilan proses pembelajaran. guru berupa keteladanan (contoh) yang dilakukan
Peranan guru selain sebagai seorang pengajar, oleh kepala sekolah, kegiatan tersebut diamati
guru juga berperan sebagai seorang pendidik. kemudian dianalisis dan direfleksi. Hasil
Pendidik adalah setiap orang yang dengan refleksisi kemudian diterapkan kembali pada
sengaja mempengaruhi orang lain untuk siklus-siklus berikutnya.
mencapai tingkat kemanusiaan yang lebih tinggi Peneliti menggunakan model ini karena
(Barnado, 1989: 44). Sebagai pendidik, seorang dianggap paling praktis dan aktual. Kegiatan
guru harus memiliki kesadaran atau merasa penelitian tindakan sekolah ini, terdiri atas
mempunyai tugas dan kewajiban untuk beberapa tahap, yaitu: Perencanaan, Pelaksanaan,
mendidik. Tugas mendidik adalah tugas yang Pengamatan, dan Refleksi. Langkah-langkah
amat mulia atas dasar panggilan yang teramat penelitian tindakan sekolah ini dapat dilihat
suci. Sebagai komponen sentral dalam sistem Gambar 1.1.
pendidikan, pendidik mempunyai peran utama
perencanaan
dalam membangun fondasi hari depan corak
refleksi
kemanusiaan. Untuk mewujudkan hal itu, pelaksanaan
keteladanan dari seorang guru sebagai pendidik SIKLUS I
sangat dibutuhkan. Pengamatan dan
Keteladanan Kepala Sekolah dapat Evaluasi
dilihat dari prilaku guru sehari-hari baik di dalam
sekolah maupun di luar sekolah. Selain refleksi SIKLUS II
pelaksanaan
keteladanan kepala sekolah, kedisiplinan guru
juga menjadi salah satu hal penting yang harus Pengamatan dan
dimiliki oleh guru sebagai seorang pengajar dan Evaluasi
pendidik. Fakta lapangan yang sering dijumpai di
sekolah adalah kurang disiplinnya guru, terutama ?
masalah disiplin guru masuk ke dalam kelas pada Gambar 1. Langkah-langkah Penelitian
saat kegiatan pembelajaran di kelas. Tindakan Sekolah
penelitian ini antara lain: kertas (lembar hasil pengamatan, baik dari guru piket, dari siswa
pengamatan), alat tulis berupa balpoin, serta jam maupun dari penulis, (d) Kegiatan tersebut
dinding yang ada disetiap kelas, serta rekap dilakukan terus setiap hari kepada setiap guru
jumlah kehadiran dari setiap guru. selama tujuh minggu (dua siklus).
Sesuai dengan rencana, tiga kali Pengamatan atau observasi dilakukan
pertemuan berturut-turut kepala sekolah hadir 30 oleh peneliti dengan menggunakan lembar
menit sebelum jam pelajaran pertama dimulai observasi selama satu minggu (satu siklus),
dan masuk di kelas tepat jam pertama dimulai untuk semua guru yang berjumlah 13 orang.
yaitu pukul 07.30 WITA dengan membawa Selama pengamatan peneliti dibantu atau
perangkat pembelajaran yang lengkap dan berkolaborasi dengan guru piket.
meninggalkan kelas tepat pada saat pergantian Pengamatan oleh peneliti meliputi: (a)
jam pelajaran berikutnya. Kehadiran guru di kelas, (b) Tingkat
Pelaksanaan penelitian tindakan sekolah keterlambatan guru masuk kelas, (c) Waktu
selanjutnya dilaksanakan melalui beberapa meninggalkan kelas setelah selesai pelajaran.
kegiatan, antara lain: (a) Menyebarkan lembar Dari hasil pengamatan serta rekap dari tingkat
pengamatan kepada setiap Ketua Kelas atau kehadiran guru di kelas pada proses belajar
Sekretaris kelas sebanyak 115 eks., sesuai mengajar dapat dilihat pada Tabel 1. Dari hasil
dengan banyaknya jumlah rombongan belajar di rekapitulasi tingkat keterlambatan guru di kelas
SMP Negeri 5 Sengkang sebanyak 6 rombongan pada proses pembelajaran diperoleh data,
belajar. Dalam lembar pengamatan itu, telah sebanyak 3 orang guru terlambat masuk kelas
dibuat daftar guru yang mengajar dikelas itu kurang dari 10 menit, 3 orang guru terlambat
setiap jam dan diberi kolom jam masuk kelas masuk kelas 10 menit sampai dengan 15 menit,
serta jam keluar kelas. Lembar pengamatan dapat dan 4 orang guru terlambat masuk kelas lebih
dilihat pada lampiran, (b) Berkoordinasi dengan dari 15 menit, serta 3 orang guru yang hadir tepat
petugas piketyang setiap hari terdiri dari 2 orang waktu mengajar di kelas. Untuk lebih jelasnya
petugas, yaitu dari guru yang tidak mempunyai dapat digambarkan pada Gambar 2.
jam mengajar pada hari itu dan satu orang dari Dari hasil rekapitulasi tingkat ke-
tata usaha. Petugas piket akan mengedarkan terlambatan guru di kelas pada proses
daftar hadir guru di kelas yang telah dibuat agar pembelajaran diperoleh data, sebanyak 3 orang
dapat melihat tingkat kehadiran guru disetiap hadir tepat waktu mengajar di kelas, 10 orang
kelas dan disetiap pergantian jam pelajaran. Guru guru terlambat masuk kelas kurang dari 10
yang terlambat lebih dari 15 menit, dianggap menit, tidak ada lagi guru yang terlambat baik
tidak hadir dan diberi tanda silang, (c) Setelah 10 menit sampai 15 menit maupun lebih dari 15
selesai jam pelajaran, dilakukan rekapitulasi dari menit.
