You are on page 1of 10

PRAKTIKUM PETROLOGI

Acara : Pengenalan Batuan Beku 1 Nama : Muh. Mukhlis Ramadhan

Hari/Tanggal : Minggu/27 April 2014 Nim : 471413022

No. Sampel : B-03

Jenis Batuan : Basa

Warna Segar : Abu-abu gelap

Warna Lapuk : Coklat kemerahan

Tekstur : Faneritik Holokristalin Equigranular

Struktur : Masif

Komposisi Mineral : plagioklas, kuarsa, biotit, ortoklas, piroksen, olivine,

Presentase
Nama Mineral Jumlah (%)
1 (%) 2 (%) 3 (%)
Plagioklas 39 20 25 28
Kuarsa 10 25 15 16.7
Biotit 1 1 1 1
Ortoklas 5 4 9 6
Piroksen 10 20 25 18.3
olivine 35 30 25 30
Total 100

Nama batuan : Gabro (Fenton,1940)

Diorite kwarsa (Tonalit) (Travis, 1955)

Olivin-Gabbronorite (UGS, 1976)

Genesa :

Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari hasil pembekuan magma/lava atau hasil
kristalisasi dari mineral-mineral dalam bentuk agregasi. Gabro merupakan batuan basa.
Berdasarkan tempat terbentuknya, Gabro termasuk batuan plutonik. Sifat fisiknya yaitu
mafik. Batuan gabro berwarna Abu-Abu gelap, menunjukkan kandungan silika rendah
sehingga magma asal bersifat basa. Batuan ini memeiliki tekstur fanerik berat jenisnya
2,9 -3,21. Mineral-mineralnya dapat dilihat langsung secara kasat mata dan mineral yang
besar menunjukkan bahwa mineral tersebut terbentuk pada suhu pembekuan yang realtif
lambat sehingga bentuk mineralnya besar-besar.Derajat kristalisasi sempurna, bahwa
batuan ini secara keseluruhan tersusun atas kristal sehingga disebut holocrystalline.
Tekstur seperti ini menunjukkan proses pembentukan magma yang lambat. Ion-ion
penyusun mineral pada batuan, dalam lingkungan bertekanan tinggi dan temperatur yang
luar biasa tinggi dapat bergerak sangat cepat dan menyusun dirinya sedemikian rupa
sehingga membentuk suatu bentuk yang teratur dan semakin berukuran besar. faktor
waktu sangat penting bagi ion-ion untuk membentuk orientasi yang tepat untuk
mengkristal. Dengan demikian, maka seharusnya tekstur holokrsitalin terbentuk di bawah
permukaan bumi dimana terdapat tekanan yang sangat tinggi yang dapat
mempertahankan suhu yang tinggi. Komposisi dan persentase mineral pembentuknya
adalah : Palagoklas 28 %, Quartz 16,7 %, Biotite 1 %, Ortoklas 6 %, Piroksen 18,3 %,
Olivine 30 %. Kemungkinan mineral tersebut adalah mineral yang berasosiasi dengan
olivine seperti Hornblende, Diorit Quarsa (Tonalit). Proses pembentukannya terjadi di
sekitar dapur magma pada temperature dan tekanan yang tinggi berasosiasi dengan
batuan beku dalam lainnya seperti diorite kuarsa (tonalit), olivine-gabbronorite dan
lainnya.

Referensi :

- Djauhari Noor. 2009. Pengantar Geologi. Universitas Pakuan. Bogor


- http://academia.edu
- http://id.m.wikipedia.com
- http://docstoc.com
- http://file.upi.edu
- Simon and schusters. rocks and mineral
PRAKTIKUM PETROLOGI
Acara : Pengenalan Batuan Beku 1 Nama : Muh. Mukhlis Ramadhan

Hari/Tanggal : Minggu/27 April 2014 Nim : 471413022

No. Sampel : stasiun 2

Jenis Batuan : konglomerat

Warna : abu-abu kekuningan

Tekstur : fragmental, ukuran butir membulat tanggung, pemilahannya


buruk, kemasnya terbuka

Struktur : masif

Komposisi : detritus kasar

Klasifikasi :

Nama batuan : Muddy conglomerate or breccia (Picard,vide


Tucker,1982)

Genesa :

Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari hasil pembekuan magma/lava atau hasil
kristalisasi dari mineral-mineral dalam bentuk agregasi. Gabro merupakan batuan basa.
Berdasarkan tempat terbentuknya, Gabro termasuk batuk plutonik. Sifat fisiknya yaitu
mafik. Batuan gabro berwarna Abu-Abu gelap, menunjukkan kandungan silika rendah
sehingga magma asal bersifat basa. Batuan ini memeiliki tekstur fanerik berat jenisnya
2,9 -3,21. Mineral-mineralnya dapat dilihat langsung secara kasat mata dan mineral yang
besar menunjukkan bahwa mineral tersebut terbentuk pada suhu pembekuan yang realtif
lambat sehingga bentuk mineralnya besar-besar.Derajat kristalisasi sempurna, bahwa
batuan ini secara keseluruhan tersusun atas kristal sehingga disebut holocrystalline.
Tekstur seperti ini menunjukkan proses pembentukan magma yang lambat. Ion-ion
penyusun mineral pada batuan, dalam lingkungan bertekanan tinggi dan temperatur yang
luar biasa tinggi dapat bergerak sangat cepat dan menyusun dirinya sedemikian rupa
sehingga membentuk suatu bentuk yang teratur dan semakin berukuran besar. faktor
waktu sangat penting bagi ion-ion untuk membentuk orientasi yang tepat untuk
mengkristal. Dengan demikian, maka seharusnya tekstur holokrsitalin terbentuk di bawah
permukaan bumi dimana terdapat tekanan yang sangat tinggi yang dapat
mempertahankan suhu yang tinggi. Komposisi dan persentase mineral pembentuknya
adalah : Palagoklas 46 %, Piroksen 28,4 %, Olivine 25 %. Kemungkinan mineral tersebut
adalah mineral yang berasosiasi dengan olivine seperti teralit, norite dan diabase. Hal ini
dikarenakan komposisinya setara dengan batuan gabro dan basalt. Batuan ini termasuk
pada intrusi dangkal. Batuan ini terdiri plagioklas feldspar (kebanyakan labradorit) dan
piroksen (augit). Krital yang membentuk biasanya dapt dilihat dengan mata telanjang,
komposisi mineral dan strukturnya menyerupai batuan basalt, tetapi mineral sekundernya
bukan olivin, pyroksin dan amphibol, melainkan hornblenda, serpentine dan chlorite.

Proses pembentukannya terjadi di sekitar dapur magma pada temperature dan tekanan
yang tinggi berasosiasi dengan batuan beku dalam lainnya seperti teralit, olivine norite.

Referensi :

- Djauhari Noor. 2009. Pengantar Geologi. Universitas Pakuan. Bogor


- http://academia.edu
- http://id.m.wikipedia.com
- http://docstoc.com
- http://file.upi.edu
- Simon and schusters. rocks and mineral
PRAKTIKUM PETROLOGI
Acara : Pengenalan Batuan Beku 1 Nama : Muh. Mukhlis Ramadhan

Hari/Tanggal : Minggu/27 April 2014 Nim : 471413022

No. Sampel : B-06

Jenis Batuan : Basa

Warna Segar : Hitam

Warna Lapuk : Coklat

Tekstur : Porfiritik Hipokristalin Equigranular

Struktur : Masif

Komposisi Mineral : plagioklas, biotit, ortoklas, piroksen, Hornblende, Kalsit

Presentase
Nama Mineral Jumlah (%)
1 (%) 2 (%) 3 (%)
Biotit 10 10 10 10
Piroksen 15 15 20 16.6
Ortoklas 15 15 20 16.6
Hornblende 20 20 10 16.7
Kalsit 10 10 5 8.3
Plagioklas 30 30 35 31.6
Total 100

Nama batuan : Gabro Pophyri (Fenton,1940)

Porfiri Gabro (Travis, 1955)

Pyroxene-Hornblende-Norite (UGS, 1976)

Genesa :

Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari hasil pembekuan magma/lava atau hasil
kristalisasi dari mineral-mineral dalam bentuk agregasi. Gabro merupakan batuan basa.
Berdasarkan tempat terbentuknya, Gabro termasuk batuk plutonik. Sifat fisiknya yaitu
mafik. Batuan gabro berwarna Abu-Abu gelap, menunjukkan kandungan silika rendah
sehingga magma asal bersifat basa. Batuan ini memeiliki tekstur fanerik berat jenisnya
2,9 -3,21. Mineral-mineralnya dapat dilihat langsung secara kasat mata dan mineral yang
besar menunjukkan bahwa mineral tersebut terbentuk pada suhu pembekuan yang realtif
lambat sehingga bentuk mineralnya besar-besar.Derajat kristalisasi sempurna, bahwa
batuan ini secara keseluruhan tersusun atas kristal sehingga disebut holocrystalline.
Tekstur seperti ini menunjukkan proses pembentukan magma yang lambat. Ion-ion
penyusun mineral pada batuan, dalam lingkungan bertekanan tinggi dan temperatur yang
luar biasa tinggi dapat bergerak sangat cepat dan menyusun dirinya sedemikian rupa
sehingga membentuk suatu bentuk yang teratur dan semakin berukuran besar. faktor
waktu sangat penting bagi ion-ion untuk membentuk orientasi yang tepat untuk
mengkristal. Dengan demikian, maka seharusnya tekstur holokrsitalin terbentuk di bawah
permukaan bumi dimana terdapat tekanan yang sangat tinggi yang dapat
mempertahankan suhu yang tinggi. Komposisi dan persentase mineral pembentuknya
adalah : Biotit 10 %, Piroksen 16.6 %, Ortoklas 16.6 %, Hornblende 16.7 %, Kalsit 8.3
%, Plagioklas 31.6 %. Mineral tersebut berasosiasi dengan Pophyri, porfiri Gabro,
Piroksen-Hornblende-Norite. Magma yang bergerak naik ke permukaan bumi mengalami
proses pendinginan yang lebih cepat. Akibatnya pada proses pembekuan dapat terjadi
pengkristalan yang kurang sempurna yang disebut berstruktur porfiritik, terdiri dari
feldspar, Ortoklas, Plagioklas dan kristal-kristal kecil yang halus disebut massa dasar
(ground massa), sedangkan kristal besar yang terdapat di antara massa dasar disebut
fenokris (kristal sulung). Batuan ini kaya akan SiO2. Lokasi terjadinya pembekuan
magma pada sela-sela lapisan batu-batuan atau pada corong diatrema / saluran magma
yang sedang naik di lapisan kulit/kerak bumi.

Referensi :

- Djauhari Noor. 2009. Pengantar Geologi. Universitas Pakuan. Bogor


- http://academia.edu
- http://id.m.wikipedia.com
- http://docstoc.com
- http://file.upi.edu
- Geologi Dasar.2010. F. Teknik Geologi.Universitas Padjadjaran
- Minerals and Rocks. 2010. J. Richard Wilson And Ventus Publishing ApS
PRAKTIKUM PETROLOGI
Acara : Pengenalan Batuan Beku 1 Nama : Muh. Muklis Ramadhan

Hari/Tanggal : Minggu/27 April 2014 Nim : 471413022

No. Sampel : B-09

Jenis Batuan : Intermediet

Warna Segar : Abu-abu

Warna Lapuk : Coklat

Tekstur : Faneritik Holokristalin Equigranular

Struktur : Masif

Komposisi Mineral : plagioklas, kuarsa, piroksen, hornblende

Presentase
Nama Mineral Jumlah (%)
1 (%) 2 (%) 3 (%)
Kuarsa 15 10 10 11.6
Plagioklas 40 50 40 43.4
Piroksen 25 35 30 30
Hornblende 20 5 20 15
Total 100

Nama batuan : Quartz Diorite (Fenton,1940)

Diorit Kwarsa (Tunalit) (Travis, 1955)

Pyroxene-Hornblende-Norite (UGS, 1976)

Genesa :

Batuan beku adalah batuan yang terbentuk sebagai hasil pembekuan daripada magma.
Magma adalah bahan cair pijar di dalam bumi, berasal dari bagian atas selubung bumi

atau bagian bawah kerak bumi, bersuhu tinggi (900 1300 oC) serta mempunyai

kekentalan tinggi, bersifat mudah bergerak dan cenderung menuju ke permukaan bumi.
Quartz Diorit termasuk batuan menengah/intermediet yaitu batuan yang kaya akan
Kuarsa (SiO2 52 % - 65 %). Batuan ini terdiri dari plagioklas 43.4 %, Kuarsa 11.6 %,
Piroksen 30 %, Hornblende 15 %. Batuan ini merupakan batuan beku plutonik, yaitu
batuan antara granite dan gabbro. Batuan ini bertekstur Faneritik, tingkat kristalisasi
holokristalin yaitu hamper seluruhnya disusun oleh Kristal, keseragaman butirnya
Equigranular yaitu ukuran butir penyusun batuannya hamper sama. Batuan ini
mengandung sedikit Kalsium (soda) plagioklas feldspar, mineral berwarna terang, dan
hornblende berwarna hitam. Mineral ini berasosiasi dengan tunalit, piroksin-hornblende-
norite serta mineral lainnya. Proses pembentukannya terjadi di sekitar dapur magma pada
temperature dan tekanan yang tinggi berasosiasi dengan batuan beku dalam lainnya
seperti diorite kuarsa (tonalit), olivine-gabbronorite dan lainnya.Sifat fisiknya yaitu masif
yang memperlihatkan suatu masa batuan yang terlihat seragam. Apabila batuan diorite ini
dihasilkan dari letusan gunung api maka akan terjadi pendinginan menjadi lava andesite.

