You are on page 1of 8

REFLEKSI KASUS

FEBRIS HARI KE 3 ET CAUSA DEMAM BERDARAH DENGUE

Viga Resfikasari

42150056

Pembimbing Klinik

dr. R. T. Edhy, Sp. PD

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT DALAM

RUMAH SAKIT PUSAT ANGKATAN UDARA HARDJOLUKITO

UNIVERSITAS KRISTEN DUTA WACANA

YOGYAKARTA

2016
1. IDENTITAS PASIEN

a. Nama : Sdr. AR

b. Usia : 17 tahun

c. Jenis Kelamin : Laki-laki

d. Tanggal masuk : 24 Juni 2016

e. Pemeriksaan : 27 Juni 2016

2. ANAMNESIS

a. Keluhan Utama

Demam hari ke-3

b. Riwayat Penyakit Sekarang

HMRS os mengeluh demam 4 hari yang lalu. Demam mendadak tinggi dan

tidak pernah turun. Merasa tidak demam setelah minum antipiretik, selang

beberapa jam demam dirasakan muncul kembali. Ibu pasien mengatakan

bahwa seluruh raut muka terlihat merah . Selain itu,pasien mengeluhkan

sakit mual dan muntah pada hari kedua demam dengan intensitas muntah

sebanyak 3x. Muntah berisi sisa makanan dengan sedikit darah berwarna

segar diikuti dengan nyeri tenggorokan. Pasien juga mengeluhkan nyeri

kepala berdenyut di seluruh kepala dan juga mengeluhkan lemas. Tidak ada

menifestasi perdarahan.

c. Riwayat Penyakit Dahulu

Pernah mengalami Demam Berdarah kurang lebih 10 tahun yang lalu.

Riwayat operasi karena patah tulang 2 tahun yang lalu.

d. Riwayat Penyakit Keluarga

Diabetes melitus (-)


Hipertensi (-)

Asma (-)

e. Riwayat Pengobatan

Paracetamol, Domperidon, multivitamin

f. Lifestyle

- Pasien tidak merokok dan tidak minum alkhohol.

- Pola makan teratur dan seimbang.

- Aktivitas fisik/olahraga dilakukan tidak setiap hari.

g. Riwayat Sosial dan Ekonomi

Pasien adalah siswa SMA dengan orangtua bekerja sebagai pegawa

3. PEMERIKSAAN FISIK

a. Status generalis

Compos mentis; G 4 C 5 S 6

Suhu : 37,5 C

Tekanan darah : 130/90 mmHg

Nadi : 90 x/mnt

Napas : 20 x/mnt

b. Status lokalis

Kepala

- Ukuran Kepala : Normocepali

- Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)

- Hidung : Dalam batas normal

- Mulut : Sianosis (-), kering (-), stomatitis aptosa (-)

- Telinga : Dalam batas normal


Leher

- Limfonodi tak teraba perbesaran, nyeri tekan (-)

- Distensi vena jugularis (-)

Thorax

- Paru paru

Inspeksi : Deformitas (-), nyeri tekan (-), jejas (-), massa (-),

penggunaan otot bantu nafas (-)

Palpasi : Tidak ada ketinggalan gerak dada, fremitus normal

Perkusi : Sonor

Auskultasi : Vesikuler, wheezing (-), ronki (-)

- Jantung

Inspeksi : Iktus Cordis tidak terlihat

Palpasi : Iktus Cordis terletak di SIC 5 midklavikula sinistra.

Perkusi : Batas jantung normal

Auskultasi : Tidak ada bising jantung

Abdomen

- Inspeksi : Tidak ada jejas, tidak ada massa

- Perkusi : Timpani di seluruh lapang abdomen, hepatomegali (-),

splenomegali (-)

- Palpasi : Nyeri tekan (-)

- Auskulasi : Peristaltik usus normal

Ekstremitas

- Akral hangat, CRT < 2 detik, edema (-)


4. PERENCANAAN AWAL

Pemeriksaan Laboratorium Darah Rutin

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan

Hemoglobin 15,9 g/dl 11,7 15,5


Eritrosit 5,3 Juta/mmk 4,20-5,40
Leukosit 3,3 ribu/mmk 4,5 11,5
Hematokrit 46 % 35 49
Trombosit 142 ribu/mmk 150 450
MCV 87 fL 80-94
MCH 30 pg 26-32
MCHC 34,6 g/dL 32-36

Perjalanan Pemeriksaan Darah Rutin

Tanggal Hematokrit Trombosit Leukosit


25 46 142 3,3
26 43,1 70 3
27 43,49 82 3,43
28 45,4 58 5,3
29 46,7 90 9,6

5. DIAGNOSIS

Febris hari ke 3 et causa suspek demam berdarah dengue.