5
J 4
o 3
u 2
r
m 1
a 0
l Jumlah
n kurang dari 10 10 menit s.d 15 lebih dari 15
a
g menit menit menit
h
Waktu keterlambatan
Gambar 2. Tingkat Keterlambatan Guru Masuk Kelas pada Proses Belajar Mengajar pada
Siklus Pertama
20 Jurnal Bionature, Volume 15, Nomor 1, April 2014, hlm. 16-22
12
10
8
6
4
2
0
kurang dari 10 menit 10 menit s.d 15 lebih dari 15 menit Jumlah
menit
Waktu keterlambatan
Gambar 3. Tingkat Keterlambatan Guru Masuk Kelas pada Proses Belajar Mengajar pada
Siklus Kedua
Altar, Upaya Meningkatkan Disiplin Guru dalam Kehadiran Mengajar di Kelas melalui Keteladanan 21
Pada tahap ini tidak ada lagi Guru yang ternyata terdapat 80% dari jumlah responden
terlambat masuk mengajar di kelas lebih dari 15 menyatakan bahwa Keteladanan Kepala Sekolah
menit, Guru yang biasanya terlambat masuk sangat berperanan dalam meningkatkan disiplin
mengajar di kelas terutama pada jam pelajaran Guru terutama dalam kehadiran mengajar di
pertama karena faktor transportasi menemukan kelas. Sedangkan yang 20% karena faktor trans-
solusinya, yaitu ikut pada teman sesama Guru portasi, yaitu guru yang masih menggunakan
atau Pegawai yang menggunakan transportasi transportasi umum, dimana akses jalan masuk ke
(kendaraan) pribadi. Hal ini dapat kita lihat pada sekolah memang agak sulit.
Tabel 2. Karena bagaimana pun seorang guru atau
Dari Tabel 3 diperoleh gambaran bahwa tenaga kependidikan (pegawai), merupakan
Keteladanan Kepala Sekolah dapat me- cermin bagi anak didiknya dalam sikap atau
ningkatkan disiplin Guru dalam kehadiran teladan, dan sikap disiplin guru dan tenaga
mengajar di kelas, terutama pada jam pelajaran kependidikan (pegawai) akan memberikan warna
pertama, hal ini ditandai dengan skor 3,46. terhadap hasil pendidikan yang jauh lebih baik.
Berdasarkan penelitian terhadap responden
Tabel 3. Tanggapan Responden tentang Upaya Meningkatkan Disiplin Guru dalam Kehadiran
Mengajar di Kelas melalui Keteladanan Kepala Sekolah
Rata-rata Tingkat
Kriteria Bobot F Nilai %
Skor % Partisipasi
Selalu 4 9 36 80
Tidak Selalu 3 2 6 13
Jarang 2 1 2 5
Tidak Pernah 1 1 1 2
Jumlah 13 45 100 3,46 Tinggi
D. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian, dalam meningkatkan disiplin Guru terutama
disimpulkan bahwa Keteladanan Kepala Sekolah dalam kehadiran mengajar di kelas. Sedangkan
dapat meningkatkan Kedisiplinan Guru dalam yang 20% karena factor transportasi, yaitu guru
kehadiran mengajar di kelas, hal ini terlihat 80% yang masih menggunakan transportasi umum,
dari jumlah responden menyatakan bahwa dimana akses jalan masuk ke sekolah memang
Keteladanan Kepala Sekolah sangat berperanan agak sulit.
E. DAFTAR PUSTAKA
Akhmad Sudrajat, (2010) Manfaat Prinsip dan Asas Departemen Pendidikan Nasional. (2003). Undang-undang
Pengembangan Budaya Sekolah. [On Line]. Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Tersedia: http://akhmadsudrajat.wordpress.com/ Nasional. Jakarta Depdiknas.
2010/03/04/manfaat-prinsip-dan-asas- Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik
pengembangan-budaya-sekolah/ [06 Oktober 2010] Indonesia. (1988). Kamus besar Bahasa Indonesia.
Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Jakarta.
Praktek. Jakarta: Rineka Cipta Djamaluddin Ancok. 1989. Teknik Penyusunan Skala
Aunurrahman. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Pengukuran. PPKM UGM. Yogyakarta.
Alfabeta Sanjaya, W. (2008). Kurikulum dan Pembelajaran. Teori dan
Boediono, Koster, Wayan. 2001. Teori dan Aplikasi Statistik Praktik Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan
dan Probabilitas. Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana Prenada
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Media Group.
22 Jurnal Bionature, Volume 15, Nomor 1, April 2014, hlm. 16-22
Sudjana. (2002). Manajemen Program Pendidikan. Syamsul Hadi, (2009). Kepemimpinan Pembelajaran,
Bandung. Falah Prodaction. Makalah Disampaikan pada Sosialisasi
Sugiyono. (2005). Metode Penelitian Administrasi. Akuntabilitas Kinerja Kepala Sekolah Dalam
Bandung, Alfabeta. Inovasi Pembelajaran. Departemen Pendidikan
Soetjipto. (1999). Profesi Keguruan. Jakarta : Proyek Nasional, Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu
Peningkatan Mutu Tenaga Kependidikan, Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Direktorat
Depdiknas. Jakarta. Tenaga Kependidikan.