Referensi :

- Djauhari Noor. 2009. Pengantar Geologi. Universitas Pakuan. Bogor


- http://academia.edu
- http://id.m.wikipedia.com
- http://docstoc.com
- http://file.upi.edu
- Geologi Dasar.2010. F. Teknik Geologi.Universitas Padjadjaran
PRAKTIKUM PETROLOGI
Acara : Pengenalan Batuan Beku 1 Nama : Muh. Muklis Ramadhan

Hari/Tanggal : Minggu/27 April 2014 Nim : 471413022

No. Sampel : B-10

Jenis Batuan : Basa

Warna Segar : Abu-abu gelap

Warna Lapuk : Coklat

Tekstur : Faneritik Holokristalin Equigranular

Struktur : Masif

Komposisi Mineral : plagioklas, kuarsa, piroksen, olivine,

Presentase
Nama Mineral Jumlah (%)
1 (%) 2 (%) 3 (%)
Olivine 60 40 70 56.7
Plagioklas 15 20 20 18.3
Piroksen 25 40 10 25
Total 100

Nama batuan : Gabro (Fenton,1940)

Teralit (Travis, 1955)

Olivin-Gabbronorite (UGS, 1976)

Genesa :

Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari hasil pembekuan magma/lava atau hasil
kristalisasi dari mineral-mineral dalam bentuk agregasi. Gabro merupakan batuan basa.
Berdasarkan tempat terbentuknya, Gabro termasuk batuan plutonik. Sifat fisiknya yaitu
mafik. Batuan gabro berwarna Abu-Abu gelap, menunjukkan kandungan silika rendah
sehingga magma asal bersifat basa. Batuan ini memeiliki tekstur fanerik berat jenisnya
2,9 -3,21. Mineral-mineralnya dapat dilihat langsung secara kasat mata dan mineral yang
besar menunjukkan bahwa mineral tersebut terbentuk pada suhu pembekuan yang realtif
lambat sehingga bentuk mineralnya besar-besar.Derajat kristalisasi sempurna, bahwa
batuan ini secara keseluruhan tersusun atas kristal sehingga disebut holocrystalline.
Tekstur seperti ini menunjukkan proses pembentukan magma yang lambat. Ion-ion
penyusun mineral pada batuan, dalam lingkungan bertekanan tinggi dan temperatur yang
luar biasa tinggi dapat bergerak sangat cepat dan menyusun dirinya sedemikian rupa
sehingga membentuk suatu bentuk yang teratur dan semakin berukuran besar. faktor
waktu sangat penting bagi ion-ion untuk membentuk orientasi yang tepat untuk
mengkristal. Dengan demikian, maka seharusnya tekstur holokrsitalin terbentuk di bawah
permukaan bumi dimana terdapat tekanan yang sangat tinggi yang dapat
mempertahankan suhu yang tinggi. Komposisi dan persentase mineral pembentuknya
adalah : Olivine 56.7 %, Plagioklas 18.3 %, Piroksin 25 %. Kemungkinan mineral
tersebut adalah mineral yang berasosiasi dengan Teralit, Olivin-Gabbronorite. Proses
pemerbentukannya didalam kerak bumi sehingga mineralnya dapat mengkristal dengan
baik, pembekuannyapun sangat lambat, hasilnya mineral penyusun batuan ini
berukuran kasar, dapat dilihat dengan mata telanjang. Karena magma yang
membentuknya bersifat basa, jadi warnanya abu-abu gelap.

Referensi :

- Djauhari Noor. 2009. Pengantar Geologi. Universitas Pakuan. Bogor


- http://academia.edu
- http://id.m.wikipedia.com
- http://docstoc.com
- http://file.upi.edu
- Geologi Dasar.2010. F. Teknik Geologi.Universitas Padjadjaran
- Simon and schusters. rocks and mineral

You might also like