DD: ISPA, DHF

6. PERENCANAAN DAN TATALAKSANA

Rawat inap dengan medikasi;

- Ondansentron IV 3x1

- Omeprazole PO 1x1

- Mecobalamin IV 3x1

- Ribamipid PO 3x1
- Antasida PO 3x1

- Paracetamol PO 3x1

7. REFLEKSI KASUS

a. Diagnosis Medis

Berdasarkan hasil pemeriksaan anamnesis pasien mengalami febris

yang terjadi mendadak tinggi dengan pola demam yang tidak dapat ditahui

akibat adanya intervensi obat-obatan, namun febris selalu terjadi setelah

selang beberapa jam setelah minum obat, terjadi muka kemerahan sakit

kepala dan muntah, hal ini merupakan gejala sampinh infeksi viral.

Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium yang dilakukan secara

kontinyu terlihat adanya fase kritis pada demam dengue yaitu penurunan

trombosit yang bermakna dan penurunan leukosit yang bermakna serta

kenaikan hematokrit yang tidak signifikan. Dengan adanya pemeriksaan ini

maka diagnosa mengarah pada demam dengue.

Maka berdasarkan hasil diagnosis tersebut pasien mendapatkan terapi

yaitu ondancentron sebagai antiemetic, omeprazole untuk menekan sekresi

asam lambung, antasida untuk menetralkan asam lambung, ribamipid untuk

melindungi mukosa lambung, mecobalamin multivitamin, paracetamol

debagai antipiretik dan cairan RL untuk rehidrasi.

b. Pengetahuan Terhadap Penyakit

Berdasarkan hasil anamnesa, pasien dan keluarganya tidak

mengetahui penyakit yang medasari terjadinya demam yang medadak

tinggi pada pasien. Pasien merupakan siswa SMA yang diakui sering

bermain dan pulang malam sehingga hal ini membuat keluarga berpikir
bahwa sakit yang diderita hanyalah karena kelelahan aktivitas hingga

hari kedua pasien muntah akhirnya diantar ke rumah sakit lain dan

diberikan obat yaitu antipiretik dan antiemetik. Hal ini tidak memberikan

efek baik kepada pasien karena demam tetap terjadi dan pasien

mengalami nyeri kepala disertai lemas. Keadaan ini yang membuat

pasien dan keluarga melakukan pemeriksaan di RSPAU Hardjolukito

dan baru mengetahui bahwa keluhan pasien adalah akibat demam

dengue.

c. Dukungan Keluarga

Berdasarkan hasil pengamatan dan anamnesa yang dilakukan

keluarga pasien sangat memperhatikan kesehatan pasien, hal ini terlihat

dari kesediaan keluarga dalam mengantar dan menemani pasien dalam

berobat serta memberikan asupan nutrisi untuk pemulihan kesehatan

pasien. keluarga juga terlihat banyak yang menjenguk dan memberi

dukungan baik secara mental maupun fisik.

8. ALASAN PEMILIHAN

Penyakit DBD banyak dijumpai terutama di daerah tropis dan sering

menimbulkan kejadian luar biasa (KLB). Beberapa faktor yang mempengaruhi

munculnya DBD antara lain rendahnya status kekebalan kelompok masyarakat

dan kepadatan populasi nyamuk penular karena banyaknya tempat perindukan

nyamuk yang biasanya terjadi pada musim penghujan. Pada tahun 2014, sampai

pertengahan bulan Desember tercatat penderita DBD di 34 provinsi di Indonesia

sebanyak 71.668 orang, dan 641 diantaranya meninggal dunia. Di RSPAU

Hardjolukito sendiri dalam 3 hari penulis melakukan pemeriksaan, ada banyak


kasus dengan gejala yang sama yang mengarah pada Demam berdarah Dengue.

Hal inilah yang mendasari mengapa kasus ini dipilih.

9. EVALUASI KASUS

Pasien masuk RS sejak 4 hari yang lalu dengan keluhan demam yang

dirasakan sudah 3 hari sebelumnya. Demam mendadak tinggi diikuti dengan

keluhan lain yaitu muka kemerahan, pusing serta muntah sebanyak 3x.

Berdasarkan pemeriksaan laboratorium diketahui bahwa terjadi trombositopenia.

Pasien mendapatkan terapi yaitu ondancentron sebagai antiemetic,

omeprazole untuk menekan sekresi asam lambung, antasida untuk menetralkan

asam lambung, ribamipid untuk melindungi mukosa lambung, mecobalamin

atau multivitamin, paracetamol debagai antipiretik dan cairan RL untuk

rehidrasi.

Insidensi demam berdarah dengue di Indonesia masih cukup tinggi,

begitu pula angka kematian yang diakibatkan oleh DBD, oleh karena itu sebagai

tenaga kesehatan sangatlah dibutuhkan ketepatan dalam menganamnesis,

melakukan pemeriksaan hingga mendiagnosis dan memberikan tatalaksana.

Terlebih dalam proses pemulihan pasien DBD pemberian edukasi kepada pasien

dan keluarga juga harus dilakukan, begitupula edukasi pencegahan DBD serta

penanganan awal jika terjadi demam.

You might